Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN

PROGRAM
FILARIASIS
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
Menular Terpadu;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian
Vektor
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
12. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 94 tahun 2014 tentang Penanggulangan
Filariasis
FILARIASIS

 Merupakan penyakit menular menahun yg disebabkan oleh cacing


filaria, ditularkan oleh nyamuk
 Menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial, hambatan psikologis
 Menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan kerugian ekonomi
 Merupakan salah satu Penyakit Tropik Terabaikan (NTDs/Neglected
Tropical Diseases). Cat: ada 17 NTDs prioritas WHO, dimana di
Indonesia ada 8 (kusta, frambusia, filariasis, schistosomiasis,
kecacingan (STH), taeniasis, dengue dan chikungunya, rabies)
Pengendalian Penyakit Kaki Gajah
di Indonesia

1. Memutuskan mata rantai penularan filariasis dengan Pemberian Obat


Pencegahan Massal (POPM) Filariasis di daerah endemis. Sekali setahun
selama 5 tahun berturut-turut. Obat yang dipakai : DEC (Diethylcarbamazine
Citrate) dan Albendazole

2. Mencegah dan membatasi kecacatan dengan penatalaksanaan kasus


filariasis mandiri melalui :
- Cuci bagian tubuh yang bengkak dg air bersih dan sabun
- Beri salep antibiotik/antijamur sesuai indikasi
- Meninggikan bagian yang bengkak
- Menggerakkan bagian yang bengkak setiap saat
- Memakai alas kaki/pakaian yang tdk ketat
KEBIJAKAN
PROGRAM
KECACINGAN
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya
Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
12. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 15 tahun 2017 tentang
penanggulangan cacingan
KEBIJAKAN PELAKSANAAN
PROGRAM KECACINGAN

1. Pemberian obat
pencegahan massal
cacingan untuk
Upaya Kelompok Anak Usia menghentikan
penanggulangan Balita penyebaran telur
cacingan cacing dari penderita
diarahkan pada ke lingkungan
Anak Usia Pra
pemutusan sekitarnya
Sekola
rantai penularan 2. Peningkatan hygiene
cacingan sanitasi
Anak Usia SD atau 3. Pembudayaan perilaku
Madrasah Ibtidaiyah hidup bersih dan sehat
melalui promosi
kesehatan
TARGET DAN STRATEGI
PERCEPATAN PELAKSANAAN
PROGRAM KECACINGAN
STRATEGI STRATEGI
1. Meningkat komitmen Pemerintah Pusat 4. Mendorong program Penanggulangan
dan Pemerintah Daerah untuk mejadikan Cacingan masuk dalam rencana perbaikan
program penanggulangan cacingan sebagai kualitas air serta berkordinasi dengan
prioritas Kementerian yang bertanggung jawab dalam
penyediaan sarana air bersih
2. Meningkatkan koordinasi lintas program,
lintas sektor dan peran serta masyarakat 5. Melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih
dengan kelompok usaha maupun lembaga dan sehat di pendidikan anak usia dini dan
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah ; dan
swadaya masyarakat
6. Melakukan pembinaan dan evaluasi dalam
3. Mengintegrasikan kegiatan
pelaksanaan Penanggulangan Cacingan
Penanggulangan Cacingan dengan kegiatan
daerah
lintas program lainnya ;
TARGET PERCEPATAN PELAKSANAAN
PROGRAM KECACINGAN

Penurunan prevalensi
cacingan sampai
Indonesia reduksi
TARGET dengan dibawah 10%
cacingan tahun 2019
(sepuluh persen) di
setiap kabupaten/kota
KEBIJAKAN
PROGRAM
KUSTA
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan
6. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 11 tahun 2019 tentang
penanggulangan kusta
Indikator Program P2 Kusta

1. Indikator Utama
• Angka penemuan kasus baru (CDR = case detection rate)
• Angka cacat tingkat 2 (grade 2 dissability rate)
• Angka kesembuhan (RFT = release from treatment)
• Prevalensi dan angka prevalensi (PR = prevalence rate)
2. Indikator lain yang bermanfaat
• Proporsi cacat tingkat 2
• Proporsi kasus anak (0-14 tahun)
• Proporsi MB
• Proporsi perempuan
3. Indikator tatalaksana kasus
• Proporsi kasus baru yang didiagnosis dengan benar
• Proporsi kasus defaulter
• Jumlah kasus kambuh
• Proporsi kecacatan pada saat RFT
KEBIJAKAN
PROGRAM
FRAMBUSIA
Strategi Eradikasi Frambusia

Advokasi dan
Promosi PHBS (Perilaku
Sosialisasi Hidup Bersih dan
Eradikasi Sehat)
Frambusia Eradikasi
Frambusia
Pemberian Obat
Pencegahan Memperkuat
Massal (POPM) Sistem
Frambusia Surveilans
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya
Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
9. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 8 tahun 2017 tentang
eradikasi frambusia

Anda mungkin juga menyukai