Aspol sangat diperlukan di TBM III sampai TM III dikarena kan bunga jantan
masih berukuran kecil sehingga jumlah polen yang ada pun sedikit oleh karena
itu bunga betina tidak dapat diserbuki keseluruhan dan polen juga belum
menjadi polen induk sehingga banyak partynorkarpy-nya (buah kecil2)
Adapun manfaat ASPOL yang lain untuk menangani kasus marasmius. Dalam
kasus maramius bunga jantan yang ada sangat basah (lembab) sehingga
polen rusak dan polen pun tidak dapat terbang terbawa angin melainkan jatuh
kebawah hal menjadi salah satu faktor penyebab marasmius berkembang.
Oleh karena itu setelah dilakukan sanitasi harus di aspol agar polen yang ada
benar benar bermutu baik.
ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN
1. Eksikator/Desikator
Mesin Mengambil/
ayak polen ( modernisasi)
4. Silica Gel Blue PA
Untuk menyerap dan mengeringkan air di dalam pollen. Pada gambar
sebelah kanan, walaupun silica gel telah berubah warna menjadi
keputihan, tetapi masih belum perlu dijemur dan masih dapat
dipergunakan
5. Kertas Pelapis
Pollen adalah tepung sari bunga jantan kelapa sawit yang akan
diserbukkan ke bunga betina. Pollen diayak dan dikeringkan terlebih
dahulu sebelum disemprotkan ke bunga betina
7. Tepung Talkum murni non alkohol
.
PELAKSANAAN ASPOL
Aspol dilakukan pada TBM-III dan TM-1
Aspol mulai dilakukan sebulan setelah kastrasi dihentikan
selama 18 bulan
Aspol dilakukan pada pagi hari mulai jam 07.00 s/d 11.30
dan dihentikan jika turun hujan
Blok yang lokasinya berjarak ±300 meter dari tanaman tua
tidak dianjurkan untuk di aspol
Aspol harus dilakukan pada areal TBM-III dan TM-1 yang ada
perlakuan penyemprotan hama karena penyemprotan hama
dapat menurunkan populasi serangga penyerbuk kelapa
sawit (Elaeidobius kamerunicus)
Aspol dilakukan pada areal yang relatif tinggi serangan
Marasmius-nya
PENGAMBILAN POLLEN
(SERBUK BUNGA JANTAN)
1. Pollen diambil dari tanaman tua yang berumur >8 tahun. Bunga jantan
yang dipanen harus yang segar, telah berkembang penuh, warnanya
kuning gading, berbau khas yaitu bau adas. Panen pollen sebaiknya
dilakukan pada jam 07.00 s/d 11.00. Satu malai bunga jantan rata-rata
menghasilkan 40 gram pollen kering.
2. Bila pokok sawit terlalu tinggi, maka gunakan trisula/tombak. Akan
lebih baik bila dipanjat kemudian dimasukkan kedalam plastik,
dipotong dan turunkan dengan tali agar pollen tidak berhamburan
terlepas dari malainya. Bila dipanjat, maka duri-duri yang ada di
pelepah harus dikikis.
3. Masukan ke dalam plastik dan dipukul-pukul agar pollen terlepas dari
malainya. Bila pollen yang terlepas sudah banyak (pollen tidak rontok
lagi dari bunga jantan) maka keluarkan malai bunga jantannya.
Bunga jantan yang sudah dipukul-pukul, lalu dilepas dari tangkainya
menggunakan egrek untuk diambil pollen yang masih ketinggalan di
bagian dalam.
4. Bila bunga jantan terlalu basah maka dapat dijemur sesaat sampai
kering, kemudian dimasukkan ke dalam plastik untuk diambil
pollennya.
5. Setelah pollen terkumpul di plastik, maka pollen diayak dengan
ayakan 70-80 mesh
6. Proses Pematangan Pollen
Tujuan pematangan pollen adalah mematangkan dan mengeringkan
pollen dan dapat dilakukan melaui cara-cara sebagai berikut :
a. Dengan Menggunakan Eksikator (berfungsi sebagai penyerap air)
- Masukkan silica gel ke bagian bawah eksikator sebanyak 500
gram dan letakkan kertas pelapis di bagian tengah eksikator
- Masukan pollen yang sudah diayak ke atas kertas pelapis ± 100
gram pollen (±100 botol takaran). Kemudian ratakan diatas
kertas pelapis setipis mungkin (jangan menggunung). Tutup
eksikator diisolasi dengan lakban.
- Pollen baru dapat digunakan/diambil setelah 2 (dua) hari
kemudian. Contoh: bila Senin dimasukkan ke dalam eksikator
maka pollen baru dapat digunakan pada hari Rabu. Semua
pollen harus habis diserbukkan pada hari Rabu.
1. Persiapan Pollen
- Mencampur pollen yang sudah matang dan kering dengan talkum
(sebaiknya tepung talkum dalam keadaan kering dengan cara
menjemur atau dimasukan kedalam ruang pemanas)
Perbandingan pollen dan tepung talkum adalah 1 : 3-5. bila
pematangan menggunakan eksikator, maka perbandingan antara
pollen dan talk = 1 : 3 karena viabilitasnya relatif tinggi (60%). Tetapi
bila pematangan menggunakan ruang pemanas, maka perbandingan
pollen dan talk = 1 : 5 karena viabilitasnya relatif rendah yaitu 40%.
- Masukkan ke dalam puffer secara berturut-turut 1½ botol talkum, 1
botol pollen, 1½ botol talkum dan kemudian dikocok sampai
tercampur merata.
- Satu botol puffer untuk menyerbuki ±15 tandan bunga betina
- Cari bunga betina yang siap diserbuk (beraroma tajam dan berwarna
putih atau ada juga yang berwarna kemerahaan dan berbentuk
seperti cengkeh mekar)
- Buka seludang pada bunga betina tersebut.
- Semprotkan pollen dalam puffer ke bunga betina yang sudah dibuka .
3. Perhitungan Polen
- Satu bunga betina memerlukan ± 2 gram pollen murni atau ±8 gram pollen campuran.
Seorang penyerbuk dapat menyerbuk ± 60-75 bunga betina/hari (2.0–2.5 ha), diperlukan ± 2 gram
pollen murni atau 8 gram pollen campuran per-pokok.
Satu malai bunga jantan rata-rata menghasilkan 30 gram pollen basah (20 gram pollen kering)
1 botol puffer untuk 45 bunga betina (TM-1) atau 60 bunga betina untuk TBM-III. Jadi 1 Ha