OLEH
WILHELMUS LUTAN
NIM. 1811020031
OLEH
WILHELMUS LUTAN
NIM. 1811020031
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Koordinator Magister Ilmu Administrasi,
DAFTAR ISI
i
Hal
LEMBARAN PERSETUJUAN ........................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Corporate Sosial Responsibility (CSR) ……………………………….. 16
2.2 CSR Sebagai Kewajiban Perusahaan …………………………………. 16
2.3 Penelitian Terdahulu…………………………………………………… 46
2.4 Kerangka Pemikiran……………………………………………………. 56
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian......................................................................................... 60
3.2 Informan Penelitian…………………………………………………….. 61
3.3 Sumber Data……………………………………………………………. 61
3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 61
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data…………………………………. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
DAFTAR TABEL
ii
Hal
Tabel 1.1 Bentuk CSR yang telah dilakukan oleh PT Inti Daya Kencana di
Kabupaten Malaka…………………………………………………. 4
Tabel 4.2 Jumlah usulan proposal menurut kecamatan dari tahun 2018 - 2020
………………………………………………………………………. 82
Tabel 4.3 Bentuk CSR yang telah dilakukan oleh PT Inti Daya Kencana di
Kabupaten Malaka………………………………………………….. 88
iii
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi hal yang perlu diperhatikan. Masyarakat dan stakeholder semakin cerdas dan
kritis serta memiliki akses yang semakin besar terhadap informasi. Apalagi
tuntutan yang kritis kepada perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara bersih,
perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Saat ini, tanggung jawab
sosial perusahaan (CSR) menjadi bagian penting dari banyak organisasi bisnis karena
mendorong pertumbuhan perusahaan serta menekan dampak negatif pada saat terjadi
krisis terhadap perusahaan dan organisasi yang memiliki reputasi yang baik, serta
1
dikenal memiliki kontribusi sosial yang besar terhadap komunitas, seringkali dapat
Aset terbesar suatu perusahaan adalah nama baik atau reputasi. Suatu
keharusan untuk aktif melakukan berbagai usaha demi membangun reputasi dan
aset yang bersifat intangible, namun berbagai studi menunjukan bahwa reputasi yang
dengan karyawan mereka dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat pada
umumnya untuk memperbaiki kualitas hidup mereka (Kottler & Lee, 2005).
semata-mata dilakukan demi terciptanya reputasi perusahaan yang pasif bukan demi
Seberapa penting CSR bagi perusahaan tetap menjadi wacana dalam praktis
bisnis, pro dan kontra ini tidak bisa dilepaskan dari fenomena perbenturan
2
kepentingan antara pencapaian profit dengan pencapaian tujuan sosial. Jika
informasi dari berbagai bidang serta dibekali kecanggihan ilmu pengetahuan dan
tehnologi. Pola seperti ini mendorong terbentuknya cara pikir, gaya hidup, dan
tuntutan masyarakat yang lebih tajam. Seiring dengan perkembangan ini, tumbuh
tinggi serta mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapi dengan kekuatan
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji bagaimana Perusahaan PT. Inti
Daya Kencana telah melakukan CSR. Mengapa PT. Inti Daya Kencana terlibat dalam
CSR dan apa yang diberikan perusahaan ini melalui CSR. Banyaknya berita tentang
PT. Inti Daya Kencana, yang menyatakan masyarakat dan karyawan puas dengan
CSR mereka yang baik. Dalam laporan bulanan PT. Inti Daya Kencana menunjukkan
bagaimana perusahan terlibat aktif dalam kombinasi kegiatan yang terkait dengan
perspektif sosial, lingkungan, dan ekonomi (triple bottom line thinking). Dalam studi
ini, peneliti bermaksud untuk melihat bagaimana PT. Inti Daya Kencana menjalankan
bisnis dan mengintegrasikan CSR dengan bisnis perusahan, dan juga bagaimana
3
pemangku kepentingan antara masyarakat, petani, tokoh adat dan tokoh agama, tokoh
pemuda, tokoh pemerintah sekitar Desa Weseben, Desa Weoe Kecamatan Wewiku
dan Desa Rabasa Kecamatan Malaka Barat, Pemerintah Kecamatan Malaka Barat
Tabel 1.1 bentuk CSR yang telah dilakukan oleh PT Inti Daya Kencana di
Kabupaten Malaka.
4
Pada table 1.1 diatas terlihat bahwa bentuk CSR yang telah dilakukan oleh PT
oleh PT. Inti Daya Kencana tetapi semua tuduhan yang ditunjukkan kepada
perusahan tidak benar karena sudah dibuktikan dengan penelitian dan telaah
mendalam melalui Analisis Mengenai Dampak Linkungan (AMDAL) oleh para Tim
Pakar dan telaahan teknis dari Prodi Kehutanan Universitas Nusa Cendana Kupang
bahwa kawasan yang dipilih PT Inti Daya Kencana berada diluar kawasan hutan
lindung. Tak dapat dipungkiri bahwa kemampuan dalam menguasai industri menjadi
lingkungan.
Malaka Bapak dr. Stefanus Bria Seran,MPh mempunyai komitmen tentang investasi
dan teknologi dan masyarakat memiliki lahan untuk dinvestasi sehingga semua pihak
5
PT. Inti Daya Kencana merupakan anak persuahaan dari PT. Roda Mas Grup
PT. Inti Daya Kencana sedang melakukan pembersihan lahan untuk mulai
dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) antara pemilik lahan dan pihak investor serta
pemerintah yakni dari total hasil penjualan setiap tahun hasil dari penjualan akan
Kabupaten Malaka, 1% diperuntukan bagi gereja dan adat. Hal ini telah distujui oleh
Bentuk CSR yang dilakukan adalah membangun gedung sekolah dasar, PAUD
dan jalan raya, membangun jaringan listrik serta melakukan penghijauan kembali
lahan yang tidak ditumbuhi pohon magrove. Sumbangan sosial juga dilakukan oleh
karang taruna, sumbangan social untuk kematian setiap anggota keluarga karyawan,
sumbangan bagi gereja dan adat sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh
mengenai efektifitas CSR dengan mengambil lokasi penelitian pada PT Inti Daya
Kencana.
6
Selain bentuk CSR diatas pihak PT Inti Daya Kencana melakukan perjanjian
kerjasama bersama pemilik lahan untuk pembagian hasil yang dituangkan dalam
Dokumen Perjanjian Kerjasama (PKS) melalui notaris dengan rincian pembagian dari
hasil penjualan setiap tahun pihak PT.IDK memberikan sebesar 10% kepada
masyarakat pemilik lahan (5%), Pemerintah Daerah (4%), dan Gereja dan adat (1%).
Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi pokok permasalahan
tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan peneliti ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
7
a. Manfaat Teoritis
lebih konkrit bagi lembaga legislatif, pemerintah, para praktisi ekonomi, dan
pemikiran ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan Investasi pada umumnya dan
b. Manfaat Praktis
kajian yang berhubungan dengan masalah yang terdapat pada efektifitas Corporate
2. Objek penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Agar penelitian ini terarah dan sistematis, maka pada bab ini peneliti menguraikan
penelitian, yang masih ada hubungannya dengan masalah yang diangkat oleh penulis
terhadap objek penelitian, sehingga dapat diketahui posisi dalam penelitian dan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Aminah Lubis dengan judul Analisis Efektifitas
Utara), hasil dalam penelitian ini menjelaskan tentang Program Corporate Social
dana pinjaman modal usaha, dana hibah; (2) Pendidikan (memberikan bantuan
9
rumah ibadah); (4) Infrastruktur atau sarana umum (perbaikan jalan, membantu
untuk pemberian sembako bencana alam, obat-obatan, sunatan massal); dan (6)
tersalurkan dengan baik, bagi mitra binaan diadakan pelatihan dan sesuai yang
diharapkan masyarakat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lin Aqiela, Santoso Tri Raharjo, Risna
dengan lembaga atau yayasan lain ataupun memberikan dukungan dan bergabung
asuh, sponsorship, penggalangan dana yang bermitra dengan lembaga sosial ACT
assistance termasuk di dalamnya program Duta Dauky, dan bentuk kerja sama
dengan majelis ta’lim Nurul Nisa. Kemudian bila dilihat dari sifatnya, terdapat
dua bentuk CSR yang diberikan oleh perusahaan El-Corps, yaitu dalam bentuk
10
charity dan filantropi namun belum sampai pada citizenship yang bentuk
3. Penelitian yang dilakukan oleh Enda Kartika Sari, Andy Mulyana, Alfitri dengan
Ulu Sumatera Selatan. Adapun hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa
selalu dan sering dilakukan di Kelurahan Sukajadi, Air Gading, Talang Jawa,
Saung Naga, Tanjung Agung, Pusar dan Batu Kuning adalah pada indikator
4. Penelitian yang dilakukan oleh Asa Ria Pranoto, Dede Yusuf dengan judul
Ekonomi Pasca Tambang di Desa Sarijaya, adapun hasil dalam penelitian ini
dengan nilai-nilai CSR yang berprinsip triple bottom line. Hal tersebut selaras
dengan acuan dasar pelaksanaan yaitu ISO 26000 yang menitikberatkan pada
11
aspek ekonomi mandiri serta main issue yang diterapkan pihak pimpinan.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) secara umum memang sudah banyak
berikut: (1) memberikan perhatian terhadap “kapasitas” terhadap apa yang ingin
perubahan, dan (2). Penumbuhan kekuasaan dan wewenang dalam pengertian bahwa
12
jika masyarakat mempunyai kekuasaan dan wewenang tertentu maka mereka akan
usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang
ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan
dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara menuju arah yang lebih baik.
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh
oleh suatu Negara dan bangsa menuju modernitas. Pembangunan juga diarahkan
modern. Maka inti dari arti pembangunan menurutnya adalah sebuah proses yang
harus dilalui sebuah Negara dalam rangka pencapaian tujuan Negara yang
bersangkutan.
13
adalah sarana penting untuk memungkinkan pelaksanaan pembangunan.
mendasar atas struktur sosial, sikap- sikap masyarakat dan institusi-insititusi nasional,
pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari
(2004:8), pembangunan dapat diartikan sebagai suatu usaha perubahan untuk menuju
pendayagunaan sumberdaya.
peDesaan pembangunan adalah proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas
keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat
14
melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka
catat bahwa tidak semua negara menganut strategi pembangunan yang jelas biasanya,
Negara Sedang Berkembang, dan bisa juga akibat krisis ekonomi global. Bisa
difahami apa peranan strategi pembangunan bagi banyak negara saat ini cenderung
gilirannya hal ini mengurangi reverensi teori pembangunan (Kuncoro, 2010: 37)
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah
proses perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana melalui usaha-usaha
masyarakat, untuk itu pemerintah harus mengetahui lebih jelas mengenai masyarakat,
15
apakah yang ingin oleh masyarakat dalam hidupnya. Memang beragam usaha dari
pembangunan. Namun, sering kali terjadi bahwa usaha dan niat baik tersebut tidak
peDesaan.
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai konsep kebijakan publik, perlu terlebih
dahulu dikaji mengenai konsep kebijakan atau dalam bahasa inggris sering kita
dengar dengan istilah policy. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan
diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
(tentang pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis
rangka mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan
melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang
16
apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa
silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli. Maka untuk memahami
berikut : 1). Kebijakan harus dibedakan dari keputusan, 2). Kebijakan sebenarnya
tidak serta merta dapat dibedakan dari administrasi, 3). Kebijakan mencakup perilaku
tindakan, 5). Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai, 6). Setiap
kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit maupun implisit, 7).
Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang waktu, 8).
bersifat intra organisasi, 9). Kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut peran
digunakan secara luas seperti pada “kebijakan luar negeri Indonesia”, “kebijakan
ekonomi Jepang”, dan atau mungkin juga dipakai untuk menjadi sesuatu yang lebih
debirokartisasi dan deregulasi. Namun baik Wahab maupun Budi Winarno sepakat
bahwa istilah kebijakan ini penggunaanya sering dipertukarkan dengan istilah lain
17
seperti tujuan (goals) program, keputusan, undang-undang, ketentuan ketentuan,
aturan yang ada didalamnya. Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009: 17)
(Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan
oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah
tertentu).
(2007: 18) dianggap lebih tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang
sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain
itu konsep ini juga membedakan secara tegas antara kebijakan (policy) dengan
yang ada.
daripada sebagai keputusan yang berdiri sendiri. Pendapat kedua ahli tersebut
18
setidaknya dapat menjelaskan bahwa mempertukarkan istilah kebijakan dengan
keputusan adalah keliru, karena pada dasarnya kebijakan dipahami sebagai arah atau
pola kegiatan dan bukan sekadar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu.
bahwa kebijakan adalah tindakan-tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan atau
tidak dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau pemerintah yang di dalamnya
terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan diantara berbagai alternatif yang
Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu ''effective'' yang berarti berhasil atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan
efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Bungkaes
(2013) berpendapat bahwa efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan.
Dalam artian efektifitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan
dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengertian
teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang
pendekatan umum. Bila ditelusuri efektifitas berasal dari kata dasar ''efektif'' yang
artinya: (1). Ada efeknya (pengaruh, akibat, dan kesan) seperti: manjur; mujarab;
19
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan konsep efektivitas yang bersifat
pada intinya arti dari efektivitas adalah sebuah pencapaian tujuan. ''Efektivitas
benar (doing the rights things). Chung & Megginson (1981:506, dalam
dengan cara berbeda oleh orang-orang yang berbeda pula. Namun menurut Chung &
Megginson yang disebut dengan efektivitas ialah kemampuan atau tingkat pencapaian
tujuan dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan agar organisasi tetap
survive (hidup). Pendapat Arens and Lorlbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi
kepada pencapaian suatu tujuan, sedangkan efisiensi mengacu kepada sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan itu”. Sehubungan dengan yang Arens dan
pendekatan sistem yaitu (1) seluruh siklus input-proses-output, tidak hanya output
saja, dan (2) hubungan timbal balik antara organisasi dan lingkungannya.
keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin
20
besar konstribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran
tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut” (Supriyono, 2000:29).
terhadap program, Tingkat input dan output, dan Pencapaian tujuan menyeluruh
tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua
tugas-tugas pokonya atau untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya .
untuk memilih tujuan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah di tetapkan.
menurut ahli manajemen Drucker dalam Handoko (2009: 7) mengatakan “ doing the
right things is more important than doing the thing right” kemudian dijelaskan pula
tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas berfokus
21
pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang
pendapat sehubungan dengan cara meningkatnya, cara mengatur dan bahkan cara
menentukan indicator efektivitas, sehingga, dengan demikian akan lebih sulit lagi
Dari beberapa uraian definisi efektivitas menurut para ahli tersebut diatas, dapat
Beberapa pendapat dan teori efektivitas yang telah diuraikan tersebut, dapat
Tepat waktu, Tercapainya tujuan, dan Perubahan nyata (Sutrisno, 2007: 125-126).
Menurut Hasibuan (2000: 120) “Efektivitas adalah tercapainya sasaran atau tujuan-
tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam efektivitas
terkandung makna berdaya tepat atau berhasil guna untuk menyebutkan bahwa
sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target telah
22
tercapai. Selain itu terkandung makna efisiensi, yaitu berdaya guna untuk
menunjukan bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif dan ekonomis, baru
untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan
pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal
23
Efektivitas juga selalu memperhatikan faktor waktu pelaksanaan. Oleh karena itu
tercapainya dengan waktu yang tepat makan program tersebut akan lebih efektif.
berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan system agar dapat
bernilai tinggi.
sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga
yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian
24
2.2.4.2 Masalah dalam pengukuran Efektivitas
Pengertian Efektifitas adalah tujuan akhir dari suatu kegiatan, dimana realita
telah sesuai dengan perencanaan dan harapan, maka hal ini merupakan arti dari
Efektif. Namun, terdapat perbedaan persepsi dari sudut pandang tentang Efektifitas.
maupun titik asal mereka membuat kesulitan dalam usaha menilai efektivitas dari
sesuatu program atau organisasi. Kesulitan menilai efektivitas ini disebabkan oleh
beberapa masalah yang tak terpisahkan dari model yang sekarang mengenai
keberhasilan organisasi.
baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan
dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya mau pun mutunya, maka dapat
dikatakan efektif.
kesesuaian antara output dengan tujuan yang ditetapkan. Efektifitas adalah suatu
keadaan yang terjadi karena dikehendaki. Menurut Richard Steer, efektifitas harus
dinilai atas dasar tujuan yang bisa dilaksanakan, bukan atas dasar konsep tujuan yang
Litbang Depdagri dalam Budiani (2009) seperti pada table 2.1 berikut ini:
25
Tabel 2.1 Acuan Standar Efektifitas Litbang Depdagri
Indikator efektivitas adalah penentu efektif atau tidaknya suatu organisasi. Oleh
sebab itu digunakan indikator-indikator efektivitas dalam penelitian ini sebagai tolak
mewujudkan cita-cita dan tujuan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu puskesmas
26
Indikator efektivitas yang harus dipenuhi sebagai standar penilaian keberhasilan
pendekatan sebagai berikut: (1). Goal attainment, pendekatan ini yang ditekankan
adalah hasil dan bukan cara, persyaratan yang dibutuhkan dalam definisi ini adalah
bahwa tujuan yang hendak dicapai benar-benar jelas, memiliki batas waktu
pencapaian yang jelas dan dapat diukur, (2). System, disini dibutuhkan adanya suatu
hubungan yang jelas antara input dan output, (3). Strategic-constituenc asumsi yang
digunakan dalam pengukuran ini adalah bahwa para konstituen memiliki pengaruh
yang kuat terhadap organisasi dan organisasi di haruskan merespon terhadap tuntutan
keberhasilan yang dipentingkan organisasi seperti keadilan dan pelayanan telah sesuai
oleh Richard M. Steers (1977) yang telah di terjemahkan oleh Magdalena Jamin
dalam bentuk buku Efektivitas Organisasi (1984), dalam buku ini banyak membahas
organisasi dalam bab tiga maupun mengenai lingkungan dan efektivitas organisasi di
27
bab empat. Namun dalam pengukuran efektivitas ada beberapa segi yang bisa
mempengaruhi efektivitas masih dalam buku Steers (1984: 71), enam faktor stuktur
dengan desentralisasi adalah batas perluasan berbagai jenis kekuasaan dan wewenang
keputusan; (2). Spesialisasi. (Taylor, et.al 1911) menyatakan bahwa faktor penentu
para pegawai melalui prosedur dan peraturan yang resmi. Semakin besar pengaruh
peraturan, pengaturan, kewajiban kerja tertulis dan sebagainya yang mengatur tingkah
laku pekerja, semakin besar tingkat formalisasinya. Jika keluwesan organisasi ini
tidak dapat dicapai dalam lingkungan yang selalu berubah, dapat diperkirakan bahwa
pencapaian tujuan akan menjadi sangat sulit; (4). Rentang Kendali. Rentang kendali
menyatakan jumlah rata-rata bawahan dari tiap penyedia. Seringkali istilah ini
menyatakan, secara lebih khusus, jumlah rata-rata pekerja yang melapor pada
penyedia tingkat satu; (5). Besar (ukuran) Organisasi. Faktor-faktor seperti pergantian
semua ini dapat dianggap sebagai beberapa aspek yang mengatur pelaksanaan
kerja yang lebih kecil sering memungkinkan para anggotanya saling mengenal lebih
28
baik, membina persahabatan dan membangun persatuan kelompok yang erat. Dilain
pihak, kelompok-kelompok yang lebih besar sering bersifat lebih formal, jadi bahwa
kepuasan kerja akan lebih tinggi dan tingkat perputaran perkerja dan kemangkiran
juga lebih rendah didalam kelompok-kelompok kerja yang lebih kecil; dan (7).
yang lebih besar sering bersifat lebih formal, jadi bahwa kepuasan kerja akan lebih
tinggi dan tingkat perputaran pekerja dan kemangkiran juga lebih rendah didalam
Enam segi pengaruh efektivitas diatas sangat penting untuk diketahui karena
variabel rentang kendali, jika variabel rentang kendali ini lemah atau kurang
memprediksikan bahwa pada saatnya nanti, kapitalisme akan berjalan kencang tanpa
perlawanan. Hal ini disebabkan, musuh utamanya, sosialisme dan komunisme telah
lenyap. Pemikiran Thurow ini menggaris bawahi bahwa kapitalisme tak hanya
berurusan pada ekonomi semata, melainkan juga memasukkan unsur sosial dan
29
society. Pada jamannya, pemikiran Thurow tersebut sulit diaplikasikan, hal ini ia
Rachel Calson (1962) lewat bukunya “The Silent Spring”, memaparkan pada
dunia tentang kerusakan lingkungan dan kehidupan yang diakibatkan oleh racun
pestisida yang mematikan. Paparan yang disampaikan dalam buku “Silent Spring”
tersebut menggugah kesadaran banyak pihak bahwa tingkah laku korporasi harus
diluruskan sebelum menuju kehancuran bersama. Dari sini CSR (Corporate Social
kegiatan mengeruk untung. Buku-buku tersebut antara lain; “Beyond the Bottom
tentangan, hingga akhirnya muncul buku yang menghebohkan dunia hasil pemikiran
para intelektual dari Club of Roma, bertajuk “The Limits to Growt”. Buku ini
mengingatkan bahwa, disatu sisi bumi memiliki keterbatasan daya dukung (carrying
Karena itu, eksploitasi sumber daya alam mesti dilakukan secara cermat agar
tentang isu ini terus berkembang, kesadaran dalam berbagi keuntungan untuk
menggembirakan datang dari KTT Bumi di Rio de Jenerio Tahun 1992 yang
30
menegaskan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan menjadi hal yang harus
diperhatikan, tidak saja oleh negara, terlebih lagi oleh kalangan korporasi yang
Dari sini konsep CSR terus bergulir, berkembang dan diaplikasikan dalam
berbagai bentuk. James Collins dan Jerry Poras dalam bukunya Built to Last:
perusahaan yang terus hidup adalah yang tidak semata mencetak limpahan uang saja,
tetapi perusahaan yang sangat peduli dengan lingkungan sosial dan turut andil dalam
Konsep dan pemikiran senada juga ditawarkan oleh John Elkington lewat
bukunya yang berjudul “Cannibals with Fork, the Triple Bottom Line of Twentieth
Century Business. Dalam bukunya ini, Elkington menawarkan solusi bagi perusahaan
pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan. Dari situ program CSR mulai terus
31
Di Indonesia, kini kita menyaksikan perbincangan yang terus berlanjut seputar
konsep dan perjalanan CSR ini. Ada persetujuan dan pula pertentangan. Terlebih
pihak pemerintah secara khusus membuatkan UU tentang tanggung jawab sosial ini,
yakni dalam UU Perseroan terbatas Pasal 74. Terlepas dari itu, isu tentang Corporate
Social Responsibility (CSR) memang kian hangat. Persoalannya bukan lagi melulu
dari aspek sosial, tetapi sudah jauh merasuk ke aspek bisnis dan penyehatan orporasi.
kebutuhan. Dari yang semula dianggap sebagai cost, kini mulai diposisikan sebagai
investasi.
Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang sering
yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat
dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai
perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya
dan bermanfaat.
32
2.2.2.1 Pengertian Corporate Sosial Responsibility (CSR)
karena perusahaan merupakan salah satu pusat kegiatan manusia guna memenuhi
kehidupannya. Selain itu, perusahaan juga sebagai salah satu suber pendapatan negara
melalui pajak dan wadah tenaga kerja. Menurut Dwi Tuti Muryati, perusahaan
merupakan lembaga yang secara sadar didirikan untuk melakukan kegiatan yang
terus-menerus untuk mendayagunakan sumber daya alam dan sumber daya manusia
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dalam pengertian yang tidak terputus-
dan dalam rangka untuk memperoleh keuntungan, baik untuk diri sendiri maupun
orang lain. Menurut Menteri Kehakiman Nederland (Minister van Justitie Nederland)
33
Sementara Polak menambahkan pengertian perusahaan sebagai berikut:”Suatu
Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan yang dinyatakan sebagai
berikut: ”Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis
dalam suatu perusahaan, yaitu: (1) Bentuk badan usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha baik berupa suatu persekutuan atau badan usaha yang didirikan, bekerja
dan berkedudukan di Indonesia; dan (2) Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam
bidang bisnis, yang dijalan secara terus-menerus untuk mencari keuntungan. Dengan
dengan pihak ketiga); Dalam kualitas tertentu (karena dalam lapangan perniagaan);
bahwa suatu perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam
dengan tujuan memperoleh euntungan dan atau laba yang dibuktikan dengan
pembukuan. Hubungan ideal antara bisnis dengan masyarakat menjadi suatu masalah
34
bisnis memiliki tanggungjawab tertentu kepada masyarakat selain mencari
sebagai berikut:
(or her) responsible for the effects of his (or her) acts anywhare is that
system.”
CSR kini dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing serta
sebagai bagian dari pengelolaan resiko menuju sustainability dari kegiatan usahanya.
CSR di Indonesia baru imulai pada awal tahun 2000. Namun, kegiatan yang esensi
dasarnya sama telah berjalan sejak tahun 1970-an dengan tingkat yang bervariasi,
35
mulai dari bentuk yang sederhana seperti donasi sampai pada bentuk yang
pengukuran tingkat keberhasilan yang telah dicapai. Oleh karena itu, diperlukan
berbagai pendekatan kuantitatif dengan menggunakan triple bottom line atau lebih
alam dihitung dengan akutansi sumber daya alam, sedangkan pengeluaran dan
lingkungan.
mengisyaratkan adanya adanya suatu ahli teknologi bagi hubungan antar generasi,
kebutuhannya. Penerapan pembangunan seperti itu harus didukung oleh aspek sosial-
oleh para pelaksana pembangunan di Indonesia dan harus diterapkan kepada setiap
dari tiga aspek yaituekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk pelaksanaannya adalah
36
Pembangunan dibidang ekonomi, lingkungan dan sosial dapat dilakukan oleh
Responsibility dapat dipahami sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis,
beroprasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersama dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan eluarganya, komunitas lokal dan
anggota komunitas untuk dapat menggapi keadaan sosial yang ada dan dapat
ada sekaligus memelihara, atau dengan kalta lain merupakan cara perusahaan
mengtur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada suatu komunitas, atau
merupakan suatu proses yang penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan dan
konsep pemberian donor saja, tetapi konsepnya sangat luasdan tidak bersifat statis
dan pasif dan statis, hanya dikeluarkan dari perusahaan akan tetapi hak dan
37
sumberdaya komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan ini tidaklah
bersifat pasif atau statis. Kemitaraan ini merupakan tanggungjawab bersama secara
sebagai penyelenggara kegiatan tersebut. Hills dan Gibbon (2002) berpendapat bahwa
perusahaan harus bergeser dari pemahaman CP dan CSR menuju corporate soscial
leadership (CSL), atau kepemimpinan sosial perusahaan. CSL menaungi sebuah jalan
menuju solusi win-win antara masyarakat dan perusahaan dalam sebuah bentuk
partnership. CSL menuntut perubahan cara pandang pelaku bisnis diminta untuk
memandang aktivitas usaha yang mereka lakukan sebagai bagian dari eksistensi
mereka ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, dalam CSL perusahaan tidak
lagi hanya sekedar melakuka tanggungjawab (doing the right thing) tetapi juga
menjadi pemimpin dalam perubahan sosial yang tengah berlangsung (making things
right). Pergeseran paradigma dalam hubungan antara sektor privat (perusahaan) dan
sektor publik (masyarakat) ini tentunya memberikan peluang yang tersewndiri untuk
selain mencari keuntungan. Ada berapa definisi tentang definisi CSR, yang pada
dasarnya adalah etika dan tindakan untuk turut berperan dalam keberlanjutan
38
ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan. Hopkin (1998) memberikan definisi
CSR sebagai etika memperlakukan stakeholders dan bumi. The Conadin Business for
ke dalam oprasi bisnis serta interaksinya dengan stakeholders secara suka rela
(Fenwick, T, 2004)
itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak pakar. Diantaranya adalah definisi yang
dikembangkan oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefinisikan CSR sebagai ”A
business acts in socially responsible manner when its decisionand account for and
sosial seorang atau organisasi adalah etika dan kemampuan berbuat baik pada
lingkungan sosial hidup berdasarkan aturan, nilai dan kebutuhan masyarakat. Berbuat
39
baik atau kebajikan merupakan bagian dari kehidupan sosial. Dan segi kecerdasan,
Rothmann Bowen menggagas istilah CSR pada tahun 1953 dalam tulisanya berjudul
Social Responcibility of the Businesman. CSR berakar dari etika yang berlaku di
perusahaan dan di masyarakat. Etika yang dianut oleh perusahaan merupkan bagian
dari budaya perusahaan (corporate culture); dan etika yang dianut oleh masyarakat
Dalam UU PM, yang digunakan sebagai rujukan pewajiban CSR dalam RUU
PT, di penjelasan Pasal 15 huruf b, CSR didefinisikan sebagai “tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat.” Dalam teks Pasal 74 RUU PT sendiri CSR tidak didefinisikan, namun
dalam dokumen kerja Tim Perumus terdapat definisi “Tanggung jawab sosial dan
pada umumnya.” Definisi ini telah disetujui Tim Perumus pada tanggal 3 Juli 2007.
40
Ada banyak masalah dalam definisi yang tertera dalam dokumen kerja RUU
PT. Pertama, penyebutan tanggung jawab sosial dan lingkungan tidaklah lazim.
diberikan oleh Michael Hopkins (2007) dalam Corporate Social Responsibility and
memang kerap menyasarkan orang pada sangkaan bahwa CSR hanya berisikan
kegiatan pada ranah sosial. Namun demikian, menghilangkan kata tersebut juga
jawab baru yang sebelumnya tidak/kurang begitu dikenal (kalau tadinya hanya ada
keuntungan- kini tanggung jawab itu disadari menjadi dalam tiga ranah: ekonomi,
sosial dan lingkungan. Pada ranah ekonomi juga ditekankan bahwa yang harus
lainnya). Ia juga menekankan bahwa “social” dalam CSR memang sah dan lazim
untuk mewakili tiga ranah tersebut dengan mencontohkan banyak kejadian serupa
(misalnya di dunia akademik). CSR sudah jelas mencakup tiga ranah bukan dua,
menggembirakan. Dari sebuah konsep asing, CSR kini menjadi konsep yang banyak
41
aktivitas. Tentu saja, hal tersebut sangat patut disukuri. Hanya saja, karena tidak
cukup banyak pihak yang menekuni wacana CSR sebagaimana yang termuat dalam
berbagai literatur di negara-negara maju, maka banyak kesalahan umum yang kerap
1) CD adalah CSR.
groups) agar menjadi lebih dekat kepada kemandirian. Jadi, CD sangatlah menyasar
kelompok ini adalah yang paling rentan terhadap dampak negatif operasi, sekaligus
paling jauh aksesnya dari dampak positifnya. Kalau tidak secara khusus perusahaan
membuat kelompok ini menjadi sasaran, maka ketimpangan akan semakin terjadi dan
disharmoni hubungan pasti akan terjadi suatu saat. Hanya saja, menyamakan CD
dengan CSR adalah kesalahan besar. CD hanyalah bagian kecil dari CSR. CSR punya
cakupan yang sangat luas, yaitu terhadap seluruh pemangku kepentingan. Bandingkan
42
luar mereka yang rentan, belum lagi organisasi masyarakat sipil, kelompok bisnis
Dapat disimpulkan bahwa CD adalah bagian dari CSR, dan boleh jadi salah
perusahaan.
baik oleh perusahaan maupun media massa. Banjir besar yang baru saja melanda
Jakarta atau kejadian-kejadian bencana alam telah membuat iklan mengenai “CSR”
menjamur di media massa. Padahal, yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan
itu adalah tindakan karitatif belaka, yaitu membantu pihak lain agar penderitaan
mereka berkurang. Tidak ada yang salah dengan tindakan mulia tersebut, namun
yang kerap juga dilakukan oleh perusahaan. Pada kondisi yang lebih maju, yaitu
perusahaan pemberi, tindakan filantropi itu diberi nama filantropi strategis. Melihat
menjadi filantropi strategis, baru kemudian CSR. Tentu saja, banyak juga
percabangan lain yang tidak mengikuti alur tersebut. Yang mau ditegaskan adalah
bahwa tindakan karitatif merupakan bentuk “primitif” dari tindakan sosial perusahaan
43
yang hingga kini masih penting dan akan terus penting dilakukan, namun kini sudah
Banyak perusahaan juga pengamat yang menekankan CSR pada aspek sosial
semata. Mereka mengira bahwa karena S yang berada di tengah C dan R merupakan
singkatan dari social, maka aspek sosial di dalam CSR haruslah yang paling
menonjol, kalau bukan satu-satunya. Padahal, sebagian besar literatur mengenai CSR
sekarang sudah bersepakat bahwa CSR mencakup aspek ekonomi, sosial dan
utama berpikir walau hingga kini belum juga jadi arus utama bertindak.
kebutuhan untuk membuat struktur baru, yang diberi nama-nama yang berhubungan
dengan CSR. Pembuatan organisasi yang khusus sesungguhnya merupakan hal yang
bekerja secara fokus. Tentu saja, komitmen seperti itu patut diacungi dua jempol.
44
Namun yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah benar bahwa CSR itu bisa
dilaksanakan oleh bagian itu saja, sementara yang lain bisa berpangku tangan.
Banyak keengganan perusahaan atau dalih saja dari mereka yang tak peduli
untuk mengadopsi CSR karena anggapan bahwa CSR adalah untuk perusahaan
berskala besar saja. Hal ini boleh jadi merupakan kesalahan besar dari mereka yang
Sementara istilah generik untuk entitas bisnis yang mencari keuntungan tanpa
perusahaan skala sedang dan kecil pada CSR serta kerancuan akibat digunakannya
kepentingan mereka.
curahan sumberdaya yang sangat besar, namun hingga sekarang belum banyak
45
7) CSR untuk diri sendiri, bukan sepanjang supply chain.
sangat panjang, apakah layak ia membatasi diri untuk melakukan CSR dalam lingkup
Kilahnya adalah bahwa mereka tidak berhak untuk mencampuri kinerja CSR
perusahaan lain. Logika ini jelas tak dapat diterima, karena itu berarti bahwa
produknya tidaklah bisa dibuktikan berasal dari seluruh operasi yang berkinerja CSR
baik.
kepuasan kepada mereka manambahkan after sales service. Garansi produk adalah
salah satu bentuk dari jasa itu. Kalau konsumen mengajukan keberatan atas mutu
produksampai batas waktu tertentu pada beberapa kasus ada “life time guarantee”
mengadopsi CSR. Banyak pihak yang menyatakan tambahan pengeluaran itu sia-sia
belaka, dan boleh jadi juga bahwa anggapan tersebut memiliki dukungan empiris.
46
Penelitian-penelitian mengenai filantropi perusahaan banyak mendapatkan kenyataan
langsung skeptis dengannya. Menurut mereka, CSR hanya akan menjadi cara baru
untuk memoles citra perusahaan. Kalau citra ramah lingkungan yang diinginkan
hal itu disebuat sebagai greenwash. Belakangan juga muncul istilah bluewash untuk
pemolesan citra sosial. Secara retoris, Craig Bennett dari Friends of The Earth
International pernah menyatakan “For every company that sincerely implements its
CSR policies, there are hundreds who greenwash, and for each of these there are
Apakah konsep tanggung jawab itu adalah sebuah konsep yang benar-benar
itu sukarela adalah contradictio in terminis atau keduanya merupakan istilah yang
demikian, harus diakui bahwa di antara kubu pendirian bahwa CSR itu mandatori atau
voluntari, kini lebih cenderung pada kemenangan kubu voluntari. Salah satu
demikian.
47
12) Mempraktikkan CSR dalam ranah eksternal saja.
merasa menjadi anak tiri. Memang, belakangan banyak sekali perusahaan tiba-tiba
mencurahkan uang dalam jumlah yang besar, yang seakan-akan memberi sinyal
untuk pemangku kepentingan eksternal itu tidak dibarengi dengan curahan yang sama
Pada tahun 2001, ISO suatu lembaga internasional dalam perumusan standar
(CSR standard). Setelah mengalami diskusi panjang selama hampir 4 tahun tentang
gagasan ini, akhirnya Dewan managemen ISO menetapkan bahwa yang diperlukan
2005). CSR merupakan salah satu bagian dari SR. Tidak hanya perusahaan yang perlu
Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus
merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi
usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya
48
mutualisme. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk
tanggung jawab sosial di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga bentuk, yaitu (1)
komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, (2) Strategi defensif
komunitas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan, dan biasanya untuk
melawan serangan negatif dari anggapan komunitas. Usaha CSR yang dilakukan
dengan yang baru yang bersifat positif, dan (3) Kegiatan yang berasal dari visi
kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri.
kategori yaitu:
kepentingan masyarakat atau kepentingan umum. Inti dari kategori ini adalah
49
dilakukan oleh masyarakat sendiri sedangkan perusahaan hanyalah sebagai
perusahaan memberikan akses kepada pranata sosial yang ada tersebut agar dapat
Dari sisi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilaitambah
adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan
korporasi. Artinya, kebijakan CSR tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi
korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar
saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi
pribadi, boleh jadi kebijakan CSR hanya sekadar kosmetik. Sifat CSR yang sukarela,
absennya produk hukum yang menunjang dan lemahnya penegakan hukum telah
50
menjadikan Indonesia sebagai negara ideal bagi korporasi yang memang
memastikan bahwa tetap mampu memenuhi permintaan dengan kualitas tinggi dan
biaya murah sebagai sebuah perusahaan internasional yang kompetitif. Konsep kedua
ketiga People dengan meyediakan kesempatan untuk ikut serta dalam pengentasan
transparency.
Penerapan kegiatan CSR di Indonesia baru dimulai pada awal tahun 2000,
walaupun kegiatan dengan esensi dasar yang sama telah berjalan sejak tahun 1970-an,
dengan tingkat yang bervariasi, mulai dari yang paling sederhana seperti donasi
Terbatas.
51
keprihatinan pemerintah atas praktek korporasi yang mengabaikan aspek sosial
wujud upaya entitas negara dalam penentuan standard aktivitas sosial lingkungan
finansial yang dapat segera dicurahkan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atas
regulasi yang berlaku. Memahami CSR hanya sebatas sumber daya finansial tentunya
akan mereduksi arti CSR itu sendiri. Akibat kebijakan tersebut aktivitas tanggung
jawab sosial perusahaan akan menjadi tanggung jawab legal yang mengabaikan
yakni sebagai pilihan sadar, adanya kebebasan, dan kemauan bertindak. Mewajibkan
CSR, apa pun alasannya, jelas memberangus sekaligus ruang-ruang pilihan yang ada,
Terakhir yang mungkin terjadi adalah aktivitas CSR dengan regulasi seperti
itu akan mengarahkan program pada formalitas pemenuhan kewajiban dan terkesan
basa-basi. Keluhan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan dan pemangku
52
telah membuat berbagai macam forum CSR. Regulasi hubungan industrial juga telah
regulasi yang dibuat telah juga menjadi tambahan beban baru bagi perusahaan,
alihalih menjadi insentif bagi mereka yang hendak meningkatkan kinerja CSRnya.
kepastian hukum yang tinggi. Dalam hal ini, berbagai regulasi yang ada tidak hanya
memberikan perlindungan penuh bagi mereka yang telah mencapainya. Di luar itu,
kepedulian pihak lain atas upaya yang sedang dijalankan perusahaan, serta
Mengingat CSR sulit terlihat dengan kasat mata, maka tidak mudah untuk
melakukan pengukuran tingkat keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu diperlukan
pendekatan Triple Bottom Line atau Sustainability Reporting. Dari sisi ekonomi,
penggunaan sumber daya alam dapat dihitung dengan akuntansi sumber daya alam,
53
sedangkan pengeluaran dan penghematan biaya lingkungan dapat dihitung dengan
Menurut Daniri dalam Agustina (2013), terdapat dua hal yang dapat
(external drivers) dan dari dalam perusahaan (internal drivers). Termasuk kategori
pendorong dari luar, misalnya adanya regulasi, hukum, dan diwajibkannya analisis
yang berkualitas.
(risk management).
54
Dalam menangani isu-isu sosial, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan
oleh perusahaan yaitu: Responsive CSR dan Strategic CSR. Agenda sosial perusahaan
perlu melihat jauh melebihi harapan masyarakat, kepada peluang untuk memperoleh
manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara bersamaan. Bergeser dari sekadar
dengan meningkatkan kondisi sosial. Agenda sosial seperti ini harus responsif
Isu sosial yang mempengaruhi sebuah perusahaan terbagi dalam tiga kategori.
Pertama, isu sosial generik, yakni isu sosial yang tidak dipengaruhi secara signifikan
berkompetisi dalam jangka panjang. Kedua, dampak sosial value chain, yakni isu
sosial yang secara signifikan dipengaruhi oleh aktivitas normal perusahaan. Ketiga,
dimensi sosial dari konteks kompetitif, yakni isu sosial di lingkungan eksternal
kategori tersebut untuk setiap unit bisnis dan lokasi utama, kemudian menyusunnya
berdasarkan dampak potensial. Isu sosial yang sama bias masuk dalam kategori yang
Ketegangan yang sering terjadi antara sebuah perusahaan dan komunitas atau
komitmen dan pelaksanaan tanggung jawab sosial tersebut. Perubahan orientasi sosial
politik di tanah air dapat memunculkan kembali apresiasi rakyat yang terbagi-bagi
55
dalam wilayah administratif dalam upaya menciptakan kembali akses mereka
berimplikasi bahwa baik keputusan bisnis dan kebijakan sosial harus mengikuti
pihak.
terhadap masyarakat melalui operasi bisnisnya secara normal. Dalam hal ini
lainnya.
memengaruhi perusahaan, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Ini meliputi kuantitas
produsen mesin.
56
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
(good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis
sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis
serta kelompok yang terkait lainnya. Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku
dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita
sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini sangat erat terkait dengan sistem nilai yang
dianut oleh masing-masing masyarakat. Prinsip etika bisnis itu sendiri adalah: (1)
Prinsip otonomi; adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan; (2) Prinsip kejujuran; (3) Prinsip keadilan; (4) Prinsip saling
menguntungkan (mutual benefit principle); dan (5) Prinsip integritas moral; terutama
dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu
maupun perusahaannya.
adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan
kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan
lokal, praktek CSR akan menghargai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut.
Agar efektif CSR memerlukan peran civil society yang aktif. Setidaknya
terdapat tiga wilayah dimana masyarakat dapat menunjukkan perannya yaitu: (1)
57
Kampanye melawan korporasi yang melakukan praktik bisnis yang tidak sejalan
dengan prinsip CSR lewat berbagai aktivitas loby dan advokasi, (2) Mengembangkan
Pada saat ini CSR dapat dianggap sebagai investasi masa depan bagi
perusahaan. Minat para pemilik modal dalam menanamkan modal di perusahaan yang
telah menerapkan CSR lebih besar, dibandingkan dengan yang tidak menerapkan
CSR. Melalui program CSR dapat dibangun komunikasi yang efektif dan hubungan
Kabupaten Malaka
Program CSR yang telah dilakukan oleh PT Inti Daya Kencana di Kabupaten
pendidikan melalui pembangunan PAUD dan Ruang Kelas Baru bagi Sekolah Dasar
serta memberikan bea siswa kepada siswa berprestasi dari keluarga yang tidak
sumbangan sosial bagi gereja dan urusan adat serta penanaman pohon mangrove
58
tujuan core business perusahaan. Untuk itu, Philip Kotler dan Nancy Lee (2005),
memberikan catatan yang menarik untuk digaris bawahi bahwa di dalam suatu
perusahaan sekali pun, gagasan dan pelaksanaan CSR itu patut diperjuangkan dan
dipasarkan pada staf-staf perusahaan yang lain baik secara horizontal (kepada bagian
nilai-nilai etika sosial dan lingkungan lebih jauh dalam organisasi perusahaan.
Prasyarat ini, membutuhkan proses yang mungkin tidak singkat dan harus lebih
kehidupannya. Selain itu, perusahaan juga sebagai salah satu sumber pendapatan
negara melalui pajak dan wadah tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa suatu
perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang
Hubungan ideal antara bisnis dengan masyarakat menjadi suatu masalah perdebatan
59
memberi argumentasi bahwa suatu perusahaan mempunyai kewajiban terhadap
masyarakat selain mencari keuntungan. Ada beberapa definisi tentang CSR, yang
pada dasarnya adalah etika dan tindakan untuk turut berperan dalam keberlanjutan
seseorang atau organisasi adalah etika dan kemampuan berbuat baik pada lingkungan
sosial hidup berdasarkan aturan, nilai dan kebutuhan masyarakat. Berbuat baik atau
kebajikan merupakan bagian dari kehidupan sosial. Dan segi kecerdaan, berbuat
kebajikan adalah salah satu unsur kecerdasan spiritual. Sementara dalam konteks
perusahaan, tanggung jawab sosial itu disebut tanggung jawab sosial perusahaan
ekonomis dan legal kepada pesaham atau shareholder, tetapi juga mempunyai
Karena itu CSR adalah nilai moral yang semestinya dilaksanakan atas panggilan
perusahaan. Stakeholders adalah seseorang atau kelompok orang yang kena pengaruh
langsung atau tidak langsung atau pada kegiatan bisnis perusahaan, atau yang
60
Mengingat CSR bersifat intagible (kasat mata), maka sulit dilakukan
pengukuran tingkat keberhasilan yang telah dicapai. Oleh karena itu, diperlukan
berbagai pendekatan kuantitatif dengan menggunakan triple bottom line atau lebih
dikenal secara sustainability reporting. Dari sisi ekonomi, penggunaan sumber daya
alam dihitung dengan akuntansi sumber daya alam, sedangkan pengeluaran dan
lingkungan. Salah satu alat ukur yang dipakai disebut PROPER. Inilah awal dari
selanjutnya. Hal ini mengisyaratkan adanya suatu alih teknologi bagi hubungan antar
itu terdiri dari tiga aspek, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk
secara etika seperti pendidikan, kesehatan, rasa empati, saling menghargai, dan
kenyamanan yang terangkum dalam tiga kapasitas yaitu spiritual, emosional, dan
intelektual.
61
Secara umum, Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan
anggota komunitas untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat
yang ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan
mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada suatu komunitas,
atau merupakan suatu proses yang penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan
dan keuntungan kegiatan bisnis dari stakeholders baik secara internal (pekerja,
Jadi, tanggung jawab perusahaan secara sosial tidak hanya terbatas pada konsep
pemberian donor saja, tapi konsepnya sangat luas dan tidak bersifat statis dan pasif
dan statis, hanya dikeluarkan dari perusahaan akan tetapi hak dan kewajiban yang
komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan
statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara
stakeholders.
jawab sosial tidaklah lagi memadai karena konsep tersebut tidaklah melibatkan
62
juga terkait dengan budaya perusahaan (coporate culture) yang ada dipengaruhi oleh
etika perusahaan yang bersangkutan. Budaya perusahaan terbentuk dari para individu
sebagai anggota perusahaan yang bersangkutan dan biasanya dibentuk oleh sistem
dalam perusahaan.
program, Tepat Sasaran, Tepat waktu, Tercapainya tujuan, dan Perubahan nyata.
karena menurut peneliti kelima indicator yang diangkat oleh peneliti tersebut sudah
mampu mengambarkan efektifitas program CSR yang dilakukan oleh PT. Inti Daya
Kencana di Kabupaten Malaka. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut ini :
Gambar 4. Kerangka Berpikir
Pemahaman Program
Tepat Sasaran
Tercapainya Tujuan
Perubahan Nyata
63
BAB III
METODE PENELITIAN
fenomena yang dilihat dari sisi makna yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya.
mendefinisikan siapa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa yang dilakukannya,
bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan dan gejala
dihadapi.
64
3.2. Lokasi Penelitian
dengan yang akan dibahas dalam sebuah penelitian. Dalam menentukan lokasi
menjadi target CSR namun masih banyak masyarakat yang menolak keberadaan PT.
perlu untuk membatasi pengertian di dalam tulisan ini agar tidak menjadi bias dan
meluas. Adapun Fokus dan Sub Fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Inti atau fokus dari penelitian ini adalah ''Bagaimana Efektifitas Corporate Social
Fokus yang telah disampaikan sebelumnya kemudian ditelusuri dan dijadikan sub
65
Social Responsibility (CSR) PT Inti Daya Kencana dapat mengetahui dan
5) Perubahan nyata, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan yang
terjadi dan terlihat serta dirasakan oleh penerima manfaat dari program
penelitian ini yaitu dari Pihak Perusahaan PT. IDK (dalam hal ini, perusahaan yang
melakukan program CSR) dan Pihak Masyarakat (penerima manfaat CSR). Untuk
66
Tabel 3.1 Profil Informan
TOTAL 11 orang
1. Wawancara (interview)
percakapan, yang berupa tanya jawab atau dialog yang dilakukan pewawancara untuk
informasi langsung dari informan tentang apa yang ingin diteliti dan dipecahkan.
aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list)
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Pada poin
wawancara ini peneliti mewawancarai Karyawan PT. Inti Daya Kencana Bagaimana
67
hubungan perusahaan dengan masyarakat, program apa saja yang dijalankan
dilaksanakan serta apakah perusahaan sudah cukup dalam menjalankan program yang
2. Observasi
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek,
interaksi subjek, seperti mengamati mitra binaan dan karyawan yang terlibat dan hal-
hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil
wawancara.
Teknik ini dilakukan untuk mendapat data dari sumber sekunder yang relevan
dalam bahasa Indonesia maupun Inggris jika dibutuhkan. Dalam mengkaji kerangka
68
4. Dokumentasi
Dokumentasi berupa laporan atau data yang disimpan dan bisa dikaji ulang
bila mana perlu. Dokumentasi ini diperlukan sebagai bukti keakuratan data. Sehingga
peneliti melihat sangat perlu untuk dilakukan. Dokumentasi bisa berupa laporan,
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang menunjang penyelesaian
penelitian ini yaitu sumber data primer yang berasal dari hasil wawancara mengenai
sumber sekunder adalah bahan peraturan pemerintah dan aturan hokum yang
adalah sebagai berikut: Bahan hukum yaitu bahan hukum yang mengikat; Kamus
Analisis data adalah suatu proses dalam mencari dan menyusun data dari
hasil Survei yang telah didapat, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi
melakukan seleksi data yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat
kesimpulan yang mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2017).
69
Dalam penelitian kualitatif selama dilapangan dilakukan proses analisis
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh.
Proses analisis data model ini, seperti tampak pada gambar 3.1 berikut
70
Langkah-langkah pokok yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Membaca dan menganalisis praktek tanggung jawab sosial yang telah dilakukan
tema apa saja yang telah diungkapkan terkait dengantanggung jawab sosial
pengungkapan.
Dalam tahap ini, penulis mendeskripsikan data dan informasi yang telah diperoleh
5) Memberikan kesimpulan atas dasar efektifitas CSR Perusahan, apa saja program
71
BAB IV
Negara Republic Democratic Timor Leste dan berbatasan laut dengan negara
Australia. Oleh karena letak yang strategis maka kabupaten ini sebenarnya pantas
untuk dijadikan salah satu pintu transit jalur perdagangan internasional, sehingga
Kabupaten Timor Tengah Selatan dan laut Timor di bagian Selatan, Negara RDTL
(Timor Leste) di bagian Timur dan Kabupaten Timor Tengah Utara di bagian Barat.
72
48’ 0” LS da n 124º 36’ 0” BT s/d 125º 12’ 0” BT, dengan luas wilayah 1.160,63
Km2. Sebagai daerah perbatasan dengan Negara lain maka dengan kondisi wilayah
yang dominan daratan, Kabupaten Malaka sangat terbuka untuk berinteraksi dengan
kemarau (April-Nopember) dan musim hujan (Desember – Maret). Iklim ini sangat
dipengaruhi oleh eksistensi perairan laut yang luas dan berlangsung seirama dengan
iklim musim yang ada. Suhu rata-rata 27,6°C, dengan interval (Bulan Agustus)
Botin Loebele, Malaka Timur, Malaka Tengah, Malaka Barat, Weliman dan Wewiku
dengan luasan wilayah sebesar 875,64 Ha. Curah hujan sedang (69-119 mm/bulan)
terdapat di wilayah bagian barat, yakni Kecamatan Rinhat, Io Kufeu dan Sasitamean
dengan 806 m.dpal (meter di atas permukaan air laut). Variasi ketinggian rendah (0-
269 m.dpal) mendominasi wilayah bagian selatan, yaitu kecamatan Wewiku, Malaka
Barat, sebagian Malaka Tengah dan Kobalima. Sementara pada bagian tengah
wilayah ini terdiri dari area dengan dataran sedang (270-537 m.dpal), yaitu sebagian
Kecamatan Weliman, Malaka Tengah, Kobalima, dan Botin Loebele. Dataran tinggi
73
Kecamatan Laenmanen, Io Kufeu, sebagian Kecamatan Sasitamean, Malaka Timur
yang ada di Kabupaten Malaka mengalir dari bagian selatan dan bermuara di Laut
bergelombang dan berbukit serta bergunung dengan lereng dominan agak landai
sampai curam.
Tahun 2019, rasio jenis kelamin di Kabupaten Malaka adalah 100,44 jika
menurut data registrasi. Menurut proyeksi, rasio jenis kelamin di Kabupaten Malaka
adalah 93,40. Jika dilihat menurut data registrasi, jumlah penduduk dengan jenis
tidak terlalu besar. Jika ditilik menurut kecamatannya, rasio jenis kelamin terbesar
adalah Kecamatan Laen Manen dengan rasio sebesar 106,52. Untuk kecamatan
dengan rasio terendah, yaitu jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki, adalah
Kecamatan Kobalima Timur yaitu sebesar 95,03. Kecamatan Malaka Tengah, sebagai
perempuan dengan angka yang hampir sama, yaitu dengan rasio jenis kelamin 99,99.
74
Tabel 4.1. Kecamatan di Kabupaten Malaka
2 Laenmanen Eoukpuran 9
3 Io Kufeu Futuao 7
4 Kobalima Wemasa 8
6 Rinhat Biudukfoho 21
7 Wewiku Webriamata 12
9 Sasitamean Kaputu 9
11 Weliman Haitimuk 14
yang benar (doing the rights things). Chung & Megginson (1981:506, dalam
dengan cara berbeda oleh orang-orang yang berbeda pula. Namun menurut Chung &
75
Megginson yang disebut dengan efektivitas ialah kemampuan atau tingkat pencapaian
tujuan dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan agar organisasi tetap
survive (hidup). Pendapat Arens and Lorlbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi
kepada pencapaian suatu tujuan, sedangkan efisiensi mengacu kepada sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan itu”. Sehubungan dengan yang Arens dan
sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Gibson dkk (1994:31)
seluruh siklus input-proses-output, tidak hanya output saja, dan (2) hubungan timbal
penelitian ini dalam sebuah kerangka berpikir, yang didasari oleh teori efektfitas
76
4.2.1 Efektifitas Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pemahaman
Program
yang bisa dipergunakan oleh warga sekitar/ penerima manfaat CSR. Dalam
menjalankan program CSR tersebut perlu dipahami dan diketahui tentang fungsi dari
pentingnya pentingnya CSR yang dilakukan. Agar masyarakat dapat mengenal dan
bentuk agar perusahaan PT. IDK dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan
Pemerintah Daerah. Sosialisasi sendiri bisa melalui beberapa cara yaitu: pertemuan
dengan OPD terkait, pertemuan dengan warga desa dalam area usaha perusahaan,
pertemuan dengan utusan warga dari beberapa desa, bisa juga lewat surat kabar
Perusahaan PT. IDK pernah melakukan pertemuan di desa dan dihadiri oleh
banyak warga desa, disitu kami baru diberitahu tentang gambaran PT. IDK dan
tujuannya ada diKabupaten Malaka ini, ungkap Agustinus Nahak Selaku informan
77
''Dulu pernah ada pertemuan antara PT. IDK dengan warga dan waktu itu
banyak awarga yang hadir. Dipertemuan itu wakil dari PT. IDK
menyampaikan bahwa kehadiran perusahaan tersebut untuk memproses
air laut yang ada di Kabupaten Malaka menjadi garam. Katanya nanti ada
kegiatan yang akan dilakukan sebagai bentuk partisipasi dan
tanggungjawab perusahaan kepada warga sekitar''.
Yohana Seuk Selaku informan Nomor 2 menambahkan bahwa PT. IDK sudah
''Setahu saya, dulu pernah ada sosialisasi yang dilakukan perusahaan IDK
itu didesa Bidarai kecamatan Wewiku ini. Dan bukan hanya desa ini saja,
menurut cerita-cerita dari keluarga dan kenalan bahwa perusahaan IDK
juga melakukan sosialisasi di desa-desa mereka. Dalam sosialiasi
tersebut, kami mengetahui dari penjelasan mereka kalau nanti ada
bantuan yang akan diberikan perusahaan kepada warga sekitar''.
dengan mengatakan bahwa: kami dari tim perusahaan PT. IDK sudah melakukan
sosialisasi ke beberapa desa yang ada di sepanjang area produksi perusahaan. Berikut
sosialisasi sudah dilakukan oleh perusahaan PT. IDK di beberapa titik (desa) yang
78
berada sepanjang area usaha perusahaan tersebut. Selain itu sudah ada kejelaasan atas
pertemuan/ soislisasi oleh perusahaan tersebut, dan hasil yang didapat adalah
Gambar 4.2 Kegiatan sosialisasi PT.Inti Daya Kencana untuk Kecamatan Wewiku
didesa Badarai tanggal 15 Desember 2014
Kegiatan Sosialisasi oleh PT. IDK dengan warga desa sekitar, tidak hanya
terhadap warga sekitar yaitu melalui program CSR. Dalam program CSR oleh PT
79
IDK tersebut haruslah bisa sesuai dengan keinginan warga yang membutuhkan
diketahui bahwa usulan dari warga desa harus melalui proposal yang diserahkan
''Setahu saya usulan warga tidak melalui perbincangan saja namun harus
berupa proposal yang diusulkan dan diserahkan kepada pihak
perusahaan, hal tersebut agar usulan tersebut bukan hanya atas dasar
keinginan dan kepentingan sesorang atau segelintir orang saja, namun
usulan tersebut merupakan kebutuhan banyak warga desa''.
antara warga desa yang membahas tentang kebutuhan pembangunan apa yang
usulan dari warga masuk ke perusahaan, kami sebagai tim dari PT. IDK akan
mempelajari dan melakukan survey lapangan atas dasar proposal tersebut, ini
dilakukan agar kami bisa mendapatkan kebenaran dan bentuk CSR yang tepat bagi
80
''Jadi begini pak, proposal yang sudah diusulkan oleh warga desa,
selanjutnya kami pelajari dulu setelah itu kami melakukan survey ke desa
tersebut dan melihat dari dekat tentang situasi dan kondisi yang terjadi di
masyarakat sehingga kami bisa mendapatkan gambaran dan data yang
lebih akurat agar dalam merencanakan kegiatan tidak mubasir. Adapun
kegiatan yang tidak melalui proses proposal dari warga desa namun
inisiatif dari perusahaan yaitu penanam mangrove di pesisir pantai''.
Informasi yang diketahui dari hasil wawancara diatas adalah proposal yang
diusulkan merupakan usulan dan kesepakatan bersama warga desa yang selanjutya
akan dilakukan survey oleh tim dari PT. IDK untuk memastikan kebutuhan warga
tersebut dan apa yang harus dilakukan oleh PT. IDK sehingga bisa sesuai dengan
kebutuhan warga. Diketahui bahwa selama ini program CSR berbentuk bangunan, hal
tersebut agar dapat bertahan lama dan bisa dinikmati bersama dalam jangka waktu
lama. Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa, sebelum
melakukan kegiatan CSR, ada beberapa tahapan/ proses yang harus dilalui, antara lain
Sumber: Diolah
81
Alur usulan proposal kegiatan dalam program CSR PT. IDK diatas
menunjukan bahwa adapun alur/ tahapan yang harus dilakukan dalam sebuah
dilakukan pertemuan didesa oleh warga desa dan aparat desa untuk membahas
tentang maslaha terebut, selanjutnya kesepakatan antar warga dan aparat desa
dituangkan dalam sebuah proposal usulan dan diserahkan kepada pihak PT. IDK,
kesesuaian antara usulan dan kenyataan dilapangan, apabila proposal tidak sesuai
dengan kenyataan maka proposal akan dikembalikan kepada pihak desa dan apabila
proposal tersebut sesuai dengan hasil survey maka akan ditindak lanjuti pada tahapan
dialog. Dialog dalam hal ini membicarakan tentang gambaran bangunan yang
diusulkan oleh warga, setelah ada kesepakatan bersama maka pihak perusahaan akan
''CSR yang sudah dilakukan oleh PT. IDK itu sangat penting karena
merupakan bentuk perhatian perusahaan kepada warga yang tinggal
disekitar perusahaan. CSR itu tujuannya untuk membantu dan menolong
warga yang sedang mengalami kesusahan''.
82
Hal yang sama disampaikan oleh Yohana Seuk Selaku informan Nomor 2,
masyarakat. Sehingga program seperti ini harus sering dilakukan karena sudah
perusahaan, sehingga CSR ini selalu di lakukan agar sedikit bisa membantu warga,
berikut cuplikannya:
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa semua informan mengetahui dan
memahami tujuan dari program CSR dimana CSR merupakan bentuk tanggungjawab
dan perhatian perusahaan kepada warga sekitar perusahaan. Banyak bentuk kegiatan
Dalam konteks ini, peneliti ingin melihat apakah CSR yang sudah dilakukan
oleh PT. Inti daya Kencana (IDK) sudah tepat sasarannya atau tidak. Tepat Sasaran,
Responsibility (CSR) PT Inti Daya Kencana sesuai dengan permintaan atau keperluan
83
masyarakat atau hanya sekedar ada kegiatan saja dan diberikan kepada warga yang
tidak membutuhkannya. Usulan proposal yang diajukan oleh pihak desa berjumlah
Proposal yang diserahkan oleh pihak desa kepada kami cukup memang
banyak, namun kami harus melakukan survey dan melihat proposal permintaan mana
prioritas tersebut, beliau mengatakan yang menjadi prioritas adalah kebutuhan dari
garam dan selain itu usulan tersebut apakah masih bisa ditunda dahulu atau harus
84
Proposal permintaan dari warga desa memang sudah banyak kami terima
ungkap Putu Mahardika Selaku informan Nomor 11, lebih lanjut beliau
dengan pembangunan CSR langkah tersebut diambil agar sejalan dengan perencanaan
Dari uraian hasil wawancara diatas diketahui bahwa sudah banyak proposal
yang diserahkan kepada pihak perusahaan PT. IDK, namun semuanya itu harus
melalui proses dan alur serta sesuai dengan rencana pembangunan daerah Kabupaten
Malaka.
menemukan bahwa selama jangka waktu dari tahun 2018 - 2020 sudah terdapat 34
proposal yang diusulkan oleh warga lewat program CSR, namun tidak semua
proposal langsung disetujui untuk dikerjakan oleh pihak perusahaan PT. IDK karena
masih banyak alur proses yang harus dilalui agar sebuah proses dapat disetujuui
85
Tabel 4.2 jumlah usulan proposal menurut kecamatan
dari tahun 2018 - 2020
Tahun (Jumlah usulan proposal)
No Kecamatan Total
2018 2019 2020
1. Malaka Barat 5 7 4 16
2. Wewiku 4 6 5 15
3. Malaka Tengah 1 0 2 3
10 13 11 34
Sumber: hasil olahan peneliti, 2021
Dari data dalam table 4.2 diatas terlihat bahwa jumlah proposal yang sudah
diterima oleh PT. IDK sebanyak 34 proposal yang berasal dari 3 kecamatan yaitu
Proposal yang sudah diberikan kepada pihak perusahaan selanjutnya akan dipelajari
CSR dari PT IDK selama ini sudah tepat sasaran saya berpendapat seperti itu
karena kami membutuhkan gedung PAUD buat anak-anak kami bersekolah, dan kami
diberikan PAUD oleh PT. IDK jelas Bernadus Taek Selaku informan Nomor 3.
''Kalau menurut saya bentuk CSR yang selama ini dilakukan oleh PT.
IDK sudah sesuai sasaran. Saya bilang begitu karena waktu itu kami
sangat membutuhkan sekolah PAUD untuk tempat sekolah anak-anak
kami dan kami diberikan PAUD oleh pihak PT. IDK, hal tersebut banyak
membantu kami karena akhirnya anak-anak kami sudah bisa menikmati
pendidikan saat mereka masih kecil dan kami pun tidak takut karena
jaraknya dekat dengan rumah''.
86
Yansen Manek Selaku informan Nomor 4 sependapat dengan penyataan
sebelumnya, beliau mengatakan bahwa selama program CSR dari PT. IDK sudah
cukup membantu karena selama ini takut menyekolahkan anak-anak yang masiih
''Saya sependapat dengan apa yang sudah disampaikan oleh pak yansen.
Selama ini jujur kami para orang tua tidak berani menyekolahkan anak-
anak kami yang masiih kecil-kecil ini ke desa sebelah karena jaraknya
jauh dan tidak ada pengawasan dari kami karena kami sibuk bekerja di
sawah dan kebun, tapi sekarang kami sudah menyekolahkan mereka ke
PAUD yang sudah dibangun di desa kami melalui program CSR PT. IDK
itu, ungkapnya.
yang dijalankan dalam program CSR dari PT. IDK tersebut dilakukan atas dasar
permintaan dari warga dan melihat kondisi yang sedang dialami oleh warga.
tahu tentang Bentuk CSR yang sudah dilakukan oleh PT. IDK di Kabupaten Malaka
selama ini, dan hasil yang diperoleh dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini:
87
Tabel 4.3 Bentuk CSR yang telah dilakukan oleh PT Inti Daya Kencana
di Kabupaten Malaka.
No Jenis CSR Biaya (Rp) Lokasi Volume Ket.
1 Gedung 275,000,00 Desa Rabasa Kecamatan 1 Unit Dibuat dengan Kayu
Paud 0 Malaka Barat Bayam dan Tenaga
Rabasa Kerja lokal
2 Gedung 205,000,00 Desa Weseben 1 Unit Tenaga Kerja Lokal
Paud 0 Kecamatan Wewiku
Weseben
3 Gedung 205,000,00 Desa Weoe Kecamatan 1 Unit Tenaga Kerja Lokal
Paud 0 Wewiku
Uluklubuk
4 Gedung 205,000,00 Desa Weoe Kecamatan 1 Unit Tenaga Kerja Lokal
Paud Weoe 0 Wewiku
5 Gedung 205,000,00 Desa Badarai 1 Unit Tenaga Kerja Lokal
Paud St. 0 Kecamatan Wewiku
Arnoldus
Jansen
6 Gedung 205,000,00 Desa Rabasa Haerain 1 Unit Tenaga Kerja Lokal
Paud 0 Kecamatan Malaka
Rabasa Barat
Haerain
7 Gedung 205,000,00 Desa Umatoos 1 Unit Tenaga Kerja Lokal
Paud 0 Kecamatan Malaka
Umatoos Barat
8 Gedung 205,000,00 Desa Fafoe Kecamatan 1 Unit Tenaga Kerja Lokal
Paud Fafoe 0 Malaka Barat
9 Perkerasan 600,000,00 Desa Rabasa Kecamatan 500 M Tenaga Kerja Lokal
Jalan 0 Malaka Barat
10 Penanaman 100,000.00 Desa Weoe, Weseben, 5000 Tenaga Kerja Lokal
Pohon 0 Desa Badarai Kcamatan Pohon
Magrove Wewiku dan desa
Rabasa, Rabasa Haerain,
Kecamatan Malaka
Barat, sepanjang pesisir
pantai lokasi PT IDK
Total 2,310,100,000
Sumber: Data CSR PT.IDK per bulan januari 2021
Dari data dalam table 4.3 diatas terlihat bahwa PT. IDK sudah mengeluarkan
anggaran sebesar Rp. 2,310,100,000,- guna membiayai 10 kegiatan CSR yang sudah
88
4.2.3 Efektifitas Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Tepat Waktu
karena apakah bantuan tersebut benar-benar dibutuhkan pada saat itu ataukah hanya
sebatas pada pemberian batuan secara formal saja. Tepat waktu, Dalam penelitian ini
bantuan tersebut.
kurang tepat waktu, hal tersebut karena kegiatan yang dilakuka oleh PT. IDK melalui
program CSR berbentuk pembangunan bukan pemberian sembako atau uang tunai
yang langsung bisa dikelola dan dipergunakan pada saat itu juga. Berikut
penjelasnnya:
Tepat waktu berarti pada saat dibutuhkan bantuan itu langsung ada, namun
tidak dengan bentuk CSR dari PT. IDK, penyataan tersebut disampaikan oleh
''Begini pak, tepat waktu itu kan kalau kita butuh bantuan, bantuan itu pas
ada. tapi CSR dari PT. IDK ini beda, bantuan yang diberikan bias any
berbentuk bangunan atau kegiatan lainnya sehingga tidak bisa langsung
dinikmati sesuai dengan keperluan pada saat itu namun fungsinya
berkepanjangan karena tidak langsung habis dipakai''.
Hal serupa juga disampaikan oleh Natalia Yohana Selaku informan Nomor
10, beliau mengatakan bahwa program CSR dari PT. IDK selama ini tidak
89
memberikan bantuan berupa beras, uang atau bantuan yang bisa langsung dipakai dan
habis namun PT. IDK memberikan bantuan berupa gedung sehingga bisa dipakai
''Menurut saya juga memang selama ini program CSR dirasa tidak tepat
waktu hal terbut karena selama ini CSR dari PT. IDK berbentuk
pembangunan gedung hal tersebut agar bisa dipakai dalam jangka waktu
yang lama, kalau kami kasi bantuang uang, beras, mie pasti sudah habis
dan hanya bisa dipakai pada saat itu saja''.
Tujuan
Dalam sub pokok ini, peneliti ingin melihat, meneliti dan mengetahui apakah
bentuk CSR yang telah dilakukan oleh PT. IDK sudah sesuai dengan tujuan dari
pemberian bantuan tersebut. Perubahan nyata, yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah perubahan yang terjadi dan terlihat serta dirasakan oleh penerima manfaat dari
CSR selama ini sudah mencapai tujuan karena apa yang dinginkan oleh
warga, itu yang dibangun oleh PT. IDK, ungkap Yohana Seuk Selaku informan
Nomor 2:
''Pelaksanaan CSR selama ini sudah mencapai tujuan karena apa yang
menjadi permintaan dari warga akan dibangun oleh PT. IDK namun
berupa bangunan atau kegiatan saja''.
Tujuan CSR itu untuk membantu warga sekitar perusahaan PT. IDK sesuai
dengan permintaan dan kebutuhan mereka, sehingga menurut saya tujuan CSR
terebut sudah tercapai. Penyataan tersebut disampaikan oleh Agustina Seran Selaku
90
''Sebenarnya tujuan CSR itu kan membantu warga sekitar perusahaan
sesuai dengan permintaan dan kebutuhan mereka, jadi menurut saya
tujuannya sudah tercapai karena bangunan yang dibangun adalah
keinginan warga selama ini agar anak mereka bisa bersekolah dan
hasilnya sekarang anak-anak kecil sudah bersekolah di PAUD yang
dibangun oleh PT. IDK tersebut''.
Tujuan dari pembangunan yang dilakukan oleh PT. IDK melalui program
CSR sudah mencapai tujuan. Hal tersebut karena tujuan dari CSR adalah gambaran
keinginan dari warga sekitar PT. IDK itu sendiri, ungkap informan Nomor 9 Petrus
Seran.
''Saya rasa tujuan dari pembangunan yang sudah dilakukan oleh PT. IDK
melalui program CSR sudah mencapai tujuan, hal tersebut karena apa
yang telah dibangun oleh PT. IDK melalui program CSR merupakan
keinginan, harapan dari warga sekitar perusahaan dan hal tersebut
merupakan tujuan dari pembangunan tersebut''.
Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui tentang perubahan nyata yang terjadi
di masyarakat setelah menerima bantuan dari program CSR PT. IDK. Perubahan
nyata, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi dan terlihat
serta dirasakan oleh penerima manfaat dari program Corporate Social Responsibility
Perubahan yang terjadi dengan adanya kegiatan CSR tersebut bisa dibilang
ada banyak. Perubahan tersebut bisa dilihat dari anak-anak kecil yang mulai banyak
yang mengikuti sekolah di PAUD tersebut, ungkap Yansen Manek Selaku informan
Nomor 4:
91
6 tahun yang ikut bersekolah di PAUD ini. Selain itu juga banyak anak-
anak yang menghabiskan waktunya untuk belajar bersama di PAUD dan
orang tua juga sudah tidak kuatir lagi saat anak mereka mulai
bersekolah''.
nyata terjadi dimasyarakat setelah adanya pembangunan PAUD oleh PT. IDK adalah
meningkat, hal tersebut bisa kita lihat darri jumlah siswa/I pada PAUD tersebut sudah
program CSR di daerah tersebut. Hal tersebut karena kami hanya membangun apa
yang dinginkan oleh warga sesuai dengan kebutuhan warga dalam jangka waktu
pemakian yang lama sehingga akan bertahan lama dan perubahan pun bisa kita lihat.
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Natalia Yohana Selaku informan Nomor 10.
''Selama ini kehadiran CSR selalu membawa perubahan yang nyata, hal
tersebut dikarenakan kegiatan CSR berbentuk pembangunan yang sesuai
dengan permintaa, keinginan dan kebutuhan warga sehingga akan
bertahan lama dan kita bisa lihat perubahan tersebut''.
92
BAB V
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil uraian wawancara diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Semua Informan memahami program CSR yang dilakukan oleh PT. IDK
2. Disebut tepat sasaran apabila kegiatan CSR diberikan kepada warga yang
membutuhkan waktu yang agak lama sehingga tidak langsung jadi, ada dan
IDK
93
5.2. SARAN
2. Bentuk CSR tidak hanya bangunan tapi juga bantuan sembako dan lain
94
DAFTAR PUSTAKA
95
Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep
Sustainability Management Dan Implementasi Di Indonesia, Bandung :
Refika Aditama
Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta,
Renhalindo. Kusnendi, (2008), Model-Model Persamaan Struktural , Bandung:
Alfabeta.
Mardikanto, Totok. 2014.Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial
Korporasi), Bandung, Alfabeta
Merlin dan Ismaeni Fahrul, 2013, Analisis Pengaruh Program Corporate Social
Responsibility Pt Chevron Geothermal Salak Terhadap Reputasi Perusahaan
Menurut Pandangan Masyarakat Sekitar Daerah Operasi, Jakarta : Universitas
Indonesia Metafurry,
Wulan, 2016, Peran Community Development perusahaan Batubara Dalam
Perekonomian Wilayah : Studi Kasus Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan, Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nur Indah Sari, Novi dkk., 2014, Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Citra : Survey Pada Masyarakat Yang Bekerja Di Pabrik Gula
Kebon Agung, Malang : Universitas Brawijaya
Nurjannah, Salam Noor Efni, Awza Rusmadi. 2013. Pengelolaan Corporate Social
Responsibility (CSR) Dalam Membangun Citra Perusahaan. Jurnal Ilmu
Komunikasi Vol 2 No 2 September 2013 Hlm 1-82
Nurmiyati., 2009, Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan romosi
Penjualan terhadap Citra Perusahaan , CV Aneka Ilmu Cabang Cirebon, Tesis,
Universitas Diponegoro Semarang.
Pratama P, Ringga V., 2011, Pengaruh Program Corporate Social Responsibility
Terhadap Citra PT. Pertamina (Persero) (Survei terhadap Program Bank
Sampah Kelurahan Kapuk Muara RW 05), Jakarta : Universitas Bina
Nusantara
Prayogo, Dody. 2011. Evaluasi program corporate Social Responsibility dan
Community Development pada industry tambang dan migas, Makara, Sosial
Humaniora Vol. 15, No 1. Juli 2011:43-58
Prayogo, Dody. 2013. Measuring Corporate Social Responsibility for Local
Communities in Mining, Oil and Gas Industries, The Case of Indonesia.
Journal of Economics and Sustainable Development, Vol.4 No.1
Prayogo, Dody dan Hillarius, Yosep. 2012. Efektifitas Program CSR/CD dalam
Pengentasan Kemiskinan : Studi Peran Perusahaan Geotermal di Jawa Barat.
Jurnal Sosiologi Masyarakat, Vol 17, No 1 Januari 2012:1-22
Suranta, Sri, 2007. Analisis Pengaruh Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban
Sosial (Corporate Social Reponsibility) terhadap Firm Value pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia,Surakarta : UNS
Sutojo, Siswanto, 2004. Membangun Citra Perusahaan, Jakarta : Damar Mulia
Pustaka
96
Theresia A dkk., 2015. Pembangunan Berbasis Masyarakat-Acuan bagi praktisi,
akademis dan pemerhati pengembangan masyarakat, Bandung, Alfabeta
Tjokrowinoto Moeljarto, , 1996, Pembangunan Dilema Dan Tantangan, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar
Ulum, Bahrul dkk., 2014, Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Citra
(survei pada Warga Sekitar PT. Sasa Inti Gending Probolinggo), Malang :
Universitas Brawijaya
Untung, Budi. 2014.CSR Dalam Dunia Bisnis, Yogyakarta, Andi Offset Untung,
Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility, Jakarta: Sinar Grafika Weston,
R. & Gore Jr., P.A., 2006, A Brief Guide To Structural Equation Modeling,
The Counselling Psychologist, 34:719 World Bussiness Council for
Sustainable Development (WBSBC), 2000, Corporate Social Responsibility :
Making Good Bussiness Sense, CH-1231 ConchesGeneva , Switzerland
Wibisono,
Yusuf. 2007. Membedah konsep dan aplikasi Corporate Social Responsibility, Fasco
Publishing
Widjaja, HAW. 2003, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli Bulat dan Utuh.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wijanto, SH., 2008, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8, Jakarta :
Graha Ilmu Yaskun, Mohammad & Cahyono,
Puguh. 2016, Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Citra Perusahaan : Studi Kasus Pada PT Semen Indonesia (Persero),
tbk, Lamongan : Universitas Islam Lamongan
Yusrilianda, Angga & Yulianti AL. 2013, Mengukur Pengaruh Program CSR
Terhadap Citra Perusahaan Bank BJB, Bandung: Universitas Telkom
97
Kuisioner Penelitian
EFEKTIFITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PT. INTI DAYA KENCANA DI KABUPATEN MALAKA
Oleh: Wilhelmus Lutan
Nama :
Organisasi :
Informan No. :
1. Pemahaman Program
sekitar perusahaan?
1.2 Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana caara mengetahui bentuk CSR yang tepat
disuatu tempat?
2. Tepat Sasaran
3. Tepat Waktu
yang tepat?
4. Tercapainya Tujuan
5. Perubahan Nyata
5.2 Menurut Bapak/Ibu, apa manfaat lain yang diperoleh dari pembangunan
I. PENERIMA MANFAAT
II. PERUSAHAAN