Anda di halaman 1dari 10

TIPE ALAT MULUT SERANGGA

(Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)

Oleh

Amanda Putri Lestari


2114131022

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat mulut mulut pada serangga merupakan pintu gerbang serangga untuk
memperoleh makanannya. Alat mulut serangga terletak dibagian depan, bawah
kepala dan terbentuk dari beberapa bagian. Terdapat dua tipe alat mulut serangga
yang telah disesuaikan dengan jenis makanannya, yaitu tipe penggigit-pengunyah
dan penusuk-penghisap. Mempelajari tipe alat mulut berfungsi untuk
mengidentifikasi jenis serangga dengan cara melihat bentuk luka pada tumbuhan
yang dimakan serangga. Jenis alat mulut pada serangga menentukan jenis
makanan dan macam-macam kerusakan yang ditimbulkannya (Ahmad, 1995).
Contoh kerusakan berupa hilangnya beberapa bagian dari tubuh tumbuhan dapat
diartikan sebagai kerusakan akibat serangga dengan alat mulut penggigit-
pengunyah (Riordi, 2009).

Alat mulut merupakan bagian tubuh yang mendukung kemampuan serangga


dalam bertahan hidup di alam. Alat mulut tersebut memiliki bentuk dan ukuran
yang bermacam-macam, dengan alat mulut tipe tertentu serangga sebagai hama
dapat merusak tanaman yang mengakibatkan timbulnya gejala kerusakan yang
khas pada tanaman yang diserangnya. Dengan mempelajari berbagai tipe gejala
atau tanda serangan dapat membantu dalam mengenali jenis-jenis hanya penyebab
kerusakan yang ditemui di lapangan. Tipe alat mulut dapat digunakan untuk
menduga cara hidup ataupun menghitung populasi hama yang bersangkutan. Tipe
alat mulut serangga bergantung pada stadium perkembangan, bentuk makanan,
dan jenis makanannya (Jumar, 2000).
Tipe alat mulut serangga diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu, mandibulata
(pengunyah) dan haustelata (penghisap). Tipe alat mulut pengunyah (mandibel)
bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi sehingga serangga tersebut
mampu menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki
bagian berbentu seperti probosis yang memanjang seperti paruh, melalui alat
tersebut makanan cair dihisap. Mandibel pada bagian mulut penghisap mungkin
memanjang dan berbentuk silet atau tidak ada (Hadi, 2009).

1.2 Tujuan

Berikut ini tujuan dari praktikum tipe alat mulut serangga:


1. Mengetahui jenis-jenis mulut serangga.
2. Mengetahui bagian-bagian mulut serangga.
II. METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum tipe alat mulut serangga dilaksanakan pada Senin, 10


Oktober 2022. Dimulai pada pukul 15.00-17.50 WIB di Lab G2 Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum tipe alat mulut serangga adalah penggaris,
pensil, pulpen, penghapus, buku gambar, dan pensil warna. Sedangkan bahan
yang diperlukan antara lain gambar tipe alat mulut serangga mandibulata dan
haustelata.

2.3 Prosedur Kerja

Berikut ini prosedur kerja pada praktikum tipe alat mulut serangga:

Dipilih serangga untuk bahan praktikum

Digolongkan serangga berdasarkan tipe alat mulut

Digambar serangga

Hasil
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar Tipe Alat Mulut Bagian Alat Mulut


Mandibulata Mandibulata

Haustelata Haustelata

3.2 Pembahasan

A. Menurut Borror (2005), alat-alat mulut serangga terdiri dari:


1. Labrum (bibir atas), labrumatau bibir atas merupakan embelan seperti
sayap yang lebar letaknya di bawah ventral clypeus pada sisi anterior
kepala, di depan bagian mulut. Berfungsi untuk memasukan makanan ke
dalam rongga mulut.
2. Sepasang mandibel (geraham pertama), mandibula merupakan embelan
dari segmen keempat kepala teletak di belakang labrum. Mandibula
mengalami sklerotisasi kuat sehingga berguna untuk menggigit,
mengunyah, atau melunakan makanan.
3. Sepasang maksilia (geraham kedua), maksila merupakan embelan dari
segmen kelima kepala (rahang kedua) terletak dibelakang mandibula.
Maksila berfungsi untuk menghancurkan makanan dan terdapat beberapa
bagian dari maksila antara lain cardo (bagian basal), stipes (bagian tengah),
lacinia (berbentuk kurva panjang), gelea (berbentuk panjang dan sedikit
bulat), dan palpus maxillary.
4. Labium (bibir bawah), merupakan embelan dari segmen keenam kepala
terletak di belakang maksilia. Terdiri dari submentum (bagian basal),
mentum (bagian tengah), labial (berjumlah dua, merupakan penutup yang
dapat bergerak) dan pramentum.
5. Epifaring (lidah), berfungsi sebagai pengecap.
Labrum dan labium berperan memegang makanan diantara mandibula dan
maxilla yang bergerak secara lateral untuk kemudian menggiling makanan
tersebut. Sedangkan palpus maxillary dan palpus labial berfungsi untuk
membedakan jenis makanan karena adanya organ-organ indera (Ramirez,
2014).
a. Belalang
Memiliki tipe alat mulut pengunyah (chewing), atau tipe penggigit-
pengunyah serangga dengan tipe mulut tersebut sering dijumpai pada
serangga muda dan dewasa. Mandibula serangga tipe ini mengalami
sklerotisasi, bergerak secara transversal sehingga dapat digunakan untuk
memotong makanan seperti pisau. Sehingga memungkinkan belalang
menggigit dan mengunyah makanannya. Alat mulut tipe penggigit dan
pengunyah merupakan tipe primitif, yaitu alat mulut yang belum mengalami
modifikasi.
b. Tabanus
Memiliki tipe alat mulut pengisap biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-
kupu dewasa(Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum
yang sangat kecil, dan palpus maxillarisnya berkembang tidak sempurna.
Labium mempunyai palpus labialisyang berambut lebat dan memiliki tiga
segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut
ini adalah probosis yang dibentuk oleh maxilla dan galeamenjadi suatu
tabung yang sangat memanjang dan menggulung. Alat mulut tipe penghisap
di mana maksila termodifikasi menjadi alat penghisap (galea). Rektum
Tabanus sp, mempunyai 6 papila rektum. Papila tersebut berfungsi untuk
mengisap CO2 darah dan mengabsorbsi sisa-sisa makanan yang terdapat di
dalam rektum serta mengabsorbsi air dan benda-benda yang terdapat di
dalam rektum (Roeder, 1935).
B. Mempelajari tipe alat mulut berfungsi untuk mengidentifikasi jenis serangga
dengan cara melihat bentuk luka pada tumbuhan yang dimakan serangga. Jenis
alat mulut pada serangga menentukan jenis makanan dan macam-macam
kerusakan yang ditimbulkannya (Ahmad, 1995). Contoh kerusakan berupa
hilangnya beberapa bagian dari tubuh tumbuhan dapat diartikan sebagai
kerusakan akibat serangga dengan alat mulut penggigit-pengunyah (Riordi,
2009). Selain itu, tipe alat mulut serangga dapat digunakan untuk menduga
cara hidup ataupun menghitung populasi hama yang bersangkutan. Tipe alat
mulut serangga bergantung pada stadium perkembangan, bentuk makanan, dan
jenis makanannya (Jumar, 2000).
C. Sistem kerja tipe alat mulut houstelata dan mandibulata sebagai berikut:
1. Houstelata tipe alat mulut pengisap, tipe alat mulut ini biasanya terdapat
pada ngengat dan kupu-kupu dewasa(Lepidoptera) dan merupakan tipe yang
khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan palpus maxillarisnya
berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labialis yang
berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang
dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk
oleh maxilla dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan
menggulung (Borror, 2005).
2. Mandibulata tipe mulut penggigit dan pengunyah, tipe mulut ini paling
primitif karena bagian-bagiannya belum termodifikasi,terdiri dari sepasang
bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur sertaorgan tipis
sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan.
Struktural alat makan jenis ini terdiri dari:
a. Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.
b. Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
c. Mandibula, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan
makanan.
d. Maxilla, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila
memiliki empatcabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
e. Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
f. Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk
menutup ataumembuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu mentum, submentum, danligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa
dan sepasang paraglosa. Contoh serangga dengan tipe alat mulut ini
yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera
(Borror,2005).
Alat mulut tipe penggigit dan pengunyah merupakan tipe primitif, yaitu
merupakan bagian alat mulut yang belum mengalami modifikasi. Alat mulut
yang sudah termodifikasi terjadi pada tipe penusuk dan penghisap di mana
maksila dan mandibula termodifikasi seperti jarum yang berfungsi untuk
menusuk contohnya pada nyamuk. Lalu, tipe penghisap di mana maksila
termodifikasi menjadi alat penghisap (galea). Tipe penggigit dan penghisap
mengalami modifikasi pada bagian mandibulanya yaitu berbentuk seperti
sendok. Mandibula pada tipe penjilat dan penghisap tereduksi dan maksila
termodifikasi menjadi alat penjilat dan penghisap (probosis) (Pedigo, 1989).
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari praktikum tipe alat mulut serangga yaitu:
1. Terdapat dua tipe jenia alat mulut pada serangga.
Tipe alat mulut serangga diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu, mandibulata
(pengunyah) dan haustelata (penghisap). Tipe alat mulut pengunyah (mandibel)
bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi sehingga serangga tersebut
mampu menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap
memiliki bagian berbentu seperti probosis yang memanjang seperti paruh,
melalui alat tersebut makanan cair dihisap. Mandibel pada bagian mulut
penghisap mungkin memanjang dan berbentuk silet atau tidak ada (Hadi,
2009).
2. Bagian-bagian dari alat mulut serangga terdiri dari Labrum (bibir atas),
sepasang mandibel (geraham pertama), sepasang maksilia (geraham kedua),
labium (bibir bawah), epifaring (lidah).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I 1995. Entomologi dan Teknologi Pengendalian Serangga Hama yang


Berwawasan Lingkungan. Bandung :ITB.

Borror. 2005. Study of Insect.Ed-7. America: Thomson Brook/Cole.

Hadi. M., U. Tarwotjo, R. Rahardian. 2009. Biologi Insekta: Entomologi. Graha


Ilmu. Yogyakarta.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Pedigo, L.P. 1989. Entomologi and Pest Management. Macmillan Publishing


Company. New York.

Ramirez, Alonso & Pablo E. Gutierrez-Fonseca. 2014. Functional feeding groups


of aquatic insect families in Latin America: a critical analysis and review
of existing literature. Rev. Biol. Trop. (Int.J. Trop. Biol. ISSN-0034-7744)
Vol. 62 (Suppl.2): 155-167.

Riordi. 2009. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Tri Ganda Karya. Bandung.

Roeder, K.D. 1953. Insect Physiology. John Wiley & Son Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai