Diajukan Oleh :
TRIO DZULFIKAR
20180611044002
Diajukan Oleh :
TRIO DZULFIKAR
20180611044002
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Oleh:
TRIO DZULFIKAR
Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan mengikuti seminar proposal
skripsi pada Program Studi (S1) Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih
yang telah diperiksa/disetujui oleh Dosen Pembimbing.
Jayapura, 23 Maret 2022
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
NIP.19750131200501100
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah
limpahan dan kasih sayang-Nya lah sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan Proposal Tugas Akhir dengan judul “Kajian Teknis Dan Ekonomis
Perencanaan Penambangan Batubara Pada Blok Mansinau PT. Megapura
Prima Industri Kabupaten Sorong, Papua Barat” sebagai salah satu syarat untuk
bias melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu Tugas Akhir (Skripsi)
Terselesainya penulisan Proposal Tugas Akhir ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak dan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Demikian Proposal Tugas Akhir ini dibuat. Tentu masih banyak kekurangan
dalam penulisannya. Untuk itu penulis berharap mendapat saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan proposal ini. Semoga Proposal Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
iii
Trio Dzulfikar
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
ABSTRAK...................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.4.1. Maksud........................................................................................................2
1.4.2. Tujuan..........................................................................................................2
1.6.1. Lokasi..........................................................................................................3
2.1.2. Fisiografi......................................................................................................9
vi
2.2. Geologi (Stratigrafi) Regional..........................................................................11
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
batubara, dan mampu untuk memilih daerah yang lebih prospek, sehingga
membuat proses penambangan menjadi lebih efektif, efisien dan terarah.
Minescape merupakan software mining system terpadu yang dirancang khusus
untuk pertambangan. Minescape mampu meningkatkan semua aspek informasi
teknis suatu lokasi tambang mulai dari data eksplorasi, perancangan tambang
jangka pendek, penjadwalan jangka panjang dan sampai ke penjadwalan produksi
tambang.
2
Keselamatan Kerja (K3) untuk perencanaan tambang batubara di PT.
Megapura Prima Industri;
2. Membuat kajian ekonomis berupa teknsi pemasaran produk, perhitungan
cashflow dan kelayakan dari tambang batubara di PT. Megapura Prima
Industri
3
Tabel 1. 1. Koordinat Lokasi IUP PT. Megapura Prima Industri
Lokasi dapat ditempuh dengan jalur udara lalu kemudian dapat dilanjutkan
dengan jalur darat. Dari Jayapura, kita bisa menggunakan pesawat terbang dari
bandar udara Sentani (DJJ) menuju bandar udara Dominique Edward Osok (SOQ)
yang berada di Kota Sorong. Perjalanan dari Jayapura menuju Sorong dapat
memakan waktu ± 1 jam 45 menit, Setelah sampai di bandara, perjalanan dapat
dilanjutkan dengan jalur darat menggunakan kendaraan bermotor. Perjalanan
menuju site PT. Megapura Prima Industri menghabiskan waktu ± 2 jam.
4
Gambar 1. 1. Peta Kesampaian Daerah Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Bongkah Kemum
Menempati sebagian besar Sorong, dan dialasi kerak benua. Batuan endapan
malihan dasar bongkah ini (Formasi Kemum) teriuk dan termalihkan pada Dewon
Akhir sampai Karbon Awal. Orogenesis itu diikuti olek kemagmaan granit pada
Karbon Awal (Granit Melaiurna), dan munkin pula pada Mesozoikum. Lipatan
pada Formasi Kemum pada umumnya memiliki permukaan sumbu yang curam
hingga tegak. Ukuran lipatan berkisar dari beberapa desimeter hingga beberapa
meter dan umumnya terdapat berdaunan bidang sumbu yang kelihatan jelas oleh
6
belahan menyabak. Derajat malihan batuan itu adalah adalah berderajat terendah
fasies sekis hijau.
7
tergambar pada peta di daratan Papua boleh jadi merupakan lenturan kebawah
sebagai hasil pemadatan berpewat pada pusat pengendapan cekungan Salawati;
disana perbandingan endapan klastika halus terdapat batugampingnya sangat
besar.
c. Bongkah Tamrau
Bongkah Tamrau tersingkap diujung timur laut dan baratdaya daratan
Papua dan bagian utara P. Salawati. Satuan tertua yang dipetakan disana adalah
Formasi Tamrau yang tara waktunya Formasi Waiyaar di P. Salawati yang
nampaknya dibatasi oleh Sesar Sorong. Batuan kedua satuan ini secara diagenesis
8
berubah menjadi fasies sekis hijau dan umumnya terdapat belah menyabak, sejajar
tanggung dengan perlapisannya dan hanya sedikit bersaruk. Sesar geser jurus dan
turun wajar yang terutama berarah kebarat hingga barat daya di bonkah Tamrau
adalah pasca Miosen dan boleh jadi berhubungan dengan system sesar Sorong.
2.1.2. Fisiografi
Secara fisiografi di wilayah Sorong terdapat enam jenis bentangan alam
sebagai santiran geologi yang beraneka mengalasinya.
Perbukitan Kasar, (bukit bertonjolan) berarah timurlaut berkembang di
pantai utara daratan Papua, dan Pulau Bantata serta Salawati Utara. Puncak
tertinggi dibagian utara P. Salawati 931 m diatas permukaan laut dengan timbulan
yang kuat S. Warmason dengan lembahnya yang lebar terentang sejajar dengan
perbukitan kasar memotong di daratan Papua Timur secara tiba-tiba 15 km di
timur Kota Sorong bertukar arah alirannya.
Di P. Batanta perbukitan yang kasar sepanjang pantai utara tercirikan oleh
sisi selatan yang curam dan lereng utara yang landai. Verstap (1960) menganggap
bahwa suak yang banyak disepanjang pantai utara dan Batanta itu yang mencapai
kedalaman beberapa puluh meter dan kedudukan sejumlah pulau di dekatnya yang
9
teratur menunjukkan bahwa daerah pantai itu sebelumnya mempunyai timbulan
yang menonjol yang kemudian tertutup akibat pencelusan sampai dibawah laut.
Lembah antar gunung, terletak dibagian selatan bersesuaian dengan dua
lembangan yang terpengaruh penyesaran dibagian timurlaut daratan Papua:
Lembah Wramason dan Lembah Dore Hum. Lembah Warmason berdampingan
dengan sistim sesar Sorong dan sebagian mungkin menekupnya. Lembah itu
ditempati oleh sungai Warmason yang banyak kelokannya dengan lebar batang
airnya sekitar 10 meter. Lembah Dore Hum lembangan yang berbentuk baji yang
dibatasi diutara dan selatan oleh sesar mengumpul yang bertemu pada ujung
baratnya tertutup oleh rawa dan payau.
10
Perbukitan dan pegunungan mengkras; berkembang pada batugamping
yang tersingkap di Peg. Morait dan di baratdayanya, dan di P. Mansuar. Medan ini
dikuasai oleh Tonjolan Luweng dan atau lekukan sempit memanjang yang
menggambarkan pola khas erumbu terangkat. Puncak tertingginya 1183 mtr diatas
permukaan laut.
Daerah perbukitan rendah, meluas kebarat meliputi P. Salawati
menempati jalur yang berarah kebarat sampai ke barat daya meliputi bagian
tengah daratan Papua di kampung Klasaman dan lapangan minyak Klamogun,
mencakup gugus kepulaua Fam di di P. Kofiau berkembang berguntun. Puncak
tertingginya 200 mdpl. Di Klasaman medan ini terdiri dari daerah perbukitan yang
hamper menyerupai plato dengan sejumlah besar guguk dan saliran kerapatan
tinggi tak beraturan mirip topografi kras.
Daratan dan rataan alluvium dan antar pasut, menutupi bagian selatan
dan bagian timur selatan dan baratdaya P. Salawati dan sejumlah pulau dekat Sele.
Terumbu koral dan undak terangkat : membentuk seluruh atau bagian
tertentu pulau yang termasuk kepulauan Schilpad, Mainshifield, Boo, Fam, Kafiau
dan Doif.
Gambaran Fisiografi umum daerah Kabupaten Manokwari ada pada Gambar 2.2.
11
Formasi ini berumur Karbon Awal terdiri dari granit dan dasit. Granit
Melauirna menerobos Formasi Kemum dan secara tidak selaras ditutupi oleh Fm.
Aifam dan Faumai.
c. Formasi Aifam (CPz)
Formasi ini berumur Perm dan Faumai (Tef) umur Eosen dan
Batugamping Kais (Tmka) umur Miosen Tengah dimana semuanya merupakan
batuan yang terdapat secara tidak selaras diatas Kemum.
d. Kelompok Aifam (Karbon Akhir – Perm Akhir)
Kelompok Aifam adalah formasi yang menampati diatas Formasi Kemum
adalah merupakan batuan yang terdiri dari arkosa merah batupasir kuarsa kelabu,
batulumpur, batupasir gampingan fosilan batugamping lempungan dan sedikit
serpih.
e. Formasi Tamrau (JKt)
Umur dari formasi ini adalah Jura Tengah terdiri dari batuan metamorfik
sabak dan filit sedikti sisipan kuarsit. Batuan ini secara tidak selaras ditutupi oleh
Formasi Koor dan batuan Ga Dore.
f. Formasi Waiyaar (JKwa)
Umur dari formasi ini adalah Jura Tengah – Kapur Akhir, terdiri dari Filit,
batusabak, batupasir kuarsa serpih hitam dengan pirit, ketebalan hingga 500 mtr
lingkungan laut dalam. Formasi ini secara tidak selaras ditutupi oleh Fm.
Klasaman dan mungkin bersamaam pengendapannya dengan Tamrau.
g. Formasi Faumai (Tef)
Formasi ini merupakan batuan sedimen yang terdiri dari kalkarenit,
batulumpur gampingan dan sedikit konglomerat, ketebalan mencapai 270 mtr,
lingkungan laut dangkal- neritik. Batuan ini secara tidak selaras menutupi G.
Melauirna.
h. Batuan gunungapi Dore (Tmdo)
Formasi ini merupakan merupakan batuan vulkanik, terletak dibagian
utara wilayah Sorong terdiri dari lava andesitik hingga basaltik, breksi lava tufa
dan batuan klastika gunungapi, intrusi kecil diorite, tebal formasi sekitar 1000
mtr. Batuan ini menumpang tidak selaras dengan Formasi Kemum.
12
i. Batugamping Kais (Tmka)
Formasi ini bermur Miosen Awal-Akhir terdiri dari batugamping biosparit,
biomikrit, biokalsilutit dan kalsirudit pejal. Lingkungan laut dangkal –neritik.
Posisi menjemari dengan Klasafet.
j. Formasi Klasafet (Tmk)
Formasi ini berumur Miosen Awal – Akhir, terdairi dari batulumpur
gampingan, dan batunapal, kelabu, berlapis baik setempat selingan dan kalsilutit.
Lingkungan pengendapan laut dangkal – terbuka. Formasi ini selaras dengan
Formasi Kais, selaras dibawah Formasi Klasaman.
k. Formasi Klasaman (TQk)
Formasi ini merupakan formasi yang terdapat tersebar cukup luas terutama
dibagian selatan terdiri dari batulumpur, serpih, batulempung dan konglomerat.
Setempat terdapat lapisan batubara. Lingkungan delta – paralik, laut dangkal
dengan ketebalan lapisan sekitar 200 ~ 4500 meter.
l. Granit Sorong (SFso)
Formasi ini terdapat dekat kota Sorong, kelompok ini terdiri dari granit
dan retas kuarsa, berbutir tara biasanya tergeruskan. Batuan ini diperkirakan
berasal dari granit yang berumur Trias Awal.
m. Batuan ultramafik (SFu)
Formasi ini berumur Miosen Awal, terdiri dari kelompok batuan
ultramafik yaitu serpentinit, piroksenit, gabbro dan basal. Batuan ini memiliki
kontak sentuh dengan Fm. Waiyaar di sistem sesar Sorong.
n. Bancuh tak terpisahkan (SFx)
Bancuh sesar terdiri dari kepingan tektonik yang sangat berbeda dengan
deformasi dan litologi beragam yang tak terpetakan. Batuan yang sering terdapat
adalah berbagai tipe batuan dari umur Kapur hingga Miosen, terdiri dari
batulumpur gampingan, arenit kuarsa, konglomerat, arkosa, batuan gunungapi
mafik dan batuan sedimen malih. Umur diperkirakan Miosen Akhir – Kuarter.
o. Konglomerat Sele (Pps)
13
Formasi ini terdiri atas aneka ragam konglomerat sedikit batupasir dan
batulumpur dengan sisa tumbuhan. Konglomerat terdiri dari kerakal dan bongkah
andesit, basal, sedimen malih dan granit. Lingkungan darat tebal sekitar 120 mtr.
p. Endapan Aluvial dan litoral (Qa)
Formasi ini merupakan endapan yang terbentuk paling akhir dan hingga
sekarang terdiri dari pasir, kerikil, lumpur, bahan tumbuhan dan gambut.
Lingkungan pengendapan fluviatil delta dan litoral.
Berkaitan dengan geologi regional jelasnya dapat dilihat pada peta gambar. 5.
14
2.3. Indikasi Bahan Galian
Berdasarkan studi literatur dan penelaahan peta-peta geologi yang telah
diuraikan di muka maka di daerah Kabupaten Sorong ini dapat dijumpai beberapa
jenis bahan galian yaitu antara lain :
15
Gambar 2. 3. Peta Geologi Regional daerah Sorong ( C.H Amri. P. Sanyoto, S.
Supriatna dan P.E. Pieters, 1990)
16
2.4. Pengantar Perencanaan Tambang
Perencanaan adalah penentuan persyaratan teknik pencapaian sasaran
kegiatan serta urutan teknis pelaksanaan dalam berbagai macam anak kegiatan
yang harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan.
Perencanaan juga merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam proses
manajemen.
17
Gambar 2. 4. Tahap Kegiatan Pada Industri Pertambangan
18
2.4.2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan tergantung dari jenis perencanaan yang digunakan
dalam sasaran yang dituju, tetapi secara umum fungsi perencanaan dapat
dikatakan antara lain sebagai berikut:
1. Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dalam
pencapaian tujuan.
2. Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan, hambatan
dan kegagalan yang mungkin terjadi.
3. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
4. Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
5. Penyusunan urutan kepentingan tujuan.
6. Alat pengukur atau dasar aturan dalam pengawasan dan penilaian.
7. Cara dan penggunaan dan penempatan sumberdaya secara berdaya guna
dan berdaya hasil.
19
BAB III
20
Bab ini membahas terkait dengan cara penulisan Tugas Akhir dan
langkah-langkah prosedur pengambilan data lapangan.
BAB IV : HASIL dDAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil yang didapatkan dari data primer
maupun data sekunder, lalu akan dianalisis sesuai dengan
rumusan masalah.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
1. Persiapan
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang penelitian yang diperoleh dari :
Instansi yang terkait
Perpustakaan
Internet
Peneliti terdahulu
Surat izin penelitian
21
2. Pengambilan Data
Data Primer
Pengambilan data primer akan dilakukan beberapa tahap,
yaitu:
1. Kordinat Lokasi Penelitian
2. Data Morfologi
3. Keadaan Lingkungan
Data Skunder
1. Data Eksploras Perusahaan
2. Peta Kesampaian Daerah Penelitian
3. Peta Geologi dan Topografi Daerah Penelitian
4. Studi Pustaka
22