Dosen Pembimbing
Kelas
: VII B / S1 Terapan
Kelompok
: V (Lima)
13 644 008
2. Fitrianingsih
13 644 023
13 644 026
4. Fitri Rosiana
13 644 057
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM PILOT PLANT TEKNIK KIMIA
ASAP CAIR
Disusun Oleh :
Nama / NIM
13 644 008
13 644 023
: VII B / S1 Terapan
Kelompok
: V (Lima)
Dosen Pembimbing
13 644 057
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Dapat mengoperasikan alat pirolisis untuk membuat asap cair
2. Membuat asap cair grade 2
3. Dapat menyusun neraca massa
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Pirolisis
Pirolisis sering disebut juga sebagai termolisis. Secara definisi adalah
proses terhadap suatu materi dengan menambahkan aksi temperatur yang tinggi
tanpa kehadiran udara (khususnya oksigen). Secara singkat pirolisis dapat
diartikan sebagai pembakaran tanpa oksigen. Pirolisis telah dikenal sejak
ratusan tahun yang lalu untuk membuat arang dari sisa tumbuhan. Baru pada
sekitar abad ke-18 pirolisis dilakukan untuk menganalisis komponen penyusun
tanaman. Secara tradisional, pirolisis juga dikenal dengan istilah distilasi kering.
Proses pirolisis sangat banyak digunakan di industri kimia, misalnya, untuk
menghasilkan arang, karbon aktif, metanol, dan bahan kimia lainnya dari kayu,
untuk mengkonversi diklorida etilena menjadi vinil klorida untuk membuat
PVC, untuk memproduksi kokas dari batubara, untuk mengkonversi biomassa
menjadi syngas, untuk mengubah sampah menjadi zat yang aman untuk
dibuang, dan untuk mengubah hidrokarbon menengah-berat dari minyak menjadi
lebih ringan, seperti bensin (Widjaya, 1982). Proses pirolisis menggunakan alat
pirolisis seperti terlihat pada gambar 1 berikut:
Sumber : http://mesinasapcair.blogspot.co.id/
Gambar 1. Alat pirolisis
No
Komponen gas
Persentase (%)
Karbondioksida
50,77
Karbonmonoksida
27,88
Metana
11,36
Etana
3,09
Hidrogen
4,21
2,72
1.2.2
Tempurung Kelapa
selulosa lebih rendah dengan kadar air sekitar enam sampai sembilan persen
(dihitung berdasarkan berat kering) dan terutama tersusun dari lignin, selulosa
dan hemiselulosa (Tilman, 1981).
Apabila tempurung kelapa dibakar pada temperatur tinggi dalam ruangan
yang tidak berhubungan dengan udara maka akan terjadi rangkaian proses
penguraian penyusun tempurung kelapa tersebut dan akan menghasilkan arang,
destilat, tar dan gas. Destilat ini merupakan komponen yang sering disebut
sebagai asap cair (Pranata, 2008).
Tempurung kelapa termasuk golongan kayu keras dengan kadar air
sekitar enam sampai sembilan persen (dihitung berdasar berat kering), dan
terutama tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Data komposisi kimia
tempurung kelapa dapat kita lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2 Komposisi kimia tempurung kelapa
Komponen
Presentase (%)
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Abu
Komponen Ekstraktif
Uronat Anhidrat
Nitrogen
Air
26,6
27,7
29,4
0,6
4,2
3,5
0,1
8,0
Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap
hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan
yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon
lainnya.
Kondensasi adalah proses untuk mengubah suatu gas/uap menjadi cairan.
Gas dapat berubah menjadi cairan dengan menurunkan temperaturnya melalui
alat yang disebut kondensor. Kondensor berfungsi menurunkan temperatur gas
dengan cara dilewatkan pada media pendingin air atau udara. Transfer panas
terjadi dari gas panas ke media pendingin, dengandemikian proses kondensasi
dapat disebut proses transfer panas atau pertukaran panas. Pada prinsipnya desain
kondensor sama dengan desain heat exchanger. Bentuk dari kondensor ini sangat
berpengaruh terhadap kapasitas hasil pirolisis. Bentuk yang optimal tentu
mempunyai efisiensi yang tinggi. Efisiensi kondensor sangat tergantung pada
luas permukaan pendinginan, debit air pendingin, dan perbedaan temperatur
antara air pendingin dan gas/asap.
Untuk menghasilkan asap yang baik pada saat pembakaran adalah dengan
menggunakan jenis kayu keras seperti kayu bakar, serbuk kayu jati dan
tempurung kelapa. Komposisi tempurung yang terdiri dari hemiselulosa,
selulosa dan lignin akan teroksidasi menjadi fenol yang merupakan kandungan
utama dalam asap cair yang merupakan bahan absorpsi yang kegunaannya
adalah sebagai berikut:
1. Asap cair dari bahan limbah tempurung kelapa dapat digunakan proses
pengawetan kulit mentah.
2.
Asap
cair
dapat
menggantikan
obat-obatan
kimia
sebagai
4.
Asap cair yang diperoleh hasil dari pirolisis kemudian didestilasi untuk
memisahkan asap cair murni dari tar yang terkandung didalamnya (Gambar 2).
Komposisi
Asap
Cair
Asap cair mengandung berbagai senyawa yang terbentuk karena terjadinya
pirolisis tiga komponen kayu yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Lebih dari
400 senyawa kimia dalam asap telah berhasil diidentifikasi. Komponenkomponen tersebut ditemukan dalam jumlah yang bervariasi tergantung jenis
kayu, umur tanaman sumber kayu dan kondisi pertumbuhan kayu seperti iklim
dan
tanah.
Komponen-komponen
tersebut
meliputi
asam
yang
dapat
titik
produk olahan.
2. Formaldehid
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya
gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal
sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Pada umumnya, formaldehida
terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu,
formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung
karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil,
dan asap tembakau.
3. Asam Organik
Asam organik adalah senyawa organik yang mempunyai derajat
keasaman (bahasa Inggris: acidic properties). Asam organik yang paling
umum adalah asam alkanoat yang memiliki derajat keasaman dengan
gugus karboksil -COOH, dan asam sulfonat dengan gugus -SO2OH
mempunyai derajat keasaman yang relatif lebih kuat. Stabilitas pada gugus
asam sangat penting dan menentukan derajat keasaman sebuah senyawa
organik.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di
rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton
per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya
diperoleh dari industry petrokimia maupun dari sumber hayati.
3.2.5
banyak manfaat dan telah digunakan pada berbagai industri, antara lain :
1. Industri pangan
RI
makanan,
diatur
melalui
No.
yang cukup murah dan alami. Berikut cara pengawetan menggunakan asap cair:
a. Asap cair mengandung senyawa fenol yang bersifat sebagai antioksidan,
sehingga menghambat kerusakan pangan dengan cara mendonorkan
hidrogen.
b. Dalam jumlah sangat kecil, asap cair efektif untuk menghambat
oksidasi lemak, sehingga dapat mengurangi kerusakan pangan.
c. Kandungan asam pada asap cair juga efektif dalam mematikan dan
menghambat pertumbuhan mikroba pada produk makanan dengan cara
senyawa asam itu menembus dinding sel mikroorganisme yang
menyebabkan sel mikroorganisme mati. Dengan menurunnya jumlah
bakteri dalam produk makanan, kerusakan pangan oleh mikroorganisme
dapat dihambat sehingga meningkatkan umur simpan produk pangan.
d. Asap cair grade 3 tak dapat digunakan untuk pengawet makanan, karena
masih banyak mengandung tar yang karsinogenik. Asap cair grade 3
tidak digunakan untuk pengawet bahan pangan, tapi dipakai pada
pengolahan karet penghilang bau dan pengawet kayu biar tahan terhadap
rayap. Cara penggunaan asap cair grade 3 untuk pengawet kayu agar
tahan rayap dan karet tidak bau adalah 1 cc asap cair grade 3
dilarutkan dalam 300 ml air, kemudian disemprotkan atau merendam
kayu ke dalam larutan.
e. Asap cair grade 2 dipakai untuk pengawet makanan sebagai pengganti
formalin dengan warna asap berwarna kecoklatan transparan, rasa asam
sedang, aroma asap lemah. Cara penggunaan asap cair grade 2 untuk
pengawet ikan adalah celupkan ikan yang telah dibersihkan ke dalam
25% asap cair dan tambahkan garam. Biasanya ikan yang diawetkan
dengan menggunakan asap cair grade 2 bisa tahan selama tiga hari.
f. Asap cair grade 1 digunakan sebagai pengawet makanan siap saji
seperti bakso, mie, tahu, bumbu-bumbu barbaque. Asap cair grade 1 ini
berwarna bening, rasa sedikit asam, aroma netral dan merupakan asap
cair paling bagus kualitasnya serta tidak mengandung senyawa yang
berbahaya untuk diaplikasikan ke produk makanan. Cara menggunakan
asap cair grade 1 untuk pengawet makanan siap saji adalah 15 cc asap
cair dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian campurkan larutan tersebut
BAB II
METODOLOGI
1.1 Alat dan Bahan
1.1.1
pirolisis.
Menyambungkan kondensor.
Melakukan proses pirolisis pada temperatur 600oC selama 3 jam.
Mengambil hasil asap cair yang keluar melalui kondensor.
Menyaring hasil produk cair dengan kertas saring dengan tujuan
untuk memisahkan fraksi tar.
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
Tabel 3.1 Proses Pirolisis
No
.
1.
2.
Sampel
Asap Cair Pirolisis
Asap Cair Hasil
Saringan
Volume
484 ml
Ph
3
Warna
Coklat Kehitaman
388 ml
Coklat tua
Kuning muda,
3.
166 ml
terdapat lapisan
warna coklat
4.
Asap Cair
Perendaman Zeolit
166 ml
Kuning muda
.
1.
Terhadap NaOH
25 ml
Volume titran 1
Volume titran 2
28,6 ml
28,8 ml
Sampel
Massa pikno
Massa pikno +
kosong + tutup
tutup + sampel
(gram)
(gram)
10
14,3392
24,6273
1,0288
10
14,3392
24,2277
0,9888
pikno
kosong
(ml)
Densitas
(g/ml)
Asap cair
1.
hasil
saringan
Asap cair
2.
hasil
destilat
40,75
1,722
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengoperasikan alat pirolisis dan membuat
asap cair grade 2. Pada praktikum ini digunakan bahan baku tempurung kelapa
sebanyak 1,2 kg untuk dipirolisis dengan suhu operasi sebesar 600
selama
kurang lebih 3 jam. Dari proses pirolisis menghasilkan asap cair sebanyak 489
gram dengan rendemen sebesar 40,75 % Pada praktikum ini parameter yang
dianalisa antara lain adalah kandungan asam, warna, pH dan densitas pada asap
cair. Pada proses pirolisis, kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pada
tempurung kelapa terdekomposisi menjadi senyawa senyawa asam, fenol dan
karbonil. Dalam proses kondensasi terbentuk kondensat asap kasar, dimana
terdapat tiga fase yaitu fase larut dalam air berupa proses yang berada dalam
kondensor, fase tidak larut dalam air berupa asap cair yang keluar dari kondensor,
sedangkan fase tar berupa impuritis yang masih tertinggal didasar botol.
Dalam praktikum ini, didapat konsentrasi asap cair sebesar 1,148 N
dengan kandungan asam asetat dalam asap cair sebanyak 1,722 gram. Warna
coklat kehitaman pada asap cair disebabkan oleh senyawa karbonil dalam asap
cair yang bereaksi dengan protein. pH yang terdapat pada asap cair hasil pirolisis
adalah 3. pH yang asam dalam asap cair dikarenakan terdekomposisisnya
hemiselulosa dan selulosa
ini
menunjukkan tidak adanya perubahan kadar air dari setiap perlakuan. Dari nilai
pH yang didapat menunjukkan bahwa tempurung kelapa mempunyai kadar air
yang rendah. Kemudian asap cair hasil pirolisis ini didestilasi lalu diadsorpsi
menggunakan zeolite untuk mendapatkan asap cair dengan kualitas yang lebih
baik dari segi warna dan bau. Dari proses ini didapat asap cair dengan pH sebesar
3, berwarna bening dan bau yang dihasilkan tidak terlalu tajam dibandingkan
dengan hasil pirolisis.
Pada praktikum ini dibuat neraca massa untuk mengetahui massa yang
hilang selama proses pirolisis berlangsung. Dari neraca massa dapat diketahui
bahwa massa yang hilang pada proses pirolisis sebesar 254 gram. Hal ini dapat
terjadi karena saat proses pirolisis isolasi tidak sempurna, akibatnya asap pirolisis
keluar sistem dan proses kondensasi tidak maksimal.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
LA
MP
IRA
N
PERHITUNGAN
1
1
Asap cair
Rendemen asap cair
Massa produk asap cair
Rendemen =
Massa Bahanbaku
=
489
1200
x 100 %
= 40,75 %
Densitas Asap Cair Hasil Saringan dan Hasil Destilat
Diketahui :
Pikno kosong + tutup = 14,3392 gram
Pikno kosong+tutup+sampel (Asap cair hasil saringan)= 24,6273 gram
Pikno kosong+tutup+sampel (Asap cair hasil destilat) = 24,2277 gram
Volume pikno = 10 ml
Densitas Asap Cair Hasil Saringan
( 24,627314,3392 ) gram
=
1,0288 g /ml
10ml
x 100 %
( 24,227714,3392) gram
10 ml
0,9888 g /ml
100
10
= 10
Perhitungan :
V asap cair x N asap cair = V NaOH x N NaOH x FP
N asap cair =
V NaOH x N NaOH x FP
V Asap cair
28,7 mL X 0,1 N x 10
25 mL
M = 1,148 M
mol
M=
volume
Mol = 1,148 M x 0,025 L
Mol = 0,0287 mol
mol=
massa
BM CH 3 COOH
Neraca Massa
Neraca Massa Pirolisis
Asap
Tempurung kelapa
Asap Cair
Pirolisis
Arang
= 1200 gram
= 457 gram
= 489 gram
Asap Cair
Destilat
Destilasi
Residu
= 392 gram
Massa destilat
= 160,9353 gram
Massa residu