Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU PENYAKIT TANAMAN

Xanthomonas oryzae Pada Tanaman Hawar

Dosen
Dra. Ida Adviany, M.P
Ir. Lilis Irmawatie, M.M.Pd.

Disusun Oleh :
FITRIANA 41035003221026

JURUSAN AGROTEKNOLOGI/FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
makalah iIlmu penyakit tanaman tentang Xanthomnas oryzae
Makalah Ilmu penyakit tanaman ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan
perbaikan pada makalah.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3. Tujuan.......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi umum tentang Hawar Pada tanaman padi ...............................6
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Padi.......................................................................7
2.1.2 Morfologi Tanaman Padi........................................................................7
2.2. Deskripsi umum tentang Xanthomonas oryzae.........................................13
2.2.1 Klasifikasi Xanthomonas oryzae.............................................................14
2.2 2 Morfologi Xanthomonas oryzae.............................................................14
2.2.3 Siklus Hidup Xanthomonas oryzae.........................................................15
2.2.4 Penyebaran Xanthomonas oryzae...........................................................15
2.2.5 Gejala Serangan Xanthomonas oryzae…………………………………15
2.2.6 Pengendalian Xanthomonas oryzae…………………………………….16
KESIMPULAN..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18

2
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Bagian akar padi……………………………………………………………....8


2. Bagian batang padi…………………………………………………...……….9
3. Bagian daun tanaman padi……………………………………………………11
4. Bagian bunga tanaman padi…………………………………………………..12
5. Siklus hidup Xanthomonas oryzae……………………………………………15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Tanaman padi merupakan salah satu tanaman pangan yang penting di Indonesia.
Sampai saat ini ketergantungan terhadap tanaman pangan khususnya padi masih sangat
besar . Padi adalah tanaman penghasil beras dan merupakan komoditas pangan utama
penduduk Indonesia. padi merupakan makanan pokok lebih dari setengah penduduk
dunia dan sekitar 60 - 70 % kebutuhan kalori lebih dari dua milyar penduduk Asia
bergantung pada tanaman ini. Sebagian besar produksi beras nasional masih
mengandalkan produksi padi sawah (Triny, 2021)
Pangan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi demi keberlangsungan
hidup manusia. Tanaman padi adalah salah satu bahan pangan yang sangat penting di
Indonesia, hasil dari olahan padi yang berbentuk beras lalu kemudian menjadi nasi
dijadikan sebagai sumber makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia,
bahkan di berbagai penjuru dunia. Kebutuhan akan konsumsi beras setiap tahunnya
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, sementara
ketersediaan lahan pertanian terus berkurang dan produksi padi terbatas (Triny, 2021)
Salah satu kendala yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitas padi adalah
adanya serangan hama dan penyakit. Penyakit yang sering menyerang tanaman padi
diantaranya adalah penyakit hawar daun bakteri (HDB), terutama pada padi sawah.
Penyakit ini dapat menurunkan produksi padi secara kualitas dan kuantitas serta sangat
merugikan secara ekonomi. Dalam periode 1998-2002 ratarata areal tanaman padi yang
tertular penyakit HDB 34.128,6 ha dengan luas tanaman dengan tingkat serangan puso
60,4 ha. Pada tahun 2010, luas serangan HDB di Indonesia mencapai 110.248 ha, 12 ha
diantaranya (Triny, 2021)
Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi utama
yang tersebar di berbagai ekosistem padi di negara-negara penghasil padi, termasuk
Indonesia. Gejala kresek sangat mirip dengan gejala sundep yang timbul akibat
serangan penggerek batang pada fase tanaman vegetatif. Pada tanaman dewasa penyakit
hawar daun bakteri menimbulkan gejala hawar (blight). 1 2 Bila serangan terjadi pada
saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah
tidak terisi penuh atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil dapat
mencapai 50% sampai 70% (Najeeya, M., Abdul, R. and A.A. Muhammad. 2018).

4
Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit ini yaitu
lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi, oleh karena itu penyakit ini
sering terjadi saat musim hujan. Faktor lainnya yaitu pertanaman pada lahan sawah
yang selalu tergenang, pemupukan Nitrogen dengan dosis yang tinggi tanpa diimbangi
dengan pupuk Kalium dan pupuk lainnya, yang dapat menyebabkan tanaman menjadi
lebih rentan terhadap penyakit ini (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2018)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo).
Patogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman
dimulai dari mulai persemaian sampai menjelang panen. Apabila serangan terjadi pada
awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. (Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi, 2018)

1.3 Rumusan Masalah


Membahas tentang apa itu hawar pada tanaman padi secara umum beserta klasifikasi
dan morfologinya. Serta mebahas apa itu xanthomonas oryzae, baik dari
klasifikasi,morflogi,siklus hidup, penyebaran,gejala serangan,dan bagaimana cara
pengendalian pathogen ini.

1.4 Tujuan
Bertujuan untuk mengetahui secara lengkap apa itu hawar pada tanaman padi, baik
pengertian secara umum serta klasifikasi dan morfologi pada tumbuhan padi. Tidak
hanya itu juga ini membahas Xanthomonas oryzae secara umum serta
klasifikasi,morfologi, siklus hidup, penyebaran, gejala serangan dan bagaimana
pengendaliannya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Umum Tentang Tanaman padi

Padi Oryza sativa merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang
biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan
masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia
sekitar 1500 SM. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.

Oryzae sativa, merupakan tanaman pangan utama yang tumbuh diberbagai


wilayah tropis dan subtropics. Padi adalah tanaman semusin yang biasanya ditanam
disawah dengan air yang menggenang. Tanaman ini memiliki tanaman yang
ramping dan daun lonjong dan malai bunga yang gantung. Padi biasanya dipanem
saat bulirnya telah matang, dan hasil panennya dapat digunakan sebagai bahan
makanan pokok untuk sebagian besar populasi dunia. Proses pertanaman dan
pemeliharaan padi melibatkan pergairan yang cermat dan control gulma untuk
memastikan pertumbuhan yang optimal.
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma)
bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap
bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari
palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman
berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur
tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah
dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar
menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi
mengadung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai
sumber gizi.

6
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Padi

Menurut literatur Grist (1960), padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan


kedalam

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae,

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Species : Oryza sativa L.

2.1.2 Morfologi Tanaman Padi

1. Akar
akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari
dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi
dapat dibedakan atas :

 Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang
sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami
pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan
calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
 Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar
serabut akan tumbuh.
 Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan
akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar,
dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut
biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan
akar serabut.

7
 Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang
terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di
tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan
udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.

Gambar 1 akar padi


Sumber : Aak (1992)

Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan
akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda
berwarna putih.

2. Batang

Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari
beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung
kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang
terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan
seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian
bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian
atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan
percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian
yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle
pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang
paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas
menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.

Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu


batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3,

8
5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas
yang disebut tunasorde pertama.

Gambar 2 batang padi

Sumber : Aak (1992)

Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma
pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma
ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada
batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde
kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde
kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama.
Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas
dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari
orde pertama dan kedua.

3. Daun

9
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-
beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya
sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari
jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :

1. Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya
memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas
padi yang bersangkutan.
2. Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang,
pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang
jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
3. Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih.
Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun
duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah
masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu
lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan
penyebaran penyakit.

Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile.


Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan
air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan
seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun
terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih
pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun
sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula
berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang
keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun
yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7
hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.

10
Gambar 3 Bagian daun tanaman padi

Sumber : Aak (1992)

4. Bunga.

Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan
malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan
sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai
tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama
pada ruas buku148yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga)
diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang
dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm).
Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah
cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-120 bunga

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.


Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,
tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung
serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang

11
berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Sodiq, M. dan
Mudjoko, T. (2019).

Gambar 4 Bagian di dan malai

Sumber : Aak (1992)

5. Buah

Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan
biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah
selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang
membentuk sekam atau kulit gabah (Sodiq, M. dan Mudjoko, T. (2019).

Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan
lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa
sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua
belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam
10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma
itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut
karyiopsis).

Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang
menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik
yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah,
sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi

12
hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari bakal
buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini
memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping
bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk,
yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan
dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya
tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian
terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm adalah
penting sebagai sumber cadangan makanan bagitanaman yang baru tumbuh.

2.2 Deskripsi Umum Tentang Xanthomonas oryzae

Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) menyebabkan hawar daun bakteri (HDB)
pada padi (Oryza sativa L.), yang merupakan penyakit utama dan menjadi pembatas
bagi produksi tanaman pokok di banyak negara di dunia. Isolasi Xoo dilakukan dari
daun padi yang terserang hawar daun bakteri. Identifikasi X. oryzae pv. oryzae
dilakukan berdasarkan pada gejala yang ditimbulkannya, patogenisitas, karakter
morfologi, fisiologi, dan genetik biakan bakteri yang diisolasi dari tanaman padi
yang terinfeksi Xoo. (Wahyudin AT, Meliah S, Nawangsih AA. 2019)
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) merupakan bakteri Gram negatif yang
menyebabkan penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada tanaman padi. HDB
tergolong penyakit penting dibeberapa negara penghasil padi di dunia, termasuk di
Indonesia. Serangan HDB di Indonesia menyebabkan kerugian hasil panen sebesar
21-36% pada musim hujan dan sebesar 18-28% pada musim kemarau. Luas
penularan penyakit HDB pada tahun 2006 mencapai lebih dari 74 ribu ha, 16 ha
diantaranya menyebabkan tanaman puso. Para ahli fitopatologi saat ini sedang
berupaya untuk dapat mengendalikan penyakit HDB, sehingga ketersediaan isolat
bakteri Xoo di laboratorium riset harus dipersiapkan sebaik mungkin agar kegiatan
riset dapat berjalan dengan baik. (Wahyudin AT, Meliah S, Nawangsih AA. 2019)
Penyakit hawar daun bakteri atau kresek disebabkan oleh bakteri Xanthomonas
oryzae pv. oryzae (Xoo). Serangan yang terjadi pada awal pertumbuhan
menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek dan pada
tanaman dewasa menimbulkan gejala hawar (blight). Gejala hawar daun bakteri
dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan daun menjadi kering. Bagian
yang kering ini akan semakin meluas ke arah tulang daun hingga seluruh daun akan
mengering. Serangan oleh bakteri ini dapat terjadi pada fase vegetatif dan generatif
yang mengakibatkan kerusakan tanaman serta menurunkan hasil produksi tanaman
padi. Bahkan, dalam serangan berat dapat mengakibatkan terjadinya puso.
(Wahyudin AT, Meliah S, Nawangsih AA. 2019)

13
2.2.1 Klasifikasi Xanhomonas oryzae

Adapun Klasifikasi dari bakteri Xoo ialah sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria
Fillum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Xanthomonadales
Famili : Xanthomonadaceae
Genus : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas oryzae pv. Oryz

2.2.2 Morfologi Xanthomonas oryzae

1. Bentuk dan Ukuran


 Xanthomonas oryze memiliki bentuk batang yang pendek dan
silindris
 Ukurannya relative kecil, dengan panjang sekitar 0.5-0.8
mikrometer dan lebar sekitar 0.3-0.5 mikrometer.
2. Pigmen dan pewarnaan
 Baketri ini seringkali menghaslkan pigmen yang dapat
menyebabkan perubahan warna pada daun tanaman padi yang
terinfeksi.
 Dapat diwarnai dengan pewarnaan gram negative
3. Flagela
 Xanthomonas oryzae memiliki flagela, struktur betbentuk bulu
yang membantu dalam pergerakan bakteri.
4. Kolonisasi dn sekresi seluler
 Bateri ini mampu membentuk koloni pada permukaan tanaman
padi.
 Menghasilkan berbagai senyawa ekstraseluler yang memainkan
peran dalam petogenitasnya.
5. Pembentukan Biofilm

14
 Mampu membentuk biofilm pada permukaan tanaman atau
substrat lainnya, memainkan peran dalam kemampuannya untuk
melekat dan menyebabkan infeksi.

2.2.3 Siklus Hidup Xanthomonas oryzae

Gambar 5 Siklus hidup


Sumber : IRRI 2015

Proses ini dapat terus berulang, menyebabkan penyebaran infeksi diantara populasi
tanaman padi.

2.2.4 Penyebaran Xanthomonas oryzae


Xanthomonas oryzae adalh bakteri yang menyebabkan penyakit hawar daun pada
tanaman padi. Penyebarannya dapat terjadi melalui benih,air hujan,atau peralatan
pertanian yang terkontaminasi. Pencegahan termasuk pemilihan benih yang sehat,
praktis sanitasi, dan pengelolaan air yang baik.

2.2.5 Gejala Serangan Xanthomonas oryzae


Gejala serangan Xoo menyebabkan daun padi berubah menjadi kuning pucat, layu,
dan kemudian mati. Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) menyerang padi pada semua
fase pertumbuhan mulai dari fase persemaian sampai menjelang panen, menginfeksi
tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lubang alami berupa stomata dan

15
merusak klorofil daun. Kondisi ini menyebabkan kemampuan tanaman dalam
fotosintesis menurun. Apabila penularan penyakit terjadi pada fase generatif maka
proses pengisian gabah kurang sempurna (Puspitasari, 2020)
Bakteri Xanthomonas oryzae menginfeksi tanaman padi melalui luka pada daun dan
stotama daun dan selanjutnya masuk ke klorofil dan merusak daun. Gejala serangan
kresek pada helaian daun yaitu kerusakan daun biasanya dimulai dari pinggir beberapa
cm dari ujung, berupa garis, melepuh dan selanjutnya meluas dengan pinggiran yang
bergelombang. Dalam beberapa hari daun menjadi kuning. Pada luka yang parah daun
berwarna putih keabu-abuan. Daun tanaman yang rusak akan mengakibatkan proses
fotosintesis yang tidak maksimal. Jika fotosintesis tidak dapat maksimal akibatnya akan
mengganggu pertumbuhan tanaman (Puspitasari, 2020)

2.2.6 Pengendalian Xanthomonas oryzae


Pengendalian Xanthomonas oryzae dapat melibatkan :
 Pemilihan benih yang sehat
Gunakan benih yang bebas dari bakteri untuk mencegah peyebaran
penyakit.
 Praktik pertanian yang baik
Praktik sanitasi, seperti membersihkan peralatan pertanian dan
menghindari
Penggunaan air yang terkontaminasi, dapat membantu mengurangi isiko
penyebaran bakteri.
 Pengolaan air
Atur sistem irigasi dengan baik untuk menghindari air yang berlebihan
yang dapat membantu penyebaran bakteri. Pemupukan yang tepat juga
dapat mendukung ketahanan tanaman.
 Penggunaan pestisida
Beberapa pestisida atau antibiotic dapat digunakan untk mengendalikan
Xanthomonas oryzae terutama pada tahap awal serangan. Konsultasikan
dengan ahli pertanian untk pemilihan dan aplikasi yang tepat
 Rotasi tanaman
Praktik rotai tanaman dapat membantu mengurangi resiko serangan
bakteri dengan mengganggu siklus hidup mereka.
 Pemuliaan tanaman tahan penyakit
Upaya pemuliaan unruk mengembangkan varietas tanaman padi yang
tahan terhadap
Xanthomonas oryzae dapat menjadi solusi jangka panjang.
 Pantau dan tanggapi
Rutin memantau tanaman untuk gejala penyakit dan segera mengambil
tindakakn jika ada tanda-tanda serangan.

16
BAB III

KESIMPULAN

Penyakit hawar daun bakteri atau kresek disebabkan oleh bakteri Xanthomonas
oryzae pv. oryzae (Xoo). Serangan yang terjadi pada awal pertumbuhan menyebabkan
tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek dan pada tanaman dewasa
menimbulkan gejala hawar (blight). Gejala hawar daun bakteri dimulai dari tepi daun,
berwarna keabu-abuan dan daun menjadi kering. Bagian yang kering ini akan semakin
meluas ke arah tulang daun hingga seluruh daun akan mengering. Serangan oleh bakteri
ini dapat terjadi pada fase vegetatif dan generatif yang mengakibatkan kerusakan
tanaman serta menurunkan hasil produksi tanaman padi. Bahkan, dalam serangan berat
dapat mengakibatkan terjadinya puso.

17
DAFTAR PUSTAKA

Triny, S.K. 2020. Penyakit hawar daun bakteri dalam tonggak kemajuan teknologi
produksi tanaman pangan. Bogor: Paket dan Komponen Teknologi Produksi Padi.
Najeeya, M., Abdul, R. and A.A. Muhammad. 2018. Isolation and characterization of
Xanthomonas oryzae pv. Oryzae isolates from North West Frontier Province (Nwfp)
Pakistan. Sarhad Journal Agriculture 23(3): 743-746.
Sodiq, M. dan Mudjoko, T. (2019). Pengendalian Terpadu Hama dan Penyakit Tanaman
Padi. Plantaxia, Graha Ilmu. 120hlm
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2018) Hawar Daun bakteri (HDB) dan cara
Pengendaliannya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Subang
Puspitasari, Monita. 2020. Diskripsi Sifat Khas Bakteri Xanthomonas oryzae pv.
oryzae. Program Pasca Sarjana, Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan
Universitas Andalas, Padang
Wahyudin AT, Meliah S, Nawangsih AA. 2019. Xanthomonas oryzae pv. oryzae
bakteri penyebab hawar daun bakteri pada padi: isolat, karakterisasi, dan telaah
mutagenesis dengan transposon. Makara Sain. 15:89–96

18
19

Anda mungkin juga menyukai