Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

PT. UNILEVER INDONESIA Tbk


(Laporan Manajemen Sumber Daya Manusia)

Oleh

Amanda Putri Lestari 2114131022


Prillia Mberru Zefanya 2114131028

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“Penilaian Kinerja adalah mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau dimasa
lalu relatif terhadap standar prestasinya”. Penilaian kinerja memegang peranan
yang penting bagi suatu lembaga/instansi untuk menjalankan fungsi di
lembaganya sehingga tercapainya kinerja lembaga secara keseluruhan. Penilaian
seringkali dilakukan secara tidak tepat, ketidaktepatan ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaktepatan penilaian
kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja yang diimplementasikan,
sehingga tidak diperoleh kinerja yang diharapkan, ketidakakuratan instrumen
penilaian kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan organisasi dalam pengelolaan
kinerja (Dessler, 2015).

Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui seberapa maksimal


perkembangan yang telah dicapai perusahaan tersebut. Pengetahuan tentang
kondisi yang sedang terjadi sekarang merupakan dasar bagi perusahaan untuk
melakukan perbaikan dan menentukan bagaimana langkah-langkah yang akan
diambil perusahaan pada tahap berikutnya. Kesuksesan perusahaan pada masa
yang akan datang ditentukan melalui investasi dan pengelolaan aset intelektual tak
berwujud seperti kopetensi pegawai, loyalitas pelanggan, dan pengendalian mutu.
Dalam mencapai kesuksesan, perusahaan harus termotivasi dalam melakukan
perbaikan yang berkelanjutan terhadap hasil pengukuran kinerja maupun tolak
ukur kinerja itu sendiri.
Perusahaan atau organisasi wajib memiliki strategi-strategi bisnis yang tepat
supaya dapat terus eksis dan bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan atau
organisasi yang mempunyai keunggulan kompetitif apabila dapat memenangkan
persaingan, keunggulan kompetitif tersebut didapat melalui sumber daya manusia
yang handal. Untuk itu, salah satu cara menciptakan SDM yang handal dengan
melakukan penilaian kinerja pegawai dalam suatu periode yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja pegawai dalam suatu perusahaan, menentukan kontribusi
suatu bagian dalam perusahaan secara keseluruhan, memberikan dasar penilaian
mutu prestasi pegawai secara efektif sebagai evaluasi kinerja pegawai tersebut.

PT. Unilever Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan
pendistribusian perawatan rambut dengan merek dagang trisemme, clier, sunsilk,
dove, dll. Selain bergerak dibidang perawatan rambut, perusahaan tersebut
memperluas bidang usahanya dalam bisnis kosmetik dengan membuat dan
mendistribusikan produk perawatan tubuh dengan merek dagang fair and lovely,
rexona, pond’s, dll. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan permintaan pasar
terhadap produk kecantikan dan produk perawatan rambut akan menimbulkan
persaingan yang ketat antar perusahaan yang sama dalam memproduksi produk
kosmetik dalam pasar nasional maupun internasional, maka dari itu perlu
diperhatikannya kinerja perusahaan melalui pengembangan SDM. Perbaikan
kondisi internal bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan daya tahan dalam
menghadapi persaingan lokal maupun global. Perusahaan perlu memperbaiki
kinerja perusahaan mealui perbaikan kinerja karyawan dengan cara penilaian
kinerja.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :


1. Mengetahui karakteristik perusahaan.
2. Mengetahui pelaksanaan penilaian kinerja pegawai pada perusahaan.
BAB II
DESKRIPSI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

2.1 Karakteristik Perusahaan

PT Unilever Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang


penyediaan consumer products yaitu home and personal care serta foods & ice
cream di Indonesia. Sampai saat ini Unilever telah memproduksi dan memasarkan
lebih dari 38 jenis produk. Dalam memasarkan produknya perusahaan membagi
dalam tiga divisi dimana masing-masing divisi bertanggung jawab memproduksi
dan memasarkan produknya. Berikut ini macam-macam divisi tersebut:
1. Divisi makanan (food) antara lain blue band, reyco, bango, wall’s, tara nasiku,
sari wangi, lipton, lee tea, dan lain-lain.
2. Divisi sabun cair dan padat (Detergen) yaitu rinso, molto, sunlight, surf, vim,
lifebuoy, wipol, superpol, vixal, dan lain-lain.
3. Divisi kecantikan (personal produk), sub divisi dental dengan produknya
pepsodent dan close up, sub divisi hair dengan produknya yaitu (sunsilk, clear,
pond’s, dimenstion dan briks), sub divisi skin dengan produknya (axe, citra,
pond’s, vaseline, vinolia, dan impulse).
PT. Unilever Indonesia berkantor pusat di Graha Unilever jalan BSD Boulevard
Barat Green Office Park Kavling 3, BSD City, Tangerang-15345. Bagi Unilever,
sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Terdapat lebih
dari 6000 karyawan tersebar di seluruh nutrisi. Perseroan memiliki enam pabrik di
Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri
Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk
Perseroan berjumlah sekitar 43 brand utama dan 1,000 SKU, dipasarkan melalui
jaringan yang melibatkan sekitar 500 distributor independen yang menjangkau
ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indoneisa.Produk-produk tersebut
didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang tambahan, depot dan
fasilitas distribusi lainnya.

2.2 Penilaian Kinerja Karyawan PT. Unilever Indonesia Tbk

Penilaian kinerja karyawan perlu diperhatikan dan dilihat dari indikator kerjanya,
antara lain:
1. Keahlian yang dimiliki karyawan yang disesuaikan dengan bidangnya.
2. Performa kerja karyawan, mempengaruhi kesempatan untuk memperoleh
posisi yang lebih baik dengan gaji yang layak. Unilever memiliki sistem
reward yang sangat fair. Reward akan diberikan kepada orang-orang yang
memberikan kontribusi terbaiknya bagi perusahaan. Sementara orang yang
underperformed (low-performer) akan memperoleh reward yang juga rendah.
Sistem ini membuat setiap manajer di Unilever berusaha memberikan performa
terbaiknya untuk mencapai target perusahaan.
3. Keahlian atau kemampuan kepemimpinan yang dapat mengarahkan dan
mengoperasikan perusahaan sebagai layaknya pemimpin dalam masing-masing
bidang pekerjaan mereka dalam perusahaan ini tanpa harus menunggu perintah
dan bergantung dengan orang lain.
4. Professional skills merupakan kemampuan individu yang menunjukan
kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya
didalam perusahaan PT Unilever.
5. Pengembangan profesionalisme, Unilever memiliki learning programme yang
komprehensif serta menerapkan learning culture di perusahaan yang
mendorong karyawan untuk dapat belajar berbagai hal di setiap kesempatan,
baik melalui sesi-sesi resmi maupun tidak resmi dimana karyawan dapat saling
sharing pengetahuan, pengalaman, kisah sukses maupun kegagalan untuk
pembelajaran rekan-rekannya. Untuk mendorong work-life balance, Unilever
menyediakan berbagai sarana seperti fasilitas untuk karyawan.
6. Pengembangan diri dan mempertahankan work-life balance, perusahaan dapat
mengembangkan dan mempertahankan SDM-SDM yang handal dan
berkualitas, yang berperan utama dalam pengembangan bisnis. Setiap tahun
manajemen Unilever Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis di Indonesia,
yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai oleh Unilever secara global.

Dalam mengatasi permasalahan SDM, PT Unilever Indonesia memberikan


program pelatihan yang meliputi: program pelatihan general skills, leadership
skills, professional skills, dan sharing session. Adanya program tersebut berfungsi
untuk membimbing dan melatih para karyawan untuk dapat mengembangkan
keahlian dan untuk menyemangati para karyawan agar lebih termotivasi kembali
di dalam melakukan pekerjaannya.

Perusahaan ini juga menggunakan lebih banyak media yang bersifat interaktif
seperti Facebook, Twitter, dan Safety Portal di intranet Unilever Indonesia guna
menjalin dialog dua-arah tentang berbagai masalah berkaitan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja. Perusahaan Unilever juga meluncurkan Behaviour Base
Safety (BESAFE) program tersebut mengharuskan seluruh karyawan perusahaan
untuk mengetahui risiko pekerjaan mereka dan untuk selalu berperilaku aman
untuk menghindari risiko atau bahaya, baik untuk diri mereka sendiri maupu
orang lain disekitar mereka. Program BESAFE meliputi pelatihan bagi semua
karyawan mulai dari pekerja pabrik hingga jajaran direksi.

Hal ini dilakukan oleh PT Unilever guna menjaga keselamatan dan kesehatan para
karyawannya yang dianggap paling penting. Berbagai kebijakan yang ada dan
telah dilakukan oleh perusahaan unilever, sangat menunjukan bahwa PT tersebut
berfokus pada perbaikan di dalam perusahaan yang berkaitan dengan para
karyawannya. Produktivitas kerja karyawan suatu perusahaan dapat diukur dari
laba bersih yang dihasilkan dibagi jumlah pekerjaan. Dengan peningkatan rasio
tersebut maka kinerja karyawan memberikan kontribusi terhadap peningkatan
pendapatan bagi perusahaan. Sistem penilaian kinerja yang dilakukan oleh PT
Unilever Indonesia Tbk yaitu dengan menerapkan model critical incident,
rangking method, forced distribution, behavior expectation scale (BES),
management by objectives (MBO), dan 360 degree performance appraisal model.
2.3 Metode Penilaian Kinerja Karyawan PT. Unilever Indonesia Tbk

Metode penelitian kinerja karyawan pada PT. Unilever Indonesia Tbk terdapat 3
bagian, yaitu :

A. Tahapan penelitian

Rumusan
Masalah

Landasan
Teori

Perumusan
Hipotesis

Pengumpulan
Data

Populasi & Pengembangan


Sampel Instrumen

Analisis
Data
Pengujian
Instrumen

Kesimpulan
dan Saran
B. Kriteria Penilaian
PT. Unilever Indonesia Tbk menggunakan metode Fuzzy Simple Additive
Weighting. Fuzzy Simple Additive Weighting merupakan metode penjumlahan
terbobot dengan mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternative pada semua atribut. Untuk proses pengolahan nilai pada metode
Fuzzy Simple Additive Weighting, diperlukan beberapa indikator, yaitu :
kualitas kerja, keterampilan kerja, dan kehadiran. Penilaian kriteria tersebut
akan dijadikan sebagai acuan di dalam pengambilan keputusan, penilaian
kriteria ini tentunya mempunyai nilai bobot. Kriteria penilaian pada bagian
Strategic Business Unit (SBU) Production Tube di PT Unilever Indonesia Tbk
menetapkan beberapa faktor di dalam penilaian karyawan yaitu:
1. 5 faktor yang terdapat pada kualitas kerja yaitu Output Realibility,
Incident, Consumer Complaint, Customer Complaint, Product Finish
Good Blocked Stock.
2. 4 faktor penilaian kualitas keterampilan kerja yaitu jumlah One Point
Lesson (OPL), Kaizen Behaviour Observation (SBO), Quality Behaviour
Obseration (QBO) yang dibuat.
3. Kehadiran memiliki 4 faktor yang dijadikan peniaian, yaitu: S1, P4,
Mangkir dan terlambat
C. Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke
suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Langkah-langkah penyelesaian dalam menggunakan metode SAW adalah :
1. Menentukan kriterian-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian
melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan
dengan jenis atribut (atribut keuntungan maupun atribut biaya) sehingga
diperoleh matriks ternormalisasi R.
BAB III
KESIMPULAN

1. PT Unilever Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang


penyediaan consumer products yaitu home and personal care serta foods &
ice cream di Indonesia. Sampai saat ini Unilever telah memproduksi dan
memasarkan lebih dari 38 jenis produk dan terdapat lebih dari 6000 karyawan
tersebar di seluruh nutrisi. PT Unilever Indonesia berkantor pusat di Graha
Unilever jalan BSD Boulevard Barat Green Office Park Kavling 3, BSD City,
Tangerang-15345.
2. Sistem penilaian kinerja yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia Tbk yaitu
dengan menerapkan model critical incident, rangking method, forced
distribution, behavior expectation scale (BES), management by objectives
(MBO), dan 360 degree performance appraisal model. Dalam mengatasi
permasalahan SDM, PT Unilever Indonesia memberikan program pelatihan
yang meliputi: program pelatihan general skills, leadership skills, professional
skills, dan sharing session. Adanya program tersebut berfungsi untuk
membimbing dan melatih para karyawan untuk dapat mengembangkan
keahlian dan untuk menyemangati para karyawan agar lebih termotivasi
kembali didalam melakukan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Dessler, G. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Esisi 14. Salemba Empat.
Jakarta

Arianto, E. Y., dan Fernando B Siahaan. 2018. Analisa Penilaian Kinerja


Karyawan dengan Metode Fuzzy Simple Additive Weighting Pada PT.
Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Teknik Komputer Vol 4. No. 1. Februari
2018.

Anda mungkin juga menyukai