Anda di halaman 1dari 26

OPT dari golongan aves & molusca

Dessy Tri Astuti, S.P., M.Si


dessytriastuti08@gmail.com
Materi

1. OPT dari gol. Aves & Molusca


2. Klasifikasi
3. Morfologi
4. Gejala serangan
5. Pengendalian
Hama golongan Aves (Burung)
• Ancaman hama burung selalu datang setiap kali
menjelang musim panen atau ketika buah padi
mulai muncul.
• Hingga saat ini, tingkat kerusakan belum
dilaporkan secara pasti karena tidak setiap musim
tanam terjadi serangan burung.
• Kerusakan pada tanaman terjadi pada stadia
generatif .
• Serangan hama burung dari pagi hari hingga sore
datang berbondong-bondong untuk memakan
tanaman padi yang mulai mengeluarkan buah.
1. Burung Pipit , seperti Lonchura maja (no.1), Lonchura puntulata (no 2),
Lonchura striata (no 3)
2. Burung gelatik (Padda oryzivora) (no 4)
3. Burung derkuku seperti , Streptopelia orientalis (no 5) , Streptopelia striata (no6)
4. Burung gereja (Passer montanus)
Burung gereja
(Passer montanus)
Spesies burung yang paling sering menimbulkan
kerugian serius adalah burung pipit

Biasanya menyerang secara berkelompok dari


puluhan hingga ribuan jumlahnya. Puncak aktifitas
harian burung hama padi adalah pagi dan sore
hari .
Pada umumnya burung hama padi telah
menyesuaikan perkembangbiakannya dengan
stadia padi .
• Burung pipit tinggal di area terbuka di dekat
sumber makanan mereka dimana terdapat banyak
tanaman rumput berbiji seperti sawah atau
padang rumput.
• Burung pipit membuat sarang untuk berlindung
dari panas dan hujan di atas pohon pada
ketinggian lebih dari 4 meter.
• Pohon-pohon yang biasanya dipilih sebagai tempat
membuat sarang adalah pohon pinang, kelapa
atau pohon jambu yang rimbun.
• Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim
dingin dan memerlukan habitat hangat seperti di
wilayah tropika. Namun ada pula sebagian kecil
jenis yang beradaptasi dengan lingkungan dingin
di Australia selatan.
• Burung pipit (Lonchura striata) berkembangbiak dengan
cara bertelur (ovipar)
• Burung pipit dewasa siap kawin setelah berumur 7
bulan, 1 setiap bertelur sebanyak 4-8 butir biasanya
burung pipit menaruh telurnya didalam sarang yang
diletakan di atas pohon, sarang burung pipit terbuat
dari rumput rumput kering , jerami dan sabut dari
kelapa, sarang yang berbentuk bulat dan diletakan di
pohon pohon yang tinggi seperti pohon mangga dan
pohon rambutan.
• Musim hujan merupakan musim yang baik untuk masa
kawin burung pipit, disaat bertelur burung pipit
mengerami telurnya hingga menetas dibutuhkan waktu
selama sekitar 12-15 hari. Burung pipit mulai belajar
terbang ketika berumur 20 – 30 hari.
Klasifikasi hama burung (burung pipit)

Menurut, kalshoven (1981)

Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Familly : Estrildidae
Genus : Lonchura
Spesies : Lonchura striata
Gambar 1. Burung pipit pada tanaman padi
Morfologi Aves
(Burung)
• Burung pipit mempunyai bentuk tubuh yang kecil
dengan ukuran sekitar 8-12 cm dan mempunyai berat
8-14 g,
• Kepala burung pipit jantan lebih besar dibanding
dengan kepala betina.
• Warna burung pipit bermacam macam yang sering
ditemui di sawah adalah jenis burung bondol peking
(Lonchura punctulata), bondol coklat (Lonchura
atricapilla), bondol haji (Lonchura maja) dan bonol
jawa (Lonchura leucogastroides).
Gejala serangan
Burung menyerang tanaman pada fase masak
susu sampai padi dipanen.
Burung akan memakan langsung bulir padi
yang sedang menguning sehingga
menyebabkan kehilangan hasil secara
langsung.
Selain itu burung juga mengakibatkan
patahnya malai padi.
HAMA MOLUSCA

Dari filum Mollusca ini yang anggotanya berperan


sebagai hama adalah dari klas Gastropoda yang
salah satu jenisnya adalah Pomacea canaliculata
(keong emas).
Binatang tersebut memiliki tubuh yang lunak dan
dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras.
Pada bagian anterior dijumpai dua pasang antene
yang masing-masing ujungnya terdapat mata.
Keong Mas (Pomacea canaliculata)
Keong mas ini hidup di lahan persawahan dan pada
saat musim kemarau, keong mas ini dapat bertahan
hidup dengan cara masuk ke dalam tanah sampai 6
bulan dan pada saat musim penghujan dia keluar
dari tanah.
Keong ini bertelur pada malam hari dan telurnya itu
diletakkan pada daun-daun, kayu atau apasaja yang
tidak terkena air.
Telur tersebut berwarna merah orange dan berubah
warna orange muda keputihan saat telur tersebut
akan menetes. Satu keong muda ini dapat
menghasilkan telur 1.000 - 1.200 perbulan
Hama keong mas pada tanaman padi
Klasifikasi hama Keong mas
(Pomacea canaliculata)

Menurut, kalshoven (1981)

Kingdom : Animalia
Fillum : Molusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Famili : Ampullariidae
Genus : Pomacea
Spesies : Pomacea canaliculata
Morfologi Keong Mas
• Keong mas memiliki ciri umum seperti gastropoda
pada umumnya yaitu memiliki tubuh yang terbagi
menjadi tiga bagian besar yaitu kepala, kaki dan perut.
Kaki lebar, berbentuk segitiga dan mengecil pada
bagian belakang
• Tubuh dapat dijulurkan keluar dari cangkang, tetapi
apabila keong ini diganggu, keseluruhan badan hewan
ini akan masuk ke dalam cangkangnya dan mulut dari
cangkang tersebut akan tertutup rapat oleh operculum
(penutup) (Prashad, 1925)
• Ukuran keong ini bervariasi dengan lebar 40 – 60 mm
dan tinggi 45 – 75 mm tergantung kondisi lingkungan
Gejala Keong mas
Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak
tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan
memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per
tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong
mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih
(benih basah).
Gejala Keong mas
Pada umumnya keong ini memakan bagian dari
tanaman baik jenis Azolla, Tanaman padi atau
tanaman lainnya yang tumbuh di air.
Diantara bagian tanaman yang disukainya adalah
tanaman muda dan yang masih lembut, karena
itu keong ini menjadi hama pada tanaman padi
pada waktu 1 -14 HST (Hari setelah tanam) atau
4 - 30 hari setelah tabur benih langsung. Dia akan
memakan semua tanaman padi mudah mulai
dari akar, daun dan batang padi.
PENGENDALIAN
1. Pengendalian hama burung
Membuat Orang – Orangan Sawah
Lahan Sawah Ditutup Jaring
Pengendalian secara biologi (pestisida nabati)
Secara biologis, jengkol bisa dimanfaatkan sebagaipestisida nabati
untuk mengendalikan hama burung, berikut ini caranya:

1. Jengkol terlebih dahulu dikupas kulit luarnya.


2. Daging jengkol direndam dalam air, dengan perbandingan 1 kg jengkol
dan 20 liter air. Lama perendaman 24-36 jam, sampai air rendaman
memiliki aroma cukup kuat/sangat menyengat.
3. Air rendaman kemudian dimasukkan dalam botol air kemasan, cukup
setengah botol saja. Bisa dibuat untuk beberapa botol, karena akan
ditempatkan di beberapa lokasi secara merata.
4. Bagian atas botol dibuat lubang-lubang agar aroma rendaman jengkol
bisa menyebar.
5. Selanjutnya botol-botol diletakkan di beberapa lokasi di sawah secara
merata. Usahakan minimal ada 20 botol yang disebarkan di areal
persawahan. Makin banyak botol, tentunya semakin efektif pula daya
kerja rendaman air jengkol.
6. Selain dimasukkan ke dalam botol, air rendaman juga bisa
disemprotkan pada tanaman padi.
Jaring untuk pengendalian hama burung
Orang-orang sawah untuk pengendalian hama burung
2. Pengendalian hama siput (Keong Mas)
1. Agen pengendalian biologi alami, (Semut merah memakan telur, bebek
memakan daging dan siput muda, orang memakan dagingnya jika telah
dimasak dengan benar, tikus sawah memakan rumah siput dan
dagingnya)
2. Pengendalian kimia (moluskasida) bersifat sementara, karena hanya
mengatasi hama yang menempel di tanaman)
3. Pengendalian Nabati (Dengan menggunakan formulasi tanaman patah
tulang (Euphorbia tirucalli). Gerusan 10 g patah tulang yang dilarutkan
dalam satu liter air. Ekstrak disebar ke lahan seluas 20 m x 20 m saat
pengolahan tanah. Hasilnya, keong mas yang tersembunyi di dalam
tanah pun mati.)
4. Kultur Teknis (saat pengolahan tanah) Sebelum menggaru terakhir,
ambil siput murbai dari sawah pagi dan sore hari ketika mereka aktif dan
mudah diambil; Gunakan tumbuhan yang mengandung racun bagi siput
murbai. Misalnya kulit batang gugo [Entada phaseikaudes], daun tumban
kamisa, daun sembung [Blumea balsamifera], daun tuba, daun eceng
[Monochoria vaginalis], daun tembakau [Nicotiana tabacum L]
mengandung bahan yang dapat membunuh siput murbai.

Anda mungkin juga menyukai