Anda di halaman 1dari 14

Pemanfaatan Bahan Tahan Api

Oleh :
Kelompok 6

Muhammad Nur Ikhsan (10070117084)


Rahma Azizah Kotta (10070117076)
Willian Wijaya (10070117093)
Muhammad Ilham Naufal (10070117098)

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018 M / 1439 H
PEMANFAATAN BAHAN TAHAN API

A. PENDAHULUAN
Bahan tahan api atau umumnya dikenal sebagai bahan tahan panas
merupakan suatu bahan yang dapat mempertahankan bentuk dari setiap sifatnya
dengan kata lain tidak mengalami proses degradasi atau bahkan penurunan kualitas
dikarenakan adanya suhu yang tinggi. Bahan tahan panas merupakan material
paduan yang dikembangkan untuk aplikasi pada suhu yang sangat tinggi dengan
penekanan yang tinggi terhadap sifat-sifat seperti tensile, thermal, vibratory atau
shock dan ketahanan terhadap oksidasi.
Selain itu, material tahan panas dapat di definiskan sebagai material yang
mampu menahan beban pada suhu operasi mendekati titik lelehnya, mampu
menahan degradasi mekanik selama waktu tertentu, serta tidak mudah bereaksi
dengan lingkungan pada suhu operasi yang tinggi. Zirkon merupakan mineral ikutan
pada batuan beku, terutama pada batuan beku dalam (plutonik) yang kaya akan
sodium seperti granit dan syenit.
Tingkat ketersedian sumber daya pada pasir zirkon di Indonesia cukup
memadai untuk dilakukan penambangan, yaitu di Kalimantan Barat sebanyak
167.141.100 ton, Kalimantan Tengah sekitar 2.615.509 ton dan Bangka Belitung
sebesar 445.848 ton. Pasir zirkon yang pada awalnya dianggap limbah dari proses
pengolahan emas dan bijih timah, namun seiring perkembangan teknologi, ternyata
mineral tersebut saat ini banyak digunakan oleh berbagai industri hilir, antara lain
industri keramik, frit, bata tahan api dan pengecoran logam.
Komoditas ini penting dan menjadi perhatian para pelaku usaha dan pemerhati
zirkon terutama sebagai komoditas mineral bukan logam yang dilarang untuk diekspor
dalam bentuk bahan mentah. Saat ini belum tersedia data mengenai proyeksi
produksi, konsumsi, ekspor, impor dan harga pada tahun 2014 – 2022. Untuk
mengetahui prospek pemanfaatan zirkon sampai tahun 2022 dilakukan dengan
menggunakan model regresi dan laju pertumbuhan per tahun.
Selama beberapa tahun ke depan teknologi untuk pengolahan zirkon di
Indonesia diharapkan mengalami perkembangan yang baik sehingga menemukan
cara untuk memanfaatkannya. Data yang digunakan untuk menghitung dan
menganalisis pemanfaatan zirkon Indonesia diperoleh dari berbagai sumber dan hasil
wawancara. Berdasarkan hasil analisis dari ke empat jenis industri pengguna akhir
pasir zirkon, ternyata kebutuhan zirkonium silikat dalam negeri akan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari kebutuhan zirkonium silikat dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2022 yang jumlahnya diperkirakan mencapai
1.235.171 ton. Jumlah ini berdasarkan asumsi laju pertumbuhan per tahun industri
keramik 12,50%, industri frit 15,50%, pasir cetak untuk pengecoran logam 8,57% dan
bata tahan api 4,19%.

B. GEOLOGI
i. Asal Mula
Nama kimia : ZrSiO₄, Zirconium Silicate
Kelas : Silikat
Sub Kelas : Nesosilicates
Penggunaan : spesimen mineral dan batu-permata
Nama zirkon berasal dari bahasa Persia "zargun" yang artinya warna
keemasan. Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah
zirkon/zirkonium silika (ZrO₂.SiO₂) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO₂). Kedua
mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan hafnium. Zirkon adalah batu alami
yang memiliki kecermelangan (brilliance) cukup tinggi dan kilauan (luster) seperti batu
berlian. Cubic zirconia adalah batu buatan manusia dengan unsur kimiawi berbeda.
Bila keduanya diasah dengan baik dan tanpa warna akan mirip dengan batu berlian.
Zircon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada batuan yang
mengandung Na-feldpar, seperti batuan beku asam (granit dan syenit) dan batuan
metamorf (gneiss dan skiss). Secara ekonomis, zircon ditemukan dalam bentuk
butiran (ukuran pasir), baik yang terdapat pada sedimen sungai maupun sedimen
pantai. Pada umumnya zircon terkosentrasi bersama-sama mineral titanium (rutil dan
ilmenit), monazite dan mineral berat lainnya. Di Indonesia zircon merupakan sedimen
sungai yang terdapat di daratan dan lepas pantai. Mineral ini dijumpai bersama-sama
dengan mineral kasiterit, dan electrum (Au, Ag) sebagai mineral utama, ilmenit,
magnesit, monazite, xenotim, pyrite, mineral sulfida lainnya dan kuarsa. keseluruhan
mineral ini pada umumnya berasal dari batu granit yang telah mengalami pelapukan
dan transportasi.
ii. Mineralogi Zirkon
Nama zirkon telah merebak baru-baru ini dalam kaitan dengan pengenalan
suatu yang mirip dengan intan. Sehingga sebagai catatan, zirkon (zirconium silikat,
ZrSiO₄) tidaklah yang sama material Cubic Zirconia material permata tulen yang tiruan
(zirconium oksida, ZrO₂). Zirkon telah digunakan sebagai sebagai alat untuk
pertimbangan tidak bersalah dan yang jahat seperti intan. Zirkon menyerupai intan di
api dan kilau dari zirkon yang tidak berwarna dapat menipu tukang emas
berpengalaman dan telah mengira itu intan. Zirkon dapat membuat suatu batu-
permata sangat menarik dan yang bisa usahakan.
Sebagai spesimen mineral, zirkon adalah mineral yang sangat luar biasa di
kebanyakan toko batu karang sebab spesimen yang menarik dan jarang. Kristal khas
yang sederhana zirkon adalah suatu prisma bersudut empat mengakhiri dengan
empat piramida yang bersisi pada akhir masing-masing. Prisma mungkin kekurangan
dan kristal dapat lihat octahedral. Kristal yang lebih rumit mempunyai wajah dari suatu
lebih sedikit dengan susah payah menundukkan prisma yang meruncingkan
penghentian. Juga suatu prisma yang sekunder boleh memancung prisma yang
utama dengan memotong/terputus tepi nya dan memproduksi suatu panampang-
lintang yang bersegi delapan melalui/sampai kristal. Ada bahkan suatu delapan
piramida yang bersisi (benar-benar suatu ditetragonal dipyramid) itu boleh
memodifikasi empat piramida yang bersisi. Kristal zirkon dapat meninggalkan suatu
kristal yang sangat sederhana melainkan secara kompleks format yang faceted.
Tabel 1
Pendeskripsian Mineral Pembawa
Pendeskripsian Zircon Baddeleyit
Kristal Ditetragonal Monoklin
Dipiramidal Prismatik
Warna Putih bening hingga Gelap
kuning,kehijauan,coklat
kemerahan,dan kuning
kecoklatan
Kilap Lilin Logam
Belahan Tidak sempurna Beraturan
Kekerasan 7-5 6,5
Berat jenis 4,6-4,7 5,8
Indeks refraksi 1,92-1,96 2,19
Hilang pijar 0,1% -
Titik lebur 2500 c 2500c
Sumber: Mineralogy 2nd Edition

iii. Potensi Cadangan


Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang mengandung
Na-feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis cebakannya dapat
berupa endapan primer atau endapan sekunder.
Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan
Riau, dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit, yang
dikenal dengan nama tin belt. Penghasil zirkon terbesar adalah Thailand, Srilanka dan
Kamboja. Namun zirkon juga ditemukan di Myanmar, Vietnam, Tanzania, Perancis
dan Australia. Bangkok merupakan pusat pengasahan dan pemasaran zirkon terbesar
di dunia.

Sumber: WWD, 2013


Gambar 1
Peta Penyebaran Zirkon di Indonesia
C. EKSPLORASI, PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN ZIRCON
Berdasarkan tipe endapan zircon yang merupakan endapan aluvial, maka
penambangannya dilakukan dengan menggunakan kapal keruk, bulldozer, dragline,
dan lain-lain peralatan yang biasanya digunakan untuk menambang bijih aluvial.

Konsentrat
Tambang
(30-45% Sn)

Pemisahan Gravitasi
(Siklon, klasifier, shaking, table,
dan Jiy)

Konsentrat Middling Tailing

Kasiterit Kasiterit, Ilmenit, Kuarsa, Ilmenit,


Monasit/Xenotim Zircon, Pyrit/Markesit,
Kuarsa Tourmalin

Pengeringan
(rotary dryer)

Pemisahan Listrik
(high tension separator)

Konduktor Non – Konduktor

Kasiterit, Ilmenit Monasit / Xenotim,


Zircon, Kuarsa

Pemisahan Magnit
(rapid magnetik separator)

Magnetik Non-Magnetik

Monasit / Xenotim Zircon, kuarsa

Pemisahan Gravitasi
( air table)

Konsentrat Tailing

Zircon Kuarsa

Gambar 2
Diagram Alir Pengolahan Zirkon
Sedangkan dalam proses pengolahannya, zirkon termasuk sangat kompleks
karena selain memisahkannya dari mineral pengganggu tetapi juga dipisahkan dari
mineral berat lainnya. Terdapat beberapa tahapan pengolahan zircon diantaranya:
1. Fusi kaustik (Caustic fusion)
Fusi kaustik zirkon dilakukan dengan mereaksikan zirkon dengan sodium hidroksida
berlebih pada suhu 650°C. Reaksi yang terjadi:
ZrSiO4 + 4NaOH  Na2ZrO3 + Na2SiO3 + 2H2O
Atau sodium karbonat pada suhu 1000°C. Reaksi yang terjadi:
ZrSiO4 + Na2CO3  Na2ZrSiO5 + CO2
2. Klorinasi
Proses ini adalah proses yang digunakan oleh produsen logam zirkonium di
Amerika dan Perancis. Pasir zirkon yang sudah digerus dimasukkan ke dalam sistem
fluidisasi karboklorinasi. Klorin berfungsi sebagai gas fluidisasi. Reaksi yang terjadi
bersifat endotermik.
ZrSiO4 + 4C + 4Cl2  ZrCl4 + SiCl4 + 4CO
3. Penguraian termal
Penguraian termal zirkon dilakukan dengan menggunakan busur api plasma.
Proses ini menghasilkan droplet zirkonium oksida dalam cairan silika. Pendinginan
cepat dilakukan untuk mencegah penggabungan kembali kedua oksida tersebut
sehingga dihasilkan campuran kristal zirkonium oksida dan silikon oksida.
ZrSiO4  liquid  ZrO2 + SiO2
4. Fusi florosilikat (Fluorosilicate fusion)
Pada proses ini dihasilkan kalium heksaflorozirkonat, sesuai dengan reaksi
berikut ini:
ZrSiO4 + K2SiF6  K2ZrF6 + 2SiO2
Produk fusi yang dihasilkan digerus kemudian garam floridanya dilarutkan
dengan air panas yang sudah diasamkan. Larutan panas hasil pelarutan kemudian
disaring untuk memindahkan silika lalu didinginkan sehingga dihasilkan kristal kalium
heksaflorozirkonat.
5. Fusi batu kapur (Lime fusion)
Fusi zirkon ini menggunakan batu kapur atau dolomite dan akan menghasilkan
kalsium zirkonat dan kalsium atau magnesium silikat sesuai dengan reaksi sebagai
berikut:
2ZrSiO4 + 5CaCO3  2CaZrO3 + (CaO)3(SiO2)2 + CO2
Saat pendinginan, produk fusi dipisahkan menjadi serbuk kalsium silikat yang
sangat halus dan kristal kalsium zirkonat yang kasar, yang bisa diambil secara
mekanik. Kalsium zirkonat yang larut dalam asam bisa diubah menjadi garam
zirkonium atau zirkonium oksida.
6. Karbidisasi
Proses ini dilakukan dengan cara mencampurkan pasir zirkon dengan kokas
yang kemudian diumpankan kedalam tungku listrik. Reaksi yang terjadi di dalam
tungku listrik adalah sebagai berikut:
ZrSiO4 + 3C  Zr(C, N, O) + SiO + 3CO
7. Fusi suhu tinggi (High temperature fusion)
Pada proses ini dihasilkan fused zirkonia atau fused alumina-zirkonia-silika
(AZS) yang dilakukan dengan melebur langsung zirkon dengan menggunakan tanur
busur listrik (Electric arc furnace).
Masalah yang muncul dalam penguraian mineral zirkon secara langsung
adalah dibutuhkan temperatur yang sangat tinggi untuk menguraikannya menjadi
zirkonia. Penelitian ini dibuat untuk mengembangkan proses Alkali fusion sebagai
alternatif proses pemurnian zirkon dengan tujuan meningkatkan keefisienan proses
pemurnian mineral zirkon yang akan mengurangi biaya produksi yang dibutuhkan dan
juga harga kristal zirkonia murni.
Proses alkali fusi diawali dengan pencampuran zirkon dengan NaOH pada
temperatur 700 derajat C selama 2 jam, dilanjutkan dengan proses pemisahan seperti
leaching dan sentrifugasi, pembuatan presipitat melalui penambahan basa, kemudian
dilanjutkan dengan tahap kalsinasi selama 2 jam pada temperatur 900 derajat C.
D. SPESIFIKASI DAN PENGGUNAAN
Kualitas zircon yang terdapat di pasaran dibagi dalam tiga kelompok
berdasarkan penggunaannya, yaitu premiun grade (ceramic grade), standar grade
(foundry grade), dan intermediate grade.

Tabel 2
Kualitas Zircon dan Penggunaannya (Zircon Qualities and Applications)
Parameter Kualitas Premium Intermediate Standar
ZrO2 + (HfO2), % min. 66,00 65,50 65,00
TiO2, % mak. 0,10 0,30 0,25
Fe2O3, % mak. 0,05 0,07 0,15
Penggunaan Refraktori gelas Refraktori baja Refraktori
Zirconium silikat Keramik basa
Keramik bermutu Foundri Foundri
tinggi
Sumber : 9 th Industrial Minerals International Congress.

Ukuran butir zircon yang pada umumnya digunakan terdiri atas milled zircon
(+200 mesh atau + 300 mesh) dan micronized zircon (1.5 mikron atau 10 mikron),
tetapi dalam pemasaran ukuran ini tidak begitu penting.
Berbeda dengan zircon, baddeleyit yang dipasarkan mempunyai kandungan
ZrO2 lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh unsur utama mineral ini sudah dalam bentuk
ZrO2. Oleh karena itu, penggunaan baddeleyit eebenarnya lebih baik dibandingkan
zircon. Akan tetapi jumlah baddeleyit yang ada di pasaran sangat terbatas, hal ini
disebabkan oleh cadangan baddeleyit sangat jarang dijumpal di alam. Produsen
baddeleyit terbesar adalah perusahaan PMC (Palabora Mining Co ) dan Foskor
(Phosphate Development Corp.) di Afrika Selatan.
Penggunaan zircon sangat bervariasi, baik sebagai mineral industri (non-
logam) maupun mineral logam. Pasaran zircon dunia sebagian besar digunakan
sebagai mineral industrl, yaitu untuk pasir cetak (foundri), bata tahan api (refraktorl),
kerarnik dan gelas, kimla zirconium, dan lain-lain .
 Keramik dan gelas
Pada industri keramik dan gelas, zircon yang digunakan berbentuk zirconia,
PSZ (partially stabilized zirconia), dan tepung zircon (micronized zircon).
Tepung zircon
Tepung zircon pada keramik terutama berfungsi sebagai glasir opak (opacifier
glazes), hal ini disebabkan zircon mempunyai indeks refraksi cukup tinggi. Zircon di
sini menggantikan peranan Sn-oksida untuk menghasilkan keramik putih dan keramik
berwarna yang bermutu tinggi, khususnya keramik untuk keperluan rumah tangga
(table ware) dan kerarnik ubin (tile ceramic).
Sebagai frit-enamel, tepung zircon digunakan untuk melapisi logam (baja dan
besi tuang). Walaupun jumlah pemakaian zircon sangat kecil dibandingkan TiO2,
tetapi penggunaan zircon lebih balk, terutama dalam proses pelapisan secara kering
untuk menghasilkan produk-produk peralatan dapur dan kamar mandi.
Zirconia
Dalam industri gelas, zirconia (fused zircon) digunakan untuuk menghasilkan
gelas-gelas yang berkomposi'si khusus, seperti gelas optlk, gelas fiber, gelas TV
berwarna, dan lain-lain
PSZ (partially stabilized zirconia)
Kegunaan PSZ adalah untuk pembuatan elektroda yang berfungsi untuk
mengontrol ratio antara bahan bakar dan oksida dalam mesin. Keadaan ini tidak saja
menyangkut masalah lingkungan, tetapi juga masalah effisiensi mesin mobil dan
penghematan pemakaian bahan bakar.
 Refraktori
Zircon dapat dibuat menjadi bata tahan api yang digunakan untuk melapisi
tungku peleburan baja dan gelas. Zircon yang digunakan ada dua jenis, yaitu AZS
refraktori dan zirconia- mullit. Pemakaian kedua bahan ini sebagai refraktori karena
secara kimia mempunyai sifat netral serta ketahanan terhadap panas mendadak yang
sangat baik. Zirconia-mullit digunakan dalam bentuk batangan dan nodul yang
disusun secara beraturan. Pemakaian zircon secara langsung untuk refraktori pada
umumnya digunakan sebagai ladle brick. Refraktori ini dapat digunakan pada
temperatur hingga 3600 F.
 Pasir Cetak
Zircon sangat sesuai digunakan sebagai pasir cetak karena sifat-sifatnya:
pengantar panas yang sangat tinggi, sehingga proses pendinginan berlangsung
empat kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan pasir kuarsa, tidak reaktif
terhadap logam lain, butiran zircon berbentuk bulat dengan permukaan bersih serta
sesuai dengan semua jenis binder, membutuhkan binder lebih sedikit dibandingkan
dengan pasir cetak lainnya, ukuran tetap stabil walaupun terjadi peningkatan panas,
pH zircon netral atau sedikit asam. Sebagai pasir cetak, zircon umumnya digunakan
untuk menghasilkan produk cetakan yang mempunyai permukaan halus. Selain
zircon, fused zirconia juga digunakan sebagai pasir cetak, khususnya pencetakan
gelas secara kontinu.
 Abrasif
Produk zircon yang umumnya digunakan sebagai abrasif adalah alumina-
zirconia. Abrasif jenis ini ada dua kelompok, tergantung prosentase zirconia yang
digunakan, yaitu AZ- abrasif (25% zirconia) dan NZ-abrasif (40% zirconia).
AZ-abrasif terutama digunakan dalam hubungannya dengan pengerjaan
bahan-bahan yang berasal dari logam, seperti steel billet, automotif, dan lain-lain. Di
pasaran NZ- abrasif ada dua jenis, yaitu E347 (bonded abrasive) dan E347 (coated
abrasive). NZ-abrasif terutama digunakan sebagai bit pada mesin pemotong untuk
batu hias (marmer dan granit) dan sebagai bola penggerus (grinding wheel). Sebagai
abrasif, pasir zircon dapat juga digunakan secara langsung, yaltu sebagai sandblast
menggantikan fungsi pasir kuarsa / silika.
 Zirconia
Zirconia merupakan produk zircon yang sangat penting karena
penggunaannya yang sangat luas, baik sebagai bahan pengganti zircon itu sendiri
maupun bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk berteknologi
tinggi.
Zirconia (termasuk fused zirconia), selain digunakan pada industri yang telah
diuraikan diatas, juga digunakan sebagai bahan : keramik titanat, pelapis penahan
panas pada baling-baling pesawat terbang, seperti yang telah diproduksi oleh
perusahaan Pratt Whitney, General Electric, dan RoJIs Royce
E. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
 Refraktori
Konsumsi zircon untuk refraktori pada tahun-tahun terakhir mengalami
penurunan, terutama pada industri Iogam dasar. Penurunan ini disebabkan oleh
pengurangan pemakaian zircon untuk ladle refractory, terutama yang telah dilakukan
oleh negara-negara industri. Penurunan ini lebih terasa lagi karena selama ini, industri
logam dasar di Jepang menggunakan zircon dalam jumlah sangat besar.
Faktor yang menyebabkan penurunan konsumsi zircon, terutama oleh industri
logam dasar di Jepang, yaitu pemasokan zircon (dari Australia) tidak dapat mencukupi
kebutuhan sehingga menyebabkan harga zircon meningkat.
Selain itu, sekarang ini telah dikembangkan bahan substitusi zircon, yaitu
alumina magnesia spinel (A12O3 70% dan MgO 28%) yang mempunyai karakteristik
lebih baik dari zircon, walaupun harganya jauh lebih mahal.
Sebaliknya, konsumsi zircon untuk refaktori peleburan gelas cenderung
meningkat. Tingkat pertumbuhan konsumsi dunia pada industri ini rata-rata 3% per
tahun sedangkan pada industri logam dasar rata-rata -0,7% per tahun.
 Foundri
Konsumsi zircon untuk foundri cenderung meningkat. Hal ini disebabkan sifat
fisika zircon yang lebih baik dibandingkan bahan yang mempunyai fungsi sama seperti
chromit, silika, dan olivin.
Penggunaan zircon tidak dapat dihindari, terutama pada pencetakan logam
dasar untuk menghasilkan komponen-komponen berpresisi tinggi, seperti blok-blok
mesin aluminium.
 Keramik
Perkembangan konsumsi zircon untuk glasir pada keramik wall tile sangat kuat
dipengaruhi oleh bidang kontruksi bangunan, baik bangunan komersial maupun
perorangan.
Warna-warna produk keramik yang menarik dan tahan lama, juga merupakan
faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi zircon pada industri ini. Tingkat
pertumbuhan konsumsi zircon dunia pada industri keramik rata-rata 5% per tahun.
 Lain-lain
Selain ke tiga kegunaan zircon di atas, beberapa kegunaan baru zircon lainnya
yang diperkirakan mendorong perkembangan konsumsi di masa mendatang, seperti
zirconia, PSZ, kimia zirconium, logam zirconium, abrasif dan lain-lain.
Secara bersama-sama, penggunaan zircon untuk tujuan diatas mempengaruhi
pertumbuhan konsumsi zircon raba-raba 6,4% per tahun. Secara keseluruhan total
konsumsi zircon dunia mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan konsumsi
tersebut rata-rata 3,1% per tahun. Pada tahun 2000, konsumsi zircon dunia
diperkirakan mencapai 1.398 ribu ton.
DAFTAR PUSTAKA

1. Benbow. J., Skee J Industry Minerals, Adding Value Provide the Key,
Industrial Minerals, Oktober 2003
2. Berry, L.G. and Mason, B., Mineralogy, W.H. Freeman and Company,
London, 1959 di Digit tahun 2009.
3. Hardjono, I. 2012. “Mineralogi”. Publikasiilmiah.ums.ac.id. Diunduh pada 29
Desember 2018 pukul 21:44 WIB.
4. Perkins, Dexter. 2002. “Mineralogy 2nd edition”. Prentice Hall, New Jersey,
483 p. Bloss, D.D., 2002
5. Sukandarrumidi. 2018. “Geologi Mineral Logam”. Gadjah Mada University
Press. Diunduh pada 29 Desember 2018 pukul 22:13 WIB.

Anda mungkin juga menyukai