Anda di halaman 1dari 44

ASSISTED POLLINATION

Assisted pollination (ASPOL) adalah penyerbukan


buatan dimana polen jantan langsung diserbuk
ke PUTIK betina dengan bantuan dan rekayasa
manusia dengan harapan bunga betina dapat
menghasilkan buah secara maksimal dan
bermutu baik.
MANFAAT ASPOL
Dapat meningkatkan produksi secara langsung, terutama pada TBM-III dan
TM-1 Manfaat aspol salah satunya untuk memaksimalkan buah yang ada di
bunga betina. Dengan kata lain dapat meningkatkan produksi buah.

Aspol sangat diperlukan di TBM III sampai TM III dikarena kan bunga jantan
masih berukuran kecil sehingga jumlah polen yang ada pun sedikit oleh karena
itu bunga betina tidak dapat diserbuki keseluruhan dan polen juga belum
menjadi polen induk sehingga banyak partynorkarpy-nya (buah kecil2)

Adapun manfaat ASPOL yang lain untuk menangani kasus marasmius. Dalam
kasus maramius bunga jantan yang ada sangat basah (lembab) sehingga
polen rusak dan polen pun tidak dapat terbang terbawa angin melainkan jatuh
kebawah hal menjadi salah satu faktor penyebab marasmius berkembang.
Oleh karena itu setelah dilakukan sanitasi harus di aspol agar polen yang ada
benar benar bermutu baik.
ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN
1. Eksikator/Desikator

Untuk mengeringkan dan mematangkan serbuk sari (bunga


jantan atau pollen)
2. Ruang Pemanas ukuran 1 m x 1.75 m x 0.35 m
(lengkap dengan alat pengatur temperatur)

Untuk mengeringkan dan mematangkan serbuk


sari (bunga jantan atau pollen)
3. Ayakan

Untuk mengayak serbuk sari (bunga jantan atau pollen)

Mesin Mengambil/
ayak polen ( modernisasi)
4. Silica Gel Blue PA
Untuk menyerap dan mengeringkan air di dalam pollen. Pada gambar
sebelah kanan, walaupun silica gel telah berubah warna menjadi
keputihan, tetapi masih belum perlu dijemur dan masih dapat
dipergunakan
5. Kertas Pelapis

Untuk alas pematangan dan pengeringan pollen di eksikator atau


ruang pemanas
6. Pollen

Pollen adalah tepung sari bunga jantan kelapa sawit yang akan
diserbukkan ke bunga betina. Pollen diayak dan dikeringkan terlebih
dahulu sebelum disemprotkan ke bunga betina
7. Tepung Talkum murni non alkohol

Sebagai media penghantar pollen dan digunakan sebagai indikator


terhadap bunga betina yang telah diserbuk.
8. Jenis – Jenis Alat Penyemprotan

Sebagai alat penyemprot pollen ke bunga betina. 1 Botol Puffer


dapat diisi 750 ml
9. Kantong Plastik dan Kain

Kantong Ukuran 40 cm x 50 cm Untuk membawa pollen ke laboratorium, agar


pollen terkumpul di dalam palstik dan tidak berserakan karena tertiup angin.
10. Sarung tangan Steril

Untuk menjaga sterilisasi pollen dan pekerja


11. Masker Hidung

Kegunaannya agar pekerja tidak terhirup pollen dan talkum karena


dapat menimbulkan radang paru-paru dan alergi.
12. Gogle (Kaca Mata)

Untuk melindungi mata pekerja disaat menyemprot, karena pollen


dan talkum dapat menyebabkan perih dan iritasi mata.
13. Egrek / Pisau dan Pemukul Malai Bunga
Jantan

Untuk mengambil bunga jantan, membuka seludang bunga betina


dan memukul malai bunga jantan.
14. Botol Pinicilin, Tutup Karet, dan Aluminium

Untuk menyimpan pollen agar dapat disimpan dalam waktu yang


panjang/ lama1 Botol PINICILIN = 10 gram.
.
15. Pengaduk pollen dan talkum agar rata

.
PELAKSANAAN ASPOL
 Aspol dilakukan pada TBM-III dan TM-1
 Aspol mulai dilakukan sebulan setelah kastrasi dihentikan
selama 18 bulan
 Aspol dilakukan pada pagi hari mulai jam 07.00 s/d 11.30
dan dihentikan jika turun hujan
 Blok yang lokasinya berjarak ±300 meter dari tanaman tua
tidak dianjurkan untuk di aspol
 Aspol harus dilakukan pada areal TBM-III dan TM-1 yang ada
perlakuan penyemprotan hama karena penyemprotan hama
dapat menurunkan populasi serangga penyerbuk kelapa
sawit (Elaeidobius kamerunicus)
 Aspol dilakukan pada areal yang relatif tinggi serangan
Marasmius-nya
PENGAMBILAN POLLEN
(SERBUK BUNGA JANTAN)
1. Pollen diambil dari tanaman tua yang berumur >8 tahun. Bunga jantan
yang dipanen harus yang segar, telah berkembang penuh, warnanya
kuning gading, berbau khas yaitu bau adas. Panen pollen sebaiknya
dilakukan pada jam 07.00 s/d 11.00. Satu malai bunga jantan rata-rata
menghasilkan 40 gram pollen kering.
2. Bila pokok sawit terlalu tinggi, maka gunakan trisula/tombak. Akan
lebih baik bila dipanjat kemudian dimasukkan kedalam plastik,
dipotong dan turunkan dengan tali agar pollen tidak berhamburan
terlepas dari malainya. Bila dipanjat, maka duri-duri yang ada di
pelepah harus dikikis.
3. Masukan ke dalam plastik dan dipukul-pukul agar pollen terlepas dari
malainya. Bila pollen yang terlepas sudah banyak (pollen tidak rontok
lagi dari bunga jantan) maka keluarkan malai bunga jantannya.
Bunga jantan yang sudah dipukul-pukul, lalu dilepas dari tangkainya
menggunakan egrek untuk diambil pollen yang masih ketinggalan di
bagian dalam.
4. Bila bunga jantan terlalu basah maka dapat dijemur sesaat sampai
kering, kemudian dimasukkan ke dalam plastik untuk diambil
pollennya.
5. Setelah pollen terkumpul di plastik, maka pollen diayak dengan
ayakan 70-80 mesh
6. Proses Pematangan Pollen
Tujuan pematangan pollen adalah mematangkan dan mengeringkan
pollen dan dapat dilakukan melaui cara-cara sebagai berikut :
a. Dengan Menggunakan Eksikator (berfungsi sebagai penyerap air)
- Masukkan silica gel ke bagian bawah eksikator sebanyak 500
gram dan letakkan kertas pelapis di bagian tengah eksikator
- Masukan pollen yang sudah diayak ke atas kertas pelapis ± 100
gram pollen (±100 botol takaran). Kemudian ratakan diatas
kertas pelapis setipis mungkin (jangan menggunung). Tutup
eksikator diisolasi dengan lakban.
- Pollen baru dapat digunakan/diambil setelah 2 (dua) hari
kemudian. Contoh: bila Senin dimasukkan ke dalam eksikator
maka pollen baru dapat digunakan pada hari Rabu. Semua
pollen harus habis diserbukkan pada hari Rabu.

- Bila silica gel berubah warna, maka dijemur sampai berubah ke


warna semula agar bisa digunakan lagi (khusus silica gel blue Pa
MERCK)
b. Dengan Menggunakan Ruang Pemanas (Pemanasan)
Ruang pemanas menggunakan lampu 15 watt, kedap udara dan
mempunyai pengatur suhu dan waktu otomatis pada temperatur
34oC-38oC. Pengeringan berlangsung selama 12 jam. Temperatur
harus dicek 2 jam sekali.
- Pollen yang sudah diayak dimasukkan ke dalam ruang pemanas.
Pollen diletakkan diatas kertas pelapis. Setiap satu kertas
pelapis dapat menampung ±240 gram (±2 botol puffer).
Besarnya ruang pemanas dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pollen.

- Pollen dapat digunakan sehari kemudian. Contoh : hari Senin


diletakkan, maka sehari kemudian (Selasa) sudah dapat
digunakan.
PROSES PENYERBUKAN BANTUAN
Penyerbukan sebaiknya dilakukan pada pukul 06.00 sampai dengan pukul
11.30 WIB

1. Persiapan Pollen
- Mencampur pollen yang sudah matang dan kering dengan talkum
(sebaiknya tepung talkum dalam keadaan kering dengan cara
menjemur atau dimasukan kedalam ruang pemanas)
Perbandingan pollen dan tepung talkum adalah 1 : 3-5. bila
pematangan menggunakan eksikator, maka perbandingan antara
pollen dan talk = 1 : 3 karena viabilitasnya relatif tinggi (60%). Tetapi
bila pematangan menggunakan ruang pemanas, maka perbandingan
pollen dan talk = 1 : 5 karena viabilitasnya relatif rendah yaitu 40%.
- Masukkan ke dalam puffer secara berturut-turut 1½ botol talkum, 1
botol pollen, 1½ botol talkum dan kemudian dikocok sampai
tercampur merata.
- Satu botol puffer untuk menyerbuki ±15 tandan bunga betina

- Cari bunga betina yang siap diserbuk (beraroma tajam dan berwarna
putih atau ada juga yang berwarna kemerahaan dan berbentuk
seperti cengkeh mekar)
- Buka seludang pada bunga betina tersebut.
- Semprotkan pollen dalam puffer ke bunga betina yang sudah dibuka .

- Penyemprotan dilakukan dengan sekali sentak dan penyemprotan


dilakukan kembali bila botol sudah kembali ke bentuk semula. Hal ini
dimaksudkan agar campuran pollen dan talkum dapat menyebar ke
segala arah (tidak tertumpu pada satu tempat)
2. Metode Pengasapan
Polen dan talkum yang disemprotkan pada bunga betina yang diserbuk
jangan sampai terlalu banyak (menumpuk dan terlalu tebal) karena
dapat menyebabkan buah menjadi busuk. Cukup di semprot sedikit
atau tipis dengan metode penyemprotan berupa pengasapan kearah
kepala putik betina tersebut (putik berbentuk seperti cengkeh mekar).
PERHITUNGAN KEBUTUHAN POLLEN DAN TALKUM /HA
1. Jumlah bunga betina /Ha yang disemprot adalah :20% x 140 pokok = 28 bunga atau dibulatkan
menjadi 30 bunga .
2. 1 botol puffer berisi 360 gram campuran pollen dan talkum dengan perbandingan 1 : 3 ( dapat
menyerbuk 15 bunga betina )
Kebutuhan pollen untuk 1 botol puffer
= 1/4 x 360 gram
= 90 gram
Kebutuhan talkum untuk 1 botol puffer
= 3/4 x 360 gram
= 270 gram

3. Perhitungan Polen
- Satu bunga betina memerlukan ± 2 gram pollen murni atau ±8 gram pollen campuran.

Seorang penyerbuk dapat menyerbuk ± 60-75 bunga betina/hari (2.0–2.5 ha), diperlukan ± 2 gram
pollen murni atau 8 gram pollen campuran per-pokok.
Satu malai bunga jantan rata-rata menghasilkan 30 gram pollen basah (20 gram pollen kering)

1 penyerbuk/hari membutuhkan 12-14 malai bunga jantan.

1 botol puffer untuk 45 bunga betina (TM-1) atau 60 bunga betina untuk TBM-III. Jadi 1 Ha

(30-40 bunga betina) perlu 1 botol puffer


KEBUTUHAN TENAGA
1. Diperlukan tenaga penyerbuk 0,4-0.5 US/Ha/pusingan (atau
2.0 s/d 2.5 ha/penyerbuk/hari).
2. Tenaga yang telah terlatih supaya dipertahankan (jangan
ditukar-tukar)
3. Sebaiknya disediakan 2-3 orang tenaga cadangan yang
terlatih
4. Tenaga pemanen polen
TUGAS YANG DIKERJAKAN OLEH PENYERBUK

1. Menyiapkan campuran pollen dan talkum untuk dimasukkan ke botol


puffer (4-5 botol) untuk menyemprot 60-75 bunga betina.
2. Mencari bunga yang sudah pecah seludang dan membuka seludangnya
dengan egrek.
3. Menyemprot bunga betina yang sudah dibuka seludangnya.
4. Menulis tanggal penyerbukan pada pelepah diatas bunga
menggunakan ujung pisau egrek.
5. Bunga betina yang sudah siap untuk di aspol (berbentuk bunga
cengkeh dan berwarna kuning gading atau merah muda. Disamping itu
baunya sangat menyengat.
6. Bunga betina yang belum siap untuk di aspol karena belum berbentuk
seperti cengkeh. Bila bunga betina seperti ini sudah terlanjur dibuka
seludangnya, maka aspol dilaksanakan pada pusingan berikutnya (3
hari lagi)
EVALUASI
Evaluasi apakah pusingan aspol sesuai dengan norma. Bila tidak
dapat mencapai norma agar dicari penyebabnya yang meliputi :
1. Jumlah pollen yang dipanen apakah mencukupi
2. Kondisi prasarana (pasar pikul dan piringan)
3. Jumlah alat yang diperlukan
4. Pengawasan pelaksanaan aspol
5. Ketrampilan petugas aspol
6. Memeriksa kebenaran pelaksanaan aspol di lapangan
7. Melihat perkembangan buah yang diaspol yang meliputi berat
rata-rata tandan, ukuran brondolan, % brondolan, jumlah
parthenocarpy, produktivitas/ha dll
8. Pagi hari hanya penyemprotan dan siang hari membuka
selendang agar tidak memakan waktu saat penyemprotan dan
untuk mengetahui pasti berapa jumlah bunga yang akan
disemprot untuk esoknya.
PERBANDINGAN PERKEMBANGAN BRONDOLAN
PADA TBM-III SETELAH 6 BULAN PENYERBUKAN

Anda mungkin juga menyukai