Anda di halaman 1dari 12

DISKUSI PROPOSAL PRA PENELITIAN

PENGARUH BEBERAPA TAKARAN PUPUK NPK


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill)Varietas
Tanggamus.

Oleh:
Recky Kusuma Wardana
1703310017
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang

Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah salah satu sumber protein nabati yang
sangat baik dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Kedelai mengandung 40 %
protein dan 20 % lemak. Sebagai makanan manusia kedelai dapat dibuat tempe,
tahu, kecap, tauco dan lain-lain. Minyak kedelai merupakan bahan baku industri
seperti cat air, tinta cetak, bahan peledak dan lain-lain. Daun dan batangnya dapat
digunakan sebagai pupuk hjau dan makanan ternak. Tanaman ini sebenarnya be-
rasal dari Cina, tepatnya Manshuko dan kemudian menyebar ke beberapa negara
lain di dunia. Sumber genetiknya ditemukan didaerah Mansyuriah, Jepang sampai
ke Amerika dan Afrika.
lanjut,

Tanaman kedelai saat ini banyak diposisikan sebagai bahan baku industri
pangan, di Indonesia hingga kini produksi kedelai masih rendah, sehingga
pemerintah menetapkan program swasembada kedelai pada tahun 2009-
2014 dengan target sebesar 2,7 juta ton. Akan tetapi target swasembada
kedelai 2014 ini tidak tercapai karena produksi hanya mencapai 953.956 ton.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi kedelai dengan sasaran
mencapai swasembada yang semula ditargetkan pada tahun 2014 ditunda
menjadi tahun 2017.
Produksi tanaman kedelai di Sumatera Selatan masih sangat rendah,
menurut laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Sumsel, produksi
kedelai di Sumsel di tahun 2018 hanya mencapai 12,662 ton. Banyak faktor
yang mengakibatkan produksi tanaman kedelai di Sumsel masih sangat
rendah, salah satunya adalah kondisi lahan. Kondisi lahan di Sumsel
berlahan gambut rawa atau ber Ph masam.
lanjut,

Produktivitas kedelai dapat ditingkatkan dengan perbaikan teknik


budidaya melalui sistem pemupukan dan penggunaan varietas unggul,
dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi
kedelai dapat dipengaruhi oleh varietas, pengelolaan tanah dan tanaman,
serta kondisi lingkungan lainnya.
Pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman dan menjaga agroekosistem terutama mence-
gah terjadinya degradasi lahan dan dapat memperbaiki kesuburan tanah
sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pemberian pupuk NPK akan meningkatkan pertumbuhan yang lebih baik.
Pemupukan dengan pupuk anorganik dan pupuk organik akan
meningkatkan kehidupan organisme di dalam tanah karena memanfaatkan
bahan sebagai nutrisi yang dibutuhkan organisme tersebut.
Pupuk NPK adalah salah satu jenis pupuk tanaman yang banyak digu-
nakan oleh para petani untuk merawat berbagai tanaman. Pupuk NPK
merupakan pupuk kimia yang memiliki 3 (tiga) unsur hara makro, yaitu Ni-
trogen (N), Fosfor (F) dan Kalium (K), sehingga NPK adalah singkatan dari
3 (tiga) nama unsur tersebut. Produsen pupuk biasanya juga menam-
bahkan unsur hara mikro seperti Klorida, Boron, Besi, Mangan, Kalsium,
Magnesium, Sulfur, Tembaga, Seng. Kandungan unsur hara pada pupuk
NPK sangat cepat diserap tanaman, karena sebagian nitrogen dalam ben-
tuk NO3 (Nitrat) yang langsung tersedia bagi tanaman dan membantu
penyerapan unsur hara Kalium, Magnesium, dan Kalsium sehingga mem-
percepat proses pembangunan, dan memacu pertumbuhan pucuk tanaman
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa takaran
pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana respon pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai Varietas
Tanggamus (Glycine max L. Merrill) terhadap pemberian beberapa takaran
pupuk NPK ?

D. Hipotesis
Diduga dengan pemberian pupuk NPK sebanyak 450 kg/ha dapat
memberikan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman kedelai (Glycine max
L. Merrill).
II. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan percobaan Universitas
Tridinanti Palembang di Desa Semambu Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian akan
dilaksanakan dari bulan Juni 2021 sampai dengan Agustus 2021.

B. Bahan dan Alat


Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih
kedelai Varietas Tanggamus, pupuk NPK, pupuk kandang,
insektisida Sevin 85 S, fungisida Dhitane M-45 dan Legin.
Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul,
sabit, meteran, tali rafia, kayu, tugal, timbangan, oven, ember,
gembor, sprayer, kamera dan alat–alat tulis.
C. Metode Penelitian

1. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 5 (lima) perlakuan 5 (lima) ulangan,
setiap petakan terdiri dari 30 tanaman, maka jumlah tanaman
yang diteliti sebanyak 750 tanaman. Jumlah sampel yang
diamati dalam setiap 1 (satu) petakan diambil sebanyak 5 (lima)
2. contoh tanaman.
Rancangan Perlakuan

P0 = Tanpa Pupuk NPK


P1 = 150 kg pupuk NPK per hektar setara 90 gram perpetakan
P2 = 300 kg pupuk NPK per hektar setara 180 gram perpetakan
P3 = 450 kg pupuk NPK per hektar setara 270 gram perpetakan
P4 = 600 kg pupuk NPK per hektar setara 360 gram perpetakan
3. Rancangan Respon
a. Tinggi Tanaman (HST)
Pengamatan tinggi tanaman diukur dari leher akar sampai
ke titik tumbuh pada setiap 5 tanaman sampel dalam 1 petakan.
Tanaman diamati pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam
(HST).
b. Jumlah Cabang Primer (HST)
Pengamatan jumlah cabang primer dilakukan dengan cara
menghitung jumlah cabang yang keluar dari batang utama pada
saat akhir panen.
c. Umur Berbunga (HST)
Umur berbunga diamati setelah bunga mekar dan ditentukan
pada saat 50 persen dari populasi setiap petak telah berbunga.
d. Umur Panen (HST)
Umur panen dihitung sejak tanam hingga panen yaitu daun
telah mengering dan polong telah berwarna coklat.
e. Jumlah Polong per Tanaman (HST)
Jumlah polong dihitung pada tiap–tiap tanaman contoh yang dilakukan pada akhir penelitian
f. Jumlah Biji per Polong (HST)
Perhitungan jumlah biji dilakukan setelah tanaman dipanen, kemudian dilakukan
pengupasan dan setelah bersih dari kulit polong kemudian dihitung jumlah biji pertanaman,
diambil dari tanaman sampel.
g. Persentase Polong Isi (HST)
Berat biji per tanaman didapat dengan cara menimbang biji kering pada setiap tanaman contoh.
h. Bobot 100 Butir Biji (HST)
Bobot 100 butir biji ditimbang pada akhir penelitian yang diambil secara acak pada tiap – tiap
petak perlakuan tanaman contoh.
i. Produksi per Petak (HST)
Hasil biji setiap tanaman contoh dikumpulkan kemudian berat biji kering panen dikonversikan ke
hektar.
j. Berat Berangkasan Kering (HST)
Berat berangkasan kering didapat dengan cara menimbang setiap tanaman contoh yang sudah
dikeringkan yang dilakukan pada hektar penelitian.
D. Cara Kerja

1. Pengolahan Lahan
2. Pemupukan
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
5. Pemanenan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai