OLEH:
AGUM PRATAMA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PEKANBARU
2020
1. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L.)
rhinoceros L.
kelapa ataupun dengan sebutan yang sesuai dengan bentuknya yang mirip dengan
Kumbang tanduk bertelur pada bahan-bahan organic seperti tempat sampah, daun-
daunan yang telah membusuk, pupuk kandang, batang kelapa, kompos, dan lain-
lain. Siklus hidup kumbang ini antara 4-9 bulan, namun pada umumnya 4-7 bulan.
Imago betina menghasilkan telur 30-70 butir dan menetas setelah ± 12 hari. Telur
rahang yang kuat. Larva berkembang pada kayu lapuk, kompos, dan hampir
semua bahan organik yang membusuk. Batang kelapa sawit dan kelapa adalah
tempat yang baik untuk tempat hidup larva ini (Prawirosukarto, dkk, 2003). Larva
yang masih ada serta bahan organik yang ada didekatnya. Tahap larva terdiri dari
tiga instar, masa larva instar satu 12-21 hari, instar dua 12-21 hari dan instar tiga
60-165 hari. Larva terakhir mempunyai ukuran 10-12 cm, larva dewasa berbentuk
Ukuran pupa lebih kecil dari larvanya, kerdil, bertanduk dan berwarna
merah kecoklatan dengan panjang 5-8 cm yang terbungkus kokon dari tanah yang
berwarna kuning. Stadia ini terdiri atas 2 fase: Fase I : selama 1 bulan, merupakan
perubahan bentuk dari pupa menjadi imago, dan masih berdiam dalam kokon
berada dalam kokon yang dibuat dari bahan-bahan organik disekitar tempat
hidupnya. Pupa jantan berukuran sekitar 3-5 cm, yang betina agak pendek. Masa
prapupa 8-13 hari. Masa kepompong berlangsung antara 18-23 hari. Kumbang
yang baru muncul dari pupa akan tetap tinggal ditempatnya antara 5-20 hari,
mencapai lebih kurang 5-6 cm. Kumbang badak ini bisa berumur lebih kurang 2-7
dan lebar 14-21 mm, imago jantan lebih kecil dari imago betina. O. rhinoceros L.
betina mempunyai bulu yang tebal pada bagian ujung abdomennya, sedangkan
Kumbang yang muncul akan mulai beterbangan pada waktu senja atau
malam hari menuju mahkota daun tanaman kelapa dan ujung batang. Selanjutnya,
luar dan luka bekas gigitannya. Kumbang ini akan tetap tingggal dalam
terowongan yang di buatnya selama lebih kurang satu minggu. Bekas gerekannya
gerekan dari kumbang badak ini sering mengundang hama lain yang merupakan
hama sekunder. Serangga ini mengakibatkan kematian pada tanaman muda. Saat
hama ini mengebor pucuk tanaman biasanya juga merusak bagian daun muda
yang belum membuka (janur) sehingga pada waktu daun terbuka akan terlihat
bekas potongan yang simetris berbentuk segitiga atau seperti huruf V (Pracaya,
1999).
melubangi tanaman, begitu juga menurut Loring (2007) tanda serangan terlihat
pelepah daun muda putus dan membusuk kering. Kumbang dewasa masuk
kedalam daerah titik tumbuh dan memakan bagian yang lunak. Bila serangan
mengenai titik tumbuh, tanaman akan mati, tetapi bila makan bakal daun hanya
metode sanitasi, metode ini sangat penting sebab langkah ini berfungsi untuk
memutus daur hidup atau siklus kumbang kelapa supaya tidak terjadi kerusakan
atau adanya serangan pada tanaman sehat lainnya. Sanitasi dilakukan dengan
kelapa yang sudah mati dan membusuk dengan menebangnya lalu kemudian
2. Mekanis
memang memerlukan tenaga yang cukup besar dan memerlukan waktu panjang
3. Teknis
Metode ini harus menutupi semua batang sudah mati atau batang yang
tidak dapat dimanfaatkan kembali dengan menggunakan penutup tanah. Hal ini
4. Biologis
biologi memiliki banyak kelebihan, kelebihan yang ditawarkan yaitu dari ramah
akan lingkungan, secara ekonomi terbilang cukup terjangkau, selain itu juga
salah satu cara menggunakan metode biologis yang efektif dalam pengendali larva
kumbang, tidak cuma itu saja kapang ini juga dapat bertugas untuk menginfeksi
kumbang serta dapat mengontrol populasi serangga yang ada di area tanaman
kelapa.
5. Kimia
lainnya.
Siklus hidup
keserat kelapa, begitu kita lepas maka dengan cepat lari masuk
ingin menemukan kumbang dewasa pada pagi hari atau sore hari
bisa lebih. Hama ini lebih menyukai jenis kelapa dalam dari pada
Gejala Serangan
ini terlihat jelas jika kita panjat tampak pada bagian yang
gerekan.
lubang gerekan. Gerekan yang baru dan agak besar dan sisa-sisa
ini hidup dan berkembang biak pada tanaman yang masih segar,
Pengendalian
sendok makan.
Bioekologi
badan 205 - 255 µm dan lebar 36-52 µm, berwarna putih transparan, memiliki dua
pasang kaki, pada bagian tubuh tampak beberapa seta yang berukuran panjang.
bagian belakang tungkai. Tungau betina dapat meletakkan telur ± 200 butir dalam
Dari telur tungau harus melewati dua tahap nimfa baru menjadi
imago.Tungau ini akan membentuk koloni pada bagian tanaman yang terserang
dan terlihat seperti bercak keperakan samar-samar. Serangan tungau ini pada
tanaman kelapa dapat didiagnosis dengan munculnya gejala kerusakan pada buah
Penyebaran
Penyebaran tungau kelapa melalui dua cara, yaitu : (1) Penyebaran alami,
dimana tungau dapat bergerak dari tajuk ke tandan bunga, dari antar tandan
bunga, dari tajuk ke tajuk, tungau dapat berpindah dari buah yang dikecambahkan
ke tunas yang baru muncul, cara phoresi (misalnya, terbawa serangga atau burung
yang hinggap pada bunga kelapa) pada perkebunan kelapa yang padat dan
berpindah tempat karena bantuan tiupan angin dan bagian tanaman yang
terinfestasi.
Tungau kelapa hidup di bawah kelopak buah kelapa dan permukaan buah
buah sampai pada permukaan buah yang ditutupi kelopak tersebut sebulan setelah
buah yang ditutupinya. Tungau ini menyerang dengan cara menusuk dan
mengisap cairan yang ada pada jaringan buah kelapa. Imago betina biasanya
meletakkan telur pada buah kelapa yang masih muda, sehingga siklus hidupnya
Sehingga populasi tungau ini dapat berkembang dengan cepat. Pada buah kelapa
yang lebih tua kira-kira berumur ± 1 tahun, tungau kelapa akan jarang ditemukan.
Tungau kelapa dapat ditemukan pada kondisi iklim tropis dan subtropis, tetapi
biasanya dapat bertahan hidup pada periode suhu beku dan suhu dingin. Beberapa
peneliti menyatakan bahwa tungau kelapa lebih banyak menyerang pada kondisi
iklim yang relatif kering atau di sepanjang musim kemarau. Namun hingga saat
ini belum ada yang meneliti mengenai hubungan antara populasi tungau dengan
melihat bentuk segitiga kecil berwarna pucat pada permukaan buah muda dari
besar permukaan buah. Daerah yang terserang yang sudah berwarna pucat akan
berubah menjadi warna coklat pada beberapa hari kemudian. Permukaan buah
kelapa yang terserang setelah tua akan terlihat seperti retakan berwarna coklat.
buah kelapa, bahkan pada kondisi yang rusak parah buah akan tampak bagian-
bagian buah kelapa berwarna coklat dan muncul eksudat bergetah dari retakan
buah, kulit mengeras, sabut kelapa susah dikupas, buah berguguran sebelum buah
matang dan terjadinya penurunan produksi kelapa. Dilaporkan bahwa tungau ini
kerugian karena serangan tungau kelapa bisa mencapai 30% – 60%, sedang hasil
penelitian di India menyatakan bahwa pada buah yang rusak berat dapat
buah kelapa di bawah kelopak buah (perianth) dengan mengisap jaringan lunak.
Gejala awal muncul dalam bentuk perubahan warna menjadi putih pucat atau
kuning, berkelompok bentuk segitiga terbalik tepat di bawah perianth. Gejala ini
tidak nampak pada buah yang ditemukan dilapangan, hanya ada gelaja perubahan
rusak parah, muncul bagian-bagian berwarna coklat. Pada buah matang terlihat
berwarna kecoklatan dan eksudat bergetah keluar dari retakan buah. Serangan
berat, menyebab-kan buah cacat dengan kulit mengeras, sehingga hasil kopra dan
serat sabut berkurang. Haq (2011) telah mendokumentasikan aspek yang paling
biaya tam-bahan untuk pengupasan buah. Serat menjadi tipis, lebih pendek dan
kekuatan daya tarik berkurang, sehingga tidak dapat diterima untuk industri sabut.
Biasanya, sabut dari 100 buah yang tidak terserang dapat menghasilkan 9-10 kg
serat, sedangkan buah yang terserang menghasilkan tidak lebih dari 6-7 kg serat.
pada buah kelapa di bawah kelopak buah. Munculnya gejala dari serangan tungau
ini diakibatkan karena tungau ini melepaskan toksin saat menusuk jaringan buah
kelapa. Dari hasil penelitian Hosang et al, (2013) , ternyata persentase serangan
yang lebih tinggi terjadi pada tandan 6 – 11 yang diperkirakan buah kelapa yang
Minahasa Utara. Pada saat itu, dikunjungi salah satu lokasi dan mengambil contoh
tersebut dan hanya ditemukan serangan hama bunga kelapa Tirathaba rufivena.
tungau kelapa. Hal itu tentunya perlu mendapat perhatian khusus karena hama
kerusakan buah kelapa dan persentase serangan hama pada pertanaman kelapa di
lapangan.
buah pada berbagai tingkat umur buah (Gambar 3) sehingga ada buah yang tidak
berkembang dengan baik. Dari setiap tandan yang diamati ternyata gejala
serangan hama ini terdapat pada tandan 1-14 atau pada buah umur 1 - >12 bulan.
menyatakan bahwa setiap bulan terjadi pertambahan 1,1 pelepah daun. Biasanya
pertambahan pelepah daun diikuti oleh pertambahan tandan buah. Berdasarkan hal
tersebut dapat diasumsi bahwa serangan hama ini sudah terjadi lebih dari satu
tahun.
serangan menjadi sangat penting dalam usaha menekan kerusakan buah kelapa
2. Pemupukan
3. Tindakan Karantina
Perlu tindakan karantina untuk melarang mengeluarkan kelapa atau benih dari
4. Musuh alami
(Palanisamy, 2012; Howard dan Moore, 2006). Dilaporkan juga bahwa dua
spesies tungau predator, yaitu paspalivorus dan Bdella sp. dapat memangsa
A. guerreronis. Predator N. paspalivorus dapat menyebabkan penurunan
5. Insektisida sintetik
dengan cara infus akar dan injeksi batang. Singh dan Arancon (2007)
Hasil yang sama diperoleh melalui aplikasi Acaricida dengan interval 15 hari,
Monocrotophos setiap dua bulan efektif pada tanaman kelapa Genjah yang
masih muda tetapi teknik pengendalian ini tidak dianjurkan untuk tanaman
kelapa dewasa.
6. Insektisida botani
Ada 3 spesies belalang Sexava sp. yang menyerang tanaman kelapa yaitu :
Sexava coriacea L., Sexava nubila S., dan Sexava karnyi L. Namun yang paling
banyak menyebabkan kerusakan adalah Sexava oriacea dan Sexava nubila. Hama
belalang pedang ini selain menyerang daun juga dapat merusak bunga dan buah
muda, sehingga secara langsung dapat menurunkan produksi kelapa dan pada
menyerang tanaman kelapa, ia juga menyerang tanaman lain seperti pinang, enau,
sagu, salak, pisang, jambu air, pandan, dan sebagainya. Belalang pedang
nimfa – imago.
Gambar 7. Imago jantan dan betina
Imago biasanya mulai bertelur setelah berumur kurang lebih 1 bulan. Imago
bertelur di dalam tanah di sekitas tanaman kelapa dan pohon inang lainnya pada
kedalaman 1-5 cm. Seekor belalang betina dapat bertelur sekitar 50 butir. Siklus
Hama belalang pedang (Sexava nubila) merusak kelapa pada bagian daun
kelapa yang sudah dewasa (tua) meskipun terkadang dapat menyerang daun muda,
kulit buah dan bunga. Nimfa dan imago belalang pedang memakan daun tanaman
kelapa dari pinggir, meninggalkan bekas gigitan yang tidak rata. Serangan dimulai
dari pelepah yang paling bawah hingga habis dan barulah pindah ke daun baian
atas. Pada serangan belalang pedang yang cukup berat dapat mengakibatkan daun
kelapa meranggas dan hanya menyisakan lidi. Akibatnya, buah kelapa akan
rontok dan tanaman tidak dapat menghasilkan buah selama kurang lebih 2 tahun
atau pada serangan hama tersebut yang sangat parah dapat mengakibatkan
kematian (Lobalohin et al., 2014). Pada tahun 2012, di Kabupaten Kepulauan
ekonomi sekitar Rp. 26,3 milyar dengan total luas serangan mencapai 16 ribu
tanah di sekitar tanaman kelapa. Tanaman sela contohnya kacang tanah, jagung,
dan sebagainya.
2. Diversifikasi
3. Secara hayati
pedang yang telah terparasit oleh Leefmansia bicolor. Pelepasan belalang yang
terinfeksi diperlukan sekitar 25 butir telur terinfeksi per hektare. Telur terinfeksi
dimasukkan ke dalam koker (semacam kotak kecil) yang terbuat dari pelepah
kelapa yang diletakkan disekitar batang bawah tanaman kelapa. Selain itu, dapat
kurang lebih 1 meter dari permukaan tanah. Lem yang digunakan biasanya adalah
Insektisida yang digunakan adalah yang berbahan aktif asepat, diazinon, dan
cara injeksi batang atau infus akar, sedangkan yang non sistemik dengan cara
penyemprotan.
kelapa sawit dan kelapa baik di Indonesia maupun di Malaysia. Pada umumnya
hama ini dijumpai terutama pada areal dengan tandan buah dengan fruitset rendah
atau terlewat dipanen (Wood & Ng 1974), karena sebagai makanan hama ini.
T. rufivena ini biasanya mulai dijumpai di suatu areal kelapa sawit pada saat
hama ini.
Ciri dari hama ini adalah ulat berwarna coklat kotor bergaris memanjang
seludangnya, meskipun dapat juga dijiumpai pada semua tingkat umur tandan
Larva biasanya dijumpai pada bunga betina, bunga jantan dan tandan
buah. Larva muda berwarna putih kotor, sedangkan larva dewasa berwarna coklat
muda sampai coklat tua. Larva tua panjangnya 4 cm dan ditumbuhi dengan
rambut-rambut panjang yang jarang. Larva tersebut memakan putik bunga dan
daging buah kelapa sawit. Stadia ulat berlangsung selama 16-21 hari atau antara
2-3 minggu yang terdiri dari 5 instar. Menjelang berkepompong larva membentuk
kokon dari sisa gerekan dan kotorannya yang direkat dengan benang liur pada
Pupa kemudian berubah menjadi imago. Pada sayap depan imago terdapat
bercak kecil berwarna hijau, sedangkan pada bagian belakang sayap terdapat
bercak berwarna coklat muda kekuningan. Imago betina mempunyai ukuran sayap
lebih besar yaitu 24mm, sedangkan imago jantan ukuran sayapnya lebih kecil dari
24mm. Pupa berwarna coklat gelap dan stadia pupa berlangsung sekitar 5-10 hari
atau sekitar 1,5 minggu, sedangkan stadia imago berlangsung selama 9-12 hari
sehingga total siklus hidupnya adalah lebih kurang 1 bulan (Chan 1973; Hartely
1979; Wood & Ng 1974). Dari semua stadia ini yang merusak adalah stadia ulat
atau larvanya.
lebih banyak dari bunga betina; (2) buah yang baru kadang berlubang-lubang; (3)
banyak kotoran ulat; (4) bunga-bunga jantan gugur dan kotoran-kotoran lain
melekat menjadi satu bergumpal-gumpal kecil; (5) bongkol bunga penuh kotoran
Pada serangan baru, bekas gerekan masih berwarna merah muda dan larva
masih aktif di dalamnya. Sedangkan pada serangan lama, bekas gerek berwarna
kehitaman dan larva sudah tidak aktif karena larva telah berubah menjadi
kelapa dari pupa dan larva; (4) menggunakan parasit hama yaitu
utama tanaman kelapa. Ulat yang tergolong dalam family Zyganidae dan ordo
Lepidoptera ini memiliki siklus hidup antara telur sampai menjadi kupu-kupu
berlangsung selama 29-36 hari dengan metamorfosis sempurna, yakni telur, larva
panjang 2,5 mm dan lebar 1,0 mm. Telur biasa diletakan oleh imago betina (kupu-
kupu dewasa) di luka bekas gerekan kumbang Oryctes pada batang tanaman.
Imago betina dapat bertelur sebanyak 500 butir setiap kali bereproduksi. Telur
akan menetas menjadi larva pada usia 3-4 hari setelah diletakan.
Stadia larva berlangsung selama 17-22 hari, warna larva putih kekuningan,
jernih dan berukuran 11-12 mm. Pada bagian punggung terdapat garis yang lebar
dan memanjang berwarna hitam ungu, disebelah garis tebal terdapat garis kecil.
Larva memiliki kepala yang berwarna kuning kemerahan, tubuh larva bagian
Stadia pupa berlangsung antara 10-12 hari, pupa yang masih muda
(lebar) 13-16 mm. Sayap biasanya berwarna hitam merah hingga hitam kecoklat-
coklatan. Pada bagian kuduk, kupu ini memiliki semacam sisik berwarna kuning.
Sisik tersebut juga ada pada bagian bawah dan pinggir sayapnya. Kupu-kupu
artona duduk dengan ke dua kakinya sepanjang hari. Kupu-kupu ini duduk
berjajar bersama sejenisnya pada anak daun kelapa yang menggantung atau pada
pohon lain. Kupu-kupu hanya bergerak dan aktif pada pagi dan sore hari. Kupu-
kupu betina biasanya lebih aktif dengan mengitari beberapa pohon kelapa untuk
kemudian kupu-kupu betina akan bertelur dan meletakan telurnya pada lubang-
Gejala Serangan
sedangkan larva yang baru menetas akan merusak daun dari permukaan bawah,
sehingga timbul bintik-bintik luka. Larva melukai daun hanya sampai batas
lapisan epidermis atas, sehingga lapisan yang ditinggalkan mudah kering dan
selanjutnya dengan gejala berbentuk garis yang semakin lama semakin luas.
Serangan yang berat menyebabkan helaian daun habis, bahkan dalam keadaan
Pengendalian
hanya meninggalkan 3–4 lembar daun muda. Cara ini dilakukan jika pada 200-
300 sampel pohon ditemukan bahwa dua pelepah dalam pohon kelapa terdapat
parasit).
melalui pengeboran batang atau pemotongan akar, untuk tanaman yang masih
Bajing kelapa (C. notatus) adalah sejenis mamalia kecil yang termasuk
panjang ekor mencapai 120-210 mm, ekor berwarna coklat, dan panjang kaki 44
mm (Lekagul et al,. 1977). Berat badannya antara 150 – 292 gram. Tubuh bagian
atas berwarna kelabu gelap dengan ujung bulu berwarna terang. Umumnya
terdapat bintik-bintik halus kecoklatan. Bagian bawah tubuhnya dari gelap sampai
terang, tetapi selalu kemerahan atau jingga dan tidak pernah abu-abu. Salah satu
Bagian sisi pada rusuk berwarna coklat kemerahan pucat dan hitam.
Bajing kelapa aktif pada siang hari atau diurnal, sebagian besar aktif pada
pagi hari sekitar pukul 07:00 sampai 10:00 dan sore hari sekitar pukul 15:00
sampai 16:00 (Yasuma, 1994). Bajing kelapa bergerak dan makan di pepohonan
kecil. Makanan meliputi berbagai buah dan serangga terutama semut. Bajing ini
dapat hidup dan berkembang biak di hutan monokultur dan dapat ditemukan
hingga ketinggian 1600 mdpl. Sarang berbentuk bulat dan terletak di ujung batang
yang tinggi.
maksimal 4 betina. Lama waktu hidup sekitar 9 tahun 7 bulan (Lekagul et al.,
1977). Bajing betina yang telah dikawini akan mengandung selama 40 hari
dengan jumlah anak sebanyak 1-4 tiap kelahiran. Siklus reproduksi ini dapat
terjadi sepanjang tahun. Bajing ini umumnya soliter namun terkadang ditemukan
berada dalam kelompok kecil. Bajing ini sering ditemukan berkeliaran di cabang
dan ranting pohon dan melompat antara pelepah daun di kebun-kebun kelapa dan
kebun lainnya. Bajing melakukan aktivitas makan dan pergerakan pada lapisan
kanopi bawah dan tengah serta beristirahat pada lapisan kanopi atas.
Hama bajing kelapa merupakan hama kebun yang cukup serius karena
hama ini menurunkan produksi dengan cara melubangi dan memakan buah kelapa
yang masih muda maupun yang tua. Selain itu bajing kelapa juga dapat merusak
tajuk. Gejala serangan hama bajing pada buah kelapa tampak terbentuknya lubang
yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah seperti yang erlihat
pada gambar 1. Sedang jika yang menyerang tikus maka lubang yang terbentuk
serigala, burung hantu, burung elang, rakun, musang dan ular (Tamura dan
Yong, 1993).
3. Pengendalian secara mekanis yaitu pengendalian dengan menggunakan alat
1986)
1. Ulat memakan habis daun, mulai dari bagian daun yang tua sampai daun
Tanda Serangan
2. Larva akan memakan helaian daun mulai dari tepi hingga helaian daun
yang telah berlubang habis, tinggal menyisakan tulang daun atau lidi.
Bagian daun yang disukai ulat api adalah anak daun pada ujung pelepah.
Siklus Hidup
Untuk menyelesaikan satu siklus hidupnya, ulat api dari jenis Thosea
asigna Mr. membutuhkan waktu antara 86 sd 109 hari dengan periode larva
dan memiliki garis lebar memanjang dengan 3 bercak coklat atau ungu abu-abu.
Setelah menetas, larva T. asigna muda yang masih dalam instar 1
membentuk koloni dan memakan hanya bagian bawah epidermis daun saja.
Setelah mencapai instar 4, larva mengisolasikan diri dan memakan semua bagian
daun hingga jumlah yang sangat besar, yakni 4-5 helai daun. Pada kelapa, ulat api
jenis ini umumnya tersebar pada pelepah daun ke 9 sampai 25 dari duduk daun.
1. Faktor Dalam
menentukan pergerakan (mobilitas) ulat api, yang pada akhirnya berdampak pada
oleh hama ini sangat serius. Serangannya sangat cepat meluas dan tanaman kelapa
rusak dalam waktu beberapa minggu. Seringkali serangan terjadi dalam waktu
singkat, tetapi tanaman akan pulih kembali dalam waktu lebih dari satu tahun.
Serangan akan berhenti setelah 1 atau 2 generasi saja. Generasi yang kedua
serangan hama ini, petani harus waspada, karena usaha pengendalian hanya akan
1. Fisik
2. Mekanik
Mengumpulkan semua stadia hama (telur, larva, pupa dan imago) lalu di
musnahkan.
3. Biologis
Virus MNPV (Multi-Nucleo Polyhydro Virus) untuk ulat api Thosea sp.
terserang), karena virus dapat menular dari satu pohon ke pohon lainnya.
Keuntungan yang diperoleh bila menggunakan virus adalah lebih murah, tidak
hanya larva yang baru saja mati akibat virus yang dapat digunakan sebagai bahan
infeksi untuk larva lainnya. Larva yang terinfeksi virus harus segera disimpan
dalam lemari es, setiap spesies ulat api mempunyai virus tersendiri (khusus) oleh
karena itu virus dari suatu spesies tidak dapat digunakan untuk membunuh ulat
dari spesies yang lain. Umumnya virus dari Thosea tidak dapat digunakan untuk
ditemukan lebih dari 30 ekor larva muda pada setiap pelepah, dan tidak tersedia
infus akar atau injeksi batang sebanyak 15-20 ml/pohon. Pada pohon kelapa yang
berumur ≤ 10 tahun dilakukan infus akar, sedangkan yang berumur > 10 tahun
5. Teknik Budidaya
Sanitasi :
30(1) : 63-70.
Coconut Research Institute, Sri Lanka, 6-8 January 2000 pp. 1-12.
Haq, M.A. 2011. Coconut destiny after invation of Aceria guerreronis (Acari:
Hosang, MLA., 2010. Serangan Hama Bunga Kelapa Tirathaba rufivena Walker
Howard FW. and D. Moore. 2006. A Coconut Mite, Aceria guerreronis Keifer
Extension
Bangkok.
28 pp.
Patnaik, S., K. Rout, S. Pal, P.S. Mukherjee, P.K. Panda, and S. Sahoo. 2010.
196.
Singh and Romulo N. Arancon Jr. 2007. Final Technical Report 2004-2007
Zelazny, B. and A.R. Alfiler. 1987. Ecological Methods for Oryctes rhinoceros