Anda di halaman 1dari 3

TIGA MACAM SABAR DI BULAN RAMADHAN

Kenikmatan tiada tara telah menghampiri umat Islam karena sejak Ahad (03/04/2022) telah
memasuki bulan Ramadhan 1443 H. Adalah sebuah kurnia agung lantaran diberikan kesempatan
untuk bertemu dengan Ramadhan kembali. Dan di antara yang dapat diraih selama Ramadhan
adalah bagaimana umat Islam yang berpuasa bisa mengambil hikmah sabar.

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali (w. 795 H) menyebut Ramadhan sebagai bulan kesabaran, dan
puasa adalah bagian dari sabar, atau pelatihan kesabaran. Ia mengutip hadits Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam (HR. Imam at-Turmudzi):

ّ 
‫ ِب‬ ‫ص‬ 
 ‫ص‬  ‫ص‬

Artinya: Puasa itu separuh (dari) sabar. (Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li
Mawâsîm al-‘Âm min al-Wadhâ’if, Kairo: Dar al-Hadits, 2002, halaman: 207)

Sebelumnya, di kitab yang sama, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa pahala
berpuasa di bulan Ramadhan berlipat ganda, dan kelipatannya tidak terbatas di angka tertentu
(adl’âfan katsîratan bi ghairi hashr ‘adad). Hal ini terkait dengan predikat Ramadhan sebagai
bulan kesabaran.

Dalam Al-Qur’an, pahala orang-orang yang bersabar tidak dibatasi di bilangan tertentu. Allah
berfirman (QS. Az-Zumar: 10):

          ّ َّ    ّ

  ‫غ ْ ِب‬ ‫م‬‫ر‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ف‬ ‫إ‬
Artinya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas. (Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsîm al-‘Âm min al-
Wadhâ’if, 2002, halaman: 207)

Riwayat lain yang mengatakan Ramadhan sebagai bulan kesabaran adalah riwayat Imam Ahmad
bin Hanbal. Rasulullah bersabda:
 ّ       ُ      ّ 
‫ ِر‬‫د‬  ‫ ٍر‬ ‫ن ك‬   ‫ة‬  ‫ص ِب‬ ‫ ِر‬    
ّ

Artinya: Berpuasa (di) bulan kesabaran (Ramadhan) dan (berpuasa) tiga hari dari tiap-tiap bulan
adalah (seperti) puasa satu tahun. (Imam Abdurra’uf al-Munawi, Faidl al-Qadîr Syarh al-Jâmi’ al-
Shaghîr, Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1972, juz 4, halaman: 211).

1|Materi Kultum Ramadhan Ukuran Halaman A4


Itu artinya, Ramadhan adalah momen yang tepat untuk menyadarkan kembali kesabaran kita,
agar kita bisa mendapatkan pahala berlipat sekaligus menjadi pribadi yang lebih baik setelah
bulan Ramadhan berlalu. Untuk itu, kita perlu memahami ‘apa itu sabar’ terlebih dahulu.

Menurut Imam Majduddin Muhammad al-Fairuzzabadi, sabar secara bahasa berarti ‘al-habsu’
(menahan/mencegah), atau ‘al-kaffu fî dlayyiqi’ (bertahan dalam keadaan sempit/susah).
Sedangkan secara istilah, dia mengatakan:

‫س‬ ، ‫ن‬  ‫س‬ ،‫خط‬ ‫جز‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫س‬ ‫صب‬
‫و‬‫ت‬ ‫ن‬ ‫ج‬
Artinya: Sabar adalah menahan diri dari ketidasabaran (cemas) dan ketidakpuasaan, menahan
lisan dari mengeluh (komplain), dan menahan (seluruh) anggota tubuh dari mengacau. (Imam
Majduddin Muhammad bin Ya’qub al-Fairuzabadi, Bashâ’ir Dzawî al-Tamyîz fî Lathâif al-Kitâb
al-‘Azîz, Kairo: al-Majlis al-A’la li Syu’un al-Islamiyyah, 1996, juz 3, halaman: 371).

Sabar adalah perilaku aktif. Membutuhkan inisiatif dari pelakunya. Sebagaimana yang diuraikan
Imam Majduddin al-Fairuzzabadi, bahwa sabar adalah aktivitas menahan diri, lisan, dan seluruh
anggota tubuh dari ketidakpuasaan, komplain, dan berbuat kekacauan.

‘Menahan’ (al-habsu) adalah perilaku aktif, yaitu upaya menahan diri dari gejolak alami yang ada
di jiwa manusia, seperti kecemasan, ketidakpuasaan, keluhan dan lain sebagainya. Bahkan, di
titik tertentu, ketidakpuasaan dan semacamnya bisa mengarah pada kekacauan bil fi’li
(kekacauan yang dilakukan tubuh).

Karena itu, Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk menjalankan proses pendidikan ‘al-
habsu’ (menahan), sehingga ‘sabar’ yang sebenarnya telah terinstal di diri kita semakin kuat dan
berkembang.

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali membagi sabar dalam tiga macam. Dia menulis:

‫ل‬
‫ب ي‬ ,‫ ا‬‫ح‬ ‫ل‬ ‫ب ي‬ : ‫ة‬ ‫صب‬ 
‫ب ي‬ ,‫ة ا‬ ‫ل‬
‫ة‬‫ؤ‬ ‫ ا‬‫قد‬
Artinya: Ada tiga macam sabar: (1) Sabar atas ketaatan kepada Allah, (2) Sabar atas (menjauhi)
hal-hal yang diharamkan Allah, dan (3) Sabar atas ketetapan Allah yang pahit (atau susah).
(Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsîm al-‘Âm min al-Wadhâ’if, 2002,
halaman: 208)

Baginya, dalam puasa terkumpul pendidikan dari tiga kesabaran sekaligus (tajtami’uts tsalâtsah
fîsh shaum). Dia menjelaskannya dengan mengatakan:

2|Materi Kultum Ramadhan Ukuran Halaman A4



‫ب‬ , ‫ن‬ ‫م‬‫ص‬ ‫ل‬
‫ي‬ ‫ا‬ ‫ر‬  
‫ب‬ ,‫ا‬ ‫ة‬ ‫ل‬
‫ي‬ 
‫ب‬ ‫ه‬ ‫أ‬
‫ذ‬ ,‫د‬ ‫س‬ ‫ضع‬ ‫ع‬ ‫جو‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫م‬‫ص‬ ‫حص‬  ‫ل‬ ‫ي‬
‫ئ‬ 
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ث‬   ‫ن‬ ‫ش‬ ‫م‬
Artinya: Karena sesungguhnya di dalam puasa (dapat memunculkan) kesabaran atas ketaatan
kepada Allah, kesabaran atas apa yang diharamkan Allah kepada orang yang berpuasa yaitu
nafsu syahwat, dan kesabaran atas sesuatu yang dihasilkan orang puasa (dari puasanya) yaitu
kesusahan lapar, haus, lemahnya diri dan badan. Kesusahan (semacam) ini, yang lahir dari
perilaku taat (kepada Allah), pengamalnya akan mendapatkan pahala. (Imam Ibnu Rajab al-
Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsîm al-‘Âm min al-Wadhâ’if, 2002, halaman: 208)

Menyengaja untuk lapar dan haus, karena menaati perintah Allah, menghindari larangan, dan
bersiap diri untuk merasakan kesusahannya, merupakan tindakan yang dapat mempertajam
kesabaran manusia. Dengan kata lain, kita menyengaja untuk menguji diri kita sendiri, dengan
menahan lapar, haus dan syahwat di sekian waktu. Hal-hal yang biasanya mudah kita dapatkan,
kita sengaja menghindarinya, meski hal-hal tersebut ada di sekitar kita. Apalagi, penyengajaan
ini berpengaruh langsung kepada ketahanan fisik kita seperti lapar dan haus.

Oleh karena itu, penyengajaan ini harus disadari sebagai proses pendidikan kesabaran.
Menguatkan kesabaran kita dengan menyengaja untuk lapar dan haus. Dan Ramadhan, seperti
yang telah dikatakan sebelumnya, adalah bulan kesabaran, madrasah untuk menguatkan
kesabaran kita, sehingga, setiap kali Ramadhan selesai, kita menjadi orang yang lebih sabar dari
sebelumnya. Pertanyaannya, sudahkah kita di jalan itu?

Semoga Ramadhan kali ini, kita dapat meraih hakikat sabar yang memang menjadi bagian tidak
terpisahkan selama Ramadhan. Jangan sampai Ramadhan pergi, namun tanpa memberikan hasil
yang optimal, terutama dalam merengkuh sabar tersebut. Wallahu a’lam bish-shawwab.

*Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen

Silahkan bergabung dengan kami di Grup Telegram, Wa, atau Facebook untuk mendapatkan materi
terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com
Klik JOIN NOW

Kami open donasi bagi pengunjung website KHUTBAHSINGKAT.com yang ingin menyisihkan sedikit
rizkinya. Donasi akan kami gunakan untuk pengelolaan website dan pembuatan konten. Donasi
bersifat sukarela dan bisa transfer ke rekening berikut:

BANK BRI, No.Rek. 625801006411535, An. MIFTACHUL AULA


Wa Center: 0896-900000-92, Email: khutbahsingkat@gmail.com

3|Materi Kultum Ramadhan Ukuran Halaman A4

Anda mungkin juga menyukai