BAHASA
A. Pengertian Bahasa
B. Hakikat Bahasa
Definisi bahasa dari Kridalaksana dan yang sejalan dengan definisi mengenai
bahasa dari beberapa pakar lain, kalau dibutiri akan didapatkan beberapa ciri itu,
antara lain, adalah (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud
lambang, (3) bahasa itu serupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa
itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8)
bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu
bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu berfungsi
sebagai alat interaksi sosial, dan (13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
KESUSASTRAAN
Pertama-tana kita harus membedakan sastra dan studi sastra. Sastra adalah
suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sedangkan studi sastra adalah cabang
ilmu pengetahua. Memang ada usaha mengburkan perbedaan ini. Ada yang
mengatakan, mislanya, bahwa tidak mungkin kita dapat mempelajari Alexander
Pope tanpa mencoba membuat puisi dengan bentuk heroic couplets, yang khas
pada zaman itu dan selalu dipakai Pope dalam puisi-puisinya. Seorang penelaah
sastra harus dapat menerjemahkan pengalaman sastranya dalam bahsa ilmiah, dan
harus dapat menjabarkannya dalam uraian yang jelas dan rasional. Mungkin saja
bahan studinya sedikit banyak mengandung unsur yang sangat tidak rasional.
Tetapi dlam hal ini, posisi si penelaah tak lebih dari posisi seorang sejarawan seni
rupa atau musik—atau bahkan, seorang ahli sosiologi atau anatomi.
Sifat-sifat Sastra
Sifat-sifat khas sastra muncul paling jelas bila dilihat dari aspek referensialnya
( acuan ). Marilah kita menengok genre sastra tradisional seperti lirik, epi, dan
drama. Dalam ketiga jenis sastra itu, acuannya adalah dunia fiksi atau imajinasi.
Pernyataan dalam sebuah novel, puisi, atau drama, tidak dianggap benar secara
harfiah, dan juga bukan merupakan preposisi logis. Ada perbedaan yang mendasar
dan penting antara pernyataan novel sejarah dan novel Balzac (sastrawan Prancis)
yang tampaknya menyampaikan “informasi” tentang kejadian nyata, dan
pernyataan yang sama yang muncul dalambuku sejarah atau soiologi
Fungsi Sastra
Kalau kita berbicara tentang sastra secara koheren, fungsi dan sifatnya tidak
dapat dipisahkan. Fungsi puisi sebagai dengan sifat-sifatnya: setiap benda atau
jenis benda berfungsi paling tepat dan efisien sebagai dirinya sendiri. Manfaat
kedua baru diperoleh jika fungsi utamnya bagus: mesin puntal sekarang menjadi
hiasan atau benda museum, piano kotak yang rusak dijadikan meja. Sebaliknya,
sifat suatu benda juga mengikuti fungsinya: apa yang dapat dilakukannya. Sebuah
artefak mempunyai struktur menurut fungsinya, baru kemudian mendaoat
tambahan hiasan sesuai waktu dan bahan yang ada, dan sesuai selera pembuatnya.
Pada setiap karya sastra, pasti ada juga beberapa bhal yang tidak fungsional,
meskipun tambahan itu dapat diterima berdasarkan alasan lain.
B. Penelitian Pendahuluan
Tiga sudut pandang ini perlu dibedakan. Yang perlu dibedakan. Yang relavan
dengan studi sastra adalah yang pertama—yang menganggap bahwa biografi
menerangkan dan menjelaskan proses penciptaan karya sastra yang sebenarnya.
Sudut pandang yang kedua mengalihakan pusat perhatian dari karya pribadi ke
karya pengarang. Sedangkan yang ketiga memperlakukan biografi sebagai bahan
untuk ilmu pengetahuan atau psikologi penciptaan artistik.
Hubungan sastra dengan seni rupa dan seni musik sangat beragam dan rumit.
Kandang-kadang puisi mendapat inspirasi dari lukisan, patung, atau musik. Karya
seni seperti halnya benda dan manusia sering menjadi tema dan objek puisi. Hal
ini sudah umum, dan tidak mengandung permasalahn teoritis.
DAFTAR PUSTAKA