PRAKTIKUM BIOPROSES
Materi:
NATA
Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok : 1 / Senin
Nama : Tri Hanly Maurice 21030115140183
Putri Ade Riswanti 21030115120100
Neni D.C. 21030115120104
Achmad Iqbal 21030115130204
Materi : Nata
Mengetahui,
RINGKASAN
SUMMARY
PRAKATA
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan bioproses dengan baik.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr-Ing. Silviana, ST. MT. selaku penanggung jawab Laboratorium
Mikrobiologi Industri.
2. Ir. Kristinah Haryani, MT selaku Dosen pengampu materi nata.
3. Iqbal Ryan selaku koordinator asisten yang juga telah membantu kami
sehingga dalam rangkaian kegiatan praktikum mikrobiologi industri.
4. Asisten Arisiani Melatika sebagai asisten pengampu materi nata, dan
semua asisten yang telah membimbing sehingga tugas laporan resmi ini
dapat terselesaikan.
5. Serta kepada teman-teman dan berbagai pihak lain yang telah membantu
baik dalam segi waktu maupun motivasi.
Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang saat ini bisa kami,
namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki. Maka dari itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Pada Buah Jambu Biji Per 100 gr Buah ......... 8
Tabel 3.1 Variabel Operasi ........................................................................ 9
Tabel 4.1 Tinggi Nata De Guava ............................................................... 9
Tabel 4.2 Analisa Glukosa ......................................................................... 10
Tabel 4.3 Perbandingan Jumlah Starter ..................................................... 10
Tabel 4.4 Perbandingan Jumlah Yeast Ekstrak .......................................... 10
Tabel 4.5 Perbandingan pH Kondisi Awal ................................................ 10
Tabel 4.6 Perbandingan Jenis Penutup....................................................... 10
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Guava atau yang lebih dikenal dengan jambu biji (Psidium guajava) atau sering juga
disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal
dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu biji merah bukan hanya
memiliki rasa yang enak dan khas namun juga memiliki kandungan vitamin dan gizi
yang sangat baik bagi tubuh. Jambu biji merah ini mengandung serat, vitamin A-B-C,
antioksidan dan lainnya. bahkan menurut penelitian kandungan vitamin C yang ada di
dalam jambu biji merah (87mg) mengandung hampir 2 kali lebih besar dari yang ada
di dalam buah jeruk (49mg) (Depkes RI, 1989; Waskito Trisnoadi, 2008).
Jambu air mrupakan buah yang memiliki rasa manis. Menurut para ahli, arasa
manis itu ternyata baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena jambu dapat
menurunkan penyerapan gula didalam darah. Disamping itu, daun jambu biji juga
dapat digunakan untuk mencegah penyakit diabetes. Kandungan karbodhidrat yang
terdapat pada buah jambu biji sebesar 12,2gr per 100gr jambu biji (Waskito Trisnoadi,
2008). Oleh karena itu, jambu biji dapat diolah menjadi nata de guava.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerupuk adalah suatu makanan kecil bersifat kering, ringan, dan porous
yang digemari oleh masyarakat luas. Kerupuk merupakan salah satu jenis
produk makanan khas Indonesia yang sangat beragam baik dari segi cita
rasa maupun nilai gizinya. Kerupuk dikenal sebagai makanan pembangkit
selera makan atau pelengkap berbagai sajian makanan dan camilan.
Salah satu komoditi Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi kerupuk adalah jambu biji merah (Psidium guajava L.). Jambu biji
merah memiliki keunggulan antara lain daging buahnya merah menyala atau
merah cerah, tebal, berasa manis, harum, dan segar. Jambu biji merah
mengandung vitamin C yang tinggi yaitu 87 mg/100 g. Selain itu, produksi
jambu merah di Jawa Timur khususnya di Jember cukup besar. Menurut
data dari BPS Jember (2014) dari tahun 2012 sampai 2013 mengalami
peningkatan produksi lebih dari 100% yakni dari 21361 kuintal menjadi
58670 kuintal. Akan tetapi, jambu biji merah mudah mengalami kerusakan
apabila tidak segera dikonsumsi ataupun diolah. Salah satu cara untuk
meningkatkan nilai ekonominya yaitu dengan mengolahnya menjadi
kerupuk buah. (Andi Eko Wiyono et al., 2015).
Gambar 2.2 Kerupuk Jambu Biji
a. Sifat fisiologi
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil dan propil alkohol,
tidak membentuk senyawa busuk yang beracun dari hasil peruraian protein
(indol) dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2
dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah memiliki
kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa.
Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata.
b. Fase pertumbuhan
Berikut merupakan grafik fase pertumbuhan yang ditunjukkan pada gambar
2.4.
1. Fase adaptasi
Acetobacter xylinum akan mengalami fase adaptasi terlebih dahulu
jika dipindahkan kedalam media baru. Pada fase ini terjadi aktivitas
metabolisme dan pembesaran sel, meskipun belum mengalami
pertumbuhan.Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak
inokulasi.
Pada fase ini, bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi telah
habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya.
1. Pemilihan Bahan
Syarat untuk membuat produk nata secara umum yaitu bahan dasar harus
mempunyai kandungan karbohidrat (glukosa) yang cukup, tanpa adanya
karbohidrat (glukosa) yang cukup nata tidak dapat terbentuk. Air Guava yang
digunakan sebagai bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan nata
memenuhi kualitas baik dilihat dari kandungan gizinya serta kandungan
karbohidrat sebesar 10,93gr, hal ini bertujuan agar nata yang dihasilkan
kualitasnya baik. Apabila bahan-bahan yang digunakan kualitasnya kurang
baik, maka akan mempengaruhi kualitas nata secara keseluruhan, baik warna,
rasa, aroma, dan tekstur yang kurang disukai.
2. Bahan Pembantu
Kandungan nutrisi sari dari bahan dasar yang akan dibuat nata masih perlu
diperkaya agar bakteri nata produktif dalam menghasilkan nata. pH diatur
sesuai dengan persyaratan tumbuh optimal bakteri tersebut. Bahan pembantu
yang digunakan dalam pembuatan nata adalah:
3. pH / Keasaman
4. Suhu
5. Kebutuhan Oksigen
7. Sumber Cahaya
8. Lama Fermentasi
Pada kondisi yang sesuai, lapisan nata terbentuk dipermukaan media akan
terlihat pada hari ketiga sampai keempat pemeraman. Secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu 8-14 hari lapisan tersebut semakin menebal. Pemanenan
nata dilakukan setelah lebih dari 8 hari pemeraman. Jika setelah 14 hari tidak
dilakukan pemanenan, maka akan terdapat lapisan tipis yang terpisah di bawah
lapisan nata yang akan menjadi kurang asam sehingga nata menjadi busuk,
akhirnya nata menjadi turun. Selama fermentasi berlangsung media nata tidak
boleh digoyang-goyangkan ataupun digerakkan karena akan mengakibatkan
pecahnya struktur lapisan nata yang terbentuk sehingga didapat lapisan nata
yang tipis dan terpisah satu sama lainnya. Pada percobaan fermentasi dilakukan
selama 6 hari.
9. Sanitasi
Kualitas baik: Tekstur kenyal ( tidak tembus jika ditekan dengan jari ), warna
putih bersih, permukaan rata, tampak licin dan agak mengkilap, dan aromanya
segar khas nata.
Menurut Agus (2012), berat kulit pisang cukup banyak yaitu kira-kira 1/3
dari berat buah pisang yang belum dikupas. Hal tersebut sangat disayangkan
mengingat limbah kulit pisang mengandung beberapa nutrisi yang masih dapat
dimanfaatkan lebih lanjut menjadi suatu produk pangan misalnya nata de
banana skin. Kulit pisang mempunyai kandungan gizi yang cukup lengkap
seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B,
vitamin C dan air. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi dalam kulit
pisang merupakan syarat utama untuk memproduksi nata.
b. Nata de Mocaf
Nata De Mocaf ini diteliti dan diciptakan untuk mengatasi problem limbah
cair fermentasi tepung mocaf yang bisa menimbulkan masalah dikemudian
hari. Pembuatan tepung mocaf semakin berkembang mulai dari tingkat desa
sampai dengan perkotaan karena memang sangat mudah mengerjakannya.
Disamping itu, karena tepung mocaf sangat laku dipasaran dan bisa
c. Nata de Soya
Nata de Soya merupakan produk nata dengan berbahan dasar air limbah
tahu. Hal ini mengingat bahan pangan tersebut banyak digemari dan telah
mampu mendapat pasaran baik di Indonesia maupun luar negeri. Selama ini
nata de coco telah merebut hati masyarakat tetapi sebagaian besar belum
mengetahui tentang produk nata yang berasal dari air limbah tahu, yaitu nata
de soya. Produk ini mempunyai rasa yang lebih enak daripada nata de coco
karenan kandungan selulosa dan protein yang lebih tinggi (Basrah Enie dan
Supriatna, 1993; Lestari, 1994).
d. Nata de Banana
e. Nata de Aloevera
Mekanisme pembenetukan Nata terdiri dari tiga tahap reaksi. Tahap pertama
adalah hidrolisis kenadungan utama gula pasir, yaitu sukrosa yang menghasilkan
fruktosa dan glukosa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Tahap ketiga adalah reaksi intermolekul glukosa melalui ikatan 1,4 β-glikosida
(Gambar 2.14)
BAB III
METODE PERCOBAAN
Tambahkan 2 tetes MB, lalu titrasi Titrasi dengan glukosa standar sampai
lagi hingga warna merah bata warna biru hampir hilang
Tambahkan 5ml
Ambil 5ml sari buah, Ambil lagi 5ml,
fehling A dan 5ml
encerkan hingga 100ml lalu netralkan
fehling B,
pHnya panaskan hingga
60-70oC
1 Kompor listrik
3 Gelas ukur
4 Pipet tetes
5 Beaker glass
6 Pengaduk
7 Autoclave
8 Inkubator
V total V pengenceran
(F − M) × (
V titrasi) × (V yang diambil) × 0,0025
%S = × 100%
V total × ρ medium fermentasi
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Analisa Glukosa
Variabel ρ awal ρ akhir pH pH
%S awal %S akhir
(gr/ml) (gr/ml) awal akhir
4.2 Pembahasan
5
4.5
4
3.5
3
pH
2.5
2 pH Awal
1.5 pH Akhir
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Variabel ke-
Berdasarkan dara yang diperoleh pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa
pH mengalami kecenderungan untuk turun daru kondisi awal. Penurunan ini
disebabkan oleh aktivitas bakteri Acetobacter xylinum dalam proses
pengubahan karbon yang berasal dari medium jambu biji menjadi kumpulan
selulosa.
1.2
1.18
Densitas
1.16
1.14
Densitas Awal
1.12
1.1 Densitas Akhir
1.08
0 2 4 6 8
Variabel ke-
3.5
2.5
2
%S
1.5 %S Awal
1 %S Akhir
0.5
0
0 2 4 6 8
Variabel ke-
3 18%V
4 10%V
Dari data yang didapat melalui percobaan yang telah dilakukan, massa
nata yang didapat pada variable 4 lebih besar dibandingkan dengan masa nata
pada variable 3, yaitu pada variable 3 massa nata sebesar 4,5 gr dan pada
variable 4 massa nata sebesar 5,51 gr
Menurut teori yang ada, pembentukan nata yang optimum terjadi pada
kondisi 15%V sehingga apabila variabel yang digunakan berada diatas maupun
dibawah kondisi optimum akan menghasilkan pembentukan nata yang kurang
optimal (Retni S.B., 2008).
1 2gr
2 0gr
Dari data yang didapat melalui percobaan yang telah dilakukan, tinggi
nata yang didapat pada variable 1 lebih besar dibandingkan dengan tinggi nata
pada variable 2, yaitu pada variable 1 tinggi nata sebesar 0,2cm dan pada
variable 2 tinggi nata sebesar 0,15cm.
Variabel pH Awal
1 4,5
3 2
Dari data yang didapat melalui percobaan yang telah dilakukan, massa
nata yang didapat pada variable 3 lebih besar dibandingkan dengan massa nata
pada variable 1, yaitu pada variable 1 massa nata sebesar 1,18gr dan pada
variable 3 massa nata sebesar 4,5gr.
5 HVS
6 Daun Pisang
Dari data yang didapat melalui percobaan yang telah dilakukan, tinggi
nata yang didapat pada variable 5 lebih kecil dibandingkan dengan tinggi nata
pada variable 6, yaitu pada variable 5 tinggi nata sebesar 0,15cm dan pada
variable 6 tinggi nata sebesar 0,2cm.
Oleh sebab itu, pori-pori penutup yang lebih kecil menyebabkan nata
yang terbentuk pada variable 5 lebih tipis dibandingkan penutup dengan pori-
pori yang lebih besar pada variable 6 karena oksigen yang masuk pada variable
5 lebih sedikit daripada variable 6 sehingga menurunkan aktivitas Acetobacter
xylinum yang menyebabkan nata yang terbentuk lebih tipis.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Terjadi penurunan kadar glukosa karena sumber glukosa yang ditambahkan
sebelum proses fermentasi telah terkonversi secara sempurna menjadi nata.
2. Terjadi penurunan pH pada sebgaian besar variabel dikarenakan
Acetobacter xylinum merupakan bakteri penghasil asam asetat. Oleh karena
itu, selama fermentasi berlangsung terbentuk asam asetat yang
mengakibatkan pH larutan turun.
3. Kenaikan densitas disebabkan oleh pertambahan massa oleh nutrient
padatan dan penurunan volume akibat terbentuknya asam asetat menjadi
CO2 dan H2O yang berikutnya CO2 terlepas keatas sehingga volume
berkurang..
4. Jumlah starter yang semakin banyak tidak membentuk nata yang semakin
tebal karena kondisi optimum pada kadar starter 15%V
5. Penggunaan yeast ekstrak dapat mengikatkan berat nata yang terbentuk
karena yeast ekstrak memberikan nutrisi bagi bakteri Acetobacter xylinum.
6. Pada variabel dengan pH kondisi awal 4 akan menghasilkan nata yang lebih
tebal karena pH optium pembentukan nata antara pH4-5
7. Jenis penutup dengan pori-pori lebih besar akan menghasilkan nata yang
lebih tebal karena ketersediaan oksigen bagi bakteri Acetobacter xylinum
lebih tercukupi.
5.2. Saran
1. Pastikan bakteri Acetobacter xylinum dikemasdan dibawa dnegan baik
(jangan terkena sinar matahari dan hangan terguncang)
2. Cuci semua alat yang akan digunakan sampai bersih dan steril
3. Atur pH sesuai variabel dengan seakurat mungkin
4. Simpan fermentasi nata dengan baik, jangan terkena sinar matahari dan
jangan diguncang
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM BIOPROSES
Materi :
NATA
Oleh :
Kelompok : 1/Senin
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
A-1
I. Tujuan Percobaan
1. Mengkaji proses pembuatan nata dari sari buah jambu biji dengan cara
fermentasi.
2. Mengkaji hasil yang diperoleh dengan berbagai bahan baku, nutrisi, pH, dan
jenis penutup yang digunakan.
II. 2 Alat
1. Kompor Listrik
2. Beaker glass
3. Autoclave
4. Gelas ukur
5. Pengaduk
6. Inkubator
A-2
6. Menutup beaker glass dengan penutup kertas yang ditentukan, yaitu daun
pisang pada variabel 6 dan HVS pada variabel 1, 2, 3, 4, dan 5
7. Memfermentasikan pada 30oC selama 6 hari
8. Memanen nata yang terbentuk
9. Mencuci nata dan mengeringkan nata dengan dibiarkan pada udara
terbuka
10. Menimbang nata yang sudah dibersihkan
A-3
12. Mencatat kebutuhan titran volumenya M = V titran
V total V pengenceran
(F − M) × ( ) × ( ) × 0,0025
V titrasi V yang diambil
%S = × 100%
V total × ρ medium fermentasi
Tinggi Nata
Variabel
Hari-0 (cm) Hari-1 (cm) Hari-2 (cm) Hari-3 (cm)
Variabel 1 0 0.05 0.1 0.2
Variabel 2 0 0.1 0.1 0.15
Variabel 3 0 0.05 0.1 0.2
Variabel 4 0 0.1 0.1 0.2
Variabel 5 0 0.05 0.1 0.15
Variabel 6 0 0.05 0.1 0.2
Panen
pH Massa nata
Variabel ρ akhir F (ml) M (ml) %S
akhir saat panen
1 1.1918 4 22.5 20.1 2.013 1.18
2 1.102 4 22.5 20.7 1.63 3.87
3 1.1342 4 22.5 20.8 0.498 4.5
4 1.125 4 22.5 21.7 0.711 5.51
5 1.113 3 22.5 21.5 0.63 4.35
6 1.1156 3 22.5 20.6 0.627 3.5
nim
A-4
LEMBAR PERHITUNGAN
- F = 30.3ml
- M = 26.9ml
175 100
(30.3−26.9)𝑥( )𝑥( )𝑥0.0025
5 5
- %S nata de guava = 𝑥100% = 3.11%
175𝑥1.0918
B-1
175 100
(22.5−21.8)𝑥( )𝑥( )𝑥0.0025
5 5
%S nata de guava = 𝑥100% = 0.627%
175𝑥1.1156
B-2
PROSEDUR ANALISA
1. Pembuatan Nata
1. Menyaring guava
2. Mendidihkan air guava, setelah dingin dimasukan ke dalam beaker glass
3. Menambahkan nutrient KH2PO4 dan MgSO4 @ 2gr, yeast ekstrak @2gr pada
variabel 1, 3, 4, dan 5, urea @2gr, gula pasir @5%w, dan tropicana slim
@7%w
4. Mengatur pH 4,5 pada variabel 1,2, 5, dan 6; pH 2 pada variabel 3 dan 4
dengan menggunakan CH3COOH dan NaOH
5. Menambahkan starter Acetobacter xylinum @18%V pada variabel 1, 2, 3, 5,
dan 6; @10%V pada variabel 4
6. Menutup beaker glass dengan penutup kertas yang ditentukan, yaitu daun
pisang pada variabel 6 dan HVS pada variabel 1, 2, 3, 4, dan 5
7. Memfermentasikan pada 30oC selama 6 hari
8. Memanen nata yang terbentuk
9. Mencuci nata dan mengeringkan nata dengan dibiarkan pada udara terbuka
10. Menimbang nata yang sudah dibersihkan
2. Analisa Glukosa
C-1
6. Mencatat kebutuhan titran volumenya. F = V titran
V total V pengenceran
(F − M) × ( ) × ( ) × 0,0025
V titrasi V yang diambil
%S = × 100%
V total × ρ medium fermentasi
C-2
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PRAKTIKUM KE :3
MATERI : Nata
HARI/TANGGAL : Senin, 20 Maret 2017
KELOMPOK : 1/Senin
NAMA : 1. Tri Hanly Maurice
2. Neni Dwi Cahyani
3. Putri Ade
4. Achmad Iqbal
ASISTEN : Arisiani Melatika
KUANTITAS REAGEN
Nata de Guava
Basis 175ml 1 2 3 4 5 6
Guava √ √ √ √ √ √
MgSO4 @3gr √ √ √ √ √ √
Urea @2gr √ √ √ √ √ √
Yeast ekstrak 2gr - 2gr 2gr 2gr -
KH2PO4 @3gr √ √ √ √ √ √
Gula Pasir 5%w 5%w 5%w 5%w 5%w 5%w
Tropicana Slim 7%w 7%w 7%w 7%w 7%w 7%w
pH 4.5 4.5 2 2 4.5 4.5
Starter 18%V 18%V 18%V 10%V 18%V 18%V
Penutup HVS HVS HVS HVS HVS DP
Penyimpanan Lemari Lemari Lemari Lemari Inkubator Lemari
PL => Ukur tinggi nata
Panen => pH, ρ, foto, tmbang, %S akhir
Praktikum => pH, ρ, %S awal
Waktu panen => Jumat
TUGAS TAMBAHAN
1. Kandungan guava
2. Mencari jurnal internasional tentang nata de guava
3. Reaksi pembentukan nata
D-1
SEMARANG, 17 Maret 2017
ASISTEN
Arisiani Melatika
NIM 21030114120057
D-2
Lensiana Sari
Jumat, 26 Juni 2015
PERCOBAAN VII
I. TUJUAN PRAKTIKUM
E-1
Nata adalah produk fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum pada
substrat yang mengandung gula. Bakteri tersebut menyukai kondisi asam dan
memerlukan nitrogen untuk stimulasi aktifitasnya. Glukosa substrat sebagian akan
digunakan bakteri untuk aktifitas metabolisme dan sebagian lagi diuraikan menjadi
suatu polisakarida yang dikenal dengan “extracelluler selulose” berbentuk gel.
Polisakarida inilah yang dinamakan nata. (Susilawati, 2002)
E-2
LEMBAR ASISTENSI
Diperiksa
Keterangan Tanda Tangan
No Tanggal