Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL ILMIAH

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama : Mohammad Hopit


NIM : C1011151142
Program Studi : Agroteknologi
Judul : Pengaruh Pemberian Dolomit dan Berbagai Dosis Pupuk
Fosfat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang
Tanah pada Tanah Gambut
Pembimbing : 1. Ir. Rini Susana, M.Sc.
2. Ir. Hj. Astina, MP
Penguji : 1. Ir. Surachman, MMA
2. Ir. Hj. Siti Hadijah, M.Sc.
PENGARUH PEMBERIAN DOLOMIT DAN BERBAGAI DOSIS
PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KACANG TANAH
PADA TANAH GAMBUT

Mohammad Hopit1), Rini Susana2), Astina2).


Mahasiswa Fakultas Pertanian1) Dosen Fakultas Pertanian2) Universitas
Tanjungpura Pontianak
Email : hopit95@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan dolomit dan pupuk fosfat dalam budidaya tanaman kacang tanah
pada tanah gambut dapat meningkatkan pH tanah sehingga dapat menyerap unsur
hara salah satunya fosfat, dimana fosfat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang tanah. Tujuan penelitian untuk mendapatkan dosis dolomit dan
pupuk fosfat yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman
kacang tanah pada tanah gambut. Lokasi penelitian terletak di Jalan Khatulistiwa
Gang Karya Usaha, Kelurahan Batulayang, Kecamatan Pontianak Utara. Waktu
penelitian mulai dari tanggal 26 Maret - 3 Juli 2020. Rancangan penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan kombinasi dosis dolomit dan
pupuk fosfat yang terdiri dari 9 perlakuan yaitu a1b1 (10 ton/ha + 100 kg/ha);
a1b2 (10 ton/ha + 200 kg/ha); a1b3 (10 ton/ha + 300 kg/ha); a2b1 (15 ton/ha + 100
kg/ha); a2b2 (15 ton/ha + 200 kg/ha); a2b3 (15 ton/ha + 300 kg/ha); a3b1 (20 ton/ha
+ 100 kg/ha); a3b2 (20 ton/ha + 200 kg/ha); dan a3b3 (20 ton/ha + 300 kg/ha).
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 25 tanaman
per petak. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah volume akar, berat
kering tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong kering, berat biji kering
per tanaman, berat 100 butir biji kering, dan berat biji kering per petak. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis dolomit dan pupuk fosfat yang
diberikan akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Dosis yang
efektif ditunjukkan pada pemberian 15 ton/ha dolomit dan 200 kg/ha fosfat
berdasarkan potensi hasil tanaman kacang tanah yaitu berat biji kering 4,4 ton/ha.

Kata Kunci : dolomit, fosfat, gambut, kacang tanah.

1
The Effect Dolomite and Various Dosage of Phosphate Fertilizer on
The Growth and Yield of Peanut on Peat Soil

Mohammad Hopit1), Rini Susana2), Astina2)


Agriculture Faculty Student1), Agriculture Faculty Lecturers2)
Tanjungpura University Pontianak

ABSTRACT

The use of dolomite and phosphate fertilizers in peanut cultivation on peat


soils can increase soil pH so that it can absorb nutrients, one of which is phosphate,
where phosphate can increase the growth and yield of peanut. The aim of this
research was to obtain the best dosage of dolomite and phosphate fertilizers in
increasing the growth and yield of peanuts on peat soils. The research located on
District of North Pontianak. The research period starts from March 26 th - July 3rd
2020. The research design used a randomized block design, with a dose combination
of dolomite and phosphate fertilizer consisting of 9 treatments, namely : a1b1 (10
tonnes/ha dolomite + 100 kg/ha phosphate); a1b2 (10 tonnes/ha dolomite + 200
kg/ha phosphate); a1b3 (10 tonnes/ha dolomite + 300 kg/ha phosphate); a2b1 (15
tonnes/ha dolomite + 100 kg/ha phosphate); a2b2 (15 tonnes/ha dolomite + 200
kg/ha phosphate); a2b3 (15 tonnes/ha dolomite + 300 kg/ha phosphate); a3b1 (20
tonnes/ha dolomite + 100 kg/ha phosphate); a3b2 (20 tonnes/ha dolomite + 200
kg/ha phosphate); dan a3b3 (20 tonnes/ha dolomite + 300 kg/ha phosphate). Each
treatment was repeated 3 times and each replication consisted of 25 plants per plot.
The variables observed in this study were root volume, plant dry weight, number of
pods per plant, dry pod weight, dry seed weight per plant, 100 grain dry weight, and
dry seed weight per plot. The results showed that the higher the dose of dolomite and
phosphate fertilizers given would increase the growth and yield of peanuts. The
effective dose was shown in the application of 20 tonnes / ha of dolomite and 300 kg /
ha of phosphate based on the yield potential of peanuts, namely dry seed weight of
4.4 tonnes / ha.

Keywords: dolomite, phosphate, peanuts, peat.

2
PENDAHULUAN fosfat dalam tanah gambut dalam bentuk
Kacang tanah (Arachis hypogaea terikat, sehingga menjadi faktor
L.) adalah salah satu tanaman penghasil pembatas untuk memproduksi tanaman
biji-bijian yang merupakan tanaman kacang tanah, namun ini bisa
pangan yang mempunyai nilai ekonomi ditingkatkan dengan pemberian pupuk
tinggi karena kandungan gizinya fosfat. Salah satu jenis pupuk yang
terutama protein dan lemak yang tinggi. dapat digunakan sebagai sumber fosfat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik adalah SP-36 .
Kalimantan Barat (2016), produktifitas Menurut Balitkabi (2012),
kacang tanah pada tahun 2015 yaitu 11 anjuran dosis fosfat pada tanaman
ku/ha. Produktifitas tersebut masih kacang tanah adalah 100 kg/ha SP-
rendah jika dibandingkan dengan 36.Berdasarkan hasil penelitian Darpis,
produktifitas nasional pada tahun 2015 dkk (2017), terjadi peningkatan berat
yaitu 13 ku/ha (BPS Indonesia, 2016). biji kering dan biji bernas tanaman
Salah satu upaya peningkatan produksi kacang tanah pada pemberian 69 kg
kacang tanah di Kalimantan Barat dapat P2O5/ha atau setara dengan 191,6 kg SP-
dilakukan dengan cara ekstensifikasi 36/ha pada lahan gambut. Hasil
lahan salah satunya yaitu pada tanah penelitian Rahmadhani (2007),
gambut. Tanah gambut yang digunakan pemberian pupuk Rock Phosfat pada
sebagai media tumbuh tanaman kacang dosis 400 kg/ha atau setara dengan 311
tanah mengalami beberapa masalah kg/ha SP-36 dapat meningkatkan bobot
salah satunya yaitu pH yang rendah biji dan jumlah polong kedelai di tanah
sehingga unsur hara tidak tersedia bagi gambut. Berdasarkan rekomendasi
tanaman. Kacang tanah dapat tumbuh pemupukan Balai Pengkajian Teknologi
optimal pada pH antara 6,0-7,0 Pertanian Kalimantan Barat untuk
sedangkan media gambut memiliki sifat tanaman kedelai pada tanah gambut di
kemasaman dengan kisaran pH 3-4, hal wilayah Pontianak Utara diperlukan
ini menjadi masalah penting yang harus dosis 100 kg/ha SP-36.
diatasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
Usaha untuk meningkatkan pH untuk menentukan berapa dosis dolomit
tanah gambut dapat dilakukan dengan dan pupuk fosfat yang terbaik untuk
pemberian dolomit. Kapur dolomit pertumbuhan dan hasil tanaman kacang
mengandung unsur Ca dan Mg yang tanah di tanah gambut.
kedua jenis unsur ini dapat melepaskan
ion H+ yang berpengaruh terhadap METODE PENELITIAN
peningkatan pH tanah. Meningkatnya Penelitian dilaksanakan di lahan
pH pada tanah gambut mengakibatkan yang beralamat di Jalan Khatulistiwa
tanaman mampu untuk menyerap unsur Gang Karya Usaha, Kelurahan
hara. Salah satu unsur hara yang Batulayang, Kecamatan Pontianak
dibutuhkan oleh kacang tanah dalam Utara, Kota Pontianak. Waktu penelitian
jumlah yang besar adalah unsur hara tanggal 26 Maret – 3 Juli 2020. Bahan
fosfat. penelitian terdiri dari benih kacang
Pentingnya unsur hara fosfat tanah varietas Talam 2, dolomit, pukan
bagi tanaman kacang tanah adalah untuk ayam, Urea, KCl, SP-36. Alat penelitian
pembentukan polong dan mengisi terdiri dari cangkul, meteran, gembor,
polong yang masih kosong, oleh sebab oven, timbangan digital, pH meter,
itu kacang tanah membutuhkan fosfat thermohygrometer dan alat penunjang
yang cukup banyak. Umumnya hara lainnya.

3
Rancangan yang digunakan yaitu setiap lubang tanam ditanami benih
Rancangan Acak Kelompok yang kacang tanah sebanyak 2 biji dengan
tersusun secara factorial yang terdiri jarak tanam 20 cm x 20 cm. Setelah
dari 2 faktor, masing-masing faktor tanaman berumur 1 minggu dilakukan
terdiri dari 3 taraf yaitu a1b1 (10 ton/ha penjarangan dengan menyisakan 1
+ 100 kg/ha); a1b2 (10 ton/ha + 200 tanaman terbaik dengan cara digunting.
kg/ha); a1b3 (10 ton/ha + 300 kg/ha); Menurut Waluyo (2010), pupuk dasar
a2b1 (15 ton/ha + 100 kg/ha); a2b2 (15 diberikan 2 tahap, yaitu yang pertama
ton/ha + 200 kg/ha); a2b3 (15 ton/ha + pupuk dasar ½ bagian urea, seluruh SP-
300 kg/ha); a3b1 (20 ton/ha + 100 36, dan KCl diberikan bersamaan
kg/ha); a3b2 (20 ton/ha + 200 kg/ha); dengan penanaman, kemudian yang
dan a3b3 (20 ton/ha + 300 kg/ha). kedua pupuk susulan ½ bagian urea
Masing-masing perlakuan diulang diberikan saat tanaman berumur 30 hst.
sebanyak 3 kali dan setiap ulangan Pemberian pupuk Urea susulan
terdiri dari 25 tanaman. diberikan pada saat tanaman memasuki
Pengolahan tanah gambut masa vegetatif maksimum dengan cara
dilakukan dengan cara mencangkul disebar merata dalam larikan dangkal
sedalam lapisan olah tanah yaitu 30 cm, sejauh 5 cm dari lubang tanam.
kemudian dihaluskan dan diratakan. Pemeliharaan dilakukan dengan
Selanjutnya dibuat petakan dengan cara penyiraman yang dilakukan setiap
ukuran 1 x 1 m, dengan jarak antar hari pada saat pagi dan sore hari
petakan 0,5 m dan tinggi petakan 0,2 m. menggunakan gembor kalau tidak ada
Pemberian dolomit dan pukan ayam hujan. Pengendalian hama dilakukan
dengan dosis 20 ton/ha (2 kg/petak) dengan cara menaburkan insektisida
dilakukan 1 bulan sebelum tanam. Furadan dan Regent ke tanah dan
Pemberian ini dilakukan dengan cara dilakukan bersamaan dengan
ditabur merata di atas petakan sesuai pemupukan. Penyiangan gulma
dengan dosis perlakuan kemudian dilakukan secara manual dengan cara
diaduk sampai bercampur merata mencabut gulma yang ada di dalam
dengan tanah menggunakan cangkul dan bedengan. Pembumbunan dilakukan
garpu. Pemberian pupuk dasar Urea pada kacang tanah dengan cara manual
dengan dosis 50 kg/ha (5 g/petak), KCl pada saat tanaman berbunga.
dengan dosis 100 kg/ha (10 g/petak) dan Kacang tanah varietas Talam 2
SP-36 dengan dosis sesuai perlakuan dipanen pada saat tanaman berumur ±
diberikan pada saat akan melakukan 90 - 95 hari setelah tanam, pemanenan
penanaman yaitu dengan cara ditabur dilakukan dengan cara dicabut
merata. Penanaman dilakukan 1 bulan serempak. Adapun ciri-ciri tanaman siap
setelah tanah diinkubasi dengan panen antara lain batang mulai
dolomit. Penanaman dilakukan dengan mengeras, daun menguning dan
cara membuat lubang tanam yaitu sebagian berguguran, kulit polong telah
dengan cara ditugal sedalam 3 cm dari mengeras, kulit berserat, bagian dalam
permukaan tanah. Setiap biji kacang polong berwama coklat, bila ditekan
tanah lumuri dengan tanah bekas polong mudah pecah. Jika biji telah
budidaya kacang tanah sebagai penuh, harus segera dipanen, karena bila
pengganti Legume Inoculant dengan terlambat biji dapat tumbuh (Balitkabi,
cara direndam menggunakan air selama 2012).
15 menit lalu dilumuri tanah bekas Variabel yang diamati adalah
budidaya kacang tanah. Selanjutnya volume akar (cm3) dilakukan pada saat

4
fase vegetatif maksimum terhadap 1 dengan menggunakan sinar matahari
sampel secara destruktif dengan cara selama 7 hari. Bobot 100 butir biji
memisahkan akar dengan bagian atas kering (g) diukur dengan cara
tanaman lalu dibersihkan dan dicuci, menimbang 100 butir biji kering yang
kemudian akar dimasukan ke dalam diambil secara acak pada setiap ulangan,
gelas ukur yang telah diisi dengan air kemudian ditimbang dengan
dengan volume tertentu dan dilihat menggunakan timbangan digital. Berat
penambahan volume dalam gelas ukur biji kering per petak (g) dihitung dengan
tersebut, selisih dari volume tersebut cara menimbang biji kering kacang
merupakan volume akar. Berat kering tanah pada masing-masing petak
tanaman (g) dilakukan pada saat perlakuan.
tanaman memasuki fase vegetatif Data yang diperoleh pada akhir
maksimum terhadap 1 sampel tanaman penelitian dianalisis menggunakan uji F
destruktif dengan cara memotong- menggunakan Microsoft Excel untuk
motong bagian tanaman kemudian mengetahui apakah perlakuan yang
dilakukan pengeringan dalam oven diberikan berpengaruh atau tidak
dengan suhu 80oC selama 2 kali 24 jam terhadap pertumbuhan dan hasil kacang
hingga beratnya konstan, kemudian tanah di tanah gambut.
ditimbang menggunakan timbangan
digital. Jumlah polong tanaman dihitung HASIL DAN PEMBAHASAN
pada akhir penelitian, polong yang Hasil
dihitung adalah polong yang berisi pada Hasil analisis keragaman
8 sampel setiap petaknya. Berat polong menunjukkan bahwa interaksi dolomit
kering (g) dihitung pada akhir dan pupuk fosfat memberikan pengaruh
penelitian, berat polong yang dihitung yang tidak nyata terhadap volume akar
adalah polong yang berisi pada 8 sampel dan berat kering tanaman, namun
setiap petaknya. Berat biji kering per masing-masing perlakuan secara
tanaman (g) dilakukan pada akhir mandiri memberikan pengaruh yang
penelitian yaitu, dengan menimbang nyata. Rerata volume akar dan berat
semua biji kering yang dihasilkan pada kering tanaman kacang tanah dapat
8 sampel tanaman per petak, dilihat pada Gambar 1.
pengeringan biji kacang tanah dilakukan

4,50
4,00
Berat Kering (g)

2,10
Volume Akar (cm3)

3,50
1,80
3,00
1,50
2,50
1,20
2,00
0,90
1,50
1,00 0,60

0,50 0,30

0,00 0,00

Kombinasi Dolomit (ton/ha) dan Fosfat (kg/ha) Kombinasi Dolomit (ton/ha) dan Fosfat (kg/ha)

Gambar 1. Rerata Volume Akar dan Berat Kering Tanaman Kacang Tanah pada
Berbagai Kombinasi Dolomit (ton/ha) dan Fosfat (kg/ha)

5
Selanjutnya interaksi pemberian perlakuan yang berpengaruh nyata
dolomit dan pupuk fosfat memberikan diketahui dari uji beda nyata jujur (BNJ)
pengaruh yang nyata terhadap semua yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel
variabel hasil. Perbedaan antara 1.
Tabel 1. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Interaksi Dolomit dan Pupuk Fosfat
terhadap Variabel Hasil Kacang Tanah
BNJ
Dolomit Fosfat (kg/ha) Rerata
Variabel 5%
(ton/ha)
100 200 300
10 20,13 a 20,88 ab 23,33 cd 21,44 a
Jumlah
15 21,96 abcd 23,94 d 21,38 abc 22,42 ab
Polong 2,42
20 23,13 bcd 20,42 a 23,96 d 22,50 b
Tanaman
Rerata 21,74 a 21,74 a 22,89 b
10 21,85 a 23,76 abc 27,04 cde 24,21 a
Berat Polong
15 25,69 bcde 27,28 de 24,57 abcd 25,84 b
Kering per 3,43
20 26,54 bcde 23,37 ab 28,08 e 26,00 b
Tanaman
Rerata 24,69 a 24,80 a 26,56 b
10 18,57 a 19,67 ab 23,16 c 20,47 a
Berat Biji
15 21,83 bc 23,19 c 21,09 abc 22,04 b
Kering per 3,08
20 22,56 bc 20,02 ab 23,87 c 22,15 b
Tanaman
Rerata 20,99 a 20,96 a 22,71 b
10 47,16 ab 45,43 a 43,62 a 45,40 a
Berat 100 15 49.00 ab 57,43 ab 55,52 ab 53,98 b
17,35
Biji Kering 20 43,09 a 58,53 ab 62,81 b 54,81 b
Rerata 46,42 a 53,80 b 53,98 b
10 320,91 a 345,46 ab 425,84 bcd 364,07 a
Berat Biji
15 400,98 abcd 445,23 cd 399,71 abcd 415,31 b
Kering per 85,98
20 413,54 bcd 373, 57 abc 466,30 d 417,80 b
Petak
Rerata 378,48 a 388,09 a 430,62 b
Keterangan : Pada setiap variabel angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam
_kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNJ taraf 5%.
Variabel jumlah polong tanaman polong kering tertinggi dari pada dosis
kacang tanah menunjukkan bahwa 100 dan 200 kg/ha. Semakin tinggi
pemberian 20 ton/ha dolomit + 300 dosis dolomit dan pupuk fosfat yang
kg/ha menghasilkan jumlah polong diberikan maka semakin tinggi pula
paling tinggi, namun secara statistik berat polong kacang tanah yang
berbeda tidak nyata dengan dosis 15 dihasilkan. Berat polong tertinggi
ton/ha dolomit + 200 kg/ha fosfat. ditunjukkan pada dosis interaksi 20
Variabel berat polong tanaman ton/ha dolomit + 300 kg/ha fosfat
menunjukkan bahwa pemberian dosis namun berbeda tidak nyata dengan dosis
dolomit 20 ton/ha menghasilkan berat 10 ton/ha dolomit + 300 kg/ha fosfat, 15
polong kering tertinggi dari pada dosis ton/ha dolomit + 200 kg/ha fosfat, dan
10 dan 15 ton/ha namun berbeda tidak 20 ton/ha dolomit + 100 kg/ha fosfat.
nyata dengan dosis 15 ton/ha. Begitu Begitu pula dengan variabel berat biji
juga dengan pemberian dosis pupuk kering tanaman kacang tanah.
fosfat 300 kg/ha menghasilkan berat Variabel berat 100 biji kering

6
tanaman kacang tanah menunjukkan namun dolomit dan pupuk fosfat
bahwa pemberian dosis interaksi berpengaruh nyata secara faktor tunggal.
dolomit 20 ton/ha + 300 kg/ha fosfat Hasil analisis pH tanah gambut
menghasilkan berat 100 butir kacang sebelumnya 3,48 dan setelah inkubasi
tanah tertinggi, namun secara statistik mengalami kenaikan pH, rerata
pemberian dosis interaksi efektif pada pemberian dolomit 10 ton/ha mengalami
dosis dolomit 15 ton/ha + 200 kg/ha kenaikan pH sebesar 4,99 sedangkan
fosfat.. Secara faktor tunggal semakin pada pemberian dolomit 15 ton/ha
tinggi rerata pemberian dolomit dan reratanya sebesar 5,22 dan pada
fosfat maka akan semakin tinggi berat pemberian dolomit 20 ton/ha mengalami
100 butir biji kering kacang tanah yang kenaikan pH rerata sebesar 5,63.
dihasilkan. Sedangkan derajat keasaman tanah atau
Variabel berat biji kering per pH setelah panen, rerata pemberian
petak menunjukkan bahwa pemberian dolomit 10 ton/ha mengalami kenaikan
dosis dolomit 20 ton/ha menghasilkan pH sebesar 5,57 sedangkan pada
berat biji kering kacang tanah per petak pemberian dolomit 15 ton/ha reratanya
tertinggi daripada dosis 10 dan 15 sebesar 6,30 dan pada pemberian
ton/ha namun berbeda tidak nyata dolomit 20 ton/ha mengalami kenaikan
dengan dosis 15 ton/ha dolomit. Begitu pH rerata sebesar 6,43.
juga dengan dosis fosfat 300 kg/ha Meningkatnya pH tanah akan
menghasilkan berat biji kering kacang berpengaruh pada ketersediaan unsur
tanah per petak tertinggi daripada dosis hara salah satunya fosfat. Fosfat penting
100 dan 200 kg/ha dan berbeda nyata untuk tanaman diantaranya adalah untuk
dengan dosis 100 dan 200 kg/ha. pembelahan sel termasuk dalam
Semakin tinggi pemberian dolomit dan pembentukan dinding sel akar. Pada
fosfat maka akan semakin tinggi berat umumnya tanaman membutuhkan
biji kering kacang tanah per petak yang kondisi tanah yang netral yaitu pH
dihasilkan. Dosis interaksi 20 ton/ha antara 6,0 – 7,0. Namun tanaman
dolomit + 300 kg/ha fosfat mengasilkan kacang tanah dapat dibudidayakan pada
berat biji per petak paling tinggi namun tanah pH 5,5. Ditambah lagi menurut
secara statistik berbeda tidak nyata deskripsi tanaman kacang tanah varietas
dengan dosis 10 ton/ha dolomit + 300 Talam 2 adaptif terhadap lahan masam
kg/ha fosfat dan dosis 15 ton/ha dolomit pH antara 4,2 – 4,7.
+ 200 kg/ha fosfat. Menurut Setyati (1988),
pertumbuhan tanaman ditunjukkan
Pembahasan dengan bertambahnya ukuran dan berat
Hasil penelitian menunjukkan kering tanaman yang mencerminkan
bahwa interaksi antara dolomit dan bertambahnya protoplasma yang
pupuk fosfat memberikan pengaruh mungkin terjadi karena bertambahnya
yang nyata terhadap variabel ukuran dan jumlah sel dalam tubuh
pengamatan seperti jumlah polong per tanaman. Bertambahnya ukuran sel dan
tanaman, berat polong kering per berat kering tanaman disebabkan oleh
tanaman, berat biji kering per tanaman, pembelahan sel di daerah meristematik
berat 100 biji kering, dan berat biji pucuk dan ujung akar. Berat kering
kering per petak, namun untuk variabel tanaman merupakan indikator
volume akar dan berat kering tanaman, berlangsungnya pertumbuhan tanaman
interaksi dolomit dan pupuk fosfat yang merupakan hasil fotosintesis
memberikan pengaruh yang tidak nyata tanaman. Proses fotosintesis yang terjadi

7
menghasilkan fotosintat yang hasil tanaman.
selanjutnya ditranslokasikan ke seluruh Jumlah polong yang paling
bagian tanaman termasuk ke organ hasil banyak dihasilkan oleh tanaman kacang
sehingga mempengaruhi jumlah polong tanah dengan pemberian dosis 20 ton/ha
dan berat biji kering yang dihasilkan dolomit + 300 kg/ha fosfat yaitu 24
oleh tanaman kacang tanah. polong berbeda tidak nyata dengan dosis
Hasil fotosintat yang 15 ton/ha dolomit + 200 kg/ha fosfat.
ditranslokasikan ke organ hasil Hal ini diduga disebabkan oleh
menghasilkan jumlah polong per pemberian dolomit yang diberikan dapat
tanaman yang berbeda. Dari berbagai meningkatkan pH tanah yang sesuai
dosis kombinasi dolomit dan pupuk dengan syarat budidaya kacang tanah.
fosfat yang telah dicobakan Meningkatnya pH tanah menyebabkan
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hara fosfat dapat terserap dengan baik
tanah tertinggi dominan dijumpai pada dan optimal. Sejalan dengan hasil
dosis 20 ton/ha dolomit + 300 kg /ha penelitian Darpis, dkk (2017), terjadi
fosfat. Namun secara statistik berbeda peningkatan jumlah polong, berat biji
tidak nyata dengan dosis 15 ton/ha kering dan biji bernas tanaman kacang
dolomit + 200 kg/ha fosfat, sehingga tanah pada pemberian 69 kg P2O5/ha
dosis terbaik dalam penelitian ini adalah atau setara dengan 191,6 kg SP-36/ha
15 ton/ha dolomit + 200 kg/ha fosfat. pada lahan gambut. Jumlah polong per
Hal ini disebabkan dosis tersebut lebih tanaman yang berbeda berakibat
efisien dan ekonomis daripada dosis terhadap berat polong kering, berat biji
20 ton/ha dolomit + 300 kg/ha fosfat. kering per tanaman, berat 100 biji
Hal ini sesuai dengan pendapat Dartius kering dan berat biji kering per petak
(1990) bahwa ketersediaan unsur-unsur juga berbeda. Tabel 4 menunjukkan
yang dibutuhkan tanaman yang berada bahwa berat polong kering tanaman
dalam keadaan cukup, maka hasil kacang tanah dengan pemberian dosis
metabolismenya akan membentuk 20 ton/ha dolomit + 300 kg/ha fosfat
protein, enzim, hormon dan karbohidrat, juga menghasilkan polong kering yang
sehingga pembesaran, perpanjangan dan paling tinggi, namun berbeda tidak
pembelahan sel akan berlangsung nyata dengan dosis 15 ton/ha dolomit +
dengan cepat. Menurut Marsono & Sigit 200 kg/ha fosfat. Begitu juga dengan
(2005) pemberian pupuk pada dasarnya variabel biji kering tanaman, berat 100
bertujuan untuk menambah sejumlah biji kering, dan berat biji kering
unsur hara terutama unsur hara makro tanaman per petak. Dosis efektif pada
dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh variabel berat biji kering ialah pada
tanaman. Rinsema (1993) pemberian 15 ton/ha dolomit + 200
menambahkan bahwa peranan unsur kg/ha fosfat yaitu 23,19 g. Dosis efektif
hara adalah membantu merangsang pada variabel berat 100 biji kering ialah
perkembangan seluruh bagian tanaman dengan pemberian 15 ton/ha dolomit +
sehingga tanaman akan lebih cepat 200 kg/ha fosfat yaitu 57,43 g.
tumbuh, penyerapan unsur hara relatif Sedangkan dosis efektif pada variabel
banyak. Jumin (2005) menambahkan berat biji kering tanaman kacang tanah
bahwa pemupukan bertujuan untuk per petak tertinggi ialah pada pemberian
menjaga tetap terpeliharanya dosis 15 ton/ha dolomit + 200 kg/ha
keseimbangan unsur hara yang fosfat yakni 445,23 g atau setara dengan
dibutuhkan tanaman di dalam tanah dan 4,4 ton/ha.
untuk meningkatkan pertumbuhan dan

8
Kesimpulan Pengaruh Dolomit dan Pupuk
Hasil Penelitian menunjukkan PTerhadap Pertumbuhan dan
bahwa dosis yang efektif ditunjukkan Produksi Kacang Tanah (Arachis
pada pemberian dolomit 15 ton/ha + 200 hypogaea L.) Sebagai Tanaman
kg/ha fosfat berdasarkan potensi hasil Sela Diantara Kelapa Sawit di
tanaman kacang tanah yaitu berat biji Lahan Gambut. Dinamika
kering kacang tanah per petak dengan Pertanian, 33(3), 213-222.
rata-rata 445,23 gram atau setara dengan Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan 2.
4,4 ton/ha. Medan: Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka Jumin, H. B. 2005. Ekologi Tanaman.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2016. Jakata: Penerbit Rajawali
Produktifitas Kacang Tanah 2015. Marsono & Sigit. 2005. Pupuk Akar.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Jakarta: Penerbit Penebar
Indonesia. Swadaya.
Badan Pusat Statistik. 2016. Kalimantan Rahmadhani, F. 2007. Pengaruh
Barat dalam Angka. Badan Pusat Pemberian Pupuk Rock Fosfat dan
Statistik Kalimantan Barat. Berbagai Jenis Isolat Mikoriza
Pontianak. Vesikular Arbuskula Terhadap
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Produksi Tanaman Kedelai pada
2019. Rekomendasi Pemupukan Tanah Gambut Ajamu, Labuhan
Kalimantan Barat 2019. Batu. Skripsi. Medan : Universitas
Pontianak: Balai Pengkajian Sumatra Utara, Fakultas
Teknologi Pertanian Kalimantan Pertanian.
Barat. Rinsema, W.T. 1993. Pupuk dan
Balitkabi. 2012. Budidaya Kacang Pemupukan. Terjemahan oleh
Tanah. Badan Litbang Pertanian. H.M. Saleh. Jakarta: Bharata
Malang : Balai Penelitian Karya Aksara
Tanaman Aneka Kacang dan Waluyo, K. 2010. Budidaya Kacang
Umbi. Tanah. Cetakan Kedua Bandung:
Darpis, F., Nelvia dan Islan. 2017. Penerbit Epsilon Grup.

9
10

Anda mungkin juga menyukai