Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR –DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


BURUNG DAN GEJALA SERANGANNYA

NABILA UL’YA WULANDARI


05101282025035

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hama burung merupakan salah satu musuh utama bagi petani yang dapat
menurunkan produksi tanaman. Meningkatnya populasi burung menyebabkan
menurunya hasil panen. Burung pemakan bulir padi dapat disebut sebagai hama
padi, burung ini menyukai jenis bulir padi yang telah menguning dengan masa
tanam 70 hari [1].
Serangan hama burung dapat menyebabkan kerusakan pertanian yang cukup
parah yaitu mampu menurunkan produksi sebanyak 30- 50%. Jenis burung
tersebut adalah burung pipit, bondol, dan manyar. Burung pipit/bondol termasuk
dalam Famili Estrildidae [2].
Burung pipit (Lonchura leucogastroides) merupakan herbivor pemakan biji
yang aktif menyerang padi pada pagi hingga sore hari, terutama tanaman padi
pada fase pematangan susu sampai terbentuknya bulir umur 88-112 hst. Serangan
burung terutama terjadi pada fase pematangan susu sampai panen dan pada jam
06.00-10.00 burung menyerang secara bergerombol [3]. Upaya dalam mengusir
burung pipit di sawah adalah dengan menggunakan sirine yang dirancang dapat
berbunyi secara otomatis saat pipit mendekati tanaman padi [4].
Passer spp. memiliki warna tubuh coklat kekuningan dan kepala berwarna
coklat atau coklat kekuningan, tubuh bagian dada dan pe keputihan. Ukuran tubuh
bervariari yaitu 7,5 – 12 cm. Serangan hama burung terjadi pada fase vegetatif
yaitu pada saat bulir padi sudah hampir matang/masak sampai siap panen, bahkan
sampai pasca panen [5].
Gejala yang dapat terlihat akibat serangan burung Manyar, yaitu menyerang
padi pada saat menjelang panen, tangkai buah patah, dan biji berserakan [6].
Serangan yang dilakukan oleh hama burung berupa memakan bulir pada malai
padi yang sudah memasuki masa masak susu atau padi dengan masa tanam 70
hari. Akibat dari serangan burung produksi padi mengalami penurunan sebanyak
30-50%. Serangan terjadi saat kondisi cuaca teduh dan burung menyerang secara
bergerombol. Dampak dari serangan tersebut mengakibatkan padi mengering
bahkan biji hampa [7].
Berbagai cara dilakukan para petani untuk mencegah dari serangan hama
burung terhadap padi. Dengan menggunakan orang-orangan sawah atau tali yang
hamparkan yang mengelilingi area perswahan di beri tali plastik untuk mengusir
hama burung tersebut. Tak jarang Pula bagi petani secara langsung mengusir
burung yang setiap waktu hinggap pada padi [8]. Hal itu akan menyebabkan
burung kaget dan terbang meninggalkan padi, sehingga batal untuk makan. [9]
Ada pula yang menggunakan umbul-umbul dari plastik bekas yang dirajut
dengan tali sehingga umbul-umbul ini akan bergerak-gerak ketika diterpa angin,
atau memasang jaring pengaman di sekeliling sawah. Cara yang lebih tradisional
dilakukan petani dalam mengusir burung adalah dengan bersorak-sorai atau
bahkan harus berjalan mengelilingi sawah untuk mengusir sekolompok burung
yang sangat membandel. [10]

1.2 Tujuan
Adapan tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengenal ciri khas
burung yang berperan sebagai hama tanaman dan mengenal gejala serangan yang
di akibatkannya.

.
BAB 2
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Adapun praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2021 dan
bertempat di Sako, Palembang.

2.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum adalah sebagai berikut:
1. Carilah burung Gereja, Gelatik, Manyar dan Pipit serta gejala serangannya.
2. Amati dan catat ciri – cirinya
3. Ukur bagian keseluruhan badan, paruh, panjang sayap, panjang tubuh,
bentangan sayap, panjang kaki, ekor.
4. Foto dan videokan menggunakan aplikasi timestamp
5. Beri keterangan tentang nama umum, inang, bagian yang diserang dan lain
– lain yang diperlukan.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Gambar 1. Burung Pipit


(Lonchura Fuscans)
Sumber :
https://repository.ung.ac.id/get/simlit/1/219/2/Rancangan-Bangun-Alat-
Pengendali-Hama-Burung-Pemakan-Bulir-Sawah-Oryza-Sativa-L-Sistem-
Mekanik-Elektrik.pdf

Nama Umum : Burung Pipit (Lonchura Fuscans)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Upaordo : Passeri
Superfamili: Passeroidea
Famili : Estrildidae
Inang : Tanaman Padi
Bagian yang diserang : Biji atau bulir padi
Habitat : Daerah Persawahan
Pengamatan Hasil Gambar
Pengamatan
Panjang Paruh 1 cm
(cm)

Panjang Tubuh 9 cm
Keseluruhan (cm)

Panjang Sayap 6 cm
(cm)

Panjang Badan 5,5 cm


(cm)

Panjang Kaki (cm) 4 cm


Bentangan Sayap 15 cm
(cm)

Warna Bagian Hijau Kecoklatan


Kepala

Warna Tubuh Coklat Kehijauan


Bagian Dorsal

Warna Tubuh Hijau Kecoklatan


Bagian Vental
Gambar 2. Burung Manyar
(Ploceus Manyar)
Sumber : https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/biotik/article/view/1067/837

Nama Umum : Burung Manyar (Ploceus Manyar)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Ploceidae
Genus : Ploceus
Spesies : P. manyar
Inang : Tanaman Padi
Bagian yang diserang : Biji atau bulir padi
Habitat : Di habitat terbuka seperti pepohonan tinggi padang rumput, tepi
hutan, rawa dan persawahan

Pengamatan Hasil Gambar


Pengamatan
Panjang Paruh 1,5 cm
(cm)

Panjang Tubuh 13 cm
Keseluruhan (cm)

Panjang Sayap 10 cm
(cm)

Panjang Badan 6,5 cm


(cm)

Panjang Kaki (cm) 6,5 cm


Bentangan Sayap 20,5 cm
(cm)

Warna Bagian Coklat keabu –


Kepala abuan

Warna Tubuh Coklat keabu –


Bagian Dorsal abuan

Warna Tubuh Hitam, Putih keabu


Bagian Vental - abuan

3.2 Pembahasan
Burung pipit (Lonchura Fuscans) adalah jenis burung berukuran kecil
yang memiliki bentuk paruh yang pendek. Bentuk paruh tersebut memiliki
proporsi yang pas sesuai dengan bentuk tubuhnya. Dengan warna hitam yang
dominan, paruh tersebut berguna untuk memecah bulir padi dan juga biji kecil
lain. Selain itu, anatomi burung pipit juga menunjukkan bahwa burung ini
memiliki ekor yang pendek, sayap yang rapat, dan juga mata berwarna hitam.
Burung ini memiliki berat 10 hingga 14 gram dengan panjang hanya sekitar 12
cm.
Burung ini kerap ditemukan di daerah persawahan dimana sumber
makanan sangat melimpah. Selain itu, habitat burung pipit di alam liar biasanya
akan hidup secara bergerombol dimana dalam satu kawanan terdapat 4 hingga 8
burung saja. Pada saat petang tiba, kawanan burung pipit akan bergabung dengan
kawanan lain dan berbagi pohon besar untuk berteduh di malam hari. Burung pipit
umumnya membuat sarang untuk melindungi diri dari predator di pohon dengan
ketinggian 4 sampai 6 meter. Sarang burung pipit terbuat dari jerami padi atau
rumput yang telah kering. 

Manyar adalah jenis burung pemakan biji-bijian atau granivora yang


menyukai habitat terbuka seperti padang rumput, tepi hutan, rawa dan
persawahan. Musim berbiak dimulai bulan April hingga Oktober. Seekor pejantan
dapat mengawini lebih dari satu betina. Panjang tubuh burung Manyar hanya
sekitar 15 cm dengan bentuk paruh yang berukuran agak besar dan pendek.
Pendeknya paruh tersebut bertujuan untuk menghancurkan biji-bijian yang
dimakannya dari alam liar.  Pada bagian muka tepatnya di area pipi yang berada
dekat matanya tampak berwarna cokelat kehitaman. Punggung dan sayapnya
terlihat berwarna cokelat sedikit kehitaman.

Umumnya burung manyar memiliki paruh berwarna coklat ketika masih


muda dan berwarna hitam ketika sudah tua. Ukuran tubuh burung manyar jantan
lebih besar daripada tubuh burung manyar betina. Adapun warna tubuh jantan
lebih cerah sedangkan manyar betina lebih gelap atau kusam.
Serangan yang dilakukan oleh hama burung berupa memakan bulir pada
malai padi yang sudah memasuki masa masak susu atau padi dengan masa tanam
70 hari, menyebabkan batang padi patah dan mengakibatkan bulir padi
berserakan. Serangan terjadi saat kondisi cuaca teduh dan burung menyerang
secara bergerombol. Dampak dari serangan tersebut mengakibatkan padi
mengering bahkan biji hampa.

Adapun cara pengendalian hama burung pada padi adalah sebagai berikut :
1. Melakukan penanaman serentak
Tanam dan panen serentak untuk membatasi ketersediaan pakan bagi
burung, atau hindari menanam diluar musim agar tidak menjadi satu-
satunya sumber pakan burung.
2. Penggunaan tanaman pengusir / penolak
Hama burung dapat dikendalikan dengan tanaman penolak, Tanaman
penolak adalah jenis tanaman yang tidak disukai oleh hama karena warna
dan/atau bau yang dihasilkan oleh tanaman tersebut. Contoh tanaman yang
bisa dijadikan tanaman penolak adalah bunga matahari, kenikir, dan
pahitan cocok dijadikan sebagai tanaman penolak
3. Benda-benda mengilap
Hama burung tidak suka dengan benda-benda yang mengilap. Oleh karena
itu, hama burung bisa diusir dengan menggunakan benda-benda yang
mengilap, seperti plastik atau bekas CD.
4. Jaring perangkap
Pengendalian hama burung dapat dilakukan dengan menggunakan jaring
khusus untuk menangkap burung, petani biasanya menggunakan jaring
bekas menangkap ikan. Jaring tersebut ditancapkan pada beberapa kayu
atau bambu di pematang sawah. 

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa diambil adalah Hama burung merupakan
salah satu musuh utama bagi petani yang dapat menurunkan produksi tanaman.
Hama burung seperti burung Pipit dan Manyar menyukai jenis bulir padi yang
telah menguning dengan masa tanam 70 hari Serangan hama burung dapat
menyebabkan kerusakan pertanian yang cukup parah yaitu mampu menurunkan
produksi sebanyak 30- 50%.

Beberapa tindakan pengendalian hama yang bisa dilakukan oleh petani,


diantaranya adalah Melakukan penanaman serentak, Penggunaan tanaman
pengusir / penolak, menggunakan benda-benda mengila dan menggunakan jaring
perangkap.

4.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum adalah sebaiknya agar praktikum berjalan
dengan lancar, praktikan lebih serius dalam mempelajari materi yang diberikan.
Dengan memperhatikan materi praktikum yang telah diberikan kita bisa tau secara
lebih spesifik lagi tentang hama burung dan pengendaliannya
DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Y. Hardian, “Jurnal abdi Pengusiran Hama Burung Pemakan Padi


Otomatis Dalam Menunjang Stabilitas Pangan Nasional,” J. Abadi, vol. 2,
no. 1, pp. 86–103, 2020.

[2] L. R. Noer, G. Arif Handiwibowo, and B. Syairudin, “Pemanfaatan Alat


Pengusir Burung untuk Meningkatkan Produktifitas Pertanian di
Kecamatan Sukolilo Surabaya,” Sewagati, vol. 4, no. 1, p. 38, 2020, doi:
10.12962/j26139960.v4i1.6121.

[3] L. D. Cristanti and E. Arisoesilaningsih, “Pertumbuhan padi hitam dan


serangan beberapa herbivor di sawah padi organik kecamatan kepanjen,” J.
Biotropika, vol. 1, no. 5, pp. 221–225, 2013, [Online]. Available:
https://www.biotropika.ub.ac.id/index.php/biotropika/article/view/197.

[4] A. S. TR Agust, A Aminudin, “Sistem cerdas pengusik burung pipit


sebagai hama padi menggunakan passive infrared dan pembangkit
ultrasonik,” Pros. Semin. Nas. Fis. 5.0, vol. 0, pp. 429–435, 2019.

[5] J. Manueke, B. H. Assa, and E. A. Pelealu, “HAMA-HAMA PADA


TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KELURAHAN
MAKALONSOW KECAMATAN TONDANO TIMUR KABUPATEN
MINAHASA,” Eugenia, vol. 23, no. 3, pp. 120–127, 2018, doi:
10.35791/eug.23.3.2017.18964.

[6] E. S. Nagara and R. Nurhayati, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan


Hama Padi Menggunakan Php,” Technol. Accept. Model, vol. 4, pp. 1–7,
2015.

[7] A. Ardjansyah, J. Budi Hernowo, and D. Swastiko Priyambodo, “Pengaruh


Serangan Burung Bondol Terhadap Kerusakan Tanaman Padi (The
Influences of Bondol Attack Against Paddy Damage in Bogor),” Agustus,
vol. 22, no. 2, pp. 101–110, 2017.

[8] Syahminan, “Prototype Pengusir Burung Pada Tanaman Padi Berbasis


Mikrokontroler Aurdino,” J. Spirit, vol. 9, no. 2, pp. 26–34, 2017.

[9] A. Pendet, E. Manusia, P. T. Elevisi, B. Mikrokont, and R. At, “Rancang


Bangun System.”

[10] S. -, W. -, and M. Yusfi, “Aplikasi Mikrokontroler AT89S52 Sebagai


Pengontrol Sistem Pengusir Burung Pemakan Padi Dengan Bunyi Sirine,”
J. Fis. Unand, vol. 2, no. 1, pp. 64–71, 2013, doi: 10.25077/jfu.2.1.

Anda mungkin juga menyukai