Anda di halaman 1dari 12

Analisis Penilaian Kinerja Karyawan

Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia

OLEH KELOMPOK 3

1. Issyafira Aldis Sakinanda 170502004


2. Ulfa Indah Puspita 170502005
3. Evi Linda Surbakti 170502015
4. Reza Isnaini 170502023
5. Dewi Sartika 170502039
6. Tassa Arfira Yuliana 170502046
7. Nelvi Nurul Huda 170502050
Profil Perusahaan
PT. UNILEVER INDONESIA

2. Rangkaian Produk Unilever Indonesia


1. PT Unilever Indonesia didirikan pada 5 mencangkup brand-brand ternama yang disukai di
Desember 1933 PT. Unilever Indonesia telah dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove,
tumbuh menjadi salah satu perusahaan Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto,
terdepan untuk produk Home and Personal Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-
Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. lain.

3. Saham perseroan pertamakali ditawarkan 4. Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT


kepada masyarakat pada tahun 1981 dan Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan
tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah
Januari 1982. Pada akhir tahun 2011, saham perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang
perseroan menempati peringkat keenam telah konsolidasi dan PT Technopia Lever,
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di
Indonesia. bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan
merek Domestos Nomos.
P.T Unilever Indonesia
Jumlah karyawan yang bekerja di PT Unilever Indonesia secara keseluruhan pada
tanggal 31 Desember 2013 ini adalah mencapai 6.719 karyawan. Hal ini naik dari tahun
2012 yang berjumlah 6.447 karyawan. Hal ini tentu saja bukan jumlah yang sedikit
dalam ukuran sebuah perusahaan. Jumlah karyawan yang banyak ini tentu saja
membutuhkan perhatian ekstra dari perusahaan Unilever tersebut dalam
mengembangkan dan melatih para SDMnya.

Di Unilever, kesempatan untuk memperoleh posisi yang lebih baik dengan gaji yang
lebih baik akan sangat tergantung pada performa kerja masing – masing karyawan.
Unilever memiliki sistem reward yang sangat fair. Ini bercermin dari sistem reward yang
diberikan kepada orang – orang yang memberikan kontribusi terbaiknya bagi
perusahaan. Sementara orang yang underperformed (low-performer) akan memperoleh
rewardyang juga rendah. Sistem ini membuat setiap manajer di Unilever berusaha
memberikan performa terbaiknya untuk mencapai target perusahaan.
Kasus Penilaian Kinerja
PT. Unilever Indonesia

Dalam rangka meningkatkan produktifitas perusahaan dan


memuaskan pelanggan, maka kinerja karyawan perlu
mendapat perhatian dari masyarakat, pemerintah maupun
swasta. Adanya persaingan global dalam kebebasan
perdagangan membuat sebagian besar perusahaan harus ikut
berjuang untuk tetap dapat melakukan operasional
perusahaannya atau bahkan untuk mendapatkan keuntungan
yang besar. Tentu saja hal ini juga memerlukan bantuan dan
dukungan yang besar dari para karyawannya karena
bagaimanapun juga karyawan perusahaanlah yang merupakan
aspek pokok dalam pelaksanaan sebuah perusahaan.
Kasus Penilaian Kinerja
PT. Unilever Indonesia

PT. Unilever Indonesia masih belum memiliki penilaian kinerja


yang terintegrasi. Yang ada baru performance appraisal saja.
Sistem performance management yang baik seharusnya
memiliki performance planning, coaching, saat proses
berlangsung, serta performance review. Kondisi tersebut
sulit dicapai di Indonesia karena budaya di negeri ini kurang
akrab dan adanya aspek kesetaraan atasan – bawahan.
Padahal, performance management yang terintegratif dapat
berlangsung di luar negeri karena adanya aspek kesetaraan
antara atasan dan bawahan, sehingga mereka dapat
berinteraksi dalam menentukan target yang harus dicapai. Di
Unilever, aspek tawar – menawar target baru berlaku di level
direktur. Belum berlaku untuk kepala departemen ke bawah.
Jadi, performance planning yang efektif memang belum
berjalan.
Kasus Penilaian Kinerja
PT. Unilever Indonesia

Dengan adanya suatu observasi ini yang dapat mengevaluasi


kinerja karyawan tersebut, diharapkan perusahaan, khususnya
PT unilever ini dapat mengantisipasi dan mengadakan
pencegahan terhadap beberapa factor tersebut sehingga dapat
menanggulangi kinerja buruk yang dapat terjadi pada karyawan
mereka sewaktu-waktu. Hal ini diterapkan guna mendapatkan
hasil pecapaian produksi perusahaan yang maksimal tanpa
mengabaikan kepentingan para karyawannya.
Solusi
1. Proses performance management di 2. Rekrutmen merupakan perjalanan
Unilever berawal dari rapat Senior awal karier. Setelah calon pemimpin
Group Directors (SGD). Dalam rapat ini (FutureLeaders) di Unilever ini direkrut,
dibahas proyeksi kinerja selama setahun maka akan menjalani Unilever
ke depan, ditambah key performance Development Program. Keberanian
indicator (KPI)-nya. Hasilnya akan Unilever untuk menetapkan
dibawa ke perusahaan masing – entrysalaryyang tinggi juga membuat
masing, yang selanjutnya diturunkan lagi Unilever dipilih dalam hal sistem
ke kepala divisi, selanjutnya ke kepala remunerasi. Sistem remunerasi
dan terakhir ke manajer. Kepada para perusahaan ini juga dinilai sangat
kepala divisi ini, kepala departemen dan atraktif dan kompetitif, dan mampu
manajer akan diberikan individual memacu karyawan untuk maju dan
performanceplan yang harus dicapai berkembang.
plus KPI-nya. Tak hanya diberi target,
karyawan juga rutin diberi coachingdan
konseling antara atasan dan bawahan.
Setelah memasuki masa penilaian,
karyawan bersangkutan bisa
menyanggah hasil penilaian atasan jika
dirasa tidak sesuai. Semua hal tersebut
memiliki form yang lengkap dan
tersusun rapi.
Solusi
3. Untuk pengembangan
profesionalisme, Unilever memiliki 4. Dengan mendorong karyawan
learningprogramme yang komprehensif untuk terus menerus
serta terus memupuk learningculture di mengembangkan diri serta
perusahaan yang mendorong orang mempertahankan work-lifebalance,
untuk dapat belajar berbagai hal di perusahaan dapat mengembangkan
setiap kesempatan, baik melalui sesi- dan mempertahankan SDM-SDM
sesi resmi maupun tidak resmi dimana yang handal dan berkualitas, yang
karyawan dapat saling sharing berperan utama dalam
pengetahuan, pengalaman, kisah pengembangan bisnis. Setiap tahun
sukses maupun kegagalan untuk manajemen Unilever Indonesia
pembelajaran rekan-rekannya. Untuk menargetkan pertumbuhan bisnis di
mendorong work-lifebalance, Unilever Indonesia, yang disesuaikan dengan
menyediakan berbagai sarana seperti target yang ingin dicapai oleh Unilever
fasilitas gym, klub olahraga untuk secara global.
karyawan, nurseryroom, daycarecentre
menjelang Lebaran, aktivitas rohani dan
social, dan lain-lain.
Solusi
5. Dalam mengatasi permasalahan SDM 6. Program pelatihan tersebut meliputi
dalam bidang pelatihan ini perusahaan program pelatihan general skills,
unilever secara umum telah menyiapkan leadershipskills, professionalskills,
modul training yang berjumlah 2.188 dansharingsessio. Dari masing-masing
modul yang telah dinaikan dari tahun program pelatihan tersebut masih memuat
sebelumnya yang berjumlah 2.046 buah beberapa program didalamnya secara
modul. Selain itu dari segi peningkatan mendetail dan khusus untuk membimbing
jumlah pelatih internal juga naik dari 1.416 dan melatih para karyawan untuk dapat
mengembangkan keahlian dan untuk
pelatih menjadi 1.575 pelatih. Dan
menyemangati para karyawan agar lebih
peningkatan jumlah aktivitas training
termotivasi kembali didalam melakukan
mencapai 12,705 training
pekerjaannya. Perusahaan ini juga
menggunakan lebih banyak media yang
bersifat interaktif seperti Facebook, Twitter,
dan Safety Portal di intranet Unilever
Indonesia guna menjalin dialog dua-arah
tentang berbagai masalah berkaitan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini
dilakukan oleh PT unilever guna menjaga
keselamatan dan kesehatan para
karyawannya yang dianggap paling penting.
Solusi
7. Pada 2013, perusahaan unilever ini
meluncurkan BESAFE (Behaviour-Based- Usul kebijakan
Safety), sebuah program yang berfokus
untuk menanamkan perilaku aman/ Melihat berbagai kebijakan yang ada dan
safetybehavior dalam diri karyawan. Jadi telah dilakukan oleh perusahaan unilever
pada intinya, program ini, yang mengacu tersebut, sangat menunjukan bahwa
pada program Behavioural Safety perusahaan atau PT ini sangat berfokus
Excellence, yang mengharuskan seluruh pada perbaikan didalam perusahaan
karyawan perusahaan untuk mengetahui yang berkaitan dengan para
risiko pekerjaan mereka; dan untuk selalu karyawannya karena adanya penelitian
berperilaku aman untuk menghindari risiko hal-hal atau factor-faktor yang
atau bahaya, baik untuk diri mereka sendiri mempengaruhi kinerja pada
maupun orang-orang lain di sekitar karyawannya. Penjelasan diatas telah
mereka. Program BESAFE meliputi menunjukan betapa perusahaan unilever
pelatihan bagi semua orang mulai dari ini snagatmemperdulikan kepentingan
pekerja pabrik hingga jajaran Direksi. karyawannya hingga memberikan
program-program kebijakan baru yang
berkaitan dengan keluhan karyawan yang
terkait dengan kinerjanya pada
perusahaan.
KESIMPULAN
Evaluasi kinerja sangatlah penting untuk dilakukan oleh berbagai perusahaan yang
menginginkan peningkatan yang baik didalam perusahaannya baik dari segi
kemanusiannya maupun dari segi bidang-bidang tertentu didalam sebuah
perusahaan. Seperti pada PT Unilever ini. Suatu faktor yang diketemukan dalam
penelitian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan di dalam
perusahaan Unilever yang berada atau berlokasi di Surabaya Jawa timur ini ditindak
lanjuti oleh perusahaan dengan mengadakan perbaikan dalam bidang sumber daya
manusia nya atau karyawannya. Hal ini ditindak lanjuti karena dari hasil evaluasi
kinerja hal-hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja karyawan PT Unilever yang
ada di Surabaya. Dengan berpacuan pada hasil penelitian tersebut, perusahaan ini
mengacu pada perbaikan struktur SDM mulai dari pelatihan, pendidikan,
pengembangan karier, jaminan kesehatan dan keselamatan serta adanya motivasi
bagi karyawannya agar dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan tugasnya
masing-masing. Perbaikan tersebut terlihat sangat membantu dan secara signifikan
dapat mengatasi problematika yang dihadapi oleh para karyawan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai