Anda di halaman 1dari 7

PRODUKTIVITAS BEBERAPA VARIETAS PADI (ORYZA

ORYZA SATIVA L)
MELALUI PENGATURAN WAKTU PANEN TANAMAN UTAMA
SISTEM RATUN DI LAHAN PASANG SURUT

Oleh
FRAN SETIAWAN
1541026

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BATURAJA
BATURAJA
2020

1
RINGKASAN

FRAN SETIAWAN, Produktivitas Beberapa Varietas Padi (Oryza Sativa


L) Melalui Pengaturan Waktu Panen Tanaman Utama Sistem Ratun Di Lahan
Pasang Surut. Dengan pembimbing utama Bapak Dr.Ir.Gribaldi, M.Si. dan
pembimbing pendamping Ibu Firnawati Sakalena, SP., M.Si.. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas beberapa varietas padi
melalui pengaturan waktu panen tanaman utama sistem ratun dilahan pasang
surut. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan lahan pasang
surut Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin di Desa Tanjung Lago Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan pada bulan Juli sampai Agustus 2019. Percobaan ini
dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok Faktorial dengan 12
kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil
penelitian produktivitas beberapa varietas padi (oryza sativa l) melalui pengaturan
waktu panen tanaman utama sistem ratun di lahan pasang surut, maka dapat
disimpulkan bahwa: (1) Respon pertumbuhan dan hasil ratun terbaik pada
tanaman padi dilahan pasang surut yaitu varietas hipa 5 ceva. (2) Waktu panen 5
hari sebelum 100% masak (P1) memberikan respon pertumbuhan dan hasil ratun
terbaik pada tanaman padi dilahan pasang surut. (3) Ada nya terjadi intraksi antara
varietas hipa 5 ceva dan waktu panen tanaman utama memberikan respon
pertumbuhan dan hasil ratun terbaik pada tanaman padi dilahan pasang surut. Dari
hasil penelitian untuk memperoleh produktivitas beberapa varietas padi (oryza
sativa l) melalui pengaturan waktu panen tanaman utama sistem ratun di lahan
pasang surut sudah berjalan dengan baik terutama pada varietas hipa 5 ceva.

2
III. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan lahan pasang

surut Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin di Desa Tanjung Lago Kabupaten

Banyuasin Sumatera Selatan pada bulan Juli sampai Agustus 2019.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi, varietas

inpari 30, varietas inpara 3, varietas hipa 5 ceva, lahan pasang surut,

air,sedangkan alat yang di gunakan pada penelitian ini terdiri dari: timbangan,

penggaris, cangkul, camera, alat tulis, dll.

C. Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak

kelompok Faktorial dengan 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak

tiga kali. Adapun perlakuan sebagai berikut:

Faktor 1 Varietas ( R ) terdiri dari

R1 = Inpari 30,

R2 = Inpari 3,

R3 = Hipa 5 ceva.

3
Faktor 2 Waktu Panen ( w ) terdiri dari

P1= 5 hari sebelum 100% masak atau 25 hari setelah berbunga.

P2=Tanaman di panen saat 100% masak atau 30 setelah berbunga.

P3=Tanaman utama di panen 5 hari setelah 100% masak atau 35 hari setelah

berbunga.

D. Cara Kerja

1. Pemanenan Batang Utama

Waktu panen batang utama di lakukan sesuai dengan perlakuan, di

mana pemotongan tanaman utama, dengan ketingian 15-20 cm dari permukaan

tanah. Dan Waktu Panen Utama P1= 5 hari sebelum 100% masak atau 25 hari

setelah berbunga dan P2= 30 hari setelah berbunga dan P3=35 hari setelah

berbunga.

2. Pemupukan Pada Ratun

Pemupukan terdiri dari pupuk anorganik berupa pupuk N = 90 Kg/ha,

sedangkan pupuk N di berikan dengan pengaturan1/3 dosis pada saat tanam +

1/3 dosis pada saat primordial + 1/6 dosisi saat panen + 1/6 dosis pada 21 hari

setelah panen.

4
3. Pemeliharaan Pada Ratun

Kegiatan pemeliharaan pada padi ratun meliputi penyiangan dan

pengendalian hama dan penyakit.

4. Penyemprotan Zpt

Penyemprotan di lakukan dengan mengunakan GA3acid setiap 1

minggu sekali setelah pemotongan batang utama, dengan dosis 60 ppm sampai

menjelang panen.

5. Panen Padi Ratun

Pemanenan di lakukan pada saat bulir padi ratun mulai menguning

dan bulir padi bila ditekan terasa keras dan berisi serta tangkai menunduk

karena serat menanggung butir butirpadi yang bertambah berat.

E. Parameter yang di amati

1. Tinggi Tumbuhan (cm)

Pengukuran tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi dari pangkal

batang sampai daun tertinggi, pengukuran ini dapat dilakukan dengan

menggunakan meteran atau mistar, pada akhir penelitian pada setiap tanaman

contoh.`

5
2. Jumlah Anakan Produktif (anakan)

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah anakan

produktif pada tanaman contohyang diambil dari masing- masing perlakuan.

3. Berat Kering Tanaman (g)

Berat kering tanaman di ukur pada akhir penelitian .untuk mengukur

berat kering dilakukan dengan cara menimbang tanaman dan dikeringkan

dalam oven pada temperatur 70°C selama 48 jam.

4. Berat Gabah Bernas Per Rumpun (g)

Diamati setelah panen dengan cara menghitung berat gabah bernas per rumpun

yang diambil dari masing-masing perlakuan.

5. Jumlah Gabah Total Per Malai (butir)

Jumlah gabah dihitung pada saat panen . perhitungan dilakukan dengan

cara menghitung gabah per malai yang tumbuh pada satu tanaman pada setiap

tanaman contoh per perlakuan.

6. Persentase Gabah Bernas Per Malai (%)

Jumlah persentase gabah bernas permalai dihitung pada saat panen .

Perhitungan dilakukan dengan cara membagi berat bernas dengan berat malai

dan dikalikan 100%.

6
7. Persentase Gabah Hampah Per Malai (%)

Jumlah persentase gabah hampah permalai dihitung pada saat panen .

Perhitungan dilakukan dengan cara membagi berat hampah dengan berat malai

dan dikalikan 10

8. Bobot 100 Butir Gabah (g)

Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang 100 butir padi dalam

satu rumpun tanaman contoh dan dilakukan pada akhir penelitian, pengukuran

menggunakan timbangan.

9.Produksi Gabah

Produksi gabah di hitung pada saat panen dengan cara menimbang gabah

per petak kemudian di kompersikan dalam hektar (ton).

Anda mungkin juga menyukai