KINETIKA REAKTOR
Oleh :
TITA RIZKI KURNIA 2309030028
MIRA FITRIANA 2309030062
Reaktor
Dalam teknik kimia, Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya
reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat
dipelajari di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi
kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input) yang besar
dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi. Tentu saja faktor
keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi biasanya termasuk besarnya
energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan baku, upah operator, dll. Perubahan
energi dalam suatu reaktor kimia bisa karena adanya suatu pemanasan atau pendinginan,
penambahan atau pengurangan tekanan, gaya gesekan (pengaduk dan cairan), dll.
Gambaran Umum
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Dengan terjadinya
reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi
secara spontan alias terjadi dengan sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi seperti
panas (contoh energi yang paling umum). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
kimia, jadi terjadi perubahan bahan bukan fasa misalnya dari air menjadi uap yang
merupakan reaksi fisika.
Ada dua jenis utama reaktor kimia:
Reaktor tangki atau bejana
Reaktor pipa
Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun partaian/batch.
Biasanya, reaktor beroperasi dalam keadaan ajeg namun kadang-kadang bisa juga
beroperasi secara transien. Biasanya keadaan reaktor yang transien adalah ketika reaktor
pertama kali dioperasikan (mis: setelah perbaikan atau pembelian baru) di mana komponen
produk masih berubah terhadap waktu. Biasanya bahan yang direaksikan dalam reaktor
kimia adalah cairan dan gas, namun kadang-kadang ada juga padatan yang diikutkan
dalam reaksi (mis: katalisator, regent, inert). Tentu saja perlakuan terhadap bahan yang akan
direaksikan akan berbeda.
Ada tiga tipe pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor:
Model reaktor batch
Model Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau dikenal juga sebagai RTIK (Reaktor
Tangki Ideal Kontinu)
Model Reaktor Alir Pipa (RAP) atau dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat)
KINETIKA REAKTOR 2
Lebih jauh lagi, reaktor dengan katalisator (padatan) membutuhkan pendekatan yang
terpisah dari ketiga model tersebut dikarenakan banyaknya asumsi sehingga menyebabkan
tiga model perhitungan di atas tidak lagi akurat.
Beberapa ubahan yang memengaruhi rancangan reaktor:
Waktu tinggal
Volum (V)
Temperatur (T)
Tekanan (P)
Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, ...,Cn
Koefisien perpindahan panas (h, U), dll
Jenis
RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)
Reaktor Semi-Batch
Reaktor jenis berlangsung secara batch dan kontinyu secara bersamaan. Contoh
paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan sekali ke dalam tangki (secara
batch) namun CO2 yang dihasilkannya dikeluarkan secara kontinyu. Contoh lainnya adalah
klorinasi, suatu reaksi cair-gas, gas digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar
bereaksi dengan cairan di tangki yang diam (batch).
KINETIKA REAKTOR 4
Aksesoris Reaktor
Untuk mendukung agar reaktor dapat berfungsi maksimal dan aman terkendali, maka
diperlukan sistem pengendalian proses yang menggunakan beberapa alat tambahan.
Beberapa contoh dari aksesoris tersebut umumnya adalah :
1. Level Controller (LC), suatu alat yang menjaga agar volum (isi) reaktor tetap terjaga,
tidak kehabisan reaktan ataupun kelebihan yang dapat menyebabkan kenaikan
tekanan. Cara kerja dari alat ini adalah dengan terus mendeteksi ketinggian
permukaan bahan dalam reaktor, jika kurang dari toleransi yang diberikan (set point)
maka kran keluaran (output) akan mengecil sampai ketinggian mencapai tinggi yang
telah di set. Sebaliknya jika melebihi kran keluaran akan dibuka lebih lebar untuk
mengurangi bahan dalam reaktor.
2. Pressure Controller (PC), Suatu alat yang bertugas untuk menjaga agar tekanan
dalam reaktor masih berada pada kisaran yang ditetapkan. Biasanya diterapkan
pada reaktor yang memakai reaktan berfasa gas. Cara kerjanya mirip dengan LC
yaitu dengan membuka dan menutup kran.
3. Temperature Controller (TC), suatu alat yang bertugas agar suhu di dalam reaktor
masih berada dalam kisaran suhu operasinya. TC juga bekerja dengan membuka dan
menutup kran, namun kran yang diintervensi adalah kran utilitas. Misalnya CSTR
berpemanas, jika suhu drop maka kran koil uap panas (steam) akan diperbesar
sehingga steam yang masuk akan lebih banyak yang akhirnya suplai panas pun
bertambah dan akhirnya suhu reaktor akan bertambah dan suhu reaktor pun dapat
kembali ke suhu yang normal. Sebaliknya jika suhu reaktor bertambah.
Reaktor Batch adalah istilah generik untuk jenis kapal banyak digunakan dalam
industri proses. Namanya adalah sesuatu dari keliru karena kapal jenis ini digunakan untuk
berbagai operasi proses seperti pembubaran padatan , pencampuran produk , reaksi kimia ,
distilasi batch , kristalisasi , ekstraksi cair / cair dan polimerisasi . Dalam beberapa kasus,
mereka tidak disebut sebagai reaktor tapi memiliki nama yang mencerminkan peran yang
mereka lakukan (seperti crystallizer, atau reaktor bio ).
Sebuah reaktor batch khas terdiri dari sebuah tangki dengan pengaduk dan
terpisahkan pemanasan / pendinginan sistem. Kapal ini dapat bervariasi dalam ukuran dari
kurang dari 1 liter untuk lebih dari 15.000 liter. Mereka biasanya dibuat dalam baja ,
stainless steel , kaca berlapis baja, kaca atau eksotik paduan . Cairan dan padatan biasanya
diisi melalui koneksi di penutup atas reaktor. Uap dan gas juga keluarnya cairan melalui
koneksi di atas. Cairan ini biasanya dibuang keluar dari bagian bawah.
KINETIKA REAKTOR 5
Keuntungan dari reaktor batch berbohong dengan fleksibilitas. Sebuah kapal tunggal
dapat melaksanakan urutan operasi yang berbeda tanpa perlu istirahat penahanan. Hal ini
sangat berguna saat memproses, beracun atau sangat ampuh senyawa .
Agitasi
Susunan pengaduk biasa adalah pusat mount driveshaft dengan drive unit overhead.
Impeller pisau dipasang pada poros. Berbagai macam desain pisau yang digunakan dan
biasanya pisau menutupi sekitar dua pertiga diameter reaktor. Dimana produk kental
ditangani, jangkar berbentuk dayung yang sering digunakan yang memiliki izin erat antara
pisau dan dinding pembuluh.
Kebanyakan reaktor batch juga menggunakan baffle . Ini adalah pisau stasioner
yang putus aliran yang disebabkan oleh agitator berputar. Ini mungkin tetap ke penutup
kapal atau dipasang pada bagian dalam dinding samping.
Meskipun perbaikan signifikan dalam pisau pengaduk dan desain penyekat,
pencampuran dalam reaktor batch yang besar pada akhirnya dibatasi oleh jumlah energi
yang dapat diterapkan. Pada kapal-kapal besar, energi pencampuran lebih dari 5 Watt
per liter dapat menempatkan beban yang tidak dapat diterima pada sistem pendingin.
Beban pengaduk yang tinggi juga dapat menciptakan masalah poros stabilitas. Dimana
pencampuran adalah parameter kritis, reaktor batch bukanlah solusi yang ideal. Tingkat
pencampuran yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menggunakan sistem yang lebih kecil
mengalir dengan kecepatan tinggi agitator, ultrasonik pencampuran atau mixer statis .
Hal ini dapat dikatakan bahwa koefisien perpindahan panas juga merupakan
parameter penting. Harus diakui bahwa bagaimanapun reaktor batch yang besar dengan
jaket pendinginan eksternal memiliki kendala perpindahan panas yang parah berdasarkan
desain. Sulit untuk mencapai yang lebih baik dari 100 Watt / liter bahkan dengan kondisi
perpindahan panas yang ideal. Sebaliknya, terus menerus reaktor dapat memberikan
kapasitas pendinginan lebih dari 10.000 W / liter. Untuk proses dengan beban panas yang
sangat tinggi, ada solusi yang lebih baik daripada reaktor batch.
Suhu kontrol respon cepat dan pemanasan seragam jaket dan pendinginan sangat
penting untuk proses kristalisasi atau operasi dimana produk atau proses sangat sensitif
temperatur. Ada beberapa jenis jaket pendingin reaktor batch:
jaket lainnya tidak hadir. Sebuah fitur yang tidak biasa ini jaket tipe yang panas proses
dapat diukur sangat sensitif. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memantau laju reaksi
untuk mendeteksi titik akhir, mengendalikan tingkat Selain itu, mengendalikan kristalisasi dll
Reaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi bahan mentah
menjadi hasil jadi yang lebih berharga.
Tujuan pemilihan reaktor adalah :
1. Mendapat keuntungan yang besar
2. Biaya produksi rendah
3. Modal kecil/volume reaktor minimum
4. Operasinya sederhana dan murah
5. Keselamatan kerja terjamin
6. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :
1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping
3. Kapasitas produksi
4. Harga alat (reactor) dan biaya instalasinya
5. Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas
Jenis-jenis reaktor
A. Berdasarkan bentuknya
1. Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga komposisi
dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai untuk proses
batch, semi batch, dan proses alir.
2. Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa. Dikatakan
ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam pipa dengan
arah sejajar sumbu pipa.
B. Berdasarkan prosesnya
1. Reaktor Batch
Biasanya untuk reaksi fase cair
Digunakan pada kapasitas produksi yang kecil
KINETIKA REAKTOR 9
Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan
kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa.
Keuntungan :
Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama
Kerugian:
1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
KINETIKA REAKTOR 10
Cooling/heating
medium in
Out
Feed
KINETIKA REAKTOR 11
Gelembung gas
Partikel katalis
Feed
E. Fluid-fluid reaktor
Biasa digunakan untuk reaksi gas-cair dan cair-cair.
1. Bubble Tank.
Gas
Liquid Liquid
Gas
2. Agitate Tank
KINETIKA REAKTOR 12
3. Spray Tower
Percobaan kinetika sistem batch pada umumnya dilakukan pada kondisi isotermal dan
pada volume tetap (atau densitas-tetap), karena hasilnya lebih mudah diinterpretasikan.
Selain itu, percobaan batch melibatkan peralatan-peralatan yang relatif sederhana,
sehingga mudah diterapkan dalam percobaan skala-kecil.
Keberlangsungan reaksi pada berbagai waktu (concentration-dependence) secara
kuantitatif dapat diamati atau dipantau melalui pengukuran-pengukuran:
1. Pengukuran konsentasi komponen i (Ci) secara langsung; Metode Kimia
Contohnya: titrasi asam dengan basa, titrasi basa dengan asam, presipitasi ion
dalam suatu senyawa insoluble.
Metode kimia ini sering digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung relatif
lambat.
2. Pengukuran konsentasi komponen i (Ci) secara tidak langsung, yakni melalui
pengukuran sifat-sifat lain yang bergantung kepada konsentrasi; Metode Fisika
Pada saat reaksi kimia berlangsung, sifat-sifat fisik sistem reaksi mengalami
perubahan seiring dengan perubahan komposisi kimiawi yang terjadi. Oleh
karena itulah, perubahan sifat-sifat fisik yang bersesuaian (secara kuantitatif)
KINETIKA REAKTOR 14
Untuk sistem reaksi fase gas isotermal (yang jumlah mol komponen-komponenya
mengalami perubahan), ri dapat dinyatakan sebagai perubahan tekanan total sistem atau
perubahan tekanan parsial komponen i per satuan waktu.
Hubungan antara tekanan parsial i (pi) dengan tekanan total sistem (P atau Pt atau ):
Untuk reaksi-reaksi fase gas dengan perubahan jumlah mol, cara sederhana untuk
menentukan kecepatan reaksi adalah dengan mengikuti atau mengamati perubahan tekanan
total sistem reaksi.
Tinjaulah reaksi dengan persamaan stoikiometri berikut: a A + b B r R + s S
Hubungan antara tekanan parsial komponen dengan perubahan tekanan total sistem selama
reaksi berlangsung dinyatakan sebagai:
KINETIKA REAKTOR 16
KINETIKA REAKTOR 17