Cat berisi bahan kandungan cat khusus dan bahan pewarna berupa campuran zat kimia
padat dengan medium cair, digunakan sebagai lapisan proteksi atau dekorasi permukaan,
kemudian akan mengering dengan oksidasi, polimerisasi dan evaporasi. Sehingga pekerja cat
dan orang di sekitarnya dapat terpajan/terpapar oleh bahan-bahan kimia yang terdapat dalam cat.
Pada umumnya cat berbahan dasar air atau minyak, dan terdiri atas tiga komponen
penting, yaitu:
Tiner
Semua cat mengandung pelarut/solvent yang biasanya berupa tiner. Tiner akan
menguap segera setelah cat dioleskan, saat itu pekerja cat dapat mengisap bahan
berbahaya yang terkandung dalam solven. Efek dari paparan solvent yaitu menyebabkan
sakit kepala, pusing, iritasi mata, hidung dan tenggorokan, masalah reproduksi dan kanker.
2. Binder
Binder yang dapat menyebabkan masalah kesehatan adalah resin (epoxy sin dan
urethane resin) menimbulkan iritasi hidung, mata, tenggorokan dan kulit.
Pigmen
Pigmen dalam cat berguna untuk mewarnai dan meningkatkan ketahanan cat.Banyak jenis
pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu:
o Lead chromate yang digunakan untuk memberi warna hijau, kuning dan
merah. Dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat.
o Kromium yang digunakan untuk warna hijau, kuning dan oranye. Dapat
menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung dan saluran napas atas.
o Kadmiumyang memberi warna hijau, kuning, oranye dan merah. Dapat
menyebabkan kanker paru.
Bahaya Fungsi
Bahan pembentuk lapisan (film-forming Membentuk lapisan pelindung melalui
materials): Linseed oil, Soybean oil, Tung oil, oksidasi dan polimerisasi minyak tak
Dehydrated Castor oil, Fish oil, Oiticica oil, jenuh
Perilla oil, Casein, Latex emulsion, Varnishes
Tiner (thinners) :Hidrokarbon alifatik, naphtha, Sebagai suspensi pewarna cat (pigmen),
fraksi petroleum lain terlarut dalam bahan pembentuk
lapisanndan konsentrasinya sedikit dalam
cat
Turpentin (turpentine) :Seperti hidrokarbon Mempercepat pengeringan lapisan (film)
aromatik: toluen, silol (xylol), methylated melalui oksidasi dan polimerisasi
naphthalene
Pengering (driers) :Co, Mn, Pb, Zn, naphthalene, Memberikan elastisitas pada lapisan
resin, octoates, linoleat, tallates Antiskinning sehingga mengurangi atau mencegah
agents :Polyhydroxy phenols. Plasticizers: proses penguraian
Beberapa macam minyak
Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan oleh pelanggan,
berbagai usaha harus diarahkan untuk mendapatkan kualitas hasil akhir dari setiap
proses seoptimal mungkin. Setiap proses dimulai dari pembelian bahan baku,
penyimpanan bahan baku, pemrosesan bahan baku menjadi bahan setengah jadi
maupun bahan jadi, penyimpanan bahan jadi dan pengiriman bahan jadi ke pelanggan
Resin, pigment, extender, solvent dan additive yang dibeli dan kemudian
Proses pembuatan cat menghasilkan cat dan film dengan kualitas seperti yang
diharapkan
KATEGORI
BAHAN
JENIS
BAHAN
PENGUJIANKETERANGAN
26
BAHAN
BAKU
RESIN
Penampilan
Kekentalan
(detik atau
mPas)
detik.
(Z6).
27
mPas
Berat Jenis
(gram/cm
3
)
Kadar
Padatan (%)
dikeringkan (110
Bilangan
Asam
28
PIGMENT
DAN
EXTENDER
Penampilan
standard
Oil
Absorption
sample.
SOLVENT
Penampilan
Resistivity
Mengukur resistivity (tahanan = Mega
elektrostatik
29
Jenis dan
Komposisi
komponent
ADDITIVE
BAHAN
SETENGAH
JADI
PASTA
Kestabilan
(mm)
partikelnya.
Kadar
Padatan (%)
Idem di atas
Warna
CAT
TANPA
PIGMENT
Penampilan
Cat
30
Waktu
Kering
Kadar
Padatan
Idem di atas
Penampilan
Film
Daya Kilap
Film (gloss)
atau reflektometer
Daya Lekat
Film (adhesi)
cutter (30-45
31
Sifat
Mekanis
Film
DENGAN
PIGMENT
Penampilan
Warna
(sesuai spesifikasi).
Daya Tutup
32
Pengujiannya adalah dengan menarik cat
Pengujian tersebut di atas bisa juga diperluas atau ditambah sesuai dengan
penggunanan cat dan kebutuhan, seperti: daya tahan terhadap sinar matahari perlu
dilakukan untuk jenis cat yang dipakai di luar terkena sinar matahari, daya tahan
terhadap korosi pada cat yang dipakai pada lingkungan korosif, dan masih banyak
Menurut Levy (1994) dalam Budiono (2007), cat semprot berupa partikel
halus yang dapat terhisap ke dalam saluran nafas. Lokasi deposisi partikel di saluran
m atau lebih akan mengendap di hidung dan faring, yang berukuran kurang dari 5
m dapat penetrasi sampai ke alveoli, dan partikel berukuran sedang (5-10 m) akan
mengendap di beberapa tempat di saluran nafas besar. Lokasi deposisi partikel akan
memberikan respon atau penyakit yang berbeda. Faktor manusia juga berperan
organ dengan permukaan yang luas, aliran darah yang cepat dan epitel alveolar yang
tipis merupakan tempat kontak yang penting dengan substansi yang berasal dari
lingkungan. Paparan akibat cat semprot dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
inhalasi, kontak kulit dan oral, yang merupakan pajanan potensial (WHO, 1995 dalam
Budiono, 2007)
kandungan cat dan pewarna yang merupakan campuran zat kimia padat dengan
medium cair, digunakan sebagai lapisan proteksi atau dekorasi permukaan; akan
mengering dengan oksidasi, polimerisasi dan evaporasi. Senyawa timbal juga dapat
digunakan sebagai agen pengering dan katalis pada cat berdasar minyak, agar cat
33
lebih cepat kering dan tersebar merata. Agen anti-korosi berdasar timbal kadang
digunakan dalam cat yang berfungsi menghambat perkaratan pada permukaan logam,
dengan umumnya berupa timbal tetroksida yang kadang disebut timbal merah atau
Sawyer dalam Budiono (2007) berpendapat bahwa, senyawa timbal ini juga
dapat menyebabkan gangguan fungsi paru pada paparan dengan dosis yang cukup
tinggi bahkan dapat menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung serta saluran
akibat paparan partikel tersebut walaupun kejadiannya jarang. Williams & Bursom
eritrosit, sehingga terjadi penurunan jumlah eritrosit. Defisiensi enzim ini secara
herediter ditandai dengan basophilic stippling pada eritosit. Penelitian Richard et. al.
pernapasan, pembuluh darah, serta ginjal. Dampak keracunan chromium pada kulit
(skin effects) berupa ulkus kronis pada permukaan kulit. Pada sistem saluran
pernapasan (Respiratory system effects) berupa kanker paru paru, ulkus kronis/
perforasi pada septum nasal. Pada pembuluh darah (vascular effects) berupa
penebalan flag pada pembuluh aorta (Atherosclerotic aortic plaque). Sedangkan pada
(Sudarmaji, 2006)
34
Cadmium
warna hijau, kuning, oranye dan merah. Metabolisme cadmium dalam tubuh sangat
Penyerapan cadmium ke dalam tubuh dapat melalui inhalasi dan oral. Melalui
dan fibrosis paru. Kelainan tersebut akan terjadi terutama pada pekerja yang terpapar
sedikit kadnium yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi faktor
diet sep erti intake protein, calcium,vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn).
Proporsi yang besar adalah absorbsi malalui pernapasan yaitu antara 10 -40%
tergantung keadaan fisik wilayah. Uap kadnium sangat toksis dengan lethal dose
melalui pernapasan diperkirakan 10 menit terpapar samp ai dengan 190 mg/m3 atau
sekitar 8 mg/m3 selama 240 menit akan dapat menimbulkan kematian. Gejala umum
keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk -batuk dan lemah.
Terpapar akut oleh kadnium (Cd) menyebabkan gejala nausea (mual), muntah, diare,
kram, otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati,
gangguan kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular (Ragan & Mast 1990
Perkiraan dosis mematikan ( lethal dose) akut adalah sekitar 500 mg/kg untuk
dewasa dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari (Ware,
Gejala akut dan kronis yang ditimbulkan akibat paparan cat adalah :
- Gejala akut :
35
paru-paru,
4. Nafas pendek,
- Gejala Kronis
2. Nafas pendek,
(Sudarmaji, 2006)
Plumbum
atau timah hitam merupakan logam beracun yang bisa terkandung dalam cat jika
produsen sengaja memasukkan satu atau lebih senyawa timbal kedalam cat dengan
Paparan partikel ini dapat menyebabkan kelainan obtruksi sebagai hasil dari
juga merokok oleh karena mekanisme clearance yang kurang baik (Ismawati, 2013)
organ manusia:
Gangguan neurologi
36
(Sudarmaji, 2006)
Gangguan pada fungsi ginjal akibat paparan timbal dapat meyebabkan tidak
kematian janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhda gamet dan dapat
tampak adanya penurunan zat besi dalam serum sehingga menyebabkan terjadinya
anemia. Anemia ringan terjadi disertai meningkatnya kadar ALA (Amino Levulinic
Acid) urine. Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari
keracunan Pb pada manusia. Anemia tidak terjadi pada karyawan industri dengan
kadar Pb-B (kadar Pb dalam darah) dibawah 110 ug/100 ml. Dibandingkan dengan
orang dewasa, anak-anak lebih sensitif terhadap terjadinya anemia akibat paparan Pb.
Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara Hb dan kadar Pb di dalam darah
(Sudarmaji, 2006)
lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang
tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan
37
menurunnya kecerdasan. Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80
g/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum tampak adanya
gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada lead encephalopathy antara lain
Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya pada profil
psikologis dan enampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun.
Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika
terpapar Pb pada anak berusi 21 bulan sampai 18 tahun. Untuk melihat hubungan
anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan kondisi sosial ekonomi dan etnis yang sama.
Pada sampel dengan kadar Pb-B sebesar 40-60 g/ml ternyata mempunyai IQ lebih
rendah apabila dibandingkan dengan sampel yang kadar Pb-B kurang dari 40 g/ml.
Pada dewasa muda yang berumur sekitar 17 tahun tidak tampak adanya hubungan
halus berupa cair atau padat, sehingga karena ukurannya yang kecil akan mudah
a. Kanker
Kanker paru dikenal sebagai jenis kanker yang sering dijumpai pada laki-laki
(IARC) menentukan bahwa cat dapat menyebabkan kanker terutama kanker paru, di
samping kanker esophagus, abdomen dan kandung kencing. Pajanan cat melalui
inhalasi dan juga melalui kontak kulit atau oral. Beberapa bahan cat yang dapat
38
dan riwayat pekerjaan memegang peranan yang penting. Lama pajanan akan
kromium dan mineral oil sangat berhubungan dengan kanker paru dan kejadian
kanker paru akan meningkat setelah pajanan lebih dari 20-30 tahun. Morrel etal
neoplasma ganas. Kanker paru dan pleura merupakan jenis kanker yang sering
dijumpai (57%) sebagai penyebab kematian pada laki-laki (61%) dua kali lebih tinggi
dari perempuan (36%). Jenis kanker yang sering dijumpai adalah mesotelioma (14%).
Kebiasaan merokok meningkatkan resiko kanker paru 4-14 kali dibanding pekerja
b. Asma kerja
keterbatasan aliran udara dan atau hiperesponsivitas bronkus yang disebabkan bahan
di lingkungan tempat kerja dan tidak di sebabkan oleh rangsangan di luar lingkungan
kerja adalah asma yang diperburuk oleh iritan atau rangsang fisik ditempat kerja.
akibat kerja. Dalam mendiagnosis asma akibat kerja harus mencakup diagnosis asma
dan harus terdapat hubungan dengan paparan bahan ditempat kerja, maka untuk itu
1) Definisi surveilenmeliputi :
a) Diagnosis asma
b) Serangan asma terjadi setelah terpapar bahan / zat ditempat kerja
39
2) Definisi Medis
a) Asma akibat kerja meliputi a+b+c + ii atau iii atau iv atau v dari definisi
surveilen.
Asma yang disebabkan paparan zat ditempat kerja, dibedakan atas 2 jenis
a. Asma akibat kerja dengan masa laten yaitu asma yang terjadi melalui
mekanisme imunologis. Pada kelompok ini terdapat masa laten yaitu masa
sejak awal pajanan sampai timbul gejala. Biasanya terdapat pada orang yang
sudah tersensitisasi yang bila terkena lagi dengan bahan tersebut maka akan
menimbulkan asma.
b. Asma akibat kerja tanpa masa laten yaitu asma yang timbul setelah pajanan
dengan bahan ditempat kerja dengan kadar tinggi dan tidak terlalu
satu kali pajanan dengan bahan iritan konsentrasi tinggi seperti gas, asap yang
Asma yang sudah ada sebelumnya atau sudah mendapat terapi asma dalam 2
tahun sebelumnya dan memburuk akibat pajanan zat ditempat kerja. Pada karyawan
yang sudah menderita asma sebelum bekerja, 15 % akan memburuk akibat pajanan
40
Isosianat sering diidentifikasi sebagai penyebab asma kerja pada pekerja cat
utama cat semprot , selain itu dapat juga dijumpai pada varnish, lem dan
saluran nafas dan membran mukosa. Dahulu toluene diisocyanate (TDI) sering
digunakan dalam komponen cat semprot kendaraan bermotor, saat ini digantikan oleh
diisosianat alifatik; HDI monomer sangat mmenguap, sehingga sebagian besar HDI
Pajanan isosianat yang tinggi dapat menyebabkan iritasi mata, sensitisasi dan
inflamasi kulit serta edema paru. Pada pekerja yang telah tersensitisasi oleh isosianat,
pajanan dosis kecil (kurang dari 1 ppb = parts per billion) dapat menyebabkan asma
yang dapat tetap di derita bertahuntahun setelah pajanan dihentikan. Tanda dan gejala
yang sering yaitu batuk dengan atau tanpa produksi sputum, sesak atau rasa berat di
dada, mengi, mengigil, malaise, nyeri otot, dan gejala seperti flu (flulike symptoms)
pada saat bekerja. Demam disertai lekositosis dapat juga dijumpai pada asma kerja
(5%). Pada beberapa pasien dapat dijumpai gejala yang tidak khas seperti batuk
a. Pneumonitis hipersensitivitas
pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang
mengenai bagian paru-paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2004). Pertukran oksigen
Penyebab kesukaran bernafas pada penderita pneumonia adala akibat adanya nanah
(pus) dan dan cairan yang mengisialveoli tersebut sehingga terjadi kesulitan
menambahkan bahwa pneumonia terjadi peradangan pada salah satu atau dua organ
paru yang disebabkan infeksi (Machmud dalam Rizkianti 2009). Peradangan tersebut
menyebabkan jaringan jaringan pada paru-paru terisioleh cairan dan tak jarangyang
41
pulmonary, yang ditandai oleh peningkatan resistensi aliran udara di saluran nafas
Pada keadaan akut didapatkan penurunan kapasitas vital paksa; walaupun didapatkan
perubahan ventilasi perfusi regional, resistensi saluran nafas masih normal. Tekanan
Penurunan fungsi paru pada keadaan akut akan membaik setelah beberapa
hari, gejala dapat menetap beberapa minggu pada keadaan penurunan fungsi paru dan
kapasitas difusi yang berat. Pada keadaan subakut mungkin hanya dijumpai
penurunan kapasitas difusi dan compliance paru; pada fase kronik dapat berkembang
menjadi fibrosis yang progresif, perubahan saluran nafas obstruktif dan restriktif.
bakteri, virus, ataupun parasit. Pada umumnya terjadi karena akibat adanya infeksi
bahwa kuman ini menyebabkan pnneumonia hampir pada semua kelompok umur dan
Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat adanya serangan agen
infeksius yang bertransmisi atau ditularkan melalui udara (droplet infection). Tetapi,
pada kenyataannya tidak semua penyakit pernapasan disebabkan oleh agen yang
bertransmisi dengan cara yang sama (Machmud dalam Rizkianti 2009). Pada
dasarnya agen infeksius memasuki saluran pernapasan melalui berbagai cara salah
satunya inhalasi (melalui udara), hematogen (melalui darah) ataupun dengan aspirasi
dari adanya perluasan langsung dari tempat-tempat lain di dalam tubuh. Pada kasus
1996).
tahan tubuhseseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang
menyerang saluran pernapasan. Selain karena adanya kuman dan virus, menurunnya
daya tahan tubuh dapat juga disebabkan karena adaya tindakan endotracheal dan
tracheostomy serta konsumsi obat-obatan yang dapat menekan refleks batuk sebagai
akibat dari upaya pertahanan saluran pernapasan terhadap serangan kuman dan virus
a. Riwayat penyakit
gangguan fungsi paru . Dari hasil penelitian Sudjono dan Nugraheni diperoleh hasil
bahwa pekerja yang mempunyai riwayat penyakit paru mempunyai resiko 2 kali lebih
besar untuk mengalami gangguan fungsi paru. Seseorang yang pernah mengidap
penyakit paru cenderung akan mengurangi ventilasi perfusi sehingga alveolus akan
fungsi paru pada pekerja yang terpapar oleh debu organik dan anorganik (Budiono,
2007)
b. Umur
Umur merupakan variabel yang penting dalam hal terjadinya gangguan fungsi
43
kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru dapat terjadi lebih besar. Seiring
dengan pertambahan umur, kapasitas paru juga akan menurun. Kapasitas paru orang
berumur 30 tahun ke atas rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada orang yang
berusia 50 tahunan kapasitas paru kurang dari 3.000 ml. Secara fisiologis dengan
secara alamiah tidak terkecuali gangguan fungsi paru dalam hal ini kapasitas vital
paru. Kondisi seperti ini akan bertambah buruk dengan k eadaan lingkungan yang
berdebu dan faktorfaktor lain seperti kebiasaan merokok, tidak tersedianya masker
juga penggunaan yang tidak disiplin, lama paparan serta riwayat penyakit yang
akan mengalami penurunan fungsi paru yang dengan semakin bertambah umur
c. Status gizi
Kaitan antara status gizi dengan penyakit paru dan system pernapasan sampai
saat ini masih sedikit mendapat perhatian. Kebanyakan buku-buku teks membahas
permasalahan ini secara sepintas. Kurang kajian gizi dalam hubungannya dengan
pertama, dari tiga penyakit paru yang umum terjadi (asthma, penyakit paru obstruksi
kronik/PPOK, dan emfisema) dan kanker paru telah mempunyai etiologi yang jelas.
Dalam kasus asma, faktor genetik dan paparan allergentelah diketahui menjadi
etiologi yang utama. Sementara itu PPOK dan kanker paru diketahui sebagai hasil
dari paparan asap rokok. Pengaruh faktor genetik dan atopy pada asma, dan kebiasaan
merokok pada PPOK dan kanker paru telah diketahui sangat kuat. Kedua, peran dari
status gizi adalah secara tidak langsung misalnya pada penyakit cystic fibrosis.
Namun demikian, penelitian epidemiologis saat ini telah menunjukkan akan peran
penting gizi terhadap fungsi paru, terutama yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi
pencegah radikal bebas yang banyak terdapat pada debu cat, hasil penelitian
(Budiono, 2007)
44
Penelitian Benedict tahun 1919 pada orang dalam keadaan starvation ternyata
sebesar 20% dan penurunan konsumsi O2 sebesar 18%. Efek negatif dari penurunan
status gizi terhadap fungsi ventilasi paru ini juga dikonfirmasi dalam penelitian
Minesota oleh Keys et al pada tahun 1950. Kapasitas vital paru menurun rata-rata 390
minggu setelah seseorang kembali pada keadaan diet normal. Penelitian yang lainnya
Individu yang mempunyai kebiasaan olah raga memiliki tingkat kesegaran jasmani
dapat menjadi faktor protektif terhadap penurunan fungsi paru. Sementara itu
penelitian Debray et al di India pada pekerja yang terpapar debu juga menunjukkan
bahwa hasil yang sama. Menurut Wilmore (1994) secara umum olah raga akan
meningkatkan total kapasitas paru. Pada banyak individu yang melakukan olah raga
secara teratur maka kapasitas vital paru akan meningkat meskipun hanya sedikit,
tetapi padasaat yang bersamaan residual volume atau jumlah udara yang tidak
kapasitas vital paru, olah raga yang dilakukan hendaknyamempehatikan 4 hal, yaitu
mode atau jenis olah raga, frekuensi, durasi, danintensitasnya (Budiono, 2007).
e. Kebiasaan merokok
Salah satu hal yang paling penting untuk di kontrol pada orang dengan
gangguan fungsi paru adalah kebiasaan merokok. Penggunaan tembakau oleh pekerja
tahun 1920 1966, konsumsi tembakau dalam berbagai bentuk terus meningkat di
45
tempat kerja, dengan kandungan bahan kimia yang efek biologinya belum banyak
diteiliti. Rokok mengandung sejumlah besar bahan berbahaya, yaitu kurang lebih
sebanyak 4000 bahan yang telah diidentifikasi. Penelitian Gold etal di Amerika
menunjukkan hasil adanya hubungan dose respon antara kebiasaan merokok dengan
dan rendahnya levelFEV1/FVC dan FEF 25-75%. Jumlah konsumsi rokok sebanyak
10 batang perhari ditemukan berhubungan dengan penurunan FEF 25- 75% dibanding
orang yang tidak merokok50). Pada saat merokok terjadi suatu proses pembakaran
tembakau dan nikotinatabacum dengan mengeluarkan polutan partikel padat dan gas.
banyaknya dahak dan sesak nafas. Penurunan fungsi paru pada orang dewasa normal
serta terdapat hubungan yang sangat jelas antara jumlah rokok yang dihisap setiap
Lingkungan yang terpapar oleh debu cat mobil serta di tambah dengan
gangguan kesehatan paru karena asap rokok dapat menghilangkan bulu-bulu silia di
saluran pernapasan yang berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke hidung
merokok perlu mendapat perhatian khusus karena pajanan debu lingkungan kerja dan
merokok dapat memberikan efek kumulatif terhadap gangguan fungsi paru (Budiono,
2007)
Cat tidak hanya dapat menggangu atau merusak kesehatan makhluk hidup,
tetapi cat juga dapat merusak lingkungan dan mengakibatkan terjadinya pencemaran
lingkunga sekitar.
46
materi dan lingkungan baik kedaan struktur maupun fungsinya yang dapat
1. Timbal (Pb)
alat-alat rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida timbal digunakan
sebagai pigmen/zat warna dalam industri cat dan glace serta indusri keramik
bentuk aerosol anorganik dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang
ataupun disebabkan oleh manusia sendiri. Pada skala waktu geologi sumber
terhadap susunan kimiawi pada ekosistem laut dan air tawar. Didalam sistem
Pb dalam Cat
Pb di udara
dan debu
Level Pb
dalam darah
Dampak penyakit
Penyakit cardivaskular
Terbelakang mental
Anemia
Penurunan fungsi ginjal
47
2. Kadmium (Cd)
Kadmium adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan
membran plasma dari tanaman gandum dan bunga matahari (Fodor 1995).
48
mengandung ion Cd(II) 28,1 ppm, sedangkan ion Cd(II) 11,2 ppm tidak
a. Resiko Keselamatan
b. Resiko Kesehatan
kronis. Penyebabnya lebih sulit diketahui dan lebih berfokus pada kesehatan
dari manusia.
resiko lingkungan dan ekologi lebih berfokus pada dampak yang ditimbulkan
d. Resiko Finansial
Resiko ini memiliki resiko jangka panjang dan jangka pendek dari kerugian
mental, fisik, dan kesejahteraan sosial semua pekerja. Upaya mencegah gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi setiap pekerja dan
49
faktor resiko dari suatu pekerjaan yang dapat merugikan kesehatan. Kapasitas
pekerja dalam lingkungan kerja. Upaya kesehatan kerja memiliki tujuan yaitu
perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi keselamatan
dan kesehatan kerja, pengembangan organisasi pekerjaan, dan budaya kerja sehingga
mendukung keselamatan dan kesehatan kerja serta meningkatkan kondisi sosial yang
positif, operasi yang lancar, dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan, dan
Untuk mengendalikan paparan dan resiko diperlukan manajemen resiko yang baik,
resiko adalah pemeliharaan, proses, dan struktur yang mengacu langsung pada
dilaksanakan
50
kerugian,
terjadi kegagalan,
51
kecelakaan.
dilihat.
pengecatan adalah:
52
(Putrianti,2013)
(Budiono,2007)
a. Masa kerja
Lamanya waktu masa kerja akan meningkatkan resiko kanker paruparu.Menurut Morgan
dan Parkes,waktu yang dibutuhkan seseorang yang
bahan cat yang dapat menyebabkan penyakit paru seperti kanker paru-paru
tergantung pada lamanya paparan serta dosis paparan yang diterima. Menurut
WHO hubungan antara paparan dan efek ini sangat bergantu pada tiga hal
yaitu:
paparan)
Salah satu praktik yang tidak tepat pada aktivitas pengecatan adalah
53
agar tidak terpapar oleh paparan secara overspray, yaitu dengan cara
d. Ruang Pengecatan
menggunakan supplied air respirator yang kuat, penutup muka penuh dan
melindungi seluruh tubuh, terutama untuk melindungi kulit dan mata dari
bahaya.
yang terdapat dalam bahan cat dapat menyebar dalam radius sampai dengan
masker.
Udara segar harus diatur agar dapat menggantikan udara dalam ruangan yang
tersebut segar diperlukan air exhaust dalam ruang pengecatan. Akibat dari
ventilasi yang tidak baik akan menyebabkan konsentrasi debu cat meningkat
54
Obyek pengecatan yang tinggi, besar dan sulit untuk dipindah memiliki
h. Penggunaan APD
sebagainya.
i. Posisi tubuh
menyebabkan keluhan pada punggung. Duduk lama dengan posisi yang salah
jaringan lunak disekitarnya. Salah satu posisi tubuh statis adalah posisi tubuh
dilakukan oleh Reisma pekerja dapat melakukan peregangan saat waktu luang
pada jam kerja untuk menghindari posisi kerja statis dalam waktu yang lama.
Berikut ini syarat-syarat Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat dipakai dan
2. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin agar nyaman
kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang cukup lama.
55
8. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia dipasaran.
10. Alat pelindung diri diharuskan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
(Tarwaka,2008)
Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang berhubungan perilaku pekerja
1. Pengetahuan
pendapat Rogers bahwa sebelum seseorang berperilaku baru, di dalam diri seseorang
b. Interest atau merasa tertarik terhadap objek tersebut. Disini sikap subjek sudah
mulai terbentuk.
bagi dirinya. Dalam hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
dan kesadarannya.
2. Pelatihan
Memberikan pelatihan bagi pekerja merupakan salah satu cara yang baik
menjadi awal proses orientasi pekerja baru. Pelatihan selanjutnya akan diarahkan
56
pada pembentukan pengetahuan yang spesifik, baru, dan lebih dalam dan dapat
pajanan dan memodifikasinya dengan mengubah prosedur kerja menjadi lebih aman.
terajadi pada pekerja baru yang belum terbiasa. Pentingnya keselamatan kerja harus
ditekankan oleh pelatih ,pimpinan kelompok atau instruktur kepada tenaga kerja
3. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
objek atau stimulus. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan yaitu:
a. Menerima (Receiving)
b. Merespon (Responding)
tersebut salah atau benar adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
suatu masalah.
e. Motivasi
57
suatu kegiatan, baik yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik)
f. Komunikasi
rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambing, simbol bahasa tau gerak (non
penerima. Rata-rata daya ingat melalui berbagai media adalah sebagai berikut:
10% apa yang dibaca, 20% apa yang di dengar, 30% apa yang dilihat, 50%
apa yang didengar dan dilihat, 70% apa yang dikatakan, 90% apa yang
g. Ketersediaan fasilitas
pencegahan kecelakaan lainnya atau ketika tidak ada metode atau praktik lain
58
dan pembuatan APD harus memenuhi standar-standar tertentu dan telah diuji
pendukung yang dapat membentuk perilaku. Ketersediaan APD dalam hal ini
juga merupakan salah satu faktor pendukung perilaku, dimana suatu perilaku
otomatis yang belum terwujud dalam suatu tindakan jika tidak tersedianya
h. Pengawasan
Noviandry,2002)
a) Pengawas
b) Pekerja
melindungi diri dan rekan kerja dari bahaya. Mereka yang terlibat dalam
c) Safety Professional
59
atau kelompok sebagai bentuk akibat dari perilaku yang tidak diharapkan
terjadi. Hukuman tidak hanya digunakan untuk menghukum tenaga kerja yang
1. Pengujian Mutu
Sebelum dipasarkan alat pelindung diri harus diuji dan harus memenuhi
standar yang telah ditentukan agar menjamin alat pelindung diri akan memberikan
2. Pemeliharaan APD
Alat pelindung diri yang digunakan harus benar-benar sesuai dengan kondisi
tempat kerja, bahaya kerja dan pekerja agar benar-benar dapat memberikan
3. Ukuran
4. Cara Pemakaian
Walaupun APD telah disediakan,tetapi alat-alat ini tidak akan maksimal jika
1. Aspek Keamanan
tenaga kerja.
2. Aspek ergonomi
60
(Tarwaka,2008).
APD sendiri belum menjamin seseorang untuk tidak celaka karena hanya
tepat, karena bila pemakaiannya tidak tepat dapat mencelakakan tenaga kerja yang
benturan, api, air, listrik tegangan rendah maupun listrik bertegangan tinggi.
Topi pengaman harus kokoh dan cukup keras tetapi memiliki berat yang
ringan. Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti sangat cock dengan
61
keperluan ini. Topi pengaman ini harus dipakai oleh tenaga kerja yang
terjepit mesin yang berputar, bahaya panas radiasi, dan percikan bahan kimia.
logam.
62
paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau
e. Bentuk kontaminan di udara, apakah berwujud gas , uap, kabut, fume, debu
h. Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan iritasi mata dan
kulit.
1. Masker
Berdasarkan jenisnya masker dibagi menjadi 2 yaitu masker debu dan masker
karbon
a. Masker debu
lain yang tidak terlalu beracun .Masker debu tidak dapat melindungi dari
b. Masker karbon
63
2. Respirator
Alat ini berfungsi untuk melindungi pernapasan dari paparan debu, kabut, uap
(Noviandry,2013.)
64
pendengaran. Ada 2 jenis pelindung telinga yakni: sumbat telinga dan tutup
telinga.
a. Sumbat telinga
berbeda dan bahkan untuk kedua telinga dari orang yang sama. Untuk itu
sumbat telinga harus dipilih sedemikian rupa agar sesuai dengan ukuran
telinga antara 5-11 mm dan liang telinga berbentuk lonjong dan tidak
lurus. Sumbat telinga dapat terbuat dari kapas, karet alami ataupun plastik
dan bahan sintetis lainnya. Untuk ear plug yang terbuat dari bahan karet
plastic yang dicetak dapat digunakan berulang kali sedangkan ear plug
yang terbuat dari kapas, spons, malam (wax) hanya dapat digunakan
untuk sekali pakai. Alat ini dapat mengurangi suara sampai 20 db.
b. Tutup telinga
Bagian dari tutup telinga ini terdiri dari dua buah tutup telinga dan sebuah
headband. Tutup telinga ini berisi cairan atau busa yang berfungsi untuk
dengan minyak dan keringat oleh permukaan kulit. Kelebihan dari alat ini
melindungi bagian luar telinga dari benturan benda keras atau percikan
bahan kimia.
1. Kebocoran udara
65
tertimpa benda jatuh, logam cair maupun terkena benda tajam. Sesuai dengan
resiko diatas, maka sepatu dapat dipakai berdasarkan jenisnya dan dapat
berbeda-beda seperti berikut:
Jenis ini biasanya dipakai untuk tempat kerja biasa. Sepatu ini tidak licin dan
bertumit rendah.
b. Sepatu pelindung
1. Sepatu yang digunakan pada pekerja pengecoran baja, dibuat dari bahan
kulit yang dilapisi krom atau asbes dan tinggi sepatu kurang lebih 35 cm.
Untuk memudahkan pipa celana masuk kedalam sepatu maka tepi sepatu
66
melindungi tenaga kerja dari bahaya listrik. Sepatu ini harus tahan dengan
keras, dibuat dari kulit yang dilengkapi dengan baja pada ujungnya agar
Sepatu ini dipakai pada tempat bekerja yang lembab dan panas
sulfat,asam klorida), zat-zat beracun yang dapat teradopsi lewat kulit (sianida,
Alat pelindung tangan yang berupa sarung tangan ini harus memiliki
syarat yaitu bebasnya bergerak jari dan tangan.Alat pelindung tangan ini harus
67
kemungkinan terjadi.
dilapisi Pb
Benda-benda kasar/tajam
Benda-benda panas
Gaunlet Gloves
6) Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung berfungsi sebagai alat pelindung diri yang dapat
melindungi tubuh tenaga kerja dari pengaruh panas, radiasi ion, dan cairan
sebagian dari tubuh yaitu dari dada sampai lutut dan overall yang menutupi
68
Berikut cara sederhana yang dapat kita lakukan dalam memilih cat aman dan
ramah lingkungan serta bahan finishing yang aman bagi kesehatan dan lingkungan
antara lain:
1. Ganti cat minyak atau tiner dengan cat air (water based paint)
Gunakan cat air (water based paint) untuk berbagai keperluan baik untuk cat
kayu, cat besi maupun cat untuk dinding terutama untuk keperluan interior sebab
sumber penelitian mengatakan bahwa rata-rata orang tinggal dalam ruangan selama
20 jam sehari.
Selain cat tembok yang sudah lama dikenal, teknologi water based paint
dewasa ini telah berhasil menciptakan cat water based untuk memenuhi berbagai
keperluan baik untuk cat kayu (wood coating) cat besi (metal coating) bahkan cat
mobil pun sudah banyak digunakan oleh industri mobil dunia seperti honda dan
ferari.
2. Pilih bahan finishing atau cat dengan label low VOC atau Zero VOCs
69
(MSDS) dan Technical Data Sheet (TDS) sebagai acuan penggunaan produk. Pilihlah
cat berlabel low VOC (kadar VOC rendah) atau zero VOC (tidak mengandung VOC).
3. Tanyakan sertifikasi non toxic atau hasil uji lab dari lembaga yang berkompeten
VOC, REACH, SNI, dan non-toxic. Cat aman menggunakan formulasi mengikuti