Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas hidayah-Nya penulis dapat


menyelesaikan MAKALAH “BUDIDAYA JAGUNG DAN UBI JALAR”
Teknologi budidaya jagung dan ubi jalar merupakan materi yang perlu diketahui
oleh mahasiswa, karena melihat maraknya perkembangan teknologi didalam
pemberdayaan tanaman budidaya ubi jalar perlu juga diaplikasikan agar mampu
meningkatkan mutu pendidikan yang lebih efektif terutama di bidang pertanian.
Terima kasih kepada semua yang telah berperan aktif dalam penyelesaian
makalah ini terutama pembimbing, kritik dan saran diperlukan sangat diharapkan
untuk pengembangan materi makalah ini. Terima kasih

Jambi, 7 Desember 2019

Penulis

1
Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 3


1.2 Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 5

2.1. Jagung............................................................................................................5
2.2. Ubi Jalar........................................................................................................20

BAB III.PENUTUP.................................................................................................... 8

3.1.Kesimpulan............................................................................................................. 33
3.2 Saran........................................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA

2
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini
didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan
semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.
Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi
karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua
setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri
di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun
industri pakan ternak khusus pakan ayam. Dengan semakin berkembangnya
industri pengolahan pangan di Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan
semakin meningkat pula. Saat ini usaha peningkatan produksi jagung di Indonesia
telah digalakan melalui program Upaya Khusus (UPSUS) Swasembada pangan.
Program peluasan areal tanaman jagung selain memanfaatkan lahan kering juga
lahan sawah, baik sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan melalui
pengaturan pola tanam. Usaha peningkatan produksi jagung melalui program
intensifikasi adalah dengan melakukan perbaikan teknologi dan manajemen
pengelolaan. Usahausaha tersebut nyata meningkatkan produktivitas jagung
terutama dengan penerapan teknologi inovatif yang lebih berdaya saing
(produktif, efisien dan berkualitas) telah dapat menghasilkan jagung sebesar 7 - 9
ton/ha seperti ditemukannya beberapa varietas ungul baru dengan tingkat
produktvitas tinggi dan metode manajemen pengelolaan tanaman dan sumberdaya
secara terpadu.
Ubi jalar atau ketela rambat atau ‘’sweet potato’’ diduga berasal dari Benua
Amerika. Para ahli Botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi
jalar adalah Selandia Baru, Polenesia dan Amerika bagian tengah. Nikolai
Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum

3
primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar
keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16.
Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina,
Jepang dan Indonesia. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke
seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 1968 Indonesia merupakan
Negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia. Sentra produksi ubi jalar adalah
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya, dan Sumatra Utara.
Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial untuk dijadikan
alternatif pengganti terigu ialah ubi jalar. Keberadaan ubi jalar cukup dikenal oleh
masyarakat Indonesia, bahkan di beberapa daerah seperti Papua, ubi
jalar dijadikan sebagai makanan pokok. Selain itu, ditinjau dari segi potensinya,
ubi jalar memiliki prospek yang cukup bagus sebagai komoditas pertanian
unggulan. Sebagai tanaman palawija yang memiliki potensi produksi ± 25-40
ton/ha dan waktu tanam yang relatif singkat (3,5-6 bulan), saat ini ubi jalar
merupakan tanaman umbi-umbian yang paling produktif (Widhi dan Dahrul ,
2008). Ubi jalar merupakan salah satu komodtas bahan pangan penting d
Indonesia.

1.2. Tujuan
Untuk mengetahui asal usul tanaman jagung dan ubi jalar, botani tanaman
jagung dan ubi jalar, klasifikasi tanaman jagung dan ubi jalar, varietas jagung dan
ubi jalar, sifat tanaman jagung dan ubi jalar tersebut, syarat tumbuh tanaman
jagung dan ubi jalar, dan bagaimana penyiapan benih tanaman jagung dan ubi
jalar yang baik dan benar, penyiapan lahan jagung dan ubi jalar, penanaman dan
pemupukan pada jagung dan ubi jalar, pengedalian hama dan penyakit pada
jagung dan ubi jalar, dan yang terakhir panen dan pasca panen pda tanaman
jagung dan ubi jalar.

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jagung
A. Asal Usul Tanaman Jagung
Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara
umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau
Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang
telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.
1. Teori Asal Asia
Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia diduga berasal dari Himalaya. Hal
ini ditandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coix spp.)
dengan famili Andropogoneae. Kedua spesies ini mempunyai lima pasang
kromosom. Namun teori ini tidak mendapat banyak dukungan.
2. Teori Asal Andean
Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru, Bolivia, dan
Ekuador. Hal ini didukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal dari Amerika
Selatan dan jagung Andean mempunyai keragaman genetik yang luas, terutama di
dataran tinggi Peru. Kelemahan teori ini adalah tidak ditemukan kerabat liar
jagung seperti teosinte di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf seorang ahli biologi
evolusi yang mengkhususkan perhatian pada tanaman jagung menampik hipotesis
ini.
3. Teori Asal Meksiko
Banyak ilmuwan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko, karena jagung
dan spesies liar jagung (teosinte) sejak lama ditemukan di daerah tersebut, dan
masih ada di habitat asli hingga sekarang. Hal ini juga didukung oleh
ditemukannya fosil tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dan kedua spesies
mempunyai keragaman genetik yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek
moyang (progenitor) tanaman jagung.
Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan)
sekitar 8.000-10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol
jagung dengan ukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000
tahun. Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp.
Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar
yang berasal dari lembah Sungai Balsas, lembah di Meksiko Selatan. Bukti

5
genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung
adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar dan ditanam di
seluruh dunia.

B. Botani Tanaman Jagung


Tanaman semusim (annual) yang dalam budidaya menyelesaikan satu daur
hidupnya dalam 80-150 hari (sekitar 3 sampai 5 bulan), tergantung kultivar dan
saat tanam. Istilah "seumur jagung" menggambarkan usia rata-rata jagung yang
berkisar tiga sampai empat bulan. Sekitar paruh pertama dari daur hidup
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap reproduktif.
Sebagian jagung merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi
jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu,
biasanya 12,5 jam.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Rata-rata dalam budidaya mencapai
2,0 sampai 2,5 m, meskipun ada kultivar yang dapat mencapai tinggi 12 m pada
lingkungan tumbuh tertentu[16]. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum rangkaian bunga jantan (malai). Meskipun ada yang
dapat membentuk anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini. Tangkai batang beruas-ruas dengan tiap ruas kira-kira 20 cm.
Dari buku melekatlah pelepah daun yang memeluk tangkai batang. Daun tidak
memiliki tangkai. Helai daun biasanya lebar 9 cm dan panjang dapat mencapai
120 cm.
Sebagai anggota monokotil, jagung berakar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20 cm. Tanaman
yang sudah cukup dewasa memunculkan akar adventif dari buku-buku bagian
terbawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana pada sorgum dan tebu.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batangnya beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang
muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung
zat kayu (lignin).
Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai
daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan tangkai daun terdapat lidah-

6
lidah (ligula). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada
yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang
khas dimiliki Poaceae (suku rumput-rumputan). Setiap stoma dikelilingi sel-
sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon
tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jika tanaman mengalami
kekeringan, sel-sel kipas akan mengerut, menutup lubang stomata, dan membuat
daun melipat ke bawah sehingga mengurangi transpirasi.
Susunan bunga jagung adalah diklin, yaitu memiliki bunga jantan dan bunga
betina yang terpisah dalam satu tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga
tersusun majemuk, bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina
dalam bentuk tongkol. Pada jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan
yang dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Rangkaian bunga jantan
tumbuh di bagian puncak tanaman. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma
wangi yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tangkai tongkol tumbuh
dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar
unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
jagung prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari
lebih dini daripada bunga betinanya (protandri)
C. Klasifikasi Tanaman Jagung
Taksonomi tanaman jagung menurut Riwandi, et.al (2014) diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Poales (Graminales)
Famili : Poaceae (Graminae)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

 Varietas Jagung Berdasarkan Sifat dan Endospermae


1. Jagung gigi kuda (Dent corn) Zea mays identata
Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Meksiko Utara, kemudian di Eropa.
Sebagian besar dijadikan makanan ternak. Di Indonesia jenis jagung ini jarang
ditanam karena tidak tahan tarhadap hama bubuk dan cocok untuk dibuat tepung

7
jagung. Bagian pati yang keras pada jagung ini berada dibagian sisi biji,
sedangkan bagian pati yang lunak berada pada bagian tengah sampai ujung biji.
Tipe jagung gigi kuda ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Ciri khas biji
jagung kuda adalah adanya lekukan dibagian tengah atau atau bagian atas biji,
batangnya tingi dan panjang tumbuhnya tegap dan umurnya lama .Setiap batang
tumbuhnya 1-2 tongkol. Biji-bijian tanaman jagung kuda berukuran besar yang
terbagi dalam beberapa baris dan berwarna kuning, putih atau kadang-kadang
berwarna lain, beratnya per 1000 biji antara 300-500 gr. Cara penyimpanannya
ditaruh di tempat yang teduh dan strategis dimasukan ke gudang, disortir dengan
memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam ,
kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan di dalam wadah yang dingin. Pada
waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut
dari pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Tipe biji
dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung hibrida tipe dent adalah tipe
jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, terutama di Jawa, kira-
kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah gigi kuda).
2. Jagung mutiara (flint corn) Zea mays indurata
Tipe biji jagung mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena
bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian
atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji
bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia tergolong
ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau
Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama
gudang.
Jagung ini banyak terdapat di dunia terutama di Amerika Serikat dan
Argentina. Sebagian digunakan untuk keperluan pakan ternak. Kalau di Indonesia
dimanfaatkan untuk konsumsi manusia dan ternak. Tanaman jagung mutiara dapat
beradaptasi baik di daerah tropis dan subtropis.
Umur tanaman jagung ini agak lama demikian juga jumlah dan tumbuhan
janggel (tongkol bermacam-macam. Beratnya per 1000 biji antara 100-700 gr.
Dan bentuknya agak bulat dan ukurannya lebih kecil dari pada biji jagung model
gigi kuda , warnanya bervariasi , putih, kuning dan juga agak merah. Biji jagung
mutiara tidak berkerut saat mengering sehingga lebih tahan terhadap serangan

8
hama gudang dan gangguan gudang dan gangguan dari luar, seperti keadaan hujan
tidak teratur, sedangkan biji jagung gigi kuda berkerut (perbedaannnya).
3. Jagung Manis (Sweet Corn) Zea mays saccharata
Jagung manis ( Zea mays saccharata ) diusahakan secara besar besaran di
Amerika Serikat dan Meksiko. Produksi jagung manis digunakan bahan
pembuatan sirup, karena mengandung zat gula yang sangat tinggi. sedangkan di
Indonesia jagung manis baru mulai ditanam kurang lebih sekitar tahun 2000 dan
dalam beberapa tahun terakhir ini jagung manis menjad mata dagangan ekspor ke
pasar dunia. Biji jagung manis akan mengalami pengeriputan dan transparan
setelah masak. Dan biji yang belum masak kaya akan kandungan kadar gula lebih
tinggi daripada pati. Sifat Jagung manis ditentukan oleh gen sugary yang resesif
pada jagung manis. Ciri khas jagung manis adalah biji-biji yang masih muda
bercahaya dan berwarna jernih, biji yang telah masak dan kering berkeriput
(mengerut). untuk membedakan dapat dilihat dari rambut tongkol berwarna putih.
Jika rambutnya berwarna merah berarti jaung biasa. Apabila ada yang berminat
menanam jagung manis ini terlebih kita melihat umur tanam yang berkisar antara
60-70 hari, namun di dataran tinggi mencapai 80 hari. Bentuk biji jagung manis
pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis yang belum masak
mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu
gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen
muda pada saat masak susu (milking stage).
Jagung manis apabila ditanam satu tempat dengan jagung biasa maka akan
berubah rasa manis, karena jagung ini tidak bisa mempertahankan sifat terhadap
penyerbukan silang, sebaiknya menanam jagung manis dan jagung biasa agak
berjauhan (minimal 100 meter) atau pada batas petakan ditanam tanaman
pelindung sebagai pembatas.
4. Jagung Brondong( Pop Corn) Zea mays everta
Jagung Berondong (Zea mays everta) diusahakan secara besar-besaran di
Amerika terutama Iowa, Nebrazka dan Meksiko. Ciri-cinya bijinya kecil-kecil
seperti terdapat di Mall–Mall atau pertokoan hampir seluruh bentuk (endosperm)
merupakan bagian yang keras, serta jika dipanaskan dapat mengembang 10-30
kali dari volume semula.
Biji jagung berondong ini berwarna putih atau kekuning–kuningan dengan
bentuk yang agak meruncing dan tongkolnya berukuran kecil . bila ditimbang

9
bijinya yang 1000 biji maka beratnya mencapai antara 80 – 130 gr. Jenis jagung
ini ada dua tipe satu diberi nama rice pop corn bedanya bijinya agak pipih dan
meruncing, sedangkan yang 6 lagi diberi nama pear pop corn bentuk bijinya bulat
dan kompak. Jagung ini cocok untuk snack.
5. Jagung Pod (Pod Corn) Zea mays tunicata
Jenis Jagung Pod (Zea mays tunicata) merupakan bentuk primitif yang
dijumpai pertama kali di Amerika Selatan, terutama di Uruguay dan Paraguay. Di
Indonesia tidak ada yang mengusahakan karena jagung ini kurang
menguntungkan ciri khasnya biji dan tongkolnya banyak diselubungi oleh kelobot
bijinya seolah-olah tidak kelihatan.
6. Jagung Berlilin/pulut ( Waxy Corn) Zea mays ceratina
Jagung berlilin (Zea mays ceratina)biasa disebut jagung pulen karena kadar
amilopektinnya tinggi dan cirinya lengket apabila dimasak bijinya kecil berwarna
jernih dan mengkilap seperti lilin dan dan zat patinya seperti tepung tapioka dan
memiliki ekonomis tinggi sebab dapat mengganti tepung tapioka dan bahan
pengganti sagu serta dapat dijadikan bahn pakan ternak. Asal mula jagung ini
adalah dari Asia . Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari
amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung ± 70% amylopectine dan
30% amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai
bahan makanan.
Salah satu dari jenis-jenis jagung yang memiliki kandungan pati hampir 100%
amilopektinnya. Gen tunggal jagung pulut ini bersifat resesif epistasis yang
terletak pada kromosom sembilan dan mempengaruhi komposisi kimiawi pati,
sehingga akumulasi amilosa pada jagung pulut sangat sedikit.
7. Jagung Tepung ( Flour Corn) Zea mays amilacea
Jenis Jagung Tepung Flour Corn atau (Zea mays amilacea) dikembang kan di
Amerika Selatan bagian Peru, Bolivia dan Colombia serta Colombia serta di
Afrika. Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati
lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras.
Ciri-ciri jagung tepung adalah hampir seluruh bijinya berisi pati yang berupa
tepung dan lunak, serta apabila terkena panas akan mudah pecah panjang
tongkolnya berkisar 25- 30 cm dan barisan bijinya berkisar 8- 12 baris. jagung
jenis ini cocok untuk membuat tepung maezena.
8. Jagung Minyak Tinggi (High-Oil)
Jenis jagung ini ini memiliki biji dengan mengandung minyak lebih rendah
dari 6%, sedangkan sebagian besar jagung memiliki kadar minyak 3,5-5%. Jagung

10
minyak tinggi ini memiliki tipe biji bermacam-macam, bisa berbentuk dent
ataupun bisa berbentuk flint.
9. Jagung QPM (Quality Protein Maize)
Jagung QPM adalah salah satu jenis jagung uang memiliki protein lisin dan
tritofan yang tinggi dalam endospermnya. Kandungan yang dimiliki oleh jagung
QPM adalah gen opaque-2 (o₂) yang bersifat resesif untuk mengendalikan
produksi lisin dan triptofan. Fraksi prolamin pada jagung QPM akan berkurang
hingga 50%, sedangkan sintesis albumin, globulin dan glutein menjadi meningkat.
D. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan
lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan
pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya,
jagung menghendaki beberapa persyaratan.
1) Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung
dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40
derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan
cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang
musim kemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar
matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat
dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk
buah. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan
tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum
antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung
memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C. Saat panen jagung yang
jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena
berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
2) Media Tanam
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya
dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
a. Jenis tanah

11
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari
gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan
tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik
dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur
lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.
b. pH
Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung
adalah pH antara 5,6-7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi
dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
c. Elevasi
Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena
disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan
teras dahulu.
d. Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl.
Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang
optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung.
E. Penyiapan Benih
1. Selalu mempergunakan benih segar yang berkualitas dengan tingkat
berkecambahnya 85 %.
2. Gunakan varietas benih yang telah mengalami perbaikan clan diakui oleh
Pemerintah, belilah benih dari perusahaan benih.
3. Benih harus dari varietas yang cocok dengan kondisi setempat.
4. Jumlah benih yang dianjurkan untuk setiap ha adalah 25 kg.
5. Hindari terjadinya kecambah yang jelek, serangan serangga, penyakit,
burung dan hewan pengerat.
Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih
hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih ± 20-30 kg/ha.
Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt
air semalam).
F. Penyiapan Lahan
a. Pengolahan lahan

12
Lahan dibersihkan dari sisa tanman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup
banyak dibakar, abunya dikembalikan kedalam tanah, kemudian dicangkul dan
diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm,
kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. saluran ini dibuat terutama
pada tanah yang drainasenya jelek. Didaerah dengan pH kurang dari 5, tanah
dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan
tanaman sekitar 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari
GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kadang matang untuk mencegah
penyakit layu pada tanaman jagung.
G. Penanaman
a. Pola Tanam
Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1
tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang
sepenuhnya tergantung dari hujan. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan
adalah sebagai berikut:
a. Tumpang sari (intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman
(umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung
dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi
gogo.
b. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang
tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat
keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi
kayu.
c. Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan
satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam
yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan
kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa
tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua
tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan
penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
b. pembuatan Lubang tanam
lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di
perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang

13
tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.
Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang
umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih
luas. Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ³ 100 hari sejak
penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung
berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1
tanaman/lubang). Sedangkan jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jarak
tanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara
3-5 cm.
H. Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak
200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-
100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk
dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua
(pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu
setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah
tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
I. Pengendalian Hama dan Penyakit
A. Hama
1) Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas
gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya
tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung
kuning kehijauan dab bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur
putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman
serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus
siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2) tanaman
yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama
tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga
dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus
sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat
digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP,

14
Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan
dapat mengikuti aturan pakai.
2) Ulat Pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm
diatas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada
batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas
tanah. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon);
Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan
penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) bertanam
secara serentak pada areal yang luas, bisa juga dilakukan pergiliran tanaman;
(2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat
di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu
dengan insektisida.
B. Penyakit
a) Penyakit Bulai
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P.
spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke
atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3
minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat,
warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna
putih; (2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang
mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna
ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada
tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian:
(1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola
tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul; (3) dilakukan
pencabutan tanaman yang terserang,kemudiadimusnahkan.
b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak
bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat,
bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun,
semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh
permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman
hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis

15
dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3)
kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.
c) Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-
titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk
yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian
berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi
bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal
tanam; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap
penyakit; (3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung; (4) kimiawi
menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.
d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung,
Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: pada tongkol ditandai dengan
masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan
mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus
terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan
spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman
jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman
kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida
secara merata hingga semua permukaan benih terkena.
e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae
(Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat
diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna
merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat
sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan
pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan
dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
J. Panen dan Pasca Panen
b. Panen
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung
dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung

16
juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan
masak kering/masak mati.
1. Ciri dan Umur Panen Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
 Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
 Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering
yangditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
 Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya
terisi penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung
untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya
kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras
serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok
(beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan
lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian
besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan
akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat
menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak
meninggalkan bekas.
2. Cara Panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol
berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah
jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin
pemetikan.
3. Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat
menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah
pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk
keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman
berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus
menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman
berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan
umur panen jagung masak mati.
b. Pascapanen

17
Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan
serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau
dipasarkan.
1. Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan
selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol
dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji
atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau
memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masak
mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.
2. Pengeringan
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara
tradisional jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9-
11 %. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat
dilakukan di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan
digantung.
Secara buatan dapat dilakukan dengan mesin pengering untuk menghemat tenaga
manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai cara pengeringan buatan,
tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di dalam biji dengan
panas pengeringan sekitar 38-43 derajat C, sehingga kadar air turun menjadi 12-
13 %. Mesin pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan
pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.
3. Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan
tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya
"memipil" jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu
memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya,
maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.
4. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran
atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas
jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil,
biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan.
Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur

18
dan hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki
peredaran udara.
Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih terutama untuk
penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk
dan ukuran buntirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk menambah
efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau
memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi
seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.
2.2. Ubi Jalar
A. Asal Usul Tanaman Ubi Jalar
Ubi Jalar atau ketela rambat (dalam bahasa latin: Ipomoea Batatas) adalah
tanaman dikotil yang masuk dalam kelompok keluarga Convol-vulaceae. Ubi jalar
merupakan tumbuhan semak bercabang yang memiliki daun berbentuk segitiga
yang berlekuk-lekuk dengan bunga berbentuk payung ini, memiliki bentuk umbi
yang besar, rasanya manis, dan berakar bongol. Terdapat sekitar 50 genus dan
lebih dari 1.000 spesies dari keluarga Convol-vulaceae ini, di mana ketela rambat
dengan nama latin Ipomoea Batatas ini merupakan tanaman yang banyak
dimanfaatkan oleh manusia, meskipun masih banyak jenis Ipomoea Batatas yang
sebenarnya beracun (Winarsih, 2007).
Ubi jalar diduga berasal dari Benua Amerika.Para ahli botani dan pertanian
memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan
Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet,
memastikan daerah pusat asal usul tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi
jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika
pada abad ke-16.Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia,
terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.Pada tahun 1960-an, seluruh provinsi di
Indonesia telah menanam ubi jalar. Daerah sentra produksi ubi jalar pada mulanya
terpusat di Pulau Jawa, terutama Kabupaten Bogor, Garut, Bandung, Kuningan,
Serang, Sukabumi, Purwakarta dll.Pada tahun 1968 Indonesia merupakan negara
penghasil ubi jalar nomer empat di dunia (Ilo, 2012).
Ubi jalar merupakan kelompok tanaman pangan yang palingbanyak
dibudidayakan sebagai komoditas pertanian bersumber karbohidrat setelah
gandum, beras, jagung dan singkong. Alasan utama banyak yang

19
membudidayakan adalah karena tanaman ini relatif mudah tumbuh, tahan hama
dan penyakit serta memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Ubi Jalar juga
merupakan bahan pangan yang baik, khususnya karena patinya yang memiliki
kandungan nutrisi yang sangat kaya antara lain karbohidrat yang tinggi. Oleh
karena itu di beberapa daerah ubi jalar juga digunakan sebagai bahan makanan
pokok. Selain itu juga mengandung protein, vitamin C dan kaya akan vitamin A
(betakaroten). Ubi jalar juga bagus untuk makanan ternak (Winarsih, 2007).
Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Di Afrika umbi
dari ubi jalar dimanfaatkan menjadi salah satu sumber makanan pokok yang
penting. Di Asia, selain umbinya yang dimanfaatkan sebagai makanan, daun muda
ubi jalar juga dimanfaatkan untuk sayuran. Di Indonesia ubi jalar cukup populer,
khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, yaitu Papua dan Papua Barat yang
menggunakan ubi jalar sebagai bahan makanan pokok dan makanan ternak.
Terdapat juga ubi jalar yang dimanfaatkan menjadi tanaman hias karena
keindahan daunnya (Wrolstad, 2000)
B. Botani Tanaman Ubi Jalar
Ubi jalar merupakan tanaman ubi-ubian dan tergolong tanaman semusim
(berumur pendek). Tanaman ubi jalar hanya satu kali bereproduksi dan setelah itu
tanaman mati. Tanaman ubi jalar tumbuh menjalar pada permukaan dengan
panjang tanaman dapat mencapai 3 meter, tergantung pada varietasnya.
Sebagai keluarga kangkung-kangkungan (Convolvulaceae), ubi jalar memiliki
cukup banyak kerabat dekat dengan kangkung antar lain kangkung air (Ipomoea
aquatik Forsk ), kangkung darat (Ipomoea reptans L. Poir), kangkung pagar atau
kangkung hutan (Ipomoea crassicaulus sin. I fistulosa Marf). Bibit ubi jalar yang
berasal dari sambungan kangkung hutan dengan tanaman ubi jalar dapat
menghasilkan produk tinggi dan ukuran umbinya besar-besar. (Rahmat Rukmana,
1997)
Ubi jalar memiliki batang yang lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat, dan
teras bagian tengah bergabus. Batangnya beruas-ruas dan panjang ruas antara
antara1-3 cm. Setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau bercabang.
Panjang batang utama amat beragam, tergantung dengan varietasnya, yakni

20
berkisar 2-3 m untuk varietas ubi jalar merambat dan 1-2 m untuk varietas ubi
jalar tidak merambat (bertipe tegak).
Diameter batang ubi jalar bervariasi, tergantung pada varietasnya. Ada
yang berukuran besar,sedang,dan kecil. Ubi jalar dengan variets merambat
memiliki diameter batang besar. Varietas ubi jalar agak tegak umumnya memiliki
diameter batang berukuran sedang. Sedangkan varietas ubi jalar tidak merambat
umumnya memiliki diameter batang batang berukuran kecil. Batang tanaman ubi
jalar ada yang berbulu dan ada yang tidak berbulu. Warna batang ubi jalar
bervariasi antara hijau dan ungu.
Ubi jalar memiliki daun berbentuk bulat hati, bulat lonjong dan bulat
runcing tergantung pada varietasnya. Daun ubi jalar yang berbentuk bulat hati
memiliki tepi daun rata, berlekuk dangkal, atau menjari. Daun ubi jalar yang
berbentuk bulat lonjong (oval) memiliki tepi daun rata, berlekuk dangkal, atau
berlekuk dalam. Sedangkan daun ubi jalar yang berbentuk bulat runcing memiliki
tepi daun rata, berlekuk dangkal atau berlekuk dalam.
Memiliki tulang daun menyirip, kedudukan daun tegak agak mendatar dan
bertangkai tunggal yang melekat pada batang. Ukuran daun (lebar dan panjang)
bervariasi tergantung pada varietasnya. Varietas ubi jalar yang memiliki batang
besar memiliki daun berukuran besar. Varietas ubi jalar yang berbatang sedang
dan kecil meiliki daun berukuran sedang dan kecil. Daun ubi jalar memiliki
stomata yang terletak merata.
Dalam satu tanaman, ubi jalar memiliki daun berjumlah banyak. Varietas
ubi jalar berdaun lebar (besar) memiliki produktivitas umbi lebih tinggi dari pada
ubi jalar yang berdaun kecil karena daun yang lebar dapat berfotosintesis lebih
baik dan efektif dari pada daun yang kecil.
Daun ubi jalar berwarna hijau tua dan hijau kuning. Sedangkan warna
tangkai daun dan tulang daun bervariasi yakni antara hijau dan ungu sesuai
dengan warna batangnya. Daun ubi jalar dapat dimanfaatkan untuk sayur dan
makanan ternak.
Bunga tanaman ubi jalar berbentuk terompet yang panjangnya antara 3-5
cm dan lebar bagian ujung antara 3-4 cm. Mahkota bunga bewarna ungu keputih –
putihan dan bagian dalam mahkota bunga (pangkal sampai ujung) bewarna ungu

21
muda. Kepala putik melekat pada bagian ujung tangkai putik. Tangkai putik dan
kepala putik terletak di atas bakul buah. Di dalam bunga juga terdapat lima buah
tangkai sari yang terletak disekitar sari tersebut berbeda-beda yakni antara 1,5-2
cm. Pada setiap ujung-ujung tangkai sari terdapat kotak yang menyerupai kepala
yang di dalamnya berisi tepung sari atau benang sari. Letak kepala putik di dlama
bunga lebih tinggi dari pada kepala sari. Dengan demikian, penyerbukan hanya
dapat terjadi jika ada bantuan dari serangga atau angin.
Bunga ubi jalar membentuk karangan tiga hingga tujuh bunga. Tangkai
bunga tumbuh di ketiak daun. Penyerbukan bunga dapat terjadi secara silang atau
sendiri. Biasanya, bunga ubi jalar masak atau siap melakukan penyerbukan pada
pagi hari mulai pukul 04:00 pagi.
Ubi jalar memiliki buah berkotak tiga. Buah akan tumbuh setelah terjadi
penyerbukan. Satu bulan setelah penyerbukan, buah ubi jalar sudah masak. Di
dalam buah banyak berisi biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki kulit keras.
Biji tersebut dapat digunakan untuk perbanyakan atau pembiakan tanaman secara
generatif untuk menghasilkan varietas ubi jalar yang baru.
Umbi tanaman ubi jalar memiliki ukuran, bentuk, warna kulit, dan warna
daging bermacam-macam tergantung pada varietasnya. Ukuran umbi jalar
bervariasi, ada yang besar dan adapula yang kecil. Bentuk umbi tanaman ubi jalar
ada yang bulat, bulat lonjong (oval), dan bulat panjang. Demikian pula, daging
umbi tanaman ubi jalar ada yang bewarna putih, kuning, jingga, dan ungu muda.
Struktur kulit umbi tanaman ubi jalar juga bervariasi anatar tipis sampai tebal dan
bergetah.
Umbi ubi jalar memiliki tekdstur daging bervariasi, ada yang masir
(mempur) dan ada pula yang berair. Rasa umbi ubi jalar pun bervariasi. Ada yang
manis, kurang manis, dan ada pula yang gurih . bentuk dan ukuaran umbi
merupakan salah satu kriteria untuk menetukan harga jual dipasaran. Bentuk umbi
yang rata (bulat dan lonjong) dan tidak banyak lekukan termasuk umbi yang
berkulaitas baik.
Warna daging umbi memiliki hubungan terhadap kandungan gizi terutama
kandungan beta karoten. Umbi yang bewarna jingga atau oranye mengandung
beta karoten lebih tinggi dari pada jenis ubi jalar lainnya. Demikian pula, daging

22
umbi yang bewarna oranye memiliki rasa lebih manis daripada daging umbi yang
bewarna lain. Umbi sudah terbentuk pada umur 20-25 hari seteah tanam.
Selanjutnay umbi sudah dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau
pada umur 100-120 hari setelah terbentuknya umbi.
C. Klasifikasi Tanaman Ubi Jalar
Tanaman ubi jalar dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulacae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas L. Sin batatas edulis choisy
 Varietas Ubi Jalar
Teknologi di bidang pemuliaan tanaman ubi jalar telah banyak menemukan
varietas-varietas (klon) baru yang lebih unggul daripada generasi sebelumnya.
Namun, varietas ubi jalar yang telah ditemukan tersebut masing-masing memiliki
sifat yang berbeda-beda. Perbedaan sifat ini terletak pada bentuk umbi,
ukuran/berat umbi, warna kulit umbi, warna daging umbi, tekstur daging umbi,
rasa umbi, kandungan gizi (terutama pati dan beta karoten), ketahan terhapat
penyakit, produktivitas, dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Varietas ubi jalar
yang termasuk varietas varietas unggul adalah yang memiliki kriteria-kriteria
sebagai berikut.
1. Produktivitasnya tinggi, yakni memiliki daya hasil di atas 25
ton/hektar
2. Daya adaptasinya luas atau stabil pada berbagai tekanan lingkungan
3. Daya tahan terhadap berbagai hama dan penyakit tinggi
4. Masa panen pendek, yakni antara 4-3 bulan.
5. Tekstur umbi masir dan memiliki rasa manis
6. Umbi memiliki kandungan serat kasar rendah
7. Umbi memiliki kandungan gizi tinggi
8. Karakter tanaman sesuai dengan kebutuhan industri

23
Berdasarkan warna umbi, ubi jalar dibedakan yang menjadi beberapa
golongan sebagai berikut.
1. Ubi jalar putih
Jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi bewarna putih. Misalnya
varietas tembakur putih, varietas tembakur ungu, varietas Taiwan 45, dan
varietas MLG 12659-20P.
1. Ubi Jalar Kuning
Jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi bewarna kuning, kuning muda,
atau putih kekuning-kuningan. Misalnya varietas lapis 34, varietas South
Queen 27, varietas kawayoga, varietas cicah 16, dan varietas Tis 5125-27.
2. Ubi Jalar Oranye
Jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi bewarna oranye. Misalnya
varietas Puertorico, varietas Gedang, varietas Gedang, varietas Daya, varietas
Borobudur, dan varietas Prambanan.
3. Ubi Jalar Jinggi
Jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi bewarna jingga hingga jingga
muda. Misalnya, varietas ciceh 32, varietas mendut, dan varietas tis 3290-3.
4. Ubi Jalar Ungu
Jenis ubi jalar yang memili daging umbi bewarna ungu hingga ungu muda.
Varietas-varietas ubi jalar unggul yang memiliki produktivitas tinggi dan
menguntungkan untuk budidaya antara lain:
1. Varietas Borobudur
Ubi jalur varietas borobudur merupakan hasil persilangan antara ubi jalar
varietas daya dan ubi jalar varietas filipina. Ubi jalar varietas borobudur
memiliki potensi hasil 35 ton/hektar. Ubi jalar varietas borobudur berumur
pendek, yakni sekitar 3,5-4 bulan. Kandungan protein dalam umbi 0,6%,
kandungan beta karoten 12,26 mg per 100 gram bahan dan rendemen tepung
28%.
1. Varietas Daya
Ubi jalar varietas daya merupakan persilangan antara ubi jalar varietas
putri selatan dan ubi jalar varietas jonggol. Ubi jalar varietas daya memiliki
potensi hasil 35 ton/hektar. Ubi jalar varietasini memiliki umur panen 4 bulan.
Kandungan protein dalam umbi 0,8% dan kandungan beta karoten dalam umbi
279 mg per 100 gram bahan. Kulit umbi bewarna kuning dan daging umbi
bewarna oranye. Umbi dari ubi jalar varietas ini berbentul oval, rasanya manis.
Varietas ini tahan terhadap penyakit kudis.
2. Varietas Prambanan

24
Varietas prambanan merupakan hasil persilngan antara ubi jalar varietas
centenial II. Ubi jalar varietas prambanan memiliki potensi hasil 30 ton/hektar.
Umut panen ubi jalar anatar 4-4,5 bulan. Kandungan protein umbi 0,64%,
kandungan beta karoten 614 g per 100 g bahan, dan rendeemen tenpung 5,4%.
Ubi jalar varietas prambanan memiliki kulit umbi bewarna oranye dan
daging umbi bewarna oranye. Umbinya berbentuk oval, rasanya manis gurih.
Ubi jalar varietas ini tahan terhadap penyakit kudis.
3. Varietas Kalasan
Ubi jalar varietas kalasan merupakan introduksi dari Taiwan. Memiliki
potensi hasil 42,5 ton/hektar dan memiliki umur panen 3-3,5 bulan. Kulit umbi
bewarna cokelat muda dan daging umbi bewarna oranye. Tekstur umbi agak
masir, rasanya agak masir. Memiliki daya adaptasi luas terhadap lingkungan
(daerah kering sampai basah dan lahan marginal) dan tahan terhadap seranagn
hama penggerek umbi.
4. Varietas Mendut
Ubi jalar varietas mendut merupakan klon MLG 12653 introduksi IITA,
Nigeria. Ubi jalar varietas inimemiliki potensi hasil 50 ton/hektar dan umur
panen 4 bulan. Kulit umbi bewarna merah muda, daging umbi bewarna jingga
muda dan memiliki rasa yang manis. Umbinya berbentuk bulat panjang dengan
tekstur umbi kasar. Umbi varietas ini tahan terhadap penyakit kudis.
5. Varietas Genjah Rente
Ubi jalar varietas ini merupakan hasil dari klon unggul Blitar. Memiliki
potensi hasil 30 ton perhektar. Kulit umbinya bewarna merah, daging umbinya
bewarna oranye, dan memiliki kadar pati tepung 55,95%. Permukaan umbi rata
dan rasanya enak.
D. Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar
Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar, yaitu :
1. Iklim
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi dengan
daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah 20 °C dan
suhu minimumtinggal di atas 15 °C. Untuk budidaya ubi jalar temperatur antara
15 hingga 33 °C diperlukanselama siklus vegetatif, dengan suhu optimal yang
antara 20 hingga 25 °C. Temperaturrendah pada malam mendukung pembentukan
umbi-umbian, dan temperatur tinggi padasiang hari mendukung perkembangan
vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadidalam kisaran suhu 20 hingga

25
30 °C, optimum 25 °C dan umumnya berhenti di bawah 10°C). Ubi jalar adalah
tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya untuk pembangunanmaksimum.
Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama dengan hari-hari pendekmendukung
pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi pertumbuhan dedaunan.
Kelembabanmemiliki pengaruh yang menentukan pertumbuhan ubi dan produksi.
Kadar air daun adalah(86%), batang (88,4%) dan umbi (70,6%). Kelembaban
penting untuk mencapai perkecambahan yang baik. Tanah juga harus tetap basah
selama masa pertumbuhan (60-120hari), meskipun pada panen kelembaban harus
rendah untuk mencegah busuk umbi . Kondisiyang mendukung perkembangan
bagian vegetatif tanaman meliputi kelembaban relatif80% dan tanah
lembab.Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.
Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu 21-
27o C.
Daerah yangmendapat sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah yang
disukai. Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar
tercapai pada musim kering (kemarau). Ditanah yang kering (tegalan) waktu
tanam yang baik untuk tanaman ubi jalar yaitu pada waktumusim hujan, sedang
pada tanah sawah waktu tanam yang baik yaitu sesudah tanaman padidipanen.
Tanaman ubi jalar dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000
mm/tahun,optimalnya antara 750-1500 mm/tahun.
2. Media Tanam
a) Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar.
Jenis tanahyang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak
mengandung bahan organik,aerasi serta drainasenya baik. Penanaman ubi
jalar pada tanah kering dan pecah-pecah seringmenyebabkan ubi jalar
mudah terserang hama penggerek (Cylassp). Sebaliknya, biladitanam pada
tanah yang mudah becek atau berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi,
dan bentuk ubi benjol.
b) Derajat keasaman tanah adalah pH=5,5-7,5. Sewaktu muda memerlukan
kelembaban tanahyang cukup.
c) Ubi jalar cocok ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi,
terutama pada musim kemarau. Pada waktu muda tanaman membutuhkan

26
tanah yang cukup lembab. Oleh karena itu, untuk penanaman di musim
kemarau harus tersedia air yang memadai.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.
Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena
daerah penyebaranterletak pada 300 LU dan 300 LS. Di Indonesia yang beriklim
tropik, tanaman ubi jalar cocokditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500
m DPL. Di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m DPL, ubi jalar masih dapat
tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjangdan hasilnya rendah
E. Penyiapan Benih
Penyiapan bibit pada budidaya ubi jalar bisa dilakukan dengan dua cara
generatif, yakni melalui umbi dan melaui vegetatif yakni dengan penyetekkan.
1. Cara generatif
Perbanyakan cara ini dengan menumbuhkan umbi. Caranya pilih umbi
berkualitas baik dan sehat, kemudian dibiarkan di tempat lembab dan teduh
hingga keluar tunasnya. Tunas yang keluar dari umbi dipotong dan siap untuk
dibesarkan. Cara generatif jarang dilakukan dalam budidaya ubi jalar skala luas.
Cara ini dipakai untuk memperbanyak bibit unggul dalam skala terbatas. Atau
untuk mengembalikan sifat-sifat unggul sang induk.
2. Perbanyakan vegetatif dengan distek.
Calon indukan diambil dari tanaman yang berumur di atas dua bulan
dengan ruas yang pendek-pendek. Caranya, potong batang tanaman kira-kira
sepanjang 15-25 cm. Pada setiap potongan minimal terdapat dua ruas batang.
Potong sebagian daun-daunnya untuk mengurangi penguapan. Ikat batang yang
telah distek tersebut dan biarkan selama satu minggu di tempat yang teduh.
Perbanyakan dengan cara stek batang secara terus menerus akan
menurunkan kualitas tanaman. Oleh karena itu, perbanyakan dengan stek hanya
dianjurkan untuk 3-5 generasi penanaman.
F. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak
terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau
keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama 1
minggu. Tanah untuk budi daya ubi jalar diolah secara sempurna (dibajak dua

27
kali dengan kedalaman lapis olah >30 cm) dan digaru, dibersihkan dari sisa-
sisa tanaman sebelumnya.
b) Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan.
Dibuat guludan tunggal dengan Iebar 50-60 cm, tinggi 40-50 cm, dan jarak
antarguludan 80-100 cm. Pada Iahan yang miring dibuat teras bangku dan
pembuatan guludan mengikuti kontur lahan.
Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-tama
jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau tanah yang
dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter.
Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah yang miring, maka pada musim
hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan miringnya tanah.
Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah yang ringan
(pasir mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40
cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuran guludan adalah
lebar bawah 40 m, tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah
guludansebaiknya memanjang Utara-Selatan, dan ukuran panjang guludan
disesuaikan dengan keadaan lahan.
G. Penanaman
Di Iahan sawah, ubi jalar ditanam setelah panen padi pada awal atau
pertengahan musim kemarau dandi lahan kering pada awal/pertengahan musim
hujan. Penanaman dapat dilakukan dengan sistem kering (tanah cukup lembab)
dan sistem basah (diari). Sebelum bibit ditanam, sebagian daunnya dikurangi
(dirempes) untuk mengurangi penguapan. Stek ditanam datar/miring, sedalam 2-3
ruas (5-1 0 em). Penyulaman bibit yang mati dilakukan sesegera mungkin,
maksimum 2 minggu setelah tanam.
Untuk penentuan pola tanam Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara
tunggal (monokultur) dan tumpang sari dengan kacang tanah.
a) Sistem Monokultur
Membuat uat larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak
guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak
antar lubang 25-30 cm, lalu membuat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di
kiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk, kemudian menanamkan bibit

28
ubi jalar ke dalam lubang atau larikan hingga dangkal batang (setek) terbenam
tanah ½-2/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal setek (bibit). Lalu
memasukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP seluruh bagian
ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau larikan,
kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah
45-90 kg N/ha (100-200 kg Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha)
ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCl/ha). Pada saat tanam diberikan pupuk urea
34-67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah KCl 34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar
amat tanggap terhadap pemberian pupuk N (urea) dan K (KCl) (Kementan,
2000).
b) Sistem Tumpang Sari
Tujuan sistem tumpang sari antara lain untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpangsarikan
dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman sistem tumpang sari
prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya di antara barisan tanaman ubi
jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x
25-30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.
H. Pemupukan
Pupuk kandang 10 t/ha diberikan pada saat pembuatan guludan. Pupuk buatan
(anorganik): 100-200 kg urea+ 100 kg SP36 + 100 kg KCI/ha. Pemupukan
pertama: 1/3 urea + 1/3 KCI + semua SP36, diberikan 2-7 hari setelah tanam,
ditugal atau digarit di sekitar tanaman. Pemupukan kedua dengan takaran 2/3
urea+2/3 KCI diberikan pada umur 1,5 bulan, ditugal/digarit.
I. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama Hama utama pada ubi jalar adalah Penggerek batang
ubi jalar, Pengendalian dapat dilakukan dengan : (1) rotasi tanaman untuk
memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada stadium umur
muda terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama >5 %, perlu dilakukan
pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman
yang terserang berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil,
seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan.

29
Pengendalian penyakit Penyakit yang biasanya menyerang pertanaman ubi
jalar adalah penyakit Kudis atau Scab yang disebabkan oleh jamur Elsinoe
batatas
. Tingkat serangan yang berat menyebabkan daun tidak produktif dalam
melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun bahkan tidak menghasilkan
sama sekali. Pengendalian dapat dilakukan dengan : (1) pergiliran/rotasi tanaman
untuk memutus siklus hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan
penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3) kultur teknik budi daya secara
intensif; (4) penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat (Lingga, 1985). C.
J. Panen dan Pasca panen
Di dataran rendah, panen dilakukan pada umur 3,5-5 bulan . Di dataran tinggi,
panen dapat dilakukan sampai tanaman berumur 6-8 bulan. Ciri- ciri tanaman
yang siap dipanen adalah sebagian daun telah menguning. Panen dilakukan
dengan memotong batang dan menyingkirkan brangkasan tanaman, kemudian
membongkar guludan. Pada waktu panen diupayakan tidak banyak terjadi
pelukaan pada umbi. Umbi dibersihkan dari tanah dan kotoran. Sebaiknya
dilakukan pemisahan (grading) umbi berdasarkan ukurannya. Panen dengan
tangkai umbi akan memperpanjang masa simpan. Umbi disimpan dalam
karung/keranjang (Juanda dan Cahyono, 2002).

30
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Tanaman jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting
bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras.
Tanaman jagung juga memiliki jenis yang berbeda-beda, setiap varietas memiliki
ciri yang berbeda dan benih jagung terbagi menjadi 3 yaitu jagung komposit,
hibrida, dan transgeni
Tanaman Ubi jalar merupakan tanaman semusim dengan hasil panen utama
berupa umbi sebagai bahan pangan. Terdapat beberapa jenis Ubi Jalar dan jenis
paling umum adalah Ubi jalar putih, merah, unggu, kuning atu orange. Kelebihan
dari Ubi jalar yaitu mengandung antioksidan yang kuat untuk menetralisir
kaganasan radikal bebas penyebab penuaan dini dan pencetus aneka penyakit
degeneratif seperti kankerdan jantung.

3.2. Saran
Sebelum melakukan penanaman tanaman jagung dan Ubi Jalar hendaknya
kita mengetahui varietas apa yang kita gunakan, agar kita mengetahui bagaimana
perlakuan yang harus berikan kepada tanaman tersebu

31
DAFTAR PUSTAKA

AAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan Jagung.


Palangkaraya. Departemen Pertanian.

Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran JAGUNG
& KEDELAI di Indonesia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988). Jagung Bogor. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Saenong, Sania. (1988). Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan


Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.

Sutoro; Yogo Sulaeman; Iskandar. (1988). Pusat Penelitian dan Pengembangan


Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

g. Warisno (1998). Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta. Kanisius.

Juanda, D.J.S. dan B. Cahyono. 2002. Ubi jalar : Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Kanisius. Yogyakarta.

Kementrian Pertanian. 2000. Ubi Jalar/ Ketela Rambat (Ipomoea batatas L.).
http://www.litbang.pertanian.go.id/. Lingga, P. 1985. Bertanam Ubi-Ubian. PT.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Sarwono, B. 2005. Ubi jalar : Cara Budidaya yang Tepat, Efisien, dan Ekonomis.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Sumarno. 1985. Berdasarkan Karakter Morfologi. Biodiversitas 1(2): 72-79.


Wahyuni, S. dan Wargiono. 2012. Morfologi dan Anatomi Tanaman. Wargiono (ed).
Proc. Ubi jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Pengembangan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor : 37-56

32
33

Anda mungkin juga menyukai