Anda di halaman 1dari 179

KUMPULAN KAJIAN ISLAM/ TAUSIYAH

RAMADHAN 1443 H/ 2022 M


MATERI 1

Dipersembahkan Oleh :

Dewan Masjid Digital Indonesia (DMDI)


Jl Otista Gg Lurah No 2, Ciputat, Tangerang Selatan – Banten

Contact: 0898-5158-979
https://seruanmasjid.com

Tahun 2022
DAFTAR ISI

1. SAMBUT RAMADHAN, WUJUDKAN KETAQWAAN HAKIKI...........................................3

2. RAMADHAN PENGOKOH KEIMANAN......................................................................................7

3. PENOLONG AGAMA ALLAH.......................................................................................................11

4. MEWASPADAI TIPU DAYA MUSUH ISLAM.........................................................................15

5. CINTA RASULULLAH, TAAT SYARIAT..................................................................................19

6. MEMBANGUN KESEJAHTERAAN DENGAN ISLAM..........................................................23

7. MEYAKINI AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP......................................................27

8. MENJALIN UKHUWAH MENJAUHI PERMUSUHAN.........................................................35

9. MERINDUKAN KEPEMIMPINAN SYAR’I..............................................................................38

10. ISTIQOMAH MENGEMBAN KEBENARAN............................................................................43

11. MENITI JALAN KEBENARAN.....................................................................................................47

12. MENJAGA KEBERLANGSUNGAN DAKWAH........................................................................50

13. ERATKAN UKHUWAH, BUANG ASHOBIYAH.....................................................................54

14. SURGA UNTUK KAUM BERTAQWA, NERAKA UNTUK PARA PENDOSA...............58

15. MENJAGA KEYAKINAN DAN TOLERANSI HAKIKI..........................................................62

16. MEMAHAMI AJARAN ISLAM.....................................................................................................65

17. MERAIH PREDIKAT TAQWA DENGAN PUASA.................................................................69

18. HENTIKAN RIBA............................................................................................................................73

19. MEMELIHARA DAN MENYEMPURNAKAN KETAQWAAN..........................................77

20. MERAIH KESUKSESAN RAMADHAN....................................................................................81

2
https://seruanmasjid.com
SAMBUT RAMADHAN, WUJUDKAN KETAQWAAN HAKIKI

َ َ ‫ وييَا‬, َ‫ ونَعوذُ َب َّّلِلَ َن ُرروَ نَنح ُف َسن‬,‫ ونَستَ حغ َفره‬,‫ ونَستَعَينُه‬,‫ َحَنم ُده‬,َ‫اْلم َد ََّّلِل‬ َّ
َ‫ت ن حَع َم لن‬ َ‫َ َ ئ‬ ُ ‫ح‬ ُ َ ُُ ‫َ ُ َ ح ُ َ ح‬ ‫إن حَ ح‬
َ َ َ َ ‫ ون ي ح‬,‫ض َّل لَه‬
َ ‫اّلِل فَالَ ن‬ ََ
ُ‫ي لَهُ نَ حر َه ُد نَ حن اَ الَهَ ااَّ ُهلُ َو حد َده‬
َ ‫ضل حل فَالَ َه د‬ ُ ‫ُ ََ ح‬ ُ َُّ ‫َن ح يَ حهده‬
َ َ‫ ره دةَ ن هو خي ر َّن َق ن ونَدس ن‬،‫َار َريك لَه‬
ُ‫َن َييَئ َد َ ا ََ َّم ًدا َعحد ُدهُ َوَ ُي حولُه‬
َّ ‫ي َونَ حر َه ُد ن‬‫د‬
‫َ ح َ ُ َ َ َ َ ح ُ َ َحٌ ً َ ح َ ُ ئ‬
. ًّ‫صدَي‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫د‬َ‫َّصف َبلحم َك ََم ك‬
َ
َ َ ًَ َ ُ ‫الح ُمت‬

Jamaah yang dirahmati Allah...

Tak terasa kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Nabi Saw menyebut Ramadhan
sebagai bulan penuh keberkahan (syahrun mubârakun).

‫اَ اِجَنَ َن‬ ََ َ


َ ‫اّلِلُ َعلَحي ُك حم صيَ ُنهُ فحيه ُ حفتَ ُُ اَْح َو‬
‫ب ئ‬ َ َ‫ض َن َر حهٌر ُندَ َ ٌك َكت‬
َ ‫قَ حد َج ءَ ُك حم َر حهُر ََن‬
َ ‫ْي فَي َه لَي لَةٌ َخي ر َن اَلح‬ َ ََ َ
‫ف َر حهر َن ح ُد َرَم َخحي ُر َه‬ ‫اَ اِجَححي َم َوُ غَ ُّل فحيه الشَّيَ ط ح ُ ح ح ح ٌ ح‬
ُ ‫َوُ حغلَ ُق اَْح َو‬
‫فَ َق حد ُد َرَم‬
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan keberkahan. Allah telah mewajibkan
kalian shaum di dalamnya. Di bulan itu pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka
ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di bulan itu terdapat suatu malam yang lebih baik
dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu,
berarti diharamkan baginya segala rupa kebajikan”. (H.R. Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-
Baihaqi, dari Abu Hurairah).

3
https://seruanmasjid.com
Maka sungguh rugi, orang yang menyia-nyiakan bulan yang agung ini, sebagaimana
sabda Nabi Saw:

َ َ َ ‫َغم نَنحف جل ذُكَر‬


‫ض ُن ُُثَّ انح َسلَ َخ‬ ُ ‫ص َئل َعلَ َّى َوَغ َم نَنح‬
َ ‫ف َ ُجل َد َخ َل َعلَحيه ََن‬ َ ُ‫ت عحن َدهُ فَلَ حم ي‬
ُ ‫َ َ ُ َُ ح‬

ُ‫قَ حد َل نَ حن يُ حغ َفَر لَه‬


“Sungguh rugi seseorang yang ketika (nama)ku disebut di sampingya tetapi dia tidak
bershalawat atasku. Sungguh rugi seseorang yang bertemu dengan Ramadhan lalu
Ramadhan berlalu darinya sebelum dosa-dosanya tidak diampuni.” (HR Tirmidzi)

Jamaah yang dirahmati Allah ..

Maka, bulan Ramadhan merupakan kesempatan berharga yang ditunggu-tunggu oleh


orang-orang yang beriman kepada Allah dan ingin meraih ridha-Nya. Sehingga kaum
Muslimin sudah seharusnya menyambut tamu agung tersebut dengan sebaik-baiknya.
Imam Ibnu Rajab menyebutkan, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak
gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah
berbuat dosa dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah Ta’ala tidak gembira
dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal
tidak gembira ketika para setan dibelenggu?”

Oleh karena itu, jangan sampai kesempatan Ramadhan ini berlalu sia-sia. Raih
keutamaan Ramadhan yakni dilipatgandakan pahala amal shaleh dengan sungguh-
sungguh. Perbanyak amal ibadah dengan agenda-agenda yang telah tersusun. Apakah
tadarrus al-Qur’an, shalat sunnah, shadaqah, zakat, i’tikaf, qiyamul lail, amar makruf
nahi mungkar dan aktivitas taqarrub lainnya.
Ingat, Allah SWT mencintai hamba-hambaNya yang bertaqarrub kepada-Nya, terlebih
lagi di bulan Ramadhan. Dalam hadits Qudsi, Allah SWT berfirman: “Dan tidaklah
hambaKu bertaqarub kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang
Aku fardhukan atasnya, dan hambaKu terus bertaqarrub kepadaKu dengan amal-amal
nawafil hingga Aku mencintainya …” (HR al-Bukhari, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).

4
https://seruanmasjid.com
Hadits ini menjelaskan bagaimana taqarrub yang lebih disukai oleh Allah, yaitu
dengan melaksanakan apa yang diwajibkan dan melengkapinya dengan amalan-
amalan sunnah. Tentu, amal-amal fardhu harus diprioritaskan. Ibn Hajar al-‘Ashqalani
menyatakan di Fath al-Bârî, sebagian ulama besar mengatakan bahwa “Siapa yang
fardhu lebih menyibukkan dia dari nafilah (amalan sunnah) maka dimaafkan,
sebaliknya siapa yang nafilah menyibukkan dia dari amal fardhu maka dia telah
tertipu”.

Jamaah yang dirahmati Allah ....

Hikmah diwajibkannya kita berpuasa adalah agar kalian bertakwa. Syeikh Abu Bakar
Jabir al-Jazairi di dalam Aysar at-Tafâsîr menjelaskan makna firman Allah SWT
”la’allakum tattaqûn” yakni agar dengan puasa itu Allah mempersiapkan kalian untuk
takwa yaitu melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah
SWT (Al-Jazairi, Aysar at-Tafâsîr, I/80).
Melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya itu dilaksanakan karena
kesadaran jiwa dan akal. Maka pelaksanaannya memerlukan pengetahuan syar’iy
akan halal dan haram. Karenanya, takwa bisa juga dimaknai sebagai kesadaran akal
dan jiwa serta pengetahuan syar’i terhadap wajibnya mengambil halal dan haram
sebagai standar bagi seluruh aktivitas lalu merealisasikannya secara praktis (‘amalî) di
dalam kehidupan.
Oleh karena itu, seharusnya pasca Ramadhan nanti, akan lahir manusia-manusia baru,
keluarga-keluarga baru, dan masyarakat baru yang bertakwa kepada Allah SWT,
mengamalkan ajaran Islam, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Bukankah ketakwaan yang diperintahkan oleh Allah tidak hanya bersifat individual?
Apa maknanya pribadi baik tapi hidup dalam masyarakat yang mengingkari syariah
Allah SWT?

Walhasil, semoga Ramadhan ini menjadi pemicu bagi kita kaum Muslim mewujudkan
ketakwan hakiki, yakni menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek

5
https://seruanmasjid.com
kehidupan: individu, keluarga, masyarakat, dan negara. Inilah wujud keimanan dan
ketakwaan yang sebenarnya.

َ ‫الس َم َء َواَأَح‬
‫ِ َولَ َك َك ََُّّْواح‬ َّ َ ‫َن ن حَه َل الح ُقَرى َآننُواح َواَُّ َقواح لََفتَ ححنَ َعلَحي َهم ََْرَك ت َئن‬
َّ ‫َولَ حو ن‬

‫َخ حَّ َ ا ُهم َِبَ َك نُواح يَ حك َسدُو َن‬


َ ‫فَأ‬
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
Semoga Ramadhan kali ini menjadi pintu terbukanya keberkahan bagi negeri ini.
Aamiin

6
https://seruanmasjid.com
RAMADHAN PENGOKOH KEIMANAN

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Sungguh setiap perkara yang Allah SWT wajibkan atas manusia tidaklah berat karena
pasti dalam kadar kesanggupan manusia. Allah SWT berfirman:

‫اّلِلُ نَ حف ًس إََّا ُو حي َع َه‬


َّ ‫ف‬ َ
ُ ‫َا يُ َكلئ‬
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya… (QS al-
Baqarah [2]: 286).

Dalam kondisi tertentu Allah SWT bahkan memberikan rukshah (keringanan) kepada
hamba-Nya. Jika tidak mampu shalat berdiri, misalnya, Allah SWT membolehkan
shalat dengan duduk; atau jika tidak mampu juga, boleh sambil berbaring. Begitu juga
dengan shaum Ramadhan. Yang sakit atau dalam perjalanan, boleh tidak shaum,
tetapi wajib mengqadhanya pada hari lain. Demikian seterusnya. Itulah yang Allah
SWT kehendaki sebagaimana firman-Nya:

... ‫يد َْ ُك ُم الحعُ حسَر‬


ُ ‫اّلِلُ َْ ُك ُم الحيُ حسَر َوَا يَُر‬
َّ ‫يد‬ُ ‫يَُر‬...
…Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesukaran atas
kalian… (QS al-Baqarah [2]: 185).

... ‫وَن َج َع َل َعلَحي ُك حم َِف ال ئَدي َ َن ح َدَرج‬...


َ
…Tidaklah Allah menjadikan dalam agama (Islam) ini kesempitan atas kalian… (QS
al-Hajj [22]: 78).

7
https://seruanmasjid.com
Jelas, dalam kondisi normal, setiap kewajiban atau ibadah tidaklah berat. Setiap shalat
paling-paling menyita lima menit dari waktu kita. Begitu juga dengan shaum.
Sebenarnya hanyalah memajukan waktu sarapan pagi lebih awal dan hanya
mengurangi satu dari tiga kali kesempatan makan. Apanya yang berat? Kita hanya
diminta untuk menahan diri tidak makan siang. Tak pernah ada cerita bahwa ada
orang sakit parah, terluka berat, apalagi mati gara-gara shaum. Tak ada juga orang
jatuh miskin gara-gara membayar zakat. Yang lebih banyak terbukti, shaum dan shalat
membuat orang sehat jasmani dan ruhani. Adapun zakat berdampak bagi penyucian
jiwa dan pemerataan kekayaan.

Belum lagi pujian dan ganjaran yang telah Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya yang
taat beribadah. Khusus bagi mereka yang shaum Allah SWT berjanji:

‫َّم َن ح ذَنحدَ َه‬ َ َ


َ ‫ض َن إَحْيَ ً ا َو احدت َس ًب غُفَر لَهُ َن َُ َقد‬
َ ‫ص َم ََن‬
َ ‫َن ح‬
Siapa saja yang shaum Ramadhan dengan landasan iman dan semata-mata mengharap
ridha Allah SWT, niscaya Dia mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Ahmad).

َ َ َ َ َ َّ َ‫ول‬
ُ‫ْي يَ حل َقى ََّْه‬ َ ‫ فَ حر َدةٌ د‬:‫لص ئ َم فَ حر َدتَ ن‬
َ ‫ َوفَ حر َدةٌ د‬،‫ْي يُ حفطُر‬ َ
Bagi orang yang shaum ada dua kebahagiaan yaitu: kebahagiaan saat berbuka dan
kebahagiaan saat bertemu Tuhannya (di surga) (HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Jika untuk mengerjakan kewajiban diperlukan kemampuan, tidak demikian halnya


untuk meninggalkan keharaman. Sama sekali tidak diperlukan kemampuan. Anda tak
memerlukan uang untuk tidak minum alkohol, tidak melacur atau tidak berjudi. Anda
juga tidak memerlukan kemampuan fisik untuk tidak membunuh atau tidak korupsi.
8
https://seruanmasjid.com
Bahkan bila Anda tidak berjudi atau menenggak miras, dana akan bisa dihemat.
Apalagi fakta membuktikan bahwa setiap pelanggaran terhadap larangan Allah SWT
pasti berdampak buruk.
Di sinilah, selain kemampuan, untuk mengerjakan perintah Allah SWT dan
meninggalkan larangan-Nya ternyata diperlukan pula kemauan karena berbagai
dorongan. Dari sekian macam dorongan itu, yang tertinggi adalah dorongan iman.
Tanpa kemauan yang muncul dari iman, kewajiban agama yang sangat ringan
sekalipun akan terasa berat dikerjakan. Apalagi kewajiban yang memang memerlukan
pengorbanan harta atau bahkan nyawa, tentu akan lebih terasa berat. Dari situlah
mengapa perintah shaum Ramadhan ditujukan kepada orang-orang beriman.

‫ب َعلَى الَّ ََّي َ َن ح قَ حدلَ ُك حم لَ َعلَّ ُك حم َُتَّ ُقو َن‬ َ َ


َ ‫الصيَ ُم َك َم ُكت‬
‫ب َعلَحي ُك ُم ئ‬
َ َ َّ
َ ‫ََي نَيُّ َه الَّي َ َآننُوا ُكت‬
Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana
puasa itu pernah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa
(TQS al-Baqarah [2]: 183)

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Iman di dada seorang Muslim membuat ia tunduk kepada Allah SWT. Inilah yang
akan membuahkan takwa, yakni senantiasa selalu siap sedia mengerjakan perintah
Allah SWT dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Iman memberikan dorongan kuat untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan


keburukan. Dorongan semacam itulah yang menciptakan kemauan. Dengan kemauan
seperti itu pula dulu para sahabat ra. berjihad kendati pun pada bulan Ramadhan.
Perang Badar, Perang Ahzab, pembebasan Kota Makkah (Fathu Makkah), perang
Tabuk, pembebasan Spanyol, semua terjadi di bulan Ramadhan.

Sayangnya, kemauan yang bersumber dari iman inilah yang kini langka pada jiwa
kaum Muslim. Sekian banyak perintah agama diabaikan dan sekian banyak larangan
9
https://seruanmasjid.com
agama dilanggar. Akibatnya, berbagai problematika muncul di sana sini tak pernah
henti.

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Sayangnya, kita tak pernah menyadari akan hal itu. Kita tetap saja tidak mau kembali
kepada aturan ilahi rabbi, Dzat yang kita bersujud kepadanya minimal lima kali sehari.
Banyak di antara umat ini yang berkarakter Yahudi yakni mengambil sebagian dari
petunjuk Allah dan meninggalkan sebagian lainnya karena pertimbangan hawa nafsu.

Padahal secara kemampuan mereka mampu. Yang hilang adalah kemauan. Nah,
ibadah puasa itu menempa kemauan dan kemampuan umat Islam untuk menahan
hawa nafsu dari bermaksiat maupun untuk taat kepada perintah Allah SWT. Termasuk
di dalamnya menempat kemampuan dan kemauan untuk menerapkan syariah secara
kâffah sebagai merupakan manifestasi terpenting dari ketaatan kepada Allah SWT.

Hanya dengan puasa Ramadhan yang benar, umat ini akan kembali mulia dan
menjadi umat yang terbaik, khoiru ummah.

Semoga Allah jadikan Ramadhan ini awal sebuah perubahan menuju penerapan
syariah secara kaffah. Aamiin.

10
https://seruanmasjid.com
PENOLONG AGAMA ALLAH

Jamaah yang dimuliakan oleh Allah

Sudah menjadi sunnatullah, kebenaran itu akan berhadapan dengan kebatilan.


Sampai akhir zaman. Iblis dan bala tentaranya tidak akan pernah ridha kepada
manusia yang mengikuti jalan Allah SWT. Mereka akan senantiasa mencari jalan agar
manusia tersesat dan bersama mereka.

َ َ َ ْ ‫) ُُثَّ ََلَُي نَّهم َن‬16( ‫ك الحمستَ َقيم‬ َ ‫قَ َل فَدَم نَ حغوي تََِن ََأَقح ع َد َّن ََلم‬
‫ْي نَيحدي َه حم َون ح‬
‫َ ُ ح ح َح‬ َ ‫ح‬ ُ َ ‫ط‬
َ ‫ا‬
‫ر‬ ‫ص‬
َ ‫ُ ُح‬ ‫َ َح‬
‫ي‬
‫ر‬َ َ‫خ حل َف َهم وع نحَْيَ ِنََم وع ََش ئَلَ َهم وَا َََت ُد نَ حكثَرهم َر ك‬
17(
َ ‫َُ ح‬ َ ‫ح ََح َ ح‬ ‫َ ح ََح‬
“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-
benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, (17) kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
(QS Al-A’raaf: 16-17)

Jamaah yang dimuliakan oleh Allah

Wajar bila manusia kemudian terkelompokkan menjadi dua golongan. Menjadi


kelompok pengikut Iblis dan kelompok yang mengikuti jalan Allah. Al Quran
11
https://seruanmasjid.com
menyebut dua golongan ini di beberapa ayat. Kelompok yang mengikuti jalan Allah,
mereka adalah hizbullah. Sedangkan yang mengikuti Iblis, Allah sebut mereka dengan
hizbusysyaithan.
Terkait hizbussyaithan ini, Allah berfirman: Allah SWT berfirman:

‫َ الشحَّيطَ َن‬ َ َ َ َ َ‫اّلِلَ نُولَا‬


َّ ‫ايتَ حح َو َذ َعلَحي َه ُم الشحَّيطَ ُن فَأَنح َس ُه حم َذ حكَر‬
َ ‫َ الشحَّيطَ ن نََا إَ َّن دحز‬
ُ ‫ك دحز‬ ‫ح‬
‫اْلَ َيُرو َن‬
‫ُه ُم ح‬
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. Mereka
itulah golongan (partai) setan. Ketahuilah bahwa golongan (partai) setan itulah yang
merugi (TQS al-Mujadilah [58]: 19).

Imam Syaukani dalam Fathu al-Qadîr menyatakan, “Jika setan telah mengumpulkan
mereka, yakni menjadikan mereka berkumpul menjadi kelompok, berarti setan telah
menguatkan, menguasai, mengungguli, mencengkeram dan melindungi mereka. Lalu
setan menjadikan mereka lupa mengingat Allah, yakni lupa pada perintah-perintah-
Nya dan lupa melakukan ketaatan kepada-Nya. Mereka benar-benar tidak mengingat
sedikitpun dari semua itu. Juga dikatakan, mereka lupa akan larangan Allah berupa
larangan bermaksiat. Mereka adalah hizbusy-syaythân, yakni tentara-tentara, pengikut
dan kelompok setan.”

Jadi hizbusy-syaythân adalah setiap orang atau kelompok orang yang dikumpulkan
dan dikuasai oleh setan, lalu setan menjadikan mereka lupa mengingat Allah SWT.
Mereka menjadikan kaum yang dimurkai oleh Allah SWT sebagai teman. Mereka
menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai. Lalu mereka menghalangi
manusia dari jalan Allah SWT. Setan menguasai mereka. Lalu setan menjadikan
mereka lupa mengingat Allah SWT. Mereka termasuk orang-orang yang menentang
Allah SWT dan Rasul-Nya.

Jamaah yang dimuliakan oleh Allah

12
https://seruanmasjid.com
Lawan hizbusysyaithan adalah hizbullah. Allah SWT mendeskripsikan HizbulLâh
(Partai Allah) dalam firman-Nya:

‫اّلِلَ ُه ُم الحغَ لَدُو َن‬


َّ َ َ َ
َ ‫اّلِلَ َوَ ُيولَهُ َوالََّّي َ ءَ َاننُوا فََإ َّن دحز‬
َّ ‫َوَن ح يَتَ َوَّل‬
Siapa saja yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman sebagai
penolongnya, maka sungguh pengikut/partai (agama) Allah itulah yang pasti menang
(TQS al-Maidah [5]: 56).

Lalu Allah SWT jelaskan sifat-sifat hizbulLâh ini:

َ ‫اَ َََت ُد قَون ي حؤَننُو َن َب َّّلِلَ والحي وَم اح‬


َّ ‫َلخ َر يُ َو ُّادو َن َن ح َد َّد‬
‫اّلِلَ َوَ ُيولَهُ َولَحو َك نُوا ءَ َابءَ ُه حم ن حَو‬ ‫َ َح‬ ُ ً‫ح‬
‫ب َِف قُلُوبََ ُم اح َإلحْيَ َن َونَيَّ َد ُه حم َُْروح َنحنهُ َويُ حد َخلُ ُه حم‬ َ َ‫نَْحنَ ءَ ُه حم ن حَو إَ حخ َوانَ ُه حم ن حَو َع َش َريَُ ُه حم نُولَا‬
َ َ‫ك َكت‬
َ‫اّلِل‬ َ َ َ‫اّلِل عحن هم و ضوا عحنه نُولَا‬ َ َ ََ َ َ
َّ َ ُ ‫ك دحز‬ ُ َ ُ َ َ ‫َجنَّ ت َحَت َري ن ح َحَتت َه احَأَنح َه ُ َخ لدي َ ف َيه َض َي َُّ َ ُ ح‬
‫اّلِلَ ُه ُم الح ُم حفلَ ُحو َن‬
َّ َ َ
َ ‫نَاَ إَ َّن دحز‬
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang mengimani Allah dan Hari Akhirat
saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya
sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang di dalam hati mereka telah
Allah tanamkan keimanan dan Allah kuatkan mereka dengan pertolongan-Nya. Allah
memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya. Allah meridhai mereka. Mereka pun merasa puas dengan
(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan (partai) Allah. Ketahuilah, sungguh
golongan (partai) Allah itulah yang beruntung (TQS al-Mujadillah [58]: 22).

13
https://seruanmasjid.com
Terkait ayat tersebut, Imam asy-Syaukani berkata, mereka adalah hizbulLâh, yakni
tentara Allah. Mereka adalah orang-orang yang menjalankan segala perintah-Nya,
memerangi musuh-musuh-Nya dan menolong para wali-Nya.

Jamaah yang dimuliakan oleh Allah

Siapa dari dua kelompok ini yang akan menang. Allah jelaskan dalam Al Maidah ayat
5 bahwa: “Siapa saja yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman
sebagai penolongnya, maka sungguh pengikut/partai (agama) Allah itulah yang pasti
menang”

Inilah yang disampaikan Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-
Qur`ân bahwa sesungguhnya HizbulLâh itulah yang pasti menang. Allah akan
menolong mereka.

Sebaliknya hizbusysyaithan atau partai setan karena mereka durhaka, membangkang


dan menyalahi kebenaran dan tuntutan dari Allah SWT, menyeleweng dari hukum
Allah SWT, serta menyeru manusia untuk berpaling dari jalan-Nya, mereka akan
kalah. Mereka akan menderita kerugian yang amat besar karena telah menukar surga
dengan neraka; menukar petunjuk dengan kesesatan.

‫اْلَ َيُرو َن‬


‫َ الشحَّيطَ َن ُه ُم ح‬ َ
َ ‫نَاَ إَ َّن دحز‬
Ketahuilah, sungguh golongan (partai) setan itulah yang merugi (TQS al-Mujadilah
[58]: 19).

Karena itu, jamaah rahimakumullah, janganlah kita menjadi bagian dari partai setan.
Jadilah penolong agama Allah, menjadi Ansharullah, yang senantiasa berjuang
membela agama Allah, sepanjang hayat kita.

Semoga Allah meneguhkan iman kita dan memberikan taufik dan hidayahnya agar
kita menjadi bagian dari hizbullah, bukan hizbusysyaithan. Aamiin....

14
https://seruanmasjid.com
MEWASPADAI TIPU DAYA MUSUH ISLAM

Jamaah Rahimakumullah ....

Marilah kita wujudkan ketakwaan yang hakiki di bulan Ramadhan ini. Karena hanya
dengan itulah keberhasilan kita selama sebulan lamanya berpuasa dapat diukur.
Apakah kita tambah taat kepada Allah atau hanya sekadar mendapatkan lapar dan
haus saja?
Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang tak mendapatkan hikmah puasa yakni
menjadi pribadi yang lebih takwa dibandingkan sebelumnya.
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya
tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”
(HR. Thabrani)

Jamaah rahimakumullah ...

15
https://seruanmasjid.com
Salah satu karakter orang yang bertakwa adalah taat total kepada Allah. Bukankah
Allah SWT berfirman:

َ َ َ َ َّ
ٌ َ‫الس حل َم َك فَّةً َوَا َُتَّدَعُوا ُخطَُوات الشحَّيطَ َن إَنَّهُ لَ ُك حم َع ُدو ُند‬
‫ْي‬ ‫ََي نَيُّ َه الَّي َ َآننُوا ا حد ُخلُوا ِف ئ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kâffah, dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan adalah musuh
yang nyata bagi kalian.” (QS al-Baqarah: 208)

Ayat ini turun berkenaan dengan segolongan Muslimin mantan ahli kitab seperti
‘Abdullâh bin Salâm dan kawan-kawan. Hal itu karena ketika mereka telah beriman
kepada Nabi, mereka tetap mengagungkan syariat-syariat Mûsâ. Mereka
mengagungkan hari Sabtu serta membenci daging dan susu unta. Mereka mengatakan,
“Meninggalkan hal-hal tersebut hukumnya mubah di dalam Islam, tetapi hukumnya
wajib di dalam Taurat. Karena itulah kami meninggalkannya sebagai bentuk kehati-
hatian.”
Imam ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, membenarkan Rasul-Nya: agar mengambil
seluruh pegangan Islam dan seluruh syariah, dan menjalankan seluruh perintah-Nya,
dan meninggalkan seluruh larangan-Nya sesuai dengan kemampuannya.

Rasulullah hanya membawa Islam, bukan yang lain. Tidak ada dalam Islam apa yang
disebut Islam radikal, liberal, Islam moderat, atau Islam abangan. Ayat 2: 208 dengan
tegas menyebut kita semua masuk Islam secara kaffah.
Maka, istilah-istilah radikal, liberal, dan moderat adalah dari Barat. Untuk apa? Untuk
memecah belah umat Islam dan menghadang bangkitnya umat Islam dengan
Islamnya.

Mereka merusak pemahaman umat ini agar sesuai dengan pemahaman Barat, yang
kafir.

‫اّلِلُ ُنتَ ُّم نُوَهَ َولَ حو َك َرَه الح َك فَُرو َن‬


َّ ‫اّلِلَ َِبَفح َو َاه َه حم َو‬
َّ َ‫يدو َن لَيُطح َفاُوا نُو‬
ُ ‫يَُر‬

16
https://seruanmasjid.com
"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir
benci." (QS. Ash-Shaff: 8)

Jamaah rahimakumullah ...

Perhatikan apa yang disampaikan oleh Robert Spencer—analis Islam terkemuka di


Amerika Serikat—tentang Muslim moderat. Ia menyebutkan kriteria Muslim moderat,
yaitu menolak pemberlakuan hukum Islam kepada non Muslim; meninggalkan
keinginan untuk menggantikan konstitusi dengan hukum Islam; menolak kewajiban
untuk menarik pajak berdasarkan agama (jizyah) terhadap non-Muslim; menolak
supremasi Islam atas agama lain termasuk perintah untuk memerangi orang-orang
Yahudi dan Nasrani hingga mereka tunduk; menolak aturan bahwa seorang Muslim
yang beralih pada agama lain atau tidak beragama harus dibunuh; mendorong kaum
Muslim untuk menghilangkan larangan nikah beda agama termasuk sanksi yang
membolehkan suami memukul istri.
Hampir sama dengan itu, definisi Islam moderat dalam situs “muslimsagainstshariah”
di antaranya: tidak anti bangsa Semit, menentang kekhalifahan, kritis terhadap Islam,
menganggap Nabi bukan contoh yang perlu ditiru, menentang jihad, pro Israel atau
netral, tidak bereaksi ketika Islam dan Nabi Muhammad dikritik, menentang pakaian
Islam, syariah, dan terorisme.
Andrew McCarthy dalam National Review Online, August 24, 2010 malah tegas-tegas
menyatakan siapapun yang membela syariah tidak dapat dikatakan moderat.

Jamaah rahimakumullah ...

Jelas sekali, istilah radikal dan moderat adalah jalan Barat memecah belah umat Islam.
Mereka tidak ingin kita tambah taat kepada syariah. Mereka tidak ingin anak cucu
kita, generasi muda kita, tambah dekat dengan masjid, dekat dengan Alquran, dan
dekat dengan Nabi SAW. Mereka tidak ingin negeri mayoritas Muslim ini hidup mulia

17
https://seruanmasjid.com
dengan Islam. Mereka takut-takuti umat Islam yang mulai bangkit ini dengan julukan
radikalis, fundamentalis, dan bahkan teroris.
Ingatlah apa yang difirmankan Allah SWT:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi


(orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi
sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-
orang yang kafir itu dikumpulkan,supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk
dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas
sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke
dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Anfal [8] :
36-37)

Oleh karena itu, marilah kita berpegang teguh kepada Islam ini dengan sekuat-
kuatnya.

َ َ َ َ َ َ َ َ
َ َ‫ََي نَيُّ َه الََّّي َ َآننُوا إَ حن ُطيعُوا فَ َري ًق ن َ الََّّي َ نُوُوا الحكت‬
َ ‫َ يَُرُّدوُك حم َْ حع َد إْيَ ن ُك حم َك ف َري‬
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang
yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman. (QS. Ali ‘Imran [3] : 100)

Semoga kita menjadi orang yang istiqamah di jalan Islam. Aamiin

18
https://seruanmasjid.com
CINTA RASULULLAH SAW, TAAT SYARIAT

Ikhwani fiddin a’azzaniyallahu waiyyakum,

Ramadhan adalah momentum terbaik untuk meningkatkan taqwa. Tunjukkan bahwa


kita adalah hamba Allah yang layak disebut sebagai muttaqin, orang yang bertakwa.
Dan ingat, hanya takwa yang akan membuat kita selamat di dunia dan di akhirat.

Pertanyaannya, bagaimana kita menjadi orang yang bertakwa? Jawabannya, tiada


lain dan tiada bukan, kecuali mengikuti Rasulullah Saw.

Jamaah Rahimakumullah...

19
https://seruanmasjid.com
Sungguh kita dianugerahi nikmat yang besar oleh Allah yakni seorang Rasul yang
mulia. Betapa tidak, saking mulianya, Allah SWT dan para malaikat bershalawat untuk
beliau:

َ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو‬


‫س ِل ُوُموا س َ ْل ِليوُما‬ َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّ ِبي ِ ۚ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬
َ ُ‫اَّللَ َو َم ََلئِ َكتَهُ ي‬
َّ ‫ِإ َّن‬
Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepada dia (TQS al-Ahzab [33]: 56).

Ayat itu bermakna, Allah SWT memberkahi Nabi saw, sementara para malaikat
senantiasa memohon ampunan-Nya untuknya. Maka sungguh aneh, bila ada manusia
yang mengaku mengikuti Nabi SAW tapi tak mau memuliakan beliau.

Jamaah Rahimakumullah...

Selain itu, Allah SWT memberi Rasulullah saw dua keistimewaan sekaligus, yang tidak
Dia berikan kepada para nabi sebelumnya. Kenikmatan pertama yakni: Agama Islam
yang bersifat universal. Berlaku bagi semua umat manusia, tanpa kecuali. Allah SWT.
berfirman:

‫َوَن نَح َي حلنَ َك إََّا َك فَّةً لَلنَّ َس َْ َش ًريا َونَ ََّ ًيرا َولَ َك َّ نَ حكثََر النَّ َس َا يَ حعلَ ُمو َن‬
Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada seluruh umat manusia, sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak
tahu (TQS Saba’ [34]: 28).

Nabi saw bersabda:

ً‫ت إَ ََل النَّ َس َك فَّة‬ َ َّ ‫ث إَ ََل قَوَن َه خ‬


ُ ‫ َوُْعثح‬،ً‫صة‬ َ ‫ح‬ ُّ َ‫َك َن الن‬
ُ ‫َِّب يُحد َع‬

20
https://seruanmasjid.com
Nabi (sebelumku) diutus kepada kaumnya semata, sedangkan aku diutus kepada
seluruh umat manusia (HR al-Bukhari).

Inilah mengapa segenap umat manusia wajib mengimani kenabian beliau. Mereka
wajib memeluk Islam serta meninggalkan agama mereka.
Nabi saw. bersabda:

َّ‫صَرَاٌّي ُُث‬ َ َ َ َ َ ‫ اَ يسمع َِب ن‬،َ‫والَّ ََّي نَ حفس َُ َّمد َْي َده‬
‫َد ٌد ن ح َهَّه احَأَُّنة يَ ُه حودي َواَ نَ ح‬
َ َُ‫َح‬ َ َ ُ َ
َ ‫َصح‬
َ َّ‫َ الن‬ َ َ ََ ُ ‫ت وََلح ي حؤَن َبلَّ ََّي نُ َي حل‬
َ ‫ت ْه إاَّ َك َن ن ح ن ح‬ ‫ح‬ ‫َْيُحو ُ َ ُ ح‬
Demi Zat Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah dari umat ini baik
Yahudi atau Nasrani mendengar tentang aku, kemudian dia mati dan tidak
mengimani apa saja yang dengan itulah aku diutus, kecuali ia termasuk ahli neraka
(HR Muslim).

Keistimewaan kedua yaitu, risalah yang mengandung rahmat bagi seluruh alam
semesta. Allah SWT berfirman:

َ َ
َ ‫َوَن نَح َي حلنَ َك إََّا َ حْحَةً ل حل َع لَم‬
‫ْي‬
Tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi
alam semesta (TQS al-Anbiya’ [21]: 107).

Imam ath-Thabari menjelaskan terkait ayat ini bahwa rahmat ini berlaku tidak saja
bagi kaum Muslim, namun juga bagi seluruh umat manusia.

Jamaah Rahimakumullah...

21
https://seruanmasjid.com
Tidak ada pilihan bagi orang yang beriman kecuali mencintai beliau dalam dua hal,
yakni pribadinya dan risalah yang dibawanya. Karena itu, kesempurnaan iman
seorang Muslim hanya bisa diraih dengan menundukkan hawa nafsunya pada syariah
yang Rasulullah saw. bawa. Beliau bersabda:

‫ت ََْه‬ َ َ َ
ُ ‫َد ُد ُك حم َد ََّّت يَ ُكو َن َه َواهُ َُدَ ًع ل َم جحا‬
َ ‫ا يُ حؤن ُ ن‬
Belum sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya
tunduk pada apa yang aku bawa (Ibnu Bathah, Al-Ibânah al-Kubrâ, 1/298).

Suatu ketika Rasulullah saw. membagikan harta ghanîmah pasca Perang Hunain. Tiba-
tiba ada seseorang yang menuduh beliau tidak adil. Ia kemudian berkata, “Berbuat
adillah, wahai Muhammad!”— atau—“Bertakwalah engkau, wahai Muhammad!”
Rasulullah saw. berkata kepada orang itu:

‫ت إَ حن ََلح نَ ُك ح ن حَع َد ُل‬ َ


ُ ‫ت َو َخسحر‬
َ َ َ
ُ ‫ك َوَن ح يَ حعد ُل إَذَا ََلح نَ ُك ح ن حَعد ُل؟ لََق حد خحد‬
َ َ‫َويحل‬
“Celaka kamu! Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tidak berbuat adil?! Sungguh
aku akan merugi jika aku tidak berbuat adil.” (HR al-Bukhari).

Hadits tersebut mengandung makna, menuduh Nabi saw tidak adil adalah sikap
lancang. Pasalnya, Allah SWT sendiri menegaskan bahwa segala ucapan dan tindakan
Rasulullah saw adalah wahyu, tidak berasal dari hawa nafsunya:

َ َ َ
َ ُ‫َوَن يَحنط ُق َع َ ا حَلََوى () إ حن ُه َو إَّا َو حد ٌي ي‬
‫ودى‬
Tidaklah yang dia (Muhammad) ucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang Allah wahyukan (kepada dia) (TQS
an-Najm [53]: 3-4).

22
https://seruanmasjid.com
Maka siapa saja yang menuduh Nabi saw tidak adil, sama saja dengan menuduh Allah
SWT yang menurunkan wahyu kepada beliau tidak adil. Hal ini merupakan cacat
besar dalam akidah seorang Mukmin.

Itulah mengapa para sahabat begitu patuhnya kepada Rasulullah saw. Mereka tidak
pernah menyelisihi Nabi saw. Mereka taat total pada syariah Islam.

َ َ ََّ ‫إَََّّنَ َك َن قَوَل الحمؤَننَْي إَذَا دعوا إَ ََل‬


َ‫اّلِل َوَ ُيول َه ليَ حح ُك َم َْحي نَ ُه حم نَ حن يَ ُقولُوا َََ حعنَ َونَطَ حعن‬ ُ ُ َ ‫ح ُح‬
‫ك ُه ُم الح ُم حفلَ ُحو َن‬
َ َ‫َونُولَا‬
Sungguh jawaban kaum Mukmin itu, jika diseru (untuk taat) kepada Allah dan Rasul-
Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) mereka, ialah ucapan. "Kami mendengar dan
kami patuh". Mereka itulah orang-orang yang beruntung (TQS an-Nur [24]: 51).

Itulah sikap seorang Muslim sejati. Inilah sikap yang seharusnya kita tunjukkan.
Sami’na wa atha’na terhadap perintah dan larangan Allah, dalam seluruh aspek
kehidupan: pribadi, masyarakat, dan negara.

Semoga kita semua bisa memenuhinya dan pantas mendapat syafaat Nabi Saw.
Aamiin
MEMBANGUN KESEJAHTERAAN DENGAN ISLAM

Jamaah Rahimakumullah ....

Allah turunkan Islam ini dengan kesempurnaannya. Inilah karunia yang luar biasa dari
Allah SWT yang dibawa Rasulullah SAW kepada kita umat Islam dan juga umat
manusia pada umumnya. Islam tidak hanya mengatur urusan ubudiyah semata, tapi
mencakup seluruh aspek kehidupan.

23
https://seruanmasjid.com
Mulai dari bangun tidur, hingga tidur kembali. Mulai bagaimana mengurus diri
sendiri, mengurus masyarakat, hingga mengurus negara. Semua diatur dalam Islam.
Bukan sekadar konsep yang tertulis, bahkan sudah dipraktekkan lebih dari 13 abad
lamanya.

Inilah bukti firman Allah SWT:

ََ َ َ َ ‫ونََّزلحن علَيك الحكَت‬


َ ‫َ ُحد يَ ً ا ل ُك َئل َر حيء َوُه ًدى َوَ حْحَةً َوُْ حشَر ٰى ل حل ُم حسلم‬
‫ْي‬ َ َ َ ‫َ َ َح‬

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
(QS An Nahl: 89)

Jamaah Rahimakumullah ....

Kalau hari ini umat manusia menghadapi masalah, tidak ada jawaban lain kecuali
merujuk kembali kepada Islam. Apalagi jika kita mengaku sebagai seorang Muslim,
yang setiap hari berikrar bahwa: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan
matiku bagi Allah seru sekalian alam.

Termasuk pula ketika kini kita menghadapi masalah kesejahteraan. Islam memiliki cara
yang khas, unik, dan didasari oleh keimanan. Secara individu, Allah SWT
memerintahkan setiap Muslim yang mampu untuk bekerja mencari nafkah untuk
dirinya dan keluarga yang menjadi tanggungannya (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 233).
Rasulullah SAW juga bersabda:

«‫يض َة‬
َ ‫يضةٌ َْ حع َد الح َف َر‬ َ ‫»طَلَب ا حْل‬
َ ‫الل فَ َر‬َ ُ
Mencari rezeki yang halal adalah salah satu kewajiban di antara kewajiban yang lain
(HR ath-Thabarani).

24
https://seruanmasjid.com
Jika seseorang miskin, ia diperintahkan untuk bersabar dan bertawakal seraya tetap
berprasangka baik kepada Allah sebagai Zat Pemberi rezeki. Haram bagi dia berputus
asa dari rezeki dan rahmat Allah SWT. Nabi saw. bersabda:

« ، ٌ‫س َعلَحي َه قَ حشَرة‬ ‫ي‬


‫ح‬
َ ََ‫ل‬ ‫ر‬‫َْح‬
َ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ه‬
ُ ‫ُن‬
ُّ ‫ن‬ ‫ه‬
ُ ‫د‬
ُ َ‫ فََإ َّن ا َإلنحس َن َُل‬، ‫الرزَق ن َُهَّززت ؤوي ُكم‬
َ َ ُ ُ ُ ‫ح‬ َ َ َ ‫ح‬َ َ ‫اَ ََتحيَس َن‬
‫ئ‬ َ
‫اّلِلُ َعَّز َو َج َّل‬
َّ ُ‫»ُثَّ يَحرُزقُه‬
ُ
Janganlah kamu berdua berputus asa dari rezeki selama kepala kamu berdua masih
bisa bergerak. Sungguh manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah tanpa
mempunyai baju, kemudian Allah ‘Azza wa Jalla memberi dia rezeki (HR Ahmad,
Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Jamaah Rahimakumullah ....

Secara jama’i (kolektif) Allah SWT memerintahkan kaum Muslim untuk saling
memperhatikan saudaranya yang kekurangan dan membutuhkan pertolongan.
Rasulullah saw. bersabda:

«‫ت َرحد َع َن َو َج ُهُ َج ئَ ٌع إَ ََل َجحندَ َه َو ُه َو يَ حعلَ ُم‬


َ ‫» َن َآن َ َِب َن ح َب‬
Tidaklah beriman kepadaku siapa saja yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara
tetangganya kelaparan, padahal ia tahu (HR ath-Thabrani dan al-Bazzar).

Rasulullah saw. juga bersabda:

«َ‫اّلِل‬
َّ ُ‫ت َنحن ُه حم َذ َّنة‬ َ َ
‫ فَ َق حد ََْرئَ ح‬،‫صة ظَ َّل في َه ُم حانُرٌؤ َج ئ ٌع‬
َ ‫»نَُّْيَ ن حَه َل َعحر‬
Penduduk negeri mana saja yang di tengah-tengah mereka ada seseorang yang
kelaparan (yang mereka biarkan) maka jaminan (perlindungan) Allah terlepas dari diri
mereka (HR Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah).
25
https://seruanmasjid.com
Dalam lingkup lebih besar, yakni tataran negara, Allah SWT memerintahkan penguasa
untuk bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya, termasuk menjamin
kebutuhan pokok mereka. Rasulullah SAW bersabda:

ٌ ُ‫»فَ حَإل َن ُم الَّ ََّي َعلَى النَّ َس َاع َوَن حسا‬


«‫ول َع ح َ َعيَّتَ َه‬
Pemimpin atas manusia adalah pengurus dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang
dia urus (HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Dulu di Madinah, sebagai kepala negara, Rasulullah SAW menyediakan lapangan kerja
bagi rakyatnya dan menjamin kehidupan mereka. Pada zaman beliau ada ahlus-
shuffah. Mereka adalah para sahabat tergolong dhuafa. Mereka diizinkan tinggal di
Masjid Nabawi dengan mendapatkan santunan dari kas negara.

Saat menjadi khalifah, Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab biasa memberikan
insentif untuk setiap bayi yang lahir demi menjaga dan melindungi anak-anak. Beliau
juga membangun “rumah tepung” (dar ad-daqiq) bagi para musafir yang kehabisan
bekal.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz membuat kebijakan pemberian insentif untuk
membiayai pernikahan para pemuda yang kekurangan uang.

Pada masa Kekhalifahan Abbasiyah dibangun rumah sakit-rumah sakit lengkap dan
canggih pada masanya yang melayani rakyat dengan cuma-Cuma alias gratis.

Jamaah Rahimakumullah ....

Sayang, tuntutan Islam itu kini ditinggalkan dan dicampakkan. Manusia lebih memilih
tuntunan produk hawa nafsunya, memilih liberalisme-kapitalisme. Wajar bila bukan
kebaikan yang didapatkan, tapi keterpurukan di mana-mana.
26
https://seruanmasjid.com
Oleh karena itu, saatnya kita kembali kepada Islam. Buat Rasulullah tersenyum di
alam sana karena gembira melihat umatnya masih memegang teguh dan menerapkan
risalahnya.

Ingatlah jaminan Allah SWT:

َ ‫الس َم َء َو حاَأَح‬
ِ َّ َ ‫َن ن حَه َل الح ُقَرى َآننُوا َواَُّ َق حوا لََفتَ ححنَ َعلَحي َه حم ََْرَك ت َن‬
َّ ‫َولَ حو ن‬

Jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami membuka untuk mereka
pintu keberkahan dari langit dan bumi (TQS al-A’raf [7]: 96).

Semoga Allah SWT meneguhkan keimanan kita dalam memperjuangkan tegaknya


Islam di muka bumi ini. Aamiin.

MEYAKINI AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Jamaah Rahimakumullah ....

Alhamdulillah, Tahun ini kita masih dipertemukan dengan bulan mulia, bulan
Ramadhan, bulan diturunkannya al-Quran (Syahrul Qur’an). Empat belas abad lalu,
al-Quran diturunkan di malam Lailatul Qadar, sebagai petunjuk umat manusia dalam
mengarungi kehidupan dunia.

27
https://seruanmasjid.com
َ ‫الص َْل‬ َ َ‫إَ َّن ه ََّا الح ُقرءا َن ي ه َدي لَلََِّت َهي نَقح وم وي د َشر الحمؤَنن‬
َّ ‫ت ن‬
‫َن ََلُحم‬ َ َّ ‫ْي الََّّي َ يَ حع َملُو َن‬
َ ‫َ َ ُ َ َُ ئ ُ ُ ح‬ ‫َ حَ َح‬
‫َجًرا َكدَ ًريا‬
‫نح‬
“Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal
shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS. Al Isra’: 9)

Bahkan membacanya saja mendapatkan balasan yang besar di sisi Allah. Sabda Nabi
SAW:

‫َص َح ََْه يَ حوَم الح َقيَ َن َة‬ َ


‫اقح َرءُوا الح ُقحرآ َن فََإنَّهُ ََيحَِت َر ف ًع َأ ح‬
Bacalah oleh kalian al-Quran, sungguh al-Quran itu akan datang pada Hari Kiamat
menjadi syafaat bagi pembacanya (HR Muslim).

Jamaah Rahimakumullah ...

Sayangnya, banyak orang yang masih meragukan kebenaran al-Quran. Mereka


terpengaruh oleh kaum orientalis yang berusaha meragukan kesucian al-Quran sebagai
kalamullah. Mereka menuduh al-Quran sekadar rekayasa perkataan bangsa Arab,
termasuk Muhammad SAW.

Padahal tudingan ini telah dibantah oleh al-Quran sendiri. Lihatlah, al-Quran
menantang umat manusia bangsa Arab maupun ‘ajam (non Arab) untuk membuat
yang serupa dengan al-Quran. Tantangan ini tidak saja berlaku ketika al-Quran turun,
tetapi juga hingga Hari Kiamat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 23). Tak ada yang sanggup.

Al-Quran juga bukan karangan Rasulullah Saw sebagaimana tudingan mereka. Kalau
Anda mau memperhatikan dan merasakan bacaan al-Quran dan Hadits, ada gaya
28
https://seruanmasjid.com
bahasa yang sangat berbeda. Padahal itu keluar dari mulut yang sama. Dan, bangsa
Arab di Makkah pun semuanya tahu bahwa Rasulullah Saw bukanlah orang yang
punya kemampuan menyusun syair.

Maka Allah SWT tegaskan:

‫اختَ َالفً َكثَ ًريا‬ ََ ََّ ‫نَفَ َال ي ت َدَّْرو َن الح ُقرآ َن ولَو َك َن َن َعحن َد َغ َري‬
‫اّلِل لََو َج ُدوا فيه ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح َح‬ ُ ََ
Tidakkah mereka merenungkan al-Quran? Andai al-Quran itu bukan berasal dari sisi
Allah, tentu mereka akan menemukan di dalamnya pertentangan yang banyak (TQS
an-Nisa’ [4]: 82).

Jamaah Rahimakumullah ....

Kaum orientalis juga menyangsikan kelayakan al-Quran sebagai petunjuk dan aturan
hidup yang cocok dengan zaman. Mereka menuding hukum-hukum yang terkandung
dalam al-Quran hanya berisi muatan lokal, bersifat temporal daan kondisional.
Contohnya adalah hukum-hukum tentang pembagian waris, poligami, jihad, potong
tangan, qishash, jilbab, dll.

Sayangnya, tudingan ini kemudian diamini oleh sebagian umat Muslim, khususnya
murid-murid kaum orientalis. Mereka kemudian menggunakan sejumlah kaidah untuk
membenarkan teori guru-guru mereka semisal kaidah, “Lâ yunkaru taghayyur al
ahkâm bi thaghayyur al-makân wa az-zamân (Tidak diingkari perubahan hukum
karena perubahan tempat dan zaman)”, “Al-‘Adat muhakkamah (Adat adalah
hukum)”, atau “Al-Umûru bi maqâshidihâ (Setiap perkara bergantung pada
tujuannya)”, dll.

Dengan kaidah-kaidah itu lalu mereka dengan semena-mena mengubah hukum-


hukum al-Quran. Mereka, misalnya, menyatakan jilbab adalah budaya/adat bangsa
Arab sehingga tidak cocok di luar Arab; hukum waris tidak adil; bunga pinjaman
bukanlah riba asalkan diniatkan sebagai tanda terima kasih dan nilainya tidak berlipat-

29
https://seruanmasjid.com
lipat; dll. Mereka pun menolak Islam sebagai agama yang menata kehidupan sosial,
masyarakat politik dan kenegaraan.

Mereka beralasan, sistem demokrasi sudah mencakup nilai-nilai keislaman sehingga tak
perlu syariah Islam itu diformalisasikan. Bahkan di antara mereka ada yang
menghalalkan perempuan dan orang kafir menjadi pemimpin negara.

Jamaah Rahimakumullah ....

Sungguh interpretasi-interpretasi kacau semacam itu bertentangan dengan nash-nash


al-Quran dan makna-maknanya. Al-Quran memang datang dalam garis-garis besar.
Para ulama bertugas merinci berbagai persoalan-persoalan cabang dari kandungan
ayat-ayat al-Quran setiap kali datang persoalan baru. Inilah yang dinamakan ijtihad.
Namun demikian, ijtihad ini harus sesuai tuntunan syariah, yakni tidak menjadikan
maslahat atau manfaat sebagai penentu hukum.

Andaikan adat setempat boleh membatalkan hukum al-Quran atau al-Quran bisa
ditafsirkan sesuai kondisi, niscaya Rasulullah Saw tidak akan mengharamkan khamr,
perjudian, perzinaan, riba dan berbagai budaya masyarakat jahiliah pada masa itu.
Faktanya, Rasulullah saw. justru mengubah berbagai budaya jahiliah tersebut dengan
hukum-hukum yang dibawa dalam al-Quran. Hal ini diteruskan oleh Khulafaur
Rasyidin dan para khalifah setelah mereka. Mereka tidak pernah berkompromi dalam
mengamalkan hukum-hukum yang terkandung dalam al-Quran.
Jamaah Rahimakumullah ....

Alhamdulillah, kita masih berada di bulan mulia, bulan Ramadhan, bulan


diturunkannya al-Quran (Syahrul Qur’an). Empat belas abad lalu, al-Quran diturunkan
di malam Lailatul Qadar, sebagai petunjuk umat manusia dalam mengarung
kehidupan dunia.

30
https://seruanmasjid.com
َ ‫الص َْل‬ َ َ‫إَ َّن ه ََّا الح ُقرءا َن ي ه َدي لَلََِّت َهي نَقح وم وي د َشر الحمؤَنن‬
َّ ‫ت ن‬
‫َن ََلُحم‬ َ َّ ‫ْي الََّّي َ يَ حع َملُو َن‬
َ ‫َ َ ُ َ َُ ئ ُ ُ ح‬ ‫َ حَ َح‬
‫َجًرا َكدَ ًريا‬
‫نح‬
“Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal
shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS. Al Isra’: 9)

Bahkan membacanya saja mendapatkan balasan yang besar di sisi Allah. Sabda Nabi
SAW:

‫َص َح ََْه يَ حوَم الح َقيَ َن َة‬ َ


‫اقح َرءُوا الح ُقحرآ َن فََإنَّهُ ََيحَِت َر ف ًع َأ ح‬
Bacalah oleh kalian al-Quran, sungguh al-Quran itu akan datang pada Hari Kiamat
menjadi syafaat bagi pembacanya (HR Muslim).

Jamaah rahimakumullah ...

Sayangnya, banyak orang yang masih meragukan kebenaran al-Quran. Mereka


terpengaruh oleh kaum orientalis yang berusaha meragukan kesucian al-Quran sebagai
kalamullah. Mereka menuduh al-Quran sekadar rekayasa perkataan bangsa Arab,
termasuk Muhammad Saw.

Padahal tudingan ini telah dibantah oleh al-Quran sendiri. Lihatlah, al-Quran
menantang umat manusia bangsa Arab maupun ‘ajam (non Arab) untuk membuat
yang serupa dengan al-Quran. Tantangan ini tidak saja berlaku ketika al-Quran turun,
tetapi juga hingga Hari Kiamat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 23). Tak ada yang sanggup.

Al-Quran juga bukan karangan Rasulullah Saw sebagaimana tudingan mereka. Kalau
Anda mau memperhatikan dan merasakan bacaan al-Quran dan Hadits, ada gaya
bahasa yang sangat berbeda. Padahal itu keluar dari mulut yang sama. Dan, bangsa
31
https://seruanmasjid.com
Arab di Makkah pun semuanya tahu bahwa Rasulullah Saw bukanlah orang yang
punya kemampuan menyusun syair.

Maka Allah SWT tegaskan:

‫اختَ َالفً َكثَ ًريا‬ ََ ََّ ‫نَفَ َال ي ت َدَّْرو َن الح ُقرآ َن ولَو َك َن َن َعحن َد َغ َري‬
‫اّلِل لََو َج ُدوا فيه ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح َح‬ ُ ََ
Tidakkah mereka merenungkan al-Quran? Andai al-Quran itu bukan berasal dari sisi
Allah, tentu mereka akan menemukan di dalamnya pertentangan yang banyak (TQS
an-Nisa’ [4]: 82).

Jamaah yang dimuliakan Allah ....

Kaum orientalis juga menyangsikan kelayakan al-Quran sebagai petunjuk dan aturan
hidup yang cocok dengan zaman. Mereka menuding hukum-hukum yang terkandung
dalam al-Quran hanya berisi muatan lokal, bersifat temporal daan kondisional.
Contohnya adalah hukum-hukum tentang pembagian waris, poligami, jihad, potong
tangan, qishash, jilbab, dll.

Sayangnya, tudingan ini kemudian diamini oleh sebagian umat Muslim, khususnya
murid-murid kaum orientalis. Mereka kemudian menggunakan sejumlah kaidah untuk
membenarkan teori guru-guru mereka semisal kaidah, “Lâ yunkaru taghayyur al-
ahkâm bi thaghayyur al-makân wa az-zamân (Tidak diingkari perubahan hukum
karena perubahan tempat dan zaman)”, “Al-‘Adat muhakkamah (Adat adalah
hukum)”, atau “Al-Umûru bi maqâshidihâ (Setiap perkara bergantung pada
tujuannya)”, dll.

Dengan kaidah-kaidah itu lalu mereka dengan semena-mena mengubah hukum-


hukum al-Quran. Mereka, misalnya, menyatakan jilbab adalah budaya/adat bangsa
Arab sehingga tidak cocok di luar Arab; hukum waris tidak adil; bunga pinjaman
bukanlah riba asalkan diniatkan sebagai tanda terima kasih dan nilainya tidak berlipat-

32
https://seruanmasjid.com
lipat; dll. Mereka pun menolak Islam sebagai agama yang menata kehidupan sosial,
masyarakat politik dan kenegaraan.

Mereka beralasan, sistem demokrasi sudah mencakup nilai-nilai keislaman sehingga tak
perlu syariah Islam itu diformalisasikan. Bahkan di antara mereka ada yang
menghalalkan perempuan dan orang kafir menjadi pemimpin negara.

Jamaah yang dimuliakan Allah ....

Sungguh interpretasi-interpretasi kacau semacam itu bertentangan dengan nash-nash


al-Quran dan makna-maknanya. Al-Quran memang datang dalam garis-garis besar.
Para ulama bertugas merinci berbagai persoalan-persoalan cabang dari kandungan
ayat-ayat al-Quran setiap kali datang persoalan baru. Inilah yang dinamakan ijtihad.
Namun demikian, ijtihad ini harus sesuai tuntunan syariah, yakni tidak menjadikan
maslahat atau manfaat sebagai penentu hukum.

Andaikan adat setempat boleh membatalkan hukum al-Quran atau al-Quran bisa
ditafsirkan sesuai kondisi, niscaya Rasulullah Saw tidak akan mengharamkan khamr,
perjudian, perzinaan, riba dan berbagai budaya masyarakat jahiliah pada masa itu.
Faktanya, Rasulullah saw. justru mengubah berbagai budaya jahiliah tersebut dengan
hukum-hukum yang dibawa dalam al-Quran. Hal ini diteruskan oleh Khulafaur
Rasyidin dan para khalifah setelah mereka. Mereka tidak pernah berkompromi dalam
mengamalkan hukum-hukum yang terkandung dalam al-Quran.

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Perilaku menakwilkan ayat al-Quran sesukanya telah diingatkan dengan keras


Rasulullah SAW:

َ َّ‫ فَ حليَ تَ دَ َّونح َن حق َع َدهُ َن الن‬، ‫آن َْغَ حَري َع حلم‬


َ ‫ن قَ َل َِف الح ُقر‬
‫َح‬
َ ‫ح‬
33
https://seruanmasjid.com
Siapa saja yang berkata tentang al-Quran tanpa ilmu maka siapkanlah tempat
duduknya di neraka (HR Ibnu Jarir, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).

Dalam riwayat lain dinyatakan:

ََ َ
َ‫َخطَأ‬
‫َ فَ َق حد ن ح‬ َ ‫َن ح قَ َل َِف الح ُقحرآن ََْرنحيه فَأ‬
َ ‫َص‬
Siapa saja yang berkata tentang al-Quran sebatas dengan akalnya, lalu kebetulan
benar, maka ia tetap salah (HR at-Tirmidzi).

Oleh karena itu, sikap seorang Muslim yang mengimani al-Quran adalah menerima al-
Quran seutuhnya; mengimani seluruh surat, seluruh ayat dan seluruh isinya. Ia tak
akan berpaling dari Kitabullah yang agung ini, sebagian apalagi seluruhnya. Karena
mengingkari sebagian isi al-Quran sama saja dengan mengingkari seluruh kandungan
al-Quran.

Dan tantangan sekarang adalah bagaimana al-Quran ini bisa diterapkan secara
menyeluruh dimensi kehidupan, baik individu, masyarakat, maupun negara. Inilah
pedoman hidup yang akan mengantarkan kita semua meraih keridhaan Allah SWT.

Semoga Allah menjadikan kita orang yakin terhadap al-Quran dan memperjuangkan
implementasi al-Quran secara nyata. Aamiin

Perilaku menakwilkan ayat al-Quran sesukanya telah diingatkan dengan keras


Rasulullah SAW:

َ َّ‫ فَ حليَ تَ دَ َّونح َن حق َع َدهُ َن الن‬، ‫آن َْغَ حَري َع حلم‬


َ ‫ن قَ َل َِف الح ُقر‬
‫َح‬
َ ‫ح‬
Siapa saja yang berkata tentang al-Quran tanpa ilmu maka siapkanlah tempat
duduknya di neraka (HR Ibnu Jarir, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).

Dalam riwayat lain dinyatakan:

ََ َ
َ‫َخطَأ‬
‫َ فَ َق حد ن ح‬ َ ‫َن ح قَ َل َِف الح ُقحرآن ََْرنحيه فَأ‬
َ ‫َص‬
34
https://seruanmasjid.com
Siapa saja yang berkata tentang al-Quran sebatas dengan akalnya, lalu kebetulan
benar, maka ia tetap salah (HR at-Tirmidzi).

Oleh karena itu, sikap seorang Muslim yang mengimani al-Quran adalah menerima al-
Quran seutuhnya; mengimani seluruh surat, seluruh ayat dan seluruh isinya. Ia tak
akan berpaling dari Kitabullah yang agung ini, sebagian apalagi seluruhnya. Karena
mengingkari sebagian isi al-Quran sama saja dengan mengingkari seluruh kandungan
al-Quran.

Dan tantangan sekarang adalah bagaimana al-Quran ini bisa diterapkan secara
menyeluruh dimensi kehidupan, baik individu, masyarakat, maupun negara. Inilah
pedoman hidup yang akan mengantarkan kita semua meraih keridhaan Allah SWT.

Semoga Allah menjadikan kita orang yakin terhadap al-Quran dan memperjuangkan
implementasi al-Quran secara nyata. Aamiin

MENJALIN UKHUWAH MENJAUHI PERMUSUHAN

Jamaah Rahimakumullah...

35
https://seruanmasjid.com
Islam datang untuk menghilangkan sekat-sekat perbedaan. Dalam pandangan Islam,
tak ada bangsa, golongan, suku, dan warna kulit yang lebih unggul satu dengan yang
lainnya. Begitu mereka mengaku sebagai Muslim, mereka sama derajatnya. Mereka
adalah hamba Allah, yang diikat dengan satu kalimat yang sama, kalimat “Laa ilaaha
illallah Muhammadarrasulullah”.

Siapa yang telah bersaksi dengan kalimat tauhid itu, maka dia adalah saudara. Saudara
seiman, saudara seakidah, karena tuhannya sama, Allah SWT. Rasul yang diutus
kepada kita sama, Muhammad SAW. Kitabnya sama, Alquranul Kariim. Dan arah
kiblatnya sama, Ka’bah di Makkah al Mukaromah.

Allah SWT berfirman:

‫َخ َويح ُك حم‬ َ ‫إَََّّنَ الحمؤَننو َن إَخوةٌ فَأ‬


َ ‫ْي ن‬
َ ‫َصل ُحوا َْ ح‬
‫ُح ُ حَ ح‬
Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah di antara saudara-
saudara kalian (QS al-Hujurat [49]: 10).

Terkait ayat di atas, Imam Ali ash-Shabuni dalam Shafwah at-Tafâsir antara lain
menyatakan, “Persaudaraan karena faktor iman jauh lebih kuat daripada
persaudaraan karena faktor nasab.”

Rasulullah SAW gambarkan bagaimana umat Islam seharusnya bersikap terhadap


sesama Muslim. Sabda beliau:

« ‫اعى‬ َ ‫اِجس َدِ إَ َن ا حرتَ َكى ع ح‬ َ َ َُّ‫اْح َهم وَُو َاد َهم وَُعط‬
َ َ َ‫نثَل الحم حؤَنن‬
َ ‫ض ٌو نحنهُ َُ َد‬ُ َ َ َ ‫ْي ِف َُر ُ ح َ َ ئ ح َ َ ح‬
‫ح‬ ‫ل‬ ‫ث‬
َ ‫م‬ ‫ك‬
َ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ف‬ َ ُ ُ َ
‫الس َه َر‬ ‫اِجَ َس َد ح‬
َّ ‫بْلُ َّمى و‬ ‫»لَهُ َي ئَُر ح‬
Perumpamaan kaum Mukmin itu dalam hal kasih sayang, sikap welas asih dan lemah-
lembut mereka adalah seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh
lainnya akan merasakan panas dan demam (HR Abu Dawud).
36
https://seruanmasjid.com
Jamaah Rahimakumullah...

Maka, haram bagi Muslim saling mencela, menyakiti, apalagi saling membunuh.
Baginda Rasulullah SAW bersabda:

«‫وق َوقَتَ لُهُ ُك حفٌر‬


ٌ ‫َ الح ُم حسلََم فُ ُس‬ َ
ُ َ‫»يد‬
Mencela seorang Muslim adalah kefasikan, sementara membunuhnya adalah
kekufuran (HR al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan, begitu berharganya persaudaraan dalam Islam itu, jangankan menyakiti dan
membunuh, menakut-nakuti saja pun dilarang. Sabda Nabi SAW:

‫ع ُن حسلَ ًم‬ َ َ َ
َ ‫اَ ََي ُّل ل ُم حسلم نَ حن يَُرئَو‬
“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR Abu
Dawud)

Maka, sebagai saudara, Islam menuntut kita menunjukkan rasa persaudaraan kita.
Saling membantu dan tolong-menolong, saling menghilangkan kesulitan, bahkan
sekadar menutup aib saudaranya.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak
saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa saja yang menghilangkan suatu
kesulitan dari seorang Muslim, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitan bagi
dirinya di antara berbagai kesulitan pada Hari Kiamat kelak. Siapa saja yang menutupi
aib seorang Muslim, Allah pasti akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat nanti.”
(Muttafaq a’laih).

Karena itu, waspadalah terhadap tipu daya setan dan musuh-musuh Islam yang
menginginkan umat Islam terpecah, berbenturan, dan akhirnya saling bermusuhan.
37
https://seruanmasjid.com
Hati-hati terhadap fitnah-fitnah yang bertebaran yang memprovokasi, agar sesama
Muslim saling menyakiti dan mencaci maki. Tinggalkan fanatisme buta berkelompok.
Ingat pesan Nabi SAW:

‫ َن ح َخَر َج َن َ الطَّ َع َة َوفَ َ َق‬:‫ول ُهلَ صلى ُهل عليه ويلم‬


ُ ‫ قَ َل َ ُي‬: ‫َع ح نََِب ُهَريح َرةَ قَ َل‬

‫صدَ َة َويُ َق َُ ُل‬ َ ‫اِجم عةَ ُُثَّ ن ت ن ت َنيتةً ج َهلَيَّةً ون قُتَل ََتت اية ع َميَّة ي حغض‬
َ ‫ب للح َع‬
ُ َ َ ‫ََ ح َ ح َ َ َ ُئ‬ َ َ َ َ َ َ َ َ َ‫ح‬
َ ‫ض َرَ ْ َّره وفَ َجره اَ ي تَح‬ َ َ ‫لَحلعصد َة فَلَي‬
َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫س ن ح ن َُّن ََّت َوَن ح َخَر َج ن ح ن َُّن ََّت َعلَى ن َُّن ََّت يَ ح‬
‫َنح‬ َ ‫َ ََ ح‬
‫س َن َئِن‬ َ ََ َ ََ
َ ‫ُن حؤنن َه َواَ يَفى َّْى َع حهد َه فَلَحي‬
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Siapa yang
keluar dari ketaatan dan memecah-belah jamaah (umat Islam), lalu mati, dia mati
dalam keadaan mati jahiliyah. Siapa yang terbunuh di bawah panji buta, dia marah
untuk kelompok dan berperang untuk kelompok, dia bukan bagian dari umatku.
Siapa saja yang keluar dari umatku untuk memerangi umatku, memerangi orang baik
dan jahatnya, serta tidak takut akibat perbuatannya atas orang Mukmin dan tidak
memenuhi perjanjiannya, dia bukanlah bagian dari golonganku.”(HR Muslim,
Ahmad, Ibnu Majah dan an-Nasai).

Oleh karena itu, mari pererat persaudaraan! Jangan perkuat perbedaan, tapi perbesar
persamaan! Buat Rasulullah SAW bangga dengan kita, yang saling berkasih sayang atas
dasar iman, meski beliau sudah di alam sana.

Semoga Allah SWT mengikatkan hati-hati kita dalam keimanan. Aamiin.


MERINDUKAN KEPEMIMPINAN SYAR’I

Jamaah Rahimakumullah ....

Umat saat ini tentu merindukan kepemimpinan syar’i. Sebabnya, kesadaran keislaman
mereka makin meningkat. Selain itu mereka juga sesungguhnya telah muak dengan
38
https://seruanmasjid.com
sistem sekular-kapitalis-liberal yang terbukti gagal. Sistem ini hanya memproduksi
banyak persoalan seperti: kemiskinan, pengangguran, utang luar negeri, dll.
Namun demikian, berbicara tentang kepemimpinan syar’i sesungguhnya berbicara
tentang dua hal: sosok pemimpin dan sistem kepemimpinan. Dua-duanya harus sesuai
syariah.

Bagian Pertama,
Pemimpin Syar’i. Saat membincangkan sistem pemerintahan Islam (Khilafah), Syaikh
Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Nizhâm al-Hukm fî al-Islâm menyebutkan syarat-
syarat syar’i yang wajib ada pada seorang pemimpin (Imam/Khalifah) yaitu: (1)
Muslim; (2) laki-laki; (3) dewasa (balig); (4) berakal; (5) adil (tidak fasik); (6)
merdeka; (7) mampu melaksanakan amanah Kekhilafahan berdasarkan Kitabullah dan
Sunnah Rasulullah saw.
Syaikh an-Nabhani juga menyebutkan syarat tambahan—sebagai keutamaan, bukan
keharusan—bagi seorang pemimpin di antaranya: (1) mujtahid; (2) pemberani; (3)
politikus ulung.
Syaikh Abdul Qadim Zallum dalam kitab Al-Afkâr as-Siyâsiyyah juga menyebutkan
beberapa karakter seorang pemimpin yaitu: Pertama, berkepribadian kuat. Orang
lemah tidak pantas menjadi pemimpin. Abu Dzar ra. pernah memohon kepada
Rasululah saw, untuk menjadi pejabat, namun Rasul saw. bersabda:

« ‫َخ ََّ َه َِبَ َئق َه‬


َ ‫ إََّا َن ح ن‬،ٌ‫ي َونَ َد َانة‬
َ َ َ َ َ ٌ َ‫ضع‬
ٌ ‫ َوإنَّ َه ن ََن نَةُ َوإنَّ َه يَ حوَم الحقيَ َنة خحز‬،‫يف‬ َ َّ‫ إَن‬، ‫ََي ن ََب َذ ئ‬
َ ‫ك‬
‫»ون ََّدى الَّ ََّي َعلَحي َه فَ َيه‬
َ
“Abu Dzar, kamu ini lemah, sementara jabatan ini adalah amanah. Pada Hari
Pembalasan amanah itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang
yang mengambil amanah tersebut sesuai dengan haknya dan menunaikan kewajiban
dalam kepemimpinannya.” (HR Muslim).

Jamaah Rahimakumullah ....

39
https://seruanmasjid.com
Kedua, bertakwa. Sulaiman bin Buraidah, dari bapaknya, menuturkan, “Rasulullah
saw., jika mengangkat seorang pemimpin pasukan atau suatu ekspedisi pasukan
khusus, senantiasa mewasiatkan takwa kepada dirinya.” (HR Muslim).
Seorang pemimpin yang bertakwa akan selalu menyadari bahwa Allah SWT senantiasa
memonitor dirinya dan dia akan selalu takut kepada-Nya. Dengan demikian dia akan
menjauhkan diri dari sikap sewenang-wenang (zalim) kepada rakyat maupun abai
terhadap urusan mereka. Khalifah Umar ra. adalah kepala negara Khilafah yang luas
wilayahnya meliputi Jazirah Arab, Persia, Irak, Syam (meliputi Syria, Yordania,
Libanon, Israel, dan Palestina), serta Mesir. Beliau pernah berkata, “Andaikan ada
seekor hewan di Irak terperosok di jalan, aku takut Allah akan meminta
pertanggungjawabanku mengapa tidak mempersiapkan jalan tersebut (menjadi rata
dan bagus).”(Zallum, idem).
Ketiga, memiliki sifat welas kasih. Ini diwujudkan secara konkret dengan sikap lembut
dan bijak yang tidak menyulitkan rakyatnya. Terkait ini Rasulullah saw. pernah
berdoa:

« ً‫ِل َن ح ن حَن َر ن َُّن َِت َرحي ا‬َ َ َ َ َ َ‫اللَّ ُه َّم َن ح َو‬


َ ‫ِل ن ح ن حَنر ن َُّن َِت َرحي اً فَ َش َّق َعلَحيه حم فَ حر ُق حق َعلَحيه َوَن ح َو‬
َ
‫»فَ َرفَ َق بََ حم فَ حفُ حق ََْه‬
“Ya Allah, siapa saja yang diberi tanggung jawab memimpin urusan umatku dan
menimbulkan kesulitan bagi mereka, maka persulitlah dia. Siapa saja yang memerintah
umatku dengan sikap lembut (bersahabat) kepada mereka, maka lembutlah kepada
dia.” (HR Muslim).

Keempat, penuh perhatian kepada rakyatnya. Ma’qil bin Yasar menuturkan bahwa
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Siapa saja yang memimpin pemerintahan kaum
Muslim, lalu dia tidak serius mengurus mereka, dan tidak memberikan nasihat yang
tulus kepada mereka, maka dia tidak akan mencium harumnya aroma surga.” (HR
Muslim).
Kelima, istiqamah memerintah dengan syariah. Diriwayatkan bahwa Muadz bin Jabal,
saat diutus menjadi wali/gubernur Yaman, ditanya oleh Rasulullah saw., “Dengan apa

40
https://seruanmasjid.com
engkau memutuskan perkara?” Muadz menjawab, “Dengan Kitabullah.” Rasul saw.
bertanya lagi, “Dengan apalagi jika engkau tidak mendapatinya (di dalam al-Quran)?”
Muadz menjawab, “Dengan Sunnah Rasululllah.” Rasul saw. bertanya sekali lagi,
“Dengan apalagi jika engkau tidak mendapatinya (di dalam al-Quran maupun as-
Sunnah)?” Muadz menjawab, “Aku akan berijtihad.” Kemudian Rasulullah saw.
berucap, “Segala pujian milik Allah yang telah memberikan petunjuk kepada utusan
Rasulullah ke jalan yang disukai Allah dan Rasul-Nya.” (HR Ahmad, Abu Dawud dan
al-Baihaqi).

Jamaah Rahimakumullah ....

Bagian Kedua,
Sistem Kepemimpinan Syar’i.
Sistem kepemimpinan syar’i adalah sistem kepemimpinan yang dibangun oleh
Rasulullah saw. Dalam shirah nabawiyyah, berdasarkan riwayat-riwayat yang
terpercaya, telah disebutkan informasi akurat mengenai bentuk dan stuktur sistem
kepemimpinan yang dibangun Rasulullah saw.
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. di Madinah menunjukkan bahwa beliau
membangun negara, melakukan aktivitas kenegaraan serta meletakkan landasan
teoretis bagi bentuk dan sistem pemerintahan yang maju. Bahkan di kemudian hari,
sistem pemerintahan Islam, baik yang menyangkut aspek kelembagaan maupun
hukum, banyak diadopsi dan menjadi dasar bagi sistem pemerintahan modern.

Jamaah Rahimakumullah ....

Memang pada masa Rasulullah saw. sistem dan struktur kenegaraan belum
dilembagakan dalam sebuah buku khusus. Namun demikian, praktik kenegaraan yang
dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat adalah perwujudan nyata dari sistem
pemerintahan Islam, yang berbeda dengan sistem pemerintahan manapun.

41
https://seruanmasjid.com
Pemerintahan Islam yang dibangun oleh Rasulullah saw. meliputi asas negara,
struktur, perangkat, mekanisme pemerintahan, serta kelengkapan-kelengkapan
administratif.
Pemerintahan Islam didasarkan pada prinsip: kedaulatan di tangan syariah dan
kekuasaan di tangan rakyat.
Pemerintahan Islam dipimpin oleh seorang khalifah yang bertugas untuk menerapkan
dan menegakkan syariah Islam di dalam negeri serta mengemban risalah Islam ke
seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Karena itu, aturan yang
diberlakukan di dalam Daulah Islam adalah aturan Islam, bukan aturan lain. Allah
SWT berfirman:

‫يم َر َجَر َْحي نَ ُه حم‬َ َ ‫فَ َال و َْك َا ي ؤَننو َن د ََّّت َُي ئَكم‬
َ ‫وك ف‬ ُ َ َ ُ ‫َ َئ َ ُ ح‬
Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan (TQS an-
Nisa' [4]: 65).

Allah SWT pun berfirman:

َّ ‫اد ُك حم َْحي نَ ُه حم َِبَ نَنح َزَل‬


ُ‫اّلِل‬
َ
‫َونَن ح‬
Hendaklah kamu (Muhammad) memutuskan perkara di tengah-tengah mereka
menurut wahyu yang telah Allah turunkan (TQS al-Maidah [5]: 49).

Jamaah Rahimakumullah ....

Atas dasar ini, seluruh perundang-undangan di sistem dalam pemerintahan Islam, baik
undang-undang dasar maupun undang-undang lain yang ada di bawahnya, wajib
berupa syariah Islam yang digali dari akidah Islam, yakni bersumber dari al-Quran dan
as-Sunnah.

Dengan demikian agenda umat dan ulamanya saat ini sejatinya adalah bagaimana
mewujudkan kepemimpinan syar’i yang meliputi: sosok pemimpin syar’i dan sistem

42
https://seruanmasjid.com
kepemimpinan syar’i. Kita berharap, hal ini bisa menjadi kesadaran dan opini umum
kaum Muslim. Dengan itu aspirasi dan kecenderungan kaum Muslim tidak hanya
sekadar memilih sosok pemimpin yang berkarakter sebagaimana disebutkan syarat-
syarat dan kriterianya di atas. Lebih dari itu, mereka juga mau memperjuangkan
sistem kepemimpinan Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. saat
membangun Daulah Islam di Madinah. Sistem ini kemudian dilanjutkan oleh
Khulafaur Rasyidin yang oleh Rasul saw. disebut sebagai Khilafah ‘ala minhâj an-
Nubuwwah.

ISTIQAMAH MENGEMBAN KEBENARAN

43
https://seruanmasjid.com
Jamaah yang dimuliakan Allah...

Sejarah manusia tidak pernah kosong dari pertarungan antara kebenaran dan
kebatilan. Para penyeru kebaikan senantiasa mendapat tantangan dan halangan dari
para penyeru kebatilan.
Inilah yang dialami oleh para nabi dan rasul. Lihatlah bagaimana dakwah yang
dilakukan oleh Nabi Musa as yang mendapatkan tentangan keras dari Fira’un.
Sebelumnya, Nabi Ibrahim as yang harus menghadapi kekejaman Raja Namrud. Dan,
Nabi kita, Muhammad SAW dakwahnya ditentang keras oleh kaum kafir Qurays.

Di awal dakwah beliau di Mekkah, penentangan terhadap dakwah sangat besar.


Keluarga Yasir ra disiksa dengan siksaan yang sangat pedih karena mengikuti
Rasulullah SAW. Istri Yasir, Sumayah, dibunuh karena berpegang teguh kepada ajaran
Nabi SAW.

Abu Bakar ra pun pernah dipukuli hingga wajahnya babak-belur karena seruan
dakwahnya di hadapan orang banyak di samping Ka’bah. Bahkan Rasulullah saw,
utusan Allah yang mulia, pernah disiram dengan kotoran kambing, diludahi dan
diperlakukan dengan sangat buruk.

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Begitulah, para pengemban kebenaran senantiasa diuji. Sebaliknya, orang-orang kafir


senantiasa berusaha memalingkan kita, kaum Muslim, dari Islam. Inilah yang
dinyatakan oleh Allah SWT:

َ ََ َ
‫َوَا يََزالُو َن يُ َق ُلُونَ ُك حم َد ََّّت يَُرُّدوُك حم َع ح دين ُك حم إَن ح‬
‫ايتَطَ عُوا‬

44
https://seruanmasjid.com
Orang-orang kafir tidak pernah berhenti memerangi kalian hingga mereka
mengembalikan kalian dari agama kalian (pada kekafiran) seandainya mereka mampu
(TQS al-Baqarah [2]: 217).

Inilah karakter orang-orang kafir dan para antek mereka sejak dulu hingga sekarang
dan bahkan sampai kapan pun.
Maka kalau saat ini, orang-orang kafir Barat berupaya melakukan propaganda negatif
terhadap Islam dan kaum Muslim, ya begitulah karakter mereka. Tujuannya hanya
satu, membungkam dakwah Islam, agar umat manusia tidak tertunjuki ke jalan
kebenaran. Mereka tidak ingin umat Islam paham terhadap agamanya. Mereka tidak
ingin umat Islam menerapkan ajaran agamanya secara kaffah.

Jamaah yang dirahmati Allah ...

Maka, jangan heran bila Barat dan kaki tangannya menyebut kaum Muslim yang ingin
menerapkan Islam secara kaffah sebagai kelompok radikal. Jangan heran pula bila
mereka menyerang ajaran Islam tentang kenegaraan yakni khilafah, sebagai ancaman.
Padahal menegakkan Khilafah telah disepakati kewajibannya berdasarkan dalil al-
Quran, as-Sunnah, Ijmak Sahabat, termasuk ijmak para ulama. Khilafah pun secara
historis pernah menjadi bagian penting dalam kehidupan keseharian umat Islam,
termasuk di Nusantara ini. Bahkan, berkat khilafah, peradaban dunia bisa maju seperti
sekarang.

Jamaah yang dirahmati Allah ....

Lalu bagaimana kita kaum Muslim menyikapi keadaan ini. Mari kita belajar kepada
baginda Nabi SAW dan para sahabat ridwannullah alayhim. Mereka tak takut dengan
ancaman dan berbagai perlakuan buruk. Mereka istiqamah mengemban dakwah.
Mereka tetap bersuara lantang menyuarakan kebenaran. Amar ma’ruf nahi munkar!

45
https://seruanmasjid.com
Inilah dorongan iman. Sebab, dakwah merupakan sebaik-baik perkataan dan seruan.
Allah SWT berfirman:

ََ َ َ ‫اّلِلَ وع َمل‬ َ
َ ‫ص ْلً َوقَ َل إَنََِّن ن َ الح ُم حسلم‬
‫ْي‬ َ َ َ َ َّ ‫َد َس ُ قَ حوًا ِمَّ ح َد َع إَ ََل‬
‫َوَن ح ن ح‬
Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada ucapan orang yang menyeru manusia
kepada (agama) Allah dan beramal salih serta berkata, “Aku termasuk orang yang
berserah diri.” (TQS Fushshilat [41]: 33).

Tantangan dan gangguan, termasuk siksaan dan penganiayaan orang-orang kafir


dalam dakwah adalah bagian dari sunnatullah bagi para penyampai kebenaran. Maka,
ketika penderitaan berat dialami oleh para sahabat sehingga mereka bertanya kepada
Nabi: kapan pertolongan Allah akan datang? Allah SWT lalu menurunkan firman-Nya:

‫ن حَم َد َسحد تُ حم نَ حن َُ حد ُخلُوا ا حِجَنَّةَ َولَ َّم ََيحَُ ُك حم َنثَ ُل الَّ ََّي َ َخلَ حوا َن ح قَ حدلَ ُك حم َن َّسحت ُه ُم الحدَأح َي ءُ َوالضََّّر ُاء‬

‫يب‬َ
‫ر‬ ‫ق‬ َ‫اّلِل‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ن‬ َّ
‫ن‬ َ‫اّلِلَ نََا إ‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ‫َّت‬ ‫ن‬ َ َّ‫ول وال‬ َ ‫َوُزلح َزلُوا َد ََّّت يَ ُق‬
ٌ َ َّ َ ‫ح‬ َ َّ ُ ‫ح‬ َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫الر ُي‬
‫ه‬
ُ ‫ع‬
َ ‫ن‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ن‬
ُ ‫آن‬ ‫ي‬َّ َّ ‫ول‬
Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang atas kalian cobaan
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan berbagai macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, “Kapankah
datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat
(TQS al-Baqarah [2]: 214).

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Harus ada keyakinan dalam diri kita bahwa kita punya Allah. Allah-lah tempat kita
bergantung dan meminta pertolongan. Ingatlah firman Allah SWT:

46
https://seruanmasjid.com
‫يل‬َ‫اّلِل ونَعم الحوك‬
ُ َ َ ‫َد حسدُنَ َُّ َ ح‬
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan sebaik-baik Pelindung.” (TQS Ali ‘Imran
[3]: 173).

Karena itu, sabar dan tawakal kepada Allah harus ada dalam diri kita. Jangan pernah
kita bertawakal kepada manusia, sebab tidak layak manusia jadi tempat bergantung
kita.
Akhirnya, Islam harus didakwahkan, disuarakan dengan suara yang lantang. Tidak
boleh berhenti. Hingga akhirnya Islam bisa tegak di muka bumi. Menjadi rahmatan lil
‘alamin.
Semoga Allah SWT menolong kita. Menolong hamba-hamba Allah yang berjuang di
jalan-Nya. Dan, menjadikan kita semua sebagai pilar-pilar tegaknya Islam di muka
bumi. Aamiin

47
https://seruanmasjid.com
MENITI JALAN KEBENARAN

Jamaah yang dirahmati Allah ....

Allah SWT telah menentukan arah perjalanan bagi semua makhluk-Nya. Lihatlah
bulan dan matahari beredar mengikuti arahnya. Lihatlah alam semesta menjalani apa
yang ditentukan oleh Allah SWT. Tak ada satu pun yang menyalahi garis yang telah
ditetapkan oleh Allah.
Kepada manusia, Allah memberikan tuntunan agar selamat dalam mengarungi
kehidupan dunia ini, hingga nanti ke akhirat. Allah SWT memilih utusan-Nya,
manusia terbaik di muka bumi, sebagai pembawa risalah dan suri teladan. Dialah
Rasulullah Muhammad SAW.
Maka hanya orang-orang yang menggunakan akalnya sajalah yang mengikuti
petunjuk Allah SWT dan mengikuti jejak Rasulullah SAW.

َ َ ََّ ‫صرية ن ََ ا ون َ اَُّد ع َِن ويدح َن‬


َ ََّ ‫قُل ه ََّهَ يدَيلَي نَدعو إَ ََل‬
َ ‫اّلِل َوَن ن ََ ا ن َ الح ُم حش َرك‬
‫ْي‬ َ ‫اّلِل َعلَى َْ َ َ َ َ َ َ ُ ح‬ ُ‫ح‬ َ َ‫ح‬
Katakanlah: “Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru kepada
Allah dengan keterangan yang nyata. Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-
orang yang musyrik.” (QS Yusuf: 108)

Jamaah yang dirahmati Allah ....

Di samping jalan Allah, sesungguhnya terbentang jalan-jalan setan. Inilah jalan


kemaksiatan. Mungkin tampak indah di depan mata, tapi celaka pada akhirnya. Jalan
ini siap membelokkan manusia dari orbit yang seharusnya yakni ketaatan kepada
Allah saja menuju murka Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
48
https://seruanmasjid.com
َ َ َ َ َ ُّ َ‫اّلِل و‬
ُ ُ‫ِل الََّّي َ َآننُوا ُُيح َر ُج ُه حم ن َ الظُّلُ َم ت إَ ََل النُّوَ ۖ َوالََّّي َ َك َفُروا ن حَوليَ ُؤُه ُم الطَّ غ‬
‫وت‬ َ َُّ
‫َ النَّ َ ۖ ُه حم فَ َيه َخ لَ ُدو َن‬
ُ ‫َص َح‬
‫كن ح‬
َ ‫ُُيح َرجونَهم َن النُّوَ إَ ََل الظُّلُم‬
َ َ‫ت ۗ نُوٰلَا‬ َ َ ‫ُ ُح‬
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-
pelindungnya ialah thaghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada
kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.” (QS : Al Baqarah : 257)

Ibnu Katsir mengatakan : “Allah SWT mengabarkan bahwasannya Dia akan


memberikan petunjuk kepada orang yang mengikuti jalan-Nya kepada jalan-jalan
keselamatan. Maka Allah akan mengeluarkan hamba-Nya yaitu orang-orang Mukmin
dari kegelapan kekufuran dan keragu-raguan kepada cahaya kebenaran yang jelas,
terang, nyata, mudah dan bercahaya. Dan bahwasanya orang-orang kafir
sesungguhnya pelindung-pelindung mereka adalah setan yang menghiasi mereka
kepada kebodohan dan kesesatan, serta mengeluarkan mereka dan menyimpangkan
mereka dari jalan kebenaran menuju jalan kekufuran dan kedustaan, { Mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya".

Jamaah yang dirahmati Allah ....

Ingat, kebenaran itu dari Allah. Jangan tertipu jumlah dalam menentukan kebenaran.
Belum tentu jumlah yang banyak itu pasti benar. Kebenaran disebut sebagai
kebenaran jika dan hanya jika sesuai dengan dalil Alquran dan Sunnah. Bahkan
terkadang orang yang berada di jalan kebenaran itu sedikit jumlahnya. Allâh Ta’âla
berfirman:

‫يل‬َ ََّ
ٌ ‫َوَن َآن َ َن َعهُ إا قَل‬
“Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit”. (QS Hûd: 40).

49
https://seruanmasjid.com
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berpesan: “Janganlah engkau (mudah) tertipu
dengan apa yang mengelabui orang-orang jahil. Mereka itu mengatakan, ‘Jika orang-
orang itu (yang berada di atas al-haq) betul-betul di atas kebenaran, mestinya jumlah
mereka tidak akan sedikit. Sementara manusia lebih banyak yang tidak sejalan dengan
mereka’. Ingatlah bahwa sesungguhnya orang-orang (yang berada di atas al-haq)
itulah manusia (sebenarnya). Sedang orang-orang yang bertentangan dengan mereka
hanyalah serupa dengan manusia, bukan manusia. Manusia (sebenarnya) hanyalah
orang-orang yang mengikuti al-haq meskipun mereka berjumlah paling sedikit”.
(Miftâhu Dâris Sa’âdah 1/147).

Ingat pula firman Allah SWT:

‫اّلِلَ إَ حن يَتَّدَعُو َن إََّا الظَّ َّ َوإَ حن ُه حم إََّا‬


َّ ‫وك َع ح َيدَ َيل‬ َ‫ِي‬
َ ُّ‫ضل‬ َ َ
ُ َ ‫َوإ حن ُط حع نَ حكثََر َن ح َِف حاَأَح‬
َ َ ََ َ َ َ ََّْ ‫﴾إَ َّن‬١١٦﴿‫صو َن‬
َ ‫ك ُه َو ن حَعلَ ُم َن ح يَض ُّل َع ح َيديله ۖ َوُه َو ن حَعلَ ُم بلح ُم حهتَدي‬ ُ ‫َُيحُر‬
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah mengira-ngira saja. Sesungguhnya
Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.” [QS Al-
An’am:116-117]

Akhirnya, marilah kita semua masuk ke dalam Islam ini secara kaffah, di seluruh aspek
kehidupan. Jangan pernah berpaling sedikit pun. Jangan tergiur oleh bujuk rayu setan,
baik yang berwujud jin maupun manusia. Tetap istiqomah di jalan Allah, meski
kadang berat dan banyak rintangan menghadang.

Semoga Allah SWT jadikan kita hamba-Nya yang beruntung. Aamiin...

50
https://seruanmasjid.com
MENJAGA KEBERLANGSUNGAN DAKWAH

Jamaah yang dimuliakan oleh Allah ...

Salah satu kewajiban seorang Muslim adalah berdakwah. Inilah amaliyah yang
dilaksanakan oleh para Nabi. Nabi Muhammad SAW sendiri mendapatkan perintah
dakwah ini, yang berarti perintah bagi umatnya juga:

َ َ َ ‫ك َب حْلَ حكم َة والحمو َعظََة ح‬


َ ََّْ ‫َد َس ُ إَ َّن‬
‫ك ُه َو‬ ‫اْلَ َسنَة ۖ َو َج د حَلُحم َبلََِّت ه َي ن ح‬ ‫َ َ َح‬ َ ‫حادعُ إَ َ َٰل َيدَ َيل ََْئ‬
َ َ ََ َ َ
َ ‫ض َّل َع ح َيديله ۖ َوُه َو ن حَعلَ ُم بلح ُم حهتَدي‬
َ ‫ن حَعلَ ُم ِبَ ح‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS An Nahl: 125)

Jamaah yang dirahmati Allah ....

Dakwah bukanlah pekerjaan mudah. Makanya, pahalanya begitu tinggi di sisi Allah
SWT. Selalu saja ada ujian menghadang langkah dakwah, baik yang datang dari
orang-orang hasad maupun mereka yang membenci kalimatulLâh. Para penghadang
dakwah inilah yang disebut oleh Allah SWT sebagai syayâthîn. Allah SWT berfirman:

َ‫اِجَ ئ‬
‫س َو ح‬ َ‫ْي ح‬
َ ‫اإلنح‬ َ
َ ‫ب َع ُد ًّوا َريَ ط‬َ َ َ َ
‫ك َج َع حلنَ ل ُك ئل نَ ئ‬
َ ‫َوَك ََّل‬

51
https://seruanmasjid.com
Demikianlah Kami telah menjadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan
(dari jenis) manusia dan jin... (TQS al-An’am [6]: 112).

Imam Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya mengatakan bahwa ujian yang disebutkan
Allah SWT dalam ayat ini tidak hanya menimpa Rasulullah SAW, tetap juga berlaku
umum bagi orang-orang yang mengikuti beliau dalam dakwah.

Jamaah rahimakumullah ....

Dulu Nabi SAW yang mulia pernah disebut sebagai sebagai orang gila (QS al-Hijr: 6),
tukang sihir (QS Shad: 4), penyair gila (QS Shaffat: 37), pemecah-belah persatuan
kaumnya, dsb.

Tak hanya diri Rasul, ajaran Islam juga tak lepas dari berbagai cacian. Al-Quran,
misalnya, disebut sebagai ayat-ayat sihir (QS al-Muddatsir: 24), kumpulan dongeng
(QS al-Muthaffifin: 13); juga dituding sebagai karya orang ‘ajam (non Arab), bukan
kalamullah (QS an-Nahl: 103).

Dan kaum Muslim yang mengikuti Rasulullah SAW pun senantiasa diejek dan disebut
sebagai orang-orang tersesat. Allah SWT berfirman:
َ
َ َ‫َوإَ َذا َن حَوُه حم قَ لُوا إَ َّن َه ُؤَاء ل‬
‫ض لُّو َن‬
Jika mereka melihat orang-orang Mukmin, mereka berkata, “Sungguh mereka itu
benar-benar sesat.” (TQS al-Muthaffifin [83]: 32).

Para tokoh musyrik Quraisy seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan Walid bin Mughirah
bekerja keras siang-malam untuk menjegal dakwah Rasulullah SAW. Abu Lahab
bahkan selalu membuntuti dakwah Nabi SAW dan memprovokasi masyarakat agar
meninggalkan beliau. Nabi SAW yang sebelumnya mereka gelari Al Amin, mereka
musuhi karena membawa ajaran ilahi.

52
https://seruanmasjid.com
Jamaah yang dirahmati Allah .....

Seakan apa yang dialami Nabi dan sahabat, hadir kembali di tengah-tengah kita
sekarang. Dakwah dijegal dan dibungkam. Lihatlah, para ulama dikriminalisasi dan
dituduh sebagai kaum radikal, mengancam kebhinekaan, membawa ajaran yang tidak
sesuai budaya lokal, dll. Bahkan, beberapa pegiat dakwah ditangkap karena dituding
menyebarkan kebencian dan hoax di media sosial.

Tak hanya para dai, ajaran Islam pun dikriminalkan. Khilafah sebagai ajaran Islam
dalam bernegara dituding sebagai ajaran radikal dan menginspirasi terorisme.
Subhanallah ....

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Sebagai Muslim sejati, kita tentu harus meyakini kebenaran ajaran Nabi. Islam datang
untuk mengeluarkan manusia dari keterpurukan hidup menuju keberkahan dan
rahmat Allah SWT (Lihat: QS al-Hadid: 9; QS al-Anbiya’: 107).

Karena itu, mendakwahkan Islam secara kaffah pasti bakal mendatangkan berkah dan
rahmat Allah SWT. Inilah dulu yang tergambar dari kepemimpinan Rasulullah SAW
dan Khulafaur-Rasyidin. Inilah masa terbaik yang seharusnya dicontoh dan
dipedomani kaum Muslim dalam melihat realita kehidupan Islam yang sebenarnya.
Bukan praktik keliru yang terjadi di banyak negeri kaum Muslim, apalagi yang
diperagakan oleh ISIS.

Nabi SAW telah bersabda:

ََّ ‫ضوا َعلَحي َه َبلن ََّو َاج‬ َ َ َ َّ ‫اْللََف َء‬ َ


َ ‫الراردي َ الح َم حهديَئ‬
ُّ ‫ْي َع‬ ُ‫فَ َعلَحي ُك حم َْ ُسن َََّّت َو ُينَّة ح‬
Wajib atas kalian berpegang pada Sunnahku dan sunnah Khulafaur-Rasyidin yang
mendapatkan petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham (HR Ibnu Majah).

53
https://seruanmasjid.com
Jamaah yang dimuliakan Allah ....

Begitulah karakter dakwah, selalu dihadang dan dihalang-halangi. Namun kita tak
boleh mundur sedikitpun dari dakwah.

َّ َّ َ‫ ن حَو لَيُ َسلَئط‬،‫ َولَتَ حن َه ُو َّن َع َ الح ُمحن َك َر‬،‫وف‬


‫ ُُثَّ يَ حدعُو َخيَ ُُك حم‬،‫اّلِلُ َعلَحي ُك حم َرَرا َُك حم‬ َ ‫لَتأحنر َّن َبلحمعر‬
ُ‫َ ُُ َ ح‬
‫َ لَ ُك حم‬
ُ ‫فَال يُ حستَ َج‬
Kalian sungguh-sungguh menyerukan kemakrufan dan mencegah yang munkar atau
Allah benar-benar akan memberikan kekuasaan kepada orang-orang buruk di antara
kalian, lalu orang-orang baik di antara kalian berdoa, tetapi tidak dikabulkan oleh
Allah (HR Ibnu Hibban).

Maka, haram hukumnya meninggalkan dakwah, apalagi menjegal dakwah. Ingat,


orang-orang yang menjegal dakwah sama saja dengan orang yang tidak ingin rahmat
Allah menaungi negeri ini.

Maka dakwah harus terus berlangsung, kapan pun dan di mana pun. Apakah kita
ingin kemungkaran terus merajalela?

Bukankah kemungkaran yang merajalela itu artinya pintu bencana terbuka bagi semua
orang, termasuk orang-orang salih. Perhatikan perkataan Ummu Salamah, istri Nabi
SAW: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

‫ ن ََن فَي َه حم‬،َ‫اّلِل‬


َّ ‫ول‬ ََ َ َ
ُ ‫ فَ ُق حل‬.‫اّلِلُ َْ َع ََّاَ ن ح عحنده‬
َ ‫ ََي َ ُي‬:‫ت‬ َ ‫إَذَا ظَهر‬
َّ ‫ َع َّمهم‬،‫ت الح َم َع َصي َِف ن َُّن َِت‬ ََ
‫ َْلَى‬:‫ص َْلُو َن؟ قَ َل‬
َ ‫س‬
ٌ ‫ن َُ ا‬
Jika ragam kemaksiatan di tengah umatku telah nyata, Allah pasti akan menimpakan
azab-Nya kepada mereka secara merata.” Aku (Ummu Salamah), bertanya, “Wahai

54
https://seruanmasjid.com
Rasulullah, bukankah di tengah mereka itu ada orang-orang yang salih?” Beliau
menjawab, “Benar.” (HR Ahmad).

Tentu kita tidak ingin negeri ini seperti itu. Maka terus gaungkan dakwah Islam secara
kaffah! Semoga Allah meridhai langkah kita. Aamiin. []
ERATKAN UKHUWAH, BUANG ASHOBIYAH

Jamaah Rahimakumullah....

Rasulullah saw. bersabda:

« ُ‫صدَيَّ َة فََقحت لَتُه‬ َ ‫ون قُتَل َحَتت اية َع َميَّة ي حغضب لَحلعصدَيَّ َة نَو ي َق َُل لَحلع‬
َ ‫صدَيَّة ن حَو يَ حدعُو إَ ََل الح َع‬
َ َ ُ ُ ‫ََ ح َ َ َ َ ئ َ َ ُ َ َ ح‬

ٌ‫»ج َهلَيَّة‬
َ
Siapa saja yang mati/terbunuh di bawah panji buta, dia marah karena ‘ashabiyah, atau
berperang karena ‘ashabiyah, atau menyerukan ‘ashabiyah maka matinya adalah mati
jahiliah (HR Ahmad).

Hadis di atas menjelaskan antara lain: Pertama, kaum Muslim haram memerangi
termasuk mempersekusi kaum Muslim lainnya semata-mata atas dasar sikap
‘ashabiyah. Kedua, kaum Muslim haram menyerukan ‘ashabiyah, termasuk membela
dan berperang atas dasar ‘ashabiyah.

Islam datang untuk menghilangkan sekat-sekat perbedaan. Dalam pandangan Islam,


tak ada bangsa, golongan, suku, dan warna kulit yang lebih unggul satu dengan yang
lainnya. Begitu mereka mengaku sebagai Muslim, mereka sama derajatnya. Mereka
adalah hamba Allah, yang diikat dengan satu kalimat yang sama, kalimat “Laa ilaaha
illaLlah Muhammadurrasulullah”.

Siapa yang telah bersaksi dengan kalimat tauhid itu, maka dia adalah saudara. Saudara
seiman, saudara seakidah, karena tuhannya sama, Allah SWT. Rasul yang diutus
55
https://seruanmasjid.com
kepada kita sama, Muhammad SAW. Kitabnya sama, Alquranul Kariim. Dan arah
kiblatnya sama, Ka’bah di Makkah al Mukaromah.

Allah SWT berfirman:

‫َخ َويح ُك حم‬ َ ‫إَََّّنَ الحمؤَننو َن إَخوةٌ فَأ‬


َ ‫ْي ن‬
َ ‫َصل ُحوا َْ ح‬
‫ُح ُ حَ ح‬
Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah di antara saudara-
saudara kalian (QS al-Hujurat [49]: 10).

Terkait ayat di atas, Imam Ali ash-Shabuni dalam Shafwah at-Tafâsir antara lain
menyatakan, “Persaudaraan karena faktor iman jauh lebih kuat daripada
persaudaraan karena faktor nasab.”

Jamaah Rahimakumullah...

Karena itu sikap ‘ashabiyah itu harus dibuang dan dicampakkan seperti yang
diperintahkan oleh Rasul saw. Dalam hal ini Jabir ra. pernah menuturkan bahwa
dalam satu pertikaian, seorang Muhajirin mendorong tubuh seorang Anshar. Lalu
orang Anshar itu berkata, “Tolonglah, hai Anshar!” Orang Muhajirin itu pun berkata,
“Tolonglah, hai Muhajirin!” Mendengar itu Rasulullah saw. bersabda:

ِ ‫ل َع َر ُج ٌل ِمنَ ْال ُوُم َه‬


« َ‫اج ِرين‬ َ ‫اَّللِ َك‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َما بَا ُل دَع َْوى َجا ِه ِليَّة» قَالُوا يَا َر‬
ٌ‫عوهَا فَإِنَّ َها ُم ْنتِنَة‬ُ َ‫ فَقَا َل «د‬.‫ار‬
ِ ‫ص‬ َ ‫» َر ُجَل ِمنَ األ َ ْن‬
“Ada apa dengan seruan jahiliyah itu?” Mereka berkata, “Ya Rasulullah, seseorang
dari Muhajirin memukul punggung seseorang dari Anshar.” Beliau bersabda,
“Campakkan itu. Sebab itu muntinah (tercela, menjijikkan dan berbahaya)!” (HR al-
Bukhari dan Muslim).

56
https://seruanmasjid.com
Maka, sebagai saudara, Islam menuntut kita menunjukkan rasa persaudaraan kita.
Saling membantu dan tolong-menolong, saling menghilangkan kesulitan, bahkan
sekadar menutup aib saudaranya.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak
saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa saja yang menghilangkan suatu
kesulitan dari seorang Muslim, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitan bagi
dirinya di antara berbagai kesulitan pada Hari Kiamat kelak. Siapa saja yang menutupi
aib seorang Muslim, Allah pasti akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat nanti.”
(Muttafaq a’laih).

Karena itu, waspadalah terhadap tipu daya setan dan musuh-musuh Islam yang
menginginkan umat Islam terpecah, berbenturan, dan akhirnya saling bermusuhan.
Hati-hati terhadap fitnah-fitnah yang bertebaran yang memprovokasi, agar sesama
Muslim saling menyakiti dan mencaci maki. Tinggalkan fanatisme buta berkelompok.
Ingat pesan Nabi SAW:

‫ َن ح َخَر َج َن َ الطَّ َع َة َوفَ َ َق‬:‫ول ُهلَ صلى ُهل عليه ويلم‬


ُ ‫ قَ َل َ ُي‬: ‫َع ح نََِب ُهَريح َرَة قَ َل‬

‫صدَ َة َويُ َق َُ ُل‬ َ ‫اِجم عةَ ُُثَّ ن ت ن ت َنيتةً ج َهلَيَّةً ون قُتَل ََتت اية ع َميَّة ي حغض‬
َ ‫ب للح َع‬
ُ َ َ ‫ََ ح َ ح َ َ َ ُئ‬ َ َ َ َ َ َ َ َ َ‫ح‬
َ ‫ض َرَ ْ َّره وفَ َجره اَ ي تَح‬ َ َ ‫لَحلعصد َة فَلَي‬
َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫س ن ح نَُّن ََّت َوَن ح َخَر َج ن ح ن َُّن ََّت َعلَى ن َُّن ََّت يَ ح‬
‫َنح‬ َ ‫َ ََ ح‬
‫س َن َئِن‬ ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ف‬
َ ‫ه‬ َ ‫نؤَننَه واَ ي َفى َْ ََّى عه‬
‫د‬
َ ‫ح‬ َ ‫َح‬ َ َ َ ‫ُح‬
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Siapa yang
keluar dari ketaatan dan memecah-belah jamaah (umat Islam), lalu mati, dia mati
dalam keadaan mati jahiliyah. Siapa yang terbunuh di bawah panji buta, dia marah
untuk kelompok dan berperang untuk kelompok, dia bukan bagian dari umatku.
Siapa saja yang keluar dari umatku untuk memerangi umatku, memerangi orang baik

57
https://seruanmasjid.com
dan jahatnya, serta tidak takut akibat perbuatannya atas orang Mukmin dan tidak
memenuhi perjanjiannya, dia bukanlah bagian dari golonganku.”(HR Muslim,
Ahmad, Ibnu Majah dan an-Nasai).

Jamaah Rahimakumullah...

Persaudaraan sesama muslim adalah persaudaraan karena iman. Perwujudan ukhuwah


islamiyah menunjukkan kualitas keimanan kaum Muslim. Imam Abul Qasim al-
Isbahani mengatakan, “Kelompok yang selalu merujuk dalam segala sesuatu pada al-
Quran dan as-Sunnah pasti akan selalu menjaga persatuan.” .

Alhasil, mari kita eratkan ukhuwah (persaudaraan), kuatkan wihdah (persatuan) dan
rekatkan mahabbah (saling cinta). Niscaya akan lahir al-quwwah (kekuatan). Dengan
itulah kita secara bersama-sama akan mampu meraih ‘izzah (kemuliaan) di dunia dan
akhirat. Saatnya kita menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya ikatan. Saatnya
kita hidup bersama-sama dan saling bekerjasama di bawah Panji Tauhid Lâ ilâha
ilalLâh Muhammad RasululLâh.

58
https://seruanmasjid.com
SURGA UNTUK KAUM BERTAQWA, NERAKA UNTUK PARA PENDOSA

Jamaah Rahimakumullah ....

Hidup adalah sebuah pilihan. Allah karuniakan dalam diri manusia kecenderungan,
ada kecenderungan baik dan ada kecenderungan buruk.

‫فَأَ حَلََم َه فُ ُجوَ َه َوَُ حق َو َاه‬


Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya
(QS. Asy Syams: 8)

Potensi baik dan buruk tidak pernah memaksa diri kita. Tapi kitalah yang memilih
apakah memilih ketakwaan, ataukan justru kefasikan. Maka, sangat adil jika kemudian
Allah menghisap kita atas perbuatan yang kita pilih, nanti di hari perhitungan.

Jamaah Rahimakumullah...

Siapa yang timbangan amal kebaikannya lebih berat dibandingkan amal buruknya,
baginya surga. Dan itu hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang bertakwa.

Allah SWT berfirman:


59
https://seruanmasjid.com
َ َ
َ ‫إَ َّن ل حل ُمتَّق‬
‫ْي َن َف ًزا‬
Sungguh orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan (TQS an-Naba`[78]: 31).

Menurut al-Jazairi, mereka adalah orang yang menjauhi syirik dan kemaksiatan karena
takut kepada azab-Nya (Al-Jazairi, Aysar al-Tafâsîr, 5/502).

Sementara, siapa yang amal buruknya lebih banyak dibandingkan amal kebaikannya,
maka balasannya adalah neraka. Mereka adalah para para pendosa.

Allah SWT berfirman:

‫انحطَلَ ُقوا إَ ََل َن ُكحن تُ حم ََْه ُ َك ئََُّْو َن‬


(Dikatakan kepada mereka pada Hari Kiamat), "Pergilah kalian menuju azab yang
dulu kalian dustakan.” (TQS al-Mursalat [77]: 25).

Pernyataan ini ditujukan kepada kaum kafir pada Hari Kiamat kelak (Al-Qurthubi, Al-
Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, 19/162).

Dalam ayat selanjutnya Allah SWT menegaskan:

َ َ َ
َ ََّْ‫َويح ٌل يَ حوَناَّ ل حل ُم َك ئ‬
‫ْي‬
Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (TQS al-
Mursalat [77]: 28).

Wahbah az-Zuhaili berkata mengenai ayat ini: “Azab dan kehinaan pada Hari Kiamat
yang menegangkan disediakan untuk orang-orang yang mendustakan para utusan
Allah SWT dan ayat-ayat-Nya. Tidak ada tempat lari bagi mereka dari azab-azab itu.”
(Az-Zuhaili, At-Tafsîr al-Munîr, 29/327).

60
https://seruanmasjid.com
Jamaah Rahimakumullah...

Surga dan neraka itu begitu jelas. Allah tunjukkan gambarannya dengan sangat nyata.
Sangat aneh bila ada orang yang mengaku beriman, tapi mengingkari hari
pembalasan.

Maka orang yang cerdas, tentu berharap ridha Allah untuk menggapai surgaNya.
Pertanyaannya, bagaimana caranya?

Tidak ada jalan lain kecuali benar-benar mengamalkan Islam secara kaffâh (total).
Sebab, Islam adalah agama yang syâmil (menyeluruh). Dalam arti, Islam menjelaskan
semua hal dan mengatur segala perkara: akidah, ibadah, akhlak, makanan, pakaian,
mumamalah, ‘uqûbât (sanksi hukum), dll. Tak ada satu perkara pun yang luput dari
pengaturan Islam. Hal ini Allah SWT tegaskan di dalam al-Quran:

‫َ َُحد يَ ً ا لَ ُك َئل َر حيء‬ َ َ ‫ونََّزلحنَ علَي‬


َ َ‫ك الحكت‬‫َ َح‬
Kami telah menurunkan kepada kamu al-Quran sebagai penjelas segala sesuatu (TQS
an-Nahl [16]: 89).

Islam sekaligus merupakan agama yang kâmil (sempurna). Tak sedikit pun memiliki
kekurangan. Hal ini Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya:

ً‫اإل حي َال َم َدين‬


َ‫يت لَ ُكم ح‬ َ َ
ُ ُ ‫ت َعلَحي ُك حم ن حع َم َِت َوَض‬
َ
ُ ‫الحيَ حوَم نَ حك َم حل‬
ُ ‫ت لَ ُك حم دينَ ُك حم َونحَْتَ حم‬
Pada hari ini Aku telah menyempurnakan untuk kalian agama kalian (Islam), telah
melengkapi atas kalian nikmat-Ku dan telah meridhai Islam sebagai agama bagi kalian
(TQS al-Maidah [5]: 3).

Jamaah Rahimakumullah....

61
https://seruanmasjid.com
Totalitas dan kesempurnaan Islam tentu tidak akan tampak kecuali jika kaum Muslim
mengamalkan Islam secara kâffah (total) dalam seluruh segi kehidupan. Inilah yang
Allah SWT perintahkan secara tegas dalam al-Quran:

َ َ ‫َي نَيُّه الَّ ََّي آَننُوا حادخلُوا َِف‬


ٌ َ‫الس حل َم َك فَّةً َوَا َُتَّدَعُوا ُخطَُوات الشحَّيطَ َن إَنَّهُ لَ ُك حم َع ُدو ُند‬
‫ْي‬ ‫ئ‬ ُ َ َ َ َ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan,
dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang
nyata bagi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 208).

Karena itu kaum Muslim diperintahkan untuk melaksanakan seluruh syariah yang
dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Tak sepatutnya kaum Muslim mempraktikkan
aturan-aturan lain yang bersumber dari Barat yang diajarkan oleh Motesquie, Thomas
Hobbes, John Locke, dll yang melahirkan sistem politik demokrasi; atau yang
diajarkan John Maynard Keynes, David Ricardo, dll yang melahirkan sistem ekonomi
kapitalisme.

Allah mengecam memilah dan memilih hukumnya, sebagaimana firmanNya:

‫ي َِف‬ َ َ َ َ َ‫َ وَُ حك ُفرو َن َْد عض فَم جزاء ن ي حفعل ذَل‬


َ َ‫ض الح َكت‬ َْ ‫نَفَتُ حؤَننُو َن‬
ٌ ‫ك نحن ُك حم إَّا خحز‬ ُ َ َ ‫ح‬ َ ُ َ َ َ ‫ح‬ َ ُ َ َ ‫ع‬
‫ح‬ ‫د‬
َ
‫اّلِلُ َْغَ فَل َع َّم َُ حع َملُو َن‬ َ ََّ ‫َر ئَد الحع‬
َّ ‫اَ َوَن‬ َ َ َ ‫ح‬
َ َ ‫اْلَيَ ة الدُّنحيَ َويَ حوَم الحقيَ َنة يَُرُّدو َن إَ ََل ن‬
Apakah kalian mengimani sebagian al-Kitab serta mengingkari sebagian yang lain?
Tiada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia dan pada Hari Kiamat nanti mereka akan dilemparkan ke
dalam siksa yang amat keras. Allah tidaklah lalai atas apa saja yang kalian kerjakan
(TQS al-Baqarah [2]: 85).

Ayat ini menyebut, mengingkari atau menolak sebagian wahyu Allah SWT dalam
Kitab-Nya cukup menjadikan pelakunya diazab artinya menjadi ahli neraka.

62
https://seruanmasjid.com
Maka siapapun yang menolak syariah Allah SWT, azab Allah menantinya. Oleh
karena itu, pegang erat Islam ini dengan genggaman yang kuat di tengah gagasan-
gagasan sesat yang disebarkan kaum liberal.

Semoga kita tetap istiqamah dalam Islam dan menjadi calon-calon penghuni surga.
Aamiin.

MENJAGA KEYAKINAN DAN TOLERANSI HAKIKI

Jamaah Rahimakumullah...

Agama yang Allah SWT ridhai hanyalah Islam. Ini adalah prinsip yang harus ada
dalam diri setiap Muslim. Selain Islam adalah kekufuran dan kesesatan. Allah SWT
berfirman:

َ‫اّلِلَ ح‬
َّ ‫َعحن َد‬ َ َ
‫اإل حي َال ُم‬ َ ‫إ َّن ال ئدي‬
Sungguh agama yang diakui di sisi Allah hanyalah Islam (TQS Ali Imran [3]: 19).

Allah SWT pun berfirman:

َ ‫اإلي َالَم َدينً فَلَ ي حقدل َنحنه وهو َِف حاَل َخرَة َن ح‬
َ ‫اْلَ ي َري‬ َ َ ََُ ُ َ َ ُ ‫ح‬ ‫َوَن ح يَحد تَ َغ َغحي َر حَ ح‬

63
https://seruanmasjid.com
Siapa saja yang mencari agama selain Islam tidak akan diterima dan di Akhirat dia
termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang rugi (TQS Ali Imran [3]: 85).

Namun, demikian Islam memiliki konsep hidup bersama dengan orang yang
beragama lain.
Islam menggariskan sejumlah ketentuan antara lain:
Pertama, Islam tidak akan pernah mengakui kebenaran agama dan keyakinan selain
Islam. Seluruh keyakinan dan agama selain Islam adalah kekufuran. Demokrasi,
pluralisme, sekularisme, liberalisme dan semua paham yang lahir dari paham-paham
tersebut adalah kufur. Agama Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, kebatinan dan lain
sebagainya, semuanya kufur. Siapa saja yang menyakini agama atau paham tersebut,
baik sebagian maupun keseluruhan, adalah kafir. Jika pelakunya seorang Muslim maka
ia telah murtad dari Islam. Tidak ada toleransi dalam perkara semacam ini.

Kedua, tidak ada toleransi dalam perkara-perkara yang telah ditetapkan oleh dalil-
dalil qathi, baik menyangkut masalah akidah maupun hukum syariah. Dalam perkara
akidah, Islam tidak pernah mentoleransi keyakinan yang bertentangan pokok-pokok
akidah Islam semacam ateisme, politheisme, keyakinan bahwa al-Quran tidak lengkap,
keyakinan adanya nabi dan rasul baru setelah wafatnya Nabi saw., pengingkaran
terhadap Hari Akhir dan lain-lain. Adapun dalam persoalan hukum syariah, Islam,
misalnya, tidak mentoleransi orang yang menolak kewajiban shalat, zakat, puasa dan
berbagai kewajiban yang telah ditetapkan berdasarkan dalil qathi.

Ketiga, Islam tidak melarang kaum Muslim untuk berinteraksi dengan orang-orang
kafir dalam perkara-perkara mubah seperti jual-beli, kerjasama bisnis, dan lain
sebagainya. Larangan berinteraksi dengan orang kafir terbatas pada perkara yang
dilarang oleh syariah, seperti menikahi wanita musyrik (kecuali Ahlul Kitab),
menikahkan wanita Muslimah dengan orang kafir, dan lain sebagainya. Ketentuan ini
tidak bisa diubah dengan alasan toleransi.

64
https://seruanmasjid.com
Keempat, adanya ketentuan-ketentuan di atas tidak menafikan kewajiban kaum
Muslim untuk berdakwah dan berjihad melawan orang-orang kafir di mana pun
mereka berada. Hanya saja, pelaksanaan dakwah dan jihad harus sejalan dengan
syariah. Orang kafir yang hidup di Negara Islam dan tunduk pada kekuasaan Islam,
dalam batas-batas tertentu, diperlakukan sebagaimana kaum Muslim. Hak dan
kewajiban mereka sebagai warga negara Daulah Islam sama dengan kaum Muslim.
Harta dan jiwa mereka dilindungi. Adapun terhadap kafir harbi maka hubungan
dengan mereka adalah hubungan perang. Seorang Muslim dilarang berinteraksi dalam
bentuk apapun dengan kafir harbi fi’lan.

Jamaah Rahimakumullah...

Inilah konsep Islam. Islam telah mengajarkan dan memperagakan toleransi dengan
begitu apik sejak masa Rasulullah saw. Islam memberikan tuntunan bagaimana
menghargai dan menghormati pemeluk agama lain. Tidak memaksa non-Muslim
untuk masuk Islam.
Rasul saw. pernah menjenguk orang Yahudi yang sedang sakit, melakukan transaksi
jual-beli dengan non-Muslim, menghargai tetangga non-Muslim, dsb. Negara Islam
perdana di Madinah yang Rasul saw. pimpin kala itu juga menunjukkan
kecemerlangannya dalam mengelola kemajemukan. Umat Islam, Nasrani dan Yahudi
hidup berdampingan satu sama lain. Meski mereka hidup dalam naungan
pemerintahan Islam, masyarakat non-Muslim mendapatkan hak-hak yang sama
sebagai warga negara, memperoleh jaminan keamanan, juga bebas melakukan
peribadatan sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Islam juga mengajarkan bahwa penyimpangan hal pokok (ushul) dalam Islam tidak
boleh ditoleransi, tetapi wajib diluruskan. Namun, perbedaan dalam cabang (furu)
harus dihargai dengan jiwa besar dan lapang dada.
Perlakuan adil Negara Khilafah terhadap non-Muslim bukan sekadar konsep, tetapi
benar-benar diaplikasikan. Bukan juga berdasar pada tuntutan toleransi ala Barat,
melainkan karena menjalankan hukum syariah Islam.

65
https://seruanmasjid.com
Jamaah Rahimakumullah...

Maka, bila hari ini ada kalangan yang menuding islam itu tidak toleran atau
intoleran, kita patut waspada. Jangan-jangan mereka menghembuskan jargon itu
untuk menyerang Islam. Mereka gunakan mulut-mulut mereka untuk memadamkan
cahaya Allah. Hati-hati ini adalah upaya musuh-musuh Islam menjauhkan umat islam
dari keyakinan kebenaran agama ini. Mereka ingin kita mengakui kebenaran ajaran
agama mereka.
Firman Allah SWT:

‫َّص َ ٰى َد َّ َّٰت َُتَّدَ َع َنلَّتَ ُه حم‬


َ ‫ود َوَا الن‬
ُ ‫ك الحيَ ُه‬
َ ‫ض ٰى َعحن‬
َ ‫َولَ ح َُ حر‬
Dan tidak akan pernah ridha kaum Yahudi dan Nasrani hingga kalian mengikuti
millah (cara/pandangan hidup) mereka.... (QS Al Baqarah: 120)

MEMAHAMI AJARAN ISLAM

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Konsekuensi takwa adalah selalu taat dan tunduk kepada Allah. Apapun yang
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah sebuah kebaikan. Bukankah Allah
Yang Maha Tahu atas ciptaan-Nya, kita dan seluruh dunia ini?

66
https://seruanmasjid.com
َ ‫الس حل َم َكآفَّةً واَ َُتَّدَعواح خطُو‬
‫ات الشحَّيطَ َن إَنَّهُ لَ ُك حم َع ُدو ُّندَْي‬ َ َ َ َّ
َ ُ ُ َ ‫ََي نَيُّ َه الَّي َ َآننُواح حاد ُخلُواح ِف ئ‬
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah (2) : 208)
Sungguh Allah dan Rasul-Nya telah memberikan tuntunan kehidupan secara sempurna
kepada kita. A sampai Z. Dari urusan kecil, membersihkan najis, hingga mengatur
urusan negara. Inilah karunia Allah yang besar bagi orang-orang yang beriman.

Jamaah yang dirahmati Allah ....

Sayang ada sebagian Muslim yang seolah menganggap ajaran Islam harus dipegang
teguh jika dinyatakan secara tekstual di dalam al-Quran. Jika tidak, maka seolah itu
bukan ajaran Islam. Jika pun dianggap sebagai ajaran Islam, tidak perlu diutamakan
dan diamalkan; boleh saja ditinggalkan.

Contohnya adalah tentang khilafah. Mereka menolak Khilafah sebagai bagian dari
ajaran Islam. Mereka berdalih, Khilafah tidak ada di dalam al-Quran. Yang ada dalam
al-Quran, kata mereka, adalah khalifah, sebagaimana seperti dalam terjemahan surat
al-Baqarah ayat 30, bukan khilafah.

Jamaah yang dirahmati Allah......

Benarkah demikian? Mari kita lihat. Banyak ajaran Islam yang tidak disebutkan secara
tekstual di dalam al-Quran. Adanya justru di dalam As-Sunnah. Penolakan terhadap
Khilafah dengan alasan tidak ada dalam al-Quran juga menyiratkan penolakan
terhadap apa yang tercantum dalam as-Sunnah.

Kalaulah Khilafah dianggap sebagai hal yang masih diperselisihkan, maka kembalikan
kepada al-Quran dan as-Sunnah. Allah SWT berfirman:

67
https://seruanmasjid.com
﴾‫ول إَن ُكنتُ حم ُ حؤَننُو َن َب َّّلِلَ َوالحيَ حوَم حاَل َخ َر‬
َ ‫الري‬ ََّ ‫﴿فََإن َُن زعتم َِف ريء فَرُّدوه إَ ََل‬
ُ َّ ‫اّلِل َو‬ ُ ُ ‫َ َ حُ ح َ ح‬
Jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah sesuatu itu
kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah) jika kalian benar-benar mengimani
Allah dan Hari akhir... (TQS an-Nisa’ [4]: 59).

Terkait ayat di atas, Imam Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini menunjukkan bahwa siapa
saja yang tidak berhukum dalam obyek perselisihan pada al-Kitab dan as-Sunnah dan
tidak merujuk pada keduanya bukanlah orang yang mengimani Allah dan Hari Akhir.
Sebagaimana ayat di atas, banyak ayat lain yang memerintahkan kita untuk berhukum
dengan hukum Islam. Contohnya adalah firman Allah SWT:

‫﴿فَ حد ُك حم َْحي نَ ُه حم َِبَ نَنح َزَل ُهلُ َواَ َُتَّدَ حع ن حَه َواءَ ُه حم َع َّم َج ءَ َك َن َ ح‬
﴾‫اْلََئق‬
Putuskan hukum di antara mereka berdasarkan apa (wahyu) yang telah Allah
turunkan dan janganlah kamu menuruti hawa nafsu mereka untuk meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu (TQS al-Maidah [5]: 48).

Perintah semacam ini bertebaran dalam al-Quran. Kewajiban ini pun berlaku untuk
seluruh manusia sejak Rasulullah saw. diutus hingga Hari Kiamat.

Jamaah yang dimuliakan Allah .....

Banyak kewajiban yang Allah SWT perintahkan di dalam al-Quran, misalnya dalam
perkara kepemimpinan; dalam perkara ibadah yang memerlukan peran penguasa
seperti pemungutan zakat, masalah ekonomi, jihad, hudûd dan jinâyat dan
sebagainya.

68
https://seruanmasjid.com
Sejak hijrah ke Madinah, Rasul saw memberikan kita contoh bagaimana
mengimplementasikan semua hukum itu sebagai seorang kepala negara. Pasca beliau,
para khalifah-lah yang melanjutkan kepemimpinan atas umat. Hal ini beliau jelaskan
dalam sabda beliau:

« ‫ِب َْ حع َدى َو َيتَ ُكو ُن‬


َّ ََ‫ك نََِب َخلَ َفهُ نََِب َوإَنَّهُ اَ ن‬
َ َ‫وي ُه ُم اَأَنحدَيَ ءُ ُكلَّ َم َهل‬
ُ ‫يل َُ ُس‬
َ َ
َ ‫ت َْنُو إ حيَرائ‬
‫َك نَ ح‬
‫»خلَ َف ءُ فَتَ حكثُُر‬
ُ
Bani Israil dulu dipimpin dan diurusi oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, ia
digantikan oleh nabi yang lain. Sungguh tidak ada nabi setelahku. Yang akan ada
adalah para khalifah dan jumlah mereka banyak (HR Muslim).

Jamaah yang dirahmati Allah.....

Hadits tersebut menjelaskan siapa yang mengurus umat ini setelah beliau tiada. Karena
tidak ada lagi nabi sesudah beliau. Oleh karena itu, kewajiban itu ada dalam Sunnah
Nabi SAW.

Kewajiban mengangkat imam/khalifah sama dengan kewajiban menegakkan khilafah.


Hal itu juga ditegaskan dalam sabda Rasul saw:

«ً‫ت َنحي تَةً َج َهلَيَّة‬ ََ


َ ‫س َِف عُنُقه َْحي َعةٌ َن‬
َ ‫ت َو لَحي‬
َ ‫» َن ح َن‬
Siapa saja yang mati, sedangkan di lehernya tidak ada baiat (kepada imam/khalifah),
maka ia mati jahiliah (HR Muslim).

Berdasarkan hadis di atas, menurut Syaikh ad-Dumaiji, mengangkat imam (khalifah)


hukumnya wajib (Ad-Dumaiji, Al-Imâmah al-‘Uzhma ‘inda Ahl as-Sunnah wa al-
Jamâ’ah, hlm. 49).

Hakikat ini dipahami betul oleh para Sahabat. Imam Ibnu Hajar al-Haitami
menyatakan, “Sungguh para Sahabat—semoga Allah meridhai mereka—telah sepakat

69
https://seruanmasjid.com
bahwa mengangkat imam (khalifah) setelah zaman kenabian berakhir adalah wajib.
Bahkan mereka menjadikan upaya mengangkat imam/khalifah sebagai kewajiban
paling penting. Faktanya, mereka lebih menyibukkan diri dengan kewajiban itu
dengan menunda (sementara) kewajiban menguburkan jenazah Rasulullah saw.” (Al-
Haitami, Ash-Shawâ’iq al-Muhriqah, hlm. 7).

Ijmak Sahabat itu, seperti yang ditegaskan oleh Imam al-Ghazali, tidak bisa di-naskh
(dihapuskan/dibatalkan) (Al-Ghazali, Al-Mustashfâ, 1/14). Jadi Ijmak Sahabat tentang
kewajiban mengangkat khalifah atau menegakkan Khilafah tidak bisa dibatalkan oleh
kesepakatan orang sesudahnya, termasuk kesepakatan orang zaman sekarang,
kalaupun benar ada kesepakatan itu.

Semoga Allah membuka mata kita dan menjadikan kita semakin cinta kepada Islam
dan ajarannya. Aamiin.

MERAIH PREDIKAT TAQWA DENGAN PUASA

Jamaah Rahimakumullah ....

70
https://seruanmasjid.com
Alhamdulillah, atas karunia Allah, kita masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan
1440 H. Sungguh banyak orang yang berharap sampai di bulan mulia ini, tapi ajal
telah menghampirinya.

Karena itu, mari jadikan puasa Ramadhan kali ini benar-benar kita bisa meraih
ketakwaan sejati sebagaimana yang Allah SWT kehendaki:

‫ب َعلَى الَّ ََّي َ َن ح قَ حدلَ ُك حم لَ َعلَّ ُك حم َُتَّ ُقو َن‬


َ َ ُ َ
َ ‫َي نَيُّه الَّ ََّي آننُوا ُكتَب علَي ُكم‬
َ‫الصي م َكم ُكت‬
‫ئ‬ ُ ‫َ َح‬ َ َ َ َ
Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana
puasa itu pernah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa
(TQS al-Baqarah [2]: 183).

Inilah janji Allah. Manakala umat ini mengerjakan ibadah puasa dengan benar, sesuai
tuntunan al-Quran dan as-Sunnah, dan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah
SWT, niscaya takwa sebagai hikmah puasa itu akan dapat terwujud.

Jamaah yang dirahmati Allah ...

Mungkin kita sudah terlalu sering mendengar kata ‘takwa’. Tak ada salahnya kita
menyegarkan kembali pemahaman kita tentang makna kata takwa ini. Imam ath-
Thabari, saat menafsirkan surat Al Baqarah: 183, antara lain mengutip Al-Hasan
menyatakan, “Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa
saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka dan melaksanakan perkara apa saja
yang telah Allah titahkan atas diri mereka.” (Lihat: Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân li
Ta’wîl al-Qur’ân, I/232-233).

Dengan demikian, jika takwa adalah buah dari puasa Ramadhan yang dilakukan oleh
setiap Mukmin, idealnya usai Ramadhan, setiap Mukmin senantiasa takut terhadap
murka Allah SWT. Lalu ia berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
semua larangan-Nya. Ia berupaya menjauhi kesyirikan. Ia senantiasa menjalankan
71
https://seruanmasjid.com
ketaatan. Ia takut untuk melakukan perkara-perkara yang haram. Ia senantiasa
berupaya menjalankan semua kewajiban yang telah Allah SWT bebankan kepada
dirinya.

Maka, menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya
tentu dengan mengamalkan seluruh syariah-Nya baik terkait aqidah dan ubudiah;
makanan, minuman, pakaian dan akhlak; muamalah (ekonomi, politik, pendidikan,
pemerintahan, sosial, budaya, dll); maupun ‘uqubat (sanksi hukum) seperti hudud,
jinayat, ta’zir maupun mukhalafat.

Bukan takwa namanya jika seseorang biasa melakukan shalat, melaksanakan puasa
Ramadhan atau bahkan menunaikan ibadah haji ke Baitullah; sementara ia biasa
memakan riba, melakukan suap dan korupsi, mengabaikan urusan masyarakat,
menzalimi rakyat dan menolak penerapan syariah secara kâffah.

Jamaah yang dimuliakan Allah ...

Menarik pendapat Syeikh Ali Ash-Shabuni ketika menafsirkan al-Quran surat al-
Baqarah ayat 1-5, mengutip pernyataan Ibnu ‘Abbas ra, yang menyatakan, “Orang-
orang yang bertakwa adalah mereka yang takut berbuat syirik (menyekutukan Allah
SWT) sembari menjalankan ketaatan kepada Allah SWT.” (Lihat: Ali ash-Shabuni,
Shafwah at-Tafasir, I/26).

Takut berbuat syirik maknanya adalah takut menyekutukan Allah SWT dengan
makhluk-Nya baik dalam konteks aqidah maupun ibadah, termasuk tidak meyakini
sekaligus menjalankan hukum apapun selain hukum-Nya. Mengapa? Karena hal itu
pun bisa dianggap sebagai bentuk kesyirikan. Pasalnya, Allah SWT telah berfirman:

َ‫اّلِل‬
َّ ‫ون‬َ ‫اَ ََّّتَ َُّوا نَدد هم و هد نَهم نَ بب َن د‬
ُ ‫ح َ َُ ح َُح َ ُ ح حَ ً ح‬
Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah menjadikan para pendeta dan para rahib
mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah... (TQS at-Taubah [9]: 31).

72
https://seruanmasjid.com
Ketika ayat ini dibaca oleh Baginda Nabi SAW, datanglah Adi bin Hatim kepada
beliau dengan maksud hendak masuk Islam. Saat Adi bin Hatim—yang ketika itu
masih beragama Nasrani—mendengar ayat tersebut, ia kemudian berkata, “Wahai
Rasulullah, kami (orang-orang Nasrani, pen.) tidak pernah menyembah para pendeta
kami.” Akan tetapi, Baginda Nabi saw. membantah pernyataan Adi bin Hatim
sembari bertanya dengan pertanyaan retoris, “Bukankah para pendeta kalian biasa
menghalalkan apa yang telah Allah haramkan dan mengharamkan apa yang telah
Allah halalkan, lalu kalian pun menaatinya?” Jawab Adi bin Hatim, “Benar, wahai
Rasulullah.” Beliau lalu tegas menyatakan, “Itulah bentuk penyembahan kalian
terhadap para pendeta kalian.” (Imam al-Baghawi, Ma’alim at-Tanzil, IV/39)

Boleh jadi sekarang para pendeta dan para rahib itu tidak lagi membuat hukum. Tapi
lihatlah, bukankah peran mereka sudah digantikan oleh penguasa dan wakil rakyat
dalam sistem demokrasi? Coba perhatikan, bukankah mereka menentukan hukum
yang menabrak hukum-hukum Allah. Yang Allah haramkan, mereka halalkan. Yang
Allah bolehkan, malah mereka larang. Zina yang haram, mereka lokalisasi. Nikah yang
sah, tak diizinkan karena dianggap di bawah umur. Dan sebagainya.

Jamaah rahimakumullah ...

Karena itu, mari momentum puasa Ramadhan kali ini kita jadikan tonggak perbaikan
diri dan umat ini. Jangan sampai kita tak mendapat apa-apa, sebagaimana sabda Nabi
SAW:

ََ َ َ َ َ
ُ‫س لَهُ ن ح صيَ نه إََّا ا حِجُوع‬
َ ‫ص ئم لَحي‬
َ ‫َك حم ن ح‬
Betapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apapun selain rasa laparnya saja
(HR Ahmad).

Maka, seharusnya pasca Ramadhan akan lahir manusia-manusia baru yang


berkepribadian Islam. Mendasarkan seluruh perilakunya berdasarkan syariat Islam,

73
https://seruanmasjid.com
halal dan haram. Menginginkan pemimpin yang memimpinnya adalah orang yang
bertakwa. Dan, merindukan penerapan syariah Islam secara kaffah, serta
mencampakkan sekulerisme, liberalisme, kapitalisme, pluralisme, dan isme-isme
lainnya yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam.

Semoga kita semua sukses melaksanakan puasa Ramadhan ini sehingga ketakwaan
sejati terwujud dalam diri kita, masyarakat kita, dan negeri kita. Aamiin.

HENTIKAN RIBA.!

74
https://seruanmasjid.com
Jamaah Rahimakumullah...

Berhati-hatilah, jangan sampai Allah murka kepada kita karena kita ingkar terhadap
perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya. Ingat, Allah Sang Penguasa alam semesta
bisa berbuat apa saja terhadap makhluk-Nya di muka bumi ini, hanya dengan
perkataanNya: “Kun!”, maka terjadilah apa yang terjadi, tanpa ada yang bisa
menghalangi.
Sungguh, kalau kita mau mengintrospeksi diri, masyarakat, dan negara kita, banyak
dosa yang kita lakukan. Satu di antaranya adalah riba. Padahal, Rasulullah SAW telah
memperingatkan dengan sangat gamblang dampak riba tersebut.

َ‫ فَ َق حد نَدلُّوا َِبَنح ُف َس َهم ع ََّاَ ُهل‬،‫الرب َِف قَرية‬ َ‫إَذَا ظَ َهر ئ‬


َ َ ‫ح‬ ‫َح‬ َ ‫الزَ ا َو ئََ ح ح‬ َ
Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka
telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri. (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan
ath-Thabrani).

Lihatlah fakta sekarang, riba tidak hanya menyebar di kampung atau desa, tapi telah
menjadi pilar-pilar ekonomi negara. Lalu, bagaimana mungkin negeri ini akan
mendapat keberkahan dari Allah SWT?

Jamaah Rahimakumullah...

Allah SWT memberikan ancaman yang keras terhadap mereka yang terlibat riba.
Firman-Nya:

َ َ ‫الَّ ََّي َيح ُكلُو َن ا َلرب َا ي ُقونو َن إََّا َكم ي ُقوم الَّ ََّي ي تخدَّطُه الشَّيطَ ُن َن الحم‬
َ ‫س ٰذَل‬
‫ك َِبَنَّ ُه حم‬ ‫َ َ ئ‬ ‫ََ َ ُ ح‬ ُ َ َ ُ َ َ‫ئ‬ ََ
َ َ َ َ ‫قَ لُوا إَََّّنَ الحدَ حي ُع َنثحل‬
ُ‫الرَب فَ َم ح َج ءَهُ َن حوعظَةٌ ن ح ََْئه فَ نحتَ َه ٰى فَلَه‬
َ ‫اّلِلُ الحدَ حي َع َو َدَّرَم‬
‫ئ‬ َّ ‫َد َّل‬
َ ‫الرَب ۗ َون‬
‫ُ ئ‬
‫َ النَّ َ ۖ ُه حم فَ َيه َخ لَ ُدو َن‬
ُ ‫َص َح‬
‫كن ح‬
ََّ ‫ن يلَف ونَنره إَ ََل‬
َ َ‫اّلِل ۖ َوَن ح َع َد فَأُوٰلَا‬ ُُ ‫َ َ َ َ ح‬
75
https://seruanmasjid.com
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah [2]: 275)

Ayat tersebut menjelaskan keharaman riba. Dan balasan bagi mereka yang memakan
riba tidak lain adalah neraka jahannam. Tidak heran jika riba ini termasuk salah satu
dari tujuh dosa besar. Rasulullah SAW bersabda:

َ ‫ و‬،‫لشرُك‬
‫ َوقَ حت ُل‬،‫الس ححُر‬ َ ‫اَجتَنَدوا السدع الحموََْق‬
َ َ‫ ”ا‬:‫ ون ه ؟ قَ َل‬،َ‫ َي يوَل ُهل‬:‫ت“ قَ لُوا‬
َ ‫ح‬ ُ
َ ََ ُ َ
‫ح َ ح‬ ‫ح ُ َح َ ُ ح‬
َ ‫الزد‬ ََ َ َ َ َ َ
‫ف‬
ُ َّ‫ َوقَ ح‬،‫ف‬ ‫ َوالت ََّوَ ح‬،‫ َونَ حك ُل َن ل الحيَتحيم‬،‫ َونَ حك ُل الرَب‬،‫س الََ حِت َدَّرَم ُهلُ إاَ ب حْلَق‬
‫ِل يَ حوَم َّ ح‬ َ ‫النَ حف‬

َ َ َ ‫الحمح‬
َ َ‫ت الحمؤَنن‬
‫ت‬ ‫صنَ ت الحغَ فالَ ُ ح‬
َ ‫ُح‬
“Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan!’ Mereka (para shahabat Nabi SAW)
bertanya, ’Apa itu?’ Sabda Nabi, ’Syirik, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah
kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari
dari peperangan, dan menuduh zina kepada wanita Mukmin yang baik-baik.” (HR
Bukhari)
Jamaah Rahimakumullah...

Tidak hanya itu, begitu besarnya dosa riba hingga Rasulullah SAW pun melaknatnya.
Sabda beliau:

76
https://seruanmasjid.com
‫ ” ُه حم‬:‫ َوقَ َل‬،“‫ َو َر َه َديحَه‬،ُ‫ َوَك َُدَه‬،ُ‫ َوُن حوكَلَه‬،‫ آكَ َل ال َرَب‬:‫صلئ َى ُهلُ َعلَحي َه َو َيلَّ َم‬ َ
َ ‫لَ َع َ َ ُي حو ُل ُهل‬

ٌ‫َي َواء‬
“Rasulullah SAW telah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan
riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Sabda Nabi SAW,’Mereka sama saja [dalam
hal dosanya].” (HR Muslim)

Dalam sabdanya yang lain, kata Nabi SAW:

َ ‫اَل َرب ثَالَثَةٌ ويد عو َن ببً نَيسره َنثحل نَ حن ي حن‬


ُ‫الر ُج ُل نَُنه‬ ُ‫ك‬
َ َ َ ُ ََُ ‫َ َح ُح َ ح‬ َ
“Riba mempunyai 73 macam dosa, yang paling ringan seperti laki-laki yang menikahi
(berzina) dengan ibu kandungnya sendiri.” (HR Hakim).

Juga sabda beliau:

َ َ َ َ ‫َد هم َب َيح ُكلُه الرجل وهو ي علَم ن‬


َ ‫َر ُّد ن ح يت َوثَالَث ح‬
‫ْي َزنحيَة‬ ُ ‫حَ ُ َ َ ُ َ ُ ُ ََُ َح‬
“Satu dirham riba yang dimakan seseorang sedang dia mengetahuinya, lebih berat
dosanya daripada 36 kali berzina.” (HR Ahmad).

Jamaah Rahimakumullah...

Maka kita tak patut heran, bila banyak kesempitan melanda negeri ini. Riba yang jelas
haram malah dijadikan sumber pendapatan. Malah, riba dipelihara oleh negara
sebagai pilar ekonomi dan dijadikan sumber keuangan negara.
Secara pribadi, banyak Muslim menjadi pelaku riba dan menikmatinya. Dan dalam
skala yang lebih besar, negara menjadi mesin riba, bahkan menjadi pelaku riba yang
terbesar karena telah mengutang kepada lembaga internasional seperti IMF dan Bank
Dunia serta negara kaya, yang ribanya saja mencapai ratusan triliun per tahun.
Bukankah ini pelanggaran nyata terhadap syariah Allah SWT?

77
https://seruanmasjid.com
Oleh karena itu, saudara-saudaraku kaum Muslim rahimakumullah, mari kita jauhi
riba. Hentikan mulai sekarang. Dalam skala lebih besar, perekonomian juga harus
segera dijauhkan dari riba. Perekonomian harus segera diatur sesuai syariah Islam.
Hanya dengan kembali pada syariah Islamlah keberkahan akan segera dilimpahkan
kepada bangsa ini.

Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita dan menguatkan kita agar istiqomah
di jalan-Nya. Aamiin

MEMELIHARA DAN MENYEMPURNAKAN KETAQWAAN

78
https://seruanmasjid.com
Jamaah Rahimakumullah ....

Ramadhan sebentar lagi akan berlalu. Yang tersisa bagi umat hari ini adalah
pertanyaan: bagaimana cara memelihara dan menyempurnakan ketakwaan? Ini
adalah pertanyaan amat penting karena memang hikmah dari shaum Ramadhan
adalah mencapai derajat takwa.

Tak ada keraguan lagi bahwa ketakwaan adalah status tertinggi seorang hamba di
hadapan Allah SWT. Bukan kekayaan, status sosial, warna kulit, suku bangsa, dll. Islam
telah menghilangkan status dan prestise yang melekat pada manusia dan
menggantikannya takwa. Allah SWT berfirman:

‫اّلِلَ نَُح َق ُك حم‬


َّ ‫إَ َّن نَ حكَرَن ُك حم َعحن َد‬
Sungguh orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah yang paling
bertakwa di antara kalian (TQS al-Hujurat [49]: 13).

Imam ath-Thabari rahimahulLâh dalam tafsirnya mengatakan, “Sungguh yang paling


mulia, wahai manusia, di sisi Tuhan kalian, adalah yang bertakwa, yakni yang
menunaikan kewajiban-kewajiban dan menjauhi kemaksiatan; bukan yang paling
mewah rumahnya dan paling banyak keturunannya.”(Tafsîr ath-Thabari, 7/86).

Jamaah rahimakumullah...

Takwa adalah:

‫اْلوف ن اِجليل والعمل بلتنزيل والقن عة بلقليل واإليتعداد ليوم الرديل‬


Takut kepada Allah Yang Mahaagung, mengamalkan al-Quran, merasa puas dengan
yang sedikit dan mempersiapkan bekal untuk menghadapi Hari Penggiringan (Hari
Akhir).

79
https://seruanmasjid.com
Sebagian ulama juga memberikan pengertian takwa dengan: menaati semua perintah
Allah SWT dan menjauhi segenap larangan-Nya. Karena itu, hamba-hamba Allah
yang bertakwa tidak pernah memilah dan memilih perintah maupun larangan-Nya.
Perkara yang fardlu akan ia kerjakan sekuat tenaga sekalipun membutuhkan
pengorbanan besar. Sebaliknya, perkara yang haram akan ia tinggalkan meskipun
dipandang biasa di tengah masyarakat. Ia akan bergegas untuk mendapatkan
ampunan dan surga yang dijanjikan Allah SWT.

َ َ ‫السم وات و حاَأَ ِ ن َُعد‬ َ َ


‫ْي‬
َ ‫َّت ل حل ُمتَّق‬
‫ح‬ ُ ‫َو َي َعُوا إَ ََل َن حغفَرة ن ح ََْئ ُك حم َو َجنَّة َع حر‬
ُ ‫ض َه َّ َ َ ُ َ ح‬
Bersegeralah kalian meraih ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (TQS Ali Imran
[3]: 133).

Jamaah rahimakumullah...

Namun sekarang banyak kaum Muslim yang terkena virus sekularisme, yakni
paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya, virus ini telah
menyimpangkan makna takwa yang hakiki. Sekularisme menempatkan takwa sekadar
ketaatan dalam urusan ibadah dan akhlak semata. Di luar ibadah, mereka tinggalkan
ketaatan kepada Allah SWT. Mereka campakkan aturan-aturan Allah. Padahal Allah
SWT telah menjadikan Islam sebagai risalah paripurna, mengatur semua aspek
kehidupan.

Bahkan ada sebagian Muslim yang mengkriminalisasi ajaran agamanya sendiri dan
orang-orang yang memperjuangkannya. Mereka melabeli Muslim yang berusaha
istiqamah menjalankan agama dan menyerukan pelaksanaan agama sebagai kaum
radikal. Mereka tak segan mempersekusi sesama Muslim. Mereka pun menganggap
syariah Islam dan khilafah sebagai ancaman bagi manusia, padahal kewajiban
hukumnya oleh para ulama Aswaja.

80
https://seruanmasjid.com
Walhasil, sekularisme telah menggerus ketakwaan kaum Muslim. Sifat amanah dan
menepati janji pun kian menghilang. Orang tidak merasa berdosa dan hilang rasa
takutnya kepada Allah SWT ketika merusak kehidupan bernegara. Padahal dalam
ajaran Islam, negara itu ada untuk menjaga dan melindungi masyarakat dan
melindungi ketakwaan mereka.

Jamaah rahimakumullah

Rasulullah SAW telah mengingatkan kaum Muslim agar memelihara perintah dan
larangan Allah SWT:

َ َّ ‫إَ حن‬
‫وه‬
َ ‫ودا فَالَ َُ حعتَ ُد‬ َ ُ‫ضيَئع‬
ً ‫وه َو َد َّد ُد ُد‬ َ ُ َ‫ض فَال‬
َ ‫ِ فَ َرائ‬
َ ‫اّلِلَ فَ َر‬
Sungguh Allah telah mewajibkan berbagai kewajiban. Karena itu jangan kalian
menyia-nyiakannya. Allah pun telah menetapkan berbagai larangan. Karena itu jangan
kalian melanggarnya (HR al-Baihaqi).

Langkah untuk memelihara dan menyempurnakan ketakwaan kepada Allah SWT


antara lain:
Pertama, menjadikan akidah Islam bukan sekadar akidah ruhiyyah, tetapi juga akidah
siyasiyah, yakni asas dalam kehidupan dunia. Dengan itu semua urusan dunia maupun
akhirat selalu dilandasi oleh dorongan keimanan kepada Allah SWT.

Kedua, senantiasa menjadikan Islam sebagai standar untuk menilai perbuatan terpuji-
tercela dan baik-buruk. Pertimbangan dalam beramal hanyalah halal dan haram,
bukan manfaat atau madarat; bukan pula ridha atau benci manusia. Yang ia cari
semata-mata adalah keridhaan Ilahi sekalipun orang-orang mencaci dirinya.

Ketiga, bersabar dalam menjalankan ketaatan pada Allah SWT sebagaimana para nabi
dan rasul, juga orang-orang shalih dalam menjalankan perintah dan larangan Allah
SWT. Nabi saw. bersabda:

81
https://seruanmasjid.com
َ َ َ َ َ ‫الصد ر فَ َيه َنثحل قَدض علَى ح‬ َ َّ ‫فََإ َّن َن ح و ائَ ُكم ن َََّي َم‬
‫اِجَ حم َر ل حل َع ن َل في َه حم نثح ُل ن ح‬
َ ‫َج َر خَحس‬
‫ْي‬ َ ‫ُ ح‬ ُ ‫الص حْب َّ ح‬ ‫ََ ح‬
‫َ ُجالً يَ حع َملُو َن َنثح َل َع َملَ َه‬
Sungguh di belakang kalian adalah masa kesabaran. Bersabar pada masa itu seperti
menggenggam bara api. Pahala bagi yang melakukannya seperti 50 orang yang
mengerjakan amalnya (HR Abu Daud).

Keempat, berdakwah mengajak umat untuk sama-sama meniti jalan ketakwaan dan
menghilangkan kemungkaran. Ia takut bila berdiam diri justru akan mendatangkan
bencana dari Allah SWT (Lihat: QS al-Anfal [8]: 25).

Kelima, segera memohon ampunan kepada Allah SWT dan kembali pada ketaatan
manakala telah melakukan kemungkaran
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
(Terjemahan: QS Ali Imran [3]: 135).

Keenam, menumbuhkan kerinduan pada ridha Allah dan surga-Nya. Dengan begitu ia
tak akan tergoda untuk menggadaikan agama demi mendapatkan sekeping dunia
yang ia pandang remeh. Seluruh hidupnya akan digunakan untuk meneguhkan
ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Semoga kita mampu memelihara ketakwaan kita di zaman jahiliyah modern saat ini
dan terus berjuang meninggikan kalimatullah. Aamiin

MERAIH KESUKSESAN RAMADHAN

82
https://seruanmasjid.com
Jamaah Rahimakumullah ....

Tanpa terasa hari ini kita telah memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Bulan
yang agung ini sebentar lagi akan meninggalkan kita. Kita tidak tahu, apakah kita akan
bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan? Lalu, sudahkah kita memanfaatkan
momentum Ramadhan ini dengan maksimal? Sudahkah ketakwaan kita bertambah
melalui puasa Ramadhan kali ini. Karena sesuai firman Allah SWT:

﴾‫ب َعلَى الَّ ََّي َ َن ح قَ حدلَ ُك حم لَ َعلَّ ُك حم َُتَّ ُقو َن‬ َ َ


َ ‫الصيَ ُم َك َم ُكت‬
‫ب َعلَحي ُك ُم ئ‬
َ َ َّ
َ ‫﴿َينَيُّ َه الَّي َ َآننُوا ُكت‬
َ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa
itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah
[2]: 183).

Seharusnya di penghujung Ramadhan ini, kita sudah berubah menjadi hamba Allah
yang lebih bertakwa.

Menarik apa yang disampaikan Umar bin Abdul Aziz rahimahulLâh, sebagaimana
dikutip Imam as-Suyuthi dalam Ad-Durr al-Mantsûr, berkata:

‫ َولَ َك ح َُ حق َوى ا َّّلِلَ َُ حرُك‬،‫ك‬ َ ْ ‫صي َم النَّه َ واَ ََْقي َم اللئي َل والتَّخلَي َط فَيم‬
َ ‫ْي َذل‬
َ‫ح ح ح َ َح‬ ‫اّلِل َْ َ َ َ َ ح‬
َ َ ‫لَيس َُ حقوى‬
َ َ َ ‫ح‬

ُ‫اّلِل‬
َّ ِ َ ‫اّلِلُ َون ََداءُ َن افح تَ َر‬
َّ ‫َن َدَّرَم‬

Takwa kepada Allah itu bukanlah berpuasa pada siang hari, shalat pada malam hari
dan memadukan keduanya. Namun, takwa kepada Allah itu adalah meninggalkan
apa saja yang telah Allah haramkan dan menunaikan apa saja yang telah Allah
wajibkan.
83
https://seruanmasjid.com
Maka, sungguh tak layak merayakan ‘Hari Kemenangan’, Idul Fitri, jika kita tidak
tambah takwanya. Sebabnya, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian ulama, “Laysa
al-‘id li man labisa al-jadid walakin al-‘id li man takwahu yazid yang artinya Idul Fitri
bukanlah milik orang yang mengenakan segala sesuatu yang serba baru. Namun, Idul
Fitri adalah milik orang yang ketakwaannya bertambah.”

Jamaah RahimakumulLâh ...

Perlu kiranya kita memahami bagaimana hakikat takwa ini. Imam Ali ra menjelaskan
hakikat takwa ini, dan prasyaratnya. Takwa adalah:

‫اْلوف ن اِجليل والعمل بلتنزيل واإليتعداد ليوم الرديل‬

“Takut kepada Rabb yang Maha Agung. Menjalankan apa yang diturunkan Allah.
Bersiap diri menghadapi Hari Kiamat.”

Maka tanda orang yang bertakwa, pertama, dia hanya takut kepada Allah. Dia yakin
bahwa Allah Maha Melihat, Allah Maha Tahu dan Maha segalanya. Dia pun yakin
terhadap yang ghaib lainnya yang dikabarkan oleh Allah melalui Rasul-Nya: adanya
malaikat yang selalu mengawasinya 24 jam penuh. Mereka pun percaya kepada surga
dan neraka.

Yang kedua, orang yang bertakwa adalah amalu bi tanzil yakni melaksanakan
ketaatan kepada Allah, dalam kondisi suka maupun berat hati.

84
https://seruanmasjid.com
َ َ َ‫اّلِل و يولُه نَنرا نَ حن ي ُكو َن ََلم ح‬ َ َ َ
‫اْليَ َرةُ ن ح ن حَن َره حم ۗ َوَن ح‬ ُُ َ َ‫َوَن َك َن ل ُم حؤن َوَا ُن حؤننَة إَ َذا ق‬
َ ً ‫ضى َُّ َ َ ُ ُ ح‬

ً‫ض َالًا ُندَين‬


َ ‫ض َّل‬
َ ‫اّلِلَ َوَ ُيولَهُ فَ َق حد‬
َّ ‫ص‬ َ ‫يَ حع‬
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al
Ahzab: 36)

Ketika Allah memanggil mereka untuk melaksanakan shalat, mereka akan bergegas
shalat karena mereka menyadari itu adalah perintah Allah. Ketika Allah perintahkan
membayar zakar, mereka keluarkan zakat itu. Ketika Allah perintahkan berbuat baik
kepada orang tuanya, dengan senang hati mereka membahagiakan orang tuanya. Dan
ketika Allah perintahkan menerapkan syariah-Nya, mereka berada di garda terdepan
mendakwahkan dan memperjuangkan Islam.

Sebaliknya, ketika Allah melarang riba, mereka tak berani mengambilnya meski hanya
sedikit. Ketika Allah melarang mengambil harta orang lain, mereka tak berani korupsi,
mengurangi timbangan, mencuri, dan menipu. Ketika Allah larang menyakiti sesama
Muslim, mereka sayangi sesama Muslim dan tak berani menyakiti, mengkriminalisasi,
bahkan menerornya.

Jamaah RahimakumulLah ...

Semua itu dilakukan karena orang yang bertakwa senantiasa mengingat datangnya
Hari Perhitungan yakni hidup setelah mati. Itulah tanda orang bertakwa yang ketiga.

85
https://seruanmasjid.com
Allah berfirman :

َ‫ث َن ح َِف الح ُقدُو‬


ُ ‫اّلِلَ يَحد َع‬
َّ ‫َن‬َّ ‫ب فَ َيه َون‬ َ َّ ‫َن‬
َ ‫الس َعةَ آُيَةٌ َا َيح‬ َّ ‫َون‬
“dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS Al Hajj: 7)

Di sanalah kita akan ditimbang amal kita. Siapa yang amal baiknya lebih berat
timbangannya daripada amal buruknya, maka surga balasannya. Sebaliknya, jika amal
buruknya lebih berat, neraka adalah yang paling pantas baginya.

Jamaah RahimakumulLâh ....

Lalu sudahkah di hari-hari terakhir Ramadhan ini kita sudah mencapai derajat takwa
tersebut? Kalau belum, di sisa waktu Ramadhan ini mari kita tingkatkan lagi amaliyah
kita seraya memahami makna takwa yang hakiki. Jangan sia-siakan waktu yang ada.
Semoga, ketika Ramadhan pergi, kita telah berubah menjadi manusia baru. Manusia
yang meraih kesuksesan Ramadhan yakni manusia yang bertakwa, manusia yang taat
kepada Allah dan menjadi manusia yang dibanggakan oleh Rasulullah SAW. Aamiin...

86
https://seruanmasjid.com
PROGRAM DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA (DMDI)
1. Digitalisasi Masjid (Pembuatan Website dan Medsos)
2. Pelatihan Manajemen Masjid Secara Umum
3. Pelatihan dan Pembekalan Khotib, Muballigh, dan Da’i
4. Pelatihan dan Peningkatan Mutu Marbot (Imam, Mu’adzin, Petugas
Kebersihan)
5. Pelatihan Keuangan Masjid
6. Pelatihan dan Pembinaan Remaja Masjid
7. Pelatihan Manajemen TPA
8. Penyediaan Naskah Khutbah Jum’at Up To Date

Kepada pengurus Masjid yang berminat mengadakan pelatihan seputar program


DMDI dapat menghubungi admin via Watsaap : 0898 5158 979 atau 0815 8610 7023

MAKMUR MASJIDNYA, BAHAGIA PENGURUSNYA,


BERLIMPAH PAHALANYA

87
https://seruanmasjid.com
KUMPULAN KAJIAN ISLAM/ TAUSIYAH
RAMADHAN 1443 H/ 2022 M
MATERI 2

Dipersembahkan Oleh :

Dewan Masjid Digital Indonesia (DMDI)


Jl Otista Gg Lurah No 2, Ciputat, Tangerang Selatan – Banten

Contact: 0898-5158-979
https://seruanmasjid.com

Tahun 2022
DAFTAR ISI

1. PUASA DAN KEIMANAN HAKIKI......................................................................................................................3


2. HIKMAH PUASA..........................................................................................................................................................6
3. LA’ALLAKUM TATTAKUUN..................................................................................................................................8
4. KEPATUHAN TOTALITAS....................................................................................................................................12
5. SYARIAT MEMBAWA MASLAHAT..................................................................................................................15
6. MURAQABAH.............................................................................................................................................................17
7. AKHIRAT LEBIH BAIK DARI DUNIA.............................................................................................................19
8. QUWWAH RUHIYYAH.........................................................................................................................................22
9. KELUAR DARI KEBIASAAN...............................................................................................................................25
10. HUDAN LINNAAS..................................................................................................................................................27
11. KEKUATAN DOA.......................................................................................................................................................31
12. RAMADHAN TANPA SYARIAH DAN KHILAFAH...............................................................................34
13. BULAN KESABARAN...........................................................................................................................................36
14. SKALA PRIORITAS (AULAWIYAH)..............................................................................................................38
15. MENGIKIS CINTA DUNIA (HUB AL-DUNYAA)....................................................................................42
16. KEBAHAGIAAN HAKIKI.....................................................................................................................................46
17. TSIQOH BIWA’DILLAH.......................................................................................................................................48
18. MUJAHADAH...........................................................................................................................................................52
19. AL-JUNNAH (PERISAI).......................................................................................................................................54
20. AL-QURA’AN DAN KEKUASAAN................................................................................................................58
21. ANTARA SIKAP MUKMIN DAN MUNAFIQ.............................................................................................61
22. MENGENDALIKAN HAWA NAFSU...........................................................................................................64
23. RAMADHAN MEMBENTUK HABIT KEBAIKAN.................................................................................67
24. SYAHRUL WAHDAH (BULAN PERSATUAN)......................................................................................70
25. SYAHRUD DA’WAH (BULAN DAKWAH)...............................................................................................73
26. SYAHRUL JIHAAD................................................................................................................................................76
27. MIN HUSNI ISLAMIIL MAR’I...........................................................................................................................80
28. LITSAAR (MEMENTINGKAN ORANG LAIN).........................................................................................82
29. BERPIKIR DAN BERTINDAK SERIUS......................................................................................................84
30. KEMBALI KE FITRAH.........................................................................................................................................87
31. NUZULUL QUR’AN...............................................................................................................................................89
Topik 1
Puasa dan Keimanan Hakiki

Kisi-kisi
1. Materi dibuka dengan membaca surat al-Baqarah 183

‫ِك ْم‬
ُ ‫ِن َ�قبْل‬
ْ ‫ِين م‬
َ ‫ِب َعلَى الَّذ‬
َ ‫الصيَا ُم َكمَا ُكت‬
ِّ ‫ْك ُم‬
ُ ‫ِب َعلَي‬
َ ‫ِين آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫اَي أَُّ�يهَا الَّذ‬
‫َّك ْم �تََّ�تقُو َن‬
ُ ‫لَ َعل‬
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa,
2. Lontarkan pertanyaan Kenapa perintah berpuasa dalam
ayat ini diawali dengan sapaan “Yaa Ayyuhalladziina
Aamanuu”?
3. Dalam kitab “bada’i al-ma’aanii: ayaat al-shiyaam tadabbur
wa tahliil” Dr.Abdul Muhsin bin Abdil Aziz al-Askar
menyatakan : salah satu faidah dari diawalinya perintah
berpuasa degan ungkapan “Yaa Ayyuhalladziina Aamnuu”
adalah untuk menunjukan bahwa puasa merupakan
konsekusensi dari keimanan.
4. Hakikat iman adalah “keyakinan yang tertanam dalam hati
dan dibenarkan (dibuktikan) dengan amal perbuatan“ al-
Hasan pernah mengatakan:

‫ْب‬
ِ ‫ َّإن اإلِميَا َن مَا َوَ�ق َر يِف الْ َقل‬، ‫َن‬
ِّ‫ َوالَ اِبلتَّم ي‬، ‫َّحلِّي‬
َ ‫ْس اِبلت‬
َ ‫َّإن اإلِميَا َن لَي‬
‫َل‬
ُ ‫َص َّدقَ ُه الْ َعم‬
َ‫و‬

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 3


“Sungguh iman itu bukanlah kata-kata manis dan bukan
angan-angan. Sungguh iman itu adalah keyakinan yang
tertanam dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan (amal
shalih)”.
5. Dalam Lisan al-Arab, Ibnu manzhur mengatakan bahwa imam
al-Zajaj menjelaskan definisi Iman dengan Ungkapan:

‫ صلى هللا عليه‬،‫اإلميان إظهار اخلضوع والقبول للشريعة وملا أتى به النيب‬
‫ واعتقاده وتصديقه ابلقلب‬،‫وسلم‬
Iman adalah memperlihatkan ketundukan dan penerimaan
pada Syariat Allah dan segala yang dibawa oleh Nabi SAW,
disertai dengan meyakini dan membenarkannya dengan
hati
6. Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman akan
membuktikan keimanannya dengan amal shalih yaitu
ketundukan dan kepatuhan kepada Syariat Allah. Seperti
orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Ia berpuasa
karena beriman kepada Allah SWT bukan karena yang lain
7. Karena itu, kita akan menjumpai betapa banyak ungkapan
iman di dalam al-Qur’an yang selalu disertakan dengan
ungkapan amal shalih. Terdapat 60 kali ungkapan “amanuu
wa’amilush shoolihaat” di dalam al-Qur’an. Hal ini
menunjukan bahwa iman tidak bisa dipisahkan dari amal
shalih.
8. Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman adalah
orang mau menyelesaikan segala masalah dalam hidupnya
dengan merujuk kepada hukum Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman
adalah orang yang rido dihukumi dengan hukum Allah
dalam hatinya tidak ada rasa berat sedikit-pun menerima

4 ~KH. Yasin Muthohar~


ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman
adalah orang yang berserah diri secara total kepada Allah.
Siap diatur oleh Allah dan Rasul-nya
Allah berfirman: QS. An-Nisa ayat 65:

‫ُوك فِيمَا َش َج َر َ�بْ�يَ�ن ُه ْم ثمَُّ لاَ يجَِ ُدوا يِف‬


َ ‫حَُكم‬
ِّ ‫ِك لاَ ُ�ي ْؤِمنُو َن َح ىَّت ي‬
َ ّ‫َ�ف اَل َوَرب‬
‫َسلِيمًا‬
ْ ‫ُسلِّ ُموا ت‬
َ ‫ْت َوي‬
َ ‫َضي‬
َ ‫ُس ِه ْم َحرًَجا مِمَّا ق‬
ِ ‫أَْ�نف‬
Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka
menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian
tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap
putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.
9. Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman
adalah orang yang tidak memilih pilihan lain ketika sudah
ada ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Ketika bermu’amalh
ia tidak akan mengambil system yang lain karena Islam
memilki seperangkat aturan tentang muamalah antar
manusia. Ketika berpolitik ia tidak akan memilih politik
kapitalis sekular, karena Islam memiliki hukum-hukum yang
berkaitan dengan politik. Dst..
Bacakan QS.Surat al-Ahzab ayat: 36.

‫َكو َن لهَُ ُم الخَِْ�ي َرُة‬


ُ ‫َضى اللهَُّ َور َُسولُُه أَ ْم ًرا أ َْن ي‬
َ ‫ِن َولاَ ُم ْؤِمنَ ٍة إِذَا ق‬
ٍ ‫َومَا َكا َن لِ ُم ْؤم‬
‫ْص اللهََّ َور َُسولَُه َ�ف َق ْد َض َّل َضلاَلاً ُمبِينًا‬
ِ ‫َن َ�يع‬
ْ ‫ِن أَ ْم ِرِه ْم َوم‬
ْ‫م‬
Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 5


lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah
tersesat, dengan kesesatan yang nyata.
10. Di akhir ceramah ini marilah kita bertanya kepada diri kita
masing-masing “sudahkan kita membuktikan iman kita
dengan ketundukan dan kepatuhan pada hukum-hukum
Allah dalam seluruh aspek kehidupan?
11. Marilah kita jadikan momentum Ramadhan ini untuk
menempa keimanan kita dengan ketundukan kepatuhan
pada syariat Allah yang sumbernya diturunkan di bulan
yang mulia ini. Itulah al-Qur’anul Kariem.

Topik 2
Hikmah Puasa
Kisi-kisi
1. Materi diawali dengan memabaca QS al-Baqarah 183.
2. Memberi titik tekan pada ungkapan “la’allakum tattaquun”
3. Dalam ayat ini Allah menjelaskan hikmah dari disyariatkannya
ibadah puasa, yaitu untuk melahirkan ketaqwaan pada diri
orang-orang yang berpuasa. Artinya setiap orang yang
berpuasa harus selalu memperhatikan aspek ini dari ibadah
puasanya. Karena puasa yang sempurna adalah puasa yang
bisa melahirkan ketaqwaan.
4. Syaikh Atho bin Khalil menyatakan dalam kitab At-Taisir fi
Ushul al-Tafsir bahwa hakikat taqwa itu adalah tiga perkara,
yaitu :

6 ~KH. Yasin Muthohar~


- Takut pada Allah,
- Taat pada Allah dan Rasulnya dan
- Menyiapkan diri untuk hari akhirat.
Sebagaiamana dikatakan oleh sebagaian sahabat nabi
SAW taqwa itu adalah

‫اخلوف من اجلليل والعمل ابلتنزيل واالستعداد ليوم الرحيل‬


Takut oleh Allah yang Maha Agung, Mengamalkan al-Qur’an
dan mempersiapkan diri untuk hari Akhirat.
5. Ketaqwaan seperti digambarkan dalam definisi di atas
tentunya bukanlah ketaqwaan yang bersifat parsial,melainkan
ketaqwaan yang bersifat total dalam seluruh aspek
kehidupan. Bukan ketaqwaan yang bersifat temporal hanya
di bulan ramadhan saja, melainkan ketaqwaan yang bersifat
kontinyu di setiap waktu.
6. Ya… Ketaqwaan yang hakiki adalah ketaqwaan yang
tidak terikat oleh dimensi ruang dan waktu. Sebagaimana
dinyatakan oleh nabi SAW ketika berwasiat kepada Abu
Dzar al-Ghifari

‫ْت‬
َ ‫َّق هللاَ َحْ�يثُمَا ُكن‬
ِ ‫إِت‬
Bertakwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu
berada.
7. Ketaqwaan seperti itu meniscayakan kita untuk terikat pada
Syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Dalam Ibadah,
Rumahtangga, Pergaulan sosial, Pendidikan, ekonomi dan
politik kenegaraan.
8. Semoga shaum kita bisa mewujudkan ketakwaan yang
hakiki sebagaimana diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Yaitu ketaqwaan yang bersifat total dalam seluruh aspek
kehidupan

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 7


Topik 3
“La’allakum tattaquun”

Kisi-kisi
1. Ada kesan di tengah masyarakat bahwa yang akan
menghantarkan kepada ketakwaan itu sebatas pada ibadah
puasa atau ibadah ritual lainnya. Jelas ini adalah pemahaman
yang salah. Karena wujud ketaqwaan itu bukan hanya ada
pada ibadah puasa dan bukan hanya di bulan Ramadahn
saja.
2. Untuk menjelaskan kekeliruan pemahan di atas, marilah
merenungkan ayat-ayat al-Qur’an yang di dalamnya ada
ungkapan “la’allakum tattaquun”
3. Terdapat enam ayat di dalam al-Qur’an yang diakhiri dengan
ungkapan “La’allakum Tattaquun”.
4. Pertama, QS.Al-Baqarah:21

‫َّك ْم‬
ُ ‫ِك ْم لَ َعل‬
ُ ‫ِن َ�قبْل‬
ْ ‫ِين م‬
َ ‫َك ْم وَالَّذ‬
ُ ‫َّك ُم الَّذِي َخلَق‬
ُ ‫َّاس ا ْعبُ ُدوا َرب‬
ُ ‫اَي أَُّ�يهَا الن‬
‫�تََّ�تقُو َن‬
Wahai sekalian manusia,beribadahlah kepada Tuhan kalian
yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum
kalian,agar kalian bertakwa.
Ayat ini menjelaskan bahwa ketakwaan akan
diraih kalau kita beribadah kepada Allah. Ibadah dalam
pengertiannya secara umum adalah menjalankan perintah
Allah dan menjauhi larangan Allah.

8 ~KH. Yasin Muthohar~


5. Kedua,QS.al-Baqarah:63

‫ُوٍة وَاذ ُْك ُروا‬


َّ ‫َاك ْم بِق‬
ُ ‫الطوَر ُخ ُذوا مَا آَ�تْ�ين‬
ُّ ‫َك ُم‬
ُ ‫َك ْم َوَرَ�ف ْعنَا َ�ف ْوق‬
ُ ‫َخذاَْن مِيثَاق‬
َ ‫َوإِ ْذ أ‬
‫َّك ْم �تََّ�تقُو َن‬
ُ ‫مَا فِي ِه لَ َعل‬
Dan Ingatlah ketika kami mengambil perjanjian kalian dan
mengangkat gunung Tursina di atas kalian, ambillah apa
yang telah kami berikan kepada kalian dengan kekuatan,
ingatlah apa yang ada di dalamnya, agarkalian bertakwa
Dalam yat ini Allah menjelaskan bahwa ketakwaan akan
diperoleh ketika manusia berpegang teguh kepada wahyu
yang diturunkannya dan selalu mengingat kandungan
wahyu tersebut. Berpegang teguh dan mengingat isi wahyu
berarti menjalankan Syariat Allah dalam kehidupan. Dengan
demikian ketakwaan akan diperoleh ketika kita menjalankan
syariat Allah secara total.
6. Ketiga, QS.Al-Baqarah:179

‫َّك ْم �تََّ�تقُو َن‬


ُ ‫َاب لَ َعل‬
ِ ‫ُول الأَْلْب‬
ِ‫اص َحيَاةٌ اَي أ ي‬
ِ ‫ِص‬
َ ‫َك ْم يِف الْق‬
ُ ‫َول‬
Bagi kalian dalam hukum qishash itu terdapat kehidupan
wahai orang-orang yang memilki akal, agar kelian bertakwa
Dalam yat ini Allah menjelaskan bahwa ketakwaan
itu bisa diraih dengan menjalankan hukum qishosh (salah
satu hukum pidana dalam Islam). Dengan kata lain wujud
ketakwaan kaum muslimin harus diimplementasikan dengan
penegakkan hukum Qishash. Penegakan hukum Qishahs
tidak bisa dilakukan dengan sempurna kecuali dalam
naungan pemerintahan Islam (Khilafah Islamiyah). Karena
itu ketaqwaan mengharuskan kaum muslimin memilki Imam
atau Khalifah yang akan menjalankan hukum Qishash.
7. Keempat, QS.Al-Baqarah 183

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 9


‫ِك ْم‬
ُ ‫ِن َ�قبْل‬
ْ ‫ِين م‬
َ ‫ِب َعلَى الَّذ‬
َ ‫الصيَا ُم َكمَا ُكت‬
ِّ ‫ْك ُم‬
ُ ‫ِب َعلَي‬
َ ‫ِين آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫اَي أَُّ�يهَا الَّذ‬
‫َّك ْم �تََّ�تقُو َن‬
ُ ‫لَ َعل‬
Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepada
kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada
orang-orang sebelum kalian,agar kalian bertakwa
Ayat ini adalah ayat yang paling popular di bulan
Ramadhan. Sehingga terkesan bahwa wujud ketakwaan
itu hanya dengan shaum di bulan Ramadhan. Dalam ayat
ini menjelaskan bahwa ketakwaan akan diperoleh dengan
menjalankan ibadah puasa. Puasa yang sebenar-benarnya
pasti akan menghantarkan pada ketakwaan.
8. Kelima,QS al-An’am :153

‫َن َسبِيلِ ِه‬


ْ ‫ِك ْم ع‬
ُ ‫ُل َ�فَ�تفَر ََّق ب‬
َ ‫السب‬
ُّ ‫ُستَقِيمًا فَاتَّبِعُوُه َولاَ َ�تتَّبِ ُعوا‬
ْ ‫َوأ ََّن َهذَا ِص َراطِي م‬
‫َّك ْم �تََّ�تقُو َن‬
ُ ‫َص ُاك ْم بِ ِه لَ َعل‬
َّ ‫ِك ْم و‬
ُ ‫َذل‬
Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus. Maka
ikutilah ia. Jangnlah kalian mengikuti jalan-jalan yang
lain. Karena akibatnya akan mencerai-beraikan kalian dari
jalan-Nya. Yang demikian itu Allah perintahkan agar kalian
bertakwa
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa ketakwaan
akan diperoleh dengan mengikuti jalan Allah dan menjauhi
jalan-jalan yang lain. Mengikuti jalan Allah artinya
menjalankan Syariat-Nya, menegakkan hukum-hukum-
Nya. Menjauhi jalan-jalan yang lain artinya mencampakan
aturan-aturan lain, meninggalkan system kehidupan selain
Islam. Jadi jelaslah bahwa wujud ketakawaan itu adalah
menegakan Syariat Allah di muka bumi ini.
9. Keenam,QS.al-A’raf 171

10 ~KH. Yasin Muthohar~


‫ُوٍة‬
َّ ‫َاك ْم بِق‬
ُ ‫َل َ�ف ْوَ�ق ُه ْم َكأَنَُّه ُظلٌَّة َو َظنُّوا أَنَُّه وَاقِ ٌع بهِِ ْم ُخ ُذوا مَا آَ�تْ�ين‬
َ ‫َوإِ ْذ َ�نَ�ت ْقنَا الجَْب‬
‫َّك ْم �تََّ�تقُو َن‬
ُ ‫وَاذ ُْك ُروا مَا فِي ِه لَ َعل‬
Dan ingatlah ketika kami mengangkat gunung tursini di
atas mereka,seolah-oleh gunung itu merupakan awan. Dan
mereka menduga bahwa gunung itu akan menimpa mereka.
Maka ambillah apa yang telah kami berikan kepada kalian
dengan kekuatan dan ingatlah apa yang ada di dalamnya,agar
kalian bertakwa.
Ayat ini semakna dengan QS. Al-Baqarah 63. Bahwa
ketakwaan itu akan diperoleh dengan berpegang teguh
kepada wahyu dan menjadikan wahyu sebagai pedoman
dalam beramal.
10. Dari penelaahan secara singkat terhadap enam ayat di
atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ketakwaan yang
dikehendaki oleh Allah adalah ketakwaan yang paripurna,
ketakwaan yang total, ketakwaan yang harus kita wujudkan
dalam seluruh aspek kehidupan denga menjalankan Syariat
Allah. Caranya adalah dengan menjadikan Syariat Allah
itu sebagai undang-undang resmi yang mengikat dalam
kehidupan ini. Hal ini tidak akan terwujud kecuali jika
kaum muslimin hidup dalam naungan pemerintahan Islam
sebagaiman dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Setelah mendengar dan menyimak ayat-ayat Allah di
atas, masihkan kita ragu dengan model ketakwaan yang harus
kita wujudkan. Masihkan kita bersikukuh memenjarakan
ketakwaan di masjid atau di bulan Ramadhan saja. Masihkan
kita meremehkan ketakwaan di luar ibadah ritual, di luar
bulan Ramadhan?

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 11


Topik 4
Kepatuhan Totalitas
Kisi-kisi
1. Ramadhan yang penuh berkah ini mengajarkan kepada kita
untuk taat kepada Allah secara total dan continue dalam
keseharian kita.
2. Mari kita lihat orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan
ini. Di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari
mereka hidup dalam nuansa ibadah. Ketika malam datang,
mereka segera melanjutkan rangkaian ibadah di siang hari
dengan ibadah malam. Mereka hidupkan malam-malam
Ramadhan dengan shalat, tilawah al-Qur’an dan kajian
Islam. Kemudian mereka istirahat sejenak. Setelah itu
mereka terbangun lagi di waktu sahur untuk bermunajat
dan beribadah kepada Allah dengan menyantap hidangan
sahur. Ya ..,begitulah, waktu-waktu mereka dari siang
sampai malam, di isi dengan ketundukan dan kepatuhan
kepada Allah. Kalau kaum kapitalis mengatakan: “Waktu
adalah uang”, maka kaum muslimin di bulan Ramadhan
akan mengatakan : “Waktu adalah ibadah”.
3. Namun sayang sekali, pemandangan yang indah ini hanya
ada di bulan Ramadhan. Ketika Ramadhan berakhir,
maka kaum muslimin kembali lagi kepada kehidupan
semula. Yang juga sangat disayangkan, nuansa ibadah itu
hanya ada pada dimensi spiritual saja, sementara dimensi
yang lain masih banyak diabaikan. Kajian-kajian di bulan
Ramadhan pun masih di dominasi dengan dimensi spirutial
dan akhlak, sementara aspek muamalah yang membahas
system kehidupan jarang tersentuh dan disinggung oleh
penceramah kita.

12 ~KH. Yasin Muthohar~


4. Padahal Ramadhan mengajarkan kita untuk taat kepada
Allah secara total. Kaum muslimin di bulan yang mulia ini
senantiasa menjalankan ketundukan dan kepatuhan kepada
Allah dari pagi sampai pagi lagi. Di bulan Ramadhan Allah
menurunkan al-Qur’an untuk dijadikan pedoman hidup
oleh orang-orang yang berpuasa. Pedoman hidup dalam
segala aktifitas, baik dimensi ibadah ritual, akhlak maupun
hubungan antar manusia. Ayat-ayat al-Qur’an yang
diturunkan di bulan Ramadhan bukan hanya berbicara
aspek spiritual semata, namun juga menyingung semua
sendi kehidupan kita.
5. Karena itulah marilah kita renungkan firman Allah berikut
ini..

‫ْك ْم‬
ُ ‫ِك ِمن‬
َ ‫َل َذل‬
ُ ‫َن َ�ي ْفع‬
ْ ‫ْض فَمَا َج َزا ُء م‬
ٍ ‫َك ُفرُو َن بَِ�بع‬
ْ ‫َاب َوت‬
ِ ‫ْكت‬
ِ ‫ْض ال‬
ِ ‫أََ�فُ�ت ْؤِمنُو َن بَِ�بع‬
َُّ‫َاب َومَا الله‬
ِ ‫َش ِّد الْ َعذ‬
َ ‫الدْ�نيَا َوَ�ي ْوَم الْ ِقيَا َم ِة ُ�يرَدُّو َن إ ىَِل أ‬
ُّ ‫اليَا ِة‬
َْ‫ْي يِف ح‬
ٌ ‫إِلاَّ ِخز‬
‫ِل عَمَّا َ�ت ْع َملُو َن‬
ٍ ‫بِغَاف‬
Maka apakah kalian beriman terhadap sebagian al-Kitab dan
kufur terhadap sebagian yang lain?. Tidaklah balasan bagi
siapa saja yang melakukan itu kecuali kehinaan di dalam
kehiduoan dunia ini. Dan di hari kiamat kelak, mereka akan
dikembalikan kepada siksa yang paling berat. Dan Allah
pasti tidak akan lupa terhadap apa perbuatan kalian. QS.
Al-Baqarah 85.
6. Ayat ini merupakan teguran kepada kaum Yahudi yang
mengimani sebagian kitab taurat dan mengingkari sebagian
yang lainnya. Di madinah ada dua kelompok Yahudi yang
saling bermusuhan. Yahudi bani Quraizhah menjadi sekutu
suku Aus dan Yahudi Bani Nadhir menjadi sekutu suku
Khazraj. (padahal mereka diharamkan saling mengusir

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 13


dan melakukan peperangan di antara mereka). Inilah yang
dimaksud mereka mengkufuri sebagian al-Kitab. Kemudian
jika ada kaum Yahudi yang di tawan oleh Aus atau Khazraj,
maka mereka akan membelanya dengan membayar tebusan
untuk membebaskannya. Inilah yang disebut mengimani
sebagian al-Kitab.
7. Meski ayat ini asalnya ditujukan kepada kaum Yahudi,
namun berdasarkan keumuman lafazhnya maka ayat ini
juga berlaku umum termasuk bagi umat nabi Muhammad
SAW. Kita sebagai Umat nabi, jika mengimani sebagian dari
agama ini dan mengingkari sebagian yang lainnya, maka
diancam akan mendapatkan dua keburukan sebagai mana
yang diberikan kepada Yahudi, yaitu kehinaan di dunia dan
siksa yang sangat berat di Akhirat kelak.
8. Menjelang akhir ceramah, lontarkanlah pertanyaan: Siapkah
kita menerima keninaan di dunia dan siksa di akhirat?.
Bukankah Allah selalu melihat dan mengawasi semua amal
perbuatan kita?

”‫“وما هللا بغافل عما تعملون‬


Dan sekali-kali Allah tidak pernah lupa terhadap segala
perbuatan kalian”
9. Akhiri ceramah dengan harapan. Semoga Ramadhan
tahun ini bisa menjadikan kita muslim muttaqien yang
siap menerima semua Syariat dan menjalankannya alam
kehidupan ini.

14 ~KH. Yasin Muthohar~


Topik 5
Syariat membawa Maslahat
Kisi-kisi
1. Ceramah diawali dengan membacakan hadits nabi SAW
riwayat Ahmad tentang adab berbuka puasa dan sahur.

‫َسلَّ َم لاَ َ�ت َز ُال أُم يَِّت بخَِيرٍْ مَا‬


َ ‫ول اللهَِّ َصلَّى اللهَُّ َعلَيْ ِه و‬
ُ ‫َال ر َُس‬
َ ‫َال ق‬
َ ‫َن أ يَِب َذ ٍّر ق‬
ْ‫ع‬
‫الس ُحوَر‬
ُّ ‫َخ ُروا‬
َّ ‫ْطا َر َوأ‬
َ ‫َجلُوا الإِْف‬
َّ ‫ع‬
Diriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata: Rasulullah SAW
telah bersabda: Umatku akan senantiasa ada dalam kebaikan
selama mereka mempercepat buka dan mengakhirkan
sahur.
2. Hadits ini menjelaskan dua hal. Pertama sunnah bagi orang
yang berpuasa untuk mempercepat buka dan mengakhirkan
sahur. Kedua Umat Islam akan selalu berada dalam kebaikan
selama mereka menjalankan sunnah nabi menyalahi
kebiasaan kaum kafir.
3. Sabab wurud hadits ini menjelaskan bahwa kebiasaan
Yahudi adalah mempercepat sahur dan mengakhirkan buka.
Kemudian nabi memerintahkan Umatnya untuk menyalahi
kebiasaan Yahudi dan berpegang pada sunnah Nabi SAW,
yaitu mempercepat buka dan mengkahirkan sahur.
Dalam riwayat lain nabi mengatakan

‫َخرُو َن‬
ِّ ‫ِن الَْ�يهُوَد ُ�يؤ‬
َّ ‫ِط َر فَإ‬
ْ ‫َجلُوا الْف‬
ِّ ‫ع‬
Percepatlah berbuka karena kaum Yahudi selalu
mengakhirkan buka

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 15


4. Yang menjadi fokus ceramah adalah poin kedua. Bahwa
umat Islam akan selalu ada dalam kebaikan jika berpegang
teguh pada sunnah nabi dan meninggalkan sunnah (gaya
hidup) kaum kafir.
5. Dalam hadits di atas dicontohkan sunnah nabi yang
hukumnya mandub atau mustahab yaitu mempercepat
buka dan mengakhirkan sahur. Dari sini bisa kita tarik
mafhum muwaafaqah min babi aula, yaitu jika berpegang
teguh pada syariat yang hukumnya sunnah /mandub saja
akan mendapatkan kebaikan, apalagi berpegang teguh ada
Syariat yang wajib.
Jika bergang teguh pada sebagian syariat saja akan
mendapatkan kemaslahatan apalagi jika kita berpegang
teguh pada syariat secara total. Tentunya kemaslahatan
yang akan didapat pasti akan lebih besar lagi
6. Syaikh Muhammad Muhammad Ismail dalam kitabnya
“fikrul Islam” menuturkan Kaidah Syar’iyyah

‫حيثما يكون الشرع تكون املصلحة‬


Di mana saja ada Syariat maka di sana ada kemaslahatan.
7. Inilah yang menjadi keyakinan setiap muslim. Syariat Islam
yang diturunkan oleh Allah pasti membawa kemaslahatan.
Berpegang teguh pada syariat akan membawa kebaikan
(baca;kemaslahatan) sebaliknya meninggalkan Syariat akan
mebawa bencana dan malapetaka.
8. Sebagai penguat sekaligus penutup ajaklah audien untuk
merenungkan QS. Thoha ayat 123

‫حَْشرُه َ�ي ْوَم الْ ِق ٰي َم ِة اَع ْٰمى‬


ُ ‫ْكا وَّن‬
ً ‫ْش ًة َضن‬
َ ‫ِن لَه َم ِعي‬
َّ ‫َن ذ ِْكر ِْي فَا‬
ْ ‫َض ع‬
َ ‫َن اَ ْعر‬
ْ ‫َوم‬
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka

16 ~KH. Yasin Muthohar~


sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan
Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam
keadaan buta.”

Topik 6
Muraqabah
Kisi-kisi
1. Ibadah shaum Ramadhan mengajarkan kita memiliki sifat
muraqabah,yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah.
2. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan tidak berani
makan dan minum atau memperturutkan syahwatnya meski
sedang berada di tempat yang sepi, tidak ada siapa-siapa
kecuali dirinya. Kenapa demikian? Karena ia merasa diawasi
oleh Allah.
3. Terkait dengan Muraqabah ini Allah berfirman
QS. Yunus :61.

‫َل اِلاَّ ُكنَّا‬


ٍ ‫ِن َعم‬
ْ ‫ِن ُ�ق ْرٰا ٍن َّولاَ َ�ت ْع َملُ ْو َن م‬
ْ ‫َك ْو ُن يِْف َش ْأ ٍن َّومَا َ�تْ�تلُوْا ِمنْ ُه م‬
ُ ‫َومَا ت‬
‫ْض ْو َن فِيْ ِۗه‬
ُ ‫ْك ْم ُش ُه ْودًا اِ ْذ تُ ِفي‬
ُ ‫َعلَي‬
Dan tidakkah engkau (Muhammad) berada dalam suatu
urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur'an serta tidak
pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami
menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya.
QS.Al-Mujaadilah: 7

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 17


‫ِن نجَّْوٰى َ�ث ٰلثَ ٍة‬
ْ ‫َك ْو ُن م‬
ُ ‫ْض مَا ي‬
ِۗ ‫ٰت َومَا ىِف الاَْر‬
ِ ‫الس ٰمو‬
َّ ‫اَلمَْ َ�ت َر ا ََّن اللّهَٰ َ�ي ْعلَ ُم مَا ىِف‬
‫ِك َولآَ ا َْكَ�ث َر‬
َ ‫ِن ٰذل‬
ْ ‫ِس ُه ْم َولآَ اَد ىْٰن م‬
ُ ‫ْس ٍة اِلاَّ ُه َو َساد‬
َ ‫اِلاَّ ُه َو َرابِ ُع ُه ْم َولاَ مَخ‬
‫ِك ِّل‬
ُ ‫اِلاَّ ُه َو َم َع ُه ْم اَي َْن مَا َكاُ�ن ْ ۚوا ثمَُّ ُ�يَ�نبُِّ�ئ ُه ْم بمَِا َع ِملُوْا َ�ي ْوَم الْ ِق ٰي َم ِۗة ا َِّن اللّهَٰ ب‬
‫َش ْي ٍء َعلِيْ ٌم‬
Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada
pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah
yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan
Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari
itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama
mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa
yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui
4. Muraqabah sanghat penting dalam kehidupan setiap muslim.
Muraqabah akan menjadikan kita senantiasa hati-hati dalam
berbuat karena kita selalu merasabdiawasi oleh Allah dalam
seluruh gerak langkah kita.
Seorang muslim yang memiliki sifat muraqabah
tidak akan berani melanggar perintah Allah,meski sedang
menyendiri. Sebaliknya jika tidak ada sifat muraqabah
dalam diri, maka kita akan serampangan dalam berbuat,
tidak lagi memperdulikan halal dan haram, akibatnya akan
terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan.
5. Jelaskan kisah penggemabala kambing bersama Umar bin
Khatab
6. Muraqabah akan menghantarkan diri-shaaimin dan shaaimat
pada ketaqwaan. Karena salah satu ciri orang yang bertaqwa

18 ~KH. Yasin Muthohar~


adalah berhati-hati dalam berbuat.
7. Ketika Ka’ab bin Malik di-tanya oleh Umar bin Khatab
tentang taqwa. Beliau balas bertanya :
Apa yang akan anda lakukan jika berjalan di tempat
yang penuh dengan onak dan duri?.
Umar menjawab: Aku akan hati-hati supaya tidak
menginjak duri tersebut. Ka’ab berkata: Itulah Taqwa
8. Lontarkan pertanyaan… sudahkan shaum kita menjadikan
kita selalu merasa diawasi oleh Allah?. Sudahkah shaum kita
menjadikan kita selalu waspada?, sehingga kita tidak akan
berani menyimpang selembar benang-pun dari Syariat-
Nya.
9. Semoga shaum kita tidak hanya sekedar menahan lapardan
dahaga. Tapi juga bisa menjadikan kita orang yang bertaqwa
yaitu orang yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.
Sehingga kita akan selalu berhati-hati dalam bertutur kata
dan berbuat

Topik 7
Akhirat lebih baik dari dunia
Kisi-kisi
1. Ibadah puasa di bulan Ramadhan ini memberikan satu
pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Pelajaran yang
sangat mendasar dalam hidup kita. Pelajaran yang seharusnya
menjadi prinsif hidup kita. Ya .. Puasa mengajarkan kita
bahwa Akhirat itu lebih baik dari pada dunia

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 19


2. Mari kita perhatikan orang yang berpuasa. Ia rela
meninggalkan kesenangan dunia, berupa makanan dan
minuman yang lezat, nafsu syahwat yang nikmat, karena ia
meyakini ada kenikmatan yang lebih baik dan lebih kekal,
yaitu kenikmatan di negeri akhirat. Orang yang berpuasa rela
menderita di dunia ini karena mereka berkeyakinan bahwa
di balik penderitaan dunia ini ada kesenangan akhirat. Ia
yakin bahwa di balik lapar dan dahaga ada pintu surga “Ar-
Rayyan” yang sudah menanti.
3. Islam telah menanamkan prinsif dasar ini pada diri kaum
muslimin. Allah berfirman QS.al-A’laa ayat 18.

‫آَْخ َرُة َخْ�ي ٌر َوأَْ�بقَى‬


ِ ‫وَال‬
Dan Akhirat itu lebih baik dan lebih kekal dari pada dunia
QS. An-Nisa ayat 77

‫َن اَّ�تقَى‬
ِ ‫آَْخ َرُة َخْ�ي ٌر لِم‬
ِ ‫الدْ�نيَا قَلِي ٌل وَال‬
ُّ ‫َاع‬
ُ ‫َمت‬
Kenikmatan dunia itu sedikit. Dan akhirat itu lebih baik bagi
orang yang bertakwa
4. Keyakinan bahwa Akhirat itu lebih baik dari pada dunia
telah menjadi pendorong orang-orang yang beriman untuk
mengorbankan segala milik mereka di jalan Allah. Mereka
mengorbankan kesenangannya diganti dengan perjuangan
di jalan Allah.
5. Apakah gerangan yang mendorong para sahabat untuk
berhijrah meninggalkan harta kekayaan dan tempat tinggal
mereka?
Apa yang mendorong Abdurrahman bin Auf
menginfakan 200 ekor unta berikut muatannya?
Apa yang mendorng Utsman bin Affan membelikan

20 ~KH. Yasin Muthohar~


kendaraan dan perlengkapan berperang untuk 30.000
pasukan kaum muslimin pada saat perang tabuk?
Apa yang mendorong Abu Bakar menginfakan seluruh
hartanya untuk membiayai perang tabuk?
Apa gerangan yang mendorong Mush’ab bin Umair
meninggalkan segala kemewahan dan kenikmatan hidup, ia
lebih memilih hidup miskin, apa adanya bersama Rasulullah
SAW?
Salah satu pendorongnya adalah karena mereka semua
meyakini bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik dari pada
kehidupan dunia.
6. Ketika seseorang meyakini bahwa Akhirat itu lebih baik dari
pada dunia, maka ia akan mendahulukan akhirat dari pada
dunia. Ia akan menjadikan dunia sebagai wasilah untuk
menuju kenikmatan akhirat. Ia tidak akan terjebak dengan
kenimatan-kenimmatan dunia yang sesaat dan menipu.
7. Dengan meyakini bahwa Akhirat lebih baik dari pada
dunia,maka semua perintah Allah akan terasa ringan, semua
penderitaan akan dirasakannya sebagai kenikmatan, lelah
dan cape di jalan Allah akan dirasakannya sebagai bunga-
bungan perjuangan.
8. Betapa indah kehidupan kita, kaum muslimin, jika telah
berhasil menamkan keyakinan ini dalam hidup kita, bukan
hanya di bulan Ramadhan, tapi juga di hari-hari selain
Ramadhan.

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 21


Topik 8
Quwwah Ruhiyyah
Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan adalah momentum untuk memperkuat
Quwwah Ruhiyyah (Kekuatan Spirituil) pada diri kaum
muslimin.
2. Quwwah ruhiyyah adalah kekuatan yang lahir dari keimanan
kepada Allah. Kekuatan yang lahir dari keyakinan bahwa
Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang beriman dan
beramal salih. Kekuatan inilah yang sejatinya ada pada diri
setiap muslim ketika menjalankan perintah Allah.
3. Dengan rangkain ibadah ramadhaniyah seperti puasa,
shalat, tadarrus, dzikir dan do’a, keimanan kita kepada Allah
akan semakin kuat. Ketika iman kita meningkat maka secara
otomatis kekuatan spiritual kita akan bertambah kuat.
4. Kekuatan ruhiyah inilah yang menjadi inti dari kekuatan
generasi kaum muslimin terdahulu. Sehingga mereka
mampu melakukan perkara-perkara besar yang diabadikan
dalam sejarah umat Islam.
5. Kekuatan ruhiyahlah yang menjadi penyebab kemenangan
kaum muslimin pada perang badar yang terjadi di bulan
Ramadhan tahun kedua hijriyah. Pasukan kaum muslimin
jumlahnya jauh lebih sedikit (313 orang) dari jumlah kaum
musyrikin (lebih dari seribu orang). Secara fisik kaum
muslimin bisa jadi lebih lemah karena mereka sedang
menunaikan ibadah puasa. Namun karena kekuatan spiritual
telah tertanam dalam diri mereka, maka dengan izin Allah
mereka bisa mengalahkan pasukan musuh yang jauh lebih
banyak dan lebih kuat secara fisik.

22 ~KH. Yasin Muthohar~


6. Sahabat agung, Abdullah bin Rawahah ketika memotifasi
kaum muslimin yang ragu untuk berjihad pada perang
Mu’tah, karena melihat kekuatan musuh yang lebih besar,
beliau berkata

‫ِل‬
ُ ‫ َومَا ُ�نقَات‬. .ُ‫الشهَا َدة‬
َّ : ‫َّت َخر َْجتُ ْم ت َْطلُبُو َن‬
ِْ‫َك َرُه ْو َن لَل ي‬
ْ ‫َّت ت‬
ِْ‫اَ(يَ�ق ْوِم وهللاِ إ َِّن ال ي‬
ُ‫ِي أ َْك َرَمنَا هللا‬
ْ ‫ مَا ُ�نقَاتِلُ ُه ْم إِالَّ هِبذَا ال ِّدي ِْن الَّذ‬،ٍ‫َّاس بِ َع َد ٍد َوالَ ُ�ق َّوٍة َوالَ َكْ�ث َرة‬
َ ‫الن‬
.)ٌ‫ َوإِمَّا َشهَا َدة‬،ٌ‫ إِمَّا ُظ ُه ْور‬،ِ‫َي‬
ْ‫حُْسَ�ن�ي ن‬
ْ ‫ِحدَى ال‬
ْ ‫ِي إ‬
َ ‫ فَان َْطلِ ُقوْا فَإِنمََّا ه‬،ِ‫بِه‬
Wahai kaumku !!! Sungguh perkara yang kalian ditakutkan
(kematian ) adalah yang menjadi tujuan kalian keluar
berjihad di jalan Allah. Kita tidak memerangi manusia
dengan bilangan, kekuatan dan banyaknya jumlah kita. Kita
hanyalah memerangi mereka dengan dorongan agama yang
menjadi penyebab kemulian kita. Karena itu berangkatlah,
karena hanya dua kebaikan yang kita akan dapatkan, yaitu
menang atau mati syahid.
7. Ketika mengingatkan akan pentingnya kekuatan ruhiyah
pada diri pasukannya, Umar bin khatab berkata

‫ِطا َعتِنَا َغلَُ�بواَْن بِقُوَّتهِِ ْم‬


َ ‫إ ِْن لمَْ َ�ن ْغلِْ�ب ُه ْم ب‬
Jika kita tidak bisa mengalahkan mereka dengan berbekal
ketaatan kita kepada Allah, maka mereka akan mengalahkan
kita dengan kekuatan materialnya.
8. Ajak audien untuk merenungkan QS. Al-Baqarah 249-251.
Allah juga mengingatkan bahwa betapa banyak kelompok
yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan kelompok yang
jumlahnya banyak. Apakah gerangan kekuatan kelompok
kecil tersebut?. Itulah kekuatan ruhiyah.
Ketika pasukan Thalut berhadapan dengan pasukan
jalut yang lebih banyak jumlahnya, banyak dari pasukan

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 23


Thalut yang mengatakan “kita tidak akan kuat menghadapi
Jalut dan pasukannya”. Namun orang-orang yang memiliki
keimanan tinggi, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa
mereka akan bertemu dengan Allah (jika mereka mati),
mereka berkata :

‫ِين‬
َ ‫الصابِر‬
َّ ‫َت فِئَ ًة َكثِريًَة بإِِ ْذ ِن اللهَِّ وَاللهَُّ َم َع‬
ْ ‫ِن فِئَ ٍة قَلِيلَ ٍة َغلَب‬
ْ ‫َك ْم م‬
Betapa banyak kelompok sedikit bisa mengalahkan
kelompok yang banyak dengan idzin Allah. Sesungguhnya
(pertolongan) Allah bersama dengan orang-orang yang
bersabar.
Kemudian ketika berhadapan dengan pasukan jalut,
mereka berdoa kepada Allah :

‫ِين‬
َ ‫ْكافِر‬
َ ‫ْصراَْن َعلَى الْ َق ْوِم ال‬
ُ ‫ِت أَْقدَا َمنَا وَان‬
ْ ّ‫َرَّ�بنَا أَْف ِرْغ َعلَْ�ينَا َصْ�ب ًرا َوَ�ثب‬
Hasil dari kekuatan ruhiyah pasukan Thalut yang diperkuat
dengan berdoa kepada Allah. Maka mereka mendapatkan
kemenangan. Nabi Daud-pun berhasil membunuh Jalut.
Kemudian Allah memberikan kekuasaan,hikmah dan ilmu
kepada-nya.

‫حِْك َم َة َو َعلَّ َم ُه‬


ْ ‫ْك وَال‬
َ ‫َآت ُه اللهَُّ الْ ُمل‬
َ‫ُوت و ا‬
َ ‫َل دَاوُوُد َجال‬
َ ‫َ�ف َه َزمُوُه ْم بإِِ ْذ ِن اللهَِّ َوَ�قت‬
‫َشا ُء‬
َ ‫مِمَّا ي‬
9. Begitulah dahsyatnya kekuatn ruhiyah pada diri orang-orang
yang beriman. Kekuatan Ruhiyah tidak bisa ditandingi oleh
kekuatan apa-pun di dunia ini. Jika kaum kafir secara fisik
memiliki kekuatan yang luar biasa, kita harus yakin bahwa
kekuatan mereka tidak ada apa-apanya di banding kekuatan
ruhiyah yang ada pada diri kaum muslimin.
Jika dengan dengan kekuatan fisik dan materialnya

24 ~KH. Yasin Muthohar~


kaum kafir berperang agar mereka tetap hidup, maka kaum
muslimin dengan kekuatan ruhiyahnya berperang untuk
mati di jalan Allah. Inilah yang ditakuti oleh musuh dari diri
kaum muslimin.
10. Tidak sepatutnya kaum muslimin merasa takut dan gentar
berhadapan dengan kaum kafir, karena sebenarnya
kekuatan mereka sangat rapuh bagaikan sarang laba-laba.
Tidak sepantasnya umat yang beriman kepada Allah merasa
lemah dan hina dihadapan musuh-musuhnya. Bukankah
Allah telah berfirman:..

‫ني‬
َ ِ‫َولاَ تهَِنُوا َولاَ حَْت َزنُوا َوأَْ�نتُ ُم الأَْ ْعلَ ْو َن إ ِْن ُكْ�نتُ ْم ُم ْؤِمن‬
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman

Topik 9
Keluar dari kebiasaan
Kisi-kisi
1. Salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari puasa
Ramadhan adalah “al-khuruj mi al-Ma’luf” artinya keluar
dari kebiasaan. Keluar dari kebiasaan rata-rata manusia
pada umumnya adalah sifat orang-orang besar.
2. Islam mengajarkan kita untuk keluar dari kebiasaan rata-
rata manusia. Jika manusia pada umumnya banyak tidur di
waktu malam, atau bangun di waktu malam untuk begadang,
bermaksiat ria atau nonton sepak bola, maka orang-orang

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 25


yang beriman mereka akan sedikit tidur di waktu malam,
banyak bangun untuk beribadah kepada Allah. Allah
berfirman :

‫َسَ�ت ْغ ِفرُو َن‬


ْ ‫أَْس َحا ِر ُه ْم ي‬
ْ ‫) واَِبل‬17( ‫ْجعُو َن‬
َ ‫ِن اللَّي ِْل مَا َ�يه‬
َ ‫ِيل م‬
ً‫َكانُوا قَل ا‬
)18(
Mereka orang-orang yang bertakwa sedikit sekali tidur di
waktu malam dan senantiasa beristighfar di waktu sahur.
(QS. Adz-Dzaariyaat: 17-18)
3. Jika kebanyakan manusia hanya mengucapkan salam
kepada orang-orang yang dikenalnya saja, maka Islam
memerintahkan agar kita mengucapkan salam kepada orang
yang dikenal atau-pun tidak dikenal. Ketika ditanya Islam
seperti apa yang paling baik, Nabi SAW bersabda :

‫ِف‬
ْ ‫َن لمَْ َ�ت ْعر‬
ْ ‫ْت َوم‬
َ ‫َن َع َرف‬
ْ ‫الس اَل َم َعلَى م‬
َّ ُ‫َوَ�ت ْق َرأ‬
Engkau harus membacakan salam kepada orang yang
dikenal dan tidak dikenal. HR.Bukhari
4. Jika kebanyakan manusia enggan berbuat baik kepada
orang yang telah menyakitinya atau tidak suka berbuat
baik untuknya, maka nabi SAW mengajarkan kita
untuk menyambungkan silaturahim kepada orang yang
memutuskan hubungan dengan kita. Nabi SAW mengajarkan
kita untuk memberi kepada orang yang tidak suka memberi
kepada kita. Nabi SAW juga mengajarkan untuk memaafkan
orang yang berbuat zhalim kepada kita.
Uqbah Bin Amir berkata, aku bertemu dengan
Rasulullah SAW, kemudian beliau SAW berkata:

‫َك‬
َ ‫َّن َظلَم‬
ْ ‫ْف عَم‬
ُ ‫َك وَاع‬
َ ‫َن َح َرم‬
ْ ‫ْط م‬
ِ ‫َك َوأَع‬
َ ‫َطع‬
َ ‫َن ق‬
ْ ‫ِص ْل م‬

26 ~KH. Yasin Muthohar~


Sambungkanlah hubungan kepada orang yang memutuskan
hubungan denganmu, berilah orang yang tidak memberi
kepadamu,maafkanlah orang berbuat zhalim kepadamu.
(HR. Ahmad)
5. Nabi Muhammad adalah contoh nyata dalam hal ini.
Bagaimana beliu dibimbing dengan wahyu Allah untuk
keluar dari kebiasaan bangsa arab jahiliyah pada saat itu.
Hasilnya beliau SAW menjadi sosok yang luar biasa. Bukan
hanya beliau, tapi sifat mulia ini juga dilaksanakan oleh para
sahabat ra.
6. Begitu juga kita hari ini. Jika kita ingin menjadi orang-orang
besar, maka kita harus bisa keluar dari kebiasan-kebiasaan
yang salah saat ini. Jika manusia hari ini telah biasa dengan
demokrasi dan hak asasi, maka seharusnya kita tidak
latah terbawa arus. Jika saat ini manusia terbiasa dengan
kapitalisme maka seharusnya umat Islam mulai keluar dari
kebiasaan manusia kebanyakan dengan meninggalkan
kapitalisme untuk digantikan dengan Islam.
Dengan demikian Umat Islam akan kembali menduduki
puncak keagungan sebagaimana umat Islam di masa lalu.
Predikat “Khoiro Ummah” dengan begitu akan benar-benar
menjadi kenyataan dalam kehidupan.

Topik 10
Hudan Linnaas
Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan adalah bulan al-Qur’an “Syahrul Qur’an”,
karena di bulan ini Allah menurunkan al-Qur’an untuk
pertama kalinya kepada Rasulullah Muhammad SAW.

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 27


2. Salah satu tujuan diturunkannya al-Qur’an adalah untuk
menjadi petunjuk bagi manusia “hudan linnaas”.
3. Apa yang dimaksud dengan “hudan linnaas”? Maksudnya
al-Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk atau
panduan hidup (pedoman hidup) bagi manusia di dunia ini.
Allah menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk karena Allah
Maha Mengetahui bahwa manusia bersifat lemah,serba
berkekurangan. Jika manusia dibiarkan hidup tanpa
petunjuk maka pasti akan tersesat dari jalan kebenaran.
Karena keterbatasannya, manusia tidak akan mengetahui
apa yang terbaik bagi dirinya dan masyarakatnya kecuali
setelah mendapatkan penjelasan dari Allah.
4. Jika aturan hidup diserahkan kepada manusia maka akan
terjadi pertentangan, perselisihan dan perbedaan antara satu
manusia dengan yang lainnya, sehingga aturan yang dibuat
manusia itu tidak akan bisa menyeluruh untuk manusia
lain di lingkungan dan situasi kondisi yang berbeda. Ketika
manusia menentukan aturan hidupnya sendiri maka akan
terjadi bias lingkungan di mana manusia berada. Berbeda
ketika aturan itu berasal dari Allah, pencipta manusia, yang
mengetahui keadaan,kebutuhan dan sifat-sifat manusia.
Maka aturan itu pasti akan bisa menyentuh semua manusia
dengan tidak lagi memperhatikan dimensi ruang dan waktu
di mana manusia berada. Aturan dari Allah dengan demikian
adalah aturan yang paling baik. Allah berfirman:

َِّ‫ُل إ َِّن الهُْدَى ُهدَى الله‬


ْ‫ق‬
Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk yang sebenarnya
hanyalah petunjuk Allah.
5. Al-Qur’an sebagai petunjuk Allah adalah petunjuk yang
paripurna, berbeda dengan petunjuk-petunjuk sebelumnya.
Jika peunjuk sebelumnya masih terikat dengan dimensi

28 ~KH. Yasin Muthohar~


ruang dan waktu, maka petunjuk al-Qur’an adalah petunjuk
yang berlaku bagi seluruh manusia di dunia ini dengan
tidak memperhatikan perbedaan situasi dan kondisi. Jika
petunjuk sebelum al-Qur’an adalah petunjuk yang bersifat
parsial, maka petunjuk al-Qur’an adalah petunjuk yang
bersifat universal. Allah berfirman:

‫ِي أَْ�ق َوُم‬


َ ‫إ َِّن َهذَا الْ ُقرْآ َن َ�ي ْهدِي لِل يَِّت ه‬
Sesungguhnya al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan
kehidupan yang lebih lurus.
6. Islam telah menetapkan bahwa petunjuk al-Qur’an tidak
bisa dirasakan nyata dalam kehidupan, jika al-Qur’an hanya
sebatas dibaca dan dikaji tanpa diamalkan. Dengan kata lain
jika umat Islam hanya mengambil Nahiyah Ruhiyah (aspek
spiritual) dari al-Qur’an,maka keberadaan al-Qur’an sebagai
petunjuk tidak akan terasa nyata dalam kehidupan.
7. Petunjuk al-Qur’an baru akan terasa dan nyata jika al-Qur’an
dijadikan sebagai sumber undang-undang resmi dalam
kehidupan. Inilah yang disebut Nahiyah Siasiyah (aspek
politik) dari al-Qur’an.
8. Di bulan turunnya al-Qur’an ini marilah kita bertanya kepada
diri kita,sudahkah kita menjadikan al-Qur’an sebagai satu-
satunya petunjuk dalam hidup kita. Sudahkah kita berupaya
mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan nyata?
9. Tutup ceramah dengan mengajak audien untuk merenungkan
firman Allah :

‫َك ُف ْر بِ ِه‬
ْ ‫َن ي‬
ْ ‫ِك ُ�ي ْؤِمنُو َن بِ ِه َوم‬
َ ‫َاب َ�يْ�تلُونَ ُه َح َّق ت اَِل َوتِ ِه أُولَئ‬
َ ‫ْكت‬
ِ ‫ِين آَ�تْ�ينَا ُه ُم ال‬
َ ‫الَّذ‬
‫لخَْاسرُو َن‬
ِ ‫ِك ُه ُم ا‬
َ ‫فَأُولَئ‬
Orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 29


Al-Kitab,mereka membacanya dengan sebenar-
benarnya,mereka itu benar-benar mengimaninya. Siapa
yang mengingkarinya maka mereka adalah orang-orang
yang merugi. (QS. Al-Baqarah:121)
Ayat ini menjelaskan bahwa yang benar-benar
mengimani al-Qur’an adalah orang yang membaca al-
Qur’an dengan sebenar-benarnya, yakni tidak sekedar
membaca tapi diteruskan dengan mengamalkannya. Ibnu
Mas’ud berkata tentang ayat ini:

‫حُِل حالله وحيرم حرامه ويقرأه‬


َّ ‫ إن حق تالوته أن ي‬،‫والذي نفسي بيده‬
‫ وال يتأول منه شيئا على‬،‫ وال حيرف الكلم عن مواضعه‬،‫كما أنزله هللا‬
‫غري أتويله‬
Demi Dzat yang diriku dalam genggaman-Nya: sesungguhnya
makna membaca al-Qur’an dengan sebenar-benarnya
adalah menghalalkan yang kehalalannya, mengharamkan
keharamannya, membacanya sebagaimana al-Qur’an itu
diturunkan, tidak merubah kata-kata dalam al-Qur’an dari
tempat-tempatnya dan tidak mentakwilkan al-Quram dengan
penakwilan yang menyimpang.

30 ~KH. Yasin Muthohar~


Topik 11
Kekuatan Doa
Kisi-kisi
1. Ceramah diawali dengan membacakan QS. Al-Baqarah :
186

‫َجيبُوا‬
ِ ‫َست‬
ْ ‫َّاع إِذَا َدعَا ِن َ�ف ْلي‬
ِ ‫يب َد ْع َوَة الد‬
ُ ‫ُج‬
ِ ‫ِيب أ‬
ٌ ‫َن فَإ يِِّن قَر‬
ِّ‫َك ِعبَادِي ع ي‬
َ ‫َوإِذَا َسأَل‬
‫يِل َولُْ�ي ْؤِمنُوا يِب لَ َعلَّ ُه ْم َ�ير ُْشدُو َن‬
2. Ayat ini menjelaskna bahwa Allah itu dekat dengan hamba-
hambanya dan akan mengambulkan doa-doa mereka.
“Sungguh aku itu dekat, akan mengambulkan doanya orang
yang berdoa kepada-Ku”.
3. Di sela-sela penjelasan tentang ibadah puasa di bulan
Ramadhan, Allah menjelaskan tentang akan dikabulknnya
doa. Hal ini mengisyarahkan bahwa salah satu momentum
dikabulkannya doa adalah ketika kita berpuasa dan berada
di bulan Ramadhan.
4. Selanjutnya, perkuatlah pemahaman itu dengan
mejelaskan hadits nabi SAW tentang doanya orang yang
berpuasa. Doanya orang yang puasa dari sejak terbit fajar
sampai terbenam matahari akan dikabulkan. Begitu juga
doanya orang yang berpuasa ketika sedang berbuka akan
dikabulkan.

‫َسلَّ َم �ثَلاَثٌَة لاَ ُ�ترَُّد َد ْع َوُ�ت ُه ْم‬


َ ‫ول اللهَِّ َصلَّى اللهَُّ َعلَيْ ِه و‬
ُ ‫َال ر َُس‬
َ ‫َن أ يَِب ُه َرْ�ي َرَة قَالَق‬
ْ‫ع‬
‫ْق الْ َغمَا ِم‬
َ ‫َظلُوِم َ�ي ْرَ�ف ُعهَا اللهَُّ َ�فو‬
ْ ‫ِل َوَد ْع َوُة الْم‬
ُ ‫ْط َر َوالإِْمَا ُم الْعَاد‬
ِ ‫الصائِ ُم َح ىَّت ُ�يف‬
َّ

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 31


‫ني‬
ٍ ‫َّك َولَ ْو َ�ب ْع َد ِح‬
ِ ‫ْص َرن‬
ُ ‫َّب َوعِزيَِّت لأََن‬
ُّ ‫ُول الر‬
ُ ‫السمَا ِء َوَ�يق‬
َّ ‫َاب‬
َ ‫َح لهََا أَْ�بو‬
ُ ‫َوَ�ي ْفت‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra,ia berkata: Rasulullah SAW
telah bersabda: ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak
akan ditolak (pasti dikabulkan), yaitu orang yang berpuasa
hingga berbuka, imam yang adil, dan doanya orang yang
zhalimi. Allah akan mengangkat doanya di atas awan. Allah
akan membuka pintu-pintu langit untuknya. Allah berfirman
: demi kemuliaan-Ku, pasti Aku akan menolongmu walau
setelah waktu yang tidak ditentukan (maksudnya: kapanpun
doanya pasti akan dikabulkan). HR.Turmudzi.

» ‫ِط ِرِه دعوُة ما ُ�ترَُّد‬


ْ ‫ِلصائِ ِم ِعنْ َد ف‬
َّ ‫« ل‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
Rasulullah bersabda: bagi orang yang berpuasa pada saat
bukanya ada doa yang tidak akan ditolak .HR. Baihaqi dalam
Sya’bul Iman.
5. Dalam ayat ini juga Allah menjelaskan syarat di kabulaknnya
doa yaitu jika orang yang berdoa itu senantiasa menyambut
peritah Allah dalam kehidupannya dan ketika memanjatkan
doanya disertai dengan keimanan kepada Allah

‫َجيبُوا يِل َولُْ�ي ْؤِمنُوا يب‬


ِ ‫َست‬
ْ ‫َ�ف ْلي‬
6. Rasulullah pernah mengingatkan bahwa jika Amar Ma’ruf
dan Nahyi Munkar ditinggalkan maka Allah tidak akan
mengabulkan doa siapa saja yang berdoa kepada Allah:

َُّ‫ُوش َك َّن الله‬


ِ ‫ْك ِر أَ ْو لَي‬
َ ‫َن الْ ُمن‬
ْ ‫ُن ع‬
َّ ‫ُوف َولََ�تْ�ن َهو‬
ِ ‫ْسي بِيَ ِد ِه لَتَْأ ُمرَُّن اِبلْ َم ْعر‬
ِ ‫وَالَّذِي َ�نف‬
‫َك ْم‬
ُ ‫اب ل‬
ُ ‫َج‬
َ ‫ُست‬
ْ ‫َاب ِمنْ ُه ثمَُّ تَ ْدعُونَ ُه َ�ف اَل ي‬
ً‫ْك ْم ِعق ا‬
ُ ‫َث َعلَي‬
َ ‫أ َْن َ�يْ�بع‬
Demi Dzat yang diriki dalam genggaman-Nya. Kalian harus
memerintahkan terhadap yang ma’ruf dan melarang dari
yang munkar atau Allah akan segera mengirimkan siksa dari-

32 ~KH. Yasin Muthohar~


Nya,kemudian kalian berdoa,maka dia itu tidak dikabulkan
untuk kalian. (HR. Tirmidzi)
7. Jika kita menyambut perintah Allah dengan menjalankan
syariat-Nya di muka bumi ini dan selalu menyertai doa kita
dengan keimanan akan dekatnya Allah dengan kita dan
keimanan bahwa Allah akan mengabulkan doa kita, maka
niscaya Allah akan memberi petunjuk dan membimbing
kita untuk mendapatkan kebaikan dunia akhirat. Allah
berfirman “َ‫ْشدُون‬
ُ ‫ ”لَ َعلَّهُ مْ يَر‬Pasti mereka mendapat petunjuk
untuk mendapatkan kebaikan dunia akhirat.
8. Karena itu hamba yang beriman akan memanfaatkan
momentum Ramadhan untuk berdoa kepada Allah untuk
kebaikan hidupnya di dunia dan di akhiirat. Doanya orang
yang beriman tentunya tidak hanya untuk kepentingan
diri dan keluarganya saja. Orang yang beriman juga akan
berdoa untuk saudara-sudaranya sesame kaum muslimin,
sebagaimana ia juga akan berdoa untuk agamanya.
9. Akhiri dengan ajakan untuk menjadikan momentum
ramadhan sebagai bulan berdoa untuk kaum muslim di
Palestina, Iraq, Afgan,Pakistan, Rohingya,Xinziang, dan yang
lainnya. Juga berdoa agar kaum muslimin mendapatkan
pertolongan Allah dengan tegaknya Syari’ah

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 33


Topik 12
Ramadhan tanpa Syariah
dan Khilafah
Kisi-kisi
1. Awali ceramah dengan melontarkan pertanyaan kepada
audien ‘ Apakah bedanya Ramadhan kita dengan Ramadhan
Rasulullah. Apa bedanya Ramadhan kita saat ini dengan
Ramadhannya generasi salafus shalih?.
2. Ramadhan di masa Rasulullah SAW dan Ramadhan di
masa generasi salafus shalih adalah Ramadhan di tengah
kehidupan masyarakat yang tengah menjalan syariat
Islam di bahwa naungan pemerintahan Islam. Sementara
Ramadhan saat yang kita jalani saat ini adalah Ramadhan
di tengah kehidupan masyarakat yang sekular di bawah
naungan pemerintahan sekular.
3. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan masa lalu, akan
menjalankan ibadah puasa disertai dengan ketundukan
kepada hukum-hukm Allah dalam kehidupan. Ramadhan
bukan hanya bulan puasa, tarawih, dan tadarrus saja. Tapi
juga bulan dakwah dan berjihad, bulan penaklukan dan
bulan perjuangan untuk meraih nashrullah.
4. Sedangkan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan
sekarang ini,banyak yang tidak terikat lagi dengan hukum
Allah dalam kehidupan. Akibatnya bulan Ramadhan
menjadi bulan musiman untuk bertaubat dan taat. Ketika
Ramadhan berlalu keinginan untuk taat mulai berkurang
diganti dengan maksiat yang menggeliat. Orang-orang
berubah drastis menjadi salih di bulan Ramadhan. Ketika
Ramadhan berakhir kembali lagi berbuat salah. Ramadhan

34 ~KH. Yasin Muthohar~


hanya menjadi bulan berjibakunya kaum muslimin dalam
ibadah ritual.
5. Kita sangat merindukan berada di bulan Ramadhan, yang
di dalamnya Syariah dan Khilafah ditegakan. Sehingga
al-Qur’an tidak lagi dikeramatkan, yang hanya di baca di
bulan Ramadhan saja, Syi’ar Islam tidak hanya ada di bulan
Ramadhan saja, Masjid-masjid tidak hanya penuh di bulan
Ramadhan saja. Kita merindukan bulan Ramadhan yang
dijadikan memonetum untuk berjihad menegakkan agama
Allah sebagaimana di masa Rasulullah, Perang Badar,
Futuh Makkah dan peperangan lainnya terjadi di bulan
Ramadhan.
6. Jelaskan tentang urgensi khilafah dalam menerapkan syariat
Islam.
- Bahwa ada syariat Islam yang pelaksanaannya diserahkan
kepada individu seperti ibadah-ibadah ritual yang bersifat
fardiyah (individual). Mislanya sholat, berdzikir, berdoa,
berpuasa, dan haji.
- Ada syariat yang pelaksanaannya diserahkan kepada jama’ah
atau kelompok, seperti untuk mewujudkan kehidupan Islam
dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar.
- Ada juga Syariat yang pelaksanaannya diserahkan kepada
negera, karena memang tidak bisa dilaksanakan oleh individu
maupun kelompok, seperti menerapkan sanksi, menjalankan
system kehidupan(ekonomi, social, pendidikan, politik,
pemerintahan), menyatukan Umat Islam, mengadakan
perjanjian luar negeri dll.
7. Karena itulah kaum muslimin dahulu tidak pernah berselisih
tentang urgensi dan kewajiban mengangkat khalifah sebagai
kepala Negara yang akan menerapkan Islam di dalam negeri
dan mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 35


8. Ketika menjelaskan QS. Al-Baqarah : 30, Imam Qurthubi

‫هذه األية أصل يف نصب إمام أو خليفة يسمع له ويطاع لتجتمع به‬
‫الكلمة وتنفذ به أحكام اخلليفة وال خالف يف وجوب ذلك بني األمة‬
‫وال بني األئمة‬
Ayat ini merupakan dalil tentang mengangkat imam atau
khalifah yang harus didengar dan ditaati agar kalimah umat
menjadi satu dan hukum-hukum yg diserahkan kepada
khalifah bisa dijalnkan. Tidak ada perselisihan tentang
wajibnya mengangkat imam di antar umat dan para ulama.
9. Kita sungguh merindukan adanya intitusi pemerintahan
yang akan menjadikan Ramadhan lebih bermakna dan
berpengaruh lagi bagi umat. Kita merindukan adanya
kemenangan-kemenangan yang diraih oleh umat Islam.
Semoga tidak lama lagi umat Islam bisa merasakan indahnya
Rmadhan dibawah naungan Khilafah Islamiyah.

Topik 13
Bulan Kesabaran
Kisi-kisi
1. Salah satu pelajaran penting yang bisa kita petik dari ibadah
puasa di bulan Ramadhan, adalah bahwa puasa merupakan
latihan untuk bersabar. Puasa melatih kita untuk bersabar
dalam menjalankan perintah Allah, bersabar dalam menjauhi
hal-hal yang dilarang oleh Allah dan bersabar menerima

36 ~KH. Yasin Muthohar~


pemberian Allah.
2. Coba kita perhatikan orang-orang yang berpuasa di bulan
Ramadhan. Mereka begitu bersabar menjalankan perintah
Allah meski harus menghadapi penderitaan karenanya.
Mereka bersabar menjauhi segala yang dilarang oleh Allah
meski sangat menggoda dan menggiurkan. Mereka juga
sabar menerima ketentuan Allah, menikmati rizki dari Allah
hanya dalam dua waktu dalam sehari semalam, tidak seperti
di bulan-bulan yang lainnya.
3. Para ulama menyebutkan bahwa sabar itu adalah mendorong
jiwa untuk rida menerima ketentuan Allah (berupa hukum
dan Qadha atau kejadian yang diluar kendali manusia) dan
mendorng jiwa untuk terikat dengan Islam dan meleburkan
diri di dalam Islam

‫ال ِم‬
َ ‫ِس‬
ْ ‫َحلُهَا َعلَى اإلِلْتِ َزا ِم اِبإل‬
ْ َ‫َضا ِء هللاِ وم‬
َ ‫ِضا بِق‬
َ ‫ْس َعلَى ال ّر‬
ِ ‫ْل َّال�نف‬
ُ ‫(ح‬
َ‫م‬
)ِ‫ْصهَا ِر بِه‬
ِ ‫وَاإلِن‬
4. Ya..puasa adalah latihan bersabar agar kaum muslimin
terbiasa menderita di jalan Allah. Puasa adalah latihan
bersabar agar kaum mslimin siap menerima perintah dan
menderitaan yang lebih besar lagi. Kalau kaum muslim
tidak bisa bersabar menerima perintah berpuasa, kalau
kaum muslimin tidak sabar menderita lapar dan dahaga,
maka bagaimana mungkin mereka akan mampu bersabar
menerima perintah yang jauh lebih besar dari ibadah
puasa.
5. Syaikh Muhammad ali as-Shobuni ketika menjelaskan hikam
disyariatkannya ibadah puasa di bulan Ramadhan, beliau
berkata : bahwa dengan berpuasa di bulan ramadhan kaum
muslimin dibiasakan untuk menderita,merasakan kesulitan,
agar mereka siap menerima penderitaan yang lebih besar

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 37


lagi, yaitu penderitaan ketika berjihad fi sabiilillah.
6. Karena itulah kita akan menemukan perintah Allah untuk
berjihad diletakan setelah perintah untuk berpuasa di
bulan Ramadhan. Baca QS. Al-Baqarah ayat 190. Kita
juga mengetahui bahwa perang badar terjadi pada tanggal
17 Ramadhan setelah 16 hari kaum muslimin berpuasa di
bulan Ramadhan.
7. Jadi sabar yang diinginkan Allah dan Rasulnya bukanlah
hanya kesabaran dalam menjalankan ibadah ritual, tapi
lebih jauh lagi juga kesabaran dalam berjuang dan berjihad
di jalan Allah.
8. Terakhir..ajak jama’ah untuk merenungkan fireman Allah
QS. Ali Imaran 200

‫ِحو َن‬
ُ ‫َّك ْم ُ�ت ْفل‬
ُ ‫ِطوا وَاَّ�ت ُقوا اللهََّ لَ َعل‬
ُ ‫َصابِ ُروا َوَراب‬
َ ‫اصبرُِوا و‬
ْ ‫ِين آ َمنُوا‬
َ ‫اَي أَُّ�يهَا الَّذ‬
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah, lipat
gandakanlah kesabaran kalian,berjaga-jagalah di benteng-
benteng perbatasan (dari serangan musuh) dan bertakwalah
kepada Allah, supaya kalian beruntung (mendapatkan
kemenangan)

Topik 14
Skala Proritas (Aulawiyah)
Kisi-kisi
1. Ramadhan adalah madrasah kolosal bagi kaum muslimin
diseluruh dunia. Salah satu pelajaran yang bisa kita petik

38 ~KH. Yasin Muthohar~


dari madrasah ramadhan adalah Ramadhan mengajarkan
kita untuk berbuat sesuai dengan skala prioritas.
2. Orang yang berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan
adalah orang-orang yang mendahulukan atau
memprioritaskan perintah Allah dari pada kepentingan
dunia yang sifatnya sesaat. Kalau seandainya kita lebih
mendahulukan perasaan kita dan dan kesenangan-
kesenangan dunia, niscaya kita tidak akan berpuasa di bulan
Ramadhan. Jika kita mendahulukan perasaan, niscaya kita
akan memilih untuk bersenang-senang di depan tv atau di
tempat hiburan dari pada shalat tarawih dan tadarus al-
Qur’an. Jika kita terlena dengan kenikmatan jasadiyah maka
kita akan memilih tidur pulas sampai pagi dari pada bangun
untuk makan sahur dan bermunajat kepada Allah.
3. Seorang muslim adalah orang yang berbuat mengikuti
sekala prioritas yang telah di tetapkn oleh Allah dan rasul-
nya. Ia akan mendahulukan ibadah yang wajib dari pada
ibadah yang sunnah. Ia akan mendahulukan kewajiban
yang manfaatnya menyentuh masyarakat banyak dari pada
kewajiban yang hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri.
4. Nu’man bin Basyir pernah menuturkan: suatu ketika aku
bersama sekelompok para sahabat dekat mimbar Rasulullah
SAW . Saat itu ada seorang lelaki yang berkata: Setelah Islam
ini aku tidak peduli untuk tidak berbuat karena Allah kecuali
memberi minum kepada jama’ah haji. Yang lain mengatakan
: Kalau menurutku amal yang harus diperdulikan adalah
memakmurkan masjidil haram. Sementara orang yang
lain lagi mengatakan: kalau menurutku amal yang harus
diperdulikan itu adalah berjihad di jalan Allah. Melihat
para sahabat berdebat di dekat mimbar nabi SAW, umar
menghampiri dan menegur meraka: Jangan meninggikan
suara di dekat mimbar nabi SAW…! –saat itu adalah hari

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 39


jum’at-, nanti setelah shalat jum’at aku akan menanyakan
perkara yang kalian perselisihkan ini kepada Rasulullah
saw. Setelah umar mengadukan permasalahn tadi kepada
Rasulullah SAW, maka turunlah firman Allah QS. At-Taubah
ayat 19-22

‫لاْٰخ ِر‬
ِ ‫َن اِبللّهِٰ وَالَْ�ي ْوِم ا‬
َ ‫َن ٰام‬
ْ ‫ال َرا ِم َكم‬
َْ‫َس ِج ِد ح‬
ْ ‫الا ِّۤج َو ِعمَا َرَة الْم‬
َْ‫َج َع ْلتُ ْم ِسقَايَ َة ح‬
َ‫ا‬
‫ِي‬
َۘ ْ‫الظلِم ن‬
ّٰ ‫َستَو َن ِعنْ َد اللّهِٰ ۗ وَاللّهُٰ لاَ َ�ي ْهدِى الْ َق ْوَم‬
ْ ‫ف َسبِي ِْل اللّهِٰ ۗ لاَ ي‬
ِْ‫َجا َه َد ي‬
َ‫و‬
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-
orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam,
kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah
dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka
tidak sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk
kepada orang-orang zalim.

‫ْظ ُم َدرََج ًة‬


َ ‫ُس ِه ْۙم اَع‬
ِ ‫ف َسبِي ِْل اللّهِٰ باَِ ْموَالهِِ ْم َواَْ�نف‬
ِْ‫َجا َه ُدوْا ي‬
َ ‫َاج ُروْا و‬
َ ‫اَلَّ ِذي َْن ٰا َمُ�نوْا َوه‬
‫ِٕك ُه ُم الْ َف ۤا ِٕى ُزْو َن‬
َ ‫ِعنْ َد اللّهِٰ ۗ َواُو ٰۤلى‬
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di
jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih
tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang
yang memperoleh kemenangan.
5. Inti dari ayat-ayat di atas adalah menjelaskan skala prioritas,
mana di antara tiga amal tadi (memberi minum kepada
jama’ah haji,memakmurkan masjidl haram dan berjihad)
yang harus didahulukan?. Allah menegaskan bahwa tidak
sama kedudukan tiga amal itu di sisi Allah. Orang yang
beriman, hijrah dan jihad lebih tinggi derajatnya di sisi Allah
dari pada orang yang memberi minum kepada jam’ah haji
dan memakmurkan masjidil haram.
6. Rasululah juga pernah bersabda;

40 ~KH. Yasin Muthohar~


‫ِض ٌع‬
ْ ‫َسلَّ َم الإِْميَا ُن ب‬
َ ‫ول اللهَِّ َصلَّى اللهَُّ َعلَيْ ِه و‬
ُ ‫َال ر َُس‬
َ ‫َال ق‬
َ ‫َن أ يَِب ُه َرْ�ي َرَة ق‬
ْ‫ع‬
‫ْل لاَ إِلََه إِلاَّ اللهَُّ َوأَداَْنهَا إِمَا َط ُة‬
ُ ‫ْضلُهَا َ�قو‬
َ ‫َستُّو َن ُش ْعبَ ًة فَأَف‬
ِ ‫ِض ٌع و‬
ْ ‫َسْ�بعُو َن أَ ْو ب‬
َ‫و‬
‫ِيق‬
ِ ‫الطر‬
َّ ‫َن‬
ْ ‫الأَْذَى ع‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Iman itu memilki lebih dari tujuh puluh atau enam
puluh cabang. Cabang yang paling utama adalah ungkapan
“Laa Illaah Illallooh”. Sedangkan cabang iman yang paling
rendah adalah membuang hal-hal yang akan menyakiti
orang dari jalan (HR.Muslim)
7. Hadits ini mengisyarahkan bahwa kita tidak boleh
mendahulukan membuang kotoran dari jalan mengabaikan
prinsif tauhid. Amal untuk meninggikan kalimah tauhid
(berdakwah dan berjihad) harus didahulukan dari segala
amal
8. Tutup dengan renungan: Dengan rangkain ibadah di bulan
Ramadhan yang mulia ini, sudahkan kita mendahahulukan
yang harus didahulukan dan mengakhirkan yang harus
diakhirkan. Sudahkah kita mendahulukan kewajiban dari
pada amal sunnah. Sudahkah kita mendahulukan dakwah
dari pada tilawah? Sudahkan kita mendahulukan kewajiban
menegakkan khilafah dari pada tadarrus dan shalat
sunnah?.
9. Akhiri ceramah dengan membacakan terakhir QS.At-
Taubah ayat 19

”َ‫الظالِ ِمني‬
َّ ‫“وَاللهَُّ لاَ َ�ي ْهدِي الْ َق ْوَم‬
Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-
orang yang berbuat zalim”.
10. Siapa yang berbuat zalim dalam ayat ini? Mereka adalah

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 41


orang-orang yang lebih mendahulukan memberikan minum
kepada jama’ah haji atau memamkmurkan masjidil haram
dari pada berjihad di jalan Allah. Mereka adalah orang-
orang yamg berbuat tidak mengikuti skala prioritas yang
telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Topik 15
Mengikis cinta dunia
(Hub al-dunyaa)
Kisi-kisi
1. Di antara pelajaran Ramadhan (Durus Ramadhaniyah) bagi
kita, adalah Ramadhan mengajarkan kita untuk mengikis
kecintaan kepada dunia.
2. Lihatlah orang yang berpuasa. Bagaimana ia meninggalkan
kesenangan dunia, memilih menderita demi melaksanakan
titah Allah SWT. Ini adalah pelajaran bagi kita, hendaknya
kita bisa mengikis kecintaan kepada dunia (bersenang-
senang dengan mengumbar nafsu perut dan syahwat), baik
di bulan Ramadhan atau di bulan-bulan yang lain.
3. Memang manusia secara fitrah memiliki kecenderungan
untuk mencintai dunia. Dalam diri manusia ada naluri
mempertahankan diri yang salah satu penampakannya
adalah adanya keinginan untuk memiliki segala sesuatu yang
akan menjadikan dirinya bisa eksis, dihargai, dihormati,
dielu-elukan dan dipuja-puja orang lain. Wujud dunia yang
dicintai manusia bisa berbentuk harta kekayaan, anak dan
istri, jabatan dan popularitas, atau apa saja.

42 ~KH. Yasin Muthohar~


4. Allah berirman QS. Ali Imran ayat 14

‫ِن‬
َ ‫ني وَالْ َقنَا ِطريِ الْ ُم َقن َْط َرِة م‬
َ ِ‫ِسا ِء وَالْبَن‬
َ ّ‫ِن الن‬
َ ‫َات م‬
ِ ‫الش َهو‬
َّ ‫َّاس ُح ُّب‬
ِ ‫ِن لِلن‬
َ ّ‫ُزي‬
‫الدْ�نيَا‬
ُّ ‫اليَا ِة‬
َْ‫َاع ح‬
ُ ‫ِك َمت‬
َ ‫ْث َذل‬
ِ ‫َالر‬
َْ‫ُس َّوَم ِة وَالأَْْ�نعَا ِم و ح‬
َ ‫ِض ِة َوالخَْي ِْل الْم‬
َّ ‫َب وَالْف‬
ِ ‫الذه‬
َّ
‫َآب‬
ِ ‫وَاللهَُّ ِعنْ َد ُه ُح ْس ُن الْم‬
5. Kenapa kecintaan kepada dunia harus dikikis?. Karena
kecintaan kepada dunia jika terus berkecamuk dalam hati
manusia, niscaya akan menghalanginya dari ibadah kepada
Allah dan berjihad di jalan-Nya. Allah berfirman:

‫ِيل اللهَِّ اَّاثَ�ق ْلتُ ْم إ ىَِل‬


ِ ‫َك ُم انْ ِف ُروا يِف َسب‬
ُ ‫ِيل ل‬
َ ‫َك ْم إِذَا ق‬
ُ ‫ِين آَ َمنُوا مَا ل‬
َ ‫اَي أَُّ�يهَا الَّذ‬
‫آَْخ َرِة‬
ِ ‫الدْ�نيَا يِف ال‬
ُّ ‫اليَا ِة‬
َْ‫َاع ح‬
ُ ‫آَْخ َرِةفَمَا َمت‬
ِ ‫ِن ال‬
َ ‫الدْ�نيَا م‬
ُّ ‫َضيتُ ْم اِب حَْليَا ِة‬
ِ ‫ْض أَر‬
ِ ‫الأَْر‬
‫إِلاَّ قَلِي ٌل‬
Wahai orang-orang yang beriman: ada apa dengan kalian,
kenapa ketika dikatakan : berangkatlah (berjihad) di jalan
Allah, kalian merasa berat?apakah kalian lebih suka
kehidupan dunia dari pada akhirat?Tidaklah kenikamatan
dunia disbanding dengan akhirat kecuai hanya kenikmatan
yang sedikit
Bacakan juga QS.al-Munafiqun: 9.

‫َل‬
ْ ‫َن َ�ي ْفع‬
ْ ‫َن ذ ِْك ِر اللهَِّ َوم‬
ْ ‫ُك ْم َولاَ أَ ْولاَ دُُك ْم ع‬
ُ ‫ِك ْم أَ ْموَال‬
ُ ‫ِين آَ َمنُوا لاَ ُ�ت ْله‬
َ ‫اَي أَُّ�يهَا الَّذ‬
‫لخَْاسرُو َن‬
ِ ‫ِك ُه ُم ا‬
َ ‫ِك فَأُولَئ‬
َ ‫َذل‬
6. Kecintaan kepada dunia harus dikikis karena akan menjadi
penyebab lemahnya kaum muslimin. Dalam hadits riwayat
Abu Daud, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa akan

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 43


datang suatu masa, di mana kaum muslimin lemah tidak
berdaya di hadapan musuh-musuhnya. Saat itu kaum
muslimin bagaikan makanan pada nampan yang dikerubuti
oleh musuh. Kaum muslimin saat itu banyak namun lemah
bagaikan buih. Musuh tidak merasa gentar ketika berhadapan
dengan mereka. Penyebabnya adalah penyakit wahn. Yaitu
cinta dunia dan takut mati.

‫ْك ُم األُ َم ُم َكمَا تَدَاعَى الْ َق ْوُم َعلَى‬


ُ ‫ُوش ُك أ َْن تَدَاعَى َعلَي‬
ِ ‫ ي‬:‫قال رسول هللا‬
‫َن‬
ُ ‫َل الْ َوه‬
ُ ‫ جُْيع‬، ‫السي ِْل‬
َّ ‫َكنَُّه ُغثَا ُء‬
ِ ‫ َول‬، َ‫ِن قِلَّ ٍة ؟ ال‬
ْ ‫ م‬: ‫ِيل‬
َ ‫ ق‬: ‫َال‬
َ ‫َص َعتِ ِه ْم ق‬
ْ‫ق‬
‫ِك ْم‬
ُ ‫الدْ�نيَا َوَك َرا ِهيَت‬
ُّ ‫ِك ُم‬
ُ ّ‫ حَُلب‬، ‫ُوب َع ُد ِّوُك ْم‬
ِ ‫ِن ُ�قل‬
ْ ‫ْب م‬
ُ ‫الرع‬
ُّ ‫ َوُ�يْ�ن َزُع‬، ‫ِك ْم‬
ُ ‫يِف ُ�قلُوب‬
.‫ْت‬
ِ ‫يِف الْ َمو‬
Rasulullah bersabda: telah dekat suatu masa dimana kalian
akan dikerubuti oleh umat-umat yang lain sebagaimana
suatu kaum mengerubuti nampan makanan mereka. Rawi
berkata: Rasulullah SAW ditanya: Apakah hal itu disebabkan
karena sedikitnya (jumlah kami)?. Rasulullah SAW bersabda:
bukan, melainkan karena kalian bagaikan buih banjir. Akan
dijadikan penyakit wahn (lemah) pada hati-hati kalian, dan
akan dicabut rasa takut dari musuh-mush kalian, karena
kecintaan kalian pada dunia dan takutnya kalian akan
kematian
7. Ceritakan kejadian perang uhud.
Pada saat perang Uhud kaum muslimin kocar-kacir,
dikalahkan oleh musuh. Penyebabnya adalah karena pasukan
pemanah yang ada di atas bukit Rumat meninggalkan
posisinya. Padahal Rasulullah telah berpesan agar mereka
tetap di posisi itu, apapaun yang terjadi sampai diperintahkan
oleh Rasulullah SAW untuk turun. Namun karena mereka

44 ~KH. Yasin Muthohar~


melihat kaum muslimin yang berada di bawah bukit sedang
sibuk memperbutkan harta rampasan perang. Maka mereka-
pun lupa akan pesan Rasulullah SAW. Akhirnya mereka
turun bergabung dengan kaum muslimin yang lain. Kondisi
itu dimanfaatkan oleh musuh. Ketika melihat pasukan di
balik bukit sudah tidak ada, maka musuhpun datang dari
belakang kaum muslimin melancarkan serangan. Kaum
muslin akhirnya terdesak mundur.
8. Bagaimana cara mengikis cinta dunia dalam diri kita, sehingga
dunia tidak menjadi penghalang ibadah dan berjuang di jalan
Allah?. Selain mengetahui bahaya cinta dunia sebegaimana
di jelaskan tadi. Kita juga harus mengetahui hakikat dunia
dibandingkan dengan akhirat. Banyak sekali ayat al-Qur’an
yang menjelaskan akan hakikat dunia, diantaranya:
QS. Al-An’am: 32: Kehidupan dunia adalah permainan
dan senda gurau.

‫ِين �يََّ�تقُو َن أََ�ف اَل‬


َ ‫آَْخ َرُة َخْ�ي ٌر لِلَّذ‬
ِ ‫ِب وَلهَْ ٌو َولَلدَّا ُر ال‬
ٌ ‫الدْ�نيَا إِلاَّ لَع‬
ُّ ‫اليَا ُة‬
َْ‫َومَا ح‬
‫َ�ت ْع ِقلُو َن‬
Tidaklah kehidupan dunia kecuali bagikan permainan dan
senda gurau semata. Dan sungguh negeri Akhirat itu pasti
lebih bagi orang-orang yang bertakawa. Apakah mereka
tidak berpikir?
At-Taubah ayat: 38: Kenikmatan dunia adalah
kenikmatan yang sedikit

‫آَْخ َرِة إِلاَّ قَلِي ٌل‬


ِ ‫الدْ�نيَا يِف ال‬
ُّ ‫اليَا ِة‬
َْ‫َاع ح‬
ُ ‫فَمَا َمت‬
Tidaklah kenikamatan dunia disbanding dengan akhirat
kecuai hanya kenikmatan yang sedikit …

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 45


QS Luqman: 33: Kehidupan dunia adalah kehidupan
yang menipu

ُ‫الدْ�نيَا‬
ُّ ‫اليَا ُة‬
َْ‫َّك ُم ح‬
ُ ‫ُرن‬
َّ ‫َ�ف اَل َ�تغ‬
Janganlah kalian tertipu oleh kehidupan dunia..
9. Ditengah kehidupan yang didominasi oleh kapitalisme yang
meterialistik, akan sangat sulit mengikis kecintaan terhadap
kehidupan dunia dari diri kita. Selain kita harus mengyadari
hakikat dunia menurut Allah SWT, kita juga butuh suasana
yang mendukung di tengah-tengah masyarakat kita. Jika
suasana dan lingkungan masyarakat kita masih di dominasi
dengan materialisme dalam segala bidang, maka sepertinya
hanya orang-orang yang hebat imannyalah yang tidak
akan terbawa arus materialistik yang sangat deras menyapu
relung-relung kehidupan kaum muslimin saat ini.
10. Karena itulah, mutlak diperlukan sebuah peradaban yang
tidak materialistik, mutlak dibutuhkan sebuah system
kehidupan yang bisa memposisikan dunia pada tempatnya,
mutlak juga dibutuhkan sebuah kekuatan yang bisa
mengkondisikan dan mengubah suasana masyarakat agar
tidak terseret dan didominasi dengan materialisme. Itulah
peradaban Islam, itulah sistem kehidupan Islam.

Topik 16
Kebahagian Hakiki
Kisi-kisi
1. Ibadah shaum mengajarkan kepada kita semua tentang
makna kebahagian hakiki. Yaitu kebahagian karena taat

46 ~KH. Yasin Muthohar~


kepada Allah dan Rasul-Nya.
2. Orang yang shaum ketika menjelang buka ia senang dan
bahagia bukan karena akan datangnya waktu makan dan
minum semata, melainkan lebih jauh dari itu, ia senang
karena sudah menamatkan puasa pada hari itu, sehingga ia
berhak mendapat pahala. Doa orang yang berpuasa ketika
berbuka menggambarkan kebahagian ini. Rasulullah SAW
mengajarkan kita untuk membaca doa ini ketika berpuka
puasa

‫أَْج ُر إ ِْن َشا َء الل‬


ْ ‫َت ال‬
َ ‫ُوق َوَ�ثب‬
ُ ‫َّت الْ ُعر‬
ْ ‫الظ َمأُ وَاْ�بَ�تل‬
َّ ‫َب‬
َ ‫َذه‬
Telah hilang rasa haus. Urat-urat telah menjadi segar. Dan
pahala telah ditetapkan dengan izin Allah. (HR. Abu Daud)
3. Orang yang berpuasa juga akan berbahagia dengan
puasanya pada saat di dunia ini dan di Akhirat kelak. Rasul
SAW menyatakan :

‫ني َ�ي ْلقَى َربَُّه‬


َ ‫ْط ُر وََ�فرَْح ٌة ِح‬
ِ ‫ني ُ�يف‬
َ ‫ِلصائِ ِم َ�فرَْحتَا ِن َ�فرَْح ٌة ِح‬
َّ ‫َول‬
Bagi orang yang berpuasa terdapat dua kebahagian. Pertama
kebagian ketika berbuka di dunia. Dan yang kedua,kebagiaan
ketika bertemu dengan Rabb-nya di Akhirat nanti.
4. Islam mengajarkan bahwa kebahagian hakiki bukanlah
dengan memenuhi segala keinginan jasadiyah kita, bukan
dengan mengumbar syahwat kita, bukan juga dengan
memperturutkan segala keinginan hawa nafsu kita.
Kebahagian hakiki adalah ketika mendapat karunia Allah,
ketika kita mendapat rahmat Allah di dunia dan di Akhirat
nanti dengan masuk Surga kemudian bertemu dengan Allah
SWT. Mari kita renungkan firman Allah berikut ini:

‫ِك َ�ف ْلَ�ي ْفرَُحوا ُه َو َخْ�ي ٌر مِمَّا جَْي َمعُو َن‬


َ ‫َحتِ ِه فَبِ َذل‬
َ ْ‫َض ِل اللهَِّ َوبِرم‬
ْ ‫ُل بِف‬
ْ‫ق‬

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 47


Katakanlah !!!. Hanya karena Karunia Allah dan Rahmat-Nya
lah, hanya dengan itulah kalian harus bergembira. Karena
hal itu lebih baik dari segala perkara yang kalian kumpulkan
di dunia ini. QS.Yunus 85.
5. Kebahagian hakiki dalam kehidupan individual kita dan
kehidupan komunal kita tidak akan kita dapatkan kecuali
dengan Iman dan taat kepada Allah SWT. Wujud nyatanya
adalah dengan menjalankan Syariat dalam kehidupan.
Benarlah para ulama yang telah mengatakan bahwa :

‫السعادة تتولد من الرضا والرضا يتولد من العبادة والعبادة تتولد من‬


‫االميان‬
Kebahagian itu lahir dari Rido Allah. Rido Allah lahir dari
ibadah. Dan Ibadah lahir dari keimanan.
6. Semoga Ramadhan kita kali ini bisa menginspirasi kita untuk
meraih kebahagian hakiki, sebagai mana kebahagian orang-
orang yang berpuasa. Semoga kita tidak terjebak dengan
kebahagian semu yang tidak akan nada ujungnya. Yaitu
mengejar sebatas kebahagian material semata.

Topik 17
Tsiqoh Biwa’dillah
Kisi-kisi
1. Ibadah puasa Ramadhan mengajarkan kita untuk percaya
kepada janji Allah
2. Kenapa kita berpuasa, kenapa kita rela menderita menahan

48 ~KH. Yasin Muthohar~


lapar dan dahaga? Salah satu jawabanyya karena kita
meyakini janji Allah yg akan diberikan kepada orang yang
berpuasa.
3. Di antara janji Allah bagi shooimiin:
- diampuni dosa

‫َضا َن‬
َ ‫َن َصا َم َرم‬
ْ ‫َسلَّ َم م‬
َ ‫ول اللهَِّ َصلَّى اللهَُّ َعلَيْ ِه و‬
ُ ‫َال ر َُس‬
َ ‫َال ق‬
َ ‫َن أ يَِب ُه َرْ�ي َرَة ق‬
ْ‫ع‬
‫ِن َذنْبِه‬
ْ ‫َد َم م‬
َّ ‫ِس اًاب ُغ ِف َر لَُه مَا َ�تق‬
َ ‫َاحت‬
ْ ‫َان و‬
ً‫إِمي ا‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairoh, dia berkata : Rasulullah
SAW bersabda : Siapa shaum Ramadhan karena iman dan
ikhlas karena Allah, pasti akan diampuni segala dosanya
yang telah lalu. HR.Bukhari
- masuk surga melalui pintu khusus “ar-Royyaan”

‫َال إ َِّن يِف الجَْنَّ ِة‬


َ ‫َسلَّ َم ق‬
َ ‫َن النَّبيِ ِّ َصلَّى اللهَُّ َعلَيْ ِه و‬
ْ ‫َض َي اللهَُّ َعنْ ُه ع‬
ِ ‫ْل ر‬
ٍ ‫َن َسه‬
ْ‫ع‬
‫َح ٌد‬
َ ‫ْخ ُل ِمنْ ُه أ‬
ُ ‫الصائِمُو َن َ�ي ْوَم الْ ِقيَا َم ِة لاَ يَد‬
َّ ‫ْخ ُل ِمنْ ُه‬
ُ ‫َال لَُه الراََّّي ُن يَد‬
ُ ‫اَباًب ُ�يق‬
‫َخلُوا‬
َ ‫َح ٌد َغْ�ي ُرُه ْم فَإِذَا د‬
َ ‫ْخ ُل ِمنْ ُه أ‬
ُ ‫الصائِمُو َن َ�فَ�يقُومُو َن لاَ يَد‬
َّ ‫َال أَي َْن‬
ُ ‫َغْ�ي ُرُه ْم ُ�يق‬
‫َح ٌد‬
َ ‫ْخ ْل ِمنْ ُه أ‬
ُ ‫ِق َ�فلَ ْم يَد‬
َ ‫أُ ْغل‬
Sungguh di Surga itu ada satu pintu yang bernama ar-Royyan.
Dari pintu itu akan masuk orang-orang yang shaum di hari
kiamat, tidak aka nada yang masuk selain mereka. Akan
dikatakan : di mana orang-orang yang berpuasa. Kemudian
mereka berdiri dan tidak ada yang masuk melalui pintu itu
seorang-pun selain mereka. Jika mereka telah masuk, maka
pintu itu ditutup, maka tidak akan dimasukan seorangpun
dari puntu itu. HR. Ahmad
- mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 49


‫َال‬
َ ‫ْخل يُِن الجَْنََّة ق‬
ِ ‫َل يُد‬
ٍ ‫رِْن بِ َعم‬
ِ‫َخبي‬
ْ ‫ول اللهَِّ أ‬
َ ‫ْت اَي ر َُس‬
ُ ‫َال ُ�قل‬
َ ‫َن أ يَِب أُمَا َم َة ق‬
ْ‫ع‬
‫َال لاَ ِمث َْل لَُه‬
َ ‫ْل لَُه أَ ْو ق‬
َ ‫لص ْوِم فَإِنَُّه لاَ ِعد‬
َّ ‫ْك اِب‬
َ ‫َعلَي‬
Dari Abi Umamah dia berkata : Aku berkata : Ya Rasululallah
beritahukanlah kepadaku amal yang akan memasukan aku
ke Surga. Rasulullah SAW bersabda : Shaumlah, karena
shaum itu tidak ada bandingannya atau tida ada yang semisal
dengan-nya. HR, Bukhari
4. Sebagai muslim kita harus meyakini janji Allah. Banyak sekali
janji Allah, di antaranya adalah janji Allah kepada kaum
muslimin yang beriman dan beramal shalih (menjalankan
syari’at). Allah berjanji akan memberikan kekuasaan kepada
mereka di muka bumi. QS. An-Nur: 55

‫ْض‬
ِ ‫َخلِفََّ�ن ُه ْم ىِف الاَْر‬
ْ ‫َست‬
ْ ‫ِح ِت لَي‬
ٰ ‫الصل‬
ّٰ ‫ْك ْم َو َع ِملُوا‬
ُ ‫َو َع َد اللّهُٰ الَّ ِذي َْن ٰا َمُ�نوْا ِمن‬
‫َضى لهَُ ْم‬
ٰ ‫َن لهَُ ْم ِدْ�يَ�ن ُه ُم الَّذِى ا ْرت‬
َّ ‫َكن‬
ِّ ‫ِن َ�قبْلِ ِه ْۖم َولَيُم‬
ْ ‫َف الَّ ِذي َْن م‬
َ ‫َخل‬
ْ ‫َكمَا ْاست‬
‫َن َك َف َر َ�ب ْع َد‬
ْ ‫ب َشيْـًٔۗا َوم‬
ِْ‫ُش ِرُك ْو َن ي‬
ْ ‫َن لاَ ي‬
ِْ‫َولَُ�يبَ ِّدلََّ�ن ُه ْم ّم ِْۢن َ�ب ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم اَ ْمنً ۗا َ�ي ْعبُ ُد ْون ي‬
‫ٰس ُق ْو َن‬
ِ ‫ِٕك ُه ُم الْف‬
َ ‫ِك فَاُو ٰۤلى‬
َ ‫ٰذل‬
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu
yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa
Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan
bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia
benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada
dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap)
menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

50 ~KH. Yasin Muthohar~


5. Kaum muslimin hari ini tengah berada di era para penguasa
diktator “ Mulkan Jabriyyan”. Setelah era pengusa dikator
ini Rasulullah memberikan kabar gembira “Bisyaroh” akan
munculnya Khilafah alaa minhajin nubuwwah sebagaimana
dalam Hadits Riwayat Ahmad:

َُّ‫َكو َن ثمَُّ َ�ي ْرَ�ف ُعهَا إِذَا َشا َء أ َْن َ�ي ْرَ�ف َعهَا ثم‬
ُ ‫ِيك ْم مَا َشا َء اللهَُّ أ َْن ت‬
ُ ‫ُوُة ف‬
َّ ‫َكو ُن ُّال�ن�ب‬
ُ‫ت‬
‫َكو َن ثمَُّ َ�ي ْرَ�ف ُعهَا‬
ُ ‫َكو ُن مَا َشا َء اللهَُّ أ َْن ت‬
ُ ‫ُوِة َ�فت‬
َّ ‫َاج ُّال�ن�ب‬
ِ ‫َكو ُن ِخ اَلفَ ٌة َعلَى ِمْ�نه‬
ُ‫ت‬
‫َكو َن‬
ُ ‫َكو ُن مَا َشا َء اللهَُّ أ َْن ي‬
ُ ‫َاضا َ�في‬
ًّ ‫ْكا ع‬
ً ‫َكو ُن ُمل‬
ُ ‫إِذَا َشا َء اللهَُّ أ َْن َ�ي ْرَ�ف َعهَا ثمَُّ ت‬

‫َكو ُن مَا َشا َء اللهَُّ أ َْن‬


ُ ‫ْكا َج رْبِيًَّة َ�فت‬
ً ‫َكو ُن ُمل‬ ُ ‫ثمَُّ َ�ي ْرَ�ف ُعهَا إِذَا َشا َء أ َْن َ�ي ْرَ�ف َعهَا ثمَُّ ت‬
‫ُوِة‬
َّ ‫َاج ُّال�ن�ب‬
ِ ‫َكو ُن ِخ اَلفَ ًة َعلَى ِمْ�نه‬ ُ ‫َكو َن ثمَُّ َ�ي ْرَ�ف ُعهَا إِذَا َشا َء أ َْن َ�ي ْرَ�ف َعهَا ثمَُّ ت‬ُ‫ت‬

‫ثمَُّ َس َك َت‬
Kenabian tengah berada di tengah-tengah kalian dengan
kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya jika Dia
berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan terdapat
pase Khilafah yang mengikuti metode kanabian. Pase
ini akan berlangsung dengan izin Allah (untuk beberapa
waktu),kemudian Allah akan mengangkatnya jika
berkehendak mengangkatnya. Kemudian Paseini menjadi
kerajaan yang menggigit, maka berlangsunglah kerajaan ini
(untuk bebrapa waktu) dengan kehendak Allah. Kemudian
Allah akan mengangkatnya jika Dia berkehendak. Kemudian
paseini akan menjadi Kerajaan yang dictator. Maka
berlangsunglah (untuk beberapa lama) dengan kehendak
Allah. Kemudian Allah mengangkatnya jika berkehendak
untuk mengangkatnya. Kemudian pase ini akan menjadi
Khilafah yang mengikuti metode kenabian. Kemudian
Rasulullah diam.

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 51


6. Faidah meyakini janji Allah:
Muslim yang meyakini janji Allah ia akan bersungguh-
sungguh dalam beramal. Karena janji Allah tidak diberikan
kepada orang yang pasif, melainkan kepada orang yang
aktif.
7. Siroh Rasul menjadi bukti nyata. Meski telah dijanjikan
kemenangan dan pertolongan, Rasulullah SAW tetap
bersungguh-sungguh menyambut datangnya pertolongan
Allah.

Topik 18
Mujahadah
Kisi-Kisi
1. Bulan Ramadhan adalah madrasah bagi kaum muslimin.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari rangkaian ibadah
di bulan Ramadhan. Salah satunya adalah mujahadah
(bersungguh-sungguh di jalan Allah). Di bulan ini kita
diajarkan untuk selalu bersungguh-sungguh menggapai rido
Allah dengan beramal shalih semaksimal mungkin.
2. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan memulai
aktifitasnya sejak waktu sahur sampai malam hari dengan
berbagai kegiatan ibadah (Shalat tahajud, kuliah shubuh,
kuliah dhuha, kuliah zhuhur, kuliah menjelang buka, kuliah
tarawih,tadarrus,berdoa, sholat tarawih, dll)
3. Bacakan QS.Al-Ankabut: 6 &69

52 ~KH. Yasin Muthohar~


‫ني‬
َ ‫َن الْعَالَ ِم‬
ِ ‫َن ع‬
ٌِّ‫ْس ِه إ َِّن اللهََّ لَغ ي‬
ِ ‫َن َجا َه َد فَإِنمََّا يجَُا ِه ُد لَِ�نف‬
ْ ‫َوم‬
Siapa saja yang bersungguh-sungguh maka sungguh ia
hanya bersungguh-sungguh untuk dirinya. Sesungguhnya
(QS.Al-Ankabut:6)

‫ني‬
َ ِ‫ُح ِسن‬
ْ ‫ِين َجا َه ُدوا فِينَا لََ�ن ْه ِد�يََّ�ن ُه ْم ُسُ�بلَنَا َوإ َِّن اللهََّ لَ َم َع الْم‬
َ ‫وَالَّذ‬
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan-Kami,
pasti kami benar-benar akan menunjukan mereka ke jalan
Kami dan sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang
yang berbuat baik (Al-Ankabut:69)
4. Dalam ayat di atas Allah mendorong kita untuk bersungguh-
sungguh dalam menjalankan perintah-Nya dengan
menjajikan kebaikan bagi siapa saja yang bersungguh-
sungguh.
5. Dalam ayat pertama, Allah menjelaskan bahwa kebaikan
akan kembali kepada manusia bukan ke pada Allah.

‫ني‬
َ ‫َن الْعَالَ ِم‬
ِ ‫َن ع‬
ٌِّ‫ْس ِه إ َِّن اللهََّ لَغ ي‬
ِ ‫َن َجا َه َد فَإِنمََّا يجَُا ِه ُد لَِ�نف‬
ْ ‫َوم‬
“Siapa saja yang bersungguh-sungguh maka ia sebenarnya
hanyalah bersungguh-sungguh untuk diri-nya sendiri.
Sungguh Allah maha kaya dari seluruh alam”
6. Dalam ayat kedua,Allah menjelaskan dua kebaikan yang
akan diperoleh orang yang bersungguh-sungguh.
Kebaikan pertama adalah mendapatkan hidayah
(bimbingan Allah). Allah berfirman

‫لََ�ن ْه ِد�يََّ�ن ُه ْم ُسُ�بلَنَا‬


Kami akan menunjukan mereka terhadap jalan-jalan-Ku.
Kebaikan kedua adalah mendapatkan pertolongan

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 53


Allah, yakni mendapatkan hasil yang baik dari jerih
payahnya

‫ني‬
َ ِ‫ُح ِسن‬
ْ ‫َوإ َِّن اللهََّ لَ َم َع الْم‬
dan sunggun Allah itu pasti bersama-sama (akan menolong)
orang-orang yang berbuat baik (yaitu orang yang bersunggu-
sungguh di jalan Allah).
7. Tutup dengan memberikan renungan.
Sudahkah kita bersungguh-sungguh di jalan Allah
sebagimana diajarkan oleh madrasah Ramadhan. Kenapa
saat ini kondisi kita (umat islam) jauh dari kebaikan myang
Allah janjikan. Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah
kurangnya kesungguhan kita dalam ,menjalankan Syariat
Allah

Topik 19
Al-Junnah (Perisai)
Kisi-kisi
1. Awali dengan membacakan sabda Rasulullah SAW Riwayat
Imam Bukhari dari Abi Hurairah ra

‫ُل إ يِِّن‬
ْ ‫َل َوإ ِْن ا ْم ُرٌؤ قَاَ�تلَ ُه أَ ْو َشاتمََُه َ�ف ْلَ�يق‬
ْ ‫ُث َولاَ جَْيه‬
ْ ‫الصيَا ُم ُجنٌَّة َ�ف اَل َ�ي ْرف‬
ِّ
‫َي‬
ِ ْ‫َر�ت ن‬
َّ ‫َصائِ ٌم م‬
Puasa itu adalah perisai. Karena itu orang yang berpuasa itu
janganlah berkata-kata kotor, janganlah ia berbuat bodoh.

54 ~KH. Yasin Muthohar~


Jika ada seseorang ingin membunuhnya atau memakinya
hendaklah ia mengatakan :Aku sedang berpuasa –dua kali-.
2. Hadits ini menjelaskan faidah dari puasa yang kita lakukan.
Puasa adalah benteng individu muslim dari kamaksiatan.
Sejatinya orang yang berpuasa tidak lagi melakukan
kemaksiatan sebagaimana sabda Rasul di atas. Ketika
Rasulullah SAW memberikan nasihat kepada para pemuda
yang belum mampu menikah, beliau SAW bersabda:

‫ِجا ٌء‬
َ ‫لص ْوِم فَإِنَُّه لَُه و‬
َّ ‫َط ْع َ�ف َعلَيْ ِه اِب‬
ِ ‫َست‬
ْ ‫َن لمَْ ي‬
ْ ‫َوم‬
Siapa saja yang belum mampu menikah maka hendaklah
berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya
dari kemaksiatan. HR.Bukhari
3. Dengan berpuasa di bulan Ramadhan,kita patut
bersyukur,karena kaum muslimin secara individu akan
terbentengi dari kemaksiatan.
4. Namun saat ini kita juga patut bersedih karena jika kaum
muslimin secara individu telah terbentengi dari kemkasiatan,
tapi bagaimana halnya dengan kaum muslimin secara
komunal?. Sudahkah terbentengi dari perbuatan buruk dan
kezaliman yang akan menimpanya?. Apa yang akan menjadi
benteng kaum muslimin secara komunal?
5. Jika benteng individu adalah puasa,maka benteng kaum
muslimin secara komunal adalah imam atau Khalifah.
Rasulullah bersabda:

‫ِن َوَرائِ ِه َو�يَُّ�تقَى بِ ِه‬


ْ ‫َل م‬
ُ ‫إِنمََّا الإِْمَا ُم ُجنٌَّة ُ�يقَات‬
Sungguh imam itu adalah benteng. Dari belakngnya rakyat
akan diperangi dan akan dijaga dengannya. (HR.Muslim)
6. Keberadaan pemimpin dalam Islam sangatlah penting.
Tanpa imam kaum muslimin akan tercerai berai, lemah

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 55


dan tidak berdaya dihadapan musuh-musuhnya. Tanpa
imam sebagai penjaga, harta kaum muslimin akan tersia-
sia dirampas musuh. Tanpa imam sebagai benteng, akidah
kaum muslimin terancam disimpangkan dan dikotori. Tanpa
imam potensi kekayaan dan kekuatan kaum muslimin akan
terbengkalai.
7. Benarlah apa yang dikatakan oleh Syaikh Izz bin Abdis
Salam :

‫َض َع ُفنَا هَنبا لاَِ ْقواان‬


ْ ‫َن لَنَا ُسبُ ٌل & وَكا َن أ‬
ْ ‫الفَ ُة لمَْ تأَْم‬
َ ِْ‫لَ ْوالَ الخ‬
Jika tidak ada khilafah maka jalan-jalan tidak akan aman bagi
kita.Orang-orang yang lemah di antara kita akan menjadi
rampasan orang-orang yang kuat di antara kita
8. Seorang penyair di masa jahiliyyah “Afwah Audi” pernah
bersenandung:

‫ْضى لاَ َس َرا َة لهَُ ْم & َولاَ َس َراةٌ إذَا ُجهَّالهُُ ْم َسا ُدوا‬
َ ‫َّاس َ�فو‬
ُ ‫ُح الن‬
ُ ‫َصل‬
ْ ‫لاَ ي‬
Manusia tidak bisa mendapat kemaslahatan dalam keadaan
tersia-sia tanpa imam. Tidak aka nada kehagia bagi mereka.
Begitu juga tidak aka nada kebahagian jika orang-orang yang
bodoh menjadi pemimpin mereka
9. Mengingat begitu penting dan medesaknya keberadaan
pemimpin bagi kaum muslimin, setelah melakukan penelitian
dari nash al-Qur’an dan as-Sunnah para ulama terdahulu
sepakat akan wajibnya mengangkat satu orang pemimpin
bagi kaum muslimin di seluruh dunia.
10. Syaikh Abdurrahmanal-Jaziiri dalam kitab al-fiqh ‘alaa al-
madzaahib al-arba’ah telah mencatat ijma imam madzhab
yang empat tentang wajib adanya kepemimpinan bagi kaum
muslimi:

56 ~KH. Yasin Muthohar~


‫ أن اإلمامة فرض وأنه ال بد للمسليمن‬: ‫اتفق األئمة رمحهم هللا تعاىل على‬
‫من إمام يقيم شعائر الدين وينصف املظلومني من الظاملني وعلى أنه ال‬
‫جيوز أن يكون على املسلمني يف وقت واحد يف مجيع الدنيا إمامان ال‬
‫متفقان وال مفرتقان‬
Para imam madzhab yang empat –semoga Allah merahmati
mereka- telah bersepakat bahwa Imamah (khilafah) itu
hukumnya fardhu, dan bahwa kaum muslimin mesti memilki
imam yang akan menegakkan syiar agama dan membela
kelompk yang dizalimi dari kelompok yang berbuat zalim,
dan bahwa tidak boleh bagi kaum muslimin di saat yang
sama di seluruh dunia ada dua imam baik sepakat atau tidak
sepakat.
11. Imam al-Qurthubi, ketika menjelaskan tentang firman Allah
QS.al-Baqarah ayat 30,beliau berkata:

‫ لتجتمع به‬،‫هذه اآلية أصل يف نصب إمام وخليفة يسمع له ويطاع‬


‫ وال خالف يف وجوب ذلك بني األمة‬.‫ وتنفذ به أحكام اخلليفة‬،‫الكلمة‬
،‫وال بني األئمة إال ما روي عن األصم حيث كان عن الشريعة أصم‬
‫وكذلك كل من قال بقوله واتبعه على رأيه ومذهبه‬
Ayat ini adalah dalil tentang (kewajiban) mengangkat imam
atau khalifah yang wajib didengar dan ditaati, agar kalimat
(umat) menjadi satu, dana agar hukum-hukum khalifah
bisa dilaksanakan. Tidak ada perbedaan tentang wajibnya
imam itu di antara umat dan para imam madzhab,kecuali
yang diriwayatkan dari al-Ashomm karena ia tuli dari
syariat. Begitu juga setiap orang yang berpendapat dengan

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 57


pendapatnya dan mengikuti pendapat dan madzhabnya.
12. Saat ini kita membutuhkan benteng individu untuk melindungi
kita dari kemaksiatan dan juga benteng komunal,benteng
umat secara keseluruhan, untuk melindungi umat dan
agamanya dari hal-hal yang akan merusaknya.

Topik 20
Al-Qur’an dan kekuasaan
Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan adalah Syahrul Qur’an. Di bulan Ramadhan
ini al-Qur’an terasa begitu dekat dalam kehidupan kaum
muslimin. Di mana terdapat tadarus al-Qur’an, Tahsin dan
tahfizh, kajian dan diskusi tentang al-Qur’an.
2. Namun ada satu kenyataan yang luput dari perhatian dan
kesadaran kaum muslimin. Di manakah letak al-Qur’an
dari kekuasaan Negara. Mengingat selama ini yang terasa
di ditonjolkan dari al-Qur’an adalah aspek spiritualnya
(nahiyah ruhiyah) saja. Padahal al-Qur’an juga memilki
aspek politik (nahiyah siasiyah) sebagaiman dinyatakan
oleh Sayyid Qutub dalam Fi Zhilal al-Qur’an.
3. Jika kita meneliti nash al-Qur’an dan hadits maka kita akan
menemukan banyak nash yang mengisyarahkan bahwa al-
Qur’an dan kekuasaan tidak bisa dipisahkan.
4. Sebagai contoh misalnya firman Allah SWT dalam al-Qur’an
surat Ali-Imran ayat 102:

58 ~KH. Yasin Muthohar~


‫َرقُوا‬
َّ ‫َص ُموا بحَِب ِْل اللهَِّ جمَِيعًا َولاَ َ�تف‬
ِ ‫وَا ْعت‬
Dan berpegang teguhlah pada tali Allah“dalam keadaan
berjama’ah” dan janganlah kalian bercerai-berai.
Ayat ini memerintahkan orang-orang yang beriman
agar berpegang teguh pada tali Allah (al-Qur’an atau
Islam) dalam keadaan berjama’ah, yaitu bersatu di bawah
kepemimpinan seorang imam. Artinya al-Qur’an tidak boleh
dipisahkan dari kekuasaan.
Al-Hafizh Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini,beliau
berkata:

‫امرهم ابحلماعة وهناهم عن التفرقة‬


Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk
berjama’ah (bersatu di bawah kepimimpinan seorang imam)
dan telah melarang mereka dari bercerai-berai
Syaikh Abdurrahman al-Aqobi dalam kitabnya Dzikroo
likhoiri Ummatin Ukhrijat Linnaaas menyatakan:

‫ولفظ مجيعاً يف اآلية ليس توكيداً بل هو حال من واو اجلماعة اليت تعود‬
‫ أي اعتصموا حببل هللا حال كونكم مجيعاً أي مجاعة‬.‫على الذين آمنوا‬
‫على رجل‬
Kata “jamii’an” dalam ayat ini kedudukannya bukan menjadi
“taukid” tapi menjadi “hal” dari wawu jamak yang kembali
kepada lafazh “alladziina aamanuu”. Maknanya adalah:
berpegangteguhlah kalian pada tali Allah dalam keadaan
berjama’ah (bersatu dibawah kemepimpinan seorang
imam)
5. Atau Firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 80:

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 59


‫ْك‬
َ ‫ِن لَ ُدن‬
ْ ‫َل يِل م‬
ْ ‫َاجع‬
ْ ‫ْق و‬
ٍ ‫َخر ِْج يِن خُْمرََج ِصد‬
ْ ‫ْق َوأ‬
ٍ ‫ْخ َل ِصد‬
َ ‫ْخل يِْن ُمد‬
ِ ‫َب أَد‬
ِّ ‫ُل ر‬
ْ‫ق‬
‫َصريًا‬
ِ ‫ْط اًان ن‬
َ ‫ُسل‬
Katakanlah :”Ya Tuhanku masukanlah aku ke tempat masuk
yang baik dan keluarkanlah aku dari tempat keluar yang
baik, dan Jadikalah bagiku dari sisi-Mu “kekuasaan yang
menolong”
6. Begitu juga hadits nabi SAW riwayat ath-Thabrani dalam al-
Mu’jam al-Kabir

‫َاب‬
َ ‫ْكت‬
ِ ‫ أَال إ َِّن ال‬،َ‫ْث دَار‬
ُ ‫َاب َحي‬
ِ ‫ْكت‬
ِ ‫ فَدُوُروا َم َع ال‬،ٌ‫ِسال ِم دَائِ َرة‬
ْ ‫أَال إ َِّن رََحى اإل‬
‫َاب‬
َ ‫ْكت‬
ِ ‫ فَال ُ�تفَا ِرقُوا ال‬،ِ‫ْطا َن َسَ�يفْترَِقَان‬
َ ‫َالسل‬
ُّ ‫و‬
Ingatlah sesungguhnya roda islam senantiasa berputar. Maka
berputarlah kalian bersama kitab Allah, ke mana saja kitab
itu berputar. Ingatlah al-Qur’an dan kekuasaan akan terpisah.
Maka janganlah kalian berpisah dari al-Kitab.
Hadits ini mengisyarahkan bahwa al-Qur’an dan
kekuasaan hukum asalnya tidak boleh dipisahkan. Jika terjadi
pemisahan maka berpegang teguhlah kepada al-Qur’an
(supaya al-Qur’an dan kekuasaan kembali menyatu)
7. Suatu ketika Ummu salamah pernah bertanya kepada para
Sahabat

‫كيف أنتم إذا دعاكم داعيان داع إىل كتاب هللا وداع إىل سلطان هللا‬
‫فقالوا جنيب الداعي إىل كتاب هللا فقالت ال بل أجيبوا الداعي إىل سلطان‬
‫هللا فإن كتاب هللا مع سلطانه‬
Bagiaman sikap kalian jika ada dua penyeru, yang pertama
menyeru kepada kitab Allah dan yang kedua menyeru

60 ~KH. Yasin Muthohar~


kepada kekuasaan Allah. Para sahabat berkata: kami akan
menyambut seruan kepada kitab Allah. Kemudian Ummu
Salamah berkata: tidak demikian, melainkan sambutlah
orang yang menyeru kepada kekuasaan Allah karena kitab
Allah harus bersama dengan kekuasaan Allah (tidak bisa
dipisahkan antara keduanya).
Setelah kita mengetahui nash al-Qur’an, Hadits, Atsar
sahabat dan maqolah ulama tentang hubungan erat antara
al-Qur’an dan kekuasaan,apakah kita masih ragu bahwa al-
Qur’an tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan?.

Topik 21
Antara sikap Mukmin
dan Munafiq
Kisi-kisi
1. Kaum muslimin yang menunaikan Ibadah shaum di bulan
Ramadhan memberikan gambaran kepada kita bagaimana
sikap mukmin sejati. Orang yang beriman ketika diseru
untuk melaksanakan hukum Allah, yaitu berpuasa di bulan
Ramadhan, maka ia akan menerimanya dengan lapang
dada, tidak ada rasa berat sedikitpun dalam hatinya, ia-pun
berserah diri secara total kepada Allah.
Orang yang beriman adalah orang yang menerima
perintah Allah tanpa banyak bertanya, sikapnya adalah “
sami’na watho’naa” kami mendengar dan kami taat. Dalam
benak hamba yang beriman, sedikitpun, tidak pernah
terlintas pertanyaan tentang perintah Allah. Kenapa begini,

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 61


kenapa begitu?. Perintah Allah akan dijalankannya,apakah
ia mengerti atau tidak mengerti.
2. Itulah sikap mukmin sejati yang harus ada setiap saat,
bukan hanya di bulan Ramadhan saja, bukan hanya ketika
menyambut seruan ibadah ritual saja. Tapi apapun seruan
Allah dan Rasul-nya dalam hal apapun, dan di manapun
akan akan kita sambut dengan senang hati.
3. Allah berfirman, QS. An-Nur: 51

‫َح ُك َم َ�بْ�يَ�ن ُه ْم أ َْن َ�ي ُقولُوا‬


ْ ‫ني إِذَا ُد ُعوا إ ىَِل اللهَِّ َور َُسولِِه لِي‬
َ ِ‫ْل الْ ُم ْؤِمن‬
َ ‫إِنمََّا َكا َن َ�قو‬
‫ِحو َن‬
ُ ‫ِك ُه ُم الْ ُم ْفل‬
َ ‫س ْعنَا َوأَ َط ْعنَا َوأُولَئ‬
َِ‫م‬
Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman
jika mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya untuk
menghukumi di antara mereka adalah perkataan “kami
pasti mendengar dan kami pasti taat”. Mereka itulah orang-
orag yang beruntung.
4. Imam Thanthawi dalam tafsirnya mengatakan :

‫ أهنم إذا ما دعوا إىل حكم‬، ‫ أن من صفات املؤمنني الصادقني‬: ‫واملعىن‬


‫ الىت أوحاها إىل رسوله صلى هللا عليه وسلم أن‬- ‫ تعاىل‬- ‫شريعة هللا‬
‫ بدون تردد أو تباطؤ‬، ‫ مسعنا وأطعنا‬: ‫يقولوا عندما يدعون لذلك‬
Makna ayat ini : di antara sifat orang-orang yang
beriman yang benar adalah bawa jika mereka diajak kepada
hukum syariat Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya,
mereka akan selalu mengatakan kami mendengar kami taat
tanpa ada keraguan dan tanpa mnanti-nanti.
5. Berbeda dengan orang munafiq. Kaum munafiq ketika
mendengar ada perintah Allah diserukan, mereka tidak

62 ~KH. Yasin Muthohar~


langsung menerima perintah itu, mereka akan berpikir-pikir
terlebih dahulu. Apakah ada manfaat yang bersifat material
dalam perintah Allah itu?. Jika ada manfaat, atau perintah
itu dianggap menguntungkan posisinya, maka mereka akan
menyambut perintah Allah dengan gegap-gempita. Namun
jika mreka tidak merasakan ada manfaat atau keuntungan
material, maka mereka akan berpaling. Allah berfirman
dalam QS.An-Nur: 48-50

‫ َوإ ِْن‬, ‫ِضو َن‬


ُ ‫َح ُك َم َ�بْ�يَ�ن ُه ْم إِذَا فَرِي ٌق ِمْ�ن ُه ْم ُم ْعر‬
ْ ‫َوإِذَا ُد ُعوا إ ىَِل اللهَِّ َور َُسولِِه لِي‬
‫َض أَ ِم اراَْتبُوا أَ ْم يخََافُو َن أ َْن‬
ٌ ‫ أ يَِف ُ�قلُوبهِِ ْم َمر‬,َ‫حَْق يأَْتُوا إِلَيْ ِه ُم ْذ ِعنِني‬
ُّ ‫َك ْن لهَُ ُم ال‬
ُ‫ي‬
‫الظالِمُو َن‬
َّ ‫ِك ُه ُم‬
َ ‫حَِيف اللهَُّ َعلَيْ ِه ْم َور َُسولُُه ب َْل أُولَئ‬
َ ‫ي‬
Jika mereka datang kepada Allah dan Rasul-Nya untuk
menghukumi di antara mereka,maka sekelompk dari
mereka berpaling. Dan jika ada kebaikan (manfaat materi)
bagi mereka maka mereka akan ating menyambut perintah
Allah dan Rasul-Nya dengan bergegas. Apakah dalam hati
mereka terdapat penyakit? Ataukah mereka ragu,atau
mereka khawatir Allah dan Rasul-Nya menzalimi mereka.
Justru merekalah orang-orang yang berbuat zalim.
Jelaslah sudah perbedaan antara sikap orang yang
beriman dengan sikap kaum munafiq. Pertanyaanya adalah
kita termasuk kelompok yang mana?. Apakah termasuk
orang yang beriman yang siap menjalankan semua perintah
Allah, tanpa melihat susah atau sulit, manfaat atau madarat
?. Atau justru kita terjangkiti sifat kaum munafik yang selalu
memilih perintah Allah yang menguntungkan diri, keluarga
dan kelompoknya, yang selalu berprasangka buruk kepada
Allah dan Rasulnya. Mereka menduga bahwa Alah dan
Rasul-nya akan menyulitkan mereka dengan perintah-
perintahnya.

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 63


Topik 22
Mengendalikan Hawa Nafsu
Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan dikenal dengan bulan pengendalian hawa
nafsu. Selama sebulan penuh, secara marathon, siang dan
malam kaum muslimin ditempa untuk belajar mengendalikan
nafsu.
2. Nafsu pada diri manusia pada awalnya bersifat netral.
Kemudian Allah menciptakan kecenderungan pada nafsu
(jiwa) manusia untuk taat dan maksiat. Allah berfirman: QS.
Asy-Syams: 7-8

.‫ُجوَرهَا َوَ�ت ْقوَاهَا‬


ُ ‫ فَأَلهَْ َمهَا ف‬,‫ْس َومَا َسوَّاهَا‬
ٍ ‫َوَ�نف‬
Dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Maka
Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan
ketakwaannya.
3. Manusialah yang menjadikan nafsunya bersih serta selalu
cenderung kepada kebaikan atau menjadikannya kotor dan
selalu cenderung kepada keburukan. Allah berfirman:

.‫َساهَا‬
َّ ‫َن د‬
ْ ‫اب م‬
َ ‫ َوقَ ْد َخ‬,‫َن َزَّكاهَا‬
ْ ‫َح م‬
َ ‫قَ ْد أَْ�فل‬
Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya dan
sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya.
4. Manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan hawa
nafsunya yakni keinginan-keinginannya. Keinginan itulah
yang disebut hawa nafsu. Mengendalikan hawa nafsu artinya
menundukan dan mengarahkan keinginan-keinginan jiwa
yang kotor supaya menjadi keinginan yang baik. Nafsu

64 ~KH. Yasin Muthohar~


yang tidak terkendali disebut nasfu ammaaroh dan nafsu
lawwaamah. Sedangkan nafsu yang sudah terkendali disebut
nafsu radhiyah dan muthmainnah.
5. Bagaimana cara mengendalikan hawa nafsu itu?
Bagaimana supaya jiwa kita menjadi jiwa yang radhiyah
dan muthmainnah?
6. Hawa nafsu harus dikendalikan dengan cara menundukannya
dengan wahyu, dengan syariat Islam. Bukti keimanan
seseorang adalah kemampuannya menundukan hawa nafsu
dengan syariat yang dibawa oleh nabi SAW. Rasulullah
bersabda:

» ‫« ال يؤمن أحدكم حىت يكون هواه تبعا ملا جئت به‬


Tidak beriman (tidak sempurna imannya) salah seorang
dari kalian,hingga hawa nafsunya (keinginannya) mengikuti
apa yang aku bawa. HR.Thabrani
7. Bacakan juga firman Allah QS.al-Jatsiyah 18:

َ‫ِين لا‬
َ ‫ِن الأَْ ْم ِر فَاتَّبِ ْعهَا َولاَ َ�تتَّبِ ْع أَ ْهوَا َء الَّذ‬
َ ‫َاك َعلَى َشرِي َع ٍة م‬
َ ‫ثمَُّ َج َع ْلن‬
‫َ�ي ْعلَمُو َن‬
Kemudian kami engkau (Muhammad) mengikuti Syariat
dari agama ini,maka ikutilah (syariat itu). Dan janganlah
engkau ikuti keinginan-keinginan orang-orang yang tidak
mengetahui.
Ayat ini menjelaskan bahwa mengikuti hawa nafsu
akan berlawanan dengan mengikuti hawa nafsu. Sehingga
mengikuti wahyu hanya akan sempurna jika kita menjauhkan
darinpengaruh hawa nafsu.
8. Jika manusia menyimpang dari Syariat dan mendustakan
ayat-ayat Allah berarti ia telah memperturutkan hawa

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 65


nafsunya. Contohnya dalam surat asy-Syams, setelah
menyatakan bahwa sungguh rugi orang yang mengotori
jiwanya, Allah menceritakan kisah sekolompok manusia
yang mengotori jiwanya, hingga akhirnya binasa. Mereka
adalah kaum Tsamud. Baca QS. Asy-Syams ayat 11-15.

ۖ ٓ‫ِطغْوٰى َها‬
َ ‫َت ثمَُ ْوُد ب‬
ْ ‫َك َّذب‬
(Kaum) samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka
melampaui batas (zalim),

‫َث ا َْشقٰى َه ۖا‬


َ ‫اِ ِذ اْۢنَ�بع‬
Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,

‫َسقْٰ�ي َه ۗا‬
ُ ‫ْل اللّهِٰ ناَقَ َة اللّهِٰ و‬
ُ ‫َال لهَُ ْم ر َُسو‬
َ ‫َ�فق‬
Lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, “(Biarkanlah)
unta betina dari Allah ini dengan minumannya.”

‫َس ّوٰى َه ۖا‬


َ ‫َك َّذُ�ب ْوُه َ�ف َع َق ُرْوَه ۖا فَ َد ْم َد َم َعلَيْ ِه ْم َرُّ�ب ُه ْم بِ َذ ْۢنبِ ِه ْم ف‬
َ‫ف‬
Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya,
karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya,
lalu diratakan-Nya (dengan tanah),

‫خََاف ُعقْٰ�بهَا‬
ُ ‫َولاَ ي‬
dan Dia tidak takut terhadap akibatnya.
9. Allah telah memberikan ancaman bagi siapa saja yang
memperturutkan hawa nafsu dan menentang Syariat bahwa
mereka mendapatkan kehidupan yang sempit,menderita
,sengsara,teraniaya, dst..Berinkan contoh-contoh akibat
manusia menyimpang dari syariat kerena memperturutkan
hawa nafsunya, nafsu lapar, nafsu belanja,nafsu memilki
harta, nafsu berkuasa,nafsu perang, dst..

66 ~KH. Yasin Muthohar~


10. Di Akhirat kelak akan mendapatkan siksa di masukan ke
dalam api neraka. Mereka akan dikumpulkan dalam keadaan
buta. Bacakan QS. Surat Thaha : 123-125.
11. Mengendalikan bahwa nafsu bukan hanya di bulan
Ramadhan, bukan hanya dengan ibadah ritual.Melainkan
dengan mengikuti Syariat Islam secara total dalam
kehidupan. Dengan mengikuti Syariat Islam maka kehidupan
akan menjadi indah penuh barokah. Berikan contoh-
contohnya…
Semoga kita semua di bulan Ramadhan ini diberi
kekuatan untuk menundukan nafsu kita dengan Wahyu Ilahi
yang diturunkan di bulan yang mulia ini.

Topik 23
Ramadhan Membentuk Habit
Kebaikan
Kisi-kisi
1. Salah satu pelajaran penting dari Madrasah Ramadhan
adalah Menumbuhkan kebiasaan positif. Ramadhan
mengajarkan kita untuk membiasakan hal-hal positif.
Kebiasan ini dilakukan bukan satu atau dua kali, tapi
berulang-ulang secara continue selama sebulan penuh. Jika
kita melaksanakan rangkaian amaliah ibadah dan sikap positif
selam bulan Ramadhan dengan penuh kesadaran maka
pasti amaliah ibadah dan sikap positif tersebut akan menjadi
kebiasaan yang melekat dalam diri kita, sulit dihilangkan.
Kita akan terbiasa melakukannya tanpa paksaan dan berpikir

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 67


panjang. Inilah yang dikenal dengan istilah “HABIT”.Inilah
salah satu faidah kenapa ibadah puasa diiwaibkan selama
satu bulan penuh,bukan satu hari-dua hari.
2. Ada sebuah penelitian yang menyimpulkan bahwa jika kita
terus-menerus melakukan suatu aktifitas lebih dari 16 kali,
maka aktifitas tersebut akan menjadi kebiasaan yang sulit
dihilangkan.
3. Islam mengajarkan kepada kita untuk menjadikan ibadah dan
segala hal yang diperintahkan Allah sebagai “HABIT”kita.
4. Kita diperintahkan untuk membaca surat al-Fatihah secara
berulang-ulang dalam shalat kita setiap hari sebanyak 17
kali. Jika orang-orang yang membaca surah al-Fatihah,
membacanya dengan penuh kesadaran dan penghayatan
maka nilai dan prinsif yang diajarkan dalam ummul kitab
ini,pasti akan menjadi HABIT yang sulit untuk dilepaskan.
5. Kita juga diajarkan untuk berdzikir kepada Allah setiap pagi
dan sore secara continue, tujuannya agar menjadi kebiasaan
kita untuk berdzikir setiap saat. Kiat diajarkan berdzikir dan
berdoa bukan hanya ketika sulit namun juga ketika lapang.
6. Dalam QS. An-Nisa ayat 136 Allah memerintahkan orang
yang beriman untuk beriman kepada Allah

َِّ‫ِين آ َمنُوا آ ِمنُوا اِبلله‬


َ ‫اَي أَُّ�يهَا الَّذ‬
Kenapa orang yang sudah beriman diperintahkan untuk
beriman? Apakah ini tidak sia-sia? Apakah ini tidak berarti
memrintahkan sesuatu yang telah terjadi?. Maksud perintah
beriman dalam ayat ini adalah bukan sekedar beriman
tapi jagalah iman, terus meneruslah beriman. Seolah-olah
Allah hendak menyampaikan pesan “Wahai orang-orang
yang beriman jagalah imanmu terus-meneruslah beriman,
sehingga iman menjadi HABIT-mu.

68 ~KH. Yasin Muthohar~


7. Dalam surat al-Fatihah kita berdoa kepada Allah “
Tunjukanlah kami ke jalan yang lurus !. Bukankah setiap yang
membaca surat al-Fatihah dalam shalat sudah mendapatkan
petunjuk?. Kenapa mereka meminta ditunjukan oleh Allah
pada agama Islam, bukan mereka sudah memeluk Islam?.
Yang dimaksud memohon petunjuk disini adalah memohon
kepada Allah agar ditetapkan dalam petunjuk, agar terus-
menerus ada dalam petunjuk agama. Sehingga Agama
Islam atau jalan yang lurus menjadi kebiasaan yang melekat
dalam hidupnya.
8. Rasulullah SAW juga pernah bersabda :

‫َل‬
َّ ‫َال إ ىَِل اللهَِّ أَ ْد َوُمهَا َوإ ِْن ق‬
ِ ‫َح َّب الأَْ ْعم‬
َ ‫َوأ ََّن أ‬
Dan sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah
amal yang paling continue meski sedikit. HR. Bukhari
9. Sangat indah, jika segala kebaikan yang kita lakukan di
bulan Ramadhan menjadi kebiasaan kita sehari-hari baik di
bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan yang lainnya.
Kita sangat merindukan, di mana sifat-sifat orang bertakwa dari
ibadah puasa,membaca al-Qur’an, Qiyamul lail, bersedekah,
berdakwah hingga berjihad menjadi kebiasaan kita dalam
hidup ini. Semoga Ramadhan tidak berlalu begitu saja tanpa
meninggalkan bekas dalam hidup kita. Semoga kita bisa
memetik segudang kebaikan yang kita biasakan di bulan
yang mulia ini.

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 69


Topik 24
Syahrul Wahdah
(Bulan Persatuan)
Kisi-kisi
1. Madrasah Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk bersatu.
Di bulan ini umat Islam di seluruh dunia serentak melakukan
rangkaian Ibadah Ramadhaniyah. Ketika menjalankan
Ibadah Ramadhan kaum muslim menjalankannya hanya
karena Tuhan mereka satu dan Kitab mereka juga satu.
Syariat Islam juga merintahkan agar kaum muslimin
mengawali dan mengakhiri puasa di hari yang sama.
2. Islam menghendaki agar kaum muslimin bersatu bukan
hanya dalam waktu ibadah tapi juga dalam masalaha
siasah. Karena umat Islam adalah satu kesatuan “ Ummah
Waahidah” yang tidak bisa dipisahkan.
3. Bacakan Nash-nash tentang persatuan baim dari al-Qur’an
maupun as-Sunnah:
4. Allah berfirman:

‫َرقُوا‬
َّ ‫َص ُموا بحَِب ِْل اللهَِّ جمَِيعًا َولاَ َ�تف‬
ِ ‫وَا ْعت‬
Dan berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dengan
berjama’ah/bersatu dan janganlah bercerai-berai.
Ketika menjelaskan makna ayat ini, Ibnu Katsir berkata:

‫امرهم ابجلماعة وهناهم عن التفرقة‬


Allah memrintahkan orang-orang yang beriman untuk
berjama’ah (bersatu di bawah kepemimpinan seorang imam)

70 ~KH. Yasin Muthohar~


dan melarang mereka dari bercerai-berai/berpecah-belah.
5. Allah berfirman:

‫ُك ْم‬
ُ ‫َب ِرحي‬
َ ‫ْشلُوا َوتَ ْذه‬
َ ‫َوأَطِي ُعوا اللهََّ َور َُسولَُه َولاَ َ�تنَا َزُعوا َ�فَ�تف‬
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jangan
berselisih/bercerai-berai, akibatnya kalian akan lemah dan
hilang wibawa dihadapan musuh. (QS. Al-Anfal: 46)
6. Rasulullah SAW bersabda:

‫َص ُاك ْم أَ ْو ُ�ي َف ّر َِق‬


َ ‫َش َّق ع‬
ُ ‫َاح ٍد يُرِي ُد أ َْن ي‬
ِ ‫َن أاََت ُك ْم َوأَ ْمرُك ْم جمَِي ٌع َعلَى رَُج ٍل و‬
ْ‫م‬
‫َك ْم فَاْ�قُ�تلُوُه‬
ُ ‫جمََا َعت‬
Siapa datang kepada kalian, sementara urusan kalian distukan
di atas kepemimpinan seorang laki-laki, ia bermaksud
mematahkan tongkat (persatuan) kalian atau memecah-
belah jama’ah kalian, maka bunuhla ia. HR. Muslim.
Rasulullah SAW bersabda:

‫َي‬
ِ ْ‫ِن الاِ ْ�ث�ن ن‬
ْ ‫َاح ِد َوُه َو م‬
ِ ‫الشي َْطا َن َم َع الْو‬
َّ ‫ِن‬
َّ ‫ْك ْم باِلجَْمَا َع ِة َوإاَِّي ُك ْم وَالْ ُف ْرقَ َة فَإ‬
ُ ‫َعلَي‬
‫ُوح َة الجَْنَِّة َ�ف ْلَ�ي ْل َزْم الجَْمَا َع َة‬
َ ‫َن أَ َرا َد حُْبب‬
ْ ‫أَْ�ب َع ُد م‬
Berpeganglah pada jama’ah (bersatulah), jauhilah
perpecahan. Karena sesungguhnya syaitan itu bersama
dengan orang yang menyendiri (memisahkan dari jama’ah).
Syaitan itu lebih jauh dari dua orang (dari pada sendirian).
Siapa yang menginginkan berada di tengah-tengah
Surga,maka bersamalah dengan Jama’ah (bersatulah). HR.
Tirmidzi
7. Sungguh ironis Umat Islam yang didaulat sebagai khairu
Ummah saat ini justru menjadi santapan musuh-musuh
Allah. Umat Islam yang dahulu pernah bersatu di bawah satu

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 71


kesatuan selama 13 abad, kini justru bercerai berai menjadi
lebih dari 53 negara-negara kecil dan kerdil. Sungguh ironis
Umat yang dahulu ditakuti dan disegani oleh lawan, kini
menjadi bulan-bulanan. Sungguh ironis umat Islam yang
jumlahnya kini mencapai lebih dari 1,5 milyar tapi tidak bisa
berkutik melawan Yahudi yang jumlahnya hanya puluhan
juta saja.
8. Lontarkan pertanyaan retoris untuk menggugah perasaan
audien..
Tidak kita merindukan persatuan umat Islam sebagai
mana dahulu di masa-masa keemasan Islam?.
Tidak-kah kita merindukan menjadi umat yang disegani
dan takuti?
Tidak-kah kita merindukan menjadi umat yang
memimpin dunia untuk menebarkan keadilah dan keagungan
risalah Islam.
Tidak-kah kita merindukan berada di tengah-tengah
surga yang akan Allah berikan bagi orang-orang yang
beriman yang mau bersatu menghindarkan perpecahan?
Ya, kita semua pasti merindukan kemulian di dunia dan
di akhirat sebagai berkah dari persatuan. Persatuan yang kita
rindukan hanya bisa terwujud jika kaum muslimin berada
dalam naungan Khilafah Islamiyah di bawah kepemimpinan
seorang Khalifah

72 ~KH. Yasin Muthohar~


Topik 25
Syahrud Da’wah
(Bulan Dakwah)
Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan adalah bulan Istimewa. Salah satu
bukti keistimewaannya adalah meningkatnya semangat
keberagamaan kaum muslimin. Masjid-masjid yang tadinya
kosong mendadak menjadi penuh. Bukan hanya penuh
dengan jama’ah, tapi juga penuh dengan aktifitas.
2. Di tengah-tengah membuncahnya semangat kaum muslimin
untuk beribadah, sangat relevan jika bulan Ramadhan ini
dijadikan momentum berdakwah di jalan Allah. Karena
itulah bulan Ramadhan bisa disebut juga Syahrud Da’wah.
3. Selain itu al-Qur’an yang diturunkan di bulan Ramadhan
adalah kitab dakwah. Isi al-Qur’an adalah seruan-seruan
Allah kepada hamba-hambanya untuk menjalani hidup
sesuai dengan yang Allah inginkan.
4. Dakwah di bulan Ramadhan Isnya Allah akan lebih
berpengaruh dibanding dengan dakwah di bulan-bulan
yang lain. Karena itu sudah sejatinya Ramadhan ini kita
jadikan sebagai wahana kita mencapai kemulian, wahana
berdakwah dijalan Allah.
5. Jika kita bersungguh-sungguh menghidupkan Ramadhan
dengan tarawih dan tadaarus, yang merupakan ibadah
sunnah, kenapa kita enggan mengisi Ramadhan dengan
amalan yang wajib seperti berdakwah di jalan Allah.
Bukankah orang yang berdakwah telah dimuliakan oleh
Allah sebagai orang yang paling baik. Tidak ada perkataan

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 73


yang paling baik selain perkataan dalam rangka berdakwah
di jalan Allah.
QS. Al-Fushilat : 33.

‫ِي‬
َ ْ‫ُسلِم ن‬
ْ ‫ِن الْم‬
َ ‫َّن م‬
ِْ‫َال اِن ي‬
َ ‫ِل َصالحًِا َّوق‬
َ ‫َح َس ُن َ�ق ْولاً ِمّم َّْن َد َعآ ا ىَِل اللّهِٰ َو َعم‬
ْ ‫َن ا‬
ْ ‫َوم‬
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan
dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim
(yang berserah diri)?”
6. Dalam kitab al-da’wah ila al-Islam syaikh Ahmad Mahmud
menjelaskan tentang urgensi dakwh dalam kehidupan kaum
muslimin:
Tidak akan bisa tergambar eksistensi islam yang
berpengaruh tanpa dakwah. Tidak akan tergambar
kesucian islam pada jiwa kaum muslimin tanpa dakwah
yang mensucikannya dari berbagai kotoran kekufuran dan
penyimpangan
Tidak akan tergambar tegaknya Islam tanpa dakwah
yang akan menegakanya.
Tidak akan terbayang penyebaran isam tanpa dakwah.
Tanpa dakwah,agama ini tidak akan kuat dan tidak
akan tersebar. Dengan dakwah,Islam akan kembali jaya dan
kuat sebagaimana yang sudah terjadi di masa lalu. Dengan
dakwah Islam akan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Karena
itu, hari ini kita sangat membutuhkan dakwah islam.
7. Semoga Ramadhan kita bukan hanya kita jadikan sebagai
wahana menempa diri dengan ibadah sunnah atau ibadah
wajib yang bersifat ritual semata. Melainkan akan kita
jadikan bulan yang mulia ini sebagai momentum untuk
meraih kemuliaan di sisi Allah setinggi-tingginya,yaitu

74 ~KH. Yasin Muthohar~


dengan menunaikan kewajiban. Karena tidak ibadah yang
lebih utama dari pada ibadah yang wajib. Dalam hadits
Qudi Allah berfirman:

‫َض ُت َعلَيْ ِه‬


ْ ‫ِل مِمَّا ْا�فَ�تر‬
ََّ‫َح َّب إ ي‬
َ ‫ِش ْي ٍء أ‬
َ ‫ِل َعبْدِي ب‬
ََّ‫َّب إ ي‬
َ ‫َومَا َ�تقَر‬
Tidaklah hamba-Ku beribadah kepada-Ku dengan sesuatu
yang lebih Aku cintai dari pada ibadah dengan telah aku
wajibkan. HR. Bukhari
8. Salah satu kewajiban yang sangat ditinggalkan oleh kaum
musilimin padahal sangat dibutuhkan adalah dakwah islam.
Tanpa dakwah bahtera kehidupan kaum muslimin akan
tenggelam. Bacakan HR.Bukhari tentang perumpaman
orang yang berdakwah:

‫َل َ�ق ْوٍم ْاسَ�ت َه ُموا َعلَى َسفِينَ ٍة‬


ِ ‫َل الْقَائِ ِم َعلَى ُحدُوِد اللهَِّ وَالْوَاقِ ِع فِيهَا َك َمث‬
ُ ‫َمث‬
‫َس َفلِهَا إِذَا‬
ْ ‫ِين يِف أ‬
َ ‫َكا َن الَّذ‬
َ ‫َس َفلَهَا ف‬
ْ ‫ْض ُه ْم أ‬
ُ ‫ْض ُه ْم أَع اَْلهَا َوَ�بع‬
ُ ‫اب َ�بع‬
َ ‫َص‬
َ ‫فَأ‬
‫َصيبِنَا َخ ْرقًا‬
ِ ‫َن َ�ف ْوَ�ق ُه ْم َ�فقَالُوا لَ ْو أاََّن َخ َرْ�قنَا يِف ن‬
ْ ‫َروا َعلَى م‬
ُّ ‫ِن الْمَا ِء م‬
ْ ‫ْاسَ�ت َقوْا م‬
‫َخ ُذوا َعلَى‬
َ ‫َكوا جمَِيعًا َوإ ِْن أ‬
ُ ‫َن َ�ف ْوَ�قنَا فَإ ِْن َ�يْ�ترُكوُه ْم َومَا أَ َرا ُدوا َهل‬
ْ ‫وَلمَْ ُ�ن ْؤِذ م‬
‫أَيْدِي ِه ْم نجََوْا وَنجََوْا جمَِيعًا‬

9. Dakwah yang kini dibutuhkan oleh kaum muslimin bukan


sekedar seruan-seruan mengajak berbuat baik, bukan sekedar
seruan untuk memperbaiki akhlak dan membersihkan hati,
bukan sekedar seruan untuk meningkatkan ibadah ritual
kita, melainkan seruan yang menuju ke arah perubahan,
seruan menuju kepada penyelesaian problematika umat.
10. Problematika Umat tidak akan bisa diselesaikan kecuali

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 75


dengan menerapkan Islam dalam seluruh sendi kehidupan
di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Karena itulah dakwah
yang kini relepan dengan penyelesaian problematika umat
adalah dakwah menuju pada isti’naful hayah al-islamiyah.
Yaitu memulai kembali kehidupan Islam yang dahulu pernah
ada dalam kehidupan kaum muslimin

Topik 26
Syahrul Jihaad
Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan adalah bulan berlomba-lombanya kaum
muslimin dalam beramal. Karena di bulan ini Allah akan
melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang beriman.
2. Namun sayang amal ibadah yang mendominasi kaum
muslimin masih terfokus pada amal ibadah ritual atau amal-
amal sunnah. Sementara amal yang wajib yang tidak bersifat
ritual banyak diabaikan. Seolah-olah bulan Ramadhan itu
hanyalah bulan puasa,tarawih dan tadarus al-Qur’an saja.
3. Padahal bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan.
Ramadhan adalah syahrul jihad.
4. Rasulullah saw pernah bersada:

‫َسلَّ َم‬
َ ‫ْت النَّبيَِّ َصلَّى اللهَُّ َعلَيْ ِه و‬
ُ ‫سع‬
َِ‫َال م‬
َ ‫َض َي اللهَُّ َعنْ ُه ق‬
ِ ‫ِي ر‬
ِّ ‫َن أ يَِب َسعِي ٍد الخُْ ْدر‬
ْ‫ع‬
‫ني َخرِيفًا‬
َ ‫َن النَّا ِر َسبْ ِع‬
ْ ‫َع َد اللهَُّ و َْج َه ُه ع‬
َّ ‫ِيل اللهَِّ �ب‬
ِ ‫َن َصا َم َ�ي ْومًا يِف َسب‬
ْ ‫ُول م‬
ُ ‫َ�يق‬

76 ~KH. Yasin Muthohar~


Telah diriwayatkan dari Abi Said al-Khudri ra,ia berkata:
Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Siapa
saja berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan
menjauhkan neraka dari wajahnya tujuh puluh tahun.
HR.Bukhari
Yang dimaksud berpuasa di jalan Allah adalah berpuasa
sambil berjihad. Jadi berdasarkan hadits ini orang yang
berpuasa sambil berjihad berbeda dengan orang yang
berpuasa tapi tidak berjihad.
5. Berdasarkan hadits ini tidak aneh kalau kita menemukan
banyak terjadi peperangan di bulan Ramadhan. Ekspedisi
militer pertama, yaitu ekspedisi yang dipimpin oleh Hamzah
bin Abdul Muthalib terjadi di bulan Ramadhan . Perang
Badar dan Futuh Makkah yang merupakan peperangan
terbesar dalam sejarah nabi Muhammad SAW, juga terjadi
di bulan Ramadhan. Begitu juga dengan peperangan
lain dalam sejarah kaum muslimin banyak terjadi di bulan
Ramadhan. (Penaklukan Andalus, Penaklukan perancis,
Perang Balath Syuhada, Penaklukan Amuriyah, Perang Ain
Jalut, Penaklukan Anthokiyah,dll )
6. Jihad adalah puncak amal di dalam Islam. Rasulullah SAW
menyatakan

‫اجلهاد ذروة سنام االسالم‬


Jihad adalah puncak amal di dalam islam
Sangat relevan sebagai puncak amal, jika jihad dilakukan
di bulan Ramadhan. Tidak ada amal yang membandingi
jihad fi sabiilillah. Dalam sebuah hadits Riwayat an-Nasai
dari Abi Hurairah, diceritakan ada seorang lelaki datang
kepada Rasulullah SAW,kemudian bertanya: Tunjukanlah
kepadaku suatu amal yang setara dengan jihad fi sabiilillah?
Rasulullah menjawab:

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 77


‫َس ِجدًا َ�فَ�تقُوَم لاَ َ�ت ْفُ�ت َر‬
ْ ‫ْخ ُل م‬
ُ ‫ُجا ِه ُد تَد‬
َ ‫َطي ُع إِذَا َخرََج الْم‬
ِ ‫َست‬
ْ ‫َل ت‬
ْ ‫َج ُد ُه ه‬
ِ ‫لاَ أ‬
‫ْط َر‬
ِ ‫َصوَم لاَ ُ�تف‬
ُ ‫َوت‬
Aku tidak menemukan amal yang setara dengan jihad. Ketika
seorang mujahid keluar dari rumahnya(hingga ia kembali) ,
apakah anda mampu masuk masjid,kemudian tidak berhenti
shalat dan berpuasa terus menerus ?. Orang itu menjawab:
Tidak ada yang mampu melakukan hal yang seperti itu.
7. Sampai hari ini kita menyaksikan bagaimana masjid al-
Aqsha masih dalam cengkraman Yahudi Israel. Kaum
muslimin di Iraq, Afganistan Pakistan, dan di negeri-negeri
lain masih dalam cengkraman kaum kafir Amerika dan
sekutu-sekutunya. Rangingya dan Xinziang masih terus
menderita dan tertindas. Amal apa yang bisa membebaskan
masjid al-Aqsha, dan negeri-negeri kaum muslimin yang
terjajah itu?. Apakah bisa hanya sekedar bedoa dan berdzikir
saja? Apakah amalan-amalan ibadah spriritual di bulan
Ramadhan bisa mengalahkan pasukan musuh, sementara
kaum muslimin menghindari jihad atau takut berjihad?.
Tidak ada amal yang bisa membebaskan kaum muslimin
dari kehinaan akibat penjajahan dan cengkraman musuh
kecuali jihad fi sabilillah. Abu Bakar Ash-Siddiq pernah
berkata:

‫ما ترك قوم اجلهاد قط إال ذلوا‬


Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad kecuali mereka
akan dihinakan
8. Sampai hari ini masih banyak negeri-negeri yang belum
tersentuh oleh Islam. Padahal Islam adalah risalah yang
menjadi rahmat bagi seluruh alam. Siapa yang berdosa ketika
Islam tidak tersebar ke seluruh penjuru dunia? Tentunya kita,

78 ~KH. Yasin Muthohar~


kaum muslimin. Amalan apa yang bisa menjadikan Islam
tersebar sebagai rahmat bagi seluruh alam?, Amalan apa
yang bisa menaklukan negeri-negeri kafir untuk dinaungi
dengan Islam?. Tidak ada amal yang bisa meweujudkan itu
semua kecuali Jihad fisabilillah.
9. Karena itu saat ini kita membutuhkan kedua jenis jihad
tersebut. Jihad untuk mempertahankan negeri kaum
muslimin dan mengusir musuh dari negeri kaum muslimin,
dan jihad untuk menyebarkan islam ke seluruh penjuru dunia
sebagai rahmat bagi seluruh alam. Jihad dengan kedua
bentuknya itu tidak boleh terhenti. Rasulullah bersabda:

‫أَْج ُر وَالْ َم ْغنَ ُم‬


ْ ‫َاصيهَا الخَْْ�ي ُر إ ىَِل َ�ي ْوِم الْ ِقيَا َم ِة ال‬
ِ ‫الخَْي ُْل َم ْعقُوٌد يِف َ�نو‬
Telah diikat (ditetapkan) kebaikan pada ubun-ubun kuda
(perang) hingga hari kiamat. Kebaikan itu adalah pahala dan
ghanimah. HR Bukahri.
Imam Bukhari menuliskan haditt ini dengan judul bab:
Jihad tetap berlangsung hingga hari kiamat.

‫ال لاَ ُ�يب ِْطلُ ُه‬


َ ‫َّج‬
َّ ‫آخ ُر أُم يَِّت الد‬
ِ ‫ِل‬
َ ‫َاض ُمنْ ُذ َ�ب َعث يَِن اللهَُّ إ ىَِل أ َْن ُ�يقَات‬
ٍ ‫َوالجِْهَا ُد م‬
‫ِل‬
ٍ ‫ْل عَاد‬
ُ ‫َج ْوُر َجائِ ٍر َولاَ َعد‬
Dan Jihad itu harus terus berlangsung,sejak aku diutus oleh
Allah hingga yang terakhir dari umatku memerangi dajjal.
Jihad itu tidak bisa dibatalkan oleh kejhatan pemimpin yang
jahat dan keadilan pemimpin yang adil. HR. Abu Daud.
10. Jihad dengan kedua bentuknya tadi, tidak bisa dilakukan
dengan sempurna kecuali jika dikoordinir dan dimobilisir
oleh imam. Sejarah kehidupan kaum muslimin menjadi
bukti yang nyata akan hal ini.

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 79


Topik 27
Min husni Islaamil Mar’i

Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk berhati-
hati dalam berbuat. Salah satu ciri kehati-hatian dalam
berbuat adalah meninggalkan perbuatan yang tidak
bermanfaat. Tanda kebaikan seseorang adalah ketika ia
telah mampu meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
dalam hidupnya. Rasulullah bersabda:

‫ِس اَل ِم الْ َم ْرِء َ�ت ْرُك ُه مَا لاَ َ�ي ْعنِي ِه‬
ْ ‫ِن ُح ْس ِن إ‬
ْ‫م‬
Di antara tanda kebaikan Islamnya seseorang adalah
meninggalan perkara yang tidak berguna. HR. Ahmad.
Turmudzi.
2. Bahkan Ramadhan mengajarkan bahwa karakter muslim
yang bertakwa adalah orang yang meninggalkan perkara
yang tidak apa-apa karena takut terjadi apa-apa. Maksudnya
meninggalkan perkara yang mubah karena takut terjerumus
pada perkara yang dilarang atau diharamkan. Rasulullah
bersabda

‫أَْس بِ ِه َح َذ ًرا لِمَا‬


َ ‫ني َح ىَّت يَدََع مَا لاَ ب‬
َ ‫ِن الْ ُمتَّ ِق‬
ْ ‫َكو َن م‬
ُ ‫لاَ َ�يْ�بلُ ُغ الْ َعبْ ُد أ َْن ي‬
‫ْس‬
ُ ‫بِ ِه الْبَأ‬
Seorang hamba tidak akan mencapai derajat orang-orang
yang bertakwa hingga ia mampu meninggalkan perkara yang
tidak dilarang, karena khawatir terjerumus pada perkara
yang dilarang. HR.Tirmidzi.

80 ~KH. Yasin Muthohar~


3. Jika perkara yang tidak bermanfaat saja ditinggalkan,
jika perkara yang mubah saja dijauhi oleh orang yang
bertakwa maka apalagi perkara yang membahayakan dan
diharamkan. Itulah pelajaran yang diajarkan melalui ibadah
puasa. Karena orang yang benar-benar berpuasa adalah
orang yang tidak sekedar meninggalkan makan dan minum
saja, melainkan juga orang yang meninggalkan segala
perkara yang di larang. Karena logikanya, jika yang tadinya
mubah saja harus ditinggalkan pada saat berpuasa maka
apalagi yang tadinya sudah diharamkan sudah pasti harus
ditinggalkan
Umar bin Khatab pernah berkata:

‫ليس الصيام من الطعام والشراب وحده ولكنه من الكذب والباطل واللغو‬


‫واحللف‬
Puasa itu bukanlah dari makanan dan minuman sajatapi
juga dari dusta,perbuatan batil,permainan dan dari sumpah
(yang dilarang).
Semoga shaum kita bisa menjadi penghantar untuk
menjadi insan bertakwa. Insan yang bisa meninggalkan
segala perkara yang tidak bermanfaat. Isnan yang mampu
meninggalkan perkara yang mubah namun tidak penting dan
genting. Insan yang sudah pasti bisa meninggalkan segala
perkara yang diharamkan dan membahayakan termasuk
system kehidupan yang telah terbukti menyengserakan dan
menimbulkan banyak dharar dalam kehidupan kita (jelaskan
contoh kerusakan sisitem demokrasi kapitalis dan segala
system kehidupan selain islam)

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 81


Topik 28
Litsaar
(Mementingkan Orang lain)
Kisi-kisi
1. Salah satu nilai mulia yang bisa kita petik dari Madarasah
Ramadhan adalah sikap Iitsaar, artinya mendahulukan
kepentingan orang lain.
2. Mari kita perhatikan keadaan orang yang berpuasa. Dengan
lapar dan dahaga selama sebulan penuh diharapkan akan
tumbuh kepedulian orang yang berpuasa terhadap orang-
orang yang terbiasa lapar dan dahaga dalam kehidupannya.
Berpuasa, salah satu faidahnya bisa menumbuhkan
kepekaan social. Ketika nabi Yusuf AS ditanya “Kenapa
engkau selalu berpuasa padahal engkau pemegang kunci
gudang makanan?”. Nabi Yusuf a.s berkata

”‫“خشيت إن أان شبعت أن أنسى اجلائع‬


Aku khwatir jika aku kenyang, akan melupakan orang yang
lapar.
3. Di bulan Ramadhan kita juga diperintahkan untuk
meningkatkan kedermawanan. Rasulullah SAW bersabda:

‫أفضل الصدقة صدقة يف رمضان‬


Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan
Ramadhan. Bahkan beliau SAW sendiri member contoh di
bulan Ramadhan lebih dermawan dari pada di bulan-bulan
yang lainnya.
4. Iistar adalah sifat mulia orang yang beriman. Kita diajarkan

82 ~KH. Yasin Muthohar~


untuk mencintai yang lain sebagaimana mencintai diri sendiri,
bahkan kita diajarkan untuk mendahulukan kepentingan
orang lain, termasuk dalam hal ini kepentingan agama kita.
Kepentingan agama ada di atas kepentingan pribadi kita.
5. Karena sifat Iitsar inilah kaum Anshar mendapatkan
kemuliaan tersendiri, hingga Allah mengabadikan kebaikan
mereka dalam firman-Nya:

‫َاج َر إِلَيْ ِه ْم َولاَ يجَِدُو َن‬


َ ‫َن ه‬
ْ ‫ِن َ�قبْلِ ِه ْم يحُِبُّو َن م‬
ْ ‫َوُءوا الدَّا َر َوالإِْميَا َن م‬
َّ ‫ِين َ�ت�ب‬
َ ‫وَالَّذ‬
‫اص ٌة‬
َ ‫ُس ِه ْم َولَ ْو َكا َن بهِِ ْم َخ َص‬
ِ ‫اج ًة مِمَّا أُوتُوا َوُ�ي ْؤثِرُو َن َعلَى أَْ�نف‬
َ ‫يِف ُصدُوِرِه ْم َح‬
‫ِحو َن‬
ُ ‫ِك ُه ُم الْ ُم ْفل‬
َ ‫ْس ِه فَأُولَئ‬
ِ ‫ُوق ُش َّح َ�نف‬
َ ‫َن ي‬
ْ ‫َوم‬
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah
dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor)
tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-
apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang
yang beruntung
6. Sungguh indah kehidupan ini jika masing-masing dari kita
memiliki sifat Iitsar. Andai para penguasa negeri kaum
muslimin memiliki sifat Iitsar,maka tidak akan banyak
rakyat melarat di tengah keglamoran para pejabat. Andai
para konglomerat memiliki sikap Iitsar maka akan banyak
fakir miskin yang bisa dibantu dan selamat. Andai kita lebih
mendahulukan kepentingan agama kita maka perjuangan
Islam pasti akan segera mendapat kemenangan.
7. Tidakkah kita merindukan kemuliaan seperti kemuliannya

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 83


kaum Anshar. Nabi SAW pernah bersabda:

‫لو سلك الناس واداي وسلكتم واداي أخر لسلكت‬...‫اي معشر األنصار‬
‫واداي الذي سلكه األنصار أللهم ارحم األنصار وأبناء أبناء األنصار‬
Wahai kaum Anshar andai manusia menempuh suatu lembah
dan kalian menempuh lembah yang lain, maka pasti aku kan
menempuh lembah yang ditempuh oleh kaum Anshar. Ya
Allah Rahmatilah kaum Anshar dan anak keturunan Anshar.

Topik 29
Berpikir dan bertindak Serius
(menentukan tujuan sebelum
beramal)
Kisi-kisi
1. Ketika menjelaskan hukum berpuasa di bulan Ramadhan,
Allah tidak hanya menjelaskan bahwa berpuasa itu telah
diwajibkan kepada orang yang beriman, namun juga
menjelakan bahwa puasa yang diwajibkan itu ditujukan
untuk melahirkan ketakwaan “‫”لعلكم تتقون‬.
Dari sisni kita bisa menarik pelajaran penting bahwa kita
diajarkan untuk berpikir dan bertindak serius. Maksudnya,
ketika kita berpikir tentang susuatu maka harus ditujukan
untuk beramal dan ketika kita beramal harus ditujukan
untuk menggapai tujuan tertentu. Karen beramal tanpa
tujuan namanya sia-sia dan tidak berguna.

84 ~KH. Yasin Muthohar~


2. Islam mengajarkan bahwa hidup ini harus dijalankan
dengan serius, penuh perhitungan. Ketika kita menjalani
hidup ini, kita harus mengetahui untuk apa kehidupan ini.
Untuk apa Allah menciptakan kita hidup di dunia ini?. Allah
berfirman:

‫َّك ْم إِلَْ�ينَا لاَ ُ�ترَْجعُو َن‬


ُ ‫َاك ْم َعَ�بثًا َوأَن‬
ُ ‫مََّاخلَ ْقن‬
َ ‫َح ِسْ�بتُ ْم أَن‬
َ ‫أَف‬
Apakah kamu menduga bahwa kami menciptakan kamu
semua hanya sia-sia belaka (tanpa tujuan) dan apakah kamu
menduga bahwa kamu semua tidak akan dikembalikan
kepadaku?.(QS. Al-Mukminun:115)
3. Orang yang mengetahui tujuan dari suatu aktifitas maka ia
akan bersungguh-sungguh berupaya mewujudkan tujuan
tersebut. Ia akan akan melakukan amal dengan serius tidak
asal-asalan. Jika kita mengetahu tujuan dari berpuasa, maka
kita akan berupaya mewujudkan tujuan tersebut dengan
puasa kita. Jika kita mengetahui tujuan shalat maka kita
kan berupaya sungguh-sungguh menggapai tujuan tersebut
dengan shalat kita.
4. Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa:

‫إن هللا حيب أذا عمل أحدكم عمال أن يتقنه‬


Sungguh Allah mencintai jika sesorang melakukan amal, ia
melakukannya dengan kukuh. (HR. Thabrani dalam Mu’jam
al-Ausath dan Baihaqi dalam syu’ab al-Iman).
Maksud hadits ini kita diperintahkan untuk beramal
dengan penuh perhitungan dan sungguh-sungguh, tidak
asal menunaikan.
5. Begitulah Islam mengajarkan kita untuk serius dalam beramal.
Seorang muslim yang sudah serius dalam beramal, yang
menetapkan tujuan sebelum beramal dan berupaya keras

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 85


menggapai tujuan tersebut, maka dia berhak mendapatkan
kemuliaan. Allah akan membimbingnya
Allah berfirman :

‫ومن جاهد فينا لنهدينهم سبلنا‬


Siapa yang bersungguh-sungguh di jalan-Kami maka Kami
akan menunjukan jalan-jalan Kami kepada mereka
6. Pepatah arab mengatakan bahwa :

‫من جد وجد‬
Siapa bersungguh-sungguh (serius) maka pasti ia akan
menemukan (hasil dari perbuatannya).
7. Semoga Ramadhan yang mulia ini bisa kita jadikan sebagai
wahana latihan bersungguh-sungguh dalam beramal. Karena
hanya dengan kesungguhanlah segala cita-cita akan kita
raih. Hanya dengan kesunguhanlah kita berhak mendapat
pertolongan Allah.
Saatnya kita introspeksi, sudahkan kita menjalani
hidup ini dengan serius. Sudahkan ibadah-ibadah yang
kita jalankan, kita tunaikan dengan serius. Sudahkan para
pengemban dakwah bertindak serius dalam dakwahnya
atau hanya sekedar menyampaikan seruan-seruan saja
tanpa tujuan yang jelas?

86 ~KH. Yasin Muthohar~


Topik 30
Kembali ke Fitrah
Kisi-kisi
1. Puasa Ramadhan berakhir,Idul Fitri hadir. Idul fitri artinya
hari raya karena berbuka kita berpuasa sebulan penuh. Idul
fitri juga biasa diartikan kembali pada fitrah. Artinya setelah
kaum muslimin menunaikan ibadah puasa sebulan penuh
diharapkan bisa kembali pada fitrah mereka sebagai hamba
Allah. Apa itu fitrah manusia?
2. Secara bahasa fitrah artinya penciptaan atau kejadian.
Al-Qur’an menjelaskan kepada kita bahwa firah itu
adalah agama Allah yang lurus atau agama tauhid. Allah
berfirman:

‫ْق‬
ِ ‫ِيل لخَِل‬
َ ‫َّاس َعلَْ�يهَا لاَ َ�تبْد‬
َ ‫َط َر الن‬
َ ‫َت اللهَِّ ال يَِّت ف‬
َ ‫ِطر‬
ْ ‫ِين َحنِيفًا ف‬
ِ ‫َك لِل ّد‬
َ ‫فَأَقِ ْم و َْجه‬
‫لاَ�ي ْعلَمُو َن‬
َ ‫َّاس‬ِ ‫َك َّن أ َْكَ�ث َر الن‬
ِ ‫ِين الْ َقيِّ ُم َول‬
ُ ‫ِك ال ّد‬
َ ‫اللهَِّ َذل‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui. (QS.Ar-Rum: 30)
Dalam tafsirnya Ibnu Kattsir menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan fitrah itu adalah Islam. Artinya manusia
diciptakan Allah pada dasarnya membawa kencenderungan
untuk berislam, namun kemudian syaithan (melalui kedua
orang tua) memalingkan manusia dari fitrah tersebut,
sehingga ada manusia yang beragama Yahudi,nashrani dan
Majusi. NabiSAW menegaskan :

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 87


‫يمَُج َسانِ ِه‬
ِّ ‫َص َرانِ ِه أَ ْو‬
ِّ ‫ِط َرِة فَأََ�بوَا ُه ُ�ي َه ِّودَانِ ِه أَ ْو ُ�ين‬
ْ ‫ِن َم ْولُوٍد إِلاَّ يُولَ ُد َعلَى الْف‬
ْ ‫مَام‬
Tidaklah anak yang dilahirhkan kecuali ia dilahirkan di
atas fitrahnya (Islam). Maka kedua orang tuanya lah yang
menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi. HR. Bukhari
3. Setelah ditempa selama sebulan penuh kaum muslimin
sejatinya menjadi pribadi-pribadi yang siap menjalankan
Islam sebagai fitrah mereka. Inilah tanda keberhasilan ibadah
shaum Ramadhan. Jika sudah demikian, maka venomena
yang selama ini terjadi tidak akan kelihatan lagi.
Kita tidak akan melihat lagi kaum muslimin yang rajin
ibadah di bulan Ramadhan namun kembali malas di bulan
Syawal.
Kita tidak akan lagi melihat kaum muslimin yang
menerima hukum shaum secara mutlak tanpa protes dan
bertanya-tanya namun mempertanyakan hukum-hukum
muamalah dan uqubat.
Kita tidak akan melihat lagi kaum muslimin yang
menjalankan aturan Islam dalam ibadah ritual namun
menjalankan aturan sekular dalam masalah kehidupan.
Kita tidak akan menemukan lagi kaum muslimin yang
semangat berdzikir, membaca al-Qur’an dan memakmurkan
masjid namun enggan berdakwah dan berjihad membela
Islam.
4. Jika kaum muslimin telah berhasil kembali kepada fitrah
mereka dengan semakin bertambah taat kepada Allah, maka
mereka berhak merayakan iedul fitri. Karena hakikat idul fitri
–sebagai mana dikatakan dalam pepatah arab- adalah bagi
yang bertambah ketaatanya. Ied itu bukan bagi orang yang
memakai yang serba baru namun ied itu adalah bagi orang
yang bertambah taat

88 ~KH. Yasin Muthohar~


”‫“ليس العيد ملن لبس اجلديد ولكن العيد ملن طاعته تزيد‬
Sungguh kita merindukan suasana ied yang hakiki. Ied
yang penuh dengan ketaatan dan ketundukan kepada Allah
dengan menjalankan Syariat Islam sebagai fitrah manusia.
Sungguh kita merindukan kehidupan Islam yang di jalankan
oleh kaum muslimin sebagai buah dari ketakwaan yang
ditempa di bulan Ramadhan.

Topik 31
Nuzulul Qur’an
Kisi-kisi
1. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan sekaligus di bulan Ramadhan dari
lauhul Mahfuzh ke langit dunia pada Lailah al-Qadar (Malam
kemuliaan). Al-Qur;an pertam kali diturunkan dari langit
dunia ke bumi (kepada rasulullah SAW melaui perataraan
malaikat Jibril terjadi pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan
dengan peristiwa perang Badar. Al-Qur’an menyebutnya
dengan sebutan yaum iltaqaa al-jam’an (hari bertemunya
dua pasukan)
2. Apa gerangan makna Nuzulul Qur’an itu ?
Nuzul al-Qur’an bermakna turunya kemuliaan dan
keberkahan dari Allah kepada umat manusia.
Karena al-Qur’an adalah sumber kemuliaan dan
keberkahan
Allah berfirman QS. Al-Anbiya : 10

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 89


‫َاب فِي ِه ذ ِْكرُك ْم أََ�ف اَل َ�ت ْع ِقلُو َن‬
ً‫ْك ْم ِكت ا‬
ُ ‫لَ َق ْد أَْ�ن َزلْنَا إِلَي‬
Sungguh Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian
satu kitab yang di dalamnya terdapat kemulian untuk kamu
sekalian
3. Karena itu malam diturunkannya al-Qur’an disebut dengan
Lailah Mubarokah (malam yang penuh dengan berkah),
QS. Ad-Dukhan : 3.
Disebut juga dengan Lailah al-Qadar (malam kemuliaan/
malam penentuan nasib manusia). QS. Al-Qadar. Malam
paling mulia dalam setahun adalah malam al-Qadar.
Bulan Ramadhan menjadi mulia sehingga disebut syahrun
mubarokun (bulan yang penuh berkah) karena di dalamnya
diturunkan al-Qur’an.
Manusia yang paling mulia adalah manusia yang di
dalam hatinya ada al-Qur’an. Orang yang di dalam hatinya
ada al-Qur’an maka jasadnya haram di makan tanah.
Orang yang selalu membaca al-Qur;an, hafal al-Qur’an,
memahami al-Qur;an dan mengamalkan al-Qur’an digelari
dengan gelar Ahlullooh (keluar Allah) dan manusia pilihan
Allah.
Rasulullah bersabda :

‫ْل‬
ُ ‫ « ُه ْم أَه‬:‫َال‬
َ ‫َن ُهمْ؟ ق‬
ْ ‫ م‬،َِّ‫ول الله‬
َ ‫ اَي ر َُس‬:‫ قَالُوا‬،‫َّاس‬
ِ ‫ِن الن‬
ْ ‫ني م‬
َ ِ‫إ َِّن لهلِ ِ أَ ْهل‬
‫اصتُُه‬
َّ ‫َخ‬
َ ‫ْل اللهَِّ و‬
ُ ‫ أَه‬،ِ‫الْ ُقرْآن‬

Sungguh Allah memiliki keluarga dari kalangan Manusia.


Para Sahabat bertanya : Sipakah mereka itu Ya Rasulallah ?
. Rasulullah SAW menjawab : Mereka adalah Ahli al-Qur’an,
mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang pilihan Allah.

90 ~KH. Yasin Muthohar~


(HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Kertas dan kulit akan menjadi mulia ketika menjadi
tempat ditulisdnya al-Quran atau sekedar menjadi jilid dari
Mushaf al-Qur’an
Sebuah syair mengatakan

‫َّف‬
ِ ‫ ومعاشر األنذال غري مشر‬# ً‫من عاشر األشراف عاش مشرفا‬

‫املصحف‬
ِ ‫ ابلثغر ملّا صار جلد‬# ‫ال‬
ً َّ‫أوَما رأيت اجللد صار مقب‬
Siapa yang bergaul dengan yang mulia , pasti dia akan hidup
mulia. Orang yang bergaul dengan yang hina tidak akan
dimuliakan. Tidak engkau melihat kulit, diciumi dengan
penuh Ketika menjadi jilid mushaf.
4. Pelajaran yang sangat berharga bagi kita dari Nuzulul
Qur’an adalah bahwa kemulian kita, kemulian keluarga kita,
kemulian umat kita, kemulian negeri kita, sangat bergantung
pada al-Qur’an.
5. Jika selalu bergaul dengan al-Qur’an, jika al-Quran kita
muliakan, Jika kita selalu menjadikan al-Qur’an berada di
depan kita, yakni menjadikan al-Qur;an sebagai pedoman
hidup kita, kita akan selalu melihat al-Quran saat akan
berbuat, apa yang baik menurut al-Quran kita ambil dan kita
jalankan, apa yang buruk menurut al-Qur’an kita juhi dan
kita tinggalkan, maka al-Quran akan menuntun kita menuju
Surga Allah yang penuh dengan kenikmatan.
Rasulullah bersabda :

، ‫ من َجعلَه أمامَه قادَه إىل اجلنَِّة‬، ‫َّق‬


ٌ ‫وماح ٌل مصد‬
ِ ، ‫مشف ٌع‬
َّ ‫القرآ ُن شاف ٌع‬
‫لف ظهرِه ساقَه إىل النَّا ِر‬
َ ‫ومن جعلَه َخ‬

~Silabus Materi Muhadharah Ramadhaniyah~ 91


Al-Quran adalah yang memberi pembelaan dan akan
diterima pembelaannya. Al-Qur’an juga saksi yang akan
dibenarkan kesakisnnya. Siapa yang menjadikan al-Quran
di depannya, maka al-Qur’an akan menuntunnya ke Surga.
Dan siapa yang menjadikannya di belakang punggunya,
maka al-Quran akan menggiringnya ke Neraka (HR. Ibnu
Hibban dan al-Baihaqi)
6. Jika hari ini kita merasa terhina jauh dari kemuliaan. Kita,
umat Islam ini selalu menjadi sasaran kezaliman musuh,
selalu menjadi korban, selalu di belakang bukan di depan,
maka salah satu penyebabnya adalah karena kita jauh
dari al-Qur’an. Kita hanya membaca al-Qur’an tapi tidak
mengamalkan isinya. Kita rajin menghafal al-Qur’an
tapi mencampakkan hukum-hukumnya. Kita tadarus al-
Qur’an tapi tidak mengalalkan yang dihalalkannya, tidak
mengharamkan yang diharamkanya.
Rasulullah SAW bersabda :

‫ِين‬
َ ‫آخر‬
َ ‫َض ُع به‬
َ ‫ َوي‬،‫َاب أَْ�قوَامًا‬
ِ ‫الكت‬
ِ ‫َّإن اللهََّ َ�ي ْرفَ ُع هبذا‬
Sungguh Allah akan mengangkat kaum-kaum tertentu
dengan kitab ini dan akan merendahkan kaum-kaum yang
lain dengannya. HR. Muslim
7. Karena itu marilah kita jadikan momentum Ramdhan ini
sebagai bulan untuk meraih kemuliaan dengan menyatukan
al-Qur’an dalam kehidupan kita, membumikan al-Qur’an
dalam seluruh sendi-sendi kehidupan kita

92 ~KH. Yasin Muthohar~

Anda mungkin juga menyukai