Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DAKWAH AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

Disusun Oleh:
1. Agustina (P0421018)
2. Karnia (P0421011)

KELOMPOK 8
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan banyak nikmat,
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga proses pembuatan makalah yang berjudul
“Dakwah Amar Ma'ruf Nahi munkar” dapat terselesaikan tepat waktu.
Terimakasih Penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang terkait dalam proses pembuatan makalah
ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
diharapkansaran dan kritik yang membangun agar Penulis menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................3
1. Konsep Nahi Mungkar dalam Dakwah .........................................................................3
2. Istilah Dakwah ................................................................................................................3
3. Hadits tentang Amar ma'ruf nahi munkar ...................................................................5
BAB III ......................................................................................................................................6
PENUTUP .................................................................................................................................6
Kesimpulan.........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kegiatan dakwah dalam Islam bukan hanya mengajak orang kepada kebaikan tetapi juga
mencegah orang dari perbuatan kemungkaran. Pada praktiknya, dai dalam berdakwah lebih
mengedepankan mengajak kebaikan daripada mencegah kemungkaran. Alasannya, bernahi
mungkar lebih berisiko dalam berdakwah. Padahal bernahi mungkar merupakan kewajiban lebih
utama dalam dakwah. Nabi Muhammad Saw. telah mempraktikkan bernahi mungkar dengan
mengutamakan cara melalui tangan, lisan dan hati. Bernahi mungkar dalam dakwah selalu
berhubungan dengan norma dan tradisi masyarakat. Oleh sebab itu, dai dapat bernahi mungkar
dengan mengetahui ragam jenis mad’u. Dai akan menghadapi mad’u yang berbeda dalam tradisi,
pemahaman agama, penguasaan ilmu dan tingkat kecerdasan. Sudah tentu ukuran kebenaran dalam
bernahi mungkar yaitu al-Quran, Hadis dan ijma ulama, serta bukan atas dasar pemahaman
individu.

Dakwah Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar merupakan kebutuhan pokok umat Islam secara khusus
dan umat manusia secara umum. Jika tidak ada Dakwah Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar maka
masyarakat manusia akan sarat dengan berbagai macam kesesatan dan kezaliman. Karena itu
dibutuhkan pendakwah yang ikhlas dan sungguh-sungguh dalam mengemban amanah dakwah.
Namun dakwah tidak bisa dilakukan secara terjun bebas akan tetapi membutuhkan ilmunya yang
memadai. Karena itu terkait konsep dakwah penulis telah melakukan penelitian atas Kitab Ihya
Ulumuddin Al-Ghazali. Adapun metode penelitian adalah penelitian kepustakaan dengan sumber
primernya adalah karya Al-Ghazali yaitu Ihya Ulumuddin, Mukasyafatul Qulub dan Bidayatul
Hidayah. Sedangkan sumber sekundernya adalah data-data pemikiran yang terkait Amar Ma’ruf
dan Nahi Munkar, secara langsung atau tidak langsung baik yang mengkritik Al-Ghazali maupun
yang menulis tentang Al-Ghazali. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan atas kitab Ihya
Ulumuddin bahwa Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, hukumnya adalah Fardhu Kifayah.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dakwah?

2. Apa istilah-istilah dakwah Amar ma'ruf nahi munkar ?

3. Hadits yang mengatur tentang dakwah Amar ma'ruf nahi munkar?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan tentang pengertian dakwah

2. Mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam penyampaian dakwah

3. Mengetahui hadits yang mengatur tentang dakwah amar ma'ruf nahi munkar

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Nahi Mungkar dalam Dakwah


Dakwah4 merupakan disiplin ilmu yang telah mendapat pengakuan sebagai ilmu yang mapan
berdasarkan syarat-syarat keilmuan. Kedudukan dakwah sebagai disiplin ilmu sebenarnya sama
dengan keilmuan Islam lainnya. Hanya saja di Indonesia, dakwah sebagai disiplin ilmu lebih
populer dengan istilah tablig. Hal tersebut membuat makna dakwah menjadi sangat sempit untuk
dipahami.Seykh Ali Mahfuz mendefinisikan dakwah yaitu membangkitkan manusia untuk selalu
dalam kebaikan, beramar makruf dan nahi mungkar dengan harapan memeroleh keselamatan
didunia dan akhirat.Sementara Muhammad Abu Al-Fath| Al-Bayanuni, mengatakan bahwa
dakwah adalah menyampaikan agama Islam kepada manusia dan mengajarkan ajarannya,
kemudian menerapkannya dalam kehidupan.Masdar Helmy dalam M. Ali Aziz mengatakan bahwa
dakwah yaitu usaha memotivasi manusia seluruhnya agar menaati ajaran-ajaran Allah swt
termasuk melakukan amar makruf dan nahi mungkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat.Dari berbagai definisi tersebut, secara mendasar dakwah merupakan segala usaha
manusia yang dilakukan secara terorganisir dalam berbagai cara mengajak yang makruf dan
melarangkemungkarantanpa unsur paksaan.Pada praktiknya dakwah tentu tidak terlepas dari
kerangka sistem yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu da’i, mad’u, maddah, wasilah,
tariqah dan asar. Komponen tersebut merupakan pijakan awal dari aktivitas dakwah dalam
merealisasikan tujuan dakwah yaitu amar makruf dan nahi mungkar.

2. Istilah Dakwah
Nahi mungkar dalam beberapa karya ahli studi dakwah diidentikkan dengan kata kata dakwah.
Istilah-istilahyang similar dengan dakwah pun telah dijabarkan dengan merujuk pada arti menyeru,
mengajak, membimbing, memberi nasihat dan peringatan agar manusia menjalankan kehidupan
sesuai syariat Allah Swt. Beberapa istilah yang identik dengan dakwah yaitu;

a. Tablig, memiliki makna menyampaikan.Dengan kata lain, tablig adalah bagian dari
dakwah hanya dalam bentuk lisan.

b. Amar Makruf Nahi Mungkar.Kata Amar berarti ucapan yang ditujukan kepada orang
dengan tujuan memerintah untuk melakukan tindakan. Adapun kata makruf adalah seluruh

3
perbuatan seseorang yang menunjukkan kebaikan sesuai aturan Islam. Sedangkan mungkar
adalah perbuatan seseorang yang mengarah pada keburukan dan kerugian diri sendiri serta
orang lain.

c. Tabsyir dan Tanzir. Kata tabsyir berarti memberi kabar gembira bagi orang yang beriman
dan beramal salih. Sedangkan kata tanzir berarti memberi peringatan kepada yang
melanggar perintah Allah Swt. Artinya, memberi kabar gembira harus dilakukan terlebih
dahulu daripada memberi peringatan. Keduanya merupakan tahapan dalam dakwah yang
dilakukan dengan melihatsituasi dan kondisi yang dihadapi.

d. Żikra. Kata żikra atau bisa disebut zakkir dalam fi’il amr berarti perintah untuk
memperingatkan.

e. Tausiah dan Taklim. Tausiah atau wasiyah berarti pesan perintah tentang sesuatu. Dalam
konteks dakwah, wasiyah berupa pesan moral yang harus dilaksanakan oleh mad’u.
Sedangkan taklim berarti pengajaran dan pendidikan. Taklim merupakan proses
pengajaran yang hanya pada tingkat pemahaman. Artinya, dalam konteks dakwah, taklim
hanya sekadar mengajarkan ajaran Islam dan tidak pada tahap pengamalan.
Dengan demikian nahi mungkar memang bagian dari dakwah meskipun dalam
nomenklaturnya disatukan dengan amar makruf. Al Ghazali dalam M. Ali Aziz
berpendapat bahwa orang yang meninggalkan perintah makruf dan larangan mungkar
dipandang sebagai perbuatandosa. Nahi mungkar dalam dakwah lebih mengarah pada
norma dan tradisi masyarakat. Sebab perbuatan mungkar selalu berhubungan dengan
kegiatan seseorang yang merugikan diri sendiri dan orang lain sehingga aturan agama
menjawab persoalan tersebut.

4
3. Hadits tentang Amar ma'ruf nahi munkar
Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab syariat Islam memang
menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita yang meninggalkannya,
maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman berupa siksa yang sangat pedih dan
menyakitkan.Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut:

"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar (melarang
berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat
di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan
(doa mereka)." (HR. Abu Dzar).

Selain itu, amar makruf nahi mungkar merupakan prinsip dasar agama Islam yang harus dilakukan
oleh setiap muslim.Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur'an:

Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam hadits. Salah satunya adalah
hadits dari Abi Said al-Khudri:

"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah
selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).

Dalam hadits lain, dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud Ra, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang Nabi pun yang Allah Ta'ala utus di suatu umat sebelumku, kecuali memiliki
pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil sunnahnya dan mengikuti
perintahnya. Kemudian, datang generasi-generasi setelahnya yang mengatakan hal yang tidak
mereka ketahui dan tidak diperintahkan. Maka, barang siapa memerangi mereka dengan tangannya
maka ia adalah mukmin. Dan, barang siapa memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah
mukmin. Dan, barang siapa memerangi mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin. Dan,
tidak pernah ada di belakang itu semua keimanan sebesar biji atom."

5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Nahi mungkar adalah bagian prinsip dari dakwah Islam yang harusdiutamakan
pelaksanaannyaoleh para dai. Sebab bernahi mungkar merupakan identitas dakwah dan menjadi
kewajiban dai dalam berdakwah. Ketika mad‛u yang didakwahi meninggalkan kemungkaran
maka dai langsung melanjutkan dakwahnya dengan meningkatkan kualitas ilmu dan amal salih
para mad‛u.Nahi mungkar dalam dakwah lebih mengarah pada norma dan tradisi masyarakat.
Sebab perbuatan mungkar selalu berhubungan dengan kegiatan seseorang yang merugikan diri
sendiri dan orang lain sehingga aturan agama menjawab persoalan tersebut. Sebagaimana hadis
yang mendeskripsikan tentang mengubah kemungkaran seseorang atau kelompok dengan tangan,
lisan dan hati. Al-Quran, Hadis, pemahaman ulama juga merupakan dasar utama dalam menilai
suatu perbuatan dikatakan mungkar.Dai dapat melaksanakan kegiatan bernahi mungkar sesuai
apa yang dilakukan Rasulullah Saw. yaitu dengan tangan, lisan dan hati. Langkah tersebut bisa
dilakukan dengan kemauan dan kemampuan dai dalam berdakwah. Nahi mungkar tidak
menyebabkan keburukan yang lebih besar dari pada kebaikannya. Penerapan bernahi mungkar
dalam diri dan kehidupan masyarakat adalah fardu ain tetapi pelaksanaannya berbeda-beda
dikarenakan perbedaan tradisi, pemahaman agama, penguasaan ilmu dan tingkatan kecerdasaan.
Oleh karena itu, semua orang harus saling mengingatkan dan mengawasi untuk keselamatan
bersama dan kemajuan dakwah Islam.

6
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A., & Santoso, B. R. (2020, Desember 2). NAHI MUNGKAR DALAM DAKWAH (Kontruksi
Hadis Dakwah Terhadap Pengembangan Dakwah). Volume 18, No. 2, Desember 2020, 1-22.
Mustinda, L. (2020, Okt Selasa). Amar Makruf Nahi Mungkar, Perilaku yang Diperintahkan
Allah SWT. Retrieved from detiknews: https://news.detik.com/berita/d-5201638/amar-makruf-
nahi-mungkar-perilaku-yang-diperintahkan-allah-swt

Anda mungkin juga menyukai