TEMPERATUR 500°C
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
BANJARI BANJARMASIN
2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
Dosen pengampu Praktikum Energi Terbarukan dengan ini menyatakan bahwa :
Kelompok : 4 ( Empat )
Kelas : Reg Pagi Banjarbaru
Rudi Anwar Npm : 18620195
Arya Daffa Npm : 18620197
Bayu Cipta Supralanda Npm : 18620178
Akhmad Prasetio Npm : 18620182
Muhammad Hanief Rahman Npm : 18620179
Achmad Nur Widya Utama Npm : 18620177
Mengetahui,
Kaprodi. Teknik Mesin
2
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan nikmat
yang tiada terkira. Salah satu dari nikmat tersebut adalah keberhasilan penulis dalam
menyelesaikan laporan Praktikum ini yang berjudul “Analisa uji kekerasan pada material
baja ST37 setelah mengalami perlakuan panas annealing”.
Banyak pihak telah membantu dalam menyelesaikan laporan Praktikum ini, untuk
itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tulus dan dalam kepada:
1. Bapak DR. Ir. Muhammad Marsudi, M.sc. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Islam kalimantan muhammad Arsyad Al – Banjari.
2. Bapak Muhammad Firman, ST,.MT. selaku Kaprodi Teknik Mesin
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al – Banjari.
3. Bapak Mujiburrahman, ST,.MT selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Teknik Universitas Kalimantan Muhammad Arsyad Al – Banjari.
4. Bapak Muhammad Saukani,S.Si.,M.Si, selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Praktikum Pengujian Logam.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya laporan
praktikum pengujian mesin ini.
Laporan Praktikum ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis berharap kritik
dan masukan yang konstruktif untuk menjadi bahan pembelajaran berkesinambungan penulis di
masa depan. Semoga laporan Praktikum ini dapat bermanfaat bagi dunia konstruksi teknik Mesin.
3
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................3
1.3 Batasan Masalah........................................................................................3
1.4 Tujuan dan manfaat...................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Logam..............................................................................5
2.2 Unsur Logam......................................................................................6
2.2.1 Unsur-unsur logam.............................................................................6
2.2.2 Unsur non logam................................................................................6
2.2.3 Unsur Semi Logam.................................................................................7
2.3 Sifat-Sifat Logam...............................................................................7
2.4 Klasifikasi Jenis Logam.....................................................................9
2.4.1 Klasifikasi Logam..............................................................................9
2.4.2 Pengelompokan Logam Secara Umum.............................................11
2.4.3 Berdasarkan Bahan Dasarnya............................................................12
2.5 Jenis Logam dan Fungsinya.............................................................12
2.6 Sifat Kimia Logam............................................................................17
2.7 Macam-Macam Logam Ferro dan Non Ferro..................................19
2.8 Heat Treatment.................................................................................20
2.8.1 Hardening.........................................................................................21
2.8.2 Tempering........................................................................................22
2.8.3 Anealing...........................................................................................23
2.8.4 Normalizing.....................................................................................24
2.9 Media pendingin..............................................................................24
2.10 Pengujian Kekerasan........................................................................25
2.10.1 Uji Kekerasan Brinell.......................................................................26
2.10.2 Uji Kekerasan Vickers.....................................................................27
2.10.3 Uji Kekerasan Rockwell..................................................................28
4
BAB III……………………………………………………………………..29
3.2.1 Alat………………………………………………………………...30
3.2.2 Bahan………………………………………………………………34
3.3.4 Pengovenan……………………………………………………….38
3.3.5 Pendinginan………………………………………………………39
BAB IV…………………………………………………………………..40
4.2 Pembahasan………………………………………………………42
BAB V…………………………………………………………………...45
5.1 Saran……………………………………………………………..45
5.2 Penutup…………………………………………………………..45
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
PENDAHULUAN
industri yang menggunakan logam sebagai bahan utama operasional atau sebagai bahan
baku produksinya. Baja karbon banyak digunakan terutama untuk membuat alat-alat
Pada aplikasi pemakaiannya, semua struktur logam akan terkena pengaruh gaya luar
bentuk.
Dalam hal ini, penulis melatar belakangi sebuah pengujian pembebanan dinamik
alat uji impak, Alat uji impak adalah pengujian dengan pembebanan pukulan secara tiba
tiba. Dalam prosesnya telah terjadi penyerapan energi yang besar dari energi kinetik suatu
beban ke specimen uji. Hal ini perlu dilakukan guna mengetahui sejauh mana
ketangguhan material bila mendapatkan beban secara tiba tiba atau secara kejut.
ST37 yang terdapat dipasaran sebagai bahan uji dan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan panas material logam terhadap kekuatan impak. Hal yang dilakukan adalah
untuk mengetahui ketahanan benda uji terhadap beban dinamis. Uji Impak dilakukan
Usaha menjaga agar logam lebih tahan tekanan adalah dengan cara perlakuan panas pada
baja ( heat treatment). Proses ini meliputi pemanasan baja pada suhu tertentu,
dipertahankan pada waktu tertentu dan didinginkan pada media tertentu pula. Perlakuan
dinginkan dengan laju tertentu, selama pemanasan dan pendinginan tersebut akan terjadi
perubahan struktur mikro, dapat berupa perubahan fasa atau ukuran butir Kristal dan
perubahan struktur mikro ini akan merubah sifat dari logam tersebut.
1 Benda kerja di masukan kedapur pemanas, baru menaikkan suhu sampai titik
tahapan :
(850˚C) Dan dapat di lihat pada gambar 2.4. diagram Fe-C fasa.
2 Kemudian dicelup secara tiba tiba kedalam air selama beberapa detik
Untuk proses pendinginan dapat dilakukan beberapa proses, yaitu Celup cepat
(quenching) pendinginan cepat dari suhu austenite kedalam media pendingin ( air)
1 Pendinginan dalam tungku (furnace) dari suhu austenite sampai suhu kamar,
2
2 Pendinginan dengan suhu terbuka dari suhu austenite sampai mencapai suhu
3 Pendinginan tunda dari suhu austenite mula mula didinginkan cepat sampai
akan disimpulkan menjadi perumusan masalah. Kesimpulan masalah ini akan dipelajari
untuk dijadikan dasar analisa yang akan dibuat. Sehingga rumusan masalah ini nantinya
1 Besarnya energi Impak pada bahan baja ST37 original, tanpa mendapatkan
perlakuan apapun.
2 Besarnya energi Impak pada material logam dengan perlakuan panas pada suhu
3
Tempering temperature tinggi, ditentukan 500 ˚C
Mengetahui harga kekuatan Impak pada material dalam beberapa macam kondisi,
yaitu kondisi material awal maupun kondisi material setelah memperoleh perlakuan
teknologi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti yang Anda tahu, bahwa logam adalah salah satu jenis unsur kimia. Yang mana
memiliki berbagai sifat bawaan yang sangat menguntungkan penggunaannya. Mempunyai sifat
kuat, keras, memiliki titik cair yang tinggi dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan
sangat baik. Kemampuannya dalam menghantarkan panas dan listrik sangatlah baik dan
Tahukah Anda, bahwa kata logam merupakan sebuah kata yang berasal dari Yunani. Dengan
kata matallon, yang memiliki sebuah arti bahwa suatu unsur kimia yang siap bergabung dan
menjadi ion. Yang mana mempunyai suatu ikatan logam dan dianggap sebuah logam mirip
Suatu logam berasal dari bijih logam, yang hanya didapat dengan cara penambangan. Umumnya
hanya dilakukan dan dicari di dalam bumi, baik yang murni maupun campuran logam. Untuk
jenis logam yang murni ada emas, perak, platina dan dismut.
Perlu diketahui bahwa logam adalah suatu jenis unsur yang sangat banyak keberadaannya di
dunia ini. Dari sekian banyaknya jenis logam yang ada, sudah pasti memiliki keunggulan dan ciri
khasnya masing-masing. Saat ini telah didata bahwa sudah ada 65 jenis. Hanya saja masih sedikit
5
2.2 Unsur-Unsur Logam
Dalam penjelasannya, jenis logam adalah suatu unsur kimia yang keras dan dapat mencair
pada titik didih yang sangat tinggi. Serta dapat digunakan pada berbagai kerajinan dan peralatan
lainnya. Untuk unsur-unsur logam yang banyak dikenal antara lain logam, non logam dan semi
logam.
Seperti yang Anda ketahui bahwa jenis logam sangatlah banyak. Berikut pembagian logam
Pada unsur logam, material bahan ini bersifat sangat mengkilap dan mampu menjadi
penghantar listrik dan panas yang sangat baik. Untuk logam umumnya berbentuk padat pada
tekanan dan suhu yang normal, kecuali raksa. Dasarnya logam sangat mudah untuk ditempa
Untuk jenisnya antara lain aluminium (Al), besi (Fe), emas (Au), barium (Ba), kalsium (Ca),
kalium (K), kromium (Cr), nikel (N), natrium (Na), mangan (Mn) dan magnesium (Mg).
Dalam unsur non logam ini tidak memiliki sedikitpun sifat logam. Kebanyakan unsur non
logam ini memiliki ciri fisik dan bentuk yang berbeda satu sama lainnya. Umumnya unsur non
logam berbentuk gas seperti layaknya oksigen. Ada yang berwujud cair seperti bromin. Ataupun
ketika unsur non logam berwujud padat maka teksturnya getas dan keras.
6
Pada jenis non logam antara lain oksigen (O), iodin (I), silikon (Si), neon (Ne), nitrogen (N),
karbon (C), klorin (Ci), helium (He), hidrogen (H), fosforus (P), fluorin (F), belerang (S) dan
bromin (Br).
Tak hanya ada unsur logam dan non logam, ada satu unsur lainnya yakni semi logam.
Umumnya masih memiliki sedikit sifat logam yang dikenal metaloid. Pada unsur ini, biasanya
memiliki sifat semi konduktor yang mana tidak dapat menghantarkan listrik pada suhu yang
rendah. Namun, akan menjadi sangat baik apabila berada pada suhu yang lebih tinggi.
Dalam jenisnya sendiri antara lain tellurium (Te), polonium (Po), antimon (Sb), germanium (Ge),
Pada sifat logam umumnya terbagi menjadi dua yakni logam dan non logam. Sifat logam
tentunya memiliki berbagai keistimewaan yang telah mendasar kecuali raksa. Untuk intinya, sifat
logam bergantung pada ionisasi. Sesuai dengan konfigurasi elektron, sifat logam cenderung
melepas elektron. Berbeda dengan sifat non logam lebih cenderung menangkap logam.
Berikut sifat-sifat yang mendasar pada berbagai jenis logam, antara lain :
7
1. Memiliki Tingkat Kekuatan dan Kekerasan Berbeda
Pada tiap jenis logam umumnya memiliki tingkat kekerasan yang berbeda. Umumnya,
kekerasannya dapat ditingkatkan dengan mencampur logam lainnya. Perlu diketahui bahwa,
logam terkenal sangat kuat. Hanya saja berbeda dengan air raksa.
Sangat mudah untuk dibentuk dengan cara ditempa dan direnggangkan. Adanya sebuah
elektron valensi membuat logam menjadi mudah bergerak dalam kristal. Sesuai dengan sifatnya,
logam mampu ditempa menjadi lempeng tipis dan bila ditarik dapat juga untuk dibengkokkan.
Mampu menjadi penghantar daya listrik yang sangat baik. Apabila suatu logam dialirkan
listrik, maka elektronnya akan membawa suatu muatan valensi ke seluruh bagian logam.
Elektron valensi yang bergerak bebas dapat menyebabkan logam menjadi penghantar panas
yang baik. Apabila suatu jenis logam, satu sisinya dipanaskan maka elektron yang ada akan
menerima panas. Sehingga mampu menyebabkan logam menjadi penghantar listrik. Semakin
energi kinetisnya bertambah dan bergerak cepat, maka akan semakin baik.
8
5. Bersifat Mengkilap
Semua jenis logam tentunya akan mengkilap apabila terkena cahaya dalam permukaannya.
Dalam masa ini, maka sifat logam akan memancarkan kembali energi cahaya yang didapatnya
Terkenal dengan kerapatan yang relatif tinggi, sifat logam dapat menentukan atau
menunjukkan struktur logam. Pada tipe a, menunjukkan struktur kubus sederhana. Tipe b,
Seperti yang diketahui bahwa logam memiliki banyak jenisnya. Oleh sebab itu, banyak
penggolongan sesuai dengan ciri fisik atau bahkan bahan dasarnya. Dengan begitu dapat dengan
mudah untuk menentukan jenis logam apa yang cocok untuk digunakan. Dalam klasifikasinya
ada yang dikelompokkan secara umum dan sesuai dengan bahan dasarnya.
Logam adalah elemen kerak bumi (mineral) yang terbentuk secara alami. Jumlah logam
diperkirakan 4% dari kerak bumi. Logam dalam bidang keteknisian adalah besi. Biasanya
dari logam yang sudah memiliki sifat-sifat penggunaan teknis tertentu dan dapat diperoleh dalam
jumlah yang cukup adalah besi, tembaga, seng, timah, timbel nikel, aluminium, magnesium.
Kemudian tampil logam-logam lain bagi penggunaan khusus dan paduan, seperti emas, perak,
9
platina, iridium, wolfram, tantal, molybdenum, titanium, vokalt, anti monium (metaloid), khrom,
Keras (tahan terhadap goresan, potongan atau keausan), kenyal (tahan patah bila
dibentang), kuat (tahan terhadap benturan, pukulan martil), dan liat (dapat ditarik).
Yang dimaksud besi dalam bidang keteknisan adalah besi teknis, bukan besi murni, karena besi
murni (Fe) tidak memenuhi pernyataan teknik, persyaratan teknik adalah kekuatan bahan,
keuletan, dan ketertahanan terhadap pengaruh luar (korosi, aus, bahan kimia, suhu tinggi dan
sebagainya).
Besi teknis selalu tercampur dengan unsure-unsur lain misalnya karbon (C), silicon (Si), mangan
(Mn), Fosfor (P), dan belerang (S). Unsur-unsur tersebut harus dalam kadar tertentu, sesuai
dengan sifat-sifat yang dikehendaki, secara garis besar besi teknik terbagi menjadi :
1. Besi kasar : kadar karbon lebih besar dari 3,5%, tidak dapat ditempa.
2. Besi : kadar karbon lebih besar dari 2,5%, tidak dapat ditempa.
10
2.4.2 Pengelompokkan Logam Secara Umum
Untuk pengelompokkan logam secara umum terbagi menjadi 4 kelompok. Jenis logam
yang ada digolongkan berdasarkan berdasarkan jenisnya. Mulai dari logam berat, ringan, mulia
a. Logam Berat
Pada kelompok logam berat, umumnya berasal dari logam seluruhnya. Sebagai contohnya ada
logam berupa nikel, besi, krom, timah, tembaga, seng, timah hitam dan putih serta masih banyak
lainnya.
b. Logam Ringan
Dalam kelompok logam ringan ini, tersusun dari logam juga hanya saja tidak sepenuhnya atau
dapat dikatakan bahwa logam penyusunnya ringan. Untuk contohnya ada logam seperti
Selanjutnya ada kelompok tahan api. Hal ini dimaksudkan bahwa jenis logam ini mampu tahan
terhadap api dengan kisaran suhu tertentu. Contohnya antara lain titanium, zirkonium, wolfram
dan molibden.
11
d. Logam Mulia
Dan untuk yang terakhir ada logam mulia. Biasanya sering dipakai dan digunakan untuk
perhiasan dan peralatan lainnya. Tak hanya itu, untuk jenis logam mulia ini biasanya dibandrol
dengan harga yang lumayan mahal. Untuk contohnya ada emas, platina dan perak.
Apabila pembagiannya dilihat dari bahan dasar penyusunnya, maka terbagi menjadi dua
kelompok. Umumnya, suatu jenis logam tersusun dari besi ataupun non besi. Berikut
pembahasannya :
Suatu jenis logam paduan yang terdiri dari bahan penyusunnya berupa campuran unsur karbon
dengan besi. Untuk jenis logamnya berupa besi tuang, besi tempa, baja karbon sedang dan tinggi,
Sedangkan untuk non besi ini, tidak memiliki suatu campuran unsur yang mengandung Fe.
Dalam logam ini antara lain aluminium, tembaga, timbel, dan timah.
Logam merupakan sebuah unsur yang memiliki jumlah paling banyak di bumi. Umumnya,
setiap jenis logam memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Berikut adalah beberapa
12
1. Seng
Seng merupakan logam yang memiliki warna putih kebiruan, yang mana berasal dari sebuah
mineral sfalerit. Biasanya digunakan untuk melapisi besi agar tidak mudah berkarat atau
2. Tembaga
Selanjutnya ada tembaga, logam ini memiliki ciri khas dengan warnanya yang kemerah-
merahan. Selain itu, logam ini sangat mudah untuk dibentuk. Umumnya digunakan untuk
membuat kabel listrik, aloi kuningan, perunggu, kupronikel dan tangki air panas.
3. Solder
Solder merupakan salah satu jenis aloi dari timah dan timbal. Terkenal dengan titik lebur yang
sangat rendah. Biasanya digunakan untuk menyambungkan kabel dalam suatu barang elektronik.
4. Raksa
Raksa merupakan logam yang memiliki bentuk cair tetapi juga berat. Memiliki warna putih
keperakan dan tak lupa raksa ini termasuk zat yang beracun. Umumnya dipakai pada sebuah
5. Platina
Platina adalah logam yang memiliki warna putih keperakan. Selain itu, logam satu ini sangat
mudah untuk dibentuk-bentuk. Sering dimanfaatkan untuk membuat sebuah perhiasan, barang-
13
6. Plutonium
Selanjutnya ada logam radioaktif, yang mana dihasilkan dari suatu proses uranium pada
sebuah reaktor nuklir. Umumnya plutonium digunakan untuk membuat sebuah senjata nuklir.
7. Titanium
Termasuk ke dalam jenis logam yang kuat, yang mana memiliki ciri khas berupa warna putih
dan sangat mudah untuk dibentuk. Titanium ini sangat tahan terhadap korosi. Biasanya
digunakan untuk aloi pada pesawat luar angkasa, kerangka sepeda dan pesawat terbang.
8. Timah
Suatu logam lunak, yang mana sangat mudah untuk dibentuk dan memiliki warna putih
keperakan. Sering dipakai untuk menyepuh sebuah baja dan menghentikan sebuah korosi pada
aloi perunggu.
9. Timbal
Jenis logam berat yang memiliki warna biru keputihan dan mudah untuk dibentuk. Untuk
timbal sendiri termasuk jenis yang beracun. Biasa digunakan untuk baterai, atap, dan perisai
radiasi.
10. Alumunium
Mempunyai ciri fisik berupa warnanya yang putih keperak-perakan, sangat ringan dan juga
tahan terhadap korosi. Logam ini berasal dari sebuah bijih bauksit yang didapat dari proses
14
elektrolisis. Sering dipakai untuk kabel listrik di udara, kapal, pesawat terbang, mobil dan botol
minuman kaleng.
11. Besi
Jenis logam yang memiliki ciri fisik berupa warnanya abu keputihan. Besi dihasilkan dari
sebuah proses peleburan bijih hematit. Umum dimanfaatkan untuk bangunan dan aloi baja.
12. Baja
Baja termasuk logam yang sangat banyak digunakan dan berperan penting dalam industri.
Hal tersebut dikarenakan pada penyusunnya terdiri dari aloi besi dan karbon, yang mana kedua
13. Emas
Termasuk logam mulia, emas memiliki sifat yang sangat lunak dan memiliki warna kuning
terang. Tentunya Anda sudah tahu bahwa, emas sering dimanfaatkan untuk suatu perhiasan dan
alat elektronik.
14. Kalium
Logam ringan satu ini memiliki ciri fisik berupa warna keperakan dan sangat reaktif dengan
bahan atau unsur lainnya. Umumnya kalium digunakan untuk campuran pupuk kimia dan dapat
15
15. Kalsium
Kalsium mempunyai warna putih keperakan dan termasuk logam yang sangat mudah untuk
dibentuk. Dalam penggunaannya, biasa dipakai untuk membuat semen atau baja dengan kualitas
tinggi.
16. Magnesium
Termasuk logam yang ringan, dengan warna perak keputihan dan bila dibakar akan
menciptakan api putih yang terang. Sering dipakai untuk suar penyelamatan dan pembuatan
kembang api.
17. Kromium
Jenis logam satu ini memiliki warna abu-abu dan sifatnya yang sangat keras. Selain itu, bila
digunakan akan menimbulkan warna yang mengkilap. Sering dipakai untuk membuat baja yang
18. Kupronikel
Kupronikel merupakan salah satu jenis aloi yang terbuat dari tembaga serta nikel. Umumnya
19. Perak
Perak adalah logam yang sangat mudah dibentuk dan memiliki warna putih abu-abu. Selain
itu, juga mampu menjadi konduktor panas dan listrik yang baik. Sering dipakai untuk membuat
16
20. Perunggu
Jenis logam ini berasal dari sebuah aloi tembaga dan timah yang sudah ada dejak zaman
dahulu. Terkenal dengan sifatnya yang tahan terhadap korosi dan sangat mudah untuk dibentuk.
21. Kuningan
Termasuk salah satu jenis aloi, yang mana terbuat dari tembaga dan seng. Dalam
penggunaannya banyak dipakai untuk barang hiasan, alat musik, paku-pakuan dan sekrup.
22. Wolfram
Wolfram adalah logam yang keras, yang mana memiliki warna abu-abu keputihan. Sering
dipakai untuk filamen lampu, barang elektronik atau bahkan sebuah alat-alat pemotong yang
sangat tajam.
23. Natrium
Logam yang sangat reaktif dan memiliki sifat yang lunak serta warnanya putih keperakan.
Dalam logam tersebut sering dipakai untuk lampu jalanan dan dimanfaatkan pada sebuah industri
kimia.
24. Uranium
Uranium adalah salah satu logam yang memiliki warna putih keperakan dan termasuk
radioaktif. Banyak dipakai untuk sumber tenaga nuklir atau bahkan senjata nuklir.
17
25. Vanadium
Termasuk ke dalam jenis logam yang keras dan sangat beracun. Umumnya sering dipakai
untuk meningkatkan tingkat kekerasan pada aloi baja. Selain itu, sering digunakan sebagai
Inilah pembahasan lengkap mengenai jenis logam. Mulai dari pengertiannya, unsurnya, sifat-
sifat dasar dan pengelompokannya serta jenis logam yang sering digunakan. Dengan adanya
sebuah unsur logam tentu sangat membantu para manusia dalam menciptakan sebuah alat.
Terkenal dengan sifatnya yang keras dan sangat mudah untuk dibentuk, tak heran banyak
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas
elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari
konfigurasi elektron, unsur- unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi
ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron
1. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam
bertambah.
2. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.
18
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur, sedangkan unsur-
unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan nonlogam pada sistem
periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsurunsur di
sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat
nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon. Selain
itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah
bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin
mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan
logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena
semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA
(logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen) (Martin
S. Silberberg, 2000).
Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan
IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur
golongan VIIIA.
Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur golongan IA –
IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur-unsur golongan VA
19
2.7 Pengertian Logam (Ferro)
Logam ferro adalah sebuah logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan
besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang berbeda dengan
besi dan karbon, maka dicampur dengan berbagai macam logam lainnya.
Sementara pengertian logam adalah elemen kerak bumi (mineral) yang terbentuk secara
alami, di mana jumlah logam diperkirakan 4% dari kerak bumi. Logam dalam bidang keteknisian
adalah besi, yang biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa, alat-alat
Keras (tahan terhadap goresan, potongan atau keausan), kenyal (tahan patah bila
dibentang), kuat (tahan terhadap benturan, pukulan martil), dan juga liat (dapat ditarik).
Logam Non-Ferro (Non-Ferrous Metal) adalah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki
unsur besi atau Ferro (Fe). Oleh karena itu, logam jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi
(Non-Ferro).
Logam Non-Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan logam-logam yang
lainnya.
20
Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non-Ferro ini memungkinkan pemakaian secara
luas. Non-Ferro dapat digunakan secara murni ataupun dipadukan antara logam Non-Ferro
bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang baru yang berbeda dari sifat
asalnya.
Logam Non-Ferro adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat tertentu, yaitu :
Elastis (karet), cair (bahan pelumas, dan juga tidak dapat menghantarkan arus listrik
(bahan isolasi).
Peka terhadap api (bahan bakar, tidak dapat terbakar (Asbes) dan juga mudah pecah
(keramik).
Itulah pengertian logam (Ferro), logam Non-Ferro, beserta sifat-sifatnya yang perlu diketahui.
Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah
struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau
tanpa merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan. Tujuan proses perlakuan panas untuk
menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan. Perubahan sifat logam akibat proses perlakuan
panas dapat mencakup keseluruhan bagian dari logam atau sebagian dari logam.
Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro dari berbagai
jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi dari satu bentuk susunan atom
(sel satuan) ke bentuk susunan atom yang lain. Pada temperatur dibawah 910 0C sel satuannya
21
Body Center Cubic (BCC), temperatur antara 910 dan 1392 oC sel satuannya Face Center
Cubic (FCC) sedangkan temperatur diatas 1392 sel satuannya kembali menjadi BCC.
Softening (Pelunakan) : Adalah usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar menjadi lunak
dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan didalam tungku (annealing) atau
Hardening (Pengerasan) : Adalah usaha untuk meningkatkan sifat material terutama kekerasan
dengan cara selup cepat (quenching) material yang sudah dipanaskan ke dalam suatu media
2.8.1 Hardening
Hardening adalah perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran meningkatkan kekerasan
alami logam. Perlakuan panas menuntut pemanasan benda kerja menuju suhu pengerasan, jangka
waktu penghentian yang memadai pada suhu pengerasan dan pendinginan (pengejutan)
berikutnya secara cepat dengan kecepatan pendinginan kritis. Akibat pengejutan dingin dari
daerah suhu pengerasan ini, dicapailah suatu keadaan paksaan bagi struktur baja yang
merangsang kekerasan, oleh karena itu maka proses pengerasan ini disebut pengerasan kejut.
Karena logam menjadi keras melalui peralihan wujud struktur, maka perlakuan panas ini disebut
22
Kekerasan yang dicapai pada kecepatan pendinginan kritis (martensit) ini diringi kerapuhan yang
besar dan tegangan pengejutan, karena itu pada umumnya dilakukan pemanasan kembali
Kekerasan tertinggi (66-68 HRC) yang dapat dicapai dengan pengerasan kejut suatu baja,
pertama bergantung pada kandungan zat arang, kedua tebal benda kerja mempunya pengaruh
terhadap kekerasan karena dampak kejutan membutuhkan beberpa waktu untuk menenmbus
2.8.2 Tempering
Dimana logam yang tidak dikeraskan, dipanaskan sampai temperature dibawah titik kritis
kemudian ditahan dalam waktu yang secukupnya pada temperature ini kemudian didinginkan
perlahan-lahan, tujuannya adalah untuk mengurangi internal strees dan menstabilkan struktur
dari logam
2.8.3 Anealing
Anealing adalah perlakuan panas logam dengan pendinginan yang lambat. a) untuk
memindahkan tekanan internal atau untuk mengurangi b) untuk menyuling struktur kristal
atas temperatur kritis bagian atas, ditahan dalam beberapa waktu, kemudian didinginkan pelan-
pelan di tungku perapian. Proses ini digunakan untuk memindahkan tekanan internal penuh
sebagai hasil proses pendinginan. Berikutnya pendinginan logam diatur kembali di dalam sama
benar untuk menurunkan energi bentuk wujud, tegangan yang baru dibebaskan dibentuk dan
pertumbuhan butir dukung. Tujuannya untuk menghilangkan internal stress pada logam dan
23
untuk menghaluskan grain (batas butir) dari atom logam, serta mengurangi kekerasan, sehingga
Fase recovery adalah hasil dari pelunakan logam melalui pelepasan cacat kristal (tipe utama
Fase rekristalisasi adalah fase dimana butir nucleate baru dan tumbuh untuk menggantikan cacat-
Fase grain growth ( tumbuhnya butir) adalah fase dimana mikrostruktur mulai menjadi kasar dan
2.8.4 Normalizing
Normalizing adalah perlakuan panas logam di sekitar 40oC di atas batas kritis . logam
kemudian di tahan pada temperatur ini untuk masa waktu yang cukup, kemudian didinginkan
dengan udara. Hal ini bisa menghasilkan temperatur logam terjaga untuk sementara waktu
sekitar 2 menit per mm dari ketebalan, tidak melebihi temperatur kritis lebih dari 50oC. Struktur
yang diperoleh dalam proses ini adalah perlit ( eutectoid) atau perlit brown ferrite
( hypoeutectoid) atau perlit brown cementite ( hypereutectoid). Karena baja didinginkan di dalam
air, hasil proses baik dalam formasi perlit dengan ditingkatkan sifat mekanis dibandingkan
24
proses anealing Normalizing digunakan untuk menyuling struktur butir dan menciptakan suatu
Media pendingin yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mendinginkan suatu spesimen
yang sudah dipanaskan pada proses perlakuan panas. Media pendingin ini diperlukan untuk
merubah sifat mekanik baja agar mendapatkan sifat yang lebih keras dari sebelumnya. Ada
banyak media yang dipakai untuk proses perlakuan panas ini diantaranya air, oli, udara, dan air
garam. Namun seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan media pendingin banyak
ditemukan untuk digunakan pada proses perlakuan panas.Berbagai bahan mediapendingin yang
1. Air
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O.Air memiliki sifat tidakbewarna, tidak
berasa dan tidak berbau. Air memiliki titik beku 0 ̊C dan titikdidih 100 ̊C. Pendinginan
menggunakan air akanmemberikan daya pendinginan yang cepat dibandingkan dengan oli
(minyak)karena air dapat dengan mudah menyerap panas yang dilewatinya dan panasyang
terserap akan cepat menjadi dingin. Kemampuan panas yang dimiliki airbesarnya 10 kali dari
minyak. Sehingga akan dihasilkankekerasan dan kekuatan yang baik pada baja. Pendinginan
25
2.Udara
Udara yang disirkulasikan ke dalam ruangan pendinginandibuat dengan kecepatan yang rendah.
3.Oli
Oli sebagian besar oli yang digunakan untuk media quenching adalah oli mineral. Quenching
oli menghasilkan pendinginan lambat dibandingkan quenching air. Pendingina lambat dihasilkan
selama quenching oli kemungkinan menurunkan cacat hardening pada bendaa kerja. Penggunaan
ukuran ketahanan logam terhadap deformasi plastik atau deformasi permanen. Untuk para
insinyur perancang, kekerasan sering diartikan sebagai ukuran kemudahan dan kuantitas khusus
yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan perlakuan panas dari suatu logam.
Terdapat tiga jenis ukuran kekerasan, tergantung pada cara melakukan pengujian, yaitu: (1)
Kekerasan goresan (scratch hardness); (2) Kekerasan lekukan (indentation hardness); (3)
Kekerasan pantulan (rebound). Untuk logam, hanya kekerasan lekukan yang banyak menarik
perhatian dalam kaitannya dengan bidang rekayasa. Terdapat berbagai macam uji kekerasan
lekukan, antara lain: Uji kekerasan Brinell, Vickers, Rockwell, Knoop, dan sebagainya.
26
2.10.1 Uji Kekerasan Brinell
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900 ini merupakan uji
kekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan serta disusun pembakuannya (Dieter,
1987). Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam memakai bola
Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan
diukur dengan mikroskop, setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan yang akan dibuat
lekukan harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau kerak.
.............................................persamaan (2.1)
Dimana:
BHN = BrinellHardnes
27
d = diameter intendor (mm)
Uji kekerasan vickers menggunakan indentor piramida intan yang pada dasarnya
berhadapan adalah 1360. Nilai ini dipilih karena mendekati sebagian besar nilai perbandingan
yang diinginkan antara diameter lekukan dan diameter bola penumbuk pada uji kekerasan
brinell.
...........................persamaan (2.2)
Dengan :
28
2.10.3 Uji Kekerasan Rockwell
Pengujian rockwell mirip dengan pengujian brinell, yakni angka kekerasan yang
diperoleh merupakan fungsi derajat indentasi. Beban dan indentor yang digunakan bervariasi
tergantung pada kondisi pengujian. Berbeda dengan pengujian brinell, indentor dan beban
yang digunakan lebih kecil sehingga menghasilkan indentasi yang lebih kecil dan lebih halus.
Indentor atau “penetrator” dapat berupa bola baja atau kerucut intan dengan ujung yang
agak membulat (biasa disebut “brale”). Diameter bola baja umumnya 1/16 inchi, tetapi
terdapat juga indentor dengan diameter lebih besar, yaitu 1/8, 1/4, atau 1/2 inchi untuk bahan-
bahan yang lunak. Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan beban minor 10
Beban mayor biasanya 60 atau 100 kg untuk indentor bola baja dan 150 kg untuk
indentor brale. Mesikpun demikian, dapat digunakan beban dan indentor sesuai kondisi
pengujian. Karena pada pengujian rockwell, angka kekerasan yang ditunjukkan merupakan
kombinasi antara beban dan indentor yang dipakai, maka perlu diberikan awalan huruf pada
angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban dan penumbuk tertentu untuk skala
Dial pada mesin terdiri atas warna merah dan hitam yang didesain untuk mengakomodir
pengujian skala B dan C yang seringkali dipakai. Skala kekerasan B digunakan untuk
pengujian dengan kekerasan medium seperti baja karbon rendah dan baja karbon medium
dalam kondisi telah dianil (dilunakkan). Range kekerasannya dari 0–100. Bila indentor bola
baja dipakai untuk menguji bahan yang kekerasannya melebihi B 100, indentor dapat
terdefomasi dan berubah bentuk. Selain itu, karena bentuknya, bola baja tidak sesensitif brale
29
untuk membedakan kekerasan bahan-bahan yang keras. Tetapi jika indentor bola baja dipakai
untuk menguji bahan yang lebih lunak dari B 0, dapat mengakibatkan pemegang indentor
mengenai benda uji, sehingga hasil pengujian tidak benar dan pemegang indentor dapat rusak.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
30
Gambar 3.1.1 foto Bersama Di Lab Teknik Mesin
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada saat Praktikum Pengujian Kekerasan Logam Dan
Gergaji besi / hack saw adalah gergaji yang digunakan untuk memotong benda
berbahan logam seperti besi. Disebut gergaji besi karena biasanya benda berbahan logam
disebut besi. Selain logam, gergaji ini juga bisa digunakan untuk memotong bahan lain
seperti pvc dan juga kayu. Gergaji ini memiliki mata gergaji yang halus dan rapat. Seperti
gergaji triplek / coping saw, mata gergaji ini juga bisa dilepas dan diganti apadila sudah
tumpul. Bobot yang ringan juga jadi kelebihan dari gergaji ini.
31
Gambar 3.1.2 Gergaji Besi
2. Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat,digergaji,di tap,di sney,dan lain lain. Dengan memutar tangkai (handle) ragum,
maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang
dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir
32
3. Mesin bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat
yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Alat pengukur kekerasan besi Hardness Tester HL-200 merupakan sebuah alat
penguji kekerasan yang canggih dan portable yang diaplikasikan secara luas dalam
33
Alat pengukur kekerasan ini dioperasikan dengan menu, ditambah dengan kapasitas
memori yang besar, serta port USB untuk koneksi dengan komputer dengan software /
Alat test kekerasan besi ini juga dapat dikoneksikan dengan mini printer yang dijual
terpisah untuk kepentingan cetak data hasil pengukuran tingkat kekerasan secara
Tungku Heat Treatment adalah alat bantu yang dapat mendukung proses perlakuan
panas, alat ini dirancan untuk dapat menahan panas pada suhu pada fase recovery fase
34
Gambar 3.1.6 Tungku Heat Treatment
3.2.2 Bahan
1. Baja St 37
Baja St 37 adalah baja karbon sedang yang setara dengan AISI 1045, dengan
komposisi kimia Karbon : 0.5 %, Mangan : 0.8 %, Silikon : 0.3 % ditambah unsure
lainnya. Dengan kekerasan ± 170 HB dan kekuatan tarik 650 - 800 N/mm2.
35
2. Amplas
Amplas adalah sejenis kertas yang digunakan untuk membuat permukaan benda-
benda menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang
3. Autosol
36
4. Air, Garam, dan Udara
Air, garam, dan udara di gunakan sebagai media pendingin di dalam proses
berikut :
prosedur awal pengujian logam yaitu di awali dengan memotong baja st 37 terlebih
dahulu dengan 2 cm, untu mendapatkan benda kerja yang mau di uji.
37
Gambar 3.3.1 Pemotongan Benda Kerja
yang tidak merata mengunakan mesin bubut . selanjutnya menghaluskan permukaan material
uji dengan mengunakan amplas 1200 dan autosol sampai benar-benar halus.
38
3.3.3 Pengujuan Kekerasan Awal
kekerasan awal tanpa adanya perlakuan panas mengunakan alat ukur Hardness Tester HL-
200
3.3.4 Pengovenan
material yang sudah di hauskan dan diukur kekerasan awal, selanjutnya material di
39
Gambar 3.3.4 Pengovenan
3.3.5 Pendinginan
setelah material yang di pasnaskan ke dalam tungku pemanasan pada temperatur 500 ° C,
selanjutnya di celupkan selama kedalam media pendingin yang telah di sediakan yaitu air, air
40
3.3.6 Pengujian Setelah Perlakuan Panas
bahan uji yang sudah dingin, di angkat dan di bersihkan untuk dilakukan perlakuan
BAB IV
panas terhadap kekerasan material, dengan melakukan vanasi media pendingan. Dalam
praktikum ini mengukur pengaruh perlakuan panas pada temperatur 500C, menggunakan media
pendinginan oli, air, dan udara terhadap nilai kekerasan. Selanjutnya data diolah dalam bentuk
41
Didalam hasil pengujian ini berisikan data hasil uji kekerasan material menggunakan metode
pengujian kekerasan brinell seperti yang terlihat pada table dibawah ini:
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat diperoleh grafik seperti yang ditunjukkan pada
42
500
400
300
200
100
0
rata-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
rata
tanpa perlakuan 107 182 154 190 14 187 113 160 182 174 159
pendingin oli 250 298 341 256 432 402 364 302 407 403 354
Dapat diketahui bahwa pada tahap awal uji kekerasan tanpa perlakuan memperlihatkan nilai
rata-rata kekerasan sebesar 159 HB. Sedangkan pada hasil pengujian dengan perlakuan panas
dengan temperatur 500°C dengan menggunakan media pendinginan air yang diambil pada 10
titik pengujian menunjukkan nilai kekerasan tertinggi sebesar 488 HB dan rata-rata nilai
43
kekerasan nya sebesar 352 HB. Hal ini dapat diketahui bahwa perlakuan panas dengan media
600
500
400
300
200
100
0
rata-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
rata
tanpa perlakuan 107 182 154 190 144 187 113 160 182 174 159
pendingin air 348 315 302 336 349 310 408 488 350 319 352
Dapat diketahui bahwa pada tahap awal uji kekerasan tanpa perlakuan memperlihatkan nilai
rata-rata kekerasan sebesar 308 HB,Sedangkan pada hasil pengujian dengan periakuan panas
dengan temperatur 500°C dengan menggunakan media pendinginan udara yang diambil pada 10
titik pengujian menunjukkan nilai kekerasan tertinggi sebesar 484 HB dan rata-rata kekerasannya
sebesar 308 HB. Hal ini dapat diketahui bahwa perlakuan panas dengan media pendmginan
44
600
400
200
0
rata-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
rata
pendingin udara 238 213 341 222 212 361 484 352 466 402 308
tanpa perlakuan 107 182 154 190 144 187 113 160 182 174 159
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dibrikan setelah hasil pengujian dalam praktikum adalah sebagai
berikut
1. Dari hasil praktikum uji kekerasan bahan dengan menggunakan perlakuan panas pada
temperatur 500˚C, menggunakan media pendinginan oli nilai kekerasan tertinggi yang dihasilkan
sebesar 483 HB.
45
2. Dari hasil praktikum uji kekerasan bahan dengan menggunakan perlakuan panas pada
temperatur 500˚C, menggunakan media pendinginan air nilai kekerasan tertinggi yang dihasilkan
sebesar 488 HB.
3.Dari hasil praktikum uji kekerasan bahan dengan menggunakan perlakuan panas pada
temperatur 500˚C, menggunakan media pendinginan udara nilai kekerasan tertinggi yang
dihasilkan sebesar 484 HB.
5.2 Saran
Sedangkan saran yang menjadi tindak lanjut didalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang maksimal sebaiknya dilakukan banyak variasi
temperatur dan media pendinginan yang berbeda-beda.
2.Perlu dilakukan uji mikro struktur untuk mengamati pola perubahan struktur permukaan
material uji.
3.Perlu dilakukan uji jenis material yang berbeda-beda terhadap perlakuan panas dan untuk
mengamati nilai kekerasan yang dihasilkan.
46