Ellysa, ST, MT
Pertemuan 1
Page 1
Pendahuluan
“Apa itu
Geologi?”
Page 2
Pendahuluan
Page 3
Pendahuluan
Bagaimana bisa???
Page 4
Pendahuluan
Page 5
Pendahuluan
Page 6
Pendahuluan
“Kenapa sih
batu aja harus
dipelajari?”
Page 7
Pendahuluan
Page 8
Pendahuluan
Page 9
Pendahuluan
Sumber: http://www.kgs.ku.edu/
Page 10
Pendahuluan
Ilmu-ilmu yang terkait dengan Geologi
Pendahuluan
Cabang-cabang Geologi
Mineralogi : Ilmu pertambangan, ilmu yang mempelajari
mineral2 ,komposisi, bagaimana cara terjadinya, struktur
kristal dan sifat2 fisiknya.
Petrologi : Ilmu tentang batuan, asal muasal
kejadiannya, struktur dan tekstur, klasifikasi dan
pengelompokkannya dari berbagai jenisnya dipermukaan
bumi.
Stratigrafi : Ilmu yang mempelajari lapisan batuan,
penyebaran, komposisi, ketebalan, umur, keragaman dan
korelasi lapisan batuan.
Geokimia : Ilmu yang mempelajari tentang komposisi
(kimia) bumi dan mempeljari unsur2 yang bernilai
ekonomis. Metode eksplorasi geokimia sangat membantu
dalam pencarian mineral dan hidrokarbon
Geofisika : Ilmu yang mempelajari sifat2 fisik bumi
terutama inti bumi dan selimut bumi yang terbagi atas
seismologi, gravimetri, magnetometri dsb.
Pendahuluan
Cabang-cabang Geologi
Paleontologi : Ilmu yang mempelajari fosil2, sisa-sisa kehidupan
masa lalu.Kumpulan fosil bisa dipergunakan untuk korelasi
untuk lapisan yang sama disuatu wilayah.
Geologi Struktur : Ilmu yang mempelajari arsitektur permukaan
bumi dan konfigurasi batuan dikerak bumi yang terdeformasi.
dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser atau terlipat
menjadi pegunungan lipatan. pengetahuan mengenai struktur
dapat membantu dlm pencarian dan penyebaran bahan galian.
Geomorfologi : ilmu yg mempelajari bentuk permukaan bumi dan
proses2 alam yang membentuknya.
Geologi Ekonomi : ilmu yg mempel. bgmn penyebar-an dan
terjadinya mineral2 yg bernilai ekonomis, menghitung besarnya
cadangan dan nilai ekonomis cebakan mineral.
Geologi minyak bumi : ilmu yang mempelajari tentang minyak
bumi dan gas bumi.
Geologi teknik/rekayasa : penggunaan geologi pada
kerekayasaan. erat dgn ilmu rekayasa sipil.
Sejarah Pembentukan Bumi
Teori-teori Asal Mula Bumi
Hipotesis Nebula
Hipotesis Planetisimal
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis Dentuman Besar/Big Bang
Proses Pelapisan Bumi
Pada awal pembentukannya suhu bumi
relatif dingin kemudian lama-kelamaan
meningkat suhunya hingga seperti saat ini.
Hal itu disebabkan oleh adanya 3 faktor
yaitu :
1. Proses Akresi (acretion)
2. Proses kompresi
3. Proses disintegrasi
Selanjutnya bumi mengalami proses
diferensiasi
Barulah setelah itu mengalami proses
zonafikasi
Proses Pelapisan Bumi
1.Proses Akresi (acretion)
Penambahan panas karena
bumi di hujani atau dihantam
oleh benda benda angkasa.
Energi dari benda-benda
tersebut berubah menjadi
panas
Proses Pelapisan Bumi
2.Proses kompresi
Semakin memadatnya bumi
akibat gaya gravitasi. Bagian
dalam bumi menerima
tekanan yang lebih besar
dibandingkan dengan bagian
luarnya, sehingga suhunya
lebih tinggi.
Proses Pelapisan Bumi
3.Proses disintegrasi
Penguraian unsur-unsur radio
aktif, seperti uranium,
thorium, potasium.Jumlah
unsur-unsur tersebut
sebenarnya relatif kecil tetapi
dapat meningkatkan suhu
bumi.
Proses Pelapisan Bumi
4.Proses diferensiasi
Ketika material besi yang
lebih berat tenggelam
menuju pusat bumi,
sementara material yang
lebih ringan bergerak ke
permukaan. Pada tahap ini
lapisan bumi terbagi menjadi
dua bagian.
Proses Pelapisan Bumi
5. Proses zonafikasi
Tahap dimana bumi terbagi
menjadi beberapa bagian zona
(lapisan), yaitu :
inti besi yang padat, inti besi
cair, mantel bagian bawah, zona
transisi, astenosfer yang cair,
dan litosfer yang terdiri dari
kerak benua dan kerak
samudera.
Proses Pelapisan Bumi
Bumi Dari Zaman Ke Zaman
Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Wegener dalam bukunya
(the origin of continents and oceans 1915) mengemukakan bahwa
benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak diatas massa yang
relatif lembek.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak
relatif terhadap yang lain. Disebabkan ini maka lempeng tektonik ini
bebas untuk menggesek satu sama lain.
teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti
gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik adalah segmen keras bumi yang
disokong oleh magma di bawahnya.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua
(continental crust) ataupun kerak samudra
(oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari
mantel bumi (earth's mantle). Kepadatan material
pada kerak samudra lebih tinggi dibanding
kepadatan pada kerak benua.
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed)
ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya
bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath
another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke
bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut
dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api
(volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga
terbentuk di wilayah ini.
Terjadiapabila dua lempeng tektonik
bergelangsar (slide each others), yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah.
Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transfom ini juga
dikenal sebagai sesar ubahan bentuk
(transform fault)
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling
memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik
pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk
batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran
dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng
benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah
retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua
lempeng yang saling menjauh tersebut.
Bataskonvergen ada 3 macam, yaitu :
1) antara lempeng benua dengan
lempeng samudra
2) antara dua lempeng samudra
3) antara dua lempeng benua.
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah
lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer
yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan
litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung
berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut
tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah parit
samudra (oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini
terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan
Lempeng Amerika Selatan.
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng
samudra lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar
laut, dan deretan gunung berapi yang pararel terhadap parit
tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi
ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk
gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau
vulkanik dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika
Utara.
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.
Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat
dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan
meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk
dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.