Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Petrologi 2020

Batuan Sedimen Non Klastik

ANALISIS KETERDAPATAN MAGNETIK BATUAN BESI DARI BUKIT


BARAMPUANG, NAGARI LOLO, KECAMATAN PANTAI CERMIN,
KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT
Nina Nur Adhaini, M. Visar Raflyb, Amar Jihad Fadilah Mc

a,b,c
Universitas Diponegoro
a
adhainina6301@gmail.com, brafly.visar@gmail.com, camarjihadf@gmail.com

ABSTRAK
Logam besi adalah salah satu penyusun lapisan kerak bumi yang mana keterdapatannya 5% dan merupakn
logam yang paling digunakan dala kehidupan manusia . Keberadaan logam besi ini di alam selalu berasosiasi dengan
mineral yang lain. Dan jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Kadang besi terdapat sebagai kandungan logam
tanah (residual). Endapan besi yang memiliki niali ekonomis adalah magnetite, limonite dan sidertite. Dan kadang kala
dapat berupa pirit, phyrhotite, marcasite dan chamosite. Daerah penelitian magnetic batuan besi ini berada di daerah
bukit Barampuang, Nagari Lolo, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, Sumatera Barat dengan pengambilan
sampel batuan besi sepanjang daerah singkapan yang terdapat pada areal pertambangan Bukit Barampuang Nagari Lolo
pda posisi 1,21522° S, 100,85477° E. Penyusun di daerah penelitian ini terdiri atas formasi berumur pra – tersier sampai
kuarter. Daerah penelitian tersusun atas 4 formasi batuan yaitu formasi barisan (Pb dan Pbl), batuan granitan (Kgr),
batuan gunungapi oligo-mio (Tomp) dan alluvium (Qal). Penelitian ini menggunkan data sekunder untuk memperoleh
informasi, data sekunder yang digunakan meliputi studi pustaka dari berbagai sumber seperti paper yang telah ada
sebelumnya, jurnal dan internet yang menjadi sumber utama dalam penelitian. Penelitian dalam mengetahui kandungan
mineral dilakukan dengan mengetahui sifat kemagnetannya, pengukuran suseptabilitas yang dukur dengan lat
Bartington MS2 dengan sensor MS2 B. Dan pengukuran kandungan mineral dengan menggunkan x- ray diffractometer
(XRD). Bahwa kandungan bijih besi pada ketinggian 1 meter persentasenya lebih tinggi dibandingkan pada bijih besi di
ketinggian 3 meter. Mineral besi yang terdapat di Bukit Barampuang, Nagari Lolo, Solok termasuk dalam kelompok
bahan feromagnetik.Kandungan mineral yang didapatkan dengan pengukuran menggunakn XRD antara lain mineral
Fe3O4, FeO(OH) danSiO2 pada sampel A dengan ukuran Kristal 278,007 nm (Gambar 4). Sementara pada sampel B
terdapat mineral Fe3O4, FeO(OH), (Ca, Na) (Si, Al) 4O8 dan SiO2 dengan ukuran Kristal sebesar 166,771 nm.
Keyword : Batuan Besi, Mineral Besi, Ferromagnetik

I. PENDAHULUAN laut dangkal. Semua besi yang terdapat di alam


sebenarnya merupakan alloy besi dan nikel yang
Logam besi atau Ferrum (Fe) merupakan
bersenyawa dalam rasio persentase tertentu dari 6%
salah satu jenis logam yang paling banyak
nikel hingga 75% nikel. Unsur ini berasosiasi
digunakan dalam kehidupan manusia. Besi
dengan olivine dan pirokesen. Mineral besi yang
merupakan logam kedua yang paling banyak
terdapat di alam umumnya ditemukan berasosiasi
keterdapatannya di bumi dengan persentase sekitar
dengan mineral logam yang lain dan
5% dalam menyusun kerak bumi. Sifat magmatis
keterdapatannya jarang ditemukan dalam keadaan
besi sangat kuat dan sifat dalamnya malleable atau
bebas di alam. Kadang besi terdapat sebagai
mudah ditempa. Besi oksida pada tanah dan batuan
kandungan logam tanah (residual), namun jarang
menunjukkan warna merah, jingga hingga
memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang
kekuningan. Bijih besi utama terdiri dari hematite
memiliki niali ekonomis umumnya berupa
( Fe2O3) dan magnetite (Fe3O4). Deposit hematite
magnetite, hematite, limonite, dan siderite. Dan
dalam lingkungan sedimentasi seringkali berupa
kadang kala dapat berupa mineral pirit, phyrhotite,
formasi banded iron (BIFs) yang merupakan variasi
marcasite dan chamosite.
lapisan chert, kuarsa, hematite, dan magnetite.
Batuan besi dari beberapa daerah di
Proses pembentukan dari presipitasi unsur besi dari
Sumatera Barat banyak mengandung mineral
Laporan Praktikum Petrologi 2020
Batuan Sedimen Non Klastik

magnetic. Misalnya material utama penyusun batuan Formasi ini yang tampak pada permukaan saat ini.
besi Sungai Kunyit kabupaten Solok adalah Tektonik
hematite. Batuan Batuan besi dari daerah Pasaman Sumatera dipengaruhi oleh interaksi konvergen
Bart memiliki mineral utama penyusunnya adalah antara dua lempeng yang berbeda jenis. Arah gerak
magnetite. Daerah Bukit Barampuang Nagari Lolo, kedua lempeng terhadap jalur subduksu membentuk
Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok sudut lancip sehingga pembentukan struktur geologi
memiliki cadangan batuan besi yang cukup besar. di Pulau Sumatera didominasi oleh sesar- sesar
Bijih besi yang terdapat di Sumatera Barat mendatar dekstral (right handed wrench fault).
terbentuk sebagai cebakan bijih besi seperti skam Hubungan struktur geologi satu terhadap lainnya
( cebakan bijih besi metasomatic kontak). Cebakan selain mengontrol sebaran batuan dipermukaan juga
bijih besi skam berbentuk massif dengan susunan menjadikan daerah ini cukup kompleks secara
terdiri atas mineral oksida besi seperti magnetite, tektonik. Terbentuknya sejumlah struktur sesar yang
hematite, siderite dan goethite berasosiasi dengan cukup rapat diikitu oleh aktivitas magmatic yang
mineral sulfide seperti pirit dan kalkopirit serta menghasilkan tubuh- tubuh intrusi batuan beku.
ditandai dengan mineral – mineral skam. Jenis Aktivitas magmatic inilah yang membawa cebakan
cebakan sering ditemukan dalam bentuk endapan mineral bijih. Seluruh batuan penyusun di daerah ini
alluvial yaitu berupa onggokan bongkahan batuan mengalami deformasi yang kuat. Produk tektonik
yang terutama mengandung mineral bijih magnetite didaerah ini berupa struktur lipatan, kekar dan sesar.
dan hematite. Kadar Fe yang dikandung besi dari Pembentukan kedua
jenis cebakan ini berkisar 50% - 70%. Cebakan bijih jenis struktur geologi tersebut tidak terlepas dari
besi tipe metasomatic kontak dianggap sangat baik pengaruh aktivitas tumbukan lempeng yang
untuk kebutuhan industry baja, karena tidak menyerong antara Lempeng Eurasia yang berada di
mengandung pengotor yang dapat mengganggu utara dengan Lempeng India- Australia. Akibat
proses metalurgi. tumbukan lempeng ini terbentuk jalur subduksi yang
sekarang posisinya berada di lepas pantau barat
II. GEOLOGI REGIONAL Sumatera, sedangkan di daratan Sumatera terbentuk
Daerah Penelitian berada di Kabupaten daerah tinggian yang menyebabkan batuan tua
Solok, Sumatera Barat. Penyusun di daerah tersingkap di permukaan. Pola struktur lipatan pada
penelitian ini terdiri atas formasi berumur pra – umumnya berarah barat laut – tenggara yang
tersier sampai kuarter. Daerah penelitian tersusun terbentuk sejak pra- tersier hingga kuarter. Jenis dan
atas 4 formasi batuan yaitu formasi barisan (Pb dan kedudukan struktur geologi ini akan mempengaruhi
Pbl), batuan granitan (Kgr), batuan gunungapi oligo- pola sebaran batuan atau formasi di permukaan.
mio (Tomp) dan alluvium (Qal). Batuan atau formasi berdasarakan penelitianyang
Formasi barisan (Pb dan Pbl) usdah ada menyebar dengan arah barat laut –
berumur perm yang tersusun atas batugamping, tenggara.
meta-sedimen dan batuan metamorf. Terdapat pula
urat kuarsa sulfide magmatic pembawa mineral III.METODOLOGI
berharga. Batuan granitan (Kgr) berumur Metodologi yang digunakan untuk
mesozoikum akhir (kapur) tersusun atas batuan memperoleh informasi yaitu dengan pengambilan
granit sampai granidiorit dengan bitnik mineral data sekunder meliputi proses pembentukan lokasi
mafik. Batuan ini diasumsikan sebagai intrusi penelitian. Pengambilan data sekunder tersebut
berbentuk stock yang menerobos formasi barisan dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dari
(batuan sebelumnya). Batuan berbagai sumber seperti paper, jurnal dan internet
gunungapi oligo-mio tersusun atas batuan gunungapi yang dijadikan sebagai sumber utama dalam
dan sedikit batuan sedimen diantaranya lava, breksi, penelitian ini.
breksi tuff, ignimbrite, tuff hablur, tuff sela,
kebanyakan bersusun andesitan – dasitan. Disebut
juga sebagai formasi Painan. Alluvium (Qal)
berumur quarter terdiri atas lanau pasir, kerikil.
Laporan Praktikum Petrologi 2020
Batuan Sedimen Non Klastik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ketinggian 1 meter.

Dari data sekunder diketahui daerah


pengambilan sampel dalam penelitian yaitu di Bukit
Barampuang. Sampel batuan besi diambil sepanjang
daerah singkpan yang terdapat pada areal
pertambangan Bukit Barampuang Nagari Lolo pada
posisi 1,21522° S, 100,85477°E(Gambar 1) .
Tabel 2 Persentase massa dan suseptibilitas magnetic bijih
besi dari Bukit Barampuang Nagari Lolo, Solok pada
ketinggian 3 meter.

Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel batuan besi di


Bukit Barampuang Pantai Cermin, Solok, Sumatera Barat
Didapatkan hasil untuk nilai suseptibilitas
Dalam mengetahui kandungan
magnetic bijih besi yang terdapat pada Bukit
mineral yang terdapat di dalam bijih besi maka
Barampuang, Nagari Lolo, Solok pada ketinggian 1
dilakukan pengukuran kandungan mineral bijih besi
meter memiliki nilai dari 3241,2 x 18-8 m3 kg-1
untuk mengetahui sifat kemagnetannya, pengukuran
sampai 14024,1 x 10-8 m3 kg-1 dengan nilai rata – rata
suseptibilitas yang dikur dengan alat Bartington
8884,3 x 10-8 m3 kg-1. Untuk ketinggian 3 meter
MS2 dengan sensor Ms2B. Dan pengukuran
suseptibilitas magnetic bijih besinya memiliki niali
kandungan mineral dengan menggunakan x- ray
dari 804,5 x 10-8 m3 kg-1 sampai 8923,7 x 10-8 m3 kg-1
diffractometer (XRD). Dan didapatkan hasil bahwa
dengan rata – rata 6198,6 x 10 -8 m3 kg-1. Dari data
jumlah bijih besi yang terkandung pada batuan besi
tersebut bisa dikatakan bahwa suseptibilitas
yang terdapat pada daerah Bukit Barampuang,
magnetic bijih besi sampel pada ketinggian 1 meter
Nagari Lolo, Solok yang dapat dilihat pada tabel 1
lebih tinggi dari pada ketinggian di 3 meter. Dan
dan 2 menunjukkan bahwa persentase massa bijih
nilai suseptibilitas magnetic bijih bbesi pada daerah
besi untuk ketinggian 1 m memiliki nilai yang
penelitian ini yang berada di Bukit Barampuang
hampir sama yaitu 93,86% sampai 98,91%. Rata –
lebih tinggi dibandingkan daerah lain yang berada di
rata persentase bijih besi untuk ketinggian satu meter
daerah Sumatera Barat. Berdasarkan nilai
adalah 97,17%. Tabel 2 bahwa ketinggian 3 meter
suseptibilitas magnetiknya, maka bijih besi yang
persentase massa bijih besi memiliki nilai yang
terkandung di dalam batuan besi dari daerah Bukit
hampir sama yaitu 90,74% sampai 97,97% dengan
Barampuang, Nagari Lolo, Solok, Kecamatan Pantai
nilai rata – rata 95,71%. Sehingga dari data dapat
Cermin, Kabupaten Solok, Sumatera Barat termasuk
diketahui bahwa kandungan bijih besi rata- rata pada
kelompok bahan feromagnetik.
ketinggian 1 meter sedikit lebih tinggi daripada
Kandungan mineral yang didapatkan dengan
ketinggian 3 m. Dan kandungan besi pada daerah
pengukuran menggunakan XRD memperlihatkan
penelitian ini lebih tinggi daripada daerah lain yang
terdapat mineral Fe3O4, FeO(OH) danSiO2 pada
berada di Sumatera Barat. Tabel 1
sampel A dengan ukuran Kristal 278,007 nm
Persentase massa dan suseptibilitas magnetic bijih besi
(Gambar 4). Sementara pada sampel B terdapat
dari Bukit Barampuang Nagari Lolo, Solok pada
mineral Fe3O4, FeO(OH), (Ca, Na) (Si, Al) 4O8 dan
SiO2 dengan ukuran Kristal sebesar 166,771 nm
(Gambar 5).
Laporan Praktikum Petrologi 2020
Batuan Sedimen Non Klastik

Ucapan Terimakasih
Pertama kami ucapkan terimakasih kepada Allah
SWT yang telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan paper ini. Paper ini merupakan
bagian dari hasil penelitian yang telah ada pada
sebelumnya yang berjudul karakteristik Magnetik
Batuan Besi dari Bukit Barampuang Nagari Lolo,
Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok,
Sumatera Barat. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada penulis paper tersebut. Dan
ucapan terimakasih juga kami berikan kepada
sumber – sumber lain yang membantu memperoleh
Gambar 4 Grafik pola difraksi XRD untuk sampel A informasi sehingga kami lancer dalam pembuatan
paper ini.

Daftar Pustaka
Afdal. dan Islami, Elio Nora. 2015. “Karakteristik
Magnetik Batuan Besi dari Bukit
Barampuang, Nagari Lolo, Kecamatan
Pantai Cermin, Kabupaten Solok, Sumatera
Barat”. Prosiding Semirata 2015 MIPA
KKS_PTN Barat.Halaman 01 – 08.
Jumarang, Muh Ishak dan Zulfian.
2014.”Identifikasi Sebaran Bijih Besi di
Daerah Grurun Datar Kabupaten Solok
Gambar 5 Grafik pola difraksi XRD untuk sampel Sumatera Barat Menggunakan Metode
Geomagnet” POSITRON, Vol .IV. Halaman
V. KESIMPULAN
27 – 34.
Dari paper yang telah kami buat, dapat disimpulkan
Prabowo, Heri. 2011. Bijih Besi.Padang Sumatera
bahwa :
Barat: Teknik Pertambangan Universitas
a. Penelitian dalam menentukan kandungan mineral
Negeri Padang.
besi yang terdapat di suatu daerah dapat
Ratnawulan.2015. “Karakteristik Bijih Besi Alam
menggunakan XRD.
sebagai Bahan Baku Magnetite Pada Tinta
b. Kandungan bijih besi di daerah Bukit
Kering”.
Barampuang, Nagari Lolo, Solok lebih tinggi
daripada daerah lain yang berada di Sumatera Barat.
c. Ketinggian pengambilan sampel pada Bukit
Barampuang akan mempengaruhi persentase
kandungan bijih besi. Bahwa di pada ketinggian 1
meter memiliki kandungan bijih serta nilai
suseptibilitas lebih tinggi daripada pada ketinggian 3
meter
d. Bijih besi pada lokasi penelitiuan mengandung
beberapa mineral antara lain magnetite (Fe 3O4),
Goethite (FeO(OH)) dan Quartz (SiO2).
e. Mineral besi yang terdapat di Bukit Barampuang,
Nagari Lolo, Solok termasuk dalam kelompok bahan
yang bersifat ferromagnetic.

Anda mungkin juga menyukai