Anda di halaman 1dari 34

Lia Laila

Departemen Teknologi Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
 Pendahuluan
 Klasifikasi
tipe emulsi
 Bahan pengemulsi
 Pengujian tipe emulsi
 Pengawasan mutu emulsi
Emulsi
adalah suatu dispersi dimana fase
terdispersi terdiri dari globul-globul kecil
dari suatu cairan yang terdistribusi pada
suatu pembawa yang tidak bercampur.
Aplikasi Farmaseutik dari Emulsi:
 Pemberian bahan obat yang bersifat minyak dan
larut dalam minyak untuk pemberian secara oral,
rektal dan topikal
 Menutup rasa atau bau yang tidak menyenangkan
 Meningkatkan absorpsi dan penetrasi pengobatan
 Untuk mendapatkan pelepasan lambat dari obat-
obat yang larut air secara injeksi intramuskular.
 Penggunaan emulsi intravena yang steril dan stabil
yang mengandung lemak, karbohidrat dan vitamin
sebagai nutrisi yang penting.
PHT 312 10/24/2017
4
Berdasarkan fase terdispersi:
1. Emulsi minyak dalam air (M/A)
2. Emulsi air dalam minyak (A/M)
3. Emulsi ganda (A/M/A atau M/A/M)

Berdasarkan ukuran globul:


1. Makroemulsi
2. Mikroemulsi
1. Tipe emulsi minyak dalam air (M/A)

Butiran fase minyak terdispersi di dalam


fase air.
contoh:
- susu
- mayonaise
- santan
2. Tipe emulsi air dalam minyak (A/M)

Globul fase air terdispersi di dalam fase


minyak.
contoh:
- mentega
- selai kacang
3. Tipe emulsi ganda (A/M/A atau M/A/M)

Globul fase air terdispersi di dalam fase


minyak di dalam fase air atau globul fase
minyak terdispersi dalam fase air di
dalam fase minyak.
 Macroemulsion
Ukuran globul berkisar 2-20 micrometer
 Microemulsion
ukuran globul < 100 nm
Ukuran globul dan penampakan dari emulsi
macroemulsion microemulsion
Emulsi minyak dalam air (M/A) Emulsi Air dalam minyak (A/M)

Air adalah media pendispersi dan Minyak adalah media pendispersi


minyak adalah fase terdispersi dan air adalah fase terdispersi
Tidak berminyak dan mudah Berminyak dan tidak mudah dicuci
dihilangkan atau dicuci dari kulit dengan air
Digunakan secara eksternal untuk Digunakan secara eksternal untuk
memberikan efek dingin mencegah penguapan kelembaban
dari permukaan kulit

Obat yang larut air lebih cepat Obat yang larut minyak lebih cepat
dilepaskan dari emulsi ini dilepaskan dari emulsi ini
Lebih sering digunakan untuk Lebih sering digunakan dalam
formulasi sediaan penggunaan formulasi sediaan luar seperti krim
dalam seperti menutup rasa pahit pelembab.
dari minyak.
PHT 312 10/24/2017
13
 Bahan pengemulsi adalah bahan yang
ditambahkan dalam suatu emulsi untuk
mencegah terjadinya koalesen dari globul
fase terdispersi.
 Dikenal juga dengan nama emulgator atau
emulsifier
 Cara kerjanya dengan menurunkan
tegangan antar muka dari dua fase yang
tidak bercampur
Suatu bahan pengemulsi yang ideal hendaknya
memiliki kriteria sebagai berikut:
 dapat menurunkan tegangan antar muka antara dua
cairan yang tidak bercampur
 Stabil secara fisika dan kimia, inert dan kompatibel
dengan bahan lain dalam formulasi
 Tidak mengiritasi dan tidak toksik
 Inert secara organoleptik misalnya tidak
menimbulkan warna, bau dan rasa pada sediaan
 Dapat menghasilkan dan mempertahankan
viskositas dari sediaan
 Dapat mencegah koalesen globul fase terdispersi
1. Bahan pengemulsi alami bersumber dari
tumbuhan
Bahan ini merupakan karbohidrat
termasuk bentuk gom dan mucilago.
Karbohidrat  media yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme maka
diperlukan bahan pengawet
contoh: pektin, tragakan, akasia, agar
2. Bahan pengemulsi alami bersumber dari hewan
 Contohnya adalah gelatin, kuning telur dan lanolin
(lemak bulu domba).
 Lesitin dan kolesterol yang terdapat dalam kuning
telur bertindak sebagai bahan pengemulsi. Biasanya
digunakan untuk emulsi tipe M/A. Digunakan hanya
untuk sediaan sementara dan tidak untuk
dikomersialiasikan karena cepat berubah menjadi
gelap dan terdegradasi pada sistem tanpa
pengawet.
 Lanolin umumnya digunakan dalam emulsi air dalam
minyak (A/M) untuk penggunaan luar.
3. Bahan pengemulsi semi sintetik
 Termasuk derivat selulosa seperti Na
CMC, hidroksi propil selulosa dan metil
selulosa.
 Digunakan untuk memformulasi emulsi
tipe M/A
 Secara umum meningkatkan viskositas
dari formula
4. Bahan pengemulsi sintetik
• Kelompok ini mengandung surfaktan yang
bertindak dengan cara diadsorpsi pada
antar muka air dan minyak sehingga
membentuk lapisan yang stabil
• lapisan ini merupakan penghalang dalam
mencegah koalesen dari globul fase
terdispersi
• Diklasifikasikan berdasarkan muatan ionik
molekul surfaktan, misalnya anionik,
kationik, non ionik dan amfolitik.
Metode untuk pengujian tipe emulsi

1. Penampakan visual

• Emulsi M/A biasanya berwarna putih dan agak


creamy

• Emulsi A/M bewarna lebih gelap dan


menunjukkan tekstur minyak
2. Metode Pengenceran

Mengencerkan emulsi dengan air atau minyak

• Bila ditambahkan air maka emulsi M/A


penyebarannya sempurna

• Bila terjadi perubahan dan emulsi tadi


mengapung di permukaan air maka tipe emulsi A/M
3. Metode Pewarnaan
Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat
kelarutannya yakni yang larut dalam air dan yang larut dalam
minyak

• Jika yang digunakan zat warna yang larut dalam air


- Emulsi tipe m/a jika antara emulsi dan zat warna dapat
tercampur dengan merata
- Emulsi tipe a/m jika antara emulsi dan zat warna tidak
dapat tercampur rata

• Jika zat warna yang digunakan zat warna yang larut dalam
minyak
- Emulsi yang dapat tercampur merata adalah tipe w/o
- Emulsi yang tidak dapat tercampur merata adalah tipe o/w
4. Metode Kertas saring

 Digunakan kertas saring yang dicelupkan


ke dalam larutan CoCl2 kemudian dikeringkan
(biru) lalu diteteskan dengan emulsi

 Jika kertas saring berubah warna menjadi


pink maka emulsi bertipe m/a
5. Metode Konduktivitas

 Dengan menggunakan dasar bahwa air memiliki


resistensi yang rendah dan konduktivitas yang tinggi,
sehinggga emulsi tipe o/w menunjukkan nilai seperti di
atas.

 Untuk emulsi tipe w/o maka akan menunjukkan nilai


resistensi tinggi dan konduktivitas yang lebih kecil.
6. Metode Fluoresensi Cahaya

 Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam


memfluoresensi cahaya.

 Minyak merupakan cairan yang mampu


memfluoresensi cahaya lebih baik dibandingkan
dengan air sehingga emulsi w/o ditunjukkan apabila
cahaya yang dilalui pada emulsi dapat terflouresensi
dengan jelas.

 Kebalikannya, emulsi o/w jika cahaya tidak dapat


berfluoresensi dengan jelas
PENGAWASAN MUTU EMULSI

1. Penentuan ukuran partikel dan jumlah


partikel
Penentuan perubahan ukuran rata-rata partikel
atau distribusi dari globul merupakan parameter
penting yang digunakan dalam mengevaluasi
emulsi.
Hal ini dapat dilakukan dengan alat:
 Optical microscope
 Alat Coulter counter

10/24/2017
28
2. Penentuan viskositas
Penentuan viskositas dilakukan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi selama
penyimpanan. Umumnya emulsi menunjukkan
tipe alir non-Newton.
Viskometer yang dapat digunakan meliputi:
- Viskometer cone and plate
- Viskometer Brookfield
3. Penentuan pemisahan fase
Ini merupakan parameter yang diuji untuk mengetahui
stabilitas dari formula. Pemisahan fase dapat diamati
secara visual atau dengan mengukur fase yang terpisah.

10/24/2017
31
4. Penentuan sifat elektroforetik
Penentuan sifat elektroforetik seperti zeta
potensial berguna untuk menentukan flokulasi
karena muatan elektrik pada partikel
mempengaruhi tingkat flokulasi.
Emulsi M/A yang memiliki ukuran partikel
yang halus akan menghasilkan hambatan
yang rendah tetapi jika ukuran partikel
meningkat maka akan mengindikasikan tanda
penyatuan globul minyak dan ketidakstabilan.
MALVERN ZETASIZER NANO
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai