Disusun oleh :
Kelompok 1
Agribisnis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….…..2
2.1 Pengertian…………………………………………………………………………………….2
2.2 Tujuan dan Fungsi……………………………………………………………………………4
2.3 Ruang lingkup………………………………………………………………………………..5
3.1 Saran………………………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang semakin modern ini, sangat di butuhkan pemahaman tentang agama, agar
dapat menjawab tentang dunia yang semakin sulit, dan bermacam-macam maka perlu kita
pelajari agama lebih mendalam agar pengetahuan dan wawasan kita semakin bertambah luas.
Mempelajari tentang agama islam sangat penting karena orang-orang masih banyak sekali
yang belum mengerti tentang agama islam, dan banyak juga orang-orang yang mengerti
agama iskam namun kenyataannya tidak menerapkan syari’at islam. Oleh sebab itu, perlunya
bab tentang agama untuk kita pelajari atau kaji di ranah perkuliahan ini, tidak hanya
mempelajari namun dianjurkan juga untuk menerapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Secara etimologi, Agama (san) berasal dari kata “gam” = ga/gaan (Bld) = (Ing) = pergi,
yang mendapat awalan dan akhiran “a” menjadi a-gam-a berarti jalan menuju artinya jalan
menuju kebaikan. Ada pula yang mendapat awalan i menjadi i-ama dan awalan u menjadi
u-gama.
Dalam bahasa Bali ketiganya masih dipakai, Agama ialah peraturan, tatacara,
upacara hubungan manusia dengan raja, igama dalam hubungan dengan dewa-dewa, dan
ugama dalam hubungannya dengan manusia. Ketiga kata tersebut juga tersebar
pemakaiannya dalam tiga bahasa sekarang ini, agama dalam bahasa Indonesia, igama
dalam bahasa Jawa, ugama dalam bahasa Malaysia.
Din (Arb) berasal dari akar kata , mengusai, menundukkan, patuh, hutang, balasan,
kebiasaan. Din memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang
harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan
dengan menjalankan ajaran-ajaran din itu, membawa kewajiban-kewajiban yang kalu tidak
dijalankan menjadi hutang, kewajiban dan kepatuhan membawa paham pembalasan,
memjalankannya mendapatkan balasan baik, mengingkarinya mendapat balasan buruk.
Religi (ind), Religie (Bld), Religion (Ing) dari kata relegere atau religere (Lat).
Relegere, berhati-hati dengan makna dasarnya: observansi artinya berpegang pada kaidah-
kaidah atau aturan-aturan yang ketat. Orang roma harus berhati-hati dengan Yang Kudus
sekaligus tabu.
Religare, mengikat. Makna dasarnya, ikatan manusia dengan suatu tenaga. Tenaga
yang ghaib dan itu Yang Kudus. Yang Kudus itu adalah hakekat.
Religi adalah kecenderungan rohani sebagai penghayatan manusia yang
berhubungan dengan Yang Kudus yang belum tentu itu Tuhan atau Dewa-dewa. Mungkin
berupa tenaga atau gejala yang tidak mempunyai bentuk pribadi, tidak berwujud sebagai
2
individu, mungkin berupa benda, pribadi, manusia yang didewakan, sangat tergantung
pada tujuan kepercayaan masing-masing religi. Dengan demikian pengertian religi luas
sekali.
Godsdienst (Bld) God= Tuhan, dienst= pengabdi, kebaktian: artinya pengabdian
kepada Tuhan. Kepercayaan yang tertuju kepada Tuhan atau Dewa-dewa.
Pendapat lain, Religion atau religious (Ing) berasal dari Religio (Lat) yang juga
berasal dari satu kata yang maksutnya, suatu ikatan lengkap untuk mengikat manusia
dengan pekerjan-pekerjaanya sebagi ikatan wajib, dan untuk mengikat manusia kepada
Tuhannya. Pada awalnya, menurut Musthopa Abd. Raziq, Religio merupakan istilah yang
dipergunakan sebagai: “perasaan mengakui hak-hak Tuhan dengan takut dan hormat”.
Namun pada perkembangannya religion memiliki tiga makna. Pertama, organisasi
masyarakat segolongan manusia yang menyusun pelaksanaan sembahyang untuk
mempercayai suatu kepercayaan. Kedua, kesempurnaan zat yang mutlak, mempercayai,
perhubungan manusia dengan kekuatan rohani yang lebih mulia daripada dia sendiri, dan
rohani tersebut dipandang Esa atau lebih dari satu. Ketiga, pernghormatan dengan khusu’
terhadap adanya suatu perundang-undangan atau adat atau perasaan.
Millah, Agama suatu masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang melaksanakan
ibadah-ibadah agamanya. Dalam hal ini Abbas menyatakan millah sebagai teori dan
praktek sedangkan din hanya teori. Karena itu bagian dari millah lebih luas dari din.
Ini bertentangan dengan Sidi Gazalba yang mengatakan din lebih luas daripada millah.
Alasannya berdasarkan Qs. Al Baqarrah/2: 135, Al-Nisa/4: 145, Al-Maidah/5: 3, dan Al
Imron/3: 9.
Pendapat ini sejalan dengan Aflatun Muchtar yang menyimpulkan; Millah berarti
suatu yang disyafa’atkan Allah. Sedangkan din berarti melaksanakan apa yang
disyafa’atkan, juga diartikan dengan taat dan patuh’
2. Secara epistemologi, Agama ialah kepercayan kepada Yang Kudus, menyatakan diri pada
hubungan dengan Dia dalam bentuk ritus, kultus, dan permohonan, membentuk sikap
hidup berdasarkan doktrin tertentu.
3
Menurut Musthfa Abd. Raziq; Agama (din) adalah peraturan-peraturan yang terdiri
dari kepercayaan-kepercayaan yang tertaut dengan keadaan-keadaan yang suci.
Jika lebih diringkas, agama dalah sistem hubungan manusia dengan tuhan. Kedati
demikian, Musthafa Abd. Raziq mengatakan: “Perjuangan ahli-ahli terhadap sejarah
agama-agama masih berkanjut terus, untuk mengetahui asal usul agama. Untuk
memberikan suatu kepastian yang lengkap menurut istilah ahli mantiq (logika).
4
a. Informasi akan keesan Tuhan dan hanya beribadah kepadaNya
b. Alat kontrol hubungan vertical dan horizontal
c. Jujur dan adil agar damai
d. Mendidik agar tidak sombong dan dendam
e. Sifat sosialtegang rasa
f. Tolong menolong
g. Motivator
h. Dinamisator dan stabilisator untuk kebaikan
i. Membimbing kepada aqidah yang fithrah
j. Motivasi untuk menuntut ilmu agama dan umum
k. Membina akhlak persaudaraan intern dan antar umat
Dasar-dasar ketuhanan
Iman dan amal
Akhlaq
Salat dan zakat
Hukum, undang-undang dan keadilan
Ilmu pengetahuan
Koreksi
Kebebasan (tidak ada paksaan)
Janji dan ancaman
Persaudaran dalam intern ummat
Hubungan antara umat dan perdamaian
Tolong menolong dan jihad di jalan Allah
Masalah dosa besar
Kehidupan ukhrowi
Penegasan atas kesatuan ajaran tauhid dari semua nabi
5
Ruang lingkup secara garis besar meliputi seluruh elemen yang berkenaan dengan
penyembahan terhadap yang maha suci, ketuhanan dan ghaib dengan segala bentuknya,
manusianya, ritual ibadah, ajaran-ajaran, simbol-simbol dan lambing-lambang keagamaan.
Sikap hidup, perilaku di dunia dan kehidupan kemudian.
6
b) Menyantuni/membina diri
c) Hubungan dengan keluarga
d) Hubungan dengan bangsa
e) Hubungan antar bangsa
II. Hubungan dengan tumbuh-tumbuhan
III. Hubungan dengan hewan
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Hendaklah makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi
pembaca. Dan makalah ini bias bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi penyusun dan
pembaca.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sidi Gazalba, Antropologi Budaya II, Jakarta : Bulan Bintang, 1974, hal. 51
Zainal Arifin Abbas, Perkembangan Pemikiran Terhadap Agama, I, Jakarta; Pusaka Al-
Husnah, cet.2. 1984, hal. 48-49
Sidi Gazalba, Asas Agama Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1975, hal. 33
Harun Nasution, Islam Rasional, Bandung : Mizan, 1995, hal. 78
Muchtar, op.cit, hal. 121
Zakiah Daradjat, Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1996, hal. 58