Anda di halaman 1dari 13

108

KAJIAN PENGEMBANGAN BAWANG MERAH PADA LAHAN


BERKADAR LIAT TINGGI (VERTISOL) DENGAN
PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK
STUDY OF ONION DEVELOPMENT AT LAND WITH HIGH CLAY
CONTENT BY ORGANIC FERTILIZER APLICATION

Agus Mulyadi Purnawanto dan Gayuh Prasetyo Budi


Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182

ABSTRACT

T he aim of this research was to study of onion development at land with high clay content by
organic fertilizer aplication. The research was conducted in Dukuhwaluh village,
Kembarang Sub-District, Banyumas District on February until September 2006. The
research was arranged by Randomized Completely Block Design with four replications. The first
factor of treatment was kind of soil (T) consist of Alfisol dan Vertisol soil; the second factor was
dosage of organic fertilizer (P) consist of four levels i.e. P0 = without organic fertilizer , P1 =
aplicated 5 tons /hectare organic fertilizer, P2 = aplicated 10 tons/hectare organic fertilizer and
P3 = aplicated 15 tons/hectare organic fertilizer.
Results of the study showed that there are possibility of using of vertisol soil by organic
fertilizer aplication for onion development location. The dosage of organic fertilizer that can to
support onion development was 15 tons/hectare minimal. Using of Alfisol soil with 15
tons/hectare organic fertilizer aplicated can give higher of yield than the treatment other.

PENDAHULUAN bawang merah tidak hanya terjadi di


Bawang merah termasuk pasar dalam negeri tetapi juga di
komoditas utama dalam prioritas pasaran luar negeri. Hal ini dapat
pengembangan sayuran di Indonesia. dilihat dari ekspornya yang mengalami
Meskipun fluktuasi harga bawang peningkatan yaitu, sebesar 4.062.665
merah sering turun naik, namun usaha ton pada tahun 1990 dan meningkat
tani bawang merah ini sangatlah mencapai 7.170.998 ton pada tahun
prospektif untuk diusahakan dan 1996 (Departemen Pertanian, 2003).
dijadikan andalan, mengingat Bawang merah dapat ditanam di
permintaan akan bawang merah terus sawah setelah panen padi dan dapat
meningkat. Peningkatan permintaan juga di tanah darat seperti tegalan,

Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah …


109

kebun dan pekarangan. Tanah yang Di Indonesia, luas lahan vertisol


gembur, subur, banyak mengandung mencapai 1,8 juta hektar dan dari luas
bahan organik atau humus sangat baik tersebut hanya sekitar 30% yang
untuk bawang merah. Tanah yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya
demikian akan mendorong tanaman dan sebagian besar merupakan
perkembangan umbi sehingga hasilnya tanaman pangan (Adisarwanto, 1993;
besar-besar (Wibowo, 1999). Munir, 1996). Artinya masih ada sekitar
Peningkatan produksi bawang satu juta hektar lahan vertisol yang
merah masih dapat terus dilakukan, dapat dimanfaatkan untuk
baik dengan cara intensifikasi maupun pengembangan tanaman bawang
ekstensifikasi. Melalui ekstensifikasi merah.
(perluasan areal penanaman) masih Namun demikian, potensi lahan
relatif memungkinkan untuk vertisol tersebut belum sepenuhnya
dilaksanakan mengingat masih cukup dapat dimanfaatkan, tetapi masih perlu
tersedia lahan yang belum secara pertimbangan dan pengelolaan yang
optimal dimanfaatkan untuk produksi baik mengingat tanah vertisol memiliki
tanaman hortikultura, seperti lahan sifat fisik yang cukup berpengaruh
dengan jenis tanah Vertisol atau disebut terhadap pertumbuhan tanaman.
juga Grumosol. Apalagi menurut Vertisol pada umumnya mempunyai
Anonimus (2001), belakangan ini tekstur liat dengan kadar yang cukup
sentra-sentra produksi bawang merah tinggi yaitu antara 35% sampai dengan
seperti Brebes, Tegal dan Cirebon, 90% dari total tanah. Kandungan bahan
tanah pertaniannya mengalami organik vertisol juga tergolong relatif
degradasi hara sehingga hal ini betul- rendah yaitu hanya sekitar 1%
betul menjadikan peluang untuk (Setyabudi, 1992). Kandungan kadar liat
pengembangan bawang merah ke yang cukup tinggi akan berakibat aerasi
daerah lain (ekstensifikasi). tanah menjadi terbatas dan kekuatan
penetrasi tanah menjadi tinggi, hal ini

AGRITECH, VOL. X NO. 2 DES. 2008 : 108 – 120


110

dapat mengganggu aktivitas akar untuk karena sebagian besar pupuk tersebut
tumbuh dan berkembang sehingga hilang dari lingkungan perakaran
suplai air dan unsur hara ke bagian tanaman.
tanaman yang lain juga akan mengalami Dengan demikian maka
gangguan (tidak maksimal). Bahkan menarik kiranya untuk dikaji mengenai
untuk tanaman berumbi akan upaya pengembangan bawang merah
mengganggu proses pembesaran umbi. pada lahan berkadar liat tinggi seperti
Oleh karena itu supaya lahan vertisol atau grumosol ini, dengan
yang cukup luas tersebut bisa betul- tindakan penambahan pupuk organik.
betul berpotensi untuk penanaman Sehingga nantinya produksi bawang
bawang merah maka perlu dilakukan merah di Indonesia dapat ditingkatkan
suatu tindakan sehingga dapat dan ekspor pun akan juga meningkat,
mengatasi permasalahan sifat fisik sehingga devisa negara maupun
tanah. Tindakan yang secara ekologis, pendapatan petani akan bertambah.
dapat dan layak untuk dilaksanakan
METODE PENELITIAN
adalah dengan penambahan pupuk
Tempat, Waktu dan Bahan
organik. Pemberian pupuk organik
Penelitian ini dilaksanakan di
ditinjau dari aspek fisika tanah dapat
Desa Dukuhwaluh, Kecamatan
memperbaiki struktur dan aerasi tanah
Kembaran, Kabupaten Banyumas yang
dan dari aspek biologi dapat menjadi
berada pada ketinggian 85 m dpl.
penyangga terhadap kelangsungan
Kegiatan penelitian akan dilaksanakan
hidup mikroorganisme tanah, sehingga
selama delapan bulan, mulai bulan
tanah dapat menyediakan unsur hara
Februari sampai dengan September
dalam jumlah berimbang untuk
2006.
tanaman. Tanah yang miskin bahan
Bahan-bahan yang
organik akan berkurang kemampuannya
dipergunakan dalam penelitian ini
dalam menyangga pupuk, akibatnya
antara lain bibit bawang merah varietas
efisiensi pupuk buatan berkurang

Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah …


111

Bima, Furadan 3G, Supracide, P3 = diberi pupuk kandang


sebanyak 10 ton/ha
Curacron, Urea, KCl, SP 36, pupuk
P4 = diberi pupuk kandang
kandang, tanah vertisol dan tanah sebanyak 15 ton/ha
alfisol (tanah pertanian yang memiliki Pelaksanaan Percobaan
kadar liat rendah dan kadar bahan Tanah diolah menggunakan
organik cukup tinggi yaitu sebagai cangkul, pada masing-masing lokasi
pembanding). Adapun peralatan yang sumber tanah penelitian yakni berupa
dipergunakan antara lain cangkul, jenis tanah Alfisol dan Vertisol. Setelah
pancong, hand sprayer, seedbox diperoleh kondisi tanah yang bersih dan
berdrainase, timbangan analitik, cukup gembur maka selanjutnya tanah
kantong kertas dan beberapa peralatan hasil olahan tersebut dibawa ke lokasi
non teknis lainnya. penanaman (sesuai kebutuhan) untuk
Rancangan Percobaan kemudian dimasukkan ke dalam
Penelitian ini merupakan seedbox perlakuan (wadah penanaman)
percobaan faktorial 2x2 yang disusun yang berukuran 100 cm x 30 cm x 20
berdasarkan Rancangan Acak cm. Masing-masing seedbox diisi
Kelompok dan masing-masing dengan media tanam hingga batas 5 cm
perlakuan diulang sebanyak empat kali. dari bibir seedbox. Setelah itu seedbox-
Penelitian ini terdiri dari dua faktor seedbox tersebut disusun pada lahan
yaitu : percobaan dengan jarak antar ulangan
Faktor I = Jenis tanah (T), terdiri dari adalah 100 cm. Selanjutnya media
dua taraf :
tanam berupa tanah (vertisol atau
T1 = tanah Alfisol (kadar liat <
5%, sebagai kontrol) alfisol) ditambah dengan pupuk
T2 = tanah Vertisol (kadar liat >
kandang (sesuai perlakuan) dan
30%)
Faktor II = Pupuk organik (P), terdiri dicampur hingga merata..
dari empat taraf :
Satu minggu berikutnya
P1 = tanpa pupuk organik
(sebagai kontrol) dilakukan penanaman bawang merah.
P2 = diberi pupuk kandang
Penanaman umbi bawang merah
sebanyak 5 ton/ha

AGRITECH, VOL. X NO. 2 DES. 2008 : 108 – 120


112

dilakukan menggunakan tugal dengan Sebelum tanam, pengendalian


kedalaman tanam kira-kira sama dengan dilakukan pada umbi bawang merah
tinggi umbi bibit. Penanaman bawang dengan menggunakan Folicur dan pada
merah dengan jarak tanam 15 cm x 15 tanah dengan menggunakan Furadan.
cm. Setiap lubang tanam diisi dengan Setelah tanam pengendalian dilakukan
umbi bibit yang telah dipotong bagian pada pertanaman bawang merah
ujungnya (1/3 bagian) dengan posisi menggunakan Folicur dan Hamador.
ujung berada di atas dan bekas Pemanenan bawang merah
potongan tepat rata dengan permukaan dilakukan setelah tanaman berumur 65
tanah. Selanjutnya bagian atas ditutup hari dengan kriteria kira-kira 60% dari
dengan tanah tipis dan setelah itu tanah seluruh tanaman sudah nampak
disiram dengan air menggunakan menguning daunnya, batang leher umbi
gembor agar tanah menjadi lembab. mulai mengempis dan mulai terkulai.
Pupuk dasar berupa Urea, KCl Pengamatan
dan SP 36 masing-masing sebanyak 300 Variabel yang diamati, sebagai
kg/ha, 200 kg/ha dan 150 kg/ha indikator dari penggunaan tanah
diberikan satu hari setelah tanam berkadar liat tinggi dan pupuk organik
dengan cara dimasukkan ke dalam pada budidaya bawang merah, seperti
larikan diantara tanaman bawang dalam penelitian ini adalah panjang
merah. Penyiraman (selain karena air daun (cm), jumlah daun (helai), jumlah
hujan) dilakukan manakala tanah sudah umbi per rumpun, bobot umbi basah
terlihat kering yaitu dengan (dengan dan tanpa daun) per rumpun
menggunakan gembor. Penyiangan (gram) dan bobot umbi kering per
dilakukan dengan cara mencabut semua rumpun (gram) yang telah dikering
tanaman pengganggu yang terdapat anginkan selama satu minggu. Variabel
pada kotak-kotak penelitian. panjang daun dan jumlah daun diamati
Pengendalian hama dan penyakit secara periodik dengan interval 15 hari
dilakukan sebelum dan sesudah tanam. sekali mulai umur 15 hari setelah

Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah …


113

tanam, sedangkan variabel yang lain tanaman masih berumur 15 hari setelah
diamati dan diukur pada saat panen. tanam (hst) sampai dengan tanaman
Analisa Data menjelang dipanen (umur 60 hst).
Semua data hasil pengamatan Peningkatan pembentukan daun pada
selanjutnya ditabulasikan kemudian tanaman bawang merah terjadi cukup
dianalisa dengan Uji F (untuk pesat pada awal pertumbuhan yakni
mengetahui apakah ada pengaruhnya antara umur 15 hingga 30 hst dan
atau tidak dari perlakuan berupa jenis setelah itu jumlah daunnya mengalami
tanah dan dosis pupuk organik yang penurunan sejalan dengan proses
dicoba terhadap variabel pengamatan). penuaan tanaman (Tabel 1).
Jika dari hasil Uji F tersebut Meskipun tidak terdapat
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan yang nyata antar kombinasi
yang nyata dari perlakuan yang dicoba perlakuan jenis tanah dengan dosis
maka dilanjutkan dengan melakukan pupuk kandang, namun hasil
pengujian dengan Uji Beda Nyata pengamatan menunjukkan bahwa tanah
Terkecil pada taraf 5%, hal ini untuk Alfisol maupun Vertisol yang ditanami
mengetahui perlakuan mana yang bawang merah yang disertai dengan
paling baik, antar sesama jenis tanah, pemberian pupuk kandang yang
antar sesama dosis pupuk organik dan semakin meningkat, maka terjadi pula
antar kombinasi kedua perlakuan peningkatan jumlah daun yang
tersebut. terbentuk. Pada Tabel 1 terlihat bahwa
jumlah daun terbanyak yang terjadi baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada umur 15 hst hingga 60 hst
Jumlah Daun
diperoleh melalui penggunaan tanah
Pembentukan daun pada
Alfisol yang diikuti dengan pemberian
tanaman bawang merah terlihat tidak
pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha
terpengaruh secara nyata oleh adanya
(T1 P3).
kombinasi perlakuan antara jenis tanah
dengan dosis pupuk kandang, mulai

AGRITECH, VOL. X NO. 2 DES. 2008 : 108 – 120


114

Tabel 1. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Bawang Merah pada Berbagai
Kombinasi Perlakuan Jenis Tanah (T) dengan Dosis Pupuk
Kandang (P)
Umur pengamatan (hst)
Perlakuan
15 30 45 60
T1 P0 18,1 24,6 22,6 20,9
T1 P1 18,6 25,4 23,4 21,3
T1 P2 18,9 25,4 24,3 22,4
T1 P3 19,5 25,5 24,5 23,1
T2 P0 15,1 13,3 12,6 11,8
T2 P1 15,1 13,8 12,7 12,2
T2 P2 17,4 17,9 15,8 13,8
T2 P3 18,3 18,1 16,1 14,6
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada sidik ragam

Sedangkan kalau dilihat pada Vertisol. Hal ini mungkin seperti yang
masing-masing faktor seperti yang disampaikan oleh Aryunis(1997) bahwa
tersaji dalam Tabel 2, ternyata hanya sifat fisik tanah vertisol dengan
faktor jenis tanah yang dapat kandungan liatnya yang tinggi, sering
mempengaruhi secara nyata menjadi kendala dalam usaha pertanian
pembentukan daun bawang merah. karena tanah ini akan mengembang jika
Sedangkan faktor dosis pupuk kandang basah dan mengkerut apabila kering.
tidak memberikan pengaruh yang nyata Dengan kondisi demikian akan dapat
mulai umur 15 hingga 60 hst. mengakibatkan putusnya perakaran
Berdasarkan hasil pengamatan tanaman sehingga pertumbuhan
juga dapat diketahui bahwa adanya tanaman akan terganggu. Perbedaan
kandungan liat yang rendah pada tanah jumlah daun yang terbentuk pada tanah
Alfisol ternyata dapat memberikan daya Alfisol dapat mencapai 50 – 70 persen
dukung yang lebih baik terhadap dari jumlah daun yang terbentuk pada
pertumbuhan tanaman bawang tanah Vertisol.
merah dibandingkan dengan tanah

Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah …


115

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan
Jenis Tanah (T) dan Dosis Pupuk Kandang (P)
Umur pengamatan (hst)
Perlakuan
15 30 45 60
Jenis Tanah
T1 = tanah Alfisol 18,8 b 24,4 b 23,7 b 21,9 b
T2 = tanah Vertisol 16,5 a 15,7 a 13,8 a 13,1 a
BNT 5% 1,3 2,1 2,9 2,6
Dosis Ppk Kandang
P0 = 0 ton/ha 16,6 19,2 16,7 16,4
P1 = 5 ton/ha 17,3 19,3 18,1 17,7
P2 = 10 ton/ha 18,2 20,2 19,5 18,1
P3 = 15 ton/ha 18,4 21,7 20,8 18,9
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : angka yang diiukuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf Uji-t 5%. tn = tidak
berbeda nyata pada sidik ragam

Panjang Daun menghasilkan daun bawang merah yang


Kombinasi antara jenis tanah paling panjang dibandingkan kombinasi
dengan dosis pupuk kandang juga tidak yang lainnya. Sedangkan daun bawang
mampu memberikan pengaruh yang merah terpendek diperoleh jika bawang
nyata terhadap panjang daun bawang merah ditanam di tanah Vertisol yang
merah (Tabel 3). Pengaruh yang nyata tidak diberi pupuk kandang (T2 P0).
hanya terjadi pada masing-masing Bertambahnya panjang daun bawang
faktor perlakuan, yakni pada perlakuan merah pada masing-masing jenis tanah
jenis tanah dan perlakuan dosis pupuk sejalan dengan bertambahnya dosis
kandang (Tabel 4). pupuk kandang yang diberikan.
Namun demikian, sama halnya Bertambahnya dosis pupuk
dengan pada pembentukan jumlah kandang yang diberikan ternyata dapat
daun, penggunaan tanah Alfisol yang menghasilkan daun bawang merah yang
diikuti dengan pemberian pupuk lebih panjang (Tabel 4).
kandang 15 ton/ha (T1 P3) dapat

AGRITECH, VOL. X NO. 2 DES. 2008 : 108 – 120


116

Tabel 3. Rata-rata Panjang Daun (cm) Tanaman Bawang Merah pada Berbagai
Kombinasi Perlakuan Jenis Tanah (T) dengan Dosis Pupuk
Kandang (P)

Umur pengamatan (hst)


Perlakuan
15 30 45 60
T1 P0 19,5 20,7 22,9 20,6
T1 P1 21,1 22,9 25,9 23,8
T1 P2 21,6 23,0 26,8 24,1
T1 P3 23,2 26,4 28,7 26,7
T2 P0 14,5 16,4 17,7 15,0
T2 P1 16,1 18,8 19,4 16,6
T2 P2 18,1 20,4 21,6 17,3
T2 P3 18,2 21,3 22,5 18,1
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada sidik ragam

Tabel 4. Rata-rata Panjang Daun (cm) Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan
Jenis Tanah (T) dan Dosis Pupuk Kandang (P)
Umur pengamatan (hst)
Perlakuan
15 30 45 60
Jenis Tanah
T1 = tanah Alfisol 21,3 b 23,2 b 26,1 b 24,3 b
T2 = tanah Vertisol 16,7 a 18,5 a 19,9 a 16,3 a
BNT 5% 0,6 1,2 1,6 1,4
Dosis Ppk Kandang
P0 = 0 ton/ha 17,0 a 17,6 a 17,8 a 15,8 a
P1 = 5 ton/ha 18,6 b 19,3 b 20,5 b 17,7 ab
P2 = 10 ton/ha 19,9 c 20,7 bc 21,2 b 18,2 b
P3 = 15 ton/ha 20,7 c 21,4 c 22,6 b 20,4 c
BNT 5% 0,9 1,6 2,3 2,0
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf Uji-t 5%.

Hal ini menurut Purnawanto memberikan manfaat melalui efeknya


dan Hajoeningtijas (2004) bahwa pada sifat fisika, kimia dan biologi
dengan pemberian pupuk kandang tanah. Secara fisika berpengaruh pada
sebagai bahan organik tentunya akan struktur tanah, aerasi dan retensi akar.

Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah …


117

Secara kimia, bahan tersebut jenis tanah dengan dosis pupuk


merupakan sumber N, P dan K bagi kandang memberikan pengaruh yang
pertumbuhan tanaman, sedangkan nyata terhadap bobot umbi segar per
secara biologi dapat mempengaruhi tanaman dan bobot umbi kering per
aktivitas mikroorganisme tanah. tanaman. Ini artinya bahwa penggunaan
Sehingga dengan makin banyaknya jenis tanah yang berbeda yang
pupuk kandang yang diberikan maka dikombinasikan dengan pemberian
perannya sebagaimana disebutkan pupuk kandang dengan berbagai dosis,
diatas dapat berjalan dengan lebih baik. bersifat jangka panjang, dimana
Hasil Umbi pengaruhnya baru terlihat pada
Berdasarkan hasil pengamatan komponen hasil dari tanaman dan
seperti tersaji pada Tabel 5, terlihat merupakan akumulasi dari hasil
bahwa kombinasi perlakuan antara fotosintesis yang ada yang ditunjukkan

Tabel 5. Rata-rata Hasil Umbi Bawang Merah pada Berbagai Perlakuan


Kombinasi Jenis Tanah (T) dengan Dosis Pupuk Kandang (P)
Bobot Umbi Bobot Umbi Bobot Umbi
Jumlah
Segar/tanaman Segar/tanaman Kering/tanaman
Perlakuan
Umbi (dgn daun) (tanpa daun) (tanpa daun)
(gram) (gram) (gram)
T1 P0 5,5 18,2 10,6 a 8,8 a
T1 P1 6,3 26,4 17,6 b 14,4 b
T1 P2 6,7 27,1 18,3 b 16,1 b
T1 P3 7,0 30,7 23,6 c 20,9 c
T2 P0 4,9 16,5 9,8 a 7,4 a
T2 P1 5,3 18,3 10,3 a 8,1 a
T2 P2 6,1 19,2 10,7 a 9,3 a
T2 P3 6,5 21,8 11,0 a 10,4 a
BNT 5% tn tn 4,8 3,8
Keterangan : angka yang diiukuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tida berbeda nyata pada taraf Uji-t 5%. tn = tidak
berbeda nyata pada sidik ragam.

AGRITECH, VOL. X NO. 2 DES. 2008 : 108 – 120


118

dengan variabel bobot umbi kering per dan hasil ini berbeda nyata dengan
tanaman. perlakuan yang lainnya.
Meskipun terdapat pengaruh Dengan semakin banyak dosis
yang nyata, namun penggunaan tanah pupuk kandang yang diberikan tentunya
Vertisol yang disertai dengan akan mampu memperbaiki kondisi
pemberian pupuk kandang hingga dosis tanah. Pupuk kandang sebagai pupuk
15 ton/ha ternyata hanya mampu organik merupakan sumber bahan
menyamai kondisi dan hasil pada organik yang memiliki kemampuan
penanaman di tanah Alfisol yang tanpa untuk memperbaiki sifat fisik dan
diberi pupuk kandang. Adapun bobot bilogis tanah disamping sebagai sumber
umbi segar per tanaman dan bobot hara bagi tanaman. Bagian yang
umbi kering per tanaman tertinggi terpenting dari pupuk organik adalah
ditunjukkan oleh penanaman bawang daya dukung bagi jasad mikro.
merah di tanah Alfisol yang diberi Kegiatan jasad mikro ini akan
pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha meningkatkan pembentukan agregat

Tabel 6. Rata-rata Hasil Umbi Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Perlakuan
Jenis Tanah (T) dan Dosis Pupuk Kandang (P)
Bobot Umbi Bobot Umbi Bobot Umbi
Jumlah Segar/tanaman Segar/tanaman Kering/tanaman
Perlakuan
Umbi (dgn daun) (tanpa daun) (tanpa daun)
(gram) (gram) (gram)
Jenis Tanah
T1 = Alfisol 6,4 b 26,9 b 17,5 b 15,1 b
T2 = Vertisol 5,7 a 19,5 a 10,5 a 9,1 a
BNT 5% 0,5 3,4 2,4 1,9
Dss Ppk Kandang
P0 = 0 ton/ha 5,2 a 17,4 a 10,2 a 8,1 a
P1 = 5 ton/ha 5,8 ab 22,3 b 13,9 b 11,2 b
P2 = 10 ton/ha 6,4 bc 23,1 b 14,5 b 13,2 bc
P3 = 15 ton/ha 6,8 c 28,7 c 17,3 b 15,7 c
BNT 5% 0,7 4,8 3,4 2,7
Keterangan : angka yang diiukuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tida berbeda nyata pada taraf Uji-t 5%.

Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah …


119

tanah sehingga struktur tanah menjadi a. Ada peluang atau kemungkinan


lebih baik serta meningkatkan penggunaan lahan berkadar liat
kemampuan tanah memegang air tinggi (vertisol) yang telah ditambah
(Nurhandoyo dan Dewi, 2001). pupuk organik, untuk lokasi
Dengan struktur tanah yang gembur pengembangan budidaya bawang
menyebabkan pertumbuhan atau proses merah.
pembentukan umbi akan berlangsung b. Dosis pupuk organik (pupuk
lebih baik. kandang) yang dapat mendukung
Perbedaan kandungan liat pada pengembangan bawang merah di
tanah Alfisol dengan Vertisol ternyata lahan berkadar liat tinggi (vertisol)
juga memberikan dampak adanya adalah minimal 15 ton/ha.
perbedaan pada hasil umbi bawang c. Penggunaan jenis tanah Alfisol yang
merah. Dengan menggunakan tanah disertai dengan pemberian pupuk
Vertisol maka bobot umbi segar dan kandang sebanyak 15 ton/ha dapat
bobot umbi kering yang dihasilkan memberikan hasil yang paling baik
hanya mencapai masing-masing sebesar daripada kombinasi perlakuan yang
67 % dan 65 % (Tabel 6). Tetapi lainnya.
dengan pemberian pupuk kandang Saran
miminal sebanyak 5 ton/ha maka hasil Untuk mengetahui
yang diperoleh akan sama dengan hasil kemungkinan penggunaan tanah
pada tanah Alfisol (tanpa pupuk Vertisol untuk pengembangan budidaya
kandang). bawang merah yang hasilnya sepadan
dengan pada tanah Alfisol, maka perlu
KESIMPULAN DAN SARAN
dikaji mengenai pemberian pupuk
Kesimpulan
organik (baik pupuk kandang maupun
Berdasarkan hasil penelitian ini
lainnya) dengan dosis yang lebih tinggi
dapat diambil kesimpulan sebagai
atau dengan variasi penggunaan pupuk
berikut :

AGRITECH, VOL. X NO. 2 DES. 2008 : 108 – 120


120

organik sehingga diperoleh dosis Tanaman Kedelai pada Lahan


Vertisol. Tesis. Pascasarjana
optimal.
Universitas Brawijaya. Malang.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian, 2003. Data base


statistik tanaman hortikultura tahun
Adisarwanto, 1993. Pencegahan 2001. http://www.dep.tan.go.
Klorosis Daun pada Tanaman id/ statistik.htm.
Kedelai di Lahan Vertisol
dengan Pemberian Unsur Munir, Moeh. 1996. Tanah-tanah Utama
Mikro dan Makro. Prosiding Indonesia : Karakteristik,
Lokakarya Penelitian Komoditas Klasifikasi dan Pemanfaatannya.
dan Studi Khusus 1992. AARP. Pustaka Jaya. Jakarta.
Badan Penelitian dan
Pengembagan Pertanian. Nurhandoyo dan Kumoro Dewi, 2001.
Deptan. Jakarta. Pengaruh Pengapuran dan
Pupuk Kandang Terhadap
Anonimus, 2001. Nilai Ekonomi Bawang Pertumbuhan dan Hasil
Merah. http://www.lablink. Bawang Merah di Vertisol.
or.id/Agro/BawangMrh/bwgm Buletin Pertanian dan Peternakan 2
-ekonomi.htm. Download (4) : 101-107
tanggal 18 Maret 2005.
Wibowo, Singgih. 1999. Budidaya
Aryunis, 1997. Pengaruh Pemberian Bawang : Bawang Putih, Bawang
Mulsa Jerami dan Kepadatan Merah, Bawang Bombay. Penebar
Populasi terhadap Per- Swadaya. Jakarta.
tumbuhan dan Hasil

Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah …

Anda mungkin juga menyukai