Dosen Pembimbing:
oleh
Dewi Masitoh
13.04.011
Puji dan syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan tugas proposal
penelitian yang berjudul “Proposal Penelitian Efektivitas Pelaksanaan CSR PT.
Timah (Persero) Tbk dalam Meningkatkan kesejahteraan Keluarga Miskin di
Desa Air Duren Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka.”
proposal penelitian ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Proposal Penelitian Efektivitas Pelaksanaan CSR PT. Timah (Persero) Tbk
dalam Meningkatkan kesejahteraan Keluarga Miskin di Desa Air Duren
Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Diharapkan dengan adanya proposal penelitian ini dapat memenuhi penilaian
Tugas mata kuliah Metode Penelitian Pekerjaan Sosial Kuantitatif.
Semoga proposal penelitian “Proposal Penelitian Efektivitas Pelaksanaan
CSR PT. Timah (Persero) Tbk dalam Meningkatkan kesejahteraan Keluarga
Miskin di Desa Air Duren Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka” ini bisa
menambah wawasan dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.
Penulis juga mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah SWT.
sehingga proposal penelitian “Proposal Penelitian Efektivitas Pelaksanaan CSR
PT. Timah (Persero) Tbk dalam Meningkatkan kesejahteraan Keluarga Miskin di
Desa Air Duren Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka” telah selesai dalam
menulis proposal penelitian ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
iii
3.6 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Lahirnya CSR di pengaruhi oleh fenomena DEAF di dunia industri. DEAF adalah
akronim dari Dehumanisasi, Emansipasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi (Suharto,2009:
105-106). (CSR) perlu dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta adanya
jurangyang semakin menganga antara kemakmuran dan kemelaratan, baik pada tataran
global maupun nasional. Oleh karena itu (CSR) harus merupakan komitmen dan
kepedulian genuine dari para pelaku bisnis untuk ambil bagian mengurangi masalah
kemanusiaan.
Pandangan bahwa dunia bisnis memiliki tanggung jawab yang lebih dari sekedar
meningkatkan kemakmuran ekonomi semata bukanlah hal yang baru. Sepanjang catatan
sejarah, peranan organisasi-organisasi yang memproduksi barang dan jasa bagi pasar
selalu dikaitkan dengan aspek sosial, politik, dan bahkan militer. Pada awal abd ke- 19,
perusahaan sebagai sebuah bentuk organisasi bisnis berkembang pesat di Amerika , lalu
pada pertengahan abad ke- 20, CSR sudah dibahas di Amerika oleh para pakar bisnis
semisal Peter Ducker dan mulai dimasukkan dalam literature dan CSR semakin
berkembang serta terus menjadi isu kunci dalam konteks manajemen, pemasaran, dan
akuntasi di Inggris, Amerika, Eropa, Canada, dan negara lain.
Di Indonesia, istilah CSR semakin popular digunakan sejak tahun 1990-an.
Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity)
atau “aktivitas sosial perusahaan” (Suharto, 2010: 16-17). Pada awal perkembangan nya,
bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi
local dan masyarakat miskin di seputar perusahaan. Perusahaan yang termasuk
melakukan nya termasuk dalam kategori “perusahaan impresif”, yang lebih
mementingkan “tebar pesona” (promosi) ketimbang “tebar karya” (pemberdayaan).
Perusahaan-perusahaan seperti PT. Unilever, Kaltim Prima Coal, Riau Pulp, Pertamina,
PT. Timah (Persero) Tbk serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat
dalam menjalankan CSR di Indonesia.
1
Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun
kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaanya semakin bervariasi, dilihat dari
kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001
menunjukkan bahwa dana CSR di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah arau
sekitar 11,5 juta dollar AS dari 180 perusahaan yang di belanjakan untuk 279 kegiatan
sosial yang terekam oleh media massa. (Saidi dan Abidin, 2004: 64)
Ide mengenai Tanggung jawab Sosial Perusahaan (TSP) atau yang dikenal
dengan Corporate Social Responsibility (CSR) juga kini semakin diterima luas. Namun
demikian, sebagai konsep yang masih relative baru, CSR masih tetap kontroversial bagi
kalangan pebisnis maupun akademisi.
CSR dapat di definisikan sebagai suatu kepedulian organisiasi bisnis untuk
bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan
kepentingan publik. Secara konseptual (Schermerhorn, 1993) . CSR adalah sebuha
pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis
mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)
berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (nuryana,2005).
PT. Timah (Persero) Tbk yang terletak di Provinsi Bangka Belitung adalah salah
satu perusahaan pertambangan timah terbesar di Indonesia. PT Timah (Persero) Tbk
mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah
berlangsung lebih dari 200 tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan
tersebar di daratan dan perairan yang hanya berada di pulau Bangka, Belitung, Singkep,
Karimun dan Kundur. Setelah kemerdekaan R.I., ketiga perusahaan Belanda tersebut
dinasionalisasikan antara tahun 1953-1958 menjadi tiga Perusahaan Negara yang
terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-
tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga
perusahaan negara tersebut, pada tahun 1968, ketiga perusahaan negara dan BPU tersebut
digabung menjadi satu perusahaan yaitu Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.
Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 1969, pada tahun 1976 status PN Tambang Timah dan Proyek Peleburan
Timah Mentok diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi PT
2
Tambang Timah (Persero). Untuk memfasilitasi strategi pertumbuhan melalui
diversifikasi usaha, pada tahun 1998 PT Timah (Persero) Tbk melakukan reorganisasi
kelompok usaha dengan memisahkan operasi perusahaan ke dalam 3 (tiga) anak
perusahaan, yang secara praktis menempatkan PT Timah (Persero) Tbk menjadi induk
perusahaan (holding company) dan memperluas cakupan usahanya ke bidang
pertambangan, industri, keteknikan, dan perdagangan.
PT. Timah (Persero) Tbk memiliki kuasa penambangan seluas 273.124 Ha atau
27,56 % dari luas Pulau Bangka yang tersebar hampir diseluruh wilayah kecamatan.
Fenomena seperti inipun terjadi di kecamatan Pemali, kabupatenBangka. Kecamatan
Pemali mempunyai luas wilayah sebesar 127,87 km2, yang terdiri dari 6Desa. Dari luas
daerah 127,87 km2 , 56,3 km2 nya telah di gunakan sebagai tempat penambangan timah
di kecamatan pemali. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Pemali sebanyak 22.803
jiwa dengan jumlahpenduduk yang berprofesi sebagai penambang sebanyak 116 orang.
Selama puluhan tahun parapenduduk di Kecamatan Pemali telah menggantungkan
hidupnya pada penambangan timah.
Selaras dengan visi PT. Timah (Persero) Tbk sebagai perusahaan pertambangan
kelas dunia, maka komitmen dan kepedulian PT. Timah (Persero) Tbk terhadap
Tanggung Jawab Sosial merupakan konstribusi PT. Timah (Persero) Tbk secara
maksimal terhadap masalah global yaitu Program Berkelanjutan (Sustainable Programs).
Sepanjang tahun 2014 PT Timah (Persero) Tbk kembali menyalurkan Program
Kemitraan Dana Bergulir Semester 1 tahun 2014 sebesar Rp. 9.751.500.000 kepada 300
usaha kecil dan koperasi dan sebagian warga masyarakat penerima manfaat yang
tersebar di wilayah operasional PT Timah (Persero) Tbk. Program berkelanjutan tidak
saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, program
berkelankutan mencakup tiga lingkup kebijakan : pembnagunan ekonomi, pembangunan
sosial, dan perlindungan lingkungan (people,profit, dan planet).
Terkait dengan pelaksanaa CSR, PT. Timah (Persero) Tbk telah membentuk
beberapa program di masyarkat. diantara lain :
1. Aspek Sosial dan Lingkungan
Program Bina Lingkungan (BL) pada umumnya dilakukan dalam bentuk
pemberian donasi/sumbangan yang pendanaannya berasal dari penyisihan laba
3
Perseroan. Pemberian bantuan yang dimaksud meliputi : bantuan korban bencana alam,
bantuan pendidikan pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan
sarana/prasarana umum, bantuan sarana ibadah dan bantuan pelestarian alam.
memberikan bantuan kepada korban bencana alam seperti yang terjadi di Cianjur, Jawa
Barat dan Padang, Sumatera Barat dimana dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut
dilakukan berkoordinasi dengan berbagai kegiatan serupa yang diinisiasi Perseroan
sebagai bagian dari gerakan BUMN Peduli.
2. Aspek keagamaan, pembangunan sarana ibadah seperti pembangunan masjid
dimana pembangunan rumah ibadah memang menjadi prioritas dengan tujuan bisa
membantu kelancaran serta kemudahan warga dalam beribadah.
3. Aspek Pendidikan
Di sektor pendidikan, membantu pembangunan 2 unit gedung baru Universitas
Bangka Belitung, dan penyerahan Politeknik Manufaktur (Polman) Timah ke Pemerintah
Propinsi Bangka Belitung, yang diikuti peningkatan status sebagai politeknik negeri.
Meski telah diserahkan ke pemerintah daerah,PT Timah (Persero) Tbk tetap memberikan
dukungan operasional sebagai wujud tanggung jawab guna memastikan kualitas
pendidikan Polman Timah menjadi lebih baik. Selain itu PT Timah (Persero) Tbk juga
melaksanakan program kelas unggulan di SMU Negeri I Pemali dan berperan aktif dalam
Program Central Languange Improvement (CLI), yakni program yang diperuntukkan
bagi pelajar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa inggris.
4. Aspek Kesehatan
Untuk sektor kesehatan, PT Timah (Persero) Tbk membagikan mobil ambulan
kesehatan gigi dan mulut kepada dinas kesehatan yang adan di lingkungan
kota/kabupaten di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang nantinya unit ambulan ini
akan digunakan dinas kesehatan setempat untuk melakukan sosialisasi pentingnya
kesehatan gigi dan mulut, mengingat tingkat kerusakan gigi dan mulut di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung terbilang relatif tinggi.
Atas dasar latar belakang di atas, hal tersebut menimbulkan pemikiran penulis untuk
melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pelaksanaan CSR PT. Timah (Persero) Tbk
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Miskin di Desa Air Duren Kecamatan
4
Pemali Kabupaten Bangka ” . Dengan alasan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
CSR yang dilakukan PT. Timah (Persero) Tbk dalam meningkatkan kesejahteraan pada
keluarga miskin
Untuk menjawab masalah tersebut maka akan di tarik beberapa sub-suh permasalahan,
yaitu :
1. Bagaimanakah pendekatan awal CSR PT Timah (Persero) Tbk dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga miskin di desa Air Duren ?
2. Bagaimanakah identifikasi masalah dan kebutuhan yang dilakukan oleh CSR PT Timah
(Persero) Tbk dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di desa Air Duren?
3. Bagaimanakah penerapan program CSR PT Timah (Persero) Tbk dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga miskin di Desa Air Duren?
4. Bagaimanakah keberhasilan program CSR PT Timah (Persero) Tbk dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga miskin di desar Air duren?
5. Apakah harapan-harapan keluarga miskin di desa Air Duren terhadap program CSR PT.
Timah (Persero) Tbk?
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis yang
nantinya akan diuji kebenarannya. Hipotesis penelitian di dalam proposal penelitian ini adalah
menguji adanya Efektivitas Pelaksanaan CSR PT. Timah (Persero) Tbk (X) dalam Meningkatkan
kesejahteraan Keluarga Miskin di Desa Air Duren Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka (Y).
5
penelitian ini antara lain untuk mengetahui :
1. Menggambarkan Pendekatan awal CSR PT Timah (Persero) Tbk dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di desa Air Duren Menggambarkan
2. Menggambarkan Identifikasi masalah dan kebutuhan yang dilakukan oleh CSR
PT Timah (Persero) Tbk dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di
desa Air Duren?
3. Menggambarkan penerapan program CSR PT Timah (Persero) Tbk dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di Desa Air Duren
4. Menggambarkan keberhasilan program CSR PT Timah (Persero) Tbk dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di desar Air duren
5. Menggambarkan harapan-harapan keluarga miskin di desa Air Duren terhadap
program CSR PT. Timah (Persero) Tbk
a. Manfaat teoritis
Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek pekerjaan sosial
terutama di bidang Industri tentang CSR.
b. Manfaat praktis
6
4. Memberikan pemahaman kepada dunia usaha tentang pentingnya peran
perusahaan bagi masyarakat melalui pelaksanaan CSR.
Dalam rangka mempermudah dalam menganalisis isi dari pembahasan setiap bab yang
ada pada penelitian ini secara menyeluruh, maka dikemukakan dibawah ini. Penyajian proposal
penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bagian awal memuat halaman sampul depan, halaman judul, halaman kata pengantar,
Bagian Utama terbagi atas bab dan sub bab yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab tinjauan pustaka ini meliputi hasil telaah dari penelitian yang berisi tentang hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang saat ini dilakukan. Serta Landasan
teori mengenai pembahasan dari topik yang diangkat.
Dalam bab ini memuat penjelasan mengenai metode penelitian yang dilakukan yakni: Desain
Penelitian, Sumber Data, Definisi Operasional, Populasi Dan Sampel, Uji Validitas dan
Reliabilitas Alat Ukur, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
outcome
Efektivitas =
output
Salah satu ciri ilmu kesejahteraan sosial adalah upaya pengembangan metodologi
untuk menangani berbagai macam masalah sosial, baik tingkat individu, kelompok,
keluarga maupun masyarakat ( Adi, 1994: 3-5).
13
Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari usaha-usaha
pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial, untuk membantu individu- individu dan
kelompok dalam mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar
individu dan relasi-relasi sosialnya memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengembangkan kemampuan- kemampuannya serta meningkatkan atau menyempurnakan
kesejahteraan sebagai manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Walter A.Friendlander
Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan
sosial dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk membantu individu-individu dan
kelompok-kelompok agar mencapai standar-standar kehidupan dan kesehatan yang
memuaskan, serta hubungan-hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka
kembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan
kebutuhan-kebutuhan keluarga maupun masyarakat.
4. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kesejahteraan sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan
membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial
mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui tehnik-tehnik dan metode-metode dengan
maksud agar memungkinkan individu- individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-
komunitas memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyesuian
diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerjasama
untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial.
5. Alfred J.Khan
Kesejahteraan sosial terdiri dari program-program yang tersedia selain yang tercakup
dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan kebutuhan dasar seperti kesehatan,
pendidikan kesejahteraan, dengan tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan
berfungsinya individual, agar dapat mudah menggunakan pelayanan-pelayanan maupun
lembaga-lembaga yang ada pada umumnya serta membantu mereka yang mengalami
kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka
2. Usaha Kesejahteraan Sosial
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974, Usaha-Usaha
kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program, dan kegiatan yang ditujukan untuk
mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan
sosial.
Usaha kesejahteraan sosial mengacu pada program, pelayanan, dan berbagai kegiatan
14
yang secara konkret berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah-masalah yang dihadapi
anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial dapat diarahkan pada individu, keluarga,
kelompok atau komunitas. Beberapa contoh dari Usaha kesehjateraan sosial yang searah
dengan tujuan pembangunan ekonomi adalah:
a. Beberapa tipe unit usaha kesejahteraan sosial yang secara langsung memberikan
sumbangan terhadap peningkatan produktifitas individu, kelompok ataupun masyarakat
contohnya adalah pelayanan konseling pada generasi muda dan lain-lain.
b. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang berupaya untuk mencegah atau meminimalisir
hambatan (beban) yang dapat dihadapi oleh para pekerja (yang masih produktif).
c. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang memfokuskan pada pencegahan dampak negatif
urbanisasi dan industrialisasi pada kehidupan keluarga dan masyarakat atau membantu
mereka agar dapat mengidentifikasi dan mengembangkan “pemimpin” dari suatu komunitas
lokal.
Beberapa karakteristik usaha kesejahteraan sosial :
1. Menanggapi kebutuhan manusia.
2. Usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas masyarakat
perkotaan yang modern.
3. Kesejahteraan sosial mengarah ke spesialisasi, sehingga lembaga kesejahteraan sosialnya
juga menjadi tersepesialisasi.
4. Usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas (Adi,1994:6-10).
3. Fungsi keluarga
Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) ada 3 fungsi pokok keluarga
terhadap anggota keluarganya, adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh
dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.
17
4. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
1. Pengertian Kemiskinan
Menurut Heru Nugroho (1995:38) kemiskinan adalah hasil produk dari
konstruksi sosial, sehngga yang dilakukan justru menimbulkan dominasi baru atau
terjadinya dialektika pembangunan. Sialektika pembangunan yang terjadi antara lain:
Pembangunan yang diharapakan terjadi trikle down effect, justru menimbulkan trikle
up effect karena daya sedot akumulasi capital lebih kuat ke pusat dibandingkan dengan
pemertaan pembangunan melalui program-program anti kemiskinan;
Pembangunan yang dilakukan hanya membebaskan “orang dari”, belum
membebaskan”oang untuk”. Hal ini berarti bahwa pembangunan tersebut baru
membebaskan didi dari rasa lapar, dan elum membebaskan diri untuk mengekspresikan
kemmapuan diri dan mengoreksi pembangunan itu sendiri;
Para akademisi terjebak dalam penelitian yang teknis sehingga rekomendasi bagi
pengentasan kemiskinan hanya mencapai sasaran teknis, yang berupa dimensi kemiskinan
yang bias diukur (material well being), dan tidak memperdayakan masyarakat itu sendiri,
yang berupa social well being.
Pendapat dari Sutanyo (2005:4) ciri-ciri kemiskinan sebagai berikut :
18
1. Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan pada umumnya tidak
memiliki faktor produksi, sendiri: tanah yang cukup, modal
ataupun ketampilan.
2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk
memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri. syarat berat dan
bunga yang amat tinggi.
3. Waktu untuk mencari makan sehingga tidak ada lagi waktu untuk
belajar. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tak dapat
meyelesaikan sekolah karena harus membantu orang tuanya mencari
nafkah tambahan.
4. Didorong oleh kesulitan hidup di desa, maka banyak di antara mereka
mencoba berusaha ke ota (urbanisasi) untuk mengadu nasib. Banyak
di antara mereka yang yang hidup di kota masih muda dan tidak
mempunyai ketrampilan atau skill da pendidikan.
B. Indikator Kemiskinan
Indikator untuk menentukan fakir miskin yang dimaksud menurut Departemen Sosial
RI, ( 2005 : 13-14 ) sebagai berikut:
1. Penghasilan rendah, atau berada dibawah garis sangat miskin yang
dapat diukur dari tingkat pengeluaran per orang per bulan berdasarkan
standar BPS per wilayah propinsi dan Kabupaten Kota.
2. Ketergantungan pada batuan pangan untuk penduduk miskin (seperti
zakat/beras untuk orang miskin/santunan sosial).
3. Keterbatasan kepemilikan pakaian untuk setiap anggota keluarga per
tahun (hanya mampu memilki 1 stel pakaian lengkap per orang per
tahun)
4. Tidak mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota
keluarga yang sakit.
5. Tidak mampu membiayai pendidikan dasar 9 tahun bagi anak-anaknya
6. Tidak memilki harta (asset) yang dapat dimanfaatkan hasilnya atau
dijual untuk membiayai kebutuhan hiodup selama tiga bulan atau dua
kali batas garis sangat miskin.
7. Tinggal dirumah yang tidak layak huni.
19
8. Sulit memperoleh air bersih.
c. Penyebab Kemiskinan
Sutandyo (2005:8) mengatakan faktor yang melatarbelakangi, akar penyebab
kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua katagori:
“Pertama, kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan yang timbul sebagai akibat
sumber-sumber daya yang langka jumlahnya dan atau karena tingka perkembangan
teknomogi yang sangat rendah. Kedua, kemiskinan buatan, yakni kemiskinan yang
terjadi karena struktur sosial yang ada membuat anggota atau kelompok masyarakat
tidak mengusai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas anggota masyarakat dari
kemiskinan.”
Kemiskinan alamaiah artinya faktor-faktor yang menyebabkan suatu
kekayaan masyarakat menjadi miskin adalah secara alami memang ada, dan bukan
bahwa akan ada kelompok atau individu di dalam masyarakat tersebut yang lebih
miskin dari yang lain. Mungkin saja dalam keadaan kemiskinan alamiah tersebut
akan terdapat perbedaan-perbedaan kekayaan, tetapi dampak perbedaan tesebut akan
diperlunak atau dieleminasi oleh adanya pranata-pranata tradisional, seperti pola
hubungannya jiwa gotong royng, dan sejenisnya yang fungsional untuk meredam
kemungkinan timbulnya kecemburuan sosial.
Kemiskinan buatan dalam banyak hal terjadi bukan karena seorang individu
atau anggota keluarga malas bekerja atau karena mereka terus menerus sakit.
Berbeda dengan perpeksif modernisasi ang cenderung memvonis kemiskinan
bersumber dari lemahnya etos keja, tidak dimlikinya etika wirausaha atau karena
budaya yang tidak terbiasa dengan kerja keras. Kemiskinan buatan diidentikkan
dengan pengertian kemiskinan structural dan yang dimaksud dengan kemiskinan
structural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat, karena
struktur masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber-smber pendapatan
yang tersedia bagi mereka.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
21
b. Sumber data sekunder adalah sumber data dalam penelitian ini diperoleh
secara tidak langsung dari responden dan dari studi dokumen ataupun dari
literatur buku-buku yang ada diperpustakaan.
Populasi yang akan diambil adalah kepala keluarga Miskin yang tinggal di Desa Air
Duren Kecamatan Pemlai Kabupaten Bangka yang berjumlah 55 KK.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil digunakanteknik sampling
jenuh . Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumalh populasi
relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sample jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sample.
2. Observasi nonpartisipan
Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen
dengan menggunakan observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi
yang dirancang secraa sistemartis , tentang apa yang akan di amati , kapan dan
dimana tempat nya. Obeservasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu
denga pasti tentang variabel yang akan diamati . Dalam melakukan pengamatan
peneliti melakuakn instrumen dengan penelitian yang telah teruji validitas dan
realibilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau angket tertutup dapat juga di
jadikan sebagai pedoman observasi.
3. Studi Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan memakai media berupa catatan, gambar, foto,
ranskip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda,dan sebagainya. Studi
22
dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang di peroleh agar data tersebut
lebih akurat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Nazir, Mohammad. (1998). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia.
DEPSOS dan KOPMA STKS Bandung, 2003, Hasil Penelitian Kemiskinan dan
KeberfungsianSosial , KOPMA STKS Bandung.
ICMI Pusat, ICMI ORWIL DIY dan PPSK Jogjakarta, 1995, Kemiskinan dan Kesenjangan
di Indonesia, Aditya Media, Jojakata
Sutandyo, 2005, Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial” Ketika Pembangunan Tak Berpihak
Kepada Rakyat Miskin, Airlangga University Press, Surabaya.
25
Setiadi. (2008). Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sri Setyowati, A. M. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Radiati, Maria R Nindita. 2008. CSR untuk pemberdayaan Ekonomi Lokal. Jakarta:
Indonesia Business Links.
http://www.timah.com/v2/ina/sustainability/7510052012113327/program-sosial/
http://www.timah.com/v2/ina/sustainability/410052012113120/program-kemitraan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_%28perusahaan%29
http://www.timah.com/v2/ina/news-event/3314052010121758/berita/4608052014141418/pt-
timah-salurkan-program-kemitraan-rp-9-7-m/
26