Anda di halaman 1dari 6

‫ان ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬

َ ‫ض‬ َ ‫َم ْن‬


َ ‫صا َم َر َم‬
“Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari
Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari no. 38 dan
Muslim no. 760)

Alangkah agung pemberian dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang


disebutkan dalam hadits di atas. Di situ jelas disebutkan bahwasanya orang yang
berpuasa, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Namun itu dengan dua syarat; Syarat yang pertama adalah dengan melakukan
puasa atas dasar iman. Percaya dan mengimani kewajiban puasa atas umat
Islam, serta percaya dan mengimani pahala yang telah disediakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala untuk yang melakukannya baik di dunia maupun di akhirat.

Kemudian syarat yang kedua adalah mengharap pahala dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala dari puasa ini. Tidak mengharap pujian orang lain maupun hal lain,
kecuali hanya pahala dan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya
mengharapkan janji-janji Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk hamba-hambaNya
yang beriman.

Dan untuk puasa ini Allah ta’ala telah menyediakan pahala yang tidak
terbatas. Dan itu diisyaratkan oleh sebuah hadits qudsi, di mana Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫ِإالَّ الص َّْو َم فَِإنَّهُ لِى َوَأنَا َأجْ ِزى بِ ِه‬


“Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”
(HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Kemudian, orang yang berpuasa harus bersabar dan karenanya ia pun akan
mendapatkan pahala orang-orang yang bersabar. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,

ٍ ‫ُون َأجْ َرهُ ْم بِ َغي ِْر ِح َسا‬


‫ب‬ َ ‫ِإنَّ َما يُ َوفَّى الصَّابِر‬
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)
Menit ke-38:05 Perlu kita pahami bersama, bahwasanya pengampunan dosa
yang dimaksudkan di dalam hadits di atas adalah dosa-dosa kecil. Jadi dosa
yang diampuni dengan ibadah puasa, yang dengan sendirinya terhapus karena
puasa kita adalah dosa-dosa kecil.

Adapun dosa-dosa yang besar, maka itu tidak terhapus dengan amalan. Tapi
kita harus bertaubat darinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam,

،‫ان‬
َ ‫ض‬َ ‫ان ِإلَى َر َم‬
ُ ‫ض‬ َ ‫ َو َر َم‬،‫ َو ْال ُج ُم َعةُ ِإلَى ْال ُج ُم َع ِة‬، ُ‫ات ْال َخ ْمس‬
ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫ال‬
‫ب ْال َكبَاِئ َر‬ ٌ ‫ُم َكفِّ َر‬
َ َ‫ ِإ َذا اجْ تَن‬،‫ات َما بَ ْينَه َُّن‬
“Antara shalat lima waktu, (sholat) jum’at ke (sholat) jum’at (berikutnya), (puasa)
Ramadhan ke (puasa) Ramadhan (berikutnya) melebur dosa-dosa yang terdapat
di antaranya, selama pelakunya menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)
ref: https://ngaji.id/klik/lq

Oleh karenanya, orang yang sungguh-sungguh dijauhkan dari kebaikan adalah


orang-orang yang telah sampai dan masuk ke bulan kebaikan, namun dia tidak
bisa meraih kebaikan yang ada di dalamnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda,

ِ ‫ُﺮ َﻡ َﺧ ْﻴ َﺮﻫَﺎ ﻓَﻘَ ْﺪ ﺣ‬


‫ُﺮ َﻡ‬ ِ ‫ﻓِﻴ ِﻪ ﻟَ ْﻴﻠَﺔٌ َﺧ ْﻴ ٌﺮ ِﻣ ْﻦ ﺃَ ْﻟ‬
ِ ‫ َﻣ ْﻦ ﺣ‬،‫ﻒ َﺷﻬ ٍْﺮ‬
“Di dalamnya (Ramadhan) terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan
seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia telah
terhalang dari kebaikan.” (HR. Ahmad)

Kemudian dalam sebuah hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,

‫ آمين آمين‬: ‫أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم رقي المنبر فقال‬
‫ قال لي‬: ‫ يارسول هللا ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال‬ ‫آمين فقيل له‬
: ‫ أرغم هللا أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت‬: ‫جبريل‬
‫ رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله‬: ‫آمين ثم قال‬
‫ رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم‬: ‫ آمين ثم قال‬: ‫الجنة فقلت‬
‫ آمين‬: ‫يصل عليك فقلت‬
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan,
‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Mengapa engkau berkata
demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril
berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan
tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata
lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya
masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti
kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata
lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut
namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin’.” [1]

Hendaknya kita semua bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari semua
dosa. Baik yang besar maupun yang kecil. Dan marilah kita hidup dengan
kehidupan yang baik, banyak beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sehingga di bulan Ramadhan ini kita termasuk bagian dari orang yang
dibebaskan dari api neraka.

Tidak seperti golongan yang sudah kita singgung di depan, yaitu orang-orang
yang tidak ada bedanya antara Ramadhan dan bukan Ramadhan. Terus berbuat
buruk sehingga ketika Ramadhan lewat, dia pun menjadi orang yang sangat
merugi.

Ramadhan bulan kesabaran

Menit ke-43:57 Disebutkan dalam hadits bahwasanya Rasulullah Shallallahu


‘Alaihi wa Sallam mensifati bulan Ramadhan sebagai bulan kesabaran. Beliau
bersabda,

َّ ‫صب ِْر َوثَاَل ثَ ِة َأي ٍَّام ِم ْن ُكلِّ َشه ٍْر ي ُْذ ِهب َْن َو َح َر ال‬
‫ص ْد ِر‬ َّ ‫ص ْو ُم َشه ِْر ال‬
َ
“Puasa di bulan kesabaran dan puasa tiga hari setiap bulan akan menghilangkan
penyakit-penyakit hati.” (HR. Ahmad)

Sabar itu ada tiga macam. Sabar yang pertama yaitu sabar dalam menjalankan
ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena terkadang itu tidak lepas
dari hal yang berat. Yang kedua adalah sabar untuk tidak berbuat maksiat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang ketiga adalah sabar atas takdir
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Inilah tiga macam kesabaran yang hendaknya kita mencoba untuk meraihnya,
melatih diri agar bisa melakukannya, khususnya pada bulan Ramadhan.

Menit ke-46:03 Para pendengar sekalian,

Kegembiraan kita dengan masuknya bulan Ramadhan, dan pengetahuan kita


akan keutamaan dan kekhususan serta nilai bulan Ramadhan ini, adalah
termasuk hal yang paling penting yang bisa mendorong kita untuk beramal dan
memanfaatkan waktu yang sangat berharga ini.

Sebagaimana orang-orang yang tidak diberikan taufik untuk bisa mengisi bulan


Ramadhan dengan baik, itu bisa jadi adalah karena mereka tidak mengetahui
mahalnya bulan ini. Mereka tidak mengetahui nilai dan keutamaan bulan ini.
Sehingga akhirnya mereka tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Mereka
menganggapnya itu hanyalah musim yang biasa/ seperti waktu-waktu yang lain.
Sehingga mereka pun tidak berubah.

Dan seandainya jika tahu, maka mereka in syaa Allah akan menghargai waktu ini
dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

Menyambut Bulan Ramadhan

Menit ke-48:09 Penyambutan yang sesungguhnya untuk bulan Ramadhan


tidaklah dengan bertukar karangan bunga atau dengan menyanyi dan
melantunkan lagu-lagu/ nasyid. Juga tidak dengan mengumpulkan makanan
yang banyak. Namun penyambutan yang sesungguhnya adalah dengan
bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kembali kepada agamaNya.

Menit ke-49:34 Di antara hal yang perlu kita siapkan untuk menyambut bulan
Ramadhan adalah berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan menjalin hubungan yang baik dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita pasrahkan urusan kita kepada-Nya agar kita bisa menjalankan ibadah pada
Bulan ini dengan baik, agar kita diberikan taufik untuk mengisinya dengan
amalan-amalan baik.

Karena sesungguhnya kalau tidak karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita
tidak akan mendapatkan hidayah. Kalau bukan karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala, kita tidak akan shalat ataupun puasa.
Hendaknya kita menggantungkan asa dan harapan kita kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Berharap kepadaNya dan memasrahkan segala urusan kita
kepadaNya. Dan kita berdoa semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan
berkah pada bulan Ramadhan ini, dan menjadikan kita termasuk golongan
orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.

Sesungguhnya tidak ada kekuatan dan daya kecuali dengan Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Dan tidak ada yang bisa memberikan kita taufik untuk bisa beramal
kecuali hanya Dia.

Menit ke-52:12 Di antara hal yang perlu kita siapkan juga untuk menghadapi
bulan Ramadhan ini adalah menyiapkan dan menguatkan diri, serta memperbaiki
dan membersihkan hati kita dari segala kotoran. Seperti iri dan dengki atau
hasad kepada sesama muslim.

Kita ketahui bersama bahwasanya hati dan dada kita itu tidak terlepas dari
berbagai kotoran/ penyakit hati. Hendaknya kita membersihkan hati dari kotoran-
kotoran itu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam,

‫ َو ُكونُوا ِعبَا َد هَّللا ِ ِإ ْخ َوانًا‬، ‫ َوالَ تَ َدابَرُوا‬، ‫ َوالَ تَبَا َغضُوا‬، ‫َوالَ تَ َحا َس ُدوا‬
“Janganlah kalian saling hasad (iri), janganlah kalian saling membenci, janganlah
kalian saling membelakangi (saling mendiamkan/ menghajr). Jadilah kalian
bersaudara, wahai hamba Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim) [2]

Hendaknya pada bulan Ramadhan ini kita meningkatkan ketaatan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan menghindari segala hal yang bisa menjadi sebab
kemurkaan dari-Nya.

Menit ke-54:43 Akhirnya, saya berdoa untuk Anda sekalian, agar Allah


Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik dan pertolongan sehingga kita bisa
sampai ke bulan Ramadhan. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
memberikan taufikNya agar kita bisa melakukan amalan-amalan yang bisa
mendekatkan kita kepada-Nya.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil ubun-ubun/ menuntun kita


kepada amalan-amalan yang baik, tidak membiarkan kita bergantung kepada diri
kita sendiri, menjadikan kita orang-orang yang terbebas dari neraka, dan semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni seluruh kaum muslimin dan muslimat,
mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.
▬▬•◇✿◇•▬▬

 https://ngaji.id/klik/lv

Anda mungkin juga menyukai