Anda di halaman 1dari 9

Nama : Amanda Putri Lestari

NPM : 2114131022

Kelas : AGB A

Mata Kuliah : Pengatar Ilmu Tanah

Deskripsi Jenis Tanah Berdasarkan Taksonomi (Soil Taxonomy)


Taksonomi tanah merupakan sistem klasifikasi tanah. Dalam sistem klasifikasi tanah
dapat dilihat perbedaan dari sifat dan ciri setiap tanah, kemudian dari perbedaan
tersebut setiap jenis tanah dapat diberikan nama. Pembagian jenis-jenis tanah yang
dilakukan oleh para ilmuwan disetiap negara dapat berbeda-beda. Terdapat 12 jenis
tanah menurut USDA (United States Department of Agriculture).

1. Alfisol
2. Andisol atau Andosol
3. Aridisol
4. Entisol
5. Gelisol
6. Histosol
7. Inseptisol
8. Mollisol
9. Oksisol (kaya akan zat besi dan alumunium oksida)
10. Spodosol atau Podsol
11. Ultisol (tanah lempung merah)
12. Vertisol

Sumber foto: Wikimedia Commons


1. Alfisol
Alfisol merupakan tanah dengan horizon bawah yaitu: argilik, kandik, natrik,
atau sering juga ditemui fragipan, duripan, ataupun horizon petrokalsik dengan
mantel liat (clay skin). Pada epipedon biasanya memiliki ciri umbrik atau okrik,
KB>35% kejenuhan basah yang meliputi kalsium, kalium, dan magnesium yang
melimpah, jenis tanah alfisol memiliki banyak kandungan aluminium (Al) dan
besi (Fe). Alfisol mempunyai cakrawala akumulasi tanah liat pada lapisan bawah
dan terbentuk dalam kelembaban yang cukup, alfisol sering dijumpai pada
daerah basah (humid) atau subhumid, serta memiliki tingkat kehangatan untuk
3 bulan tanaman, maka dari itu alfisol disebut sebagai tanah yang memiliki
tingkat kesuburan alami yang tinggi. Alfisol merupakan 10% dari tanah yang ada
di seluruh dunia atau 12,6 juta km2. Alfisol disebut juga sebagai tanah pertanian
yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dikarenakan memiliki kejenuhan
basah yang tinggi, memiliki tekstur yang baik, dan curah hujan yang cukup
dalam pertumbuhan tanaman.

Sumber foto: Wikimedia Commons

2. Andisol atau Andosol


Andisol atau andosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari abu vulkanik
hasil letusan gunung api dan memiliki lebih dari ≥60% sifat tanah andik hingga
kedalaman 60 cm. Tanah andosol dipengaruhi oleh mineral liat nonkristalin atau
para kristalin seperti alofan, imogolit, ferrihidrit, Al, dan Fe-humus kompleks.
Tanah andosol cenderung masih muda dan sangat subur, ciri dari tanah andosol
yaitu: berat volume tanah yang rendah (≤0,90 Mg m3), retensi fosfat yang tinggi
(≥85%), tersedianya kadar air yang tinggi, memiliki kapasitas tukar kation sedang
hingga tinggi, dan permukaan koloid tanah yang bervariasi. Pada epipedon
pencirinya antara lain melanik, umbrik, atau okrik. Pada horizon kambik terletak
di lapisan bawah. Andisol mempunyai luas sebesar 910.000 km 2 atau berkisar
0,7% dari luas permukaan bumi sehingga andisol menutupi 1% permukaan
bebas es di dunia.
Sumber foto: Soil Science / Flickr

3. Aridisol
Aridisol merupakan tanah yang berada pada daerah beriklim kering yang
terbentuk di bawah padang pasir sehingga mempunyai kelembaban kurang dari
90 hari selama musim tanam akibatnya sukar terurai. Karena pada tanah
aridisol memiliki curah hujan yang rendah, sehingga pada prosesnya pelindihan
kation berjalan sangat lambat serta memiliki bahan organik yang rendah. Pada
epipedon orik dijumpai di permukaan tanah, sedangkan pada horizon bawah
meliputi: kambik, argillik, kalsik, natrik, petrokalsik, petrogipsik, salik, dan
duripan. Tanah aridisol dalam pemanfaatanya untuk tanaman pertanian
dibutuhkan penujang seperti irigasi sebagai penyedia pasokan air yang cukup
untuk meningkatkan produktivitasnya agar dapat digunakan oleh tanaman.
Aridisol mempunyai luas sebesar 15,7 juta km2 atau ardisol mencakup hampir
dari 12% tanah di Bumi.

Sumber foto USDA.

4. Entisol
Entisol merupakan jenis tanah yang baru terbentuk sehingga tidak memiliki
profil tanah yang berkembang dengan baik (minimal), entisol dapat ditemui di
hampir semua bahan induk tanah dengan kondisi iklim yang berlainan, entisol
umumnya dapat ditemukan di sungai dan pasir pantai yang tidak terkonsolidasi
dari tanah liat atau abu vulkanik, beberapa memiliki “horizon” A di atas batuan
dasar. Pada epipedon pencirinya hanya okrik sedangkan pada horizon bawah
tidak ada. Produktivitas entisol bergantung dengan lokasi dan bahan induk
tanahnya, peningkatan produktivitas entisol dapat dilakukan dengan cara
pemberian pupuk yang tepat dan irigasi yang sesuai sehingga tanah entisol
dapat berguna bagi tanaman pertanian. Entisol yang terletak pada dataran
aluvial adalah tanah yang tersubur di dunia. Entisol mempunyai luas sebesar 21
juta km2 atau 16 % dari tanah di seluruh dunia.

Sumber foto: Wikimedia Commons / USDA

5. Gelisol
Gelisol merupakan jenis tanah yang berada pada daerah yang sangat dingin.
Pada gelisol terjadi permafrost yaitu, lapisan yang mengalami pembekuan
permanen yang terletak di atas solum tanah yang kedalamanya 2 meter dari
permukaan tanah. Dengan suhu tanah yang rendah, proses pembentukan tanah
berjalan lambat akibatnya produktivitas tanah rendah dan ditumbuhi dengan
rerumputan serta lumut. Penyebaran gelisol terbatas hanya pada daerah kutub
utara yang meliputi: Alaska, Kanada, dan Rusia atau di sekitar puncak gunung
yang tinggi dan bersalju. Gelisol mempunyai luas sekitar 11 juta km2 atau 9 %
dari tanah di seluruh dunia.

Sumber foto: USDA
6. Histosol
Histosol merupakan jenis tanah berbahan organik, pengumpulan bahan organik
tersebut minimum sebanyak 20% dari berat tanah atau dengan ketebalan ≥ 40
cm. Histosol terbentuk dari daerah yang memiliki drainase kurang layak
sehingga menghambat proses dekomposisi dari sisa tumbuhan atau hewan.
Produktivitas dari histosol cukup baik, namun memerlukan pemupukan,
pengapuran, pengolahan, dan drainase yang khusus dibandingkan dengan order
tanah. Penciri utama dari tanah ini adalah epipedon histik yaitu horizon. Histosol
mempunyai luas sekitar 2 juta km2 atau 1% dari tanah di seluruh dunia.

Sumber foto: USDA

7. Inseptisol
Inseptisol merupakan jenis tanah yang masih muda, pada perkembanganya
tanah inseptisol lebih baik dibandingkan dengan tanah entisol. Pada epipedon
pencirinya yaitu umbrik atau okrik, sedangkan lapisah horizon pada tanah
bagian bawah berupa kambik yang mempunyai ciri perubahan pada warna dan
struktur tanahnya. Horizon yang dapat ditemukan adalah duripan, fragipan,
klasik, gypsik, dan sulfidik. Tanah inseptisol yang berada di kawasan asia
biasanya cocok ditanami oleh tanaman padi. Keberadaan tanah inseptisol dapat
dijumpai pada kondisi iklim dan fisiografi yang berbeda. Kesuburan pada tanah
inseptisol dapat dilihat dari kandungan bahan induknya. Inseptisol mempunyai
luas 12,8 juta km 2 atau 7% dari tanah di seluruh dunia.
Sumber foto: Wikimedia Commons dan USDA

7. Mollisol
Mollisol merupakan jenis tanah yang subur, lunak, dan berwarna gelap,
biasanya berada di padang rumput atau prairie yang mempunyai ciri horizon
permukaan tebal dan gelap, penciri epipedon pada mollisol yaitu mollik yang
memiliki kejenuhan basa dan karbon organik tinggi serta memiliki struktur
granular atau remah. Pada horizon bawah meliputi: kambik, argillik, albik, natrik,
gipsik, dan duripan tetapi tidak memiliki horizon oksik dan spodik. Tanah
mollisol memiliki kesuburan alaminya yang tinggi sehingga dalam pengumpulan
organik kaya dengan kandungan Ca dan Mg dari hasil dekomposisi akar
rerumputan. Tanah mollisol merupakan salah satu tanah yang paling subur
sehingga sangat berguna dalam pertanian. Mollisol mempunyai luas 9 juta km 2
atau 7% dari tanah di seluruh dunia.

Sumber foto: USDA

9. Oksisol
Tanah oksisol merupakan jenis tanah yang memiliki tingkat kelapukan yang
tinggi. Tanah oksisol mengalami proses pelapukan yang intensif dan dapat
dijumpai pada daerah yang beriklim teropis. Tanah oksisol memiliki kandungan
mineral yang tinggi seperti Fe dan Al oksidabd, dan tidak terdapat kandungan
kuarsa dan kaolinit. Pada epipedon pencirinya yaitu, okrik dan umbrik
sedangkan pada lapisan horizon bawah yaitu oksik dan kandik. Tanah oksisol
memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga perlu ditambahkan
pupuk atau bahan organik untuk meningkatkan produktivitasnya. Oksisol
mempunyai luas 7% dari tanah di seluruh dunia.

Sumber foto: USDA

10. Tanah asam spodosol


Spodosol merupakan jenis tanah masam yang dicirikan dengan akumulasi bahan
organik yang dikomplekskan dengan besi dan alumunium yang telah terlepas
dari lapisan di atasnya. Tanah spodosol sering dijumpai pada daerah yang dingin
dan sejuk pada intensitas curah hujan yang tinggi dengan vegetasi hutan
coniferous, tanah spodosol bertipikal hutan konifer dan gugur pada iklim dingin.
Tanah spodosol secara alami tidak subur diakibatkan karena pH tanah yang
rendah, memiliki tekstrur pasir dan rendahnya kadar mineral primer. Pada
penggunaanya tanah spodosol perlu diberikan pupuk yang tepat, guna
meningkatkan produktivitasnya. Pada tanah spodosol epipedon pencirinya yaitu
okrik di horizon bawah terdapat horizon albik yang berwarna terang dan horizon
spodik yang memiliki warna merah kecoklatan. Tanah spodosol memiliki luas
sebesar 3,35 juta km 2 atau 45 dari luas permukaan bumi.

Sumber foto: USDA
11. Ultisol
Ultisol merupakan jenis tanah yang masam dan tanah ultisol berada di daerah
teropis yang lembab atau basah serta subtropis, yang dihabiskan berupa
kalsium, magnesium, dan kalium (nutrisi tanaman penting). Tanah ultisol
cenderung sangat lapuk tetapi tidak lapuk seperti Oxisols, pada landscape
berwarna cenderung lebih tua dan stabil. Pada proses pembentukanya ultisol
mengalami pelapukan, translokasi, dan akumulasi mineral liat di horizon B
epipedon dengan penciri adalah okrik dan umbrik sedangkan di horizon bawah
ditemukan argillik atau kandik yang lebih masam dari horizon atas. Tanah jenis
ultisol mempunyai tingkat kesuburan alami yang relatif rendah, berwarna
kekuningan hingga kemerahan yang diakibatkan dari pembentukan Fe oksida.
Dalam pemanfaatan tanah ultisol perlu diberikan tambahan pupuk, bahan
organik, dan kapur agar tanah ultisol memiliki produktivitas yang tinggi. Ultisol
mempunyai luas sebesar 11 juta km2 atau 8,5% dari luas permukaan bumi.

Sumber foto: USDA

12. Vertisol
Vertisol merupakan tanah yang mempunyai banyak mineral liat sehingga tanah
dapat mengembang ketika basah dan menyusut ketika kering yang di akibatkan
dari perubahan kadar air. Ciri khas yang dimiliki tanah vertisol meliputi:
ditemukan mikro relief ‘gilgai’, slickenside, pH, dan kadar basah yang relatif
tinggi. Vertisol memiliki mineral liat tipe 2:1 misalnya montmorilonit dan
vermikulit (>30%) yang sampai kedalaman 1 m. Tanah vertisol cenderung
berwarna gelap atau kehitaman dengan kadar bahan organik yang mencapai
6%. Jenis Tanah vertisol sulit untuk bertani atau membangun jalan dan
bangunan karena tingkat ekspansi yang tinggi, keadaan tanah vertisol menjadi
lekat, licin, dan plastis pada saat basah, namun sangat keras pada saat kering.
Vertisol mempunyai luas 3,2 juta km2 atau 24% dari luas permukaan bumi.
Sumber foto: USDA

Anda mungkin juga menyukai