DISUSUN OLEH :
Nama: Muh Taufik Hidayat
Stambuk : E 281 18 097
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rayap adalah tergolong dalam binatang Arthropoda, kelas Insekta dari Ordo Isoptera yang terdiri
atas enam family, yaitu Mastotermitidae, Kalotermitidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae,
Serritermitidae, dan Termitidae (Krishna 1969). Rayap merupakan serangga kecil berwarna putih
pemakan selulosa yang sangat berbahaya bagi bangunan yang dibangun dengan bahan-bahan yang
mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunan kayu (papan partikel, papan serat, plywood,
blockboard dan laminated board) (Hasan, 1984).
Rayap merupakan serangga social yang hidup dalam suatu koloni dengan pembagian tugas yang
efisien. Satu koloni rayap terdiri atas kasta reproduksi (jantan dan ratu) dan non reproduksi (kasta
prajurit dan kasta pekerja). Rayap kasta reproduksi berperan dalam pembentukan dan penyebaran
koloni. Rayap kasta prajurit bertugas menjaga sarang dan anggota koloni dari hewan-hewan
penggangu. Rayap kasta pekerja bertugas dalam merawat telur dan nimfa, membuat dan
memelihara sarang serta mencari dan member makan untuk seluruh anggota koloni (Krishna, 1969)
Rayap juga merupakan serangga yang sudah akrab dengan kehidupan manusia. Namun, rayap selalu
diidentikan sebagai hama perusak bangunan, perumahan, arsip, buku, tanaman, dan sebagainya.
Padahal, pada awalnya rayap merupakan serangga yang berperan sebagai pembersih sampah alam.
Saat ini, rayap perusak termasuk serangga yang sangat meresahkan masyarakat karena tingkat
serangannya sangat cepat, ganas, dan menimbulkan kerusakan yang cukup parah Hal ini akibat
habitat rayap yang terganggu oleh pembangunan yang dilakukan oleh manusia (Nandika, 2003).
Menurut Borror dan De Long (1998), Rayap hidup dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang
berkembang sempurna. Dalam koloni terdapat serangga bersayap dan serangga tidak bersayap, ada
juga yang hanya mempunyai tonjolan sayap saja. Sayapnya berjumlah dua pasang yang menempel
pada bagian toraks dan berbentuk seperti selaput, dengan pertulangan sederhana dan reticulate.
Bentuk dan ukuran sayap depan sama dengan sayap belakang, dan oleh karena itilah ordonya
dinamakan Isoptera (Iso = sama, petra = sayap).
Rayap adalah serangga-serangga sosial pemakan selulosa yang berukuran sedang, merupakan ordo
isoptera, secara efektif kelompok kecil dari serangga yang terdiri kira-kira 1900 jenis di dunia. Bagi
masyarakat pengendali hama, pengenalan, biologi dan perilaku (etologi) rayap merupakan
pengetahuan essensial, sedangkan bagi masyarakat umum hal ini di samping bermanfaat sebagai
penambah pengetahuan untuk menghindari kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh kerusakan
terhadap bangunan habitat pemukimannya, karena dengan demikian dapat dilakukan tindakan atau
perlakuan khusus untuk mengendalikan hama perusak kayu.
Rayap merupakan salah satu serangga yang berperan penting dalam kerusakan kayu di dunia.
Serangga ini merusak kayu dengan cara membuat liang kembara pada kayu dan menjadikannya
sebagai tempat tinggal sekaligus sumber nutrisi koloni rayap. Hal ini menyebabkan kayu menjadi
keropos dan hancur (Tarumingkeng, 2004).
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Artropoda
Kelas:Insecta
Sub-kelas : Pterigota
Ordo : Isoptera
Family :Rhinotermitidae
Sub-Family : Coptotermitinae
Genus : Coptotermes
2) Memiliki dua sayap yaitu sayap depan berupa Sayap yang agak menebal seperti kulit
4) Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung
dengan abdomen yang ukuran lebih besar, merupakanserangga social.
7) Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yangdisebut
polimorfisme. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atautentara.
8) Contoh spesies : Helanithermis sp. (rayap). Rayap mengalami 4 kasta meliputi:
a) Kasta reproduksi pertama, bersayap dan akan ditanggalkan setelah perkawinan.
b) Kasta reproduksi kedua, dewasa secara seksual tapi dalam bentuk nympha.
c) Kasta pekerja, tidak bersayap, buta, dan memilki banyak tugas yang berguna untuk
memelihara koloni.
d) Kasta tentara, bersifat steril tidak bersayap, memiliki kepala danmandibula yang besar, serta
bertugas menjaga koloni.
Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang
menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron (Nandika dkk, 2003).
Kepala berwarna kuning, antena, labrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran
panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya. Antena terdiri dari 15 segmen. Mandibel berbentuk
seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara sebelah dalam dari mandibel kanan sama
sekali rata. Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala 1,40-
1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm.
Bagian abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen berwarna putih
kekuning-kuningan (Nandika dkk, 2003).
1. Caput
Prognathous. Mempunyai mata majemuk, kadang-kadang mengecil, mempunyai dua ocellus atau
tidak mempunyai. Antena panjang tersusun atas sejumlah segmen, sampai tigapuluh segmen. Tipe
mulut penggigit dan pengunyah (Rizali, 1995)
2. Thorax
Mempunyai dua pasangan sayap yang bersifat membran, kedua pasang sayap ini mempunyai bentuk
dan ukuran yang sama, pada keadaan istirahat pasangan sayap melipat di bagian dorsal abdomen.
Kebanyakan pekerja dan tentara tidak bersayap. Pasangan-pasangan kaki pendek, coxae sangat
berkembang, tarsusu terdiri atas empat sampai lima segmen, dengan sepasang ungues (Rizali, 1995)
3. Abdomen
Tersusun atas sebelas segmen. Sternum segmen abdomen pertama mengecil. Sternum segmen
abdomen kesebelas menjadi paraproct. Cercus pendek tersusun atas enam sampai delapan segmen
(Rizali, 1995)
Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang
menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron (Nandika, 2003).
Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni rayap. Nimfa
yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang menjadi kasta
pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif
sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24
bulan. Kasta pekerja berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan mempunyai
warna yang lebih gelap dibandingkan denan anggota perbentukan pertama. Kepala dilapisin dengan
polisacharida yang disebut chitin dan menebal pada bagian rahangnya. Pada segmen terakhir dari
pangkal sterink terdapat alat kelamin yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat
kasta pekerja ini menjadi mandul (Hasan, 1986).
Seperti dalam kehidupan masyarakat, rayap memiliki kelompok-kelompok yang disebut kasta.
Masing-masing kasta mempunyai tugas dan peran masing-masing yang dilakukan dengan tekun
selama mereka hidup demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Kasta rayap dibagi
menjadi 3 yaitu:
Kasta Reproduktif terdiri atas individu-individu seksual yaitu rayap betina (yang abdomennya
biasanya sangat membesar) yang tugasnya hanya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya
membuahi betina. Raja sebenarnya tak sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas
karena dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; dan sperma dapat disimpan
oleh betina dalam kantong khusus untuk itu, sehingga mungkin sekali tak diperlukan kopulasi
berulang-ulang. Jika koloni rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif berukuran besar
sehingga disebut ratu (Ismantono, 2005).
Biasanya ratu dan raja adalah individu pertama pendiri koloni, yaitu Laron/Alates sepasang laron
yang mulai menjalin kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini disebut reprodukif
primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan
membentuk “ratu” atau “raja” baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran
abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut
reproduktif suplementer atau neoten. Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu
sesumbar bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk
berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak neoten
maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka setiap pecahan
sarang dapat membentuk koloni baru (Ismantono, 2005).
Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi dalam
koloni merupakan individu-individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir
mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang,
membuat terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit,
membersihkan telur-telur, dan membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi
(karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun kasta
pekerja sendiri
2.6 Habitat
Dasar pembangunan sarang ini adalah adanya rangsangan yang mungkin berupa pergerakan udara,
bau, cahaya, temperatur dan sebagainya yangberbeda/mengganggu keadaan normal dari lingkungan
koloni. PadaZootermopsis dan Reticulitermes, rangsangan direspon dengan menumpukkotoran dan
memberikan alarm rayap lain, ini diikuti dengan pembangunansarang. Kemudian akan timbul
rangsangan kedua dan seterusnya. Adanya rangsangan-rangsangan ini disebut stigmergie hypothesis
yaitu mekanismeperilaku membangun (Susanta, 2007)
Pembuatan sarang rayap tanah dimulai dari bawah membentuk queenchamber yang berbentuk
dome, kemudian sarang dikembangkan ke atassecara berlapis-lapis mengikuti bentuk queen
chamber (Prayogo, 2007).
Sistem Struktur Pada Sarang Rayap Tanah pada dasarnya sarang tersusun dari bulatan-bulatan yang
memilikidimensi dan bentuk yang tidak beraturan (maksudnya bulatan itu tidaksempurna bulatnya)
lebih menyerupai crispy pada coklat (Putra, 1994).
Pengendalian rayap hingga saat ini masih mengandalkan penggunaan insektisida kimia (termisida),
yang dapat diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu melalui penyemprotan, atau pencampuran
termisida dalam bentuk serbuk atau granula dengan tanah. Teknik penyuntikan pada bagian pohon
atau sistem perakaran tanaman yang terserang atau dengan cara penyiraman disekitar tanaman
(Wulandari, 2009).
Racun kuat yang kebanyakan dari kelompok fosfat-organik atau organofosfat dan karbamat kurang
dapat mengendalikan populasi rayap karena sifatnya yang tidak tahan lama (non persistent) di
lingkungan, walaupun kekuatannya luar biasa. Salah satu contoh fosfat organic yang sering
digunakan untuk soil treatment terhadap rayap penyerang bangunan adalah chlorpytifos (Wulandari
2009).
Pengumpanan adalah salah satu teknik pengendalian yang ramah lingkungan. Dilakukan dengan
menginduksi racun slow action kedalam kayu umpan, dengan air trofalaksinya kayu tersebut
dimakan rayap pekerja dan di sebarkan kedalam koloninya. Teknik pengumpanan selain untuk
mengendalikan juga dapat digunakan untuk mempelajari keragaman rayap tanah (Wulandari 2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapanun yang dapat diambil kesimpulan dari makalah Ordo Isoptera (Rayap) yaitu sebagai berikut :
1) Ciri-ciri yang dimiliki oleh Ordo Isoptera yaitu berupa Tubuh lunak, Memiliki dua Sayap yaitu
sayap depan berupa Sayap yang agak menebal seperti kulit, Bersifat hemitabola, Memiliki dua
pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung dengan abdomen
yang ukuran lebih besar, merupakanserangga social. Isoptera mengalami metamorfosis tidak
sempurna, dengan Tipe mulut pengunyah, dan Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem
pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme. Sedangkan Pembagian tugas pada struktur
hidupnya berupa raja, ratu dan prajurit serta tentara. Contoh spesies : Helanithermis sp. (rayap).
Rayap mengalami 4 kasta.
2) Anatomi dari Tubuh Isoptera tersusun oleh Caput, Thorak dan abdormen
3) Siklus hidup dari Isoptera mengalami metamorfosis tidak sempurna berupa telur, nimfa, dari
nimfa akan menjadi (prajurit, pekerja dan nimfa fertile), kemudian dari fertile akan menjadi Laron
dan terlepas sayapnya, mengalamai seleksi menjadi Kasta Reproduksi (Raja dan Ratu).
4) Pengendalian rayap hingga saat ini masih mengandalkan penggunaan insektisida kimia
(termisida), yang dapat diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu melalui penyemprotan, atau
pencampuran termisida dalam bentuk serbuk atau granula dengan tanah. Teknik penyuntikan pada
bagian pohon atau sistem perakaran tanaman yang terserang atau dengan cara penyiraman disekitar
tanaman
Daftar Pustaka
Hasan, T. 1986. Rayap dan Pemberantasannya. Yayasan Pembinaan Watak dan Bangsa, Jakarta.
Nandika, et al. 2003. Rayap : Biologi dan Pengendaliannya. Harun JP Ed. Muhammadiyah University
Press, Surakarta.
Prayogo, I. 2007. Beberapa Pengalaman Menghadapi Serangan Rayap dan paya Pencegahannya
(Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 21340/4/ Chapter%20II.pdf. Diakses
tanggal 05 Mei 2012.
Susanta, 2007. Cara Praktis Mencegah dan Membasmi Rayap. Jakarta : Penebar Swadaya.