NPM : 270110190066
Kelompok :5
3. Kerak bumi (Crust) Merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri batuan
yang lebih ringan dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas rata-
rata 2.7 gr/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan
perbedaan elevasi antara benua dan samudera. Pada daerah pegunungan ketebalannya
> 50 km dan pada beberapa samudera < 5 km. berdasarkan data kegempaan dan
komposisi material pembentuknya, para ahli membagi menjadi kerak benua dan kerak
samudera.
A.Kerak benua, terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45 km,
berkisar antara 30–50 km. Kaya akan unsur Si dan Al, maka disebut juga sebagai
lapisan SiAl.
B.Kerak samudera, terdiri dari batuan basaltik, tebalnya sekitar 7 km. Kaya
akan unsur Si dan Mg, maka disebut juga sebagai lapisan SiMa
Katastrofisme adalah suatu gagasan bahwa Bumi pada masa lalunya telah
dipengaruhi oleh berbagai kejadian bencana yang terjadi tiba-tiba, dengan cepat, dan
memengaruhi seluruh bumi. Paradigma yang dominan pada bidang geologi pada saat
ini adalah uniformitarianisme (kadang kala juga disebut sebagai gradualisme), yaitu
gagasan bahwa perubahan perlahan memengaruhi penampilan bumi saat ini.
Pandangan ini berkeyakinan bahwa masa kini merupakan kunci dari masa lalu dan
segala sesuatunya berlanjut sebagaimana ia bermula pada awalnya. Baru-baru ini,
pandangan yang lebih inklusif dan terpadu mengenai kejadian geologi telah
dikembangkan dan mengubah konsensus ilmiah akan penerimaan beberapa kejadian
katastrofi pada masa lalu.
Jenis Batuan
2. Batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama
dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara
utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas
biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti
batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan
endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
3. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan tekanan,
temperatur atau keduanya di mana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa
adanya perubahan komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fasa cair (dalam
keadaan padat), dengan temperatur berkisar antara 200-800 derajat C.
Pergerakan Lempeng
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu
dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen,
dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu
pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan
pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses
ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara
kedua lempeng yang saling menjauh tersebut
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain. Wilayah dimana
suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra
lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona inilah sering terjadi
gempa. Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenhes)
juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
Terjadi apabila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar, yaitu bergerak
sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling
menumpu. Batas transfrom umumnya berada didasar laut, namun ada juga yang
berada didaratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas di California, USA. Sesar
ini meruppakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke
Tenggara, degan lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.
b.Kristalografi dan Mineralogi Studi mengenai geometri dan susunan atom di dalam
mineral, proses pembentukan, dan jenis-jenis mineral pembentuk batuan.
d.Mineral optik dan Petrografi Studi mengenai parameter sifat-sifat optik mineral
yang dilihat menggunakan mikroskop petrografi. Klasifikasi batuan berdasarkan sifat
optik mineral pembentuknya.