Anda di halaman 1dari 7

BIJIH BESI

Bijih besi atau iron ores merupakan bijih yang amat kaya dengan besi
oksida. Bijih besi termasuk logam kedua paling banyak yang ada di bumi. Bijih
besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul. Di
dalam bijh besi banyak campuran FeO (wustite), Fe3O4 (magnetite) dan Fe2O3
(hematite) serta beberapa senyawa pengotor lainnya seperti Al 2O3, MgO, SiO2 dan
lain-lain senagai komponen minor (Cornell & Schwertmann, 2003).
Kalimantan selatan merupakan penambangan bijih besi terbesar di
Indonesia. Menurut data Dinas PMPTSP Kalimantan Selatan, Potensi tambang
bijih besi di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah Laut sebesar
185.667 ton, Tanah Bumbu sebesar 593.800.000 ton, Kotabaru sebesar
510.633.000 ton, Tapin sebesar 625.000 ton dan Balangan sebesar 5.062.900 ton.

Gambar 1. Bijih Besi


Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida dan beragam dalam hal warna,
dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat. 
A. Struktur Atomik
1. Wustite

Gambar 2. Struktur Atomik Wustite


Wüstite ( FeO ) adalah bentuk mineral besi (II) oksida yang ditemukan
bijih besi. Wüstite memiliki warna abu-abu dengan warna kehijauan. Wüstite
mengkristal dalam sistem kristal isometrik-hexoctahedral dalam butiran logam
buram hingga tembus cahaya. Wüstite memiliki berat jenis 5,88. Wüstite adalah
contoh khas dari senyawa non-stoikiometri.
2. Magnetite

Gambar 3. Struktur Atomik Magnetite


Di antara semua jenis oksida besi, magnetit (Fe3O4) memiliki struktur
kristal yang unik dengan adanya kation besi dengan dua keadaan valensi yaitu
Fe2+ dan Fe3+ di situs tetrahedral dan oktahedral dan memiliki struktur spinel
gugus terbalik (Rahmayanti, 2020).
3. Hematite

Ganbar 4. Struktur Atomik Hematit


Hematit adalah bentuk mineral besi(III) oksida (Fe2O3). Hematit
mengkristalisasi dalam sistem rombohedral, dan memiliki struktur kristal yang
sama dengan ilmenit dan korundum. Hematit merupakan mineral yang berwarna
hitam hingga abu-abu perak atau baja, coklat hingga merah kecoklatan atau
merah.

4. Maghemite

Ganbar 5. Struktur Atomik Maghemit


Maghemite (γ-Fe2O3)  anggota keluarga oksida besi.  Maghemit memiliki
struktur ferit spinel yang sama dengan magnetit dan juga bersifat ferromagnetik.

B. Karakteristik Bijih Besi

Karakteristik bijih besi merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh besi itu
sendiri. Karakteristik dari endapan besi ini berupa endapan logam yang berdiri
sendiri atau bercampur dengan mineral lain. Ciri-ciri tersebut sangatlah beragam,
tergantung darimana bijih besi tersebut diperoleh dan endapan yang
membentuknya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi endapan material di
dalam suatu bijih besi, yakni:

1. Bentuk (besar dan volume)


2. Kadar penyusun
3. Lokasi geografis
4. Pengolahan

Berdasarkan endapan besi, bijih besi terbagi menjadi dua yakni dari segi
ekonomis adalah berupa magnetit, hematit, limonite, dan siderite. Selain itu bisa
juga berupa mineral yakni, pyrite, pyrhotite, marcasite dan chamosite.
Berdasarkan kejadiannya biji besi dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis,
yakni endapan besi primer karna proses hidrotermal, endapan besi laterit akibat
pelapukan, dan endapan pasir karna proses sedimen.

Dari semua mineral yang terkandung dalam suatu biji besi, magnetit
adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi, tetapi jumlahnya sangat kecil.
sedangkan hematit adalah mineral bijih utama yang dibutuhkan dalam industri
besi. Karakteristik dari mineral biji besi yang memiliki nilai ekonomis adalah
(Kristanto & Rizqi, 2021):

Mineral Susunan Kandungan Fe Klasifikasi Komersil


Kimia (%)
Magnetit FeO, Fe2O3 72,4 Magnetik atau Bijih Besi
Hematit Fe2O3 70,0 Bijih Merah
Limonit Fe2O3, nH2O 59-63 Bijih Coklat
Siderit FeCO3 48,2 Spathic, Black Band, Clay
ironstone

Di indonesia biji besi tersebar di berbagai wilayah, dengan pemegang


produksi terbesar berasal dari perusahaan Kontrak Karya (KK). Bijih besi banyak
ditemukan di pulau: sumatera, jawa, kalimantan dan sebagainya. Di kalimantan
sendiri dikelola oleh PT. Feron Tambang Kalimantan. Berdasarkan sebaran dari
sumber daya biji besi yang ada di kalimantan selatan dapat dilihat pada tabel
berikut (Usman, 2015):

Lokasi Bijih (ton) Logam Kadar Fe Keterangan


(%)
Balangan 21.261.400,00 3.14.386.56 54 – 62,66 -
Tabalong 150,00 - - -
Tanah 124.680,00 - 47,75 -
Bumbu
Tanah 4.694.205,00 2.828.226,84 40-70 Besi oksida; Cr &
Laut Ni, diambil dari
(Pelaihari beberapa tempat.

Karakteristik biji besi di daerah pemalongan, bajuin tanah laut terbentuk


dari endapan bijih besi primer yangg berukuran krikil seperti di sungai hingga
dalam bentuk bongkahan besar. Pembentukannya merupakan hasil kontak
metasomatik, dimana batu gamping diterobos oleh diorite. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh (Rusita et al., 2016), dalam penelitiannya untuk mengetahui
apakah bijih besi yang tersebar mengandung magnet atau tidak. Maka dengan cara
geomagnetik diperoleh sebaran besi yang mengandung magnet atau tidak. Ciri
dari bijih besi yang diperoleh adalah:

 Biji besi tersebar di kedalaman 49 m – 72 m dan semakin meluas ke arah


barat
 Biji besi berasosiasi dengan batuan andesit, batuan diorite dan batuan basalt
yang mengandung mineral magnetik yang merupakan jenis feromagnetik.

Kemudian karakteristik bijih besi di desa anjung kabupaten balangan.


Dalam mengetahui kandungan bijih besi didaerah tersebut, digunakan cara salah
satunya dengan geolistrik 3D konfigurasi dipole dipole yakni untuk mengetahui
adanya sifat kelistrikan didalam suatu bijih besi.

Gambar 6. Batuan yang diduga bijih besi


Kedalaman bongkahan batuannya sekitar kurang lebih sampai 2,05 m. Harga
resistivitas batuannya yakni 1594-2442 ohm meter. Selain itu terdapat kandengan
Fe pada bijih besi rata-rata sebesar 50, 01%, sedangkan dengan alat XRF rata-rata
sebesar 94,82% (Dewi & Wianto, 2013).

Karakteristik biji besi yang ada di kecamatan mantewe dan simpang empat
di kabupaten Tanah Bumbu adalah hasil pelapukan batuan yang tersusun dari
mineral hematit dan geolit. Tanahnya berwarna kecoklatan sampai kehitaman
dengan ketebalan yang bervariasi dan terkadang mengandung bijih besi.

Gambar 7. Bukaan tambang nijih besi laterit berkadar rendah

Bijih besi laterit yang kadar Fe rendah berwarna merah kecoklatan dengan
lateritisasi sedang dan bijih besi yang kadar Fe tinggi berwarna hitam dan kompak
dengan ketebalan 5-7 meter. Mineral yang terkandung didalamnya yakni Ni, Co,
dan Cr dengan kadar masing-masing 0,1160% - 1,1100%, 0,0061% - 0,9000%
dan 0,5823% - 3,7200% (Agung, 2014).

Katakteristik bijih besi di daerah tabalong adalah batuan yang didalamnya


terkandung bijih besi memiliki sifat kemagnetan lemah-kuat (Ferial &
Natalisanto, 2019). Kemudian bijih besi banyak ditemukan di lereng, lembah serta
perbukitan, dengan ukuran dari kerikil sampai yang berbentuk bongkahan. Nilai
resistivitas setiap jenis lapisan bijih besi memiliki perbedaan resistivitas. Hal
tersebut berhubungan dengan sifat listrik yang mengalir didalam batuan. Jika arus
listrik mudah mengalir, maka batuan tersebut bersifat konduktif. Dengan
demikian perbedaan nilai resistivitas tersebut dikarenakan ada faktor geologi yang
mempengaruhi, sehingga ada beda diantara jenis lapisan pada formasi batuan.

Anda mungkin juga menyukai