TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
TUGAS 1 TEKTONIKA
OLEH :
DODDY DARMASYAH
F 121 20 112
PALU
2023
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKTONIK LEMPENG
Teori tektonik lempeng mulai berkembang sejak meteorolog German, Alfred
Wegener, mengenalkan Teori Pergeseran Benua atau Continental Drift pada tahun 1912.
Teori itu menyatakan bahwa pada mulanya, semua benua bergabung menjadi satu
dalam supercontinent yang bernama Pangea.
Supercontinent ini terpisah menjadi beberapa bagian dan bergerak ke arah yang
berbeda yang kemudian diberi nama Laurasia dan Gondwana karena adanya gaya yang
mendorong pergeserannya. Kedua benua ini Kembali terpecah hingga terbentuklah
benua-benua yang kita ketahui seperti saat ini.
Banyak bukti yang mendukung Teori Seafloor Spreading. Misalnya saja pada
studi yang dilakukan dengan termal probe yang mengindikasikan adanya aliran panas
melalui sedimen dasar laut yang pada umumnya sebanding dengan aliran yang melalui
benua kecuali di atas pegunungan di tengah samudra, di mana aliran panas pada
beberapa lokasi berukuran tiga hingga empat kali nilai normal. Penelitian juga
mengungkapkan bahwa puncak punggungan dicirikan oleh kecepatan gelombang
seismik yang sangat rendah, yang dapat dikaitkan dengan ekspansi termal dan fraktur
mikro yang berhubungan dengan upwelling magma. Dari sinilah Teori Tektonik Lempeng
mulai diterima dan dikenal seperti sekarang dengan persebaran seperti gambar di
bawah.
PRINSIP TEORI TEKTONIK LEMPENG
Gerak Konvergen
Gerakan ini terjadi ketika dua empeng bertemu dan saling mendekat. Gerak
konvergen dapat menyebabkan fenomena subduksi dan kolisi. Subduksi sendiri
merupakan proses dimana lempeng yang lebih tipis masuk ke bawah lempeng yang lebih
tebal. Contoh fenomenanya berupa terciptanya Palung Jawa akibat proses subduksi
antara kerak benua dengan kerak Samudra pada Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan
kolisi merupakan tumbukan dua lempeng yang menyusul adanya proses subduksi.
Contoh fenomena kolisi adalah terciptanya Pegunungan Himalaya pada kontinen India
yang berkolisi dengan kerak benua pada lempeng Eurasia.
Subduksi sendiri merupakan proses dimana lempeng yang lebih tipis masuk ke bawah
lempeng yang lebih tebal. Contoh fenomenanya berupa terciptanya Palung Jawa akibat
proses subduksi antara kerak benua dengan kerak Samudra pada Pulau Jawa bagian
selatan. Sedangkan kolisi merupakan tumbukan dua lempeng yang menyusul adanya
proses subduksi. Contoh fenomena kolisi adalah terciptanya Pegunungan Himalaya pada
kontinen India yang berkolisi dengan kerak benua pada lempeng Eurasia.
Gerak Divergen
Gerakan ini terjadi ketika dua lempeng bumi saling menjauh satu sama lain.
Gerak divergen dapat menyebabkan adannya mid-oceanic ridge ataupun rift valley.
Rift valley merupakan fenomena ketika lempeng benua terbelah menjadi dua karena
adanya intrusi magma di tengah lempeng tersebut. Intrusi magma biasanya disebabkan
oleh gerak arus konveksi yang mendorong lempeng tersebut ke dua arah yang berbeda.
Gerak Transform