Anda di halaman 1dari 21

UTILITAS

STEAM DAN BOILER

Disusun Oleh :
Artfa Farahnadia Phasa 21030115140168
Eka Puspita Ning Rahayu 21030115120049
Endah Budiarti 21030115120094
Lydia Olivia Intyasari 21030115120095
Pratika Febrianti 21030115120103
Rahma Wulan Maulida 21030115120093
Rastra Patria 21030115140172
Riska Anindisa Vira A. 21030115120041
Ruti Pusakawati 21030115130198
Safina Dea C 21030115130194
Shara Maurina 21030115140197
Shinta Mariana 21030115130134
Woro Indriani S.T.A. 21030115140201
Yuly Anggianto 21030115120097

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan populasi penduduk dan makin meningkatnya kegiatan industri
menyebabkan kebutuhan akan energi makin meningkat. Baik itu adalah
pemakaian energi listrik maupun energi fosil. Oleh karena itu kebutuhan akan alat
pengkonversi energi semakin meningkat. Salah satu alat yang banyak digunakan
adalah ketel uap (boiler) yang digunakan untuk mengubah energy potensial pada
bahan bakar fosil menjadi energi potensial uap. Uap merupakan salah salah satu
bagian yang tak terpisahkan dari sebuah industri. Setiap industri pasti akan
membutuhkan uap untuk melangsungkan proses produksinya. Ketel uap (boiler)
adalah suatu bejana tertutup dimana uap diproduksi secara langsung dengan
menyerap kalor yang diberikan oleh bahan bakar yang kemudian digunakan untuk
menghasilkan uap air.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latarbelakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa itu steam?
2. Apa saja jenis steam dan bagimana steam tersebut dibuat?
3. Apa saja jenis alat-alat menghasilkan steam dan bagian-bagiannya?
4. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh steam dan cara pencegahannya?
1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini, tujuan yang hendak dicapai adalah :
1. Mengetahui penjelasan steam secara umum
2. Mengetahui jenis-jenis steam dancarapembuatannya
3. Mengetahui alat-alat menghasilkan steam dan bagian-bagiannya
4. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh steam dan cara pencegahannya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STEAM
2.1.1 Pengertian Steam dan Kegunaan Dalam Industri
Uap atau steam merupakan gas yang dihasilkan dari proses yang
disebut penguapan. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan steam
adalah air bersih. Air dari water treatment yang telah diproses dialirkan
menggunakan pompa ke deaerator tank hingga pada level yang telah
ditentukan. Pemanasan dalam deaerator adalah dengan menggunakan steam
sisa yang berasal dari hasil pemutar turbin.
Dengan meningkatnya suhu dan air telah mendekati kondisi
didihnya, beberapa molekul mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk
mencapai kecepatan yang membuat sewaktu-waktu lepas dari cairan ke
ruang diatas permukaan, sebelum jatuh kembali ke cairan. Pemanasan lebih
lanjut menyebabkan eksitasi lebih besar dan sejumlah molekul dengan
energi cukup untuk meninggalkan cairan jadi meningkat. Dengan
mempertimbangkan struktur molekul cairan dan uap, dapat diambil
kesimpulan bahwa densitas steam lebih kecil dari air, sebab molekul steam
terpisah jauh satu dangan yang lain. Ruang yang secara tiba-tiba terjadi
diatas permukaan air menjadi terisi dengan molekul steam yang padat.
Dalam hal ini pebakaran air dalam boiler adalah air yang melalui
deaerator yang telah melalui pemanasan didalamnya yang dialirkan ke drum
boiler (penampung steam) dan kemudian disuplai kedalam boiler untuk
dipanaskan lebih lanjut sehingga menjadi steam basah. Suhu didalam boiler
ini adalah sekitar 400 oC - 459 oC. Setelah proses yang tejadi di dalam boiler
ini, aliran steam dilanjutkan ke superheater untuk menjadikan uap kering,
suhu steam saat itu sekitar 520oC 600oC dan siap disalurkan untuk
memutar turbin.
Jika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan cairan lebih
besar dari yang masuk kembali, maka air akan menguap dengan bebas. Pada
keadaan ini air telah mencapai titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang
dijenuhkan oleh energi panas. Jika tekananya tetap penambahan lebih
banyak panas tidak mengakibatkan kenaikan suhu lebih lanjut namun
menyebabkan air akan membentuk steam jenuh. Pada tekanan atmosfir suhu
jenuh air adalah 100 oC, tetapi jika tekananya bertambah maka akan ada
penambahan lebih banyak panas dan peningkatan suhu tanpa perubahan
fase. Oleh karena itu, kenaikan tekanan secara efektif akan meningkatkan
entalpi air dan suhu jenuhnya. Hubungan antara suhu jenuh dan tekanan
dikenal sebagai kurva steam jenuh.

Gambar 2.1. Kurva Steam Jenuh


Air dan steam dapat berada secara bersamaan pada berbagai tekanan
dalam kurva ini, keduanya akan berada pada suhu jenuh. Steam pada
kondisi diatas kurva jenuh dikenal dengan superheated steam (steam lewat
jenuh), sedangkan air yang berada pada kondisi dibawah kurva disebut air
sub-jenuh.
Jika steam mengalir dari boiler pada kecepatan yang sama dengan
yang dihasilkanya, penambahan panas lebih lanjut akan meningkatkan laju
produksinya. Jika steam yang sama tertahan tidak meningalkan boiler, dan
jumlah panas yang masuk dijaga tetap, energi yang mengalir ke boiler akan
lebih besar daripada energi yang mengalir keluar. Energi yang berlebih ini
akan menaikan tekanan, yang pada giliranya akan menyebabkan suhu jenuh
meningkat, karena suhu steam jenuh berhubungan dengan tekanannya.

2.1.2 Jenis-jenis Steam


Steam dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Saturated steam, yaitu uap air yang terbentuk pada suhu didih dan tidak
mengandung titik-titik air maupun gas asing.
2. Wet steam, yaitu campuran dari saturated steam dan titik-titik air yang
terdistribusi merata. Steam ini terbentuk misalnya pada waktu air
mendidih dengan sangat kuat atau karena kondensasi sebagian dari uap
jenuh.
3. Superheated steam, yaitu uap yang dipanaskan melebihi temperatur
didihnya. Pada tekanan yang sama steam ini memiliki kerapatan lebih
rendah daripada saturated steam.

2.1.3 MekanismePembuatan Steam


Tekanan dan temperatur steam harus diketahui agar keadaan steam ini
dapat diidentifikasi dengan baik. Untuk mengolah 1 kg air pada temperatur
0 oC menjadi steam diperlukan panas sebagai berikut:
Panas sensibel cairan, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk
memanaskan iar tersebut dari 0 oC ke temperatur didih.
Panas penguapan, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk
menguapkan air tersebut pada temperatur didih tanpa terjadi keaikan
temperatur.
Panas steam lanjut, yaitu panas yang diperlukan untuk pemanasan
saturated steam sehingga terjadi superheated steam.
Jumlah panas keseluruhan yang dibutuhkan untuk mengubah air
bertemperatur 0 oC menjadi steam disebut kandungan panas dari uap/steam
(kkal/kg). Pada pemanfaatan steam sebagai media pemanas akan terjadi hal-
hal sebagai berikut:
Pada waktu pendinginan, superheated steam akan melepaskan panasnya
sampai menjadi saturated steam.
Jumlah panas yang dibebaskan ini relatif kecil (misalnya hanya 10 %)
bila dibandingkan dengan jumlah panas kondensasi.
Pada waktu pedinginan, saturated steam akan segera terkondensasi.
Seluruh panas kondensasi akan dibebaskan, yang besarnya sama dengan
panas penguapan.
Pada waktu pendinginan kondensat, sebagian energi panas dibebaskan
lagi (panas sensibel air). Penggunaan energi panas ini hampir selalu
berlangsung dengan tidak sempurna dalam sistem pemanasan yang
pertama. Panas yang tersisa sering dimanfaatkan lagi dalam alat penukar
panas selanjutnya, misalnya untuk pemanasan awal bahan-bahan proses
yang akan diumpankan.
Sebagian besar kandungan panas steam merupakan panas kondensasi,
karena itu panas tersebut mutlak harus dimanfaatkan. Agar steam yang
belum termanfaatkan tidak ada yang keluar dari sistem pemanas dan agar
tidak terjadi pemampatan kondensat di dalam ruang pemanas, maka pada
saluran keluar harus dipasang alat penyalur kondensat. Penyalur kondensat
ini juga dapat mempertahankan tekanan uap dalam ruang pemanas agar
tetap tinggi.
Pada pemanasan tidak langsung, panas yang dimanfaatkan hanya
panas superheated steam dan panas kondensasi. Temperatur yang diinginkan
dalam ruang pemanas dapat diatur dengan regulator tekanan. Melalui pentil,
pemasukan steam-pun bisa diatur. Dengan mengumpulkan steam secara
langsung ke dalam bahan yang akan dipanaskan, panas sensibel cairan akan
termanfaatkan dengan lebih baik.
Air sangat menguntungkan jika digunakan sebagai media pemanas
karena memiliki panas kondensasi yang besar sekali, tidak mudah terbakar,
dan tidak beracun. Steam dapat mengakibatkan luka bakar yang parah
terutama bila seluruh panas kondensasi dibebaskan di atas kulit. Oleh karena
itu, saluran-saluran yang dialiri steam tidak boleh dimanipulasi sebelum
saluran dibebaskan dari tekanan dan didinginkan.
Steam dibuat di pusat pembangkitan steam di dalam ketel uap/steam
(ketel radiasi, ketel bakar, ketel listrik) dengan mengunakan bahan bakar
batu bara, minyak pemanas, atau listrik. Steam ini dibuat dari air yang telah
dihilangkan seluruh garam-garam dan gasnya (air umpan ketel). Di sini
terbentuk steam pada temperatur yang sesuai dengan tekaan di dalam ketel.
Steam yang terbentuk dipanaskan lebih lanjut oleh gas buang sehingga
kehilangan panas pada saat transportasi ke tempat pemakaian tidak segera
menyebabkan terjadinya kondensasi.
Setelah tekanan tinggi direduksi, misalnya di dalam turbin uap, dan air
diinjeksikan ke dalam steam berkalor lebih, steam tersebut kemudian
dialirkan ke konsumen melalui saluran-saluran yang terisolasi dengan baik.
Di tempat pemakaian, yang dibutuhkan terutama ialah panas kondensasinya.
Karena steam tidak dapat disimpan, maka kelebihan steam akan diubah
menjadi air panas atau air hangat.
Alat pemanas yang mengunakan steam sebagai media pemanas mudah
untuk diatur dengan baik. Pemanasan dapat dilakukan dengan mengalirkan
steam langsung ke bahan proses yang akan dipanaskan. Temperatur
pemanasan maksimal yang dapat dicapai pada peralatan yang menggunakan
ventilasi adalah 100 oC. Cara ini hanya dapat digunakan bila air maupun
penambahan volume tidak mengganggu sistem. Panggunaan steam dapat
dilakukan secara tidak langsung, misalnya dalam alat penukar panas.
Temperatur yang dapat dicapai secara teoritis sama dengan temperatur
kondensasi steam.

2.1.4 Bahaya Yang Ditimbulkan Oleh Steam dan Cara Pencegahannya


Sebagai proteksi awal terhadap keselamatan pekerja ( operator ) dan
lingkungan, maka ketel uap ( Boiler ) haruslah memenuhi persyaratan-
persyaratan minimum sesuai dengan undang-undang uap tahun 1930 pasal 12,
yang menyebutkan antara lain :
Tiap-tiap ketel uap harus diberi perlengkapan sebagai berikut :
a. Sekurang-kurangnya dipasang 2 buah PSV ( Presure Safety Valve ) sesuai
dengan besar kecilnya ketel uap tersebut, dan dipasang pada ketel uap nya
sendiri ( di steam drum ).
b. Sekurang-kurangnya dipasang 1 buah manometer ( Press Indikator ).
c. Sekurang-kurangnya dipasang 2 buah gelas penduga ( Level Glass ).
d. Dipasang alat yang dapat bekerja sendiri, atau system control automatic,
atau system alarm, yang menunjukkan atau memberi tahu kepada operator,
terhadap penyimpangan operasi ( Low Level, High Level dan lain-lain )
dan dipasang system tripnya.
e. Dipasang kerangan buang ( IBD ).
f. Dipasang name plate, yang menyebutkan berapa tekanan kerja tertinggi
yang diperbolehkan, tahun pembuatan serta pembuatnya.
Dengan dilengkapinya persyaratan-persyaratan keselamatan tersebut diatas
kemungkinan bahaya-bahaya yang timbul seperti peledakan, maupun
kebakaran dapat dihindari.
Sedangkan sebagai proteksi dari segi operasi diperlukan prosedur yang
benar, baik strat up maupun shut down, dan dipahami serta dilaksanakan
dengan benar pula sesuai step stepnya.
Sedangkan proteksi diri dalam penanganan operasi, perlu adanya
perlengkapan peralatan safety yang cukup memadai, sesuai dengan tingkat
pekerjaan yang dilakukan, serta pengetahuan dan pengalaman.

2.2 BOILER
2.2.1 Definisi Boiler
Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan uap (steam) dari air
dengan jalan pemanasan. Steam yang dihasilkan pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Dengan adanya
perubahan air menjadi steam. maka ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. Container adalah tempat untuk memanaskan air menjadi uap air.
2. Air adalah bahan untuk membuat steam sesudah dipanaskan.
3. Panas adalah energi yang digunakan untuk merubah air menjadi
steam.
Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut diharapkan akan dihasilkan
steam yang cukup, serta segala permasalahan misalnya masalah air yang akan
merusak tempat karena korosi atau mengurangi effisiensi penyerapan panas
akibat timbulnya kerak dapat diatasi dengan baik. Bahan bakar boiler
bermacam-macam dari yang populer seperti batu bara,bahan bakar minyak,
gas, nuklir dan lain-lain. Boiler merupakan bagian terpenting dari penemuan
mesin uap yang merupakan pemicu lahirnya revolusi industri.
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan
steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air didalam boiler dipanaskan oleh
panas dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga
terjadi perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang
mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap.
Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan
air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler.
Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air
yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar. Faktor yang
mendasari pemilihan jenis boiler adalah sebagai berikut:
a. Kapasitasyangdigunakan
b. Kondisi uapyangdibutuhkan
c. Bahan bakaryangdibutuhkan
d. Konstruksiyangsederhana

Bagian-bagian boiler seperti gambar di atas adalah sebagai berikut :


1. Flame tube yang memiliki diameter besar yang akan menghasilkan
pembakaran yang sempurna. Combustion Chamber memiliki dimensi yang
berbeda-beda disesuaikan dengan jenis boiler.
2. Man Hole dan lubang inspeksi untuk mengetahui kondisi boiler secara
cepat seperti kondisi air.
3. Wet-back desain boiler dengan ruangan pembalik air dingin
4. Sight holes untuk mengamati pembakaran boiler dari sisi belakang tabung.
5. Safety flap untuk menghindari kerusakan akibat pembakaran tidak
sempurna.
6. Tempat pembersihan cepat
7. Eksploitasi bahan bakar fase 2 dan 3 yang akan mempengaruhi efisiensi
pembakaran.
8. Lubang kaca untuk mengamati pembakaran dari sisi depan tabung.
9. Sirkulasi natural air boiler.
10. Steady capacity dan tekanan untuk ruang air dan uap.
11. High grade insulation untuk meminimalkan panas yang terbuang (heat
loss).
12. Steam drier, permukaan evaporasi.
2.2.2 Fungsi Boiler
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan
energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri
dari dua komponen utama yaitu :
1. Dapur (furnace), sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjad energi
panas.
2. Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran (energi
panas) menjadi energi potensial uap.
Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan
sebuah boiler untuk berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah :
1. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur
berfungsi secara efektif.
2. Sistem perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad boiler
pipa air memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif antara nyala api
atau gas panas dengan air boiler.
3. Sistem pemanas uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta
sistem pemanas air pengisi boiler berfungsi sebagai alat untuk menaikan
efisiensi boiler.
Agar sebuah boiler dapat beropersi dengan aman, maka perlu adanya
sistem pengamanan yang disebut apendasi.
2.2.3 Prinsip Kerja Boiler
Prinsip kerja boiler secara umum adalah pengubahan dan pemindahan
energi yang dikandungbahan bakar menjadi energi yang dikandung uap air.
Proses pelepasan energy bahan bakar dilakukan dengan cara mereaksikan
bahan bakar dengan oksigen yang diambil dari udara. Pencampuran antara
unsur-unsur yang dapat terbakar pada bahan bakar dengan oksigen akan
menyebabkan terlepasnya energi yang dikandung bahan bakar. Energi tersebut
akan menaikkan tingkat energy gas asap sehingga temperature gas tersebut
naik. Kenaikan temperatur gas yang tinggi menyebabkan terjadinya
perpindahan energy panas baik radiasi maupun konveksi dari gas asap ke
dinding air. Air tersebut diperlukan untuk menaikkan temperatur air menjadi
uap.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai
tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang
akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal
keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur
tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar
dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan
dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau
membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi
mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik
(power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan
energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-
temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan
bantuan heat recovery boiler.

2.2.4 Komponen Komponen umumBoiler


Berikut ini merupakan komponen-komponen secaraumumboiler antara
lain:
1. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa
bagian dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for
flue gas, charge and discharge door.
2. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan
pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
3. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim
melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau
menjalankan proses industri.
4. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab
yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.
5. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun
air umpan baru.
6. Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan
dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
7. Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan
yang berada di dalam pipa steam.
2.2.5 Jenis-Jenis Boiler
Berdasarkan Tipe Pipa Boiler dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Fire Tube Boiler
Firetube boiler adalah jenis boiler dimanagas panas melewati pipa-pipa
dan air umpan boileradadidalam shell untuk dirubah menjadi steam. Terdiri
dari tangki air yang dilubangi dan dilalui pipa-pipa, dimana gas panas yang
mengalir pada tanki tersebut digunakan untuk memanaskan air di tanki. Air
yang dipanaskan menghasilkan uap panas yang dapat digunakan untuk
memanaskan air dikamar mandi ataupun laundry. Firetube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitassteam yang relative kecil dengan tekanan
steamrendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tubeboilers kompetitif
untuk kecepatan steam sampai12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18
kg/cm2.Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakarminyak bakar, gas
atau bahan bakar padat dalamoperasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian
besarfire tube boilers dikonstruksi sebagai paket boiler(dirakit oleh pabrik)
untuk semua bahan bakar.
2. Water Tube Boiler
Water tube boiler adalah jenis boiler dimana airumpan boiler mengalir
melalui pipa-pipa masukkedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan
olehgas pembakar membentuk steam pada daerahuapdalam drum. Boiler ini
dipilih jika kebutuhan steamdan tekanan steam sangat tinggi seperti pada
kasusboiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boileryang sangat modern
dirancang dengan kapasitassteam antara 4.500 12.000 kg/jam, dengantekanan
sangat tinggi. Banyak water tube boilersyang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahanbakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube
yangmenggunakan bahan bakar padat, tidak umumdirancang secara paket.
Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas panas
yang dihasilkan dari pembakaran. Pada boiler water tube, air panas tidak
berubah menjadi uap,sehingga bisa langsung digunakan untuk keperluan
seperti air panas di kamar mandi,laundry. Ketika air dalam pipa-pipa yang
didih mendapat pemanasan, air dalam pipa menjadi mendidih sehingga air
mengandung uap dan berat jenis air berkurang, air dan uap mengalir ke atas.
Air yang berat jenisnya lebih besar akan turun dan menggantikan posisi air
yang menuju ke atas. Pada drum atas air dan uap berpisah menjadi uap jenuh,
kemudian uap jenuh disalurkan ke superheater untuk diubah menjadi uap panas
lanjut. Uap panas lanjut yang keluar dari superheater inilah yang akan
dimanfaatkan sebagai penggerak mesin uap.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
- Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air.
- Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

Berdasarkan bahan bakar yang digunakan boiler dibagi menjadi 4, yaitu:


1. Solid Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya padat memiliki karakteristik: harga
bahan baku pembakaran relative lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih
baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik. Pemanasan yang terjadi
akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar padat
(batubara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan
sumber panas.
2. Oil Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya cair memiliki karakteristik: harga bahan
baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai
effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar
padat dan listrik. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran
antara percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan
oksigen dan sumber panas.
3. Gaseous Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya gas memiliki karakteristik: harga bahan
baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai
effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler
berdasarkan bahan bakar. Pemanasan yang terjadi antara pembakaran antara
LNG (Liquid Natural Gas) dengan oksigen dan sumber panas.
4. Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik: harga bahan baku pemanasan
relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan
bakar cair. Nilai effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dibandingkan dengan
semua tipe boiler berdasarkan bahan bakarnya. Pemanasan yang terjadi akibat
sumber listrik yang menyuplai sumber panas.

Berdasarkan kegunaannya boiler dibagi menjadi 5, yaitu:


1. Power Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler, hasil
steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga
mampu memutar turbin dan menghasilkan listrik dari generator. Kegunaan
utamanya sebagai penghasil steam untuk menghasilkan listrik dari generator.

2. Industrial Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau
firetube boiler. Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai
tambahan panas. Steam memiliki tekanan yang sedang dan kapasitas yang
besar.
3. Commercial Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau
firetube boiler. Kegunaannya untuk menjalankan proses operasi komersial.
Tekanan yang dimiliki rendah.
4. Residential Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe firetube boiler.
Boiler ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah, biasanya digunakan
pada perumahan.

5. Heat Recovery Boiler


Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe watertube boiler
atau firetube boiler. Steam yang dihasilkan memiliki kapasitas dan tekanan
yang besar, kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang
tidak terpakai. Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.
Berdasarkan Tekanan kerjanya, boiler dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Low Pressure Boiler
Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan air
dengan tekanan dibawah 160 psi dan temperatur dibawah 250 F.

2. High Pressure Boiler


Tipe ini memiliki steam operasi lebih dari 15 psi, menghasilkan air dengan
tekanan diatas 160 psi dan temperature di atas 250 F.

2.2.6 Sumber Penyediaan Air Umpan Boiler

Air yang digunakan pada air umpan boiler diperoleh dari air sungai,
air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebut tidak
sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal ini dipengaruhi oleh
lingkungan asal air tersebut. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai
air umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan
terlebih dahulu yang bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur atau
padatan yang terkandung didalam air baik dalam bentuk tersuspensi,terlarut,
atau pun koloid yang dapa tmenyebabkan terjadinya kerak, korosi dan
pembusaan dalam boiler. Disamping itu senyawa organic dapat
menyebabkan berbagai masalah dalam operasi boiler. Kualitas air umpan
boiler juga dipengaruhi oleh kondisi operasi boiler, dimana semakin tinggi
tekanan dan temperature operasi maka semakin murni kualitas air umpan
yang diperlukan. Batasan terhadap nilai parameter-parameter penting untuk
air umpan boiler, sering ditentukan oleh pihak pembuat alat, atau dapat
mengacu pada kriteria dari badan-badan International seperti ASME dan
ABMA.

2.2.7 Syarat-syarat Air Umpan Boiler

Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air


umpan yang tidak diolah,proses pengolahan yang digunakan dan prosedur
pengoperasian boiler. Sebagai aturan umum,semakin tinggi tekanan operasi
boiler akan semakin besar sensitifitas terhadap kotoran.
Air yang dipakai untuk pembuatan steamharus memenuhi beberapa
persyaratan,yaitu:
1. Tidak boleh berbuih
2.Tidak boleh membentuk scale (kerak)
3.Tidak boleh menyebabkan terjadinya korosi pada pipa-pipa.
Zat-zat yang terkandung didalam air boiler yang dapat menyebabkan
kerusakan boiler adalah:
1. Kadar Soluble matter yang tinggi
2.Suspended solid
3.Garam-garam Ca dan Mg
4.Silika, sulfate, asam bebas (free acid) dan oxide
5.Organik matter
2.2.8 Aplikasi Boiler pada Industri
Aplikasi Boiler pada Imdustri Pembangkit Listrik
Setelah kita mengetahui jenis dan tipe boiler serta fungsi boiler dan
komponennya dari uraian di atas, maka akan menjadi lebih jelas lagi
bagaimana cara kerja boiler dalam suatu sistem pembangkit listrik. Dalam
makalah ini sistem yang kita ambil sebagai aplikasi contoh adalah sistem pada
PLTU Paiton khususnya pada PT. YTL Jawa Timur
Proses Dasar Produksi Listrik
Di dalam PLTU batubara atau coal fired power plant, energi panas
batubara dikonversikan ke dalam energi listrik dengan bantuan boiler, turbin
dan generator. Batubara dari tempat penyimpanannya di bawa ke tempat
penampungan batubara di area boiler setelah terlebih dahulu dihancurkan di
ruangan penghancur batubara. Batubara tersebut kemudian disalurkan ke
pengumpan batubara (coal feeder) yang dilengkapi alat pengatur aliran untuk
dihaluskan pada mesin penghalus (pulveriser atau coal mill) sehingga
dihasilkan tepung batubara yang halus. Batubara halus di dorong dengan udara
panas yang dihasilkan dari Primary Air Fan dan dibawa ke pembakar batubara
dengan cara di injeksikan ke ruang bakar boiler (furnace). Di sini tepung
batubara yang keluar dari corner (sudutsudut boiler) dibakar bersama- sama
dengan udara panas dan api yang di injeksikan ke ruang bakar secara
bersamaan. Udara panas yang masuk kefurnace dihasilkan dari fan yang
disebut Forced Draft Fan , sedangkan api di hasilkan dari pemantik api
atau ignitor.
Panas yang di hasilkan dari proses pembakaran ini melalui proses
perpindahan panas secara konveksi akan mengubah air yang mengalir dalam
pipapipa yang ada di dalam boiler menjadi uap jenuh (saturated steam) . Uap
panas ini kemudian di panaskan lebih lanjut oleh super heater sampai menjadi
uap panas kering (dry super heated steam) sehingga efisiensi boiler makin
tinggi. Uap panas kering kemudian disalurkan ke turbin bertekanan tinggi
dengan bantuan pipapipa tebal bertekanan tinggi dimana steam itu
dikeluarkan lewat nozzlenozzle mengenai baling baling turbin. Saat
mengenai balingbaling, energi kalor yang dimiliki steam akan berubah
menjadi energi kinetik dan menggerakkan balingbaling turbin dan shaft turbin
yang disambungkan dengan generator ikut berputar.
Shaft yang disambungkan dengan generator berupa silinder
elektromagnetik besar sehingga ketika turbin berputar generator ikut berputar
,yaitu bagian rotor.Rotor generator tergabung dengan stator.Stator adalah
bagian generator yang tidak ikut berputar, berupa gulungan yang menggunakan
batang tembaga sebagai pendingin internal.Listrik dihasilkan dalam batang
batang tembaga stator dengan elektostatik di dalam rotor melalui putaran
magnet. Listrik yang dihasilkan bertegangan 21 kV dan dengan trafo step up
dinaikkan menjadi 500 kV, sesuai tegangan yang diminta PLN.
BAB III
KESIMPULAN

Setelah kita mengetahui sekelumit pengetahuan, tentang steam dan


kegunaan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan, serta mengingat peran
pentingnya itu, kita sebagai operator di utilitas khususnya. Untuk lebih
meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian sesuai tugas kita masing-masing
dengan penuh rasa tanggung jawab, baik terhadap segi operasi dan peralatannya
serta kita yang mengoperasikan bias selamat, sehingga kelangsungan operasi
kilang kita ini bisa dicapai dengan aman, handal dan effisien.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.prosesindustri.com/2015/01/pengertian-boiler-serta-komponen.html
http://agroindustrialis.blogspot.co.id/2014/06/boiler-ketel-uap.html
https://rkpsb.files.wordpress.com/2010/09/steam-boiler.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27517/4/Chapter%20II.pdf
https://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/01/22/steam/
https://lngbontang.wordpress.com/2009/02/12/kegunaan-steam-dan-bahayanya/

Anda mungkin juga menyukai