Anda di halaman 1dari 51

IDENTIFIKASI DAN ANALSISIS KOPERASI KARYAWAN

PELITA PT PLN
(Laporan Responsi Mata Kuliah Koperasi)

Oleh

Kelompok 1

Azmi Dwi Saputra 2114131041


Arya Andrian Putra 2154131019
Jeremi Adoon Purba 2114131010
Kadek Putrawan 2154131002
Yuda Dinata 2114131035

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 3
II. GAMBARAN UMUM KOPERASI.............................................................. 4
2.1 Sejarah dan Proses Pendirian Koperasi ................................................ 4
2.2 Wilayah Kerja Koperasi........................................................................ 4
2.3 Potensi Wilayah Kerja Koperasi ........................................................... 5
2.4 Keanggotaan Koperasi .......................................................................... 5
III. PEMBAHASAN ............................................................................................. 6
3.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Koperasi ..................................................... 6
3.2 Jenis Dan Tingkat Koperasi ................................................................ 10
3.3 Struktur Organisasi Koperasi .............................................................. 11
3.4 Manajemen Koperasi .......................................................................... 13
3.5 Administrasi dan Pembukuan Koperasi .............................................. 15
3.6 Amalgamasi ........................................................................................ 16
3.7 Kewirausahaan, Jaringan Usaha, dan Koperasi .................................. 16
3.8 Modal Koperasi................................................................................... 17
3.9 Partisipasi Anggota Koperasi.............................................................. 18
3.10 Permodalan ......................................................................................... 20
3.11 Kinerja Koperasi ................................................................................. 23
3.12 Manfaat Koperasi Bagi Anggota ........................................................ 30
3.13 Kesempatan Berusaha Koperasi ......................................................... 32

i
IV. PENUTUP ..................................................................................................... 35
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 39

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Perkembangan anggota 5 tahun terakhir ............................................................. 5
2. Perkembangan modal sendiri dalam Koperasi Karyawan Pelita PT.PLN ........ 23
3. Aspek Tampilan Fisik (Tangibles) .................................................................... 24
4. Aspek Keterandalan (Reliability) ...................................................................... 26
5. Aspek Daya Tanggap (Responsiveness)............................................................ 27
6. Aspek Kemampuan dalam Memberi Jaminan (Assurance) .............................. 28
7. Aspek Kemampuan Memberikan Perhatian Personal (Empathy) ..................... 29
8. Manfaat non-ekonomi yang dirasakan anggota ................................................ 30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Bagan Struktur Organisasi Koperasi Karyawan Pelita PT.PLN ....................... 12
2. Laporan keuangan koperasi karyawan pelita PT. PLN ..................................... 40
3. Laporan keuangan koperasi karyawan pelita PT. PLN ..................................... 41
4. Anggaran dasar rumah tangga koperasi karyawan pelita PT.PLN ................... 42
5. Anggaran dasar rumah tangga koperasi karyawan pelita PT.PLN ................... 43
6 . Anggaran dasar rumah tangga koperasi karyawan pelita PT.PLN .................. 44
7. Berfoto Bersama Pengurus Koperasi ................................................................ 45
8. Berfoto Bersama Pengurus Koperasi ................................................................ 45
9. Berfoto Bersama Anggota Koperasi ................................................................. 46
10. Berfoto Bersama Anggota Koperasi ............................................................... 46

iv
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang


perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah “ badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan ”
(Siwidjatmo, 1992).

Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat


diperlukan dan penting untuk diperhatikan sebab koperasi merupakan suatu
alat bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. Dasar
kegiatan koperasi adalah kerjasama yang dianggap sebagai cara untuk
memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi masing-masing, oleh
sebab itu sudah selayaknyalah apabila koperasi menduduki yang penting
dalam sistem perekonomian suatu negara disamping sektor perekonomian
lainnya (Chaniago. 1998).

Koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi di negara Indonesia selain


badan usaha milik negara dan swasta dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Inspirasi koperasi beserta
gerakannya dilahirkan dan merupakan cara yang digunakan masyarakat
golongan ekonomi lemah untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang
dihadapinya dan yang dalam perkembangannya kemudian menjadi suatu
2

sistem sendiri dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Dengan berbekal dari


pengertian tersebut tugas ini adalah untuk mengetahui struktur organisasi
dalam Koperasi Karyawan Pelita PT PLN dan bagaimana sistem
manajerialnya dalam menjalankan koperasi tersebut serta analisis keuangan
koperasinya.

Tujuan umum dari koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya serta untuk membantu keuangan
pegawai. Melalui penelitian yang kami lakukan di koperasi ini juga kami
ingin mengetahui apa tujuan koperasi ini didirikan dan seberapa jauh
mereka telah dapat melaksanakan program-program yang mengarah pada
pencapaian tujuan yang telah mereka tetapkan tersebut.
Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita ini tergolong koperasi Serba
Usaha atau Multi Purpose, karena di dalam koperasi ini terdiri beberapa dari
unit-unit usaha, yaitu usaha simpan pinjam, dan pemasaran. Dengan
semakin menjamurnya koperasi-koperasi di daerah Bandar Lampung ini
baik dalam bidang pertanian ataupun bidang usaha lain, membuat kami
harus semakin selektif dalam memilih koperasi mana yang akan kami
ajukan sebagai tempat melaksanakan penelitian.

Alasan yang dapat diajukan sebagai referensi kami memilih Koperasi


Karyawan Pelita PT PLN Pelita adalah karena koperasi ini memiliki struktur
organisasi yang terperinci baik secara intern maupun ekstern. Selain itu,
koperasi ini memiliki dua jenis usaha yaitu simpan pinjam dan pemasaran.
Koperasi simpan pinjam menyediakan modal bagi anggota dan koperasi
menjalankan usaha pemasaran bagi masyarakat umum. Hal ini, menjadi
alasan kelompok kami memilih Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita
ini.

Dalam turun lapang kali ini akan dibahas tentang Koperasi Karyawan Pelita
PT PLN Pelita yang berada di Jl. Raden Gunawan Blok D No. 01 Kel.
3

Rajabasa Pramuka Kec. Rajabasa Kota Bandar Lampung, Provinsi


Lampung.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari turun lapang koperasi ini antara lain adalah untuk :
1. Mengetahui penerapan prinsip-prinsip koperasi.
2. Mengetahui jenis dan tingkat koperasi.
3. Mengetahui struktur organisasi koperasi.
4. Mengetahui kewirausahaan, jaringan usaha, dan koperasi dalam sistem
pasar di koperasi.
5. Mengetahui modal koperasi.
6. Mengetahui partisipasi anggota koperasi.
7. Mengetahui kinerja koperasi.
8. Mengetahui manfaat koperasi bagi anggota di koperasi
4

II. GAMBARAN UMUM KOPERASI

2.1 Sejarah dan Proses Pendirian Koperasi

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita dibuat pada tanggal 20 Mei tahun
1992 dan badan hukum ini diresmikan pada Juli 1992. Latar belakang
didirikannya Koperai Karyawan Pelita ini ingin mensejahterakan anggota
yang merupakan karyawan PT.PLN. Awalnya koperasi ini dibuat dengan
tujuan menjadi koperasi simpan pinjam untuk para anggotanya. Sedangkan
visi Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita adalah mengembangkan
kesejahteraan anggota, memajukan daerah tempat berdirinya koperasi dan
masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan misinya adalah mengupayakan
usaha dalam koperasi untuk mencari keuntungan sehingga dapat
mensejahterakan anggota koperasi. Badan hukum dari Koperasi Karyawan
Pelita PT PLN adalah 788/BH/7/92.

2.2 Wilayah Kerja Koperasi

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita beralamatkan di Jl. Raden


Gunawan Blok D No. 01 Kel. Rajabasa Pramuka Kec. Rajabasa Kota Bandar
Lampung, Provinsi Lampung. Dengan luas daerah kerja meliputi kecamatan-
kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung Prov. Lampung, seperti
Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Hajimena, Kecamatan Kedaton,
Kecamatan Kemiling, Kecamatan Labuhan Ratu, dan lain sebagainya.
5

2.3 Potensi Wilayah Kerja Koperasi

Potensi unggul untuk daerah kerja ini adalah simpan pinjam untuk para
anggotanya dan penjualan/pemasaran skincare dan alat tulis kantor. Koperasi
ini terletak dekat dengan kantor PLN dan perumahan masyarakat. Karyawan
PLN sering kali membutuhkan alat tulis kantor dan kebutuhan percetakan
sehingga mereka sering mengunjungi koperasi ini untuk memenuhi
kebutuhan ATK karyawan. Masyarakat perumahan yang didominasi oleh
orang dewasa juga membutuhkan perawatan kulit dan muka sehingga mereka
sering kali mengunjungi koperasi ini untuk mendapatkan produk skincare.
Adapun potensi lainnya yang kurang mencolok di daerah atau wilayah kerja
koperasi.

2.4 Keanggotaan Koperasi

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita ini memiliki RAT sebagai sebuah
Forum tertinggi dalam organisasi koperasi ini, dibawahi oleh Pengurus,
kemudian di Ketuai oleh pak Kiki Keshia., dengan Bendahara bu Syarifah,
Sekertaris pak Rizky Syarief, Ketua Pengawas bu Mega Ary Silvia, Manager
pak M. Ibnu Ali., Supervisor Keuangan dan ADM bu Nana Hentrina dan
Pegawai Administrasi dan Umum yaitu bu Heni Suratih, serta memiliki
anggota dengan jumlah total 117 anggota koperasi aktif dan 28 anggota pasif.

Tabel 1. Perkembangan anggota 5 tahun terakhir


Jumlah Anggota
Tahun
Aktif (orang) Pasif (orang) Total (orang)
2018 120 28 148
2019 123 30 153
2020 121 30 151
2021 117 28 145
2022 117 28 145
6

III. PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Koperasi

Penerapan prinsip-prinsip Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita telah


berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik oleh
organisasi koperasi itu sendiri maupun para anggotanya yang merupakan
koperasi-koperasi primer yang berada di wilayah Provinsi Lampung.
Penerapan pinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

1. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka.

Keanggotaannya dari penerapaan koperasi yang bersifat terbuka dan


sukarela terlihat dari keanggotaannya yang bersifat terbuka bagi orang-
orang yang ingin aktif dalam berorganisasi, bersilaturahmi satu sama lain,
dan saling berbagi pengalaman, serta berdedikasi dalam pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Pendaftaran menjadi anggota Karyawan
Pelita bersifat sukarela dan terbuka namun hanya terbatas untuk anggota
karyawan PT PLN. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela terlihat dari
pelayanan koperasi yang sigap dan cepat dalam membantu anggotanya
yang membutuhkan dana dengan cepat dan mudah, namun tetap
memperhatikan persyaratan yang telah ditentukan. Perekrutan yang
dilakukan dilakukan secara demokrasi dan terbuka tanpa adanya paksaan
dan informasi yang tidak ditutupi. Maksud dri demokrasi adalah para
anggota bebas mengajukan pertanyaan serta pendapatnya yang ditujukan
kepada koperasi, begitu juga dengan koperasi yang bebas memberikan
7

pandangan terkait hal-hal yang dilakukan koperasi. Saran atau masukan


tersebut akan disaring atau difilter oleh para pengurus maupun badan
pengawas yang berkepentingan dalam koperasi. Proses ini bertujuan untuk
memilih dan menimbang saran atau masukan yang mana yang tepat dan
cocok untuk diterapkan guna perkembangan Koperasi Karyawan Pelita PT
PLN Pelita Lampungdifilter oleh para pengurus maupun badan pengawas
yang berkepentingan dalam koperasi. Proses ini bertujuan untuk memilih
dan menimbang saran atau masukan yang mana yang tepat dan cocok
untuk diterapkan guna perkembangan Koperasi Karyawan Pelita PT PLN
Pelita.

2. Pengelolaan Dilakukan Secara Demokratis

Koperasi membentuk struktur organisasi sesuai dengan ketentuan yang


telah ada dengan berlandaskan kekeluargaan yang menjunjung asas
demokrasi dalam penyelenggaraan rapat anggota, pembentukan pengawas,
penentuan pengurus,dan penunjukkan pengelola sebagai karyawan yang
bekerja di koperasi. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis
terlihat dari rapat anggota yanng dilaksanakan oleh koperasi setiap satu
tahun sekali di bulan Januari. Rapat anggota di koperasi ini dilakukan
secara demokratis yaitu dengan lebih terbuka dan menggunakan sistem
musyawarah serta secara demokratis menerima semua pendapat dari para
anggotanya. Sistem musyawarah dilakukan atas dasar asas koperasi itu
sendiri yakni asas kekeluargaan. Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita
sangat menjunjung tinggi kekeluargaan yang terjalin baik antar anggota
koperasi maupun atar orang per orang yang terlibat dalam kegiatan
perkoperasian. Saat pengambilan keputusan baik dalam rapat anggota
maupun hal lainnya yang membutuhkan pengambilan suatu keputusan
untuk menentukan suatu tindakan yang akan dilakukan selanjutnya,
Koperasi ini selalu melibatkan para anggota. Salah satu contoh keterlibatan
anggota dalam pengambilan keputasan misalnya adalah melalui rapat
pleno. Rapat pleno merupakan rapat yang diadakan oleh pengurus suatu
8

organisasi yang diikuti oleh seluruh perangkat organisasi tersebut termasuk


dewan pertimbangan dan badan-badan kelengkapan lainnya dengan
maksud menghasilkan rekomendasi untuk ketua dalam membuat suatu
keputusan. Saat melakukan berbagai berbagai pertemuan pun, koperasi ini
selalu membuka tanya jawab anggota dalam mengemukakan masalah yang
dihadapinya, sehingga semua masalah yang dialami oleh anggota bisa
terselesaikan paling tidak mendapatkan jalan keluar dari masalahnya.

3. Pembagian SHU Dilakukan Secara Adil Sebanding Dengan Besarnya Jasa


Usaha Masing-Masing Anggota.

Koperasi mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat pada


umumnya dan anggota pada khususnya, maka dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya koperasi berusaha semaksimal mungkin untuk
bersifat dan berlaku adil dan merata terutama dalam hal pembagian sisa
hasil usaha dengan mempertimbangkan aspek kepercayaan dalam
pengelolaan koperasi yang telah diberikan oleh masing-masing anggota
yang dinilai dalam bentuk besarnya jasa usaha yang telah dicurahkan
anggota kepada koperasi.

Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah selisih dari seluruh pemasukan atau
penerimaan total dengan biaya-biaya atau biaya total dalam satu tahun
buku. Anggota koperasi memiliki dua fungsi ganda yaitu sebagai pemilik
dan sebagai pelanggan. Sebagai pemilik, seorang anggota berkewajiban
melakukan investasi, dengan demikian, sebagai investor anggota berhak
menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang
anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis
koperasinya.

Pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita pembagian SHU dilakukan


sesuai dengan secara adil, demokratis, transparan dan sesuai dengan
prinsip-prinsip koperasi. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota
9

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita itu sendiri, sedangkan SHU yang
berasal dari transaksi bukan anggota, tidak dibagi kepada anggota,
melainkan dijadikan sebagai dana cadangan koperasi ini. SHU yang
diterima oleh masing-masing anggota adalah sebesar jasa yang diberikan
anggota kepada koperasi dan sesuai dengan investasi yang ditanamkan
oleh anggota kepada koperasi, tidak membeda-bedakan antara status atau
kepentingan anggota satu dengan lainnya. Dalam Koperasi ini walaupun
anggota tersebut adalah orang penting serta masih memiliki hubungan
saudara dengan pengurus, pengawas maupun karyawan tidak menentukan
besarnya SHU yang akan diterima oleh orang tersebut.

4. Pemberian Balas Jasa Terhadap Modal.

Koperasi memberikan timbal balik kepada anggota yang telah


menanamkan modalnya dan mempercayakan koperasi dalam mengelola
modal tersebut berupa balas jasa yang sesuai dengan keadilan,
keseimbangan dan keterbatasan seberapa besar modal yang telah diberikan
anggota dengan transparan agar anggota jelas dan mengerti pemberian
balas jasa yang diberikan koperasi sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Dalam koperasi ini tidak memandang kata nepotisme, walaupun
yang meminjam maupun yang menabung masih mempunyai hubungan
darah baik dengan pengurus, pengawas maupun dengan anggota koperasi,
balas jasa yang diberikan oleh koperasi ini tetap sebesar jasa yang
diberikan anggota tersebut untuk Koperasi Karyawan Pelita PT PLN
Pelita. Kemandiriaan.

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita merupakan koperasi berdiri


sendiri dan tidak dibawah naungan organisasi lain. Koperasi Karyawan
Pelita PT PLN Pelita menjalankan kegiatan usahanya dengan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang merupakan karyawan dari
PT PLN tersebut. Hal ini terlihat ada simpanan pokok dan wajib serta
10

usaha-usaha yang telah dijalankan sejak 1992-2020 memiliki total aktiva


Rp 3.273.481.437

5. Pendidikan

Koperasi mempunyai arah dan tujuan untuk dapat bekerja sama mengelola
kegiatan yang bersifat positif membutuhkan keahlian dalam
pengopersiannya maka dibutuhkan pendidikan dan pengarahan dalam
penerapannya dengan bermaksud agar koperasi sebagai wadah yang
berlandaskan prinsip dan asas kekeluargaan dapat bermanfaat, oleh karena
itu pendidikan perkoperasian sangatlah dibutuhkan sebagai dasar
pembentukan koperasi. Penerapannya berupa Koperasi Karyawan Pelita
PT PLN Pelita ini yang diwakili oleh anggotanya pernah mengikuti
pelatihan kepengurusan, penyusunan laporan keuanngan dan pelatihan juru
bayar (sertifikasi).

6. Kerjasama antarkoperasi.

Koperasi dikatakan bersifat mandiri dalam pengorganisasiannya, dalam


menjalankan kegiatan usahanya koperasi tidak menjalin hubungan dan
kerjasama antar koperasi.

3.2 Jenis Dan Tingkat Koperasi

Usaha yang dilakukan Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita yaitu Simpan
pinjam, ATK, Pengadaan barang dan jasa, skincare dan franchase. Pengadaan
barang dan jasa yang dilakukan adalah barang-barang yang dipesan, baik
untuk keperluan pertanian maupun non pertanian. Selain itu usaha yang
dijalankan Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita juga ada ATK, skincare
dan farnchase yang bernaama Teh Nusantara. Pada koperasi Karyawan Pelita
PT PLN Pelita usaha simpan pinjam lah yang sangat diterapkan karna pada
dasarnya koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita koperasi yang bergerak
11

dibidang koperasi simpan pinjam. Koperasi ini tergolong tingkat primer karna
belum adanya cabang yang lainnya.

3.3 Struktur Organisasi Koperasi

1. Struktur Organisasi Dalam Koperasi


Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan
dan diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa
melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang akan
dikerjakan. Pada koperasi Karyawan Pelita PT PLN pelita sudah terlihat
dengan jelas pembagian wewenang dan tanggungjawab yang dimiliki oleh
masing- masing pemangku jabatan. Semakin jelas struktur organisasinya
maka akan semakin mudah untuk menjalankan wewenang dan
tanggungjawab yang telah diberikan pada setiap bagiannya, sehingga tidak
terjadi tumpang tindih pekerjaan pada setiap bagiannya. Untuk lebih
jelasnya maka kita dapat melihat bentuk dari struktur organisasi yang
terdapat pada koperasi Karyawan Pelita PT PLN pelita, dimana struktur
organisai koperasi Karyawan Pelita PT PLN pelita telah disajikan pada
gambar berikut ini:
12

Anggota

PELINDUNG DAN PEMBINA PENGAWAS


PENGURUS
1. MANAGER UPDK BDL
2. MANAGER BAGIAN
KETUA KIKI KESHIA KETUA : MEGA ARY
KSA
3. MANAGER BAGIAN SEKRETASIR RIZKY SYARIEF SILVIA
OPHAR ANGGOTA: ADI
BENDAHARA SYARIFAH
4. MANAGER BAGIAN CHANDRA K
ENGINERING ANGGOTA: EKA
FEBRINA PUTRI

SUPERVISOR
PEGAWAI
MANAGER KEUANGAN DAN ADM
ADMINISTRASI DAN
UMUM
Organisasi Koperasi NANA HENTRINA HENI SURATIH
Karyawan Pelita PT.PLN
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Koperasi Karyawan Pelita PT.PLN
M IBNU ALI

2. Pelatihan/Training Yang diikuti Pengurus, Manajer, dan Manajer unit


usaha
Pada tiap tahun Koperasi Karyawan Pelita PT PLN pelita melakukan
pelatiahan/training yaitu pelatihan keuangan, penyusunan laporan
keuangan, pelatihan juru bayar (Sertifikasi) kepada para pengurus dimana
pelatihan tersebut diadakan oleh dinas koperasi. Sejauh ini belum adanya
pelatihan / training lebih lanjut mungkin diwaktu yang akan mendatang
akan adanya platihan /training yang diselenggarakan koperasi Karyawan
Pelita PT PLN pelita.

3. Hubungan Perangkat Organisai


Hubungan perangkat organisasi yang ada pada koperasi Karyawan Pelita
PT PLN pelita adalah kerja perangkat organisasinya yaitu pengurus
bertanggungjawab di RAT dan kepada dewan penasehat dan pengawas.
Kemudian manager bertanggung jawab kepada pengurus dan memberi
perintah kepada karyawan yang juga merupakan anggota koperasi.
13

3.4 Manajemen Koperasi

1. Fungsi Manajemen Koperasi


Secara umum fungsi manajemen koperasi ini dapat diketahui sebagai
berikut.

a. Planning
Planning adalah fungsi utama manajemen yang meliputi rencana
kerja koperasi kedepannya. Planning dalam koperasi ini berarti
perangkat koperasi harus membuat rencana usaha dan program
untuk dapat mengembangkan koperasi.
b. Organizing
Organizing adalah proses memastikan kebutuhan manusia dan fisik
setiap sumber daya yang tersedia untuk menjalankan rencana dan
mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian dalam koperasi ini
juga meliputi menjaga hubungan baik dengan angota agar
partisipasi dan kontribusi anggota meningkat.
c. Actuating
Actuating adalah implementasi nyata dari rencana yang dipikirkan.
Actuating dalam koperasi yaitu arahan dari ketua koperasi kepada
seluruh pengurus lainnya. Actuating dalam koperasi ini juga bisa
dijelaskan saat ada tamu yang dating ke koperasi. Jika ketua
berhalangan hadir, ketua berhak untuk mendelegasikan kekuasaan
dalam menerima tamu tersebut, serta tetap berkoordinasi dengan
pengurus yang telah didelegasikan kekuasaan tersebut.
d. Controlling
Controlling atau pengawasan berfungsi memastikan bahwa rencana
program dilaksanakan sesuai dengan keputusan rencana awal.
Controlling juga berfungsi untuk menentukan apakah rencana awal
perlu direvisi dan melakukan evaluasi terkait program yang telah
dilaksanakan dengan standar kegiatan periode sebelumnya.
14

2. Tugas Perangkat Koperasi


Setiap perangkat memiliki tugasnya masing-masing berikut merupakan
tugas dari masing-masing perangkat sesuai fungsi POAC.
a. Rapat Anggota
P : Dalam rapat anggota akan dibahas mengenai rencana kerja
koperasi kedepannya agar nerkembang, berdaya saing, serta
mencapai tujuan bersama.
O : Dalam rapat anggota tercipta pengorganisasian anggota
melalui pemberian saran dan evaluasi dari anggota sehingga
meningkatkan rasa kepercaraan anggota.
A : Dalam rapat angggota terjadi pendelegasian kekuasan dari
ketua koperasi sebelumnya kepada ketua koperasi
kepengurusan berikutnya.
C : Dalam rapat anggota disampaikan rencana yang terlaksana
ataupun tidsk, serta penyebabnya rencana tersebut tidak
terlaksana agara menjadi acuan dan standar program
berikutnya.

b. Pengurus
P : Pembuatan rencana kerja untuk pengembangan koperasi
serta membuat rencana pengawasan koperasi, terkait cara
mengawasi, bidang yang diawasi dan lain sebagainya.
O : Mmengorganisasikan anggota untuk kegiatan dengan
melakukan perbaikan rencana program sebelum
dilaksanakan.
A : Membuat laporan rencana kegiatan dan menetapkan dan
mendelegasikan ke RAT
C : Menerima laporan dari manajer koperasi.
15

c. Pengawas
P : Membuat rencana pengawasan koperasi, terkait cara
mengawasi, bidang yang diawasi dan lain sebagainya.
O : Membantu pengurus dalam mengorganisasikan anggota
untuk kegiatan dengan melakukan perbaikan rencana
program sebelum dilaksanakan sehingga dapat
mensejahterakan anggota.
A : Membuat laporan tertulis tentang evaluasi dan hasil
pengawasannya.
C : Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan,
kebijakan dan pengelolaan koperasi tersebut.
d. Manager
P : Membuat rencana, mencari dan menjalankan usaha
koperasi.
O : Membantu melayani anggota dan pengurus sehingga dapat
mensejahterakan anggota.
A : Melakukan pelaksanaan harian
C : Melaporkan pelaksanaan kegiatan, kebijakan dan
pengelolaan koperasi kepada pengurus.

3.5 Administrasi dan Pembukuan Koperasi

Dalam arti luas, pengertian administrasi pembiayaan meliputi kegiatan berupa


pengumpulan informasi, penyajian data-data, pencatatan, penguasaan
dokumen yang ada kaitannya dengan proses kegiatan pembiayaan oleh
unitunit kerja terkait dalam penyelenggaraan pengelolaan portofolio
pembiayaan. Feedback dari proses administrasi ini adalah output berupa
sistem informasi yang memberikan manfaat dalam melaksanakan
fungsifungsi manajemen perusahaan (Mulyani, dkk. 2020).

Dalam Koperasi Karyawan Pelita PT.PLN ini terdapat beberapa buku yaitu
buku kas harian, buku daftar anggota, buku daftar pengurus, buku daftar
16

pengawas, buku simpanan anggota, buku daftar manager, buku notulen RAT,
buku notulen rapat pengurus, buku notulen rapat pengawas, buku anjuran
pejabat koperasi, buku anjuran pejabat lain, buku saran anggota, buku calon
anggota, buku inventaris, buku agenda surat keluar masuk, buku catatan
kejadian, buku catatan kejadian lain, dan buku tamu. Buku-buku yang ada
pada koperasi ini dinilai sudah cukup lengkap secara fisik dan keberadannya,
dan pelaksanaan dan pembukuan dijalankan dengan baik dengan dilakukan
audit tiap tahunnya oleh akuntan publik.

3.6 Amalgamasi

Di dalam Koperasi, penggabungan Koperasi (amalgamasi) merupakan


perwujudan dari kepentingan-kepentingan yang nantinya akan menjadikan
suatu Koperasi itu menjadi lebih baik. Koperasi-koperasi yang akan
melakukan penggabungan sudah mengerti maksud dan tujuan mengapa
mereka mengambil keputusan untuk melakukan amalgamasi atau
penggabungan serta kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh Koperasi
yang baru hasil penggabungan. Yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan
manfaat bagi Koperasi dan anggota Koperasi (Poetra, R. R. 2006). Koperasi
Karyawan Pelita PT.PLN sampai hari ini tidak pernah melakukan amalgamasi
karena koperasi tersebut masih berjalan dengan baik dan belum mendesak
untuk dilakukannya penggabungan dengan koperasi lain.

3.7 Kewirausahaan, Jaringan Usaha, dan Koperasi

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN menerapkan inovasi yang dilakukan untuk


meningkatkan penjualan koperasi seperti menjadi agen distributor atk,
peneyedia layanan internet, teknisi AC melalui bahan usaha yang memiliki
jaringan bisnis dengan koperasi Karyawan Pelita PT PLN pelita. Koperasi
Karyawan Pelita PT PLN menjadi penyokong dalam jalannya jaringan bisnis
tersebut. Dalam diterapkanya inovasi koperasi berkesempatan meperoleh
keuntungan dalam hal meningkatkan pendapatan koperasi dan memperluas
jaringan bisnis yang dimiliki koperasi. Tidak adanya kendala yang dihadapi
17

koperasi Karyawan Pelita PT PLN pelita dalam menjalankan jaringan


bisnisnya.

3.8 Modal Koperasi

Modal dapat bersumber dari modal sendiri dan modal dari luar. Modal sendiri
terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib. Modal luar berasal dari modal
pinjaman dari anggota yang diinvestasikan oleh koperasi dengan sistem bagi
hasil, koperasi Karyawan Pelita PT PLN pelita tiak memiliki modal
penyertaan.

Adapun sumber permodalan pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita


adalah hanya dari modal sendiri yang diperoleh dari simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan dana, donasi, dan sisa hasil usaha tahun berjalan.
Modal sendiri ini didapat dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Adapun
simpanan tersebut adalah simpanan wajib sebesar Rp.100.000,00 yang
dibayarkan pada waktu awal menjadi angota koperasi dan simpanan pokok
sebesar Rp.100.000,00 yang dibayarkan tiap bulannya oleh anggota baik
secara cash ataupun debit.

Selama tiga tahun terakhir, baik dalam permodalan sendiri maupun


permodalan luar tidak mengalami perkembangan yang berarti. Besar
simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela masih sama. Dalam
mengembangkan modal milik sendiri yang dimiliki oleh koperasi ini,
pengurus melakukan perencanaan pengelolaan modal dengan lebih baik, dan
melakukan penegasan bagi setiap anggota koperasi dalam pembayaran
simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
18

3.9 Partisipasi Anggota Koperasi

Partisipasi adalah keterlibatan antara mental dan emosional seseorang dalam


suatu kelompok yang ditunjukkan dengan kesediaannya untuk memberikan
kontribusinya terhadap tujuan yang ingin dicapai kelompok dan kesediaannya
untuk turut bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Sedangkan partisipasi
anggota koperasi adalah manifestasi perilaku anggota koperasi dalam
menunjukkan sikap dan peranannya terhadap koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan koperasi tersebut. Partisipasi anggota adalah salah satu
cerminan dari falsafah koperasi, yaitu dari oleh dan untuk anggota (Ikatan
Akuntan Indonesia, 1999). Adapun bentuk partisipasi anggota Koperasi
Karyawan Pelita PT PLN pelita adalah sebagai berikut :

1. Kehadiran dalam Rapat Anggota (Kontributif)

Pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita ini, tingkat partisipasi


anggota dalam rapat anggota sangat baik. Dapat dilihat dalam rapat rutin
anggota setiap tahunnya, yaitu setiap tanggal 24 maret yang membahas
mengenai buku RAT disetiap tahunnya. RAT yang dilakukan bartempat di
kantor pusat PLN. Rapat anggota telah dilaksanakan sebanyak 31 kali
sejak dibentuknya koperasi. Cara melaksanakan rapat ini adalah dengan
cara memberikan undangan resmi dan himbauan kepada seluruh anggota
koperasi untuk dapat menghadiri rapat tersebut. Biasanya, tingkat
kehadiran anggota pada rapat tersebut adalah 50 + 1% dimana telah
diterapkan pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita bahwa
persentase tersebut termasuk persentase yang ideal dan cukup tinggi.
Rapat anggota ini dianggap sah apabila dihadiri oleh 50 (lima puluh) dari
98 (sembilan puluh delapan) anggota Koperasi Karyawan Pelita PT PLN.
Sementara keaktifan anggota dalam mengikuti rapat tersebut adalah
dengan berperan aktif dalam bertanya dan memberikan tanggapan-
tanggapan terhadap apa yang telah disampaikan.
19

2. Pembayaran Simpanan (Kontributif)

Simpanan dalam suatu organisasi koperasi ada berbagai macam, yaitu


simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan atau dana cadangan, dan
hibah. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Contoh dari simpanan pokok
yang dipakai Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita adalah sebesar
Rp.100.000,00 setiap bulannya. Pembayaran yang dilakukan secara
langsung ke kantor atau bisa juga membayar dengan cara dipotong gaji
ataupu dengan cara dabit. Simpanan wajib yaitu simpanan yang wajib
dibayar anggota koperasi dalam waktu tertentu. Seperti yang diterapkan
pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita yaitu dengan membayar
simpanan wajib sebesar Rp.100.000,00 melalui cara membayar ke
sekretaris koperasi langsung baaik sacara tunai tauapun debit.

Selain kedua simpanan tersebut, ada pula simpanan sukarela yang


diperoleh dari SHU (Sisa Hasil Usaha). Rata-rata dari ketiga simpanan
tersebut, kondisi secara keseluruhannya adalah masih terdapat
penunggakan pembayaran pada sejumlah orang atau anggota koperasi
tersebut. Hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa anggota yang
memiliki faktor ekonomi dan belum menjadi anggota penuh. Namun, pada
simpanan sukarela telah terkoordinasi dengan baik, terbukti dari para
anggota yang tepat waktu dalam pelunasan simpanan tersebut.

3. Pemanfaatan Pelayanan (Intensif)

Bentuk bentuk pelayanan dalam suatu organisasi koperasi dalam Koperasi


Karyawan Pelita PT PLN Pelita adalah pelayanan berupa simpan pinjam
bagi anggota koperasi. Pemanfaatan pelayanan simpan pinjam ini sangat
membantu para anggota yang ingin menginvestasikan uangnya untuk
keperluan yang akan diperlukan nantinya. Selain itu, dapat memudahkan
para anggota dalam memperoleh dana pada waktu tertentu.
20

Biasanya, pelayanan simpan pinjam ini dilakukan tertib dengan cara para
anggota menyetorkan simpanan pada sekretaris koperasi langsung. Selain
itu, jika ada anggota yang menyimpan atau meminjam uangnya pun
dibatasi dengan melihat kemampuannya dalam pembayaran pinjaman yang
mereka pinjam.

Selain simpan pinjam, koperasi ini juga mengusahakan jasa fotocopy dan
pengadaan ATK, Jasa sewa pakai dan sewa beli, jasa kontrak kerja, dan
jasa Borongan. Pelayanan dalam pelaksaan unit usaha ini cukup baik
karena membantu anggota Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita dalam
memenuhi kebutuhan akan yang dibutuhkan dalam kegiatannya. Harga
yang dipatok pada masing-masing jenis usaha menyesuaikan harga di
Pabrik, hal ini memberikan kemudahan bagi anggota Koperasi Karyawan
Pelita PT PLN Pelita dalam memenuhi kebutuhannya.

3.10 Permodalan

Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktivitas suatu lembaga (entity)
setelah dikurangi kewajibannya (Syam, 2014). Dalam pembentukan dan
menjalankan usaha akan memerlukan modal untuk tetap berjalan. Modal
koperasi adalah kelebihan jumlah hara terhadap jumlah uang dari
koperasi, atau dengan kata lain selisih positif antara harta dan utang.
Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-
pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan
serta sumbersumber lain. modal dalam koperasi pada dasarnya
dipergunakan untuk kesejahteraan anggota dan bukan sekedar mencari
keuntungan. Jenis-jenis permodalan yang dihimpun oleh Koperasi
Pensiunan untuk menjalankan kegiatannya terdiri dari:
21

1. Modal Sendiri

a. Simpanan Pokok Anggota

Simpanan Pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan


jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota pokok
( Ninik, 2010). tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota. Dalam Koperasi Pensiunan
Koperasi Karyawan Pelita ini jumlah simpanan pokok untuk
anggota yang baru bergabung harus membayar sebesar
Rp100.000 di awal keanggotaan.

b. Simpanan Wajib Anggota

Simpanan wajib adalah simpanan yang tidak harus oleh


anggota koperasi, namun simpanan wajib akan mempengaruhi
besarnya SHU yang akan diterima. Jumlah simpanan yang
harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu. Misalnya tiap bulan dengan jumlah
simpanan yang sama untuk tiap bulannya (Andi, I. 2021).
Dalam Koperasi Pensiunan Karyawan Pelita ini jumlah
simpanan yang wajib dibayarkan tiap bulannya yaitu sebesar
Rp100.000.

c. Modal Hibah

Berdasarkan penjelasan dalam pasal 128 ayat 5 Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2021 tentang
kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan koperasi dan
usaha mikro, kecil, dan menengah yang dimaksud dengan
“hibah” adalah bantuan dalam bentuk modal yang bersifat tidak
mengikat dan tidak terus menerus. Pada tanggal 31 Dessember
22

2020 dana hibah yang diterima oleh Koperasi Karyaan Pelita


yaitu sebesar Rp19.831.298.

2. Modal Pinjaman

Berdasarkan UU No.25 Tahun 1992 modal pinjaman adalah


sejumlah uang tunai atau barang dengan nilai tertentu yang diperoleh
dari luar koperasi atas dasar perjanjian hutang antara koperasi dan
pihak yang bersangkutan. Pinjaman atau kredit ini digunakan
sebagai tambahan modal bagi usaha koperasi, dengan catatan bahwa
pinjaman harus dikembalikan dan atau diangsur disertai bunga.
Modal pinjaman koperasi terdiri dari : anggota, koperasi atau
anggota lain, bank dan lembaga keuangan lainnya, serta penerbitan
obligasi dan surat hutang lainnya .

3. Modal Penyertaan

Menurut penjelasan pada pasal 42 UU No 25 tahun 1992 modal dari


penyertaan dapat bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat,
dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi
terutama yang berbentuk investasi. Pada tahun 2022. Koperasi
Karyawan Pelita tidak menerima bantuan berupa modal atau barang
dari pemerintah. Modal yang ditanamkan akan digunakan untuk
menjalankan usaha-usaha yang dilakukan koperasi, semakin banyak
modal yang ada maka semakin struktur permodalan koperasi.
Perkembangan modal sendiri dalam Koperasi Karyawan Pelita
dapat dilihat pada tabel dibawah.
23

Tabel 2. Perkembangan modal sendiri dalam Koperasi Karyawan Pelita


PT.PLN
Tahun Simpanan Simpanan Cadangan Hibah (Rp)
Pokok (Rp) Wajib (Rp) (Rp)
2018 11.717.000 695.029.683 1.121.371.812 22.270.030
2019 15.500.000 799.141.500 816.839.292 22.270.030
2020 14.400.000 916.997.500 909.676.371 19.831.298
Sumber: Data primer, 2023

Berdasarkan Tabel di atas, didapat informasi bahwa simpanan pokok


yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan Pelita dalam rentan 2018-2019
mengalami kenaikan, kemudian mengalamin penurunan hingga tahun
2020. Sedangkan pada simpanan wajib mengalami kenaikan setiap
tahunnya dari 1018-2019. Untuk dana cadangan pada koperasi ini
diperoleh dari SHU menunjukkan keuangan yang positif yang dapat
dilihat terjadinya kenaikan setiap tahunnya. Untuk jumlah modal dari
hibah tetap yang berasal dari pemerintah selama periode 2018-2021
yaitu sebesar Rp19.831.298 Sehingga saldo akhir ditahun 2021 yang
dimiliki Koperasi Karyawan Pelita yaitu simpanan pokok
Rp14.400.000, simpanan wajib Rp916.997.500, dana cadangan
Rp909.676.371, dan modal hibah Rp19.831.298. Untuk perkembanagan
modal luar dalam Koperasi Karyawan Pelita belum ada peminjaman
dikarenakan modal didalam koperasi yang masih kuat dan terus
bertambah setiap tahunnya.

3.11 Kinerja Koperasi

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadany. Kinerja adalah menilai bagaimana
seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
24

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Laporan keuangan adalah


buku/tulisan yang menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga digunakan
untuk menunjukan apa yang telah dilakukan oleh pengurus dan tanggung
jawab pengurus (Chaniago, 1998). Laporan keuangan koperasi disusun
berdasarkan PASK, akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih
mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan,dan mempunyai daya
banding tinggi. Pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita yang telah
kami wawancarai memiliki laporan keuangan yang baik. Hal ini dibuktikan
dengan adanya laporan keuangan yang selalu menghasilkan SHU. Namun
SHU yang dihasilkan hanya sedikit ini disebabkan permodalan koperasi yang
juga sedikit. Karena hanya mengandalkan permodalan dari anggota tanpa ada
campur tangan pihak luar.

Berikut simpulan hasil wawancara kami kepada anggota Koperasi Karyawan


Pelita PT PLN Pelita berkaitan dengan kepuasan terhadap aspek-aspek
pelayanan koperasi:
1) Aspek tampilan fisik

Tabel 3. Aspek Tampilan Fisik (Tangibles)


Yang Yang
No. Item Penilaian
diharapkan dirasakan
I. Kondisi Prasarana dan Sarana Kantor
Koperasi
1. Kualitas Kantor Koperasi 5 5
2. Kenyaman ruang kerja 5 5
3. Sarana penunjang ruang (parkir, 5 5
toilet,dll)
II. Fasilitas Penunjang
4. Dukungan peralatan penunjang 5 5
operasional
5. Dukungan bahan penunjang kegiatan 5 5
administrasi
6. Kelengkapan sarana komunikasi 5 5
yang tersedia
7. Dukungan prasarana fisik untuk 5 4
ruang tunggu, tenaga, counter, dan
ruang karyawan administrasi
25

III. Dukungan Petugas Pelayanan


8. Apakah kelembgaan koperasi telahdi 5 5
dukung oleh karyawan administrasi
yang memadai?
9. Apakah kegiatan operasional 5 4
koperasi telah didukung oleh petugas
lapangan yang memadai?
10. Apakah kelembagaan koperasi telah 5 5
didukung dengan struktur
pengelolaan organisasi yang
memadai?

Keterangan :
Isi: 1 = tidak memuaskan
2 = kurang memuaskan
3 = cukup memeuaskan
4 = memuaskan
5 = sangat memuaskan

Aspek tampilan fisik berkaitan dengan fasilitas yang disediakan oleh


koperasi untuk para anggotanya. Koperasi Karyawan Pelita PT PLN
Pelita sendiri memiliki berbagai fasilitas yang disediakan untuk
anggota cukup lengkap seperti ruangan yang memadai dan tertata rapi,
inventaris yang memadai, ruang tunggu yang cukup nyaman, dan
karyawan yang sigap. Dengan adanya berbagai fasilitas tersebut
sebagian besar anggota Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita telah
merasakan kepuasan yang cukup. Semua anggota Koperasi Karyawan
Pelita PT PLN Pelita berharap koperasi ini dapat terus meningkatkan
pelayanan terhadap anggota sehingga anggota dapat merasa sangat
puas terhadap pelayanan yang diberikan koperasi.
26

2) Aspek Keterandalan

Tabel 4. Aspek Keterandalan (Reliability)


Item penilaian Yang Yang
diharapkan dirasakan
I. Kecepatan dalam Pelayanan
1. Koordinasi karyawan dilingkungan 5 5
interen koperasi
2. Koordinasi karyawan koperasi dengan 5 5
organisasi/intasnsi teknis lain yang
berkepentingan
3. Proses penangan kelengkapan 5 5
koperasi
4. Pememriksaan lapangan terkait 5 5
dengan pelayanan yang diajukan
anggota
5. Penyelesaian peroses pelayan anggota 5 5
sejak dari awal hingga akhir
II. Ketepatan dalam Pelayanan
6. Ketepatn langkah-langkah proses 5 5
pelayanan administrasi
7. Kesesuaian dengan jadwal waktu yang 5 4
ditetapkan
8. Kemampuan untuk melayani secara 5 5
benar sejak awal hingga akhir proses
III. Kemampuan Kesigapan dalam Pelayanan
9. Kesigapan yang ditujukan para 5 5
petugas pelayanan
10. Sikap profesional yang ditujukan 5 5
petugas pelayanan

Keterangan :
Isi: 1 = tidak memuaskan
2 = kurang memuaskan
3 = cukup memeuaskan
4 = memuaskan
5 = sangat memuaskan

Koperasi membutuhkan koordinasi yang baik antar bagian, sehingga


apa yang ingin dicapai dapat terwujud dengan baik. Apabila
koordinasi tidak dapat dilakukan dengan baik, maka akan terjadi
27

kesalahan dalam bekerja. Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita


sejauh ini berdasarkan apa yang telah dirasakan anggota memiliki
kecepatan yang cukup baik dalam menangani kebutuhan anggota.
Seperti ketika anggota ingin meminjam uang atau menyimpan uang
petugas dengan cepat melayani anggota koperasi. Selain itu
pelayanan yang diberikan juga sudah sesuai dengan apa yang
dibutukan oleh anggota. Karena para petugas koperasi yang ada di
Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita sudah cukup perofesional
dalam bertindak. Hal ini karena petugas/ pengurus Koperasi
Karyawan Pelita PT PLN Pelita telah melakukan berbagai pelatihan
dari pemerintah. Namun anggota tetap berharap agar koperasi tetap
meningkatkan pelayanannya agar anggota memperoleh kepuasan yang
lebih baik lagi.

3) Aspek Daya Tanggap

Tabel 5. Aspek Daya Tanggap (Responsiveness)


Item Penilaian Yang Yang
diharapkan dirasakan
I. Ketanggapan Petugas Pelayanan
1. Ketanggapan yangg dimiliki petugas 5 5
pelayanan
2. Ketanggapan dalam melayani 5 5
keluhan-keluhan anggota
II. Kemampuan dalam Memberikan Informasi
3. Ketersedian brosur/papan 5 3
pengumuman
4. Keberadaan petugas pelayan 5 3
informasi
5. Ketepatan informasi yang diberikan 5 5
Keterangan :
Isi: 1 = tidak memuaskan
2 = kurang memuaskan
3 = cukup memuaskan
4 = memuaskan
5 = sangat memuaskan
28

Berdasarkan keterangan anggota Koperasi Karyawan Pelita PT PLN


telah memliki petugas yang cukup profesional karena setiap anggota
yang datang petugas dengan sigap melayani anggota sesuai dengan
kebutuhan.

4) Aspek Kemampuan Dalam Memberikan Jaminan

Tabel 6. Aspek Kemampuan dalam Memberi Jaminan (Assurance)


Item Penilaian Yang Yang
diharapkan dirasakan
I. Kesopanan dalam Pelayanan
1. Keramahan sikap para karyawan 5 5
koperasi dalam melayani
2. Kejujuran para karyawan dalam koperasi 5 5
dalam melayani
II. Pemahan dan Pengetahuan Petugas
3. Jaminan dari para petugas pelayanan atas 5 5
kemungkinan kehilangan/ kerusakan
berkas administrasi
4. Tingkat intelektualitas dan tanggung 5 5
jawab petugas
Keterangan :
Isi: 1 = tidak memuaskan
2 = kurang memuaskan
3 = cukup memuaskan
4 = memuaskan
5 = sangat memuaskan

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita memiliki pengurus dan


badan pengawas yang baik. Karena anggota yang datang selalu
disambut dengan ramah oleh para petugas. Selain itu petugas koperasi
juga memiliki sifat yang baik yaitu kejujuran dan keterbukaan
terhadap seluruh anggota. Selain itu, koperasi juga memberikan
jaminan kepada anggota bahwa uang yang mereka simpan pada
Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita ini akan digunakan untuk
29

membantu anggota lain namun apabila dibutuhkan akan dikembalikan


kembali sesuai dengan yang mereka simpan

5) Aspek Kemampuan Memberikan Perhatian Personal

Tabel 7. Aspek Kemampuan Memberikan Perhatian Personal


(Empathy)
Item Penilaian Yang Yang
diharapkan dirasakan
I. Perhatian Petugas dalam Melayani
1. Pemahaman parapetugas terhdap 5 5
kebutuhan anggota
2. Sikap adil yang dituukan para petugas 5 5
dalam melayani anggota
II. Akses terhadap Petugas Pelayanan
3. Kemudahan dalam menghubungi 5 5
petugas
4. Pembagian kerja diantara petugas 5 5
sesuai dengan kepentingan dan jenis
pelayanan
Keterangan :
Isi: 1 = tidak memuaskan
2 = kurang memuaskan
3 = cukup memuaskan
4 = memuaskan
5 = sangat memuaskan

Pemahanam petugas terhadap anggota sangat baik. Karena setiap


anggota yang datang petugas langsung sigap bertanya kapada anggota
apa keperluanya secara ramah, sehingga apa yang diberikan petugas
sesuai dengan keinginan anggota. Selain itu apabila anggota ingin
memperoleh informasin lanjutan petugas memberikan contact person
kepada anggota sehingga anggota dapat memperoleh informasi dari
petugas. Setiap petugas memiliki tugasnya masing- masing sehingga
anggota dapat menghubungi petugas sesuai dengan keperluanya.
Contoh jika anggota ingin membayar dapat menghubungi bendahara
namun terlebih dahulu harus mendaftar kepada sekertaris.
30

Berdasarkan aspek- aspek yang telah dirasakan anggota Koperasi


Karyawan Pelita PT PLN Pelita sebagian besar anggota memiliki
tanggapan baik. Karena mereka telah memperoleh pelayanan yang
cukup baik dari anggota. Anggota Koperasi Karyawan Pelita PT PLN
Pelita berharap mereka akan memperoleh berbagai pelayanan yang
lebih baik lagi. Sehingga mereka dapat lebih nyaman.

3.12 Manfaat Koperasi Bagi Anggota

Setiap koperasi pasti ingin mencapai keberhasilan sesuai yang diharapkan.


Sehingga dapat memberikan manfaat yang besar pula untuk anggota-
anggotanya karena koperasi dimana-mana memiliki tujuan yang hampir sama
syaitu mensejahterakan anggota. Manfaat –manfaat yang dapat dirasakan
anggota apabila sebuah koperasi mencapai keberhasilan sesuai dengan yang
diharapkan sangatlah banyak. Manfaat yang banyak dirasakan anggota
Koperasi Karyawan Pelita PT PLN Pelita adalah manfaat dalam bidang
ekonomis karena koperasi ini menolong anggota dalam menyimpan uang
anggota, meminjamkan uang kepada anggota ketika anggota tidak memiliki
uang, selain itu pembelian produk skincare juga mudah didapatkan, jasa
fotocopy dan ATK dan anggota memperoleh SHU dari hasil modal- modal.
yang telah mereka berikan kepada koperasi melalui berbagai simpanan.
Selain itu, konsumen atau anggota juga mendapatkan keuntungan dalam hal
pembelian barang yang dijual koperasi dengan selisih harga yang cukup besar
antara harga di koperasi dengan harga di pasar.

Tabel 8. Manfaat non-ekonomi yang dirasakan anggota


No Item Penilaian Yang Yang
diharapkan dirasakan
1 Rasa aman karena ada kepastian 5 4
usaha
2 Rasa puas karena menentukan 5 4
kebijakan
3 Rasa puas karena dapat saling 5 4
membantu
31

4 Rasa puas karena dapat 5 4


meningkatkan hubungan dengan
sesama
5 Rasa puas karena meningkatkan 5 4
pengetahuan
6 Rasa puas karena dapat 5 3
meningkatkan percaya diri
Keterangan :
1 = tidak memuaskan
2 = kurang memuaskan
3 = cukup memuaskan
4 = memuaskan
5 = sangat memuaskan

Manfaat non ekonomis yang bisa dirasakan oleh anggota koperasi. Manfaat
tersebut berupa rasa puas dalam diri anggota koperasi. Pada Koperasi
Karyawan Pelita PT PLN sendiri anggota koperasi sudah memperoleh
berbagai kepuasan yang terbilang baik setelah mereka menjadi anggota.
Berbagai kepuasan tersebut diantaranya adalah rasa puas karena ada kepastian
usaha sehingga mereka tidak ragu untuk mempercayai uangnya kepada
koperasi, rasa puas karena ikut menentukan kebijakan pada rapat anggota
koperasi, rasa puas karena dapat saling membantu antar anggota, rasa puas
karena dapat meningkatkan hubungan baik antar anggota karena telah saling
membantu, rasa puas karena dapat meningkatkan pengetahuan tentang simpan
pinjam pada koperasi dan rasa puas karena dapat meningkatkan percaya
dengan berbicara didepan orang banyak pada rapat anggota koperasi.
Manfaat-manfaat tersebut dapat dirasakan anggota Koperasi Karyawan Pelita
PT PLN setiap harinya selama mereka menjadi anggota tetap koperasi.

Anggota koperasi selalu menuntut untuk memperoleh berbagai pelayanan


yang baik. Karena dengan adanya pelayanan yang baik anggota dapat lebih
nyaman dalam melakukan kegiatannya selama menjadi anggota koperasi.
Pelayanan-pelayanan yang dapat diperoleh oleh anggota koperasi dapat
dilihat dari berbagai aspek diantaranya aspek tampilan fisik, aspek
32

keterandalan, aspek daya tanggap, aspek kemampuan dalam memberikan


jaringan,aspek kemampuan dalam memberikan jaringan personal. Dari
berbagai aspek tersebut anggota Koperasi Karyawan Pelita PT PLN dapat
merasakannya selama menjadi anggota. Namun apa yang dirasakan setiap
anggota akan berbeda sesuai dengan tingkat kepuasan anggota itu sendiri.

3.13 Kesempatan Berusaha Koperasi

Koperasi Karyawan Pelita PT PLN adalah sebuah koperasi yang semua


program dan kegiatan di dalamnya merupakan hasil dari pemikiran dan
keputusan pengurus. Beberapa program yang dijalankan oleh pengurus
koperasi ini antara lain mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap
tahun, mengadakan rapat anggota di awal bulan, serta membuat laporan
keuangan dan administrasi. Walaupun anggota koperasi adalah pelanggan
utama dari usaha koperasi ini, namun program-program yang diselenggarakan
belum berhasil secara efektif meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
anggota mengenai koperasi.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan utama dalam menjalankan


usaha koperasi ini. Salah satunya adalah ketidakdisiplinan anggota dalam
membayar simpanan wajib dan pinjaman usaha. Selain itu, kurangnya peran
pemerintah dalam menyediakan program yang dapat meningkatkan usaha
koperasi juga menjadi kendala. Pemerintah sebelumnya pernah memberikan
pelatihan untuk beberapa anggota dan pengurus koperasi ini, namun pelatihan
tersebut sudah dilaksanakan beberapa tahun yang lalu dan sekarang
pemerintah tidak lagi menyediakan program yang dapat meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) koperasi. Koperasi karyawan Pelita PT PLN
ini tidak menerima dana hibah.

Koperasi karyawan Pelita PT PLN membutuhkan beberapa program untuk


mendukung pertumbuhan koperasi kedepannya. Pertama, diperlukan program
pelatihan koperasi yang lebih intensif dan terjadwal secara rutin bagi para
33

pengurus. Pelatihan tersebut harus diadakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Kedua, diperlukan peningkatan atau penambahan dana hibah yang
diberikan setiap tahun. Dana tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
aset koperasi, sehingga tidak hanya pengetahuan dan keterampilan yang
ditingkatkan, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi anggota koperasi.

3.14 Kontribusi Koperasi Untuk Pembangunan

Pada koperasi Karyawan Pelita terdapat pelayanan usaha/kegiatan koperasi


dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dinikmati oleh masyarakat non
anggota, misalnya koperasi menyediakan pelayanan kepada masyarakat,
berupa pelayanan kredit skala kecil/mikro dan pembiayaan jual beli.
Koperasi juga menyediakan produk/jasa kepada masyarakat seperti jasa jual
alat tulis kantor dan jasa jual produk skincare , adanya jasa tersebut
mempermudah masyarakat dalam pembelian ATK dan produk lainya yang
diperjualbelikan kepada masyarakat.

Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi kerjasama bisnis


yang disebarkan melalui media sosial maupun secara langsung melalui
kunjungan kepada para anggota dan masyarakat. Koperasi Karyawan Pelita
terus melakukan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan
(stakeholder) dalam meningkatkan perekonomian ummat. Tanggapan
masyarakat terhadap pelayanan dan program kerja, masyarakat merasa
senang dan menerima dengan baik koperasi Karyawan Pelita karena dapat
membantu masyarakat dalam hal simpan pinjam untuk membantu
pembiayaan usaha mereka serta menyambut dengan baik program-program
yang diselenggarakan oleh koperasi Karyawan Pelita. Ketaatan koperasi
dalam membayar pajak terbukti dilakukan tepat waktu setiap tahunya.
Banyaknya anggota dan program-program yang diselenggarakan oleh
Karyawan Pelita menjadikan kebutuhan akan tenaga kerja meningkat,
terbukti dalam penyerapan tenaga kerja koperasi Karyawan Pelita selalu
bertumbuh karena koperasi ini membutuhkan karyawan untuk menunjang
unit usaha yang dijalankan, saat ini Karyawan Pelita memiliki sekitar 147
34

orang karyawan. Karyawan rata-rata mendapatkan upah sebesar


Rp2.221.000,00 sesuai dengan upah minimum regional (UMR) yang
ditetapkan dan berlaku.
35

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan yaitu:


1. Penerapan prinsip-prinsip Koperasi Karyawan Pelita PT PLN telah
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik oleh
organisasi koperasi itu sendiri maupun para anggotanya yang
merupakan koperasi-koperasi primer yang berada di wilayah Provinsi
Lampung.
2. Potensi unggul untuk daerah kerja ini adalah simpan pinjam untuk para
anggotanya dan penjualan/pemasaran skincare dan alat tulis kantor.
Koperasi ini terletak dekat dengan kantor PLN dan perumahan
masyarakat. Karyawan PLN sering kali membutuhkan alat tulis kantor
dan kebutuhan percetakan sehingga mereka sering mengunjungi
koperasi ini untuk memenuhi kebutuhan ATK karyawan. Masyarakat
perumahan yang didominasi oleh orang dewasa juga membutuhkan
perawatan kulit dan muka sehingga mereka sering kali mengunjungi
koperasi ini untuk mendapatkan produk skincare. Adapun potensi
lainnya yang kurang mencolok di daerah atau wilayah kerja koperasi.
3. Koperasi Karyawan Pelita PT PLN memiliki RAT sebagai sebuah
Forum tertinggi dalam organisasi koperasi ini, dibawahi oleh Pengurus,
di Ketuai oleh Kiki Keshia dengan Bendahara Syarifah, Sekertaris
Rizky Syarief, Pengawas di ketuai oleh Mega Ary Silvia dengan
dibantu oleh 2 anggota Adi Chandra K, dan Eka Febrina Putri untuk
menjalankan usaha koperasi dibantu oleh manajer M Ibnu Ali,
dibindang keuangan dan ADM oleh Nana Hentrina dan dibagian
36

pegawai administrasi dan umum oleh Heni Suratih, serta memiliki


anggota dengan jumlah total 145 anggota dengan anggota aktif
sebanyak 117 dan anggota pasif sebanyak 28 anggota
4. Koperasi Karyawan Pelita PT PLN menerapkan inovasi yang dilakukan
untuk meningkatkan penjualan koperasi seperti menjadi agen distributor
atk, peneyedia layanan internet, teknisi AC melalui bahan usaha yang
memiliki jaringan bisnis dengan koperasi Karyawan Pelita PT PLN
pelita. Koperasi Karyawan Pelita PT PLN menjadi penyokong dalam
jalannya jaringan bisnis tersebut. Dalam diterapkanya inovasi koperasi
berkesempatan meperoleh keuntungan dalam hal meningkatkan
pendapatan koperasi dan memperluas jaringan bisnis yang dimiliki
koperasi. Tidak adanya kendala yang dihadapi koperasi Karyawan
Pelita PT PLN pelita dalam menjalankan jaringan bisnisnya.
5. Adapun sumber permodalan pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN
adalah hanya dari modal sendiri yang diperoleh dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dan dana atau simpanan sukarela. Modal sendiri ini
didapat dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Adapun simpanan
tersebut adalah simpanan wajib sebesar Rp.100.000,00 dan simpanan
pokok sebesar Rp.100.000,00.
6. Pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN ini, tingkat partisipasi anggota
dalam rapat anggota sangat baik. Dapat dilihat dalam rapat rutin
anggota setiap tahunnya, yaitu setiap tanggal 24 Maret yang membahas
mengenai buku RAT disetiap tahunnya. Rapat anggota telah
dilaksanakan sebanyak 31 kali sejak dibentuknya koperasi.
7. Pada Koperasi Karyawan Pelita PT PLN yang telah kami wawancarai
memiliki laporan keuangan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan
adanya laporan keuangan yang selalu menghasilkan SHU. Namun
SHU yang dihasilkan hanya sedikit ini disebabkan permodalan koperasi
yang juga sedikit. Karena hanya mengandalkan permodalan dari
anggota tanpa ada campur tangan pihak luar. Namun, pada dua tahun
terakhir, koperasi ini memiliki defisit SHU, hal ini diakibatkan oleh
37

beberapa anggota yang tidak bisa membayar karean faktor ekonomi


yang sulit.
8. Manfaat yang banyak dirasakan anggota Koperasi Karyawan Pelita PT
PLN adalah manfaat dalam bidang ekonomis karena koperasi ini
menolong anggota dalam menyimpan uang anggota, meminjamkan
uang kepada anggota ketika anggota tidak memiliki uang, dan anggota
memperoleh SHU dari hasil modal- modal. yang telah mereka berikan
kepada koperasi melalui berbagai simpanan. Selain itu, konsumen atau
anggota juga mendapatkan keuntungan dalam hal pembelian barang
yang dijual koperasi dengan selisih harga yang cukup besar antara
harga di koperasi dengan harga di pasar.
38

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago. 1998, 14. Koperasi di Indonesia. Lembaga penerbit, Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia. Jakarta.
Djojohadikusumo, Soemitro. 2000. Badan Hukum Koperasi. Andi Offset.
Yogyakarta.
Mulyani, S., Amaliyah, S. N., Badiatus, A., Rohmah, I., & Rizki, M. F. 2020.
Implementasi Administrasi Dan Pembukuan Pembiayaan Di Koperasi
Syariah. Jurnal Mu’allim, 2(1), 67-80.
Ikatan Akuntan Indonesia, 1999: 27 .1, Prinsip Koperasi. Lembaga Penerbit,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Poetra, R. R. 2006. Penggabungan Koperasi (Amalgamasi) Selaku Badan Usaha
(Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Siamat, Dashlan. 1993, Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sinungan, Muchdarsyah. 1991. Perkoperasian. Bina Aksara. Jakarta.
Siwidjatmo, Djarot. 1992. Koperasi Di Indonesia. Lembaga Penerbit, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
39

LAMPIRAN
40

Gambar 2. Laporan keuangan koperasi karyawan pelita PT. PLN


41

Gambar 3. Laporan keuangan koperasi karyawan pelita PT. PLN


42

Gambar 4. Anggaran dasar rumah tangga koperasi karyawan pelita PT.PLN


43

Gambar 5. Anggaran dasar rumah tangga koperasi karyawan pelita PT.PLN


44

Gambar 6 . Anggaran dasar rumah tangga koperasi karyawan pelita PT.PLN


45

Gambar 7. Berfoto Bersama Pengurus Koperasi

Gambar 8. Berfoto Bersama Pengurus Koperasi


46

Gambar 9. Berfoto Bersama Anggota Koperasi

Gambar 10. Berfoto Bersama Anggota Koperasi

Anda mungkin juga menyukai