Oleh
Dr. Rusman Heriawan
Wakil Menteri Pertanian RI
Disampaikan pada :
Kuliah Umum Instiper Yogyakarta
Yogyakarta, 28 Februari 2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
I. PENGANTAR
1. Perkebunan merupakan komoditi yang mempunyai sejarah panjang di Indonesia. Nilai
strategis komoditi perkebunan telah dinikmati oleh penduduk Nusantara jauh sebelum
berdirinya Republik Indonesia. Berdirinya kerajaan-kerajaan besar Nusantara yang
tersebar mulai dari Aceh sampai dengan Maluku Utara tidak terlepas dari kontribusi
perdagangan rempah. Ironisnya nilai strategis dari komoditi perkebunan jugalah yang
menjadi penyebab kolonialisme di bumi pertiwi. Keuntungan dari perdagangan komoditi
perkebunan telah memungkinkan negara Belanda tinggal landas.
2. Secara historis pertumbuhan komoditas perkebunan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Sangat pesat: kelapa sawit
Tumbuh steady: kakao
Bangkit kembali: pala
Pemulihan : cengkeh, tembakau, tebu
Konstan: kopi, karet, kelapa, mete
Menurun: teh, lada
Belum ada komoditas unggulan baru
2. Bentuk pengusahaan perkebunan besar negara (6%), perkebunan besar swasta (21%), dan
perkebunan rakyat (72%)
3. Jenis komoditi terdiri atas 127 jenis tanaman, berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim
dengan areal sebaran mulai dataran rendah sampai dataran tinggi
I. PENGANTAR
4. Peran penting perkebunan secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya
• Sumber Devisa ekspor komoditi primer perkebunan > US$ 26,82 milyar (2013)
• Penerimaan Negara :
a. Cukai rokok Rp. 80 trilyun (2012), Rp. 95 trilyun (2013),
b. Pajak Ekspor Rp. 23,2 trilyun (2012) , Rp. 31,7 trilyun (2013)
c. Bea masuk Rp. 24,7 trilyun (2012), Rp. 27,1 (2013)
• Bahan Baku Industri industri ban, oleochemical, rokok, minyak makan, gula, coklat
dll.
• Bahan Pangan tebu, kelapa, minyak sawit, kakao, j.mente
• Sumber energi kelapa sawit, kelapa, tebu, sagu,kemiri sunan, jarak pagar
• Kesempatan Kerja dan Sumber Pendapatan Pekebun lebih dari 18 juta KK
tergantung dari on farm perkebunan
• Pengembangan wilayah banyak daerah berkembang karena ekonomi berbasis
perkebunan
• Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup memanfaatkan lahan yang
sudah terbuka, fiksasi CO2, dalam pengembangan mengikuti kaidah-kaidah
3
konservasi.
II. KINERJA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
2.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL 2010-2013
13
V. TANTANGAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KE DEPAN
1. Kondisi pertanaman
Didominasi oleh tanaman tua dan rusak sehingga produktivitasnya
rendah. Infrastruktur pendukung kondisinya secara umum tidak bagus
sehingga efisiensi dan daya saing menjadi produk perkebunan menjadi
rendah.
2. Perubahan iklim global
Perubahan iklim global akan mengurangi kapasitas (daya hasil dan
stabilisasi) produksi perkebunan pada tingkat nasional dan global
sehingga menjadi ancaman ketahanan pangan, ketahanan energi dan
ketahanan air
3. Kelangkaan ketersediaan dan persaingan pemanfaatan lahan dan air
Akan menimbulkan kesulitan dalam ekstensifikasi lahan dan air untuk
perkebunan yang selanjutnya akan mendorong munculnya gerakan land
and water grabbing pada tataran global
4. Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi
Akan meningkatkan kebutuhan pangan, air dan energi sehingga kompetisi
akan sumberdaya lahan dan air akan semakin berat alih fungsi lahan 14
V. TANTANGAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KE DEPAN
• Pengembangan komoditi
5
• Pengembangan SDM
7
17
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
1) Mengembangkan budidaya tanaman perkebunan melalui penerapan IPTEK dan 4-ASI (Intensifikasi,
Rehabilitasi, Ekstensifikasi dan Diversifikasi), yang didukung dengan sistem penyuluhan dan
pendampingan yang intensif;
2) Mengoptimalkan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan sarana produksi, dukungan
perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha perkebunan serta dukungan
manajemen dan teknis lainnya.
18
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
19
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
20
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
Pengembangan komoditi
1) Mendorong pengembangan komoditas unggulan nasional dan lokal sesuai dengan peluang pasar,
karakteristik dan potensi wilayah dengan penerapan teknologi budidaya yang baik.
2) Optimasi pemanfaatan sumberdaya lahan, seperti lahan pekarangan, lahan pangan, lahan
cadangan dan sisa asset lahan lainnya dengan pengembangan cabang usahatani lain yang sesuai.
3) Menumbuhkembangkan kawasan komoditas unggulan berbasis pedesaan dengan pengelolaan dari
hulu sampai hilir dalam satu kawasan.
4) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan untuk mendukung penumbuhan
sentra-sentra kegiatan ekonomi pada wilayah khusus antara lain wilayah perbatasan dan
penyangga (bufferzone), wilayah konflik/pasca konflik, wilayah bencana alam serta wilayah
pemekaran.
5) Mendorong pengembangan aneka produk (products development) perkebunan serta upaya
peningkatan mutu untuk memperoleh peningkatan nilai tambah.
6) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan perkebunan.
21
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
22
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
23
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
Pengembangan SDM
1) Petugas
a. Meningkatkan kualitas, moral dan etos kerja petugas.
b. Meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun sistem pengawasan yang
efektif.
c. Meningkatkan penerapan sistem recruitment dan karir yang terprogram serta transparan untuk
mewujudkan petugas yang profesional.
d. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap prakarsa petugas yang pro-aktif
dalam mewujudkan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelaku usaha.
2) SDM Petani dan Masyarakat
a. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani untuk mengoptimasikan usahanya secara
berkelanjutan.
b. Memfasilitasi dan mendorong kemampuan petani untuk dapat mengakses berbagai peluang
usaha dan sumberdaya dalam memperkuat/mempertangguh usaha taninya.
c. Menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan kemampuan petani dalam mengelola
kelembagaan petani dan kelembagaan usaha serta menjalin kemitraan.
24
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
25
VI. Upaya Pengembangan ke Depan
26
Terima kasih
PROYEKSI LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT TAHUN 2020