Anda di halaman 1dari 14

AMBANG EKONOMI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN SALAK

(Salacca edulis)

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT)

Oleh :

Nama : Fikri Ali Luthfi

NPM : 175001022

Kelas : B

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Siliwangi

Tasikmalaya

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah yang berjudul “Ambang Ekonomi Hama dan Penyakit Pada Tanaman Salak
(Salacca edulis) ” ini dapat tersusun hingga selesai.

Dalam penyusunannya penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Elya Hartini, Ir,. MT, selaku dosen Mata Kuliah Pengendalian Hama dan Penyakit
Terpadu yang telah memberikan tugas ini kepada penulis dan mengarahkan penulis
dalam menyusun makalah ini.
2. Rekan-rekan yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Tasikmalaya, 15 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Makalah ............................................................................ 1
C. Manfaat Penulisan Makalah .......................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Jenis OPT Penting Tanaman Salak................................................ 2
B. Gejala Kerusakan, Tingkat Serangan ............................................ 4
BAB III PEMBAHASAN
A. Ambang Ekonomi OPT................................................................. 6
B. Kerugian Terhadap Petani ............................................................ 8
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan
mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga
dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman
salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak
dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke
Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.

Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman salak yang optimal tentunya tidak


terlepas dari bebasnya tanaman hortikultura ini dari adanya serangan hama dan
penyakit. Apabila tanaman salak yang diusahakan itu sampai diserang hama dan
penyakit, segera dikendalikan supaya serangannya tidak parah sehingga buah salak
yang diharapkan dapat diperoleh. Untuk mengendalikannya tentu kita perlu
mengetahui dahulu jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman salak sehingga
membantu mempermudah dalam melakukan pengendaliannya. Selain itu harus
dianalisis baik dari segi ekonomi dengan memperhatikan ambang batas ekonomi dari
keadaan tanaman salak itu sendiri.

B. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun untuk
menjelaskan dan mendeskripsikan :
1. Memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah PHPT.
2. Mengetahui OPT pada budidaya salak.
3. Mengetahui gejala, tingkat serangan pada OPT tanaman salak.
4. Mengetahui Ambang Ekonomi Serangan OPT pada tanaman salak.

C. Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini diharapakan memberikan manfaat baik secara teroretis, maupun
secara praktis. Secara teoretis diharapkan makalah ini memberikan sumbangan bagi
pengembagan khasanah keilmuan bidang kajian Pengendalian Hama dan Penyakit
Terpadu, terutama dalam menganalisa Ambang Ekonomi serangan OPT pada tanaman
salak.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Jenis OPT Penting Tanaman Salak
1. Pseudococcus sp
Hama ini berupa kutu yang tubuhnya tertutup oleh lilin putih, punggungnya
tinggi bulat, panjang tubuh 2,75 mm, dan berwarna merah daging yang tertutup
lilin putih. Hama menyerang bunga dengan gejala serangan berupa bercak-bercak
kuning membentuk alur alur coklat dipangkal tangkai bunga, sedangkan serangan
pada buah menyebabkan buah salak berwarna coklat.
2. Kutu Dompolan Putih
Nama latin hama ini adalah Pseudococcus sp yang menyerang daun, bunga
dan buahnya. Jika menyerang daun,daun yang diserang ditandau antara lain
daunnya berubah menjadi warna hijau kekuning-kuningan. Jika menyerang
bunganya, pada bunga yang diserangnya itu terdapat bercak-ber cak kuning
membentuk alur-alur coklat di pangkal tangkai bunga. Sedangkan apabila
menyerang buahnya, buah-buah salak yang diserangnya itu berwarna coklat dan di
permukaan kulitnya tampak kutu putih bergerombol. Hama ini terutama
menyerang tanaman Salak Bali.
3. Coleoptera (Shilpidae)
Hama ini berupa serangga bersayap keras, rata-rata tubuhnya berukuran 8'x
4,5 mm, tubuh agak pipih dan antenanya berbentuk gada bersegmen 3 ruas.
Serangga ini memiliki sayap berwarna coklat gelap dengan beberapa gambaran
coklat muda di punggungnya. Baik pada stadium larva maupun dewasa hama ini
dapat merusak buah salak dengan menggerek buah dan menvebabkan buah
meniadi busuk berair.
4. Penyakit Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pestalotia sp. Gejala yang Nampak
yaitu adanya bercak-bercakhitam pada daun salak. Bilamana daun tersebut
terserang, maka diperlukan pembuangan daun yang terkena sebelum tersebar ke
daun yang lain.
5. Cendawan Putih
Penyakit ini menyerang pada bagian buah yang mulai merusak pada bagian
kulit salak hingga seluruh buah tersebut. Akibatnya, kualitas dari buah tersebut
menjadi menurun. Pada penyakit ini bisa diberantas dengan cara pengurangan

2
kelembaban dari tanah itu sendiri atau dengan mengurangi pepohonan pelindung
yang ada pada sekitar tanaman salak.
6. Busuk Bunga
Busuk bunga .salak sekurang-kurangnya disebabkan oleh 2 jenis jamur, yaitu
golongan Fusarium dan Marasmius . Busuk bunga olehjamur Fusarium ditandai
adanya miselium jamur Fusarium yang menyerupai benang-benang putih seperti
kapas pada permukaan bunga. Jamur yang menyebabkan gejala busuk pada bunga
salak disebabkan 3' spesies Fusarium, yaittt : F. oxyporum, F. oxniliformal dan F.
decemcellulare. Pada serangan parah, bunga salak menjadi busuk dan pada
permukaannya tertutup miselium berwarna Putih. Sedangkan busuk bunga oleh
jamur Marasmius dicirikan oleh adanya bunga busuk dan dipermukaannya timbul
jamur Mardemius dengan akar menembus ke dalam bunga.
7. Busuk Buah
Diperkirakan terdapat 3 jenis jamur yang menyebabkan buah salak menjadi
busuk, yaitu : Ceratocystis paradoxa, Fusarium Sp dan Aspergillus Sp. Besarnya
jamur C. Paradoxa dapat terjadi pada buah yang belum dipanen dan pada buah
setelah dipanen. Buah yang terserang menjadi busuk dan daging buah di bagian
pangkal berwarna hitam. Jamur Fusarium sp. disamping menyerang bunga
menyebabkan bunga menjadi busuk, juga menyerang buah menyebabkan buah
menjadi busuk. Buah yang terserang, permukaan kulitnya tertutup oleh miselium
berwarna putih daging buahnya busuk dan buah gugur sebelum dipanen.
Sedangkan busuk buah oleh jamur Aspergillus Sp. umumnya terjadi pada buah
salak yang telah dipanen. Serangan jamur dimulai dari pangkal buah, ditandai
adanya konidium dan konidiofor yang berwama kuning.
8. Malformasi (Perubahan Bentuk) Tanaman
Nama penyakit ini didasarkan kepada penampakan bentuk tanaman sakit, yaitu
adanya pertumbuhan tanaman yang tidak normal. Gejala mulai tampak pada
anakan salak, yaitu ujung pelepah daun tumbuh zigzag, daunnya lebih hijau dan
agak kaku dan pertumbuhannya terhambat. Pada tanaman yang sudah dewasa,
kadang-kadang pelepah daunnya membengkok 90 derajat. Apabila tangkai
batangnya di belah, bagian batang tampak busuk berwarna coklat. Tanaman yang
terserang umumnya tidak berproduksi dan lama kelamaan tanaman menjadi mati.

3
B. Gejala Kerusakan, dan Tingkat serangan
1. Pseudococcus sp
Gejala serangan berupa bercak-bercak kuning membentuk alur alur coklat
dipangkal tangkai bunga, sedangkan serangan pada buah menyebabkan buah salak
berwarna coklat. Hal ini disebabkan karena Hama mengambil makanan dari bunga
dan buah salak.
2. Kutu Domplan Putih
Gejalanya terlihat ketika menyerang daun, bunga dan buahnya. Pada daun
yang diserang terlihat daunnya berubah menjadi warna hijau kekuning-kuningan.
Pada Bunga gejala serangannya itu terdapat bercak-bercak kuning membentuk
alur coklat di pangkal tangkai bunga. Dan pada saat menyerang buah, salak yang
diserangnya itu berwarna coklat dan di permukaan kulitnya tampak kutu putih
yang bergerombol.
3. Coleoptera
Gejalanya nampak pada buah, dimana merusak buah salak dengan menggerek
buah dan menyebabkan buah meniadi busuk berair. Serangan dalam skala besar
dapat menyebabkan tanaman salak terganggu terutama dalam fase generatifnya
pada saat tanaman salak akan berbuah. Hal ini bisa menyebabkan tanaman salak
gagal panen yang menyebabkan petani salak rugi.
4. Penyakit bercak daun
Gejala yang nampak yaitu adanya bercak-bercak hitam pada daun salak.
Apabila serangannya parah akan menghambat pertumbuhan tanaman salak karena
menyerang daun yang menjadi sumber utama dalam melakukan fotosisntesis.
Selain merugikan dapat merugikan petani karena dapat membuat tanaman mati.
Cara menanggulanginya yaitu dengan memotong bagian daun yang terserangya.
5. Cendawan Putih
Gejalanya nampak pada bagian buah yang mulai merusak pada bagian kulit
salak hingga seluruh buah tersebut. Serangan fatalnya menyerang dalam serangan
yang banyak dapat menyebabkan kualitas dari buah tersebut menjadi menurun.
Pada penyakit ini bisa dikendalikan dengan cara pengurangan kelembaban dari
tanah itu sendiri dengan cara mengurangi pepohonan pelindung yang ada pada
sekitar tanaman salak agar tidak terlalu banyak serasah yang dapat menyebabkan
kelembaban tinggi.

4
6. Busuk Bunga
Busuk bunga oleh jamur Fusarium untuk gejalanya ditandai adanya miselium
jamur Fusarium yang menyerupai benang-benang putih seperti kapas pada
permukaan bunga. Pada serangan parah, bunga salak menjadi busuk dan pada
permukaannya tertutup miselium berwarna Putih. Sedangkan busuk bunga oleh
jamur Marasmius, gejalanya dicirikan dengan adanya bunga busuk dan
dipermukaannya timbul jamur Mardemius dengan akar menembus ke dalam
bunga. Gejalanya umumnya Nampak bunga menjadi basah dan sulit untuk
melakukan pembuahan dalam fase generative.
7. Busuk Buah
Gejala mulai terjadi pada buah yang belum dipanen dan pada buah setelah
dipanen. Buah yang terserang menjadi busuk dan daging buah di bagian pangkal
berwarna hitam. Buah yang terserang, permukaan kulitnya tertutup oleh miselium
berwarna putih yang menyebabkan daging buahnya busuk dan buah gugur
sebelum dipanen. Selain itu setelah panen pun dapat terlihat gejala serangannya.
Serangan jamur dimulai dari pangkal buah, ditandai adanya konidium dan
konidiofor yang berwama kuning.
8. Malformasi (perubahan bentuk)
Gejala mulai tampak pada anakan salak, yaitu ujung pelepah daun tumbuh
abnormal tepatnya berbentuk zigzag, daunnya lebih hijau dan agak kaku dan
pertumbuhannya terhambat. Pada tanaman yang sudah dewasa, nampak pelepah
daunnya membengkok 90 derajat.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Ambang Ekonomi
Ambang Ekonomi adalah batas populasi hama atau kerusakan oleh hama yang
digunakan sebagai dasar untuk digunakannya pestisida. Diatas AE populasi hama
telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebih besar daripada biaya pengendalian.
Ambang Ekonomi adalah kepadatan populasi hama yang memerlukan
tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan populasi hama berikutnya yang
dapat mencapai Aras Luka Ekonomi, ALE (Economic Injury Level). Sedangkan ALE
didefinisikan sebagai padatan populasi terendah yang mengakibatkan kerusakan
ekonomi. Kerusakan ekonomi terjadi bila nilai kerusakan akibat hama sama atau lebih
besarnya dari biaya pengendalian yang dilakukan, sehingga tidak terjadi kerugian.
Dengan demikian AE merupakan dasar pengendalian hama untuk menggunakan
pestisida kimia.
Ambang ekonomis serangan hama dan penyakit adalah :
1. Jika serangan hama dan penyakit tersebut menurunkan biaya produksi
tanaman secara kualitas. Jika suatu hama dan penyakit tidak menyebabkan
kerugian atau menurunkan produksi tanaman secara kualitas maka serangan
hama dan penyakit tidak perlu dilakukan pemberantasan. Penurunan kualita
produksi tanaman ini akan berkabit pada nilai ekonomis terhadap hasil
produksi tanaman tersebut. Serangan hama dan penyakit tanaman perlu
dilakukan kegiatan pemberantasan bila telah menurunkan kualitas produksi
hasil pertanian atau menurunkan nilai ekonomis hasil tanaman.          
Penurunan kualitas atau nilai ekonomi hasil tanaman akan berdampak
terhadap petani yang mengusahakan tanaman tersebut penurunan pendapatan
atau dapat menyebabkan gagal panen.
2. Jika serangan hama dan penyakit mengadakan suatu persaingan terhadap
kepentingan manusia. Persaingan terhadap kepentingan manusia atau petani
jika serangan hama dan penyakit mengakibatkan peningkatan biaya produksi
seperti pengadaan benih untuk mengganti tanaman yang terserang hama.
Dengan terganggunya kepentingan petani atau manusia akibat serangan hama
dan penyakit maka perlu dilakukan kegiatan penanggulangan.
3. Jika serangan hama dan penyakit tersebut sudah menjadi permasalahan dalam
usaha pertanian. Serangan hama dan penyakit dikatakan sudah menjadi

6
permasalahan dalam pertanian jika serangan hama dan penyakit tersebut
mengakibatkan terganggunya produksi hasil tanaman baik secara kualitas
maupun kuantitas, persentase tumbuh tanaman, dan biaya perawatan tanaman.
Jika serangan hama dan penyakit telah menyebabkan hal tersebut perlu
dilakukan tindakan pengendalian sehingg dapat meminimalisir permasalahan
tersebut.
4. Jumlah populasi organisme penyebab hama dan penyakit lebih dari 10 ekor
pada setiap tanaman. jika populasi vektor hama dan penyakit pada setiap
tanamaan melebihi 10 ekor perlu dilakukan kegiatan tindakan pengendalian
hama dan penyakit. Jika populasi masih dibawah 10 ekor pertanaman tidak
perlu dilakukan pengendalian karena maih dibawah ambang batas ekonomis.
Jika dilakukan pengendalian akan menyebabkan kerugian yang meliputi biaya
produksi semakin meningkat, musnahnya musuh-musuh alami hama dan
penyakit.
Pada tanaman salak, stadia hama yang dominan diketemukan menyerang di
tanaman Salak adalah stadia Larva. Dimana stadia larva adalah stadia yang paling
berbahaya. Dikatakan ambang ekonomi apabila serangan yang dilakukan OPT
dilakukan dengan skala populasi besar, sedangkan pada dilapangan belum terlalu
ditemukan serangan OPT yang begitu besar sehingga harus menerapkan pengendalian
yang sesuai dengan ambang batas ekonomi. Akan tetapi dapat di dikatakan ambang
batas ekonomi apabila terjadi serangan dengan intensitas serangan 5 – 10 % per
rumpun.
Contoh dari serangan hama terjadi di Yogyakarta berdasarkan hasil
pengamatan POPT di lapangan, ditemukan adanya serangan Ulat Artona
catoxantha tersebut pada tanaman Salak Pondoh di kecamatan Pakem, Turi dan
Tempel. Hal tersebut didukung dengan hasil surveillans dari Laboratorium PHP
Pandak Bantul yang menyatakan bahwa Ulat Artona yang merupakan hama tanaman
kelapa, kini telah menyerang tanaman Salak Pondoh Sleman. Gejala serangan yang
ditimbulkan sama dengan gejala serangan pada daun tanaman kelapa. Meskipun
populasi belum terlalu tinggi dengan katagori intensitas serangan Ringan, namun luas
serangan yang ditimbulkan cukup luas yaitu 8.750 rumpun. Dan stadia hama yang
dominan diketemukan menyerang di tanaman Salak adalah stadia Larva. Dimana
stadia larva adalah stadia yang paling berbahaya. Meskipun bukan salah satu OPT

7
penting pada tanaman salak, hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang
menyebabkan hama ulat Artona catoxantha menyerang tanaman salak.

Dari keadaan lapangan yang teramati tersebut, kemungkinan faktor penyebab


fenomena terjadinya serangan Ulat Artona  pada tanaman Salak disebabkan beberapa
hal meliputi : Biologi Hama (perubahan ekologi), Perubahan Iklim/Cuaca, Hama
baru/migrasi. Perubahan ekologi, seperti berkurangnya tanaman kelapa dalam jumlah
yang cukup besar sementara di lokasi tersebut tersedia tanaman dalam famili yang
sama (tanaman salak) cukup luas. Turut berpengaruh juga rendahnya peran faktor
biotis (parasitoid, predator, dan patogen), serta perlakuan insektisida kimia yang tidak
bijaksana yang mengakibatkan rersistensi, resurjensi hama sasaran dan musuh alami
ikut terbunuh. Musuh alami ulat ini diantaranya adalah Tabuhan Apanteles
artonae Rohw, Lalat hitam Argyrophiylax fumipennis Towns, Tawon Glyptapanteles
artonae, Semut krangrang (semut besar berwarna cokelat) dll.

B. Kerugian terhadap petani

Serangan Hama dan penyakit pada semua tanaman pasti akan berdampak
kepada petani sebagai pengelola tanaman budidaya secara ekonomis. Akibat dari
serangan OPT tersebut adalah :

1. Gagal Panen
Akibat serangan hama yang paling ditakuti oleh para petani adalah terjadinya
gagal panen. Kegagalan ini dikarenakan hama yang menyerang tanaman menjadikan
tanaman sebagai bahan makanan, dan tempat tinggal bagi mereka. Hama merusak
tanaman dengan cara :
a. Menghisap cairan tanaman
b. Memotong batang tanaman baik yang muda maupun tua
c. Memakan daun muda dan tua serta tunas-tunas muda pada tanaman
d. Menghisap cairan danmemakan daging buah 
2. Menurunnya Junlah Produksi Tanaman
Dengan serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka tanaman
tidak akan mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena terjadinya
pembatasan pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman budidaya.

8
3. Pertumbuhan Tanaman yang Terganggu
Serangan hama dapat meyebabkan pertumbuh tanaman menjadi terhambat
dan bahkan tidak jarang mengalami stagnan pertumbuhan atau kerdil.
4. Menurunkan Nilai Ekonomis Hasil Produksi
Hama yang menyerang pada buah atau bagian tanaman yang memiliki nilai ek
onomis akan menjadi menurun. Hal ini disebabkan, hama merusak bagian-bagian
buah mupun daun tanaman.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan
mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga
dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman
salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak
dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke
Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.
Ambang Ekonomi adalah kepadatan populasi hama yang memerlukan
tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan populasi hama berikutnya yang
dapat mencapai Aras Luka Ekonomi, ALE (Economic Injury Level). Sedangkan ALE
didefinisikan sebagai padatan populasi terendah yang mengakibatkan kerusakan
ekonomi. Kerusakan ekonomi terjadi bila nilai kerusakan akibat hama sama atau lebih
besarnya dari biaya pengendalian yang dilakukan, sehingga tidak terjadi kerugian.
Dengan demikian AE merupakan dasar pengendalian hama untuk menggunakan
pestisida kimia.
Pada tanaman salak, stadia hama yang dominan diketemukan menyerang di
tanaman Salak adalah stadia Larva. Dimana stadia larva adalah stadia yang paling
berbahaya. Akan tetapi dapat di dikatakan ambang batas ekonomi apabila terjadi
serangan dengan intensitas serangan 5 – 10 % per rumpun.
Dampak serangan OPT dapat menyebabkan petani mengalami kerugian secara
ekonomis hal ini perlu ditanggulangi sama sama menggunakan metode yang ramah
lingkungan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama dan penyakit secara
terpadu.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan waktu yang akan datang. Dan penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2011. Ambang Ekonomi hama dan penyakit.


https://wahanapertanian.blogspot.com/2011/01/ambang-ekonomi-hama-
dan-penyakit.html [Online]. Diakses 16 mei 2020.

Anonymous, 2016. Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman salak.


https://www.pertanianku.com/hama-dan-penyakit-yang-menyerang-
tanaman-salak/ [Online]. Diakses 16 mei 2020.

Anonymous. 2017. Mengenal Nilai Batas Ambang Pengendalian pada Tanaman Pangan dan
Hortikultura. https://belajartani.com/mengenal-nilai-ambang-batas-
pengendalian-pada-tanaman-pangan-dan-horti/ [Online]. Diakses 16
Mei 2020.

Cahyana, Iyan. 2019. Ambang Ekonomi Hama. https://medium.com/agro-farming-


agent/ambang-ekonomi-hama-1f0c7a549906 [Online]. Diakses 16 Mei
2020.

DAA, Pertiwi. 2014. Artona Menyerang Tanaman Salak. http://distan.jogjaprov.go.id/artona-


menyerang-tanaman-salak-pondoh/ [Online]. Diakses 16 Mei 2020.

Masbait, Arif. 2013. Stila Ambang Batas Ekonomi dalam Pertanian.


http://ariefmasbaitt.blogspot.com/2013/02/stila-ambang-ekonomi-
dalam-pertanian.html [Online]. Diakses 16 mei 2020.

Nasrudin, Ade. 2007. Epidemiologi Penyakit Tanaman.


http://pasca.unhas.ac.id/Web_Epid/kul13/page1.html [Online]. Diakses
16 mei 2020.

Ratna, Dewi. 2017. Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman.


http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-
mainmenu-47-47/artikel/609-mengendalikan-hama-dan-penyakit-
secara-alami [Online]. Diakses 16 Mei 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai