Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK

SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN


KACANG BUNCIS (Phaseolus Vulgaris L) PADA TANAH BERPASIR
 
Disusun oleh : 
MAULIDIA RAHMAH DWINANDA
NIM. 16.31.117569

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2021 
Latar Belakang

Buncis (Phaseolus vulgaris L) tanaman yang cocok


dibudidayakan di dataran medium (buncis tegak)
maupun tinggi (buncis rambat) tanaman semusim yang
berbentuk perdu, merupakan salah satu sumber protein
nabati, mineral dan kaya akan vitamin A, B dan C.
Kandungan serat dan enzim yang tinggi dapat
membantu penurunan berat badan serta kandungan
pektin dan lignin pada buncis memiliki khasiat
menurunkan kadar gula darah serta mencegah kanker
payudara dan kanker usus besar. Polong buncis
memiliki serat kasar yang memiliki manfaat untuk
melancarkan pencernaan sehingga zat-zat racun yang
ada pada tubuh dapat dikeluarkan (Cahyono, 2007).
BPS Kalimantan Tengah tahun 2016 produksi kacang buncis sebesar 10.077
kwintal, kemudian pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 7.748 kwintal
dan pada tahun 2018 juga mengalami penurunan menjadi 7.146 kwintal.
Masalah yang berkembang dan dominan pada petani sayuran di Kalimantan Tengah
khususnya Kota Palangka Raya adalah lahan pertanian yang didominasi oleh tanah
gambut dan tanah marginal berupa tanah berpasir, menurut Hardjowigeno (1992),
menyatakan bahwa tanah berpasir mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi tidak
menguntungkan untuk budidaya tanaman dikarenakan miskin unsur hara dan sulit
mengikat maupun menahan unsur-unsur hara dan air.
Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat menurunkan kesuburan
biologis tanah, memacu perkembangan patogen, menyebabkan keracunan unsur
hara dan menurunkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama, penyakit, angin
dan hujan (Sutanto, 2002). maka, diperlukan upaya peningkatan kesuburan tanah
melalui pendekatan nature farming (pertanian ramah lingkungan) caranya
menambah bahan organik dalam tanah menggunakan pupuk organik.
 Berdasarkan latar belakang dengan
permasalahan yang dihadapi, maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian terhadap
penggunaan pupuk kandang ayam dan pupuk
SP-36 untuk meningkatkan pertumbuhan dan
hasil pada tanaman kacang buncis di tanah
berpasir
Rumusan Masalah :
Apakah penggunaan pemberian pupuk
organik kandang ayam dan pupuk
anorganik SP-36 berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil produksi tanaman
kacang buncis (phaseoulus vulgaris L)
pada tanah berpasir akan optimal.
Tujuan Penelitian : Hipotesis Penelitian :

1. Untuk mengetahui pengaruh 1.Terdapat pengaruh pertumbuhan


pemberian pupuk kandang ayam dan hasil tanaman kacang buncis
terhadap pertumbuhan dan hasil (phaseoulus vulgaris L) yang
tanaman kacang kacang buncis diberikan pupuk kandang ayam
(phaseoulus vulgaris L) pada pada tanah berpasir.
tanah berpasir.
2. Terdapat pengaruh pertumbuhan
2. Untuk mengetahui pengaruh
dan hasil tanaman kacang buncis
pemberian pupuk SP-36 terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman
(phaseoulus vulgaris L) yang
kacang kacang buncis (phaseoulus diberikan pupuk SP-36 pada tanah
vulgaris L) pada tanah berpasir. berpasir.
3. Untuk mengetahui interaksi antara 3.Terdapat interaksi pertumbuhan
pupuk kandang ayam dan pupuk dan hasil tanaman kacang buncis
SP-36 terhadap pertumbuhan dan (phaseoulus vulgaris L) yang
hasil tanaman kacang kacang diberikan pupuk kandang ayam
buncis (phaseoulus vulgaris L). dan pupuk SP-36 pada tanah
berpasir.
TINJAUAN PUSTAKA
Kedudukan tanaman kacang buncis dalam sistematika tumbuh-tumbuhan
diklasifikasikan ke dalam :
Divisio: Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Sub Classis : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Familia : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub Familia : Papilionoideae
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus vulgaris L (Benson, 1957).

Buncis dibudidayakan di Indonesia terdiri dari beberapa varietas yang


secara umum dibagi menjadi dua :
 Buncis Pohon yang Merambat
 Buncis dengan Pohon yang Tegak (Sastrapradja, 2012).
Pupuk SP-36
 Keunggulan Pupuk SP-36 :
 Pupuk SP-36 digunakan sebagai a. tidak higroskopis,
pupuk tambahan menjadikan tanaman b. mudah larut dalam air,
lebih subur, menambah ketersediaan
c. sebagai sumber unsur hara fosfor
unsur hara dalam tanah menjadi bagus
bagi tanaman,
dan memperoleh hasil yang optimal.
 d. memacu pertumbuhan akar dan
Kandungan unsur hara pupuk SP-36
sistem perakaran yang baik,
yaitu : P2O5 yang larut ke dalam asam
nitrat sebesar 34%, Fosfat dengan e. memacu pembentukan bunga dan
kadarnya sekitar 36%, Sulfur sebesar masaknya buah/biji,
5%, P2O5 yang terlarut dalam air f. Mempercepat panen, memperbesar
mineral sebanyak 30%, H2O atau persentase terbentuknya bunga
kadar air nya sekitar 5%, Kadar asam menjadi buah/biji,
bebas memiliki kadar maksimal g. menambah daya tahan tanaman
sekitar 6%. terhadap gangguan hama, penyakit
 Bentuk butiran, warna abu-abu namun dan kekeringan,
tidak putih, kemasan dalam sak h. serta memperbaiki testur dan
dengan sebuah gambar kerbau warna struktur tanah (Azzamy, 2015).
emas berisikan 50 kg.
Pupuk Kandang Ayam
Menurut Odoemena
(2006), pupuk kandang Menurut Pinus Lingga
ayam merupakan sumber (1991), kandungan hara
yang baik bagi unsur-unsur pupuk kandang kotoran
hara makro dan mikro yang ayam lebih besar
mampu meningkatkan dibandingkan hara pupuk
kesuburan tanah serta kotoran lainnya.
menjadi substrat bagi Presentase pupuk
mikroorganisme tanah dan kandang ayam yaitu : N
meningkatkan aktivitas mengandung sebanyak 0,3
mikroba, sehingga lebih %, P2O5 sebanyak 0,2 %,
cepat terdekomposisi dan dan K2O sebanyak 0,15
melepaskan hara. %.
Tanah pasir
Tanah pasir berukuran antara 2,0-0,20 mm dan sebagian
besar tanah didominasi oleh fraksi pasir. Tanah pasir
banyak mengandung pori-pori makro, sedikit pori-pori
sedang dan pori-pori mikro. Tipe tanah ini sulit untuk
menahan air, tetapi mempunyai aerasi dan drainase yang
baik. Pada umumnya tanah pasir banyak didominasi
mineral primer jenis kwarsa (SiO2) yang tahan terhadap
pelapukan dan sedikit mineral sekunder. Mineral kwarsa
mempunyai sifat ”inert” atau sulit bereaksi dengan
senyawa lain dan sukar mengalami pelapukan. Kondisi
ini menjadikan tanah pasir merupakan tanah yang tidak
subur, kandungan unsur hara rendah dan tidak produktif
untuk pertumbuhan tanaman (Hanafiah, 2005).
Kapur Dolomit

1. Kapur Dolomit, berasal dari endapan mineral sekunder yang banyak


mengandung unsur Ca dan Mg = CaMg (CO3)2 (Lingga et al, 2002),
yang berfungsi meningkatkan pH dan menetralisir kadar keasaman
tanah. Untuk tanah yang pH mendekati 6 bertujuan untuk penambah
nutrisi tanaman.
2. Manfaat : 1. Meningkatkan pH tanah dan menetralisir tingkat
keasaman tanah, 2. Menetralisir senyawa beracun pada tanah, 3.
Memperbanyak unsur hara di dalam tanah, 4. Mempercepat
perangsangan pertumbuhan akar tanaman, 5. Menambah populasi
mikroorganisme dalam tanah, 6. Efektif menghijaukan tanaman, 7.
Meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas hasil panen, 8. Kaya
kandungan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang baik bagi
pertumbuhan tanaman, 9. Menetralkan unsur Al yang bisa meracuni
tanaman, 10. Menangkal bibit dan hama penyakit.
METODOLOGI
METODOLOGI PENELITIAN
PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Penelitian ini direncanakan dari bulan januari sampai dengan bulan april
tahun 2021 Penelitian ini berlokasi di Jl. Menteng XV, Kota Palangka
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

Bahan dan Alat


a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang buncis
(phaseolus vulgaris L) varietas MAXIPRO, pupuk organik kandang
ayam, pupuk anorganik SP-36, kapur dolomit dan Furadan 3G.
b. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah ayakan tanah, terpal,
cangkul, meteran, parang, tali, kayu, paku, palu, alat tulis, timbangan
digital, kamera, plastik, alat pengukur pH, polybag, trysemai, turus
kayu, paranet serta alat bantu lainnya untuk menunjang kelancaran
penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 2 faktor dan 3 kelompok
1. pupuk kandang ayam (A), 4 taraf yaitu :
 A0 = 0 t ha-1 = 0 g-polybag (tanpa perlakuan)
 A1 = 10 t ha-1 = 50 g-polybag
 A2 = 20 t ha-1 = 100 g-polybag
 A3 = 30 t ha-1 = 150 g-polybag
2. pupuk SP-36 yang terdiri dari 3 taraf yaitu :
 S0 = 0 kg -1 = 0 g-polybag (tanpa perlakuan )
 S1 = 100 kg -1 = 5 g-polybag
 S2 = 200 kg -1 = 1 g-polybag
Kombinasi perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayam (A)
dan pupuk SP-36 (S)
Pupuk SP-36 ( P )
Pupuk
S0 S1 S2
Kandang Panen umur 48 HST, kacang
Ayam (A) buncis siap dipanen terlihat pada
polong yang berwarna hijau
A0 A0S0 A0S1 A0S2 muda, tekstur pada permukaan
kulit polong kasar, biji yang ada
A1 A1S0 A1S1 A1S2 dalam polong belum menonjol,
A2 A2S0 A2S1 A2S2 dan jika dipatahkan polong akan
menimbulkan bunyi letup.  
A3 A3S0 A3S1 A3S2
Hasil pengamatan dianalisa
Kedua faktor perlakuan tersebut dikombinasikan
dan diperoleh 12 kombinasi perlakuan yang disusun dengan menggunakan analisa
sebanyak 3 (tiga) kelompok sehingga diperoleh untuk ragam (uji F) pada taraf 5% dan
seluruh percobaan berjumlah 36 satuan percobaan. 1%. Apabila uji F menunjukkan
adanya pengaruh perlakuan,
maka dilanjutkan dengan uji
BNJ taraf 5%
Perhitungan Kebutuhan Tanah Berpasir, Pupuk Kandang
Ayam, Pupuk SP-36 dan Kapur Dolomit
No Uraian Perhitungan
No Uraian Perhitungan
7. Pupuk kandang ayam A2 A2 = 10 kg/polybag x 20.000
1. V = Volume tanah V =pxlxk
( dosis 20 ton/ha ) kg/ha
berpasir per hektar = 100 m x 100 m x 0,2 m
2.000.000 kg
(m3/ha) = 2.000 m3/ha
= 0,1 kg
= 2.000.000.000 cm3/ha
= 100 g/polybag
2. BVT = Berat volume BVT = V x BD 8. Pupuk kandang ayam A3 A3 = 10 kg/polybag x 30.000
tanah berpasir per = 2.000 m3/ha x 1 g/cm3 ( dosis 30 ton/ha ) kg/ha
hektar (kg/ha) = 2.000.000.000 cm3 x 1 2.000.000 kg
g/cm3 = 0,15 kg
= 2.000.000.000 g/ha = 150 g/polybag
= 2.000 ton/ha
= 2.000.000 kg/ha
9. Pupuk SP-36 S0 S0 = 10 kg/polybag x 0 kg/ha
( dosis 0 kg/ha) 2.000.000 kg
3. Berat tanah per polybag 10 kg/polybag = 0 kg
4. Kapur dolomit 20 ton/ha = 10 kg/polybag x 20 kg/ha = 0 g/polybag
2.000.000 kg
= 0,01 kg
= 100 g 10. Pupuk SP-36 S1 S1 = 10 kg/polybag x 100 kg/ha
( dosis 100 kg/ha) 2.000.000 kg
5. Pupuk kandang ayam A0 A0 = 10 kg/polybag x 0 kg/ha = 0,0005 kg
( dosis 0 ton/ha ) 2.000.000 kg = 5 g/polybag
= 0 kg
=0g
11. Pupuk SP-36 S2 S2 = 10 kg/polybag x 200 kg/ha
6. Pupuk kandang ayam A1 A1 = 10 kg/polybag x 10.000 kg/ha
( dosis 200 kg/ha) 2.000.000 kg
( dosis 10 ton/ha ) 2.000.000 kg
= 0,001 kg
= 0,05 kg
= 1 g/polybag
= 50 g/polybag
Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan lokasi penelitian
2. Persiapan media tanam
3. Penggapuran dan Aplikasi Pupuk Perlakuan
4. Penempatan Satuan Percobaan
5. Penanaman
6. Pemeliharaan (Penyulaman, Penyiraman, Penyiangan, Pemasangan ajir/turus )
7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
8. Variabel pengamatan
a) Tinggi tanaman, Pengamatan pada umur 7, 14, 21 HST
b) Jumlah daun tanaman, Pengamatan pada umur 7, 14, 21 HST
c) Jumlah bunga tanaman
d) Panjang polong pertanaman, Pengamatan saat umur panen 48 HST
e) Jumlah polong pertanaman, dihitung pada saat panen 48 HST
f) Berat segar per polong, Pengamatan dilakukan umur 48 HST
g) Berat segar polong per tanaman, Pengamatan dilakukan umur 48 HST
h) Jumlah biji per polong, Pengamatan dilakukan umur 48 HST
i) Jumlah biji per tanaman, Pengamatan dilakukan umur 48 HST
A0S2 A3S0 A1S1
Denah tata letak
A1S1 A2S2 A0S0
penelitian
U
A3S1 A0S1 A2S2

A2S0 A0S0 A1S2

A1S0 A2S1 A2S1


B T

A0S0 A0S2 A3S2

Kel A3S0 Kel A2S0 Kel A0S2


I II III

S
A0S1 A1S0 A3S1
Keterangan :
A2S1 A1S1 A0S1
I,II,II = Kelompok
A0,A1, A2,A3 = Pupuk Kandang Ayam
A3S2 A1S2 A3S0
S0, S1, S2 = Pupuk SP-36
A2S2 A3S2 A1S0

50 Cm 25 Cm
A1S1 A3S1 A2S0
Analisa Data

Hasil pengamatan dianalisa dengan


menggunakan analisa ragam (uji F)
pada taraf 5% dan 1%. Apabila uji F
menunjukkan adanya pengaruh
perlakuan, maka dilanjutkan dengan
uji BNJ taraf 5% .

Anda mungkin juga menyukai