Matan 1
ول الل َّ ِه تـ َر ُس َ َ ُْ لَأ س ال َ ق
َ ي ِ ار
ِ ص َ ْ ن َأْ ل ا ان َ ع
َ م ِ
س ن
ِ ْ ب اس ِ و
َ َ ّ ن ال نْ ع
َ
ّ ْ ّ
ال ال ْ ِب ُّر ُح ْس ُن ع ْن ال ْ ِب ِ ّر َوالِْإثْ ِم َف َق َ مَ ّ
ُ َ ْ َ َ َ َل س و ِ
ه َي لع ه َ ّ ل ال ى َ َصل ّ
عل َيْ ِه ـ
ع
َ َّ َ َ ِ لطي نْ َأ ت ال ُْخل ُِق َوالِْإثْ ُم َما َحا َك ِفي َص ْد ِر َك َوك َ ِر ْه َ
اس ُ َ ّ ن ال
Dari An Nawwas bin Sim’an Al Anshari, dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam tentang kebajikan dan dosa. Lalu Beliau bersabda: “Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa
adalah apa-apa yang meresahkan dadamu, dan kamu benci jika itu diketahui oleh manusia.”
ت َر ُسول الله ال :أتَيْ ُوعن َوا ِب َص َة بن َمعب ٍد – رضي الله عنه – َ ،ق َ
أل َع ِن ال ِب ِ ّر ؟ )) جئت تَ ْس َُ ال(( :– صلى الله عليه وسلم َ ،-ف َق َ
اط َمأنَّت ِإ ل َيْ ِه ّ َ ْ ام : البر
ُ ، ك
َ َ ْب ل ق
َ ِ
ت استَ ْف
ال ْ (( : ْت :ن َ َع ْم َ ،ف َق َ ُقل ُ
مأن ِإ ل َيْ ِه ال َقل ُْب َ ،واإلث ْ ُم َ :ما َحا َك في الن ّ َ ْف ِس َ ،وتَ َر َّد َد اط َّ فس َ ،و ْ الن َّ ُ
اس َوأ ْفتُو َك )) حديث حسن ،رويناه في ُ َ ّ ن ال َ
ك ا َ ت ف
ْ أ إن
ْ وَ ، ر
ِ د
ْ الص
َ ّ ي ِ
ف
مسندي اإلمامين أحمد بن حنبل ،والدارمي بإسناد حسن
Dari Wabishah bin Ma’bad Radhiallahu ‘Anhu, Beliau berkata: “Saya mendatangi
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu Beliau bersabda: “Kamu datang
untuk menanyakan tentang kebajikan?” Aku berkata: “Ya.” Lalu Beliau bersabda:
“Mintalah fatwa kepada hatimu, kebaikan adalah apa-apa yang membuat jiwa dan
hati menjadi tenang, sedangkan dosa adalah apa-apa yang membuat jiwamu resah,
dan dadamu menjadi bimbang, walaupun manusia telah memberikan fatwa bagimu.”
(Hadits hasan, kami meriwayatkan dalam Musnad dua imam, Ahmad bin Hambal
dan Ad Darimi, dengan isnad yang hasan)
Kandungan Hadits Secara Global
Hadits ini, untuk kesekian kalinya menunjukkan kedudukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di
tengah-tengah manusia sebagai pemimpin, mufti, juru nasihat, tempat bertanya, dan problem solver.
Sekaligus menunjukkan hubungan yang sangat dekat antara Beliau dengan masyarakatnya. “Mereka
bertanya kepadamu tentang…”
Hadits ini juga menunjukkan perhatian yang begitu besar dari para sahabat nabi tentang pembinaan
moralitas. Mereka selalu bertanya tentang kepentingan akhirat dan Kebajikan dan dosa harus jelas bedanya.
Hadits ini juga menegaskan tentang kedudukan akhlak yang baik, sebab itu adalah kebajikan. Sekaligus
stimulus kepada kita untuk membina diri agar dapat menggapai husnul khuluq (akhlak yang baik).
Pada hadits ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerangkan tentang ciri-ciri perbuatan yang disebut Al
Bir (kebajikan), yaitu: melakukan akhlak yang baik dan perbuatan itu membuat hati dan jiwa menjadi
tentram. Sedangkan ciri-ciri Al Itsm (dosa) adalah: Apa-apa yang membuat hati dan jiwa menjadi tidak
tentram dan kita takut dan malu jika orang tahu perbuatan tersebut
Dibolehkan meminta fatwa kepada hati kita, walau manusia telah memberikan jawaban untuk kita. Tetapi
kapan dan bagaimana itu ? Ada beberapa syarat:
Pertama, ketika masalahnya masih samar, dan kita mengalami keraguan dari jawaban yang ada karena
kesamarannya itu.
Kedua, tidak berlaku bagi orang yang dikenal sebagai ahli maksiat, jaahil (bodoh) terhadap agama, dan
pengikut hawa nafsu.
Ketiga, tidak berlaku untuk masalah yang sudah sangat jelas dan pasti, baik tertulis dalam Al Quran dan As
Sunnah, atau dijelaskan dengan gamblang dan detil oleh ulama sehingga tidak ada kesamaran sehingga
membuatnya tenang.
Makna Kata dan Kalimat
ُ َ ت َأ ْن يَ َّطلِ َع
عل َيْ ِه الن َّاس َ َوك َِر ْه: dan kamu benci jika itu diketahui oleh manusia
Yaitu kamu tidak suka, tidak senang, dan malu jika perbuatanmu itu nampak dan dilihat orang lain, karena
mereka tahu bahwa perbuatanmu itu tidak pantas dilakukan. Ketidaksenangan dan rasa malu itu
menunjukkan bahwa dia memang melakukan kesalahan.
Tetapi, bagi manusia yang tipis rasa malunya bahkan tidak ada malu sama sekali, mereka sama sekali tidak
mempermasalahkan keburukan yang dilakukannya dilihat banyak manusia. Tidak sensitif terhadap dosa dan
maksiat. Korupsi dan risywah terang-terangan, berzina direkam sendiri lalu dia sendiri yang menyebarkan
ke khalayak ramai, menampakkan aurat secara demonstratif, dan seterusnya.Maka, penting bagi kita
menjaga kualitas ruhiyah dan imaniyah agar Allah Ta’ala memberikan bashirah (mata hati) untuk
mengetahui baik dan buruk secara jelas dan tidak samar, dan memohon kepadaNya agar kita diberikan
kekuatan untuk tetap bersama kebaikan dan orang-orang baik.