SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
i
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAHAN KERING
SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)
SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
Skripsi. Penulis dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Skripsi ini
utamanya kepada :
1. Kedua orang tua saya Yunus S.E dan Adriani yang telah memberikan doa,
bantuan dan dukungan bagi penulis sehingga makalah ini dapat terselesikan.
Pembimbing Akademik.
4. Terima kasih kepada Siti Hardianti S.Pt atas bantuannya selama ini dari
awal hingga akhir penelitian sudah banyak membantu baik berupa tenaga
5. Sahabat-sahabat saya Fachri Azhari S.Pt dan Achmad Mislah S.Pt yang
7. Kepada rekan rekan FOSIL atas bantuannya dan dukungannya selama ini
serta kerjasamanya.
v
8. Kepada rekan rekan HUMANIKA terima kasih atas telah menjadi wadah
pelajaran.
kekurangan tersebut. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
vi
RINGKASAN
Utomo putra santoso (I 111 11 272). Pengruh Pemberian Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Bahan Kering Sorgum (Sroghum bicolor (L.)
Moench). Dibawah bimbingan oleh Budiman Nohong dan Syamsuddin Nompo
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh level pemberian pupuk
urea terhadap pertumbuhan dan produksi bahan kering sorgum. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4
ulangan dimana perlakuan A : kontrol, B : 100 kg/ha = 1.1 g urea/polybag, C :
150 kg/ha = 1.6 g urea/polybag, dan D : 200 kg/ha = 2.2 g urea/polybag.
Parameter yang diamati yaitu jumlah klorofil, tinggi tanaman, jumlah daun hidup,
jumlah daun mati, lebar daun, panjang daun, dan produksi bahan kering. Untuk
mengetahui pemberian pupuk yang optimal, maka diuji dengan menggunakan uji
duncan SPSS 16. Hasil peneletian menunjukkan pemberian dosis pupuk urea yang
berbeda pada tinggi tanaman perlakuan D dan C tidak berbeda nyata (P>0.05),
tetapi keduanya berbeda nyata (P<0.05) terhadap perlakuan B dan sangat lebih
nyata (P<0.01) terhadap perlakuan A, jumlah daun hidup perlakuan A dan B tidak
berbeda nyata (P>0.05) begitupun dengan perlakuan C dan D, tetapi perlakuan D
nyata lebih banyak (P<0.05) terhadap perlakuan B, jumlah daun mati perlakuan D
tidak berbeda banyak (P>0.05) dengan perlakuan A, B, dan C, jumlah klorofil
perlakuan D dan C tidak berbeda nyata (P>0.05), tetapi keduanya berbeda nyata
(P<0.05) terhadap perlakuan B dan sangat lebih nyata (P<0.01) terhadap
perlakuan A, panjang daun perlakuan C dan D tidak berbeda nyata (P>0.05)
begitupun dengan perlakuan B, tetapi berbeda nyata (P<0.05) terhadap perlakuan
A, lebar daun perlakuan D dan C tidak berbeda nyata (P>0.05) begitupun dengan
perlakuan B, tetapi berbeda nyata (P<0.05) terhadap perlakuan A, dan produksi
bahan kering perlakuan C berbeda nyata (P<0.05) terhadap perlakuan D dan A
tetapi tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap perlakuan B. Berdasarkan hasil dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk urea sebanyak 150 kg /
ha atau 1.6 urea / polybag dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bahan
kering.
Kata kunci : sorgum, pupuk urea, bahan kering, dosis, dan pertumbuhan
vii
ABSTRACT
Utomo putra santoso (I 111 11 272). The Effects of Urea on Growth and
Production of Dry Matter of Sorghum (Sroghum bicolor (L.) Moench). Guided by
Budiman Nohong and Syamsuddin Nompo
The research objective is to determine the effect of urea fertilizer
application levels on the growth and production of dry matter of sorghum. This
research had used a completely randomized design (CRD), which consists of 4
treatments and 4 replications in which treatment A: control, B: 100 kg / ha = 1.1 g
urea / polybag, C: 150 kg / ha = 1.6 g urea / polybag, and D: 200 kg / ha = 2.2 g
urea / polybag. Parameters observed that the amount of chlorophyll, plant height,
leaf number of living, the number of dead leaves, leaf width, leaf length and dry
matter production. For knowing, optimal fertilizer, did by using SPSS 16 duncan
test. The results of research showed dose of urea different plant height treatment
D and C were not significantly different (P> 0.05), but both were significantly
different (P <0.05) against treatment B and very much significantly (P <0.01) in
the treatments A, number of leaves life treatment A and B were not significantly
different (P> 0.05) as well as with treatment C and D, but treatment D actually
more (P <0.05) against treatment B, the number of dead leaf treatment D did not
differ significantly (P> 0.05) with treatment A, B, and C, the amount of
chlorophyll treatment D and C were not significantly different (P> 0.05), but both
were significantly different (P <0.05) against treatment B and very much
significantly (P <0.01) in the treatments A, long leaves treatment C and D were
not significantly different (P> 0.05) as well as with treatment B, but significantly
different (P <0.05) to treatment A, leaf width treatment D and C were not
significantly different (P> 0.05) as well as with treatment B, but significantly
different (P <0.05) to treatment A, and dry matter C treatment were significantly
different (P <0.05) on the treatment of D and A, but not significantly different (P>
0.05) to the treatment B. The research concluded that the provision of urea
fertilizer as much as 150 kg / ha or 1.6 urea / polybag can promote the growth and
production of dry matter.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
RINGKASAN vii
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR xi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
PENDAHULUAN 1
TINJAUAN PUSTAKA
ix
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman 12
Jumlah Daun Hidup 13
Panjang Daun 15
Lebar Daun 15
Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 36
RIWAYAT HIDUP
x
No. DAFTAR TABEL Halaman
Teks
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. ........................................................................................................ H
asil Pengamatan Rata-Rata Tinggi Tanaman, Uji Anova dan Hasil Uji
Duncan Rata-Rata Tinggi Tanaman Sorgum Pada Berbagai Dosis
Pemberian Pupuk Urea ........................................................................... 21
2. ........................................................................................................ H
asil Pengamatan Rata-Rata Jumlah Daun Hidup, Uji Anova dan Hasil
Uji Duncan Rata-Rata Jumlah Daun Hidup Sorgum Pada Berbagai
Dosis Pemberian Pupuk Urea ................................................................. 22
3. ........................................................................................................ H
asil Pengamatan Rata-Rata Jumlah Daun Mati, Uji Anova dan Hasil
Uji Duncan Rata-Rata Jumlah Daun Mati Sorgum Pada Berbagai
Dosis Pemberian Pupuk Urea ................................................................. 23
4. ........................................................................................................ H
asil Pengamatan Rata-Rata Jumlah Klorofil, Uji Anova dan Hasil Uji
Duncan Rata-Rata Jumlah Klorofil Sorgum Pada Berbagai Dosis
Pemberian Pupuk Urea ........................................................................... 24
5. ........................................................................................................ H
asil Pengamatan Rata-Rata Panjang Daun, Uji Anova Dan Hasil Uji
Duncan Rata-Rata Panjang Daun Sorgum Pada Berbagai Dosis
Pemberian Pupuk Urea ........................................................................... 25
6. ........................................................................................................ H
asil Pengamatan Rata-Rata Lebar Daun, Uji Anova dan Hasil Uji
Duncan Rata-Rata Lebar Daun Sorgum Pada Berbagai Dosis
Pemberian Pupuk Urea ........................................................................... 26
7. ........................................................................................................ H
asil Pengamatan Rata-Rata Produksi Bahan Kering, Uji Anova dan
Hasil Uji Duncan Rata-Rata Produksi Bahan Kering Sorgum Pada
Berbagai Dosis Pemberian Pupuk Urea ................................................. 27
8. ........................................................................................................ H
asil Analisis Bahan Kering Tanaman Sorgum ........................................ 28
9. ........................................................................................................ H
asil Analisis Tanah Exfarm ..................................................................... 29
10. ...................................................................................................... D
okumentasi Kegiatan ............................................................................... 30
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
sangat terbatas, bahkan secara umum produk sorgum belum begitu populer di
dan dikembangkan secara komersial (Sirappa, 2003). Dari panen tanaman Sorgum
diperoleh daun, dari pemerasan batang sorgum diperoleh bagase atau ampas
batang sorgum, semuanya bisa dijadikan pakan bagi sapi. Daun dan bagase dari
sorgum ini merupakan bahan pakan yang lebih baik dari pada rumput gajah,
karena kandungan proteinnya yang lebih tinggi, sehingga kalau diberikan ke sapi
Tanaman sorgum mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45oLU
sampai dengan 40oLS, mulai dari daerah dengan iklim tropis-kering sampai
daerah beriklim basah. Tanaman sorgum masih dapat menghasilkan biji pada
lahan marginal. Cara budidayanya mudah dengan biaya relatif murah, dapat
untuk tumbuh kembali setelah dilakukan pemangkasan pada batang bawah dalam
satu kali tanam dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan
tanamannya. Selain itu tanaman sorgum lebih resisten terhadap serangan hama
dan penyakit sehingga resiko gagal panen relatif kecil. Tanaman sorgum berfungsi
1
sebagai bahan baku industri yang ragam kegunaannya besar dan merupakan
dengan dosis yang tepat dan sesuai. Penggunaan dosis pupuk nitrogen secara
unsur hara makro esensial yang sangat dibutuhkan tanaman. Menurut Lakitan
(2000) fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai salah satu unsur pembentuk
pembentuk enzim.
berproduksi dengan baik. Pemotongan sorgum akan menguras unsur hara dari
dalam tanah karena terbawa bersama hasil panen tanaman. Jika keadaan ini
berlanjut dalam waktu yang lama maka kesuburan tanah semakin menurun. Upaya
untuk menanggulangi masalah ini adalah memberikan input unsur hara secara
pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi bahan kering sorgum. Kegunaan
dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya
kepada petani peternak sehubungan pemberian pupuk urea sebagai salah satu
2
TINJAUAN PUSTAKA
Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam
areal yang terbatas. Di Indonesia sorgum dikenal sebagai palawija dengan sebutan
dan kering di Indonesia seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sorgum tumbuh
tegak dan mempunyai daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap
kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap
hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain. Sorgum memiliki kandungan
nutrisi yang tinggi (332 kalori dan 11,0 g protein/100 g biji) pada biji dan bagian
3
vegetatifnya (12,8% protein kasar) sehingga dapat dibudidayakan secara intensif
sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak ruminansia terutama pada musim
sangat terbatas, bahkan secara umum produk sorgum belum begitu populer di
dan dikembangkan secara komersial. Sorgum yang memiliki daya adaptasi yang
hijauan pakan ternak. Potensi daun sorgum manis sekitar 14−16% dari bobot
segar batang atau sekitar 3 ton daun segar/ha dari total produksi 20 t/ha.
sorgum dapat menghasilkan jerami 2,62 + 0,53 t bahan kering. Konsumsi rata-
rata setiap ekor sapi adalah 15 kg daun segar/hari (Direktorat Jenderal Perkebunan
1996). Daun sorgum tidak dapat diberikan secara langsung kepada ternak, tetapi
harus dilayukan dahulu sekitar 2−3 jam. Nutrisi daun sorgum setara dengan
rumput gajah dan pucuk tebu. Komposisi kimia dari limbah sorgum dibandingkan
4
Tabel 1. Komposisi nutrisi limbah sorgum dan bahan lainnya sebagai pakan
ternak (% bahan kering).
Limbah Protein kasar Lemak Serat kasar Abu BETN
Daun1
Sorgum 7,82 2,60 28,94 11,43 40,57
Rumput
gajah 6 1,08 34,25 11,79 46,84
Pucuk tebu 5,33 0,90 35,48 9,69 48,60
Ubi kayu 20,40 6 22,80 9,90 40,90
2
Jerami
Sorgum 4,40 1,60 32,30 8,90 52,80
Padi 4,50 1,50 28,80 20 45,20
Jagung 7,40 1,50 27,80 10,80 53,10
Kacang
tanah 11,10 1,80 29,90 18,70 38,20
Kedelai 10,60 2,80 36,30 7,60 42,80
Ubi jalar 11,30 2,50 24,90 14,50 46,80
BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen.
Sumber: 1Direktorat Jenderal Perkebunan (1996); 2Poespodihardjo (1983).
(internodes) dan buku (nodes), tidak memiliki kambium. Pada bagian tengah
batang terdapat seludang pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras (sel-sel
parenchym). Tipe batang bervariasi dari solid dan kering hingga sukulen dan
manis. Bentuk batang tanaman sorgum silinder dengan diameter pada bagian
pangkal berkisar antara 0,5-5,0 cm. Tinggi batang bervariasi, berkisar antara 0,5-
4,0 m, bergantung pada varietas (House 1985, Arthswager 1948, du Plessis 2008).
Sorgum mempunyai daun berbentuk pita, dengan struktur terdiri atas helai
daun dan tangkai daun. Posisi daun terdistribusi secara berlawanan sepanjang
batang dengan pangkal daun menempel pada ruas batang. Panjang daun sorgum
1948, House 1985). Jumlah daun bervariasi antara 7-40 helai, bergantung pada
5
Hijauan sorgum ini sangat palatabel terutama tanaman yang masih muda
dan yang sedang berbunga. Nilai nutrisi yang dikandung sorgum pada fase
(SK) (Purnomohadi, 2006). Hijauan sorgum juga dimanfaatkan sebagai hay. Hay
sorgum yang berasal dari hijauan yang dipanen pada umur 50 hari mengandung
16,2% protein kasar (PK) dalam bahan kering (BK). Kandungan gula dan sari
buah yang terdapat pada tangkainya menyebabkan sorgum menjadi salah satu dari
tanaman yang terbaik untuk dijadikan silase (Miller dan Stroup, 2004). Sorgum
lokal varietas Rote adalah salah satu jenis sorgum yang dibudidayakan oleh
masyarakat NTT.
Pupuk Urea
diperlukan untuk padi sawah terutama varietas unggul dengan teknik bercocok
tanam insetif. Unsur N mudah bergerak (mobile) dan berubah bentuk menjadi gas
karena itu dalam aplikasinya dilapangan efesiensi pupuk N hanya sekitar 30-40 %
6
Soetrisno (2002) menjelaskan bahwa di daerah tropik unsur N adalah unsur yang
pertama terendah disusul P dan S, sedangkan yang mudah tercuci adalah Ca, Mg,
K, dan S. Kebanyakan tanah terutama yang diperuntukkan bagi kebun pakan yang
tingkat serapan nitrogen yang tinggi untuk membentuk bagian vegetatif tanaman
dan kurangnya bahan organik dari tanaman itu yang kembali menjadi N tanah.
produksi bahan kering dan bahan organik hijauan rumput (Yoku, 2010). Akan
perakaran relatif menjadi lebih sempit. Oleh karena itu penentuan dosis urea yang
tepat sangat diperlukan untuk menghasilkan produksi tanaman sorgum yang tinggi
Pengaruh Pemupukan
Pemberian pupuk urea dalam tanah mempengaruhi sifat kimia dan hayati
(biologi) tanah. Fungsi kimia dan hayati yang penting diantaranya adalah selaku
penukar ion dan penyangga kimia, sebagai gudang hara N, P, dan S, pelarutan
fosfat dengan jalan kompleksasi ion Fe dan Al dalam tanah dan sebagai sumber
7
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
proses fotosintesa.
dalam tanah yang langsung atau tidak langsung dapat meyumbangkan bahan
dibutuhkan tanaman yang diperoleh dari udara, tanah, air dan garam-garam
mineral atau bahan-bahan organik. Akan tetapi unsur hara N, P dan K yang paling
banyak digunakan bagi setiap tanaman dan persediaan dalam tanah terbatas.
(Setyamidjaja, 1986).
Hipotesis
Diduga bahwa makin tinggi level pemberian pupuk urea akan meningkat
pula laju pertumbuhan dan produksi bahan kering sorgum (Sorghum bicolor (L.)
Moench ).
8
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Materi Penelitian
cangkul, klorofil meter, leaf area meter, parang, meteran, tali rapiah, pisau
0.19% yang bertekstur lempung berliat, biji sorgum, air, dan pupuk urea.
Metode Penelitian
A = Kontrol
Yijk =μ + τi + Ʃij
i = 1, 2, 3, 4 (perlakuan), j = 1, 2, 3, 4 (Ulangan)
9
Keterangan :
Yijk : Hasil pengamatan peubah pada pemupukan ke-I dengan ulangan ke-j
μ : Rata-rata pengamatan
Pelaksanaan Penelitian
polybag sebanyak 10 kg . Biji sorgum yang akan ditanam berasal dari Kabupaten
unsur hara. Setelah tanaman tumbuh dilakukan seleksi, yang pertumbuhan relatif
2. Tinggi tanaman (cm) diukur dari pangkal batang di atas permukaan tanah
3. Jumlah daun, dihitung semua daun yang terbentuk dan mati yang diamati
sekali seminggu.
10
4. Lebar daun (cm), diukur menggunakan leaf area meter. Tiga daun
5. Panjang daun (cm), diukur dari pangkal daun sampai ujungnya. Tiga daun
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil analisis diolah secara statistik dengan
pemberian pupuk yang optimal, maka diuji dengan menggunakan Uji Duncan
menggunakan SPSS 16
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Sorghumbicolor (L.) Moenc) yang diberi berbagai dosis pupuk urea dapat di lihat
pada tabel 2.
Tinggi tanaman
memperlihatkan rata – rata tinggi tanaman yang lebih tinggi pada bibit tanaman
12
pertumbuhan tinggi tanaman sorgum. Hal ini sesuai pendapat Usman (2010)
bahwa perkembangan tinggi tanaman mulai dari awal penanaman secara umum
berlangsung dalam tiga fase yaitu mulai dengan pertumbuhan lambat, cepat,
Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun hidup tanaman Sorgum dan sidik
pupuk urea berbeda nyata (P<0.05) terhadap jumlah daun hidup (Tabel 2).
Uji Duncan menunjukkan bahwa pada jumlah daun hidup perlakuan A dan
memperlihatkan rata – rata jumlah daun hidup yang lebih tinggi pada bibit
meningkatkan jumlah daun . Hal ini sesuai pendapat Hartadi dkk (1997)
jumlah energi yang diterima tanaman untuk proses percepatan penambahan daun.
Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun mati tanaman Sorgum dan sidik
pupuk urea tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap jumlah daun mati (Tabel 2).
memperlihatkan rata – rata jumlah daun yang lebih tinggi pada bibit tanaman
13
sorgum setelah 13 minggu dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Perlakuan D
menggunakan pupuk urea sebanyak 2.2 g urea/polybag. Hal ini tidak sesuai
pendapat Rauf, dkk (2010) bahwa penambahan pupuk N dapat meningkatkan laju
Jumlah klorofil
pupuk urea berbeda nyata (P<0.05) terhadap jumlah klorofil (Tabel 2).
memperlihatkan rata – rata jumlah klorofil yang lebih tinggi pada bibit tanaman
jumlah nitrogen akan meningkatkan jumlah klorofil. Hal ini sesuai dengan
satu faktor kunci yang dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut
(Jumin,1987) bahwa ketersediaan unsur hara nitrogen yang optimal bagi tanaman
14
Panjang daun
pupuk urea berbeda nyata (P<0.05) terhadap panjang daun (Tabel 2).
daun yang lebih tinggi pada bibit tanaman sorgum setelah 13 minggu
daun tanaman sorgum. Hal ini sesuai pendapat Susetyo (1969), keseimbangan
unsur hara nitrogen di dalam tanah yang dimanfaatkan oleh tanaman untuk
unsur hara yang tercukupi bagi tanaman akan mendorong pertumbuhan organ-
Lebar daun
Hasil pengamatan rata-rata lebar daun tanaman Sorgum dan sidik ragam
daun yang lebih tinggi pada bibit tanaman sorgum setelah 13 minggu
15
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Perlakuan D menggunakan pupuk urea
dan jika kandungan hara dalam tanah cukup tersedia atau subur maka luas daun
suatu tanaman akan semakin tinggi dimana sebagian besar hasil fotosintesis
Hasil pengamatan rata-rata bahan kering tanaman Sorgum dan sidik ragam
berbeda nyata (P<0.05) terhadap perlakuan D dan A tetapi tidak berbeda nyata
kering yang lebih tinggi pada bibit tanaman sorgum setelah 13 minggu
tanaman sorgum. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ispandi dan Ismail (1992)
fotosintat sebagai hasil fotosintesis, karena bahan kering sangat tergantung pada
laju fotosintesis.
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
pemberian pupuk urea sebanyak 150 kg/ha atau 1.6 g urea/polybag pada tanaman
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Kusumanto, D. 2010. Aren, Sorghum dan Sapi (Sinergi Pangan, Pakan dan Energi
Ramah Lingkungan). www.google. 20 Agustus 2016.
Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta.
Martin, J. H. 1970. History and classification of sorghum. In J.S. Wall and W.M.
Ross (Eds.). Sorghum production and utilization. The Avi Publishing Co.
Inc. Westport Connecticut. 702 p.
Miller, F. R and J. A. Stroup. 2004. Growth and management of sorghums for
forage production. Proceedings National Alfalfa Symposium: 1 - 10.
Notohadiprawiro. T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
OISAT. 2011. Sorghum. PAN Germany Pesticide Actions- Netzwerke.V. PAN
Germany.
Poespodihardjo, S. (Ed.). 1983. Inventarisasi Limbah Pertanian (Inventory of
Agricul-tural Wastes). Direktorat Bina Produksi Peternakan/Fakultas
Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
19
Soetrisno, R. D. 2002. Potensi tanaman pakan untuk pengembangan ternak
ruminansia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas
Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Soebarinoto dan Hermanto. 1996. Potensi jerami sorgum sebagai pakan ternak
ruminansia. Risalah Simposium Prospek Tanaman Sorgum untuk
Pengembangan Agroindustri, 17− 18 Januari 1995. Edisi Khusus Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4-1996:
217−221.
20
Lampiran
Lampiran 1. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman, uji anova dan hasil
uji duncan rata-rata tinggi tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Tabel 1a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
A 23,16 48,5 43 54,33 168,99 42,24
B 60 69,33 91 89,33 309,66 77,41
C 89,83 97 96,66 100,16 383,65 95,91
D 102,33 92,33 98 93,83 386,49 96,62
Tabel 1b. Hasil uji anova tinggi tanaman (cm) tanaman sorgum pada berbagai
dosis pemberian pupuk urea
Tinggi Tanaman
Total 9147.540 15
Tabel 1c. Hasil uji duncan tinggi tanaman (cm) tanaman sorgum pada berbagai
dosis pemberian pupuk urea
Tinggi Tanaman
Dosis pemupukan N 1 2 3
a
Duncan Kontrol (P1) 4 42.2475
21
Lampiran 2. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun hidup, uji anova dan
hasil uji duncan rata-rata jumlah daun hidup sorgum pada
berbagai dosis pemberian pupuk urea.
Tabel 2a. Rata-rata jumlah daun hidup (helai) tanaman sorgum pada berbagai
dosis pemberian pupuk urea.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
A 5 6 4,66 5,66 21,32 5,33
B 4 5 3,66 4 16,66 4,16
C 5,33 5 4,33 5 19,66 4,91
D 5,33 7,66 7,66 4,33 24,98 6,24
Tabel 2b. Hasil uji anova jumlah daun hidup (helai) tanaman sorgum pada
berbagai dosis pemberian pupuk urea
Between Groups
9.024 3 3.008 3.235 .061
Within Groups
11.160 12 .930
Total
20.185 15
Tabel 2c. Hasil uji duncan jumlah daun hidup (helai) tanaman sorgum pada
berbagai dosis pemberian pupuk urea
Jumlah Daun Hidup
Dosis pemupukan N 1 2
a
Duncan 1,1 gr Urea (P2) 4 4.1650
22
Lampiran 3. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun mati, uji anova dan
hasil uji duncan rata-rata jumlah daun mati sorgum pada
berbagai dosis pemberian pupuk urea.
Tabel 3a. Rata-rata jumlah daun mati (helai) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
A 4,66 3,33 5 4,33 17,32 4,33
B 2,66 5,33 6,33 6 20,32 5,08
C 4,66 5 5,66 5 20,32 5,08
D 6 4,33 5 5,33 20,66 5,16
Tabel 3b. Hasil uji anova jumlah daun mati (helai) tanaman sorgum pada berbagai
dosis pemberian pupuk urea
Total 13.697 15
Tabel 3b. Hasil uji duncan jumlah daun mati (helai) tanaman sorgum pada
berbagai dosis pemberian pupuk urea
Jumlah Daun Mati
Dosis pemupukan N 1
a
Duncan Kontrol (P1) 4 4.3300
Sig. .292
23
Lampiran 4. Hasil pengamatan rata-rata jumlah klorofil, uji anova dan hasil
uji duncan rata-rata jumlah klorofil sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Tabel 4a. Rata-rata jumlah klorofil (unit) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
A 21,3 19,26 17,8 16,2 74,56 18,64
B 32,06 28,83 21,2 23,36 105,45 26,36
C 37,3 34,36 33,56 34,3 139,52 34,88
D 40,76 43,53 37,53 32,93 154,75 38,68
Tabel 4b. Hasil uji anova klorofil (unit) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea
Jumlah Klorofil
Total 1079.382 15
Tabel 4c. Hasil uji duncan klorofil (unit) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea
Jumlah Klorofil
Dosis pemupukan N 1 2 3
a
Duncan Kontrol (P1) 4 19.1400
24
Lampiran 5. Hasil pengamatan rata-rata panjang daun, uji anova dan hasil
uji duncan rata-rata panjang daun sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Tabel 6a. Rata-rata panjang daun (cm) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
A 55,4 67,1 44,3 68,9 235,7 58,92
B 81,3 83,2 57,2 73,7 295,4 73,85
C 86 95 84,1 85,6 350,7 87,67
D 82,3 82,8 84,6 85,5 335,2 83,8
Tabel 5b. Hasil uji anova panjang daun (cm) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea
Panjang Daun
Total 2866.378 15
Tabel 5c. Hasil uji duncan panjang daun (cm) tanaman sorgum pada berbagai
dosis pemberian pupuk urea
Panjang Daun
Dosis pemupukan N 1 2
a
Duncan Kontrol (P1) 4 58.9250
25
Lampiran 6. Hasil pengamatan rata-rata lebar daun, uji anova dan hasil uji
duncan rata-rata lebar daun sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Tabel 6a. Rata-rata lebar daun (cm) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
A 2,5 3,5 3,3 3,3 12,6 3,15
B 5,8 5,5 4,4 5,5 21,2 5,3
C 4,3 5,5 6 3,3 19,1 4,77
D 5,9 5,4 5,8 5,5 22,6 5.65
Tabel 6b. Hasil uji anova lebar daun (cm) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea
Lebar Daun
Total 21.004 15
Tabel 6c. Hasil uji duncan lebar daun (cm) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea
Lebar Daun
Dosis pemupukan N 1 2
a
Duncan Kontrol (P1) 4 3.1500
26
Lampiran 7. Hasil pengamatan rata-rata bahan kering, uji anova dan hasil
uji duncan rata-rata bahan kering sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Tabel 7a. Rata-rata bahan kering (gram) tanaman sorgum pada berbagai dosis
pemberian pupuk urea.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
A 37,2 41,02 32,57 38,99 149,78 37,44
B 41,57 43,31 37,86 41,67 164,41 41,10
C 46,86 44,27 39,93 47,24 178,3 44,57
D 38,24 38,77 38,9 42,79 158,7 39,67
Tabel 7b. Hasil uji anova bahan kering (gram) tanaman sorgum pada berbagai
dosis pemberian pupuk urea
Bahan Kering
Total 209.388 15
Tabel 7c. Hasil uji duncan bahan kering (gram) tanaman sorgum pada berbagai
dosis pemberian pupuk urea
Bahan Kering
Dosis pemupukan N 1 2
a
Duncan Kontrol (P1) 4 37.4450
27
Lampiran 8. Hasil analisis bahan kering tanaman sorgum.
28
Lampiran 9. Hasil analisis tanah exfarm.
29
DOKUMENTASI
30
Tanaman Minggu I Pemberian Pupuk Urea
31
Pengukuran Panjang dan Lebar Daun
32
Penimbangan Bahan Kering
33
RIWAYAT HIDUP
Kemudian setelah lulus di SD, malanjutkan di SMP Negeri 1 Binamu, lulus tahun
2008, kemudian malanjutkan di SMA Negeri 1 Jeneponto, lulus pada tahun 2011.
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Makasssar.