Anda di halaman 1dari 44

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

1 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Tidak Menggerakan Lidah dalam Bacaan Shalat


Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafir
Terhadap Islam (Bag 2)

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum


Nasrani dan Orang-Orang Kar Terhadap Islam
(Bag 1)
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah
memuliakan agama Islam dan umatnya serta
menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama
yang diridhai-Nya. Dan adalah suatu kepastian
bahwa umat Islam akan berjaya di bawah
naungan al-Quran dan sunnah Nabi-Nya
shallallahu alaihi wa sallam hingga hari kiamat.
Walaupun orang-orang kafir dan musyrik
membencinya.
Berbagai syubhat dan tuduhan buruk telah banyak dilontarkan oleh
orang-orang kafir dan orientalis dari kalangan Nasrani atau Kristen. Dan
ikut pula digembar-gemborkan oleh para murtaddin (orang-orang
murtad) yang begitu bangga dengan kemurtadannya seperti nampak
pada website-website mereka. Mereka melontarkan syubhat baik dengan
cara halus dengan membawa-bawa ayat al-Quran dan membawanya
kepada makna-makna yang mereka kehendaki ataupun cara kasar
dengan cacian dan terang-terangan menjelek-jelekan Islam dan
pembawa risalahnya yaitu Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam.
Namun yang membuat takjub, justru lontaran syubhat-syubhat tersebut
bagaikan menggosok emas yang menyebabkan Islam semakin tampak
kemilau dan membuka mata orang-orang yang lalai akan keagungannya.
Semakin terpatri dalam dada apa yang difirmankan Allah Subhanahu wa
Taala,


Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak
menyukai. (QS at-Taubah: 32)

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

2 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Tentu tidak mengherankan jika mereka tidak takut akibat buruk menimpa
mereka seandainya mereka menghayati ayat ini. Bagaimana akan takut,
bahkan memang mereka tidak beriman terhadap Allah, al-Quran dan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Barangkali tidak asing bagi sebagian kita, terutama pengguna internet,
forum, milis dan email, bagaimana begitu banyak dan gigih syubhat dan
tuduhan buruk terhadap Islam dan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam
oleh orang-orang kafir untuk memalingkan kaum muslimin dari keyakinan
agama mereka. Terutama tuduhan buruk terhadap al-Quran dan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai pembawa risalah Islam,
karena dengan dirusakkannya kehormatan beliau, otomatis batal pula
ajaran yang beliau bawa. Di antara syubhat mereka adalah bahwa
al-Quran adalah buatan Muhammad shallallau alaihi wa sallam, beliau
dituduh berakhlak bejat, al-Quran banyak memiliki kontradiksi,
bertentangan dengan ilmu dan fakta alam serta berbagai tuduhan
lainnya.
Berikut ini adalah jawaban-jawaban terhadap berbagai syubhat yang
bantahan ini disampaikan oleh Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi dari
situs Majalah Qiblati. Beliau menjawab berbagai pertanyaan dan tuduhan
yang ditujukan kepada Qiblati. Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian dan harap bersabar membacanya karena sangat
panjang dimana pada situs aslinya terbagi dalam 7 seri. Ditata ulang
seperlunya menyesuaikan format penulisan di blog ini.**

_
Bagian 1
Syubhat: Assalamualaikum, syaikh mamduh yang ana muliakan, ana
dapat syubhat dari orang Nasrani, kenapa di dalam al-Quran ada ayat
yang menggunakan kata-kata KAMI; orang pertama dalam bentuk
jamak bukan tunggal, berarti benarlah Tuhannya orang Nasrani tentang
TRINITAS, Tuhan bapak, anak dan roh kudus? Mohon dijawab agar umat
Islam mengetahui jawaban syubhat ini. Jazakallahu khairan.
+628***541****
Jawab: Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuhu.
Sesungguhnya, termasuk permasalahan terbesar pada syubhat para
pendeta Nasrani yang mereka tanamkan kepada akal para pengikutnya
adalah bahwa mereka jahil (bodoh) terhadap bahasa Arab. Lalu mereka
menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang mulia kepada bahasa mereka
kemudian mengeluarkan hukum jahil mereka berdasarkan bahasa
mereka, bukan berdasarkan kekhususan bahasa, dan lisan Arab.
Kemudian orang-orang awam Nasrani menukil kebodohan tersebut dari
pendeta-pendeta mereka.
Kata [ ] , nahnu (kami), dalam bahasa Arab tidak harus bermakna lebih
dari satu, karena itu adalah bentuk penghormatan menurut bangsa Arab
dalam bahasa mereka. Para Raja dan panglima, saat mereka menetapkan
keputusan, maka mereka akan menetapkan keputusan tersebut dengan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

3 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

menyebut kata nahnu (kami), padahal dia hanya satu orang. Akan tetapi
kata itu digunakan untuk mengungkapkan pengagungan dan kedudukan
tinggi. Hal tersebut terus berlangsung hingga hari ini pada sebagian
pemimpin bangsa Arab. Oleh karena itu, ketika Allah Subhanahu wa
Taala menurunkan al-Quran yang mulia, Dia menurunkannya dengan
lisan Arab hingga bangsa Arab kala itu tidak pernah memprotes satu kata
atau ayat pun, karena mereka tahu maksud dari al-Quran yang mulia.
Mereka hanya menuduh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan
tuduhan-tuduhan, diantaranya adalah tukang sihir atau gila. Akan tetapi
tidak ada seorang pun yang berani menuduhnya tentang ayat-ayat
al-Quran, karena pengetahuan mereka bahwa ayat-ayat tersebut sesuai
dengan bahasa dan lisan mereka.
Jika bangsa Arab menggunakan lafazh nahnu (kami) karena
mengagungkan urusan mereka, maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa
Taala lebih berhak dengan pengagungan itu dan lebih layak dengannya
dari setiap orang. Oleh karena itu, kata nahnu (kami) adalah untuk
pengagungan dalam ayat-ayat yang Allah Subhanahu wa Taala berbicara
kepada manusia, bukan untuk penggandaan.
Di antara perkara yang menolak kerancuan pemahaman tersebut adalah
bahwa Allah Subhanahu wa Taala menggunakan bentuk tunggal terhadap
hak Dzat-Nya secara nyata dan berfirman kepada manusia dengan
firmanNya Subhanahu wa Taala:

Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan
Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2):
163)
Dan firmanNya:

Katakanlah: Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (QS. al-Ikhlash (112): 1)
Maka yang demikian itu menunjukkan akan kebatilan keyakinan Trinitas,
berbeda dengan klaim mereka, mudah-mudahan Allah memberikan
hidayah kepada mereka.
Oleh karena itu, sesungguhnya saya menasihatkan kepada setiap orang
Nasrani yang mencari kebenaran untuk mempelajari kekhususan bahasa
dan lisan Bangsa Arab yang mereka itu tidak pernah mengingkari
perbedaan bentuk pembicaraan dalam al-Quran yang mulia, dimana
kadang datang dengan bentuk jamak (plural), dan kadang dalam bentuk
mufrad (tunggal). Jika para pembesar yang ahli bahasa, fasih dalam
berbicara dan bersyair di zaman turunnya al-Quran tidak pernah
walaupun sekali mengingkari (memprotes) macam-macam penggunaan
bentuk pembicaraan dalam al-Qur`an yang mulia, maka bagaimana
mungkin selain mereka, yang bukan bangsa Arab, juga bukan dari kaum
muslimin pada zaman ini mengingkari ragam bentuk pembicaraan
al-Quran yang mulia?!*
_
Syubhat: Assalamu Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

4 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Saya pembaca majalah Qiblati dan rubrik yang paling saya sukai adalah
yang berkenaan dengan masalah kristenisasi, berhubung saya juga
adalah pengajar kristologi di sebuah tadrib ad-duaat di Makassar yang
senantiasa mengirim dai-dainya ke daerah misi di wilayah Timur
Indonesia.
Saya sering menerima pertanyaan dari pendeta, khususnya mengenai
syubhat-syubhat mereka terhadap al-Qur`an. Sementara ini saya sedang
menulis buku menjawab pertanyaan para misionaris mengenai keraguan
mereka akan ajaran Islam. Ada satu hal yang belum bisa saya jelaskan
yakni mereka mengatakan bahwa dalam al-Qur`an juga terdapat
pertentangan ayat. Mereka mencontohkan dalam QS. As-Sajadah: 5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu
Menurut misionaris ini bertentangan dengan QS.Al-Maarij: 4
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam
sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun
Dalam ayat 5 QS. As-Sajadah kadar urusan naik ke langit disebutkan
sama dengan 1000 tahun sementara dalam ayat 4 QS. Al-Maarij
disebutkan 50.000 tahun. Maka bagaimanakah jawabannya? Saftani
Muhammad <*******@yahoo.co.id>
Jawab: Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Pertama, saya sampaikan salam kepada Anda dan para saudara yang
bersama Anda atas peran Anda dalam memberikan hidayah kepada
manusia dan menghadapi usaha pemurtadan para misionaris. Mudahmudahan Allah membalas Anda dengan sebaik-baik balasan.
Sesungguhnya dua ayat tersebut menjelaskan bahwa ukuran sehari di sisi
Allah Subhanahu wa Taala ada dua macam.
Macam yang pertama, maka ayat pada surat al-Maarij (70) tersebut
berbicara tentang kejadian hari kiamat dan kedahsyatannya. Ayat-ayat
tersebut berbicara tentang hari kiamat dan kedahsyatannya, dan apa
yang terjadi padanya dari kejadian-kejadian besar, dan tanda-tanda
kekuasaan yang jelas. Termasuk bagian dari kedahsyatannya adalah
panjangnya hari tersebut yang menyamai lima puluh ribu tahun dari
tahun dunia. Dan ayat tersebut adalah ayat keempat dari surat al-Maarij
(70), dimana Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
( )
( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )
) ( ) ( ) )
Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa,
orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya, (yang
datang) dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikatmalaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya lima puluh ribu tahun. Maka bersabarlah kamu dengan sabar
yang baik. Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh
(mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi).

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

5 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak, dan gununggunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan), dan tidak ada seorang
teman akrab pun menanyakan temannya,.. (QS. Al-Maarij: 1-10)
Dan yang menunjukkan atasnya adalah hadits Abu Hurairah Radiallahu
Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:



Tidak ada pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan darinya
haknya, kecuali jika pada hari kiamat akan dilempengkan untuknya
lempengan-lempengan dari api neraka, lalu dia dipanggang di atas api
neraka Jahannam, kemudian dicoskan ke lambungnya, kening dan
punggungnya. Setiap kali menjadi dingin, maka dikembalikan lagi, pada
satu hari yang kadarnya adalah lima puluh ribu tahun. Hingga diputuskan
antara para hamba lalu dia melihat jalannya, apakah ke sorga ataukah ke
neraka. (HR. Muslim (987))
Ibnu Abbas Radiallahu Anhuma berkata, Ini adalah hari kiamat, Allah
menjadikannya atas orang-orang kafir seukuran lima puluh ribu tahun.
(Diriwayatkan at-Thobariy di Jamiul Bayan (23/602))
Macam yang kedua; yaitu ayat-ayat yang tidak berbicara tentang
panjangnya hari kiamat, akan tetapi berbicara tentang panjangnya
hari-hari yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Taala dan ukurannya
dibandingkan dengan hari-hari dunia yang kita menghitungnya adalah
hari-hari yang Allah mengadakan makhluk dan mengaturnya, maka Allah
Subhanahu wa Taala menjelaskan bahwa satu hari disisi-Nya setara
dengan seribu tahun dari hari-hari kita ini. Hal itu juga datang dalam
surat al-Hajj (22), pada ayat ke 47, dimana Allah Subhanahu wa Taala
berfirman:


Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal
Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di
sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu. (QS.
Al-Hajj: 47)
Juga datang pada surat as-Sajdah (32), pada ayat kelima, dimana Allah
Subhanahu wa Taala berfirman:




Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS.
As-Sajdah (32): 5-6)
Dan tampak dengan jelas pada bentuk kedua ayat tersebut bahwa
pembicaraan di dalamnya adalah tentang hari-hari Allah yang di
dalamnya terdapat penciptaan dan pengaturan-Nya, dan Allah Subhanahu
wa Taala menyifatinya dengan menyatakan bahwa ukurannya mencapai

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

6 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

seribu tahun dari hari-hari dunia.


Dengan ini, menjadi jelaslah kedua macam bentuk yang lalu dari
ayat-ayat tersebut hanyalah berbicara tentang hari-hari yang berbeda,
bukan hari-hari yang satu. Maka hari yang ada pada ayat al-Maarij (70)
adalah hari pada hari kiamat, dan ukurannya adalah lima puluh ribu
tahun, adapun hari pada dua ayat surat al-Hajj (22) dan as-Sajdah (32)
adalah hari di sisi Allah yang Allah Subhanahu wa Taala mengurusi
berbagai perkara di dalamnya, dan ukurannya adalah seribu tahun.
Dari sini jelas, bahwa tidak ditemukan kontradiksi di antara ayat-ayat
tersebut, akan tetapi kontradiksi itu ada pada akal-akal para pendeta
Nasrani yang menyangka bahwa al-Quran yang mulia seperti kitab-kitab
suci mereka yang harus ada kontradiksi sebagian terhadap sebagian yang
lain.*
_
Syubhat: Assalamualaikum. Ustadz saya mau tanya adakah hukum di
kristen tentang larangan makan babi, saya pernah dengar katannya ada,
untuk menyanggah fitnah teman yang kebetulan kristen, dia selalu tanya
kenapa kalian tidak boleh makan babi. Dan katanya nabimu dulu
senang makan babi sehinga kalian sekarang gak boleh makan, mohon
bantu jawab fitnah ini wassalamu alaikum. wr. wb. (IVAN, Batam)
Jawab: Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuhu.
Kita tidak boleh memakan babi karena Allah Subhanahu wa Taala telah
mengharamkannya. Allah Sang Pencipta telah memberitahukan bahwa
hewan itu najis, tidak halal bagi seorang muslim untuk memakannya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu najis
(kotor) (QS. Al-Anam (6): 145)
Tidak disebutkan di dalam syariat alasan khusus pengharaman daging
babi selain firman-Nya: Karena sesungguhnya itu adalah najis. Dan
najis itu mutlak kepada apa yang dipandang buruk oleh syariat dan fitrah
yang lurus, dan alasan ini saja sudah cukup.
Terdapat juga alasan umum yang mencakup daging babi dan selainnya
dari makanan-makanan yang diharamkan, yaitu firman Allah Subhanahu
wa Taala:

dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk (QS. Al-Araf
(7): 157)
Maka, segala yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Taala adalah
buruk, dan perkara-perkara yang khabits (kotor, buruk) pada konteks ini
adalah apa-apa yang di dalamnya mengandung kerusakan bagi
kehidupan manusia dan pada kesehatannya, atau hartanya, atau dalam

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

7 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

akhlaknya.
Belum pernah kaum muslimin pada masa salaf (masa dulu) mengetahui
rincian menjijikannya babi, serta alasan pengharamannya. Hingga datang
penemuan-penemuan modern yang menemukan bahwa pada babi
terdapat faktor-faktor penyakit serta bakteri-bakteri yang
membahayakan. Diantaranya adalah bahwa babi, daging yang dimakan
oleh manusia akan melahirkan cacing berbahaya [footnote: Cacing pita
yang hidup pada babi (T solium), panjang 2-7 meter bisa menular dan
hidup dalam pembuluh darah manusia, dalam usus manusia. Bila
menyebar ke otak, bisa mematikan.] yang benihnya ada di dalam daging
babi. Kemudian tumbuh di dalam lambung manusia dengan bentuk yang
tidak dapat diobati dengan obat cacing lambung. Bahkan cacing babi itu
akan tumbuh di dalam daging manusia dengan bentuk yang kedokteran
hingga hari ini belum mampu membebaskan manusia darinya setelah dia
tertimpa penyakit itu. Dan itu akan membahayakan kehidupannya.
Cacing itu diberi nama Treichine [footnote: Itu hanya salah satu dari
penyakit akibat babi. Diketahui bahwa Babi adalah sarang bakteri, virus
dan penyakit: 1. influenza (flu babi) 2. Balantidium Dysentery
3. Fasciolopsis Buski 4. Taenia Solium (cacing pita) 5. Ascaris (ular perut)
6. Trichinella Spiralis 7. Zoonoses], dari sini tampaklah hikmah
pengharaman daging babi dalam Islam.
Telah disebutkan di dalam Ensiklopedi Larous Perancis (Larousse
Encyclopedia Perancis), bahwa cacing menjijikkan tersebut (Treichine)
akan berpindah ke manusia menuju jantung, kemudian berdiam di otot,
terutama di dada, kerongkongan, mata dan diafragma. Kemudian
embrionya akan tinggal terlindungi dengan vitalitasnya di dalam tubuh
selama bertahun-tahun.
Dan tidak mungkin terpaku pada penemuan ini saja dalam alasan
pengharaman, bahkan mungkin ilmu pengetahuan yang telah
menemukan penyakit ini pada babi akan menemukan penyakit-penyakit
lain di kemudian hari yang sekarang ini kita belum mengetahuinya.
Karena itu, tidak akan diterima di dalam Islam pendapat orang yang
mengatakan bahwa pemeliharaan babi jinak di masa sekarang dengan
cara metode teknis pengawasan dalam pemeliharan, kandang, serta
kediamannya mampu memberantas bakteri tersebut. Tatkala kami
jelaskan bahwa nash syariat itu mutlak dalam pengharaman, dan tanpa
alasan, maka memungkinkan bahwa terdapat madharat lain bagi Babi
yang belum ditemukan, dan ilmu pengetahuan terus menerus
berkembang.
Hendaknya diperhatikan juga bahwa jika memungkinkan memelihara babi
dengan metode teknik yang bisa menghilangkan penyakit tersebut, pada
waktu atau tempat atau banyak tempat dari pusat-pusat peradaban
dunia, maka sesungguhnya hal itu tidak mungkin dilakukan pada seluruh
penjuru bumi. Dan hukum syari wajib sesuai dan cocok untuk seluruh
manusia di seluruh tempat. Oleh karena itu, pengharaman tersebut
bersifat umum dan menyeluruh; di mana dan kapan saja.
Adapun klaim bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam suka daging babi,
maka itu adalah kedustaan yang nyata.
Saya ingin memberikan hadiah kepada orang-orang Nasrani secara

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

8 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

umum, sebuah hadiah dari kitab suci mereka tentang kenajisan, dan
jijiknya babi ini:
Markus (5:11-13) Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi
sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya:
Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami
memasukinya! Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah
roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang
kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau
dan mati lemas di dalamnya.
Lihatlah juga nash-nash lain tentang kotornya babi, dan hinanya para
pemeliharanya:
Matius (7:6) Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada
anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya
jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak
kamu.
II Petrus (2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang
benar ini: Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi
kembali lagi ke kubangannya.
Adapun pengharaman babi maka perhatikan Leviticus (11: 4-8)
Nevertheless these shall ye not eat of them that chew the cud, or of them
that divide the hoof: as the camel, because he cheweth the cud, but
divideth not the hoof; he is unclean unto you. And the coney, because he
cheweth the cud, but divideth not the hoof; he is unclean unto you. And
the hare, because he cheweth the cud, but divideth not the hoof; he is
unclean unto you. And the swine, though he divide the hoof, and be
clovenfooted, yet he cheweth not the cud; he is unclean to you. Of their
flesh shall ye not eat, and their carcase shall ye not touch; they are
unclean to you. [footnote: Namun perhatikanlah distorsi penerjemahan
pada edisi Terjemahan Resmi: Tetapi inilah yang tidak boleh kamu
makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu
bagimu. Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak
berkuku belah; haram itu bagimu. Juga kelinci, karena memang
memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu. Demikian
juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela
panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging
binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah
kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. (Imamat 11: 4-8)
Terjemahan inipun dimentahkan dengan terjemahan bahasa
sehari-hari: Jangan makan babi. Binatang itu haram, karena walaupun
kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. (Imamat: 11:7)]*
_
Syubhat: Qiblati memang HEBAT tolong kupas tuntas agama NASRANI
biar dia gak nyari-nyari kelemahan agama kita dan kasih kisah muallaf.
Maju terus pantang mundur..!! Faturahman, Madinah
Jawab: Kami berterima kasih kepada Anda atas nasihat ini, dan kami
berada di atas jalan kami untuk merealisasikan permintaan tersebut

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

9 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Insya Allah, bersamaan dengan kebutuhan kami terhadap doa Anda agar
Allah memudahkan kepentingan kita ini, sebagaimana kita tidak lupa
untuk berdoa kepada orang Nasrani agar mendapatkan hidayah. Kita
sangat berambisi atas hidayah mereka. Kami adalah pembawa rahmat
bagi para hamba-Nya, dan kami mendakwahi manusia dengan cara yang
terbaik, sebagaimana Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan kita.
[*]

_
Bagian 2
Syubhat: Mengapa shalat pada agama Anda dengan bahasa Arab?
Apakah Allah tidak faham kecuali bahasa Arab?
Jawab: Saya berterima kasih atas pertanyaan Anda yang penting ini.
Anda memiliki hak untuk mengetahui jawabannya. Anda harus
mengetahui bahwa menurut kaum muslimin, di dalam shalat terdapat
tiga perkara:
Pertama, membaca al-Quran, dan ini tidak boleh kecuali dengan bahasa
Arab, dan akan saya jelaskan nanti sebabnya apa.
Kedua, lafazh-lafazh dan ungkapan di dalamnya adalah
bersifat tauqifiy (paten), tidak boleh kecuali dengan bahasa Arab.
Ketiga, doa, boleh bagi orang yang tidak bisa berbahasa Arab (atau tidak
hafal doa yang berhasa Arab) untuk berdoa dengan bahasanya, karena
Allah Subhanahu wa Taala memahami seluruh bahasa. Dialah yang
menciptakannya dan Dialah yang mengadakannya (tetapi tetap diajurkan
untuk belajar berdoa berbahasa Arab yang ada dalam al-Quran dan
Sunnah).
Dari sini kita bisa memahami, bahwa boleh menggunakan bahasa apa
pun dalam doa di dalam shalat, jika orang yang shalat tidak mengetahui
bahasa Arab. Ada pun membaca al-Qur`an, maka tidak boleh kecuali
dengan bahasa Arab, sama saja apakah di dalam shalat atau pun di luar
shalat, karena sebab berikut:
1. Karena al-Qur`an adalah firman Allah Subhanahu wa Taala, dan tidak
boleh bagi kami untuk mengubah atau mengganti firman itu walaupun
satu huruf.
2. Karena membaca setiap huruf al-Qur`an adalah bernilai satu kebaikan,
dan satu kebaikan berlipat sepuluh kali lipatnya. Seandainya al-Qur`an
diterjemahkan, maka pastilah jumlahnya akan bertambah atau
berkurang.
3. Allah Subhanahu wa Taala telah menjaga kitab-Nya (al-Quran) dari
penggantian dan perubahan. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:


Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

10 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Seandainya Allah Subhanahu wa Taala mengizinkan bagi setiap orang


untuk membaca al-Quran dengan bahasa masing-masing, maka pastilah
hal itu akan menjadikan perubahan al-Quran seperti yang terjadi pada
Taurat dan Injil. Selanjutnya, bahwa Allah Subhanahu wa Taala telah
menjaga al-Quran dari pengubahan dengan bahasa Arab.
4. Bolehnya membaca al-Quran dengan sejumlah bahasa itu akan
membawa kepada kerancuan besar dalam makna al-Quran, karena
manusia akan berbeda dalam menerjemahkan. Masing-masing orang
akan mengklaim bahwa terjemahannyalah yang benar, yang kemudian
terpecahbelahlah kaum muslimin.
Terakhir, saya ingin Anda memahami bahwa asal syubhat ini adalah
kedengkian yang disebabkan akan kegelisahan orang-orang Nasrani
terhadap keunggulan bahasa Arab di atas bahasa Latin di negeri
Andalusia (Spanyol). Tatkala Allah Subhanahu wa Taala memberikan
kekuasaan kepada kaum muslimin di negeri Andalusia, mereka
mendirikan satu peradaban yang menyinari seluruh negeri Eropa, dan
menyebarkan agama Islam serta bahasa Arab di antara putra-putra
Andalus. Bersamaan dengan pertengahan abad IX M, mimpi terbesar
orang-orang awam di Eropa kala itu adalah agar anak-anak mereka bisa
belajar di Universitas Cordova, di hadapan para ilmuwan kaum muslimin
yang telah menyalakan lampu peradaban, dan menyinari kegelapan
Eropa yang kelam dengan ilmu dan karya-karya mereka.
Adalah para pemuda dan pencari ilmu serta orang-orang terpelajar di
Eropa melahap bahasa Arab bukan karena bahasa Arab adalah bahasa
penakluk yang dengan kekuatan pedangnya menguasai pendidikan, akan
tetapi karena bahasa itu adalah bahasa peradaban yang tegak, maka
tidak ada jalan untuk bisa mendapatkannya kecuali dengan
menguasainya.
Bahkan Gereja di Sevillah terpaksa menerjemahkan Injil ke dalam bahasa
Arab. Orang-orang Nasrani yang telah belajar bahasa Arab bisa
membacanya. Sebagaimana Bapa Paul Alvarez, salah satu pendeta di
masa itu melihat kepada para pemuda Eropa yang keluar dengan
diam-diam dari peradabannya dengan pandangan gelisah, seraya
meletakkan kepalanya di antara dua tapak tangannya, seperti
orang-orang lain yang fanatik terhadap kaumnya, yang tidak ingin
menoleh kepada sejarah dan perjalanan peradaban. Dia menulis:
Sesungguhnya orang-orang Nasrani suka membaca bait-bait syair Arab
dan periwayatan mereka. Mereka belajar kepada para ilmuwan agama
dan filosof Arab. Bukan dengan tujuan untuk mendebat mereka, akan
tetapi untuk mendapatkan bahasa Arab yang benar dan anggun. Di
manakah orang-orang biasa, yang membaca pelajaran al-Kitab dengan
bahasa Latin? Atau mempelajari kisah-kisah para Nabi dan orang-orang
suci? Duhai ruginya, sesungguhnya seluruh pemuda Nasrani yang
berbakat membaca buku-buku berbahaa Arab, dan mempelajarinya
dengan penuh semangat. Mereka mengumpulkan perpustakaan besar
dengan biaya besar. Mereka tidak menghargai pendidikan keNasranian
yang keberadannya sudah tidak layak untuk dipentingkan. Betapa
celakanya orang-orang Nasrani telah lupa, hingga kepada bahasa
mereka sendiri. Di antara seribu orang, Anda akan sulit mendapatkan
satu orang saja yang bisa menulis surat kepada temannya dengan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

11 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

bahasa latin. (Tarikh Andalus (123))


Ya, orang-orang Spanyol yang lebih mengutamakan tetap tinggal sebagai
orang-orang Nasrani, yang jumlah mereka adalah minoritas bila
dibandingkan dengan orang yang mengesakan Allah dan masuk Islam
telah memilih bahasa Arab yang tidak diwajibkan atas mereka. Inilah
yang diakui oleh Alvares dalam persaksiannya di atas.
Sekarang, marilah kita bandingkan antara toleransi Islam dalam
mempergauli selain muslim dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang
Katolik saat Granada jatuh, dimana mereka mengharamkan kaum
muslimin untuk berbicara dengan bahasa Arab, lalu mereka mewajibkan
bahasa mereka dengan paksa. Barangsiapa ditemukan membawa buku
berbahasa Arab, maka dia akan dihukum dengan hukuman paling kejam.
Mereka pun membakar ribuan buku berbahasa Arab yang berisi syariat
(ajaran agama), termasuk ilmu duniawi.
Ini semua menjelaskan kepada setiap peneliti yang obyektif akan
perbedaan Islam dengan Nasrani. Sekarang tahukah Anda akan sumber
kebencian terhadap bahasa Arab?*
_
Syubhat: Anda mengklaim bahwa ajaran Islam yang pokok adalah
Tauhid. Pengakuannya: Tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada
Dialah kita wajib sembah sujud dan meminta pertolongan (QS.1
Al-Fatihah 5). Apakah kiblat dan konsep Rumah Allah sesuai dengan
konsep Tauhid?
Jawab: Ya, sesuai dengan konsep tauhid. Karena berkumpulnya kaum
muslimin di sekitar satu rumah yaitu Baitullah, dan menghadapnya
mereka dengan satu kiblat yang sama yaitu Kabah, dan bacaan mereka
hanya kepada satu kitab yaitu al-Quran, semua itu turut andil dalam
menjaga persatuan kaum muslimin agar tidak terpecah belah dan
berselisih.
Kabah tidak lain hanyalah kiblat, yang kaum muslimin menghadap
kepadanya dalam shalat mereka atas perintah Allah. Itu seperti
pandangan persatuan mereka, serta kesatuan tujuan mereka. Mereka
menziarahinya, serta thawaf di sekitarnya adalah demi menjalankan
perintah Allah. Kaum Muslimin mengetahui bahwa itu hanyalah batu,
yang tidak mendatangkan madharat, tidak juga memberi manfaat, akan
tetapi kaum muslimin melaksanakan perintah Allah sekalipun belum
mengetahui hikmah di belakangnya. Karena itu termasuk kandungan
dari hanya beribadah kepada Allah pencipta alam semesta.
Tidaklah Islam itu mengajak kecuali hanya menyembah, beribadah dan
taat kepada Allah saja, serta mencabut segala peribadatan kepada
selain-Nya, manusia atau pun batu. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman:



Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk
disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apa pun, bahkan
mereka sendiri diciptakan dan tidak Kuasa untuk (menolak) sesuatu

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

12 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu


kemanfaatan pun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan
tidak (pula) membangkitkan. (QS. Al-Furqan (25): 3)*
_
Syubhat: Sesungguhnya saya tidak mendapatkan seseorang dari para
ulama dan dai kaum muslimin yang kami temui di Perancis yang bisa
menjawab atas sebuah pertanyaan yang banyak menyulitkan mereka.
Yaitu, bagaimana khamer menjadi haram, padahal aslinya adalah anggur
yang halal? Ini hanyalah dari itu. Jawaban mereka selalu berputar sekitar
perubahan kondisi anggur, karena dengan menjadikannya khomer, maka
itu memabukkan. Akan tetapi saya tidak ingin filsafat tersebut, saya ingin
mendapatkan jawaban tanpa masuk dalam rincian; bagaimana sesuatu
yang diturunkan dari anggur atau apel bisa menjadi haram? Maka apakah
mungkin bagi Anda untuk menjawab kami? (Marcell, Perancis)
Jawab: Pertama, izinkanlah saya untuk menghaturkan terima kasih
kepada setiap ulama dan para dai yang telah menjawab Anda. Jawaban
mereka semua benar. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Taala
membalas mereka dengan kebaikan. Ada pun berkaitan dengan
pertanyaan Anda, maka sesungguhnya saya mengetahui apa yang Anda
inginkan. Maka janganlah Anda menyangka bahwa ini termasuk
kecerdasan. Bahkan itu adalah pengaburan yang dilakukan oleh syetan
kepada Anda. Dari jawaban saya, Anda akan yakin dengan kesimpulan
saya. Sebelum saya menjawab, saya katakan bahwa dengan logika aneh
seperti itu, yang Anda ingin memaksakannya kepada kami, maka Anda
pun akan mengalami kekalahan dalam pertandingan ini. Saat itu saya
ingin Anda untuk berani mengakui kekalahan Anda. Saya menjawab
dengan logika sama yang Anda ingin memaksakannya kepada kami.
Yaitu, seharusnya Anda boleh menikahi putri Anda, karena dia itu berasal
dari istri Anda yang halal, maka putri itu adalah dari wanita (istri) Anda
itu. Sebagaimana Anda lihat saya jawab dengan logika yang sama, maka
seharusnya Anda juga mengakui bolehnya pernikahan bapak-bapak
dengan putri-putri mereka, agar syubhat Anda ini menjadi semakin kuat
atas kami. Saya memohon hidayah kepada Allah bagi Anda.*
[Alhilyahblog: Iyas bin Mu'awiyah al-Muzzani dengan kecerdasannya juga
pernah menjawab pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan ini]
_
Syubhat: Mengapa saat kaum muslimin berhijrah dari Makkah ke
Madinah, mereka shalat mengarah ke kiblatnya orang-orang Yahudi
(Baitul Maqdis), akan tetapi setelah mereka berhasil mengusir
orang-orang Yahudi, Muhammad -Shallallahu Alaihi wa Sallam- dengan
hujjah telah turun kepadanya wahyu untuk mengubah arah kiblati dari
Baitul Maqdis ke Makkah yang di dalamnya terdapat Kabah?
Jawab: Pertama, Baitul Muqaddas bukanlah kiblat untuk orang Yahudi
saja, melainkan juga untuk orang Nasrani. Akan tetapi kala itu
orang-orang Yahudi yang marah karena adanya perubahan arah kiblat
dari Baitul Maqdis ke Kabah. Penghadapan kiblat kearah Baitul Maqdis
kala itu dijadikan oleh orang-orang Yahudi sebagai alasan untuk menolak
masuk Islam, dimana mereka di Madinah mengatakan dengan lisan
mereka bahwa pengarahan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

13 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

orang yang bersamanya ke kiblat (Baitul Maqdis) adalah sebuah dalil


bahwa agama mereka (Yahudi) adalah agama yang sebenarnya, dan
kiblat mereka adalah kiblat yang sebenarnya. Maka merekalah yang asli
dan agama yang benar. Mereka (Yahudi itu) mengatakan, bahwa yang
lebih utama bagi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan
orang-orang yang bersama mereka adalah kembali ke agama mereka
(Yahudi), tidak mengajak mereka untuk masuk Islam.
Pada waktu yang sama, perkara itu menjadi berat atas kaum muslimin
bangsa Arab yang mereka sudah terbiasa di zaman jahiliyah untuk
mengagungkan Baitul Haram dan menjadikannya sebagai Kabah dan
kiblat mereka. Perkara itu semakin menjadi sulit saat mereka mendengar
dari orang-orang Yahudi kebanggaan mereka dengan perkara ini dan
menjadikannya sebagai alasan untuk membenarkan yahudi. Adalah
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri membolak-balikkan wajah
beliau ke langit, bermunajah kepada Tuhan, tanpa berbicara dengan
lisannya, sebagai bentuk adab kepada Allah, serta menunggu arahan
yang diridhai-Nya. Kemudian turunlah al-Quran mengabulkan apa yang
ada di dalam dada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka Allah
Subhanahu wa Taala menurunkan wahyu dengan firman-Nya:




Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu
berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS. Al-Baqarah: 144)
Ketika kaum muslimin mendengar pengalihan arah kiblat, sebagian dari
mereka tengah berada di dalam shalat mereka. Maka mereka pun
mengalihkan wajah mereka ke arah Masjidil Haram di tengah shalat
mereka dan menyempurnakan shalat mereka ke arah kiblat yang baru.
Saat itulah hilang sudah terompet orang-orang Yahudi yang
membanggakan mereka, dengan mengalihkannya Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam dan orang-orang yang bersama beliau dari kiblat
mereka, yang dengannya mereka kehilangan hujjah yang menyandarkan
kebanggaan mereka kepadanya.
Sekarang, biarkanlah saya menjelaskan kepada Anda dan juga kepada
kaum muslimin, terutama para penuntut ilmu, akan hikmah dialihkanya
kiblat dari Kabah pada awal tinggal mereka di Madinah. Sungguh ini
adalah sebuah kejadian besar di hati mereka dan memiliki pengaruh
besar dalam kehidupan mereka. Hikmahnya adalah agar menjadi jelas
siapa yang mengikut Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam dan siapa yang
membelot. Adalah orang Arab mengagungkan Baitul Haram dalam masa
jahiliyah mereka. Mereka menjadikannya sebagai simbol keagungan
mereka. Saat Islam ingin membersihkan hati untuk Allah, serta
melepaskannya dari ketergantungan kepada selain-Nya, dan
membebaskannya dari segala keterpikatan dan segala kefanatikan
kepada selain manhaj Islam yang terikat dengan Allah secara langsung,
yang bersih dari segala endapan sejarah dan kesukuan, maka mencabut
mereka dengan sekali cabutan dari arah baitul haram yang kemudian
memilihkan mereka untuk sementara waktu ke arah masjidil Aqsha, demi

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

14 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

membersihkan mereka dari endapan jahiliyah, dan segala sesuatu yang


berkaitan dengan masa jahiliyah agar menjadi tampak siapa yang
mengikuti Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan ikhlas dan siapa
yang membelot karena bangga dengan keterpikatan jahiliyah yang
berkaitan dengan jenis, kaum, bumi, dan sejarah.
Dikarenakan pembimbing dan pengajarnya adalah Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam, maka pasrahlah kaum muslimin dan menghadap ke arah
kiblat yang telah ditentukan untuk mereka. Saat perintah Allah
Subhanahu wa Taala turun untuk mengarah ke Masjidil Haram, maka
hati kaum muslimin pun terikat dengan hakikat yang agung, yaitu bahwa
rumah tersebut adalah rumah yang dibangun oleh Ibrahim dan Ismail
Alaihima Salam agar menjadi murni untuk Allah Subhanahu wa Taala.*

_
Bagian 3
Syubhat: Mengapa kaum muslimin menyembah batu hitam (hajar
aswad), dan ini jelas dari perbuatan mereka yang selalu menciuminya
dan sujud ke arahnya.
Jawab: Sesungguhnya pertanyaan Anda tersebut adalah bukti nyata bagi
penipuan dan pembodohan yang dilakukan oleh sebagian pendeta,
karena kaum muslimin tidak sujud kepada hajar aswad, dan tidak pula
menyembahnya. Jadi, darimana para pendeta yang menyimpang itu
mendapatkan pemahaman yang salah ini? Jawabannya tidak lepas dari
dua kemungkinan: bisa jadi mereka itu adalah orang-orang yang bodoh
terhadap agama Islam, kemudian mereka tularkan kebodohan mereka
kepada Anda; atau bisa jadi mereka sengaja berdusta dan menipu demi
menolong kebatilan mereka agar Anda tetap berada di atas agama
mereka, meskipun dengan cara dusta.
Sesungguhnya hajar aswad adalah dari bebatuan sorga. Saat Allah
Subhanahu wa Taala memerintah Ibrahim Alaihi Sallam untuk
membangun Kabah, maka dia pun bergegas untuk meninggikan pondasi
bangunan Kabah. Kemudian Ibrahim Alaihi Sallam meminta putranya,
Ismail Alaihi Sallam mencarikan sebuah batu yang nantinya akan
menjadi tanda awal thawaf. Maka saat Ismail mulai mencari, dia tidak
menemukan. Lalu dia kembali kepada ayahandanya tanpa membawa
batu. Maka Allah Subhanahu wa Taala turunkan bersama Jibril Alaihi
Sallam sebuah batu dari sorga yang sekarang berada pada tempatnya
hingga hari ini.
Hajar aswad terdapat di rukun (pojok Kabah) sebelah selatan timur di
bagian luar Kabah. Keberadaannya sebagai tanda dimulai dan
berakhirnya sebuah putaran thawaf, dan dengannyalah putaran thawaf
menjadi sempurna.
Kaum muslimin saat mencium hajar aswad, mereka melakukannya hanya
karena mengikuti Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang telah
memerintahkan kita untuk mencontoh manasik hajinya, bukan karena
menyembah hajar aswad, dan tidak pula sujud kepadanya, sebagaimana

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

15 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Anda klaim. Kaum muslimin tidak menjadikan satu perantara pun antara
mereka dengan Allah Subhanahu wa Taala. Dan mereka tidak
beranggapan bahwa ada sesuatu yang memiliki kekuasaan untuk
mendatangkan madharat (bahaya) dan manfaat selain Allah Subhanahu
wa Taala. Mereka menafikan (menolak) adanya kekuasaan makhluk apa
pun, sebagaimana mereka beranggapan bahwa hubungan ibadah antara
makhluk dan sang Pencipta adalah hubungan langsung tanpa perantara.
Dan bahwa para hamba tidak membutuhkan perantara yang bisa
memberikan pertolongan hingga mereka menuju dan mendekat
kepadanya selain Allah Subhanahu wa Taala. Bahkan mereka
mengaggapnya sebagai perbuatan syirik besar (menyekutukan Allah)
yang mengeluarkannya dari agama Islam. Mereka berkeyakinan bahwa
segenap ibadah, tidak boleh diarahkan atau ditujukan kepada makhluk
mana pun, apakah makhluk itu seorang malaikat yang dekat kepada
Allah, atau seorang Nabi yang diutus oleh Allah, lebih-lebih lagi sebuah
batu yang tidak bisa mendatangkan madharat dan memberikan manfaat.
Sesungguhnya mencium hajar aswad bukanlah sebuah syarat, tidak pula
sebuah kewajiban atas kaum muslimin. Cukuplah Anda ketahui bahwa
Khalifah Umar bin al-Khaththab Radhiallahu Anhu, termasuk murid
utama Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat dia thawaf di sekitar
Kabah dan datang pada hajar aswad, dia berkata,

Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau adalau sebuah batu yang tidak
bisa mendatangkan madharat, dan tidak bisa memberikan manfaat,
seandainya saja aku tidak melihat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
menciummu, maka aku tidak akan pernah menciummu.
Sesungguhnya perkataan khalifah ini adalah sebuah ketetapan yang
menguatkan sebuah aqidah (keyakinan) yang sangat penting, yaitu
bahwa kami tidak menyembah batu dan kami tidak menyentuhnya agar
mengangkat madharat atau memberikan manfaat, tidak juga berdoa
memohon kepadanya. Akan tetapi kami menciumnya hanya karena
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menciumnya. Ini adalah sebuah
penjelasan dari Khalifah Umar Radhiallahu Anhu kepada umat Islam,
serta sebagai pelajaran sekaligus nasihat yang dalam dari pelajaran
aqidah yang shahih, dan sebagai bentuk ittiba (mengikut) Rasul
Shallallahu Alaihi wa Sallam.*
_
Syubhat: Apakah bisa kami fahami, bahwa kaum muslimin dengan
shalat mereka menghadap ke Kabah, berarti mereka itu menyembah
Kabah selain Allah? Apakah Kabah itu adalah rumah Allah? Apakah
kalian berkeyakinan bahwa Allah bertempat tinggal di dalam sebuah
rumah di Makkah?
Jawab: Dulunya, kami berharap agar ada salah seorang pendeta yang
mau ikut dalam dialog damai ini di majalah Qiblati, daripada mereka
menanamkan tipu muslihat atas agama Islam ini kepada akal Anda.
Namun biar bagaimana pun, saya akan menjawab Anda. Saya katakan:
sesungguhnya Kabah tidaklah disembah selain Allah, akan tetapi kaum
muslimin menghadap kepadanya dalam shalat dan thawaf

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

16 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

mengelilinginya, karena Allah Subhanahu wa Taala telah memerintahkan


mereka untuk melakuklan yang demikian. Maka kaum muslimin, dengan
perbuatan tersebut adalah sekedar mentaati perintah Rabb (TUHAN)
mereka, bukan menyembah Kabah. Inilah ibadah yang benar, yaitu
mentaati Allah Subhanahu wa Taala. Di zaman Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam dulu, jika ada seorang muadzdzin (tukang adzan) ingin adzan,
maka dia menaiki Kabah dengan kedua kakinya, kemudian mengeraskan
suara adzan di atas atap Kabah. Maka apakah bisa diterima oleh akal,
bahwa sesuatu yang disembah kemudian dinaiki/diinjak dengan kedua
kakinya?!!
Kemudian, istilah baitullah (rumah Allah) tidaklah mesti bermakna bahwa
Allah bertempat tinggal di dalamnya, karena setiap masjid di manapun
berada di dunia ini adalah disebut baitullah (rumah-rumah Allah).
Dinamakan demikian karena Allah Subhanahu wa Taala disembah di
dalamnya, bukan karena Allah tinggal di dalamnya. Bahkan
sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala telah menjadikan kehormatan
darah seorang muslim lebih agung di sisi-Nya daripada kehormatan
Kabah yang dimuliankan oleh Allah. Suatu hari, Ibnu Umar Radhiallahu
Anhuma pernah melihat ke Kabah seraya berkata, Betapa agungnya
engkau, betapa agungnya kehormatanmu, dan seorang mukmin lebih
agung kehormatannya daripadamu. (HR. at-Turmudzi (1955), Shahih
at-Turmudzi (2032))
Tidaklah kehormatan darah dalam syariat Islam terbatas atas pemeluk
Islam saja, tetpi juga berlaku bagi non muslim. Allah telah menjadikan
Islam menjaga darah, sebagaimana ia juga menjaga harta dan
kehormatan. Di antara orang-orang yang aman darah mereka (tidak
boleh diganggu) adalah orang-orang yang datang ke negeri Islam, maka
mereka masuk di bawah perjanjian dengan kaum muslimin dan suaka
mereka. Jadi mereka adalah orang-orang yang terlindung darah mereka.
Hal ini ditetapkan berdasarkan teks-teks syariat dan kesepakatan umat
Islam.*
_
Syubhat: Telah lewat bahwa Anda telah mengatakan pada salah satu
jawaban Anda terhadap Surat Wanita Nasrani, bahwa anjing adalah najis,
dan bahwa malaikat tidak mau turun dengan kehadiran anjing. Ini adalah
ucapan dari Anda tanpa dalil akal (logika) yang bisa menjadikan non
muslim puas dengannya. Kami tidak menginginkan sebuah dalil pun dari
al-Quran, atau ucapan Nabi Anda, karena kami tidak mengakuinya. Akan
tetapi kami menginginkan dalil penafian keberkahan dari anjing, dan ini
adalah mustahil, karena anjing adalah hewan yang diciptakan oleh Allah,
jadi dia itu diberkahi. Kami pun juga bisa mengatakan bahwa
domba-domba yang Anda pelihara adalah hewan-hewan najis, dan tidak
diberkahi. Akan tetapi kami berkeyakinan bahwa anjing dan kambing
memiliki manfaat besar terhadap manusia, dan Allah telah
menjadikannya diberkahi agar seluruh manusia bisa mengambil faidah
darinya. Saya mohon Anda menetapkan ucapan Anda dengan logika, jika
tidak, maka ucapan Anda tidak ada gunanya bagi kami.
Jawab: Sesungguhnya saat saya menjawab dari al-Quran dan sabda
Nabi kami Shallallahu Alaihi wa Sallam, penyebabnya adalah karena
penanya yang Nasrani tersebut menuduh kaum muslimin bahwa para

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

17 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

malaikat lari dari anjing (takut anjing). Maka untuk membuktikan


ketidakbenaran tuduhan tersebut saya haruslah berdalil dengan al-Quran
dan sabda Nabi kami Shallallahu Alaihi wa Sallam. Adapun berkaitan
dengan permintaan Anda akan sebuah dalil logika akan kenajisan anjing
dan tidak adanya keberkahan padanya, maka saya jawab sebagai
berikut:
Berkenaan dengan kenajisan anjing, maka tidak membutuhkan dalil
logika. Ilmu modern telah membuktikan bahwa anjing membawa
penyakit dalam. Dimana dia membawa lima puluh virus. Dan kebanyakan
ditemukan di air liurnya. Sebagaimana telah ditetapkan oleh ilmu modern
bahwa air liur anjing berbeda dengan air liur hewan lain. Anda bisa
dengan mudah mengecek kebenaran pernyataan ini, karena hal itu telah
masyhur dan diketahui oleh para ilmuwan Nasrani dan selain mereka.
Adapun klaim Anda bahwa Allah Subhanahu wa Taala telah
menjadikan keberkahan pada anjing, maka ini adalah sebuah ucapan
tanpa bukti (dan berkata atas nama Allah secara dusta). Maka di sini
saya yang meminta Anda untuk mendatangkan dalil logika untuk
menetapkan kebenaran klaim Anda. Saya yakin, Anda tidak akan bisa
menetapkannya, dan saya akan menetapkan tidak adanya keberkahan
pada anjing sepanjang Anda bertanya kepada saya.
Pertama, bukanlah menjadi sebuah syarat bahwa setiap makhluk yang
dicipatakan oleh Allah Subhanahu wa Taala adalah diberkahi. Jika tidak
demikian, maka syaitan yang terkutuk pun adalah makhluk ciptaan Allah,
dan sungguh mustahil dia diberkahi.
Adapun tercapainya keberkahan bagi anjing, maka saya akan membuat
perumpamaan yang terdiri dari sejumlah pertanyaan, dan jawabannya
akan menghantarkan Anda kepada kebenaran masalah ini:
Berapa kali anjing hamil dalam setahun? Yang dikenal adalah dia hamil 3
hingga 4 kali.
Berapa kali kambing hamil dalam setahun? Yang diketahui adalah sekali
atau dua kali.
Berapa anjing yang dikandung dalam setiap kehamilan? Yang diketahui
adalah sekitar enam hingga delapan anjing.
Berapa kambing yang dikandung dalam setiap kehamilan? Yang diketahui
adalah satu, dan jarang sekali dua.
Maka kita akan menemukan dengan bahasan angka bahwa anjing lebih
banyak perkembangbiakannya daripada kambing. Akan tetapi
kenyataannya bahwa jumlah kambing jauh lebih banyak daripada jumlah
anjing.
Saya bertanya kepada Anda, mengapa hal itu terjadi? Sesungguhnya
jawabannya adalah karena sebab keberkahan yang dijadikan oleh Allah
Subhanahu wa Taala pada kambing-kambing. Dan tidak menjadikannya
pada anjing. Disini lah saya berjanji dan meminta kepada setiap muslim
dan muslimah yang membaca ucapan ini untuk berkata Allahu Akbar.
Saya juga ingin Anda mengetahui perkara penting lain, yaitu bahwa kami
bisa mengambil manfaat dari segala sesuatu yang berasal dari kambing;

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

18 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

kulit, daging, tulang, dan tanduknya, (bahkan juga kotorannya untuk


pupuk). Adapun anjing, maka jika dia mati maka tidak bisa diambil
darinya sesuatu pun. Sebagaimana Anda juga jangan lupa bahwa setiap
Nabi adalah penggembala kambing (bukan pemelihara anjing). Akan
tetapi mustahil bagi seseorang untuk berbangga, apapun agamanya,
bahwa dia adalah seorang penggembala anjing.
Saya berharap Anda tidak fanatik kepada anjing, setelah saya menjawab
Anda akan najisnya anjing dengan dalil logika yang Anda inginkan, serta
ketidak berkahannya. Dan kambinglah yang membawa keberkahan. Dan
terima kasih bagi Anda.
_
Syubhat: Anda kaum muslimin menolak ilmu modern, dan ini jelas
dengan penafian kalian akan berputarnya bumi.
Jawab: Syubhat ini menunjukkan akan kelemahan Anda yang amat
sangat. Ketika Anda tidak menemukan sesuatu pun yang bisa Anda
pegang untuk mengalahkan kaum muslimin, maka Anda pun mencari-cari
pada catatan kuno Anda, barangkali Anda mendapatkan sesuatu yang
merugikan kami. Biar bagaimanapun, permasalahan rotasi bumi bukanlah
termasuk ilmu syari. Akan tetapi itu adalah permasalahan ilmu dunia.
Sebagian besar agama, termasuk diantaranya adalah Nasrani, semuanya
menafikan rotasi bumi, sebagai bentuk tertinggalnya keilmuan ratusan
tahun lalu yang manusia hidup di dalamnya, bila dibandingkan dengan
keadaan kita pada hari ini. Bahkan Bibel telah pergi lebih jauh dari hal
tersebut. Bibel bahkan menganggap bahwa bumi ini persegi empat, dan
ini adalah ucapan yang lebih buruk dari penafian rotasi bumi. Disebutkan
dalam (Yehezkiel 7: 2),
) 2 : 7 )

akhirnya bisa datang ke empat penjuru (pojok) bumi.
Agar saya bersikap obyektif dan amanah, maka dalam jawaban ini saya
juga katakan bahwa ada sebagian ulama muslim yang menafikan rotasi
bumi karena keyakinan mereka bawa bumi ini datar, bukan bulat.
Kemudian setelah mereka, datanglah sejumlah penuntut ilmu yang taklid
kepada mereka dan menukil dari mereka tanpa pemahaman. Akan tetapi
wajib bagi kita untuk perhatian terhadap satu perkara penting, yaitu
bahwa terdapat satu perbedaan besar antara pemahaman yang salah
dengan penyebutan Bibel bahwa bumi ini persegi empat. Dan sebaliknya
kita temukan bahwa al-Quran telah mensifati bumi dengan bentuk bola.
Setelah kemajuan ilmu yang dialami oleh manusia, maka pandangan
ilmiah pun berubah pada mayoritas muslim dan Nasrani serta selain
mereka. Kemudian mereka pun berkeyakinan akan rotasi bumi.
Kemudian tetap tersisa sejumlah kecil dari seluruh agama yang tetap
bersikukuh dengan pendapatnya yang lahir dari para pendahulunya, yaitu
bahwa bumi tidak berotasi. Ini adalah buah dari kekurangan besar dalam
memahami masalah rotasi bumi. Mereka menyangka dengan pemikiran
sederhana bahwa rotasi bumi tidak bisa dirasakan. Sebagaimana mereka
menyangka bahwa seandainya terjadi rotasi bumi, maka termasuk
perkara yang mustahil kita bisa tetap tegak di permukaannya. Ini adalah
sebuah ungkapan yang menunjukkan ketiadaan penguasaan teori ilmiah
dan ilmu falak.

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

19 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Yang wajib Anda fahami adalah bahwa al-Quran tidak menafikan rotasi
bumi. Lihatlah apa yang dikatakan oleh salah satu ulama besar kaum
muslimin zaman ini, yaitu Syaikh al-Albani rahimahullah. Dia berkata,
Kami, pada dasarnya tidak meragukan bahwa masalah rotasi bumi
adalah sebuah hakikat ilmiah yang tidak menerima perdebatan. Pada
waktu yang kita berkeyakinan bahwa bukan termasuk profesi syariat
secara umum dan al-Quran secara khusus berbicara tentang ilmu falak,
dan rincian ilmu falak (Kaset no. I/497)
Perlu diketahui bahwa ahli falak kaum muslimin, dulu adalah orang yang
pertama kali menetapkan rotasi bumi beratus tahun yang lalu, kemudian
diikuti oleh sejumlah ulama syariat.
Sekalipun masalah rotasi bumi ini bukan masalah aqidah, tetapi terdapat
sebagian ulama Islam yang menafikan rotasi bumi dan banyak juga
ulama kaum muslimin yang mengatakan rotasi bumi. Dari sinilah kami
memahami bahwa syubhat tersebut tidak memiliki nilai sama sekali
dalam dialog antara kami dengan Anda. Terutama bahwa saya termasuk
orang yang menetapkan rotasi bumi. Boleh bagi Anda untuk melihat
kembali pada pembahasan saya dalam majalah ini dari edisi 11 tahun II
hingga edisi 09 tahun III. Dan sesungguhnya orang yang menafikan
rotasi bumi tidak akan masuk neraka sebagaimana orang yang
menetapkan rotasi bumi juga tidak masuk sorga (karenanya). Maka
barangsiapa mati di atas keyakinan ini atau itu, maka dia tidak akan
ditanya tentangnya pada hari kiamat. Oleh karena itulah, kami
menginginkan agar dialog diantara kita adalah dalam permasalahan
aqidah agama yang keyakinan terhadapnya bisa menghantarkan ke sorga
atau berakibat neraka.
Sebagai penutup, saya selalu menyambut Anda sebagai seorang tamu di
majalah Qiblati, termasuk seluruh pembaca Nasrani. Anda sekalian
memiliki hak untuk bertanya sesuka Anda, maka hati kami terbuka untuk
semuanya.*
_

Bagian 4
Terima kasih atas jawaban Syeikh Mamduh dalam edisi Nopember 2010
mengenai jawaban syubhat kristiani dan syiah. Selanjutnya saya masih
butuh penjelasan atas dua hal yang sering dituduhkan oleh umat kristiani
terhadap Al-Quran yang mulia. Saya memperoleh pertanyaan dari
misionaris mengenai Al-Quran:
Syubhat (1): Penyebutan Maryam ibu Yesus sebagai saudara
perempuan Harun dan anak kandung Imran (QS.19:28) [footnote: Yaitu

firman Allah Subhanahu wa Taala:



"Hai saudara perempuan Harun[902], ayahmu sekali-kali bukanlah
seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina (QS.
Maryam: 28)]
Mereka menganggap Allah Subhanahu wa Taala mengira Maryam
saudara perempuan Musa dan Harun yang adalah anak Imran. Padahal
antara keduanya ada selisih waktu sekitar 1400 tahun. Mengapa Maryam
disebut saudara perempuan Harun? Menurut misionaris, ini adalah

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

20 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

kesalahan penulisan Sejarah dalam al-Quran.


Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya orang-orang yang membuat
keragu-raguan tentang al-Quran tidak mengetahui kalau
penyebutan ukhtu Harun (saudari Harun) bukanlah penamaan pertama
kali oleh al-Quran, melainkan al-Quran hanya mengisahkan apa yang
pernah terjadi, yaitu apa yang dikatakan oleh kaum Maryam kepadanya,
dan panggilan yang mereka lontarkan kepadanya saat dia mengandung
Isa Alaihi Sallam. Mereka mengingkari kehamilan tersebut, lalu
menuduh kehormatan, kemuliaan, dan kesuciannya. Maka mereka
berbicara dengannya dengan panggilan ya ukhta Harun (Wahai saudari
Harun), maksudnya adalah Engkau dari keluarga baik-baik, suci, lagi
dikenal keshalihan, ibadah dan kezuhudannya, maka bagaimana hal ini
bisa terjadi pada dirimu?
Sekalipun telah pasti bahwa orang-orang Yahudi berbicara dengannya
dengan panggilan wahai saudari Harun, tetapi para ulama ahli tafsir telah
berselisih pendapat akan penentuan pribadi tersebut. Di antara mereka
ada yang menyebut bahwa dia adalah Nabi Harun, saudara Musa Alaihi
Sallam. Di antara mereka ada yang menyebut bahwa dia adalah seorang
laki-laki shalih dari kaumnya pada masa itu di mana Maryam Alaiha
Salam mencontohnya dan menyerupainya dalam kezuhudan, ketaatan,
dan ibadah. Maka dia pun dinisbatkan kepadanya. Maka jadilah maksud
mereka dalam pembicaraan itu adalah, Wahai orang yang serupa, dan
meniru laki-laki shalih itu, tidaklah ayahmu seorang keji, tidak juga
ibumu seorang pelacur, maka darimana anak di perutmu itu?
Perlu diketahui pula bahwa kala itu banyak tersebar nama Harun di
tengah Bani Israil hingga hari ini.
Apakah yang dimaksud itu adalah Nabi Harun Alaihi Salam atau Harun
lain yaitu seorang shalih kala itu, maka bagi kami hal ini tidak penting,
karena al-Quran hanyalah menceritakan dan menukil apa yang terjadi
kala itu.
Jika kita mengambil kemungkinan pertama, yaitu bahwa yang dimaksud
adalah Nabi Harun Alaihi Salam, maka yang dimaksud oleh orang-orang
Yahudi adalah bahwa dia termasuk dari keturunannya. Kemudian saya
akan membuat satu contoh dari Bibel. Dan itu adalah sebuah pukulan
menyakitkan bagi para pembuat keragu-raguan terhadap al-Quran
tersebut, sebuah pukulan telak yang membantah syubhat tersebut.
Bibel telah menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi menyebut Yesus
dengan Putra Dawud: Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari
sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata:
Kasihanilah kami, hai Anak Daud. (Matius (9:27))
Maka apakah Yesus benar-benar Anak Dawud? Tentu saja tidak, lalu
mengapa ucapan mereka ini tidak diingkari dengan mengatakan ini
adalah kesalahan penulisan sejarah dalam Bibel?!!
Sekarang, terjerumuslah orang-orang bodoh itu ke dalam kuburan yang
mereka gali, jatuh ke dalam keburukan amal-amal mereka. Dengan
logika sama yang mereka inginkan untuk menetapkan penyimpangan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

21 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

al-Quran yang mulia karena mengisahkan sebutan ucapan Yahudi Wahai


saudari Harun, maka kita temukan bahwa Bibel menyebut Yesus dengan
sebutan Putra Dawud!!
Sesungguhnya kita merasa malu untuk menuduh penyimpangan Bibel
dengan sebab ini, karena Bibel telah pasti penyimpangannya dengan dalil
yang lebih besar dan terang benderang. Cukuplah dengan banyaknya
ragam Bibel, perselisihan dan pertentangannya sebagai bukti. Sementara
mereka tidak malu menuduh al-Quran salah menulis sejarah hanya
dengan syubhat yang tertolak ini. Ini adalah sebuah bukti akan
kelemahan mereka dalam menetapkan penyimpangan al-Quran.
Di sini kami bertanya kepada orang-orang yang meragukan keabsahan
al-Quran yang mulia, Bagaimana mungkin Yesus adalah anak Dawud,
sementara jarak antara dia dan Dawud Alaihi Salam lebih dari jarak
antara Maryam dan HarunAlaihi Salam? Bahkan bagaimana mungkin
Yesus adalah anak Dawud, sementara dia datang dari jalan Roh Kudus?!!
Sesungguhnya perkara yang wajib diketahui oleh para pembuat keraguan
terhadap al-Quran tersebut bahwa penisbatan seorang manusia kepada
manusia lain yang memiliki kedudukan di antara kaumnya (seperti
Dawud) adalah dalam rangka pemuliaan. Oleh karena itulah kita temukan
bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Aku adalah seorang
Nabi, tidak ada kedustaan, aku adalah Putra Abdul Muthallib. Padahal
beliau adalah Muhammad Putra Abdullah Putra Abdul Muththallib. Akan
tetapi beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam memuliakan nasabnya kepada
kakeknya.
Sesungguhnya saya mampu untuk membuat keragu-raguan pada akal
orang-orang Nasrani yang awam, dan menyesatkan mereka dengan
kedustaan, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pendeta terhadap
orang-orang awam kaum mulimin. Kemudian saya klaim bahwa Bibel
telah menguatkan al-Quran yang menyebut Maryam sebagai Saudari
Harun. Telah disebutkan dalam Keluaran (15:20-21): Lalu Miryam,
nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya,
dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta
menari-nari. Dan menyanyilah Miryam memimpin mereka: Menyanyilah
bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya
dilemparkan-Nya ke dalam laut.
Akan tetapi karena saya percaya diri dan beriman bahwa jalan hidayah
dan jalan sorga tidak akan ada kecuali dengan keikhlasan dan kejujuran
bersama Allah, oleh karenanya saya tidak berdalil akan penyimpangan
Bibel dengan dalil ini sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang suka
mempermainkan ayat. Karena Maryam yang dimaksud di situ bukanlah
Maryam Ibu Isa Alaihi Sallam.
Saya berangan-angan, daripada sibuk menafikan persaudaraan antara
Maryam dan Harun, hendaknya para pendeta itu menyibukkan diri
mereka dengan menjelaskan sebab yang menjadikan Bibel menulis
tuduhan zina terhadap Maryam tanpa memberikan pembelaan dan
pensucian. Dan yang wajib mereka lakukan, jika mereka jujur, adalah
memuji al-Quran dan meninggikan urusannya, karena al-Quran adalah
satu-satunya Kitab Suci yang membela Maryam Alaiha Salam, serta
mensucikannya dan mengumumkan kesuciannya, serta meninggikan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

22 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

urusan dan kehormatannya.


Cukuplah al-Quran dengan menasabkan al-Masih Alaihi Salam kepada
ibunya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala, al-Masih Putra
Maryam, Isa Putra Maryam, sementara Bibel telah menasabkan al-Masih
kepada Yusuf an-Najjar!!
Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan
kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: Bukankah
Ia ini anak Yusuf? (Lukas; 4:22)
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: Kami telah
menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh
para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret. (Yohannes 1:45)
Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria
dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (Matius
13:55)
Bahkan Bibel menjadikan al-Masih memiliki saudara: Bukankah Ia ini
tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?
Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?
Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Markus 6:3)
Maka Kitab yang manakah yang telah diubah-ubah, al-Qur`an yang mulia
ataukah Bibel? Kami menunggu jawabnnya.
_
Syubhat (2): Kontradiksi ayat menurut mereka dalam Al-Quran seperti
dalam hal berapa hari penciptaan Jagad Raya?Pertama: Bumi dan langit
diciptakan dalam 6 masa. Hal ini terdapat dalam surah QS. 7:54
[footnote: Yaitu Firman Allah Subhanahu wa Taala:





Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang

telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan
dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci
Allah, Tuhan semesta alam. (QS. al-Araf: 54)]
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam ENAM MASA, lalu Dia bersemayam di atasArsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang. Juga dalam
QS.10:3 [footnote: Yaitu Firman Allah Subhanahu wa Taala:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan



langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas
Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan
memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya.(Dzat) yang demikian
Itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran? (QS. Yunus: 3)]
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan
bumi dalam ENAM MASA, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

23 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

mengatur segala urusan.


Kedua, dalam QS. 41: 9 12 [footnote: Yaitu Firman Allah Subhanahu
wa Taala:
9)
10)
11)




12)
Katakanlah: Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam. Dan
Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya
dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datang
dengan suka hati. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua
masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi
langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang
Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS. Fushshilat: 9-12)] ternyata
disebutkan dalam 8 masa (2 + 4 + 2) bukan enam masa,Katakanlah
Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi
dalam DUA MASA Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung
yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam EMPAT MASA.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam DUA MASA.
Bagaimana menjelaskan hal ini?
Semoga dapat segera dijawab karena pertanyaan-pertanyaan ini
menyebar di berbagai brosur dan literatur kristen berwajah Islam
sebagai upaya mengguncang keyakinan kaum muslimin terhadap
al-Quran. Tidak lupa saya ucapkan Terima kasih atas perhatian dan
penjelasannya, saya sangat berharap jawaban nantinya dibaca juga oleh
umat Kristiani yang senantiasa melontarkan syubhat-syubhat terhadap
Al-Quran tanpa ilmu. Sukses untuk MAJALAH QIBLATI.
Jawab: Tidak ada pertentangan dan kontradiksi dalam ayat-ayat
tersebut. Pertentangan dan kontradiksi itu hanyalah ada pada akal-akal
mereka saja. Dikarenakan empat pada hari-hari yang pertama adalah
hasil dari dua ditambah dua. Allah Subhanahu wa Taala telah
menciptakan bumi pertama kali pada dua hari, kemudian menjadikan di
dalamnya pasak, yaitu gunung-gunung, kemudian menjadikan
keberkahan di dalamnya dari air dan tanam-tanaman. Dan berbagai rizqi
yang disimpan di dalamnya dalam dua hari berikutnya, maka jadilah
penciptaan bumi dan segala isinya itu dalam empat hari. Maka firman
Allah Subhanahu wa Taala:

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

24 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...



Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makananmakanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (QS. Fushshilat: 10)
Keempat hari itu adalah hasil dari dua hari pertama dan dua hari yang
lain, maka jadilah totalnya empat hari, yaitu memasukkan dua hari yang
telah disebutkan pada ayat sebelumnya:


Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam. (QS.
Fushshilat: 9)
Maka tidaklah keempat hari itu berdiri sendiri dari dua hari yang pertama.
Kemudian Allah Subhanahu wa Taala menciptakan langit dalam dua hari,
jadi totalnya adalah enam hari, dengan menambahkan empat dan dua.
Sesungguhnya saya bertanya kepada orang-orang yang membuat
keragu-raguan terhadap al-Quran tersebut, yang ingin menetapkan
bahwa al-Quran merupakan karya Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam, apakah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bodoh tidak tahu
bahwa 2+4+2 sama dengan 8? Apakah hilang dari beliau bahwa
penciptaan langit dan bumi dalam ayat lain adalah pada enam hari?
Kemudian bagaimana mungkin perkara ini hilang dari orang-orang Kafir
Arab yang cerdas dalam berniaga, serta orang-orang yang menolak
dakwah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk berhujjah dengan
kesalahan ini, agar mereka bisa menegaskan dan menetapkan bahwa
al-Qur`an adalah bikinan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam?
Terutama bahwa ayat-ayat al-Quran dulunya turun secara terpisahpisah, yaitu satu, dua atau tiga ayat bersamaan? Artinya sangat mudah
untuk menyingkap kesalahan tersebut. Akan tetapi ini tidak pernah
terjadi, sementara sekarang datang kepada kita orang yang tidak faham
bahasa Arab, lantas berkeinginan untuk menetapkan penyimpangan
al-Quran dengan syubhat tersebut.
Maka apakah seorang berakal itu bisa membayangkan bahwa orang yang
bisa memalsu Kitab Mulia seperti al-Quran itu mungkin bisa berbuat
salah dengan kesalahan yang seorang anak SD saja tidak mungkin salah
karenanya?
Kami memuji Allah, serta bersyukur kepada-Nya akan karunia akal ini. *
_

Bagian 5
Syubhat: Al-Quran telah menyebutkan kebatilan agama Islam di dalam
ayat:


4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

25 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Katakanlah: Hai ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun


hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil. (QS.
al-Maidah: 68), kami mendapati bahwa ayat tersebut menyebutkan
Taurat dan Injil dengan jelas, ini mengharuskan untuk berpegang teguh
kepadanya bukan berpegang teguh dengan al-Quran. Ini adalah sebuah
dalil akan kebatilan agama Islam.
Jawab: Saya tidak tahu apa gunanya kedustaan dan tipu muslihat dalam
menetapkan keyakinan agama yang wajib diimani oleh seorang manusia
dengan jujur dan ikhlas, sehingga dia jujur terhadap dirinya sendiri dan
terhadap Allah Subhanahu wa Taala. Anda telah memangkas ayat
tersebut dan tidak menyempurnakannya, padahal lanjutan ayat di atas
berbunyi:



Katakanlah: Hai ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun
hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan al-Quran yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. (QS. al-Maidah: 68)
Sesungguhnya maksud ayat dengan apa yang diturunkan dari Tuhan
kalian adalah al-Quran. Karena Allah Subhanahu wa Taala tidak
menurunkan setelah Taurat dan Injil selain al-Quran. Bahkan Allah
Subhanahu wa Taala melalui ayat tersebut justru memerintahkan ahlul
kitab untuk menjadi muslim dan beriman dengan al-Quran yang mulia.
Saya berharap sekali lagi, jujurlah kepada Allah dan kepada diri Anda
sendiri. Saya bisa memaklumi Anda, karena mungkin saja Anda menukil
syubhat ini tanpa meyakinkan diri terlebih dahulu. Di sini, saya kira Anda
telah membongkar sendiri tipu muslihat para pendeta terhadap Anda dan
kepada banyak orang Nasrani yang tertipu oleh mereka. Saya
memohonkan hidayah kepada Allah bagi kami dan Anda.*
_
Syubhat: Bagaimana Anda menginginkan dari kami untuk beriman
dengan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai nabi, sementara
al-Quran meminta kami untuk bershalawat kepadanya dan mendoakan
rahmat baginya sebagaimana datang dalam ayat bershalawat dan
salamlah kalian atasnya, seharusnya kamilah yang lebih butuh kepada
rahmat Allah, ternyata kami mendapati nabi kalian Shallallahu Alaihi wa
Sallam merasa perlu untuk didoakan.
Jawab: Wajib bagi Anda untuk mengetahui bahwa Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam tidak butuh kami bershalawat kepadanya, karena Allah
Subhanahu wa Taala telah memulai ayat dengan firman-Nya:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. al-Ahzab: 56)
Allah Subhanahu wa Taala memulai dengan diri-Nya sendiri untuk
bershalawat kepada beliau, lalu para malaikat-Nya. Seandainya Allah
Subhanahu wa Taala saja yang bershalawat kepada beliau, tanpa
menyebut para malaikat, maka pastilah itu sudah cukup sebagai

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

26 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

pemuliaan dan pengagungan.


Pertanyaan yang benar yang seharusnya dilontarkan agar Anda bisa
memahami permasalahan ini secara benar adalah, Mengapa Allah
Subhanahu wa Taala memerintahkan kita untuk bershalawat atas
beliau?
Maka jawabannya adalah:
1. Shalawat kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam kemanfaatannya
yang besar kembali kepada yang bershalawat kepada beliau. Disebutkan
dari Anas bin Malik rahimahullah, dia berkata, Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,


Barangsiapa bershalawat kepada aku satu kali shalawat, maka Allah
akan bershalawat atasnya sepuluh shalawat, dan dihapus darinya sepuluh
kesalahan, dan diangkat untuk sepuluh derajat. (HR. Ahmad (11587),
an-Nasa`i (1297))
2. Shalawat bertujuan untuk menguatkan hubungan ruhani dan kecintaan
antara kita dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, karena orang
yang mencintai sesuatu dia akan memperbanyak mengingatnya.
3. Dengan memperbanyak shalawat dan salam atas Rasulullah, hal itu
akan menarik seorang muslim untuk bersuritauladan dengan beliau.
Barangsiapa memperbanyak ingat sesuatu maka dia akan tergantung dan
bersuritauladan dengannya.
4. Bershalawat dan salam kepada Rasulullah adalah peribadatan kepada
Allah Subhanahu wa Taala dengan satu ibadah dari ibadah-ibadah yang
terbaik.
5. Bershalawat kepada Rasulullah adalah sebuah ketaatan, melaksanakan
perintah Allah Subhanahu wa Taala.
6. Bershalawat dan salam kepada Rasulullah adalah sebab keberkahan
pada diri, usaha dan umur.
7. Bershalawat dan salam kepada Rasulullah menggantikan shadaqah
bagi orang yang tidak memiliki harta.
8. Bershalawat dan salam kepada Rasulullah adalah sebab pengampunan
dosa-dosa dan pemenuhan berbagai hajat.
9. Bershalawat dan salam kepada Rasulullah adalah sebab
bershalawatnya Allah kepada orang yang bershalawat kepada Rasulullah,
dan juga penyebab bershalawatnya para malaikat kepadanya.
10. Bershalawat dan salam kepada Rasulullah mewajibkan syafaat beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam pada hari kiamat dan penyebab dekatnya
seseorang kepada beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam.
11. Bershalawat dan salam kepada Rasulullah akan memberatkan
timbangan seorang muslim pada hari kiamat.
Dan manfaat-manfaat lainnya. Jadi, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
tidak butuh dengan kita, tidak butuh dengan doa kita untuknya,

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

27 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

demikian pula shalawat dan salam kita atasnya, sebaliknya kitalah yang
mengambil manfaat darinya.
Saya memohonkan hidayah kepada Allah bagi kami dan Anda.*
_

Bagian 6
Syubhat: Mengapa Anda sekalian berselisih pendapat dalam tafsir
al-Quran? Dan bersamaan dengan itu Anda mengklaim bahwa Injil itu
berselisih, bukankah ini adalah sebuah kontradiksi? Sebagaimana bahwa
orang yang meneliti Injil dengan ikhlas, dia tidak akan mendapati
perselisihan di dalamnya?
Jawab: Pertama, Anda harus mengetahui bahwa terdapat perbedaan
antara perselisihan dalam tafsir dengan perselisihan dalam Kitab Suci
al-Quran. Tidak pernah ditemukan perselisihan pada diri kaum muslimin
atas al-Quranul Karim. Al-Quran itu satu, tidak berselisih, dan tidak akan
berubah pada seluruh tempat di dunia ini sejak turunnya 1400 tahun
yang lalu. Al-Quran terjaga dengan janji Allah:


Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya. (QS. al-Hijr: 9)
Berbeda dengan Kitab Suci Injil yang kita temukan bahwa dia
berbeda-beda. Jadi tidak termasuk keadilan Anda membandingkan antara
perselisihan dalam tafsir al-Quran dengan perselisihan dalam Injil.
Bahkan yang wajib adalah Anda bandingkan antara kitab suci al-Quran
dengan kitab Injil. Akan tetapi karena Anda mengetahui bahwa Anda
akan masuk dalam peperangan yang merugikan, Anda mengambil cara
tersebut untuk melemparkan syubhat (keraguan) yang dengan karunia
Allah hal itu bukanlah perkara samar bagi kami.
Kemudian, Anda harus mengetahui bahwa tidak pernah terjadi
perselisihan antara para ulama dalam tafsir keseluruhan al-Quran. Akan
tetapi yang ada hanyalah bahwa mereka berselisih pendapat dalam tafsir
sebagian ayat dari al-Quran. Dan tidak diragukan lagi bahwa mayoritas
ayat, tidak pernah terjadi perselisihan dalam tafsirnya. Bahkan para ahli
tafsir yang salaf (klasik) maupun yang khalaf (kontemporer) bersepakat
dengan para ulama atas tafsirnya. Yang demikian itu adalah satu perkara
nyata bagi setiap orang yang membaca al-Quran, dan membaca
kitab-kitab tafsir. Tidak henti-hentinya kaum muslimin secara umum
membaca al-Quran, mendengar ayat-ayatnya, dan tidak merasa
kesulitan akan banyaknya ayat tersebut, bahkan mereka mengetahui
maksudnya. Ini sudah cukup dalam merealisasikan hidayah al-Quran.
Adapun ayat-ayat, yang jumlahnya sedikit, yang terdapat perselisihan
pendapat dalam tafsirnya, maka ayat-ayat tersebut terbagi menjadi
beberapa pembagian:
Pertama, khilaf (perselisihan) di dalamnya adalah
khilaf tanawwu (perselisihan yang bersifat variatif), bukan
khilaf tadhot (kontradiksi, berseberangan). Itu adalah

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

28 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

khilaf lafzhi (redaksi) dan tidak berpengaruh pada esensi makna. Khilaf
tanawwu pada hakikatnya bukanlah sebuah perselisihan. Dimana di
antara syarat perselisihan adalah kontradiksinya dua ucapan. Ini tidak
terjadi dalam pembagian khilaf ini.
Contoh yang demikian adalah tafsir shiratul mustaqim (jalan yang lurus).
Sebagian mereka mengatakan: yaitu al-Quran, yakni mengikutinya.
Sebagian lagi mengatakan, Yaitu agama Islam.
Maka kedua pendapat ini saling bersesuaian, karena agama Islam adalah
mengikuti al-Quran. Akan tetapi masing-masing dari keduanya,
memberikan perhatian atas satu sifat tidak pada sifat lain.
Sebagaimana bahwa lafazh shirat juga memberikan isyarat kepada sifat
yang ketiga. Demikian pula pendapat orang yang mengatakan bahwa ia
adalah, as-Sunnah wal-Jamaah, dan pendapat yang mengatakan, ia
adalah jalan peribadatan kepada Allah. Juga ucapan orang yang
mengatakan, Itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu
Alaihi wa Sallam. Dan contoh-contoh yang lain. Maka mereka semua
memberikan isyarat kepada satu makna dari shirathal mustaqim, akan
tetapi masing-masing memberikan sifat dari sifat-sifatnya.
Kedua, masing-masing dari mereka menyebut dari nama yang bersifat
umum sebagian macamnya demi memberikan perumpamaan, dan
memberikan peringatan kepada yang mendengar atas satu macam
makna. Bukan untuk memberikan satu batasan yang sesuai dengan apa
yang dibatasi dalam keumuman dan kekhususannya.
Contoh yang demikian adalah apa yang disebutkan oleh Syaikhul Islam
dalam Majmu Fatawanya (13/232-238), tentang firman Allah Subhanahu
wa Taala:



Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang
menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. (QS. Fathir: 32)
Maka telah diketahui bahwa azh-zhalim linafsihi (orang yang menganiaya
diri sendiri) mencakup orang yang menyia-nyiakan kewajiban dan
meremehkan perkara-perkara yang diharamkan; dan al-muqtashid (yang
pertengahan) mencakup pelaku kewajiban, dan orang yang meninggalkan
yang diharamkan; serta as-sabiq (yang terdepan dalam berbuat
kebaikan) masuk di dalamnya orang yang bersegera lebih dulu, maka dia
mendekatkan diri kepada Allah dengan segala kebaikan disertai dengan
menjalankan segenap kewajiban.
Kemudian sesungguhnya masing-masing diantara mereka yaitu dari
kalangan ahli tafsir menyebutkan perkara ini dalam satu macam dari
berbagai macam ketaatan:
Seperti ucapan, as-sabiq adalah orang yang shalat di awal waktunya,
al-muqtashid adalah orang yang shalat di tengah waktunya, dan zhalim
linafsihi adalah yang mengakhirkan waktu ashar hingga matahari telah

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

29 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

menguning.
Yang lain berkata, as-sabiq, al-muqtashid, dan az-zhalim telah
disebutkan di akhir surat al-Baqarah, maka sesungguhnya penyebutan itu
adalah penyebutan orang yang berbuat baik dengan shadaqah,
penyebutan orang zhalim dengan memakan riba, dan penyebutan orang
adil dengan jual beli.
Maka tidak boleh menjadikan bagian kedua ini sebagai khilaf
tadhot (perselisihan yang bersidat kontradiksi), pencelaan dan peraguraguan terhadap al-Quran yang mulia, karena beberapa sebab:
1. Sesungguhnya perselisihan itu tidak pada ayat-ayat yang berkaitan
dengan itiqad (keyakinan) Islam, atau tujuan-tujuan syariat. Akan tetapi
perselisihan itu terjadi pada ayat-ayat ahkam (hukum-hukum), seperti
perselisihan para ulama dalam tafsir firman Allah Subhanahu wa Taala:



Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga
kali quru (QS. al-Baqarah: 228)
Apakah quru itu suci dari haidh ataukah haidh?
Atau juga perselisihan itu terjadi pada sebagian ayat al-Quran yang
berkaitan dengan kisah-kisah atau nasihat dan semacamnya. Seperti
perselisihan mereka dalam tafsir firman Allah Subhanahu wa Taala:

Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: Janganlah kamu
bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di
bawahmu. (QS. Maryam: 24)
Apakah yang menyeru itu Jibril ataukah Isa Alaihi Salam?
Perselisihan ini, sebagaimana Anda lihat, tidak berkaitan dengan tulang
punggung (penopang) aqidah dan syariat. Akan tetapi perselisihan itu
ada pada perkara fiqih yang Allah menginginkan hal itu terjadi sebagai
bentuk rahmat terhadap umat ini, serta ujian juga. Atau perselisihan itu
terjadi pada perkara yang pemahaman ayat tersebut tidak bergantung
pada pengetahuan tentang maknanya.
2. Perselisihan ini sekalipun sedikit kebanyakan terjadi pada abad
terakhir. Dan seandainya kita kembali pada tafsir salaf dari para sahabat
dan tabiin pastilah kita tidak akan mendapatinya. Mayoritas perselisihan
itu ada pada kitab-kitab tafsir kontemporer.
3. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala memiliki hikmat dalam
menyamarkan makna sebagian ayat-ayat, agar para mujtahid
bersungguh-sungguh dan membahas ilmu tersebut dalam kitab-kitab dan
akal-akal mereka.
Adapun klaim tidak adanya perselisihan dalam Injil atau dalam tafsir Injil,
maka ini adalah klaim aneh, yang seorang Nasrani tidak mengklaimnya
sendiri. Karena banyaknya kontradiksi di dalamnya. Dimana naskahnaskah Injil, periwayatannya, penerjemahannya berbeda-beda dengan
perbedaan yang banyak dan kontradiksi. Sebagaimana banyak sekali

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

30 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

sekte-sekte Nasrani dan perselisihan agama mereka. Perselisihan mereka


dalam menafsirkan Injil terjadi pada tulang punggung aqidah (keyakinan)
mereka; dalam penafsiran trinitas, keEsaan, dan tiga oknum. Dimana itu
semua adalah perselisihan kontradiksi yang membuat terbentuknya
banyak sekte di tengah mereka yang mereka berselisih dalam pandangan
agama dan aqidah mereka.
Adapun Islam dan al-Quran, maka tidak ada perselisihan dalam rukum
agama dan hakikat yang terpenting di antara ulama Islam Ahlussunnah,
yang merupakan mayoritas umat ini dari kalangan para sahabat, dan
tabiin hingga hari ini.*
_
Syubhat: Saat kami membaca sejarah perjalanan Nabi kalian, kami
menemukan beberapa perkara aneh; diantaranya adalah suratnya
kepada Heraclius, Raja Romawi, dimana datang dalam surat itu tulisan
Masuk Islamlah, kamu akan selamat. Maka apakah kalimat ini sudah
cukup untuk menegakkan hujjah atas Heraclius? Itu adalah satu ajakan
yang terang-terangan untuk peperangan jika Heraclius dan kaumnya
tidak masuk Islam. Tidakkah Anda melihat bersama saya bahwa ini
adalah suatu perkara yang menakjubkan, yang bisa menjadikan Anda
sekalian menilik kembali pandangan terhadap agama Anda sekalian?
Jawab: Pertama, dalam surat tersebut tidak hanya terdapat kalimat
tersebut. Di dalam surat tersebut juga datang firman Allah Subhanahu wa
Taala:


Katakanlah: Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa
tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang
lain sebagai Tuhan selain Allah. (QS. Ali Imran: 64)
Maka tampak, bahwa Anda tidak meneliti sejarah dan kejadian pada
masa itu, dan Anda akan mengetahuinya di sela-sela jawaban saya apa
yang saya maksudkan dengannya.
Anda harus mengetahui bahwa kalimat Aslim Taslam (Masuk Islamlah,
kamu akan selamat) adalah cukup untuk menegakkan hujjah atas
Heraclius dengan dalil bahwa dia mempercayainya, dan mengetahui
bahwa Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah Rasul, utusan
Allah. Akan tetapi dia tidak meninggalkan kerajaannya dan terhalang dari
Islam. Saya tambahkan juga, bahwa Heraclius mengetahui akan tempat
datangnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bahwa saat itu adalah
waktu kemunculan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Telah disebutkan dalam shahih al-Bukhari:









.


. .

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

31 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Maka Heraclius mengizinkan para pembesar Romawi di dalam satu


istana di sekitar rumah miliknya di Himsh, kemudian dia memerintahkan
pintu-pintunya untuk ditutup. Kemudian dia muncul seraya berkata,
Wahai sekalian orang-orang Romawi, apakah kalian mau mendapatkan
keberuntungan dan petunjuk, dan kerajaan kalian akan diteguhkan, maka
berbaiatlah kepada Nabi ini. Maka mereka pun berlarian seperti keledai
liar menuju pintu dan mereka mendapati pintu itu telah tertutup. Maka
saat Heraclius melihat larinya mereka, dan dia putus asa dari keimanan,
dia berkata, Kembalikanlah mereka kepadaku. Lalu dia berkata,
Sesungguhnya perkataanku tadi, adalah aku ingin menguji kekuatan
kalian terhadap agama kalian, dan sungguh aku telah melihatnya. Maka
mereka pun sujud dan ridha kepadanya. Maka itulah akhir dari perkara
Heraclius.
Di dalam hadits itu juga disebutkan, bahwa Heraclius berkata:

Seandainya aku tahu bahwa aku bisa bebas kepadanya, pastilah aku
akan berupaya untuk menemuinya, dan seandainya aku di sisinya,
pastilah aku akan membasuh kakinya.
Kemudian ketahuilah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah
diberikan jawamiul kalim (kalimat ringkas yang memiliki makna dalam),
dan tulisan tersebut, dengan keringkasannya, adalah kalimat yang
menyeluruh lagi memberikan manfaat, lagi mengandung sastra tinggi
bahasa Arab.
An-Nawawi Rahimahullah berkata dalam Syarah Muslim: Diantaranya,
disunnahkannya bersastra, dan meringkas, serta memilih lafal-lafal yang
pendek dalam tulisan. Maka sesungguhnya sabda beliau Shallallahu
Alaihi wa Sallam, aslim taslam (masuk Islamlah, kamu akan selamat)
ada pada puncak peringkasan, dan puncak sastra, serta mengumpulkan
segala makna bersamaan dengan keindahannya, serta kesempurnaannya
demi keselamatan Heraclius dari kesengsaraan dunia dengan
peperangan, penawanan, pembunuhan, pengambilan rumah, harta dan
dari adzab akhirat.
Kemudian, sesungguhnya orang yang memperhatikan dialog yang terjadi
antara Heraclius dan Abu Sufyan sebelum keIslamannya, maka dia akan
mengetahui bahwa Heraclius telah tahu bahwa Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam adalah benar-benar utusan Allah.
Barangkali Anda sekarang mengetahui bahwa dengan ucapan saya,
bahwa Anda tidak memperhatikan sejarah dan kejadian zaman itu.
Sebagaimana barangkali telah jelas bagi Anda akan sebab yang
menjadikan kami tidak menilik kembali pandangan kami terhadap agama
kami dengan syubhat ini dan syubhat yang lain.*
_
Syubhat: Apakah boleh Nabi kalian -Shallallahu Alaihi wa Sallammenceraikan istrinya, Saudah, karena dia telah tua, dan di saat wanita itu
masih muda dia menikmati masa mudanya, dan saat dia berusia tua, dia
langsung menceraikannya?
Jawab: Sebagaimana biasa, Anda sekalian menyampaikan syubhat,

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

32 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

sementara Anda tidak mengetahui rincian dan faktanya. Ditambah lagi


kedustaan dan klaim tidak benar yang ada di dalamnya.
Pertama, tidak benar ucapan Anda bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam menikahi Saudah Radhiallahu Anha saat dia masih muda.
Seandainya Anda mengetahui hakikatnya sekarang, Anda akan malu
sendiri terhadap diri Anda. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat
menikahi Saudah, kala itu Saudah Radhiallahu Anha telah berusia enam
puluh enam tahun. Dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak
menikahinya kecuali bahwa dia, saat pergi ke Habasyah ia bersama
suaminya, dan saat kembali dari sana suaminya meninggal dunia. Karena
keluarganya masih berada di atas kesyirikan, maka nabi terdorong untuk
menikahinya demi memberikan kasih sayang kepadanya, berbuat baik
dengan kondisinya, dan menghibur kesendiriannya.
Dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah menceraikannya.
Akan tetapi yang terjadi adalah bahwa saat ummul mukminin Saudah
Radhiallahu Anha telah berusia sangat tua, Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam merasa kesulitan untuk merawatnya, terutama saat sudah banyak
dari keluarganya yang telah masuk Islam. Maka berkatalah Ummul
Mukminin Saudah Radhiallahu Anha, Sesungguhnya aku sudah tua, dan
kaum laki-laki pun tidak punya hajat dengan aku, akan tetapi aku ingin
dibangkitkan nanti di tengah-tengah istri Anda pada hari kiamat. Maka
turunlah firman Allah Subhanahu wa Taala:



Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari
suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian
yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)
walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul
dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan
sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. an-Nisa`: 128)
Ayat ini mengajari kita bahwa jika seorang wanita mengkhawatirkan
larinya, atau berpalingnya suami darinya, maka dia boleh untuk
menggugurkan sebagian haknya untuk suaminya, apakah itu sebagian
nafkah, pakaian, atau jatah menginap. Dan boleh bagi suami untuk
menerima hal itu. Tidak ada masalah atas sang istri dalam
pengorbanannya itu untuk suami, dan tidak masalah atas suami dalam
menerimanya. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kembali
kepada Saudah dan memperlakukannya dengan sebaik-baiknya.
Maka di manakah sekarang klaim bahwa beliau telah menceraikannya?!
Di manakah bukti bahwa beliau menikahi Saudah Radhiallahu Anha pada
saat dia masih gadis?! Percayalah kepada saya, sesungguhnya kepayahan
saya dalam menjawab bukanlah dari Anda akan tetapi dari mereka yang
telah menanamkan syubhat ini di akal Anda, sementara saat kami
mengajak mereka untuk berdialog, kami tidak melihat seorang pun dari
mereka.*
_
Syubhat: Sesungguhnya orang yang mengikuti sejarah kaum muslimin,

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

33 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

dia akan menemukan bahwa mereka tidak pernah memiliki ilmu hadits.
Ilmu hadits itu baru dibuat setelah dua ratus tahun. Kemudian setelah
masa yang panjang ini, orang-orang yang disebut belakangan sebagai
ahli hadits memutuskan untuk mengumpulkan hadits. Kemudian jadilah
mereka mengambil dari orang-orang yang pernah mendengar hadits.
Kemudian salah seorang dari mereka berkata, Aku mendengar Fulan
berkata, Aku mendengar Fulan dari Nabi kalian -Shallallahu Alaihi wa
Sallam-, maka atas dasar inilah menjadi sulit menghukumi hadits ini
sebagai hadits shahih, atau hadits maudhu. Maka tidak mungkin ada
sambungan bagi kalian sebagaimana sebelumnya, karena panjangnya
masa itu.
Jawab: Sebagaimana biasa, kami memulai dengan meluruskan
kesalahan, dan pemahaman kemudian kami akan menjawab.
Ilmu hadits, tidaklah seperti yang Anda kira, yaitu bahwa ilmu ini baru
ada setelah dua ratus tahun. Akan tetapi ilmu itu sudah dimulai sejak
generasi pertama di zaman Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan telah
mencakup satu bagian besar dari hadits. Apa yang ditemukan oleh orang
yang meneliti kitab-kitab yang disusun tentang para perawi hadits dan
teks-teks sejarah yang memberitakan biografi mereka, maka kitab-kitab
mereka itu akan menetapkan ilmu hadits itu dengan rupa yang sangat
luas. Dimana hal ini menunjukkan akan menyebarnya pengkodifikasian
hadits, dan banyaknya dalam masa itu.
Di saat kita meneliti secara ilmiah lagi benar, kita akan menemukan
bahwa permulaan penulisan hadits telah dilakukan di awal abad kedua,
yaitu antara tahun 120 130 H. dengan bukti nyata yang menjelaskan
kepada kita. Terdapat sejumlah kitab, yang penulisnya telah wafat di
tengah abad kedua. Seperti Jami Mamar bin Rasyid (W. 145 H), Jami
Sufyan ats-Tsauri (W. 161 H), Hisyam bin Hisan (W. 148 H), Ibnu Juraij
(W. 150 H), dan banyak lagi selain mereka.
Kemudian, Anda harus mengetahui bahwa para ulama hadits, telah
meletakkan syarat-syarat demi menerima hadits, yang syarat itu mampu
menjamin penukilannya melalui berbagai generasi dengan amanah dan
kepastian. Hingga menjadikan hadits tersebut tersampaikan seperti
halnya didengar langsung dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Terdapat syarat-syarat yang mereka tetapkan dalam perawi (orang yang
menyampaikan hadits) yang mencakup di dalamnya puncak kejujuran,
keadilan, dan amanah, disertai dengan penguasaan sempurna bagi
perilaku, dan pengembanan tanggung jawab.
Sebagaimana syarat itu mencakup kekuatan hafalan, mengikat dengan
dadanya (hafalan), atau dengan tulisannya, atau dengan keduanya
secara bersamaan. Yang memungkinkan baginya untuk menghadirkan
hadits tersebut, serta menunaikannya sebagaimana dia mendengarnya.
Syarat-syarat yang disyaratkan oleh ahli hadits untuk hadits yang shahih
dan hasan itu pun menjadi jelas. Yaitu syarat-syarat yang mencakup
terpercayanya perawi hadits, kemudian selamatnya penukilan hadits di
antara mata rantai sanad, bersihnya hadits itu dari segala cacad yang
tampak maupun yang tersembunyi, serta ketelitian para ahli hadits dalam
mempraktekkan syarat-syarat tersebut serta kaidah dalam menghukumi
hadits dengan dhaif hanya karena tidak ada bukti akan keshahihannya,
tanpa harus menunggu datangnya dalil yang berseberangan dengannya.

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

34 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Para ulama ahli hadits tidak mencukupkan diri dengan ini, bahkan mereka
meletakkan syarat-syarat dalam periwayatan yang tertulis. Tampak
bahwa Anda tidak memperhatikannya. Para ulama ahli hadits telah
memberikan syarat periwayatan yang tertulis dengan syarat-syarat hadits
shahih. Oleh karena itulah kita menemukan di atas manuskrip hadits
rangkaian sanad (transmisi periwayatan) kitab dari satu perawi ke perawi
yang lain hingga sampai kepada penulisnya. Kemudian, di atasnya kita
menemukan penetapan pendengaran, serta tulisan penulis atau Syaikh
yang didengar yang meriwayatkan satu naskah dari naskah penulis atau
dari cabangnya. Maka jadilah metode para ahli hadits lebih kuat, lebih
hikmah, dan lebih agung dari segala metode dalam menilai periwayatan,
dan sanad yang tertulis.
Maka janganlah Anda menyangka bahwa pembahasan sanad menunggu
dua ratus tahun sebagaimana ucapan Anda. Akan tetapi para sahabat
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah meneliti dan mencari-cari sanad
sejak zaman pertama saat terjadi fitnah pembunuhan terhadap Khalifah
ar-Rasyid Utsman Radhiallahu Anhu tahun 35 H, yang kemudian kaum
muslimin membuat satu contoh istimewa di dunia tentang sanad. Dimana
mereka melakukan perjalanan ke berbagai negeri demi mencari hadits,
menguji para perawi hadits, hingga perjalanan mencari hadits menjadi
syarat pokok penentuan hadits.
Para ulama ahli hadits tidak lalai dari apa yang dibuat-buat oleh para
pemalsu hadits dari golongan ahlu bidah, dan mazdhab-mazdhab politik.
Bahkan mereka bersegera untuk memeranginya dengan mengikuti
sarana-sarana ilmiah demi membentengi sunnah. Maka mereka pun
meletakkan kaidah-kaidah, serta aturan-aturan bagi para perawi ahli
bidah, serta penjelasan sebab-sebab pemalsuan hadits dan tanda-tanda
hadits-hadits palsu.
Ilmu hadits, dengan berbagai syarat yang ada di dalamnya, tidak pernah
ditemukan pada umat mana pun selain umat Islam, satu-satunya umat
yang menjaga agamanya. Maka bandingkanlah cara penuh hikmah yang
ada pada kaum muslimin dengan kitab-kitab Nasrani yang merupakan
dongeng-dongeng yang para peneliti menemukan berbagai kesalahan,
kontradiksi dan berbagai perubahan.
Kemudian lihatlah kepada ilmu sanad pada kaum muslimin, yang
dengannya mereka menyendiri dari segenap umat manusia, karena
mereka telah menjamin keselamatan rangkaian periwayatan hadits
hingga sampai kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dari segala
cacad dengan ilmu isnad yang tidak ada di umat mana pun. Ilmu ini tidak
ada pada orang-orang Nasrani. Maka tidak heran jika kita menemukan
dalam kitab-kitab mereka, Yesus berkata, Paulus berkata tanpa ada
sanad (jalur periwayatannya), dan tidak ada seorang pun yang tahu
bagaimana hal itu bisa sampai.*
_
Syubhat: Yang menguatkan kebatilan agama Islam adalah bahwa tidak
ada seorang Nabi pun yang pernah berhaji selain nabi kalian, dan ini
telah pasti dalam kitab-kitab kalian.
Jawab: Ini adalah sebuah ucapan yang tidak benar. Cukuplah bantahan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

35 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

akan syubhat ini adalah hadits yang datang di dalam shahih Muslim bab
Iman no. 242:









.
Muhammad bin al-Mutsanna menceritakan kepadaku, menceritakan
kepada kami Ibnu Abi Adin dari Dawud dari Abul Aliyah dari Ibnu Abbas,
dia berkata, Kami berjalan bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam antara Makkah dan Madinah. Maka kami pun melewati sebuah
lembah, lalu beliau bersabda, Lembah apakah ini? Maka mereka
menjawab, Lembah Azraq. Maka beliau bersabda, Seakan-akan aku
melihat Musa Alaihi Sallam. Lalu beliau menyebut warna kulitnya,
rambutnya, sesuatu yang tidak dihafal oleh Dawud, seraya meletakkan
kedua jarinya di kedua telinganya, mengeraskan suara
seraya bertalbiyah (membaca talbiyah), dengan melewati lembah ini. Dia
berkata, Kamipun berjalan hingga kami mendatangi gunung kecil. Maka
beliau bersabda, Gunung apakah ini? Mereka menjawab, Harsya atau
Lift. Maka beliau bersabda, Seakan-akan aku melihat kepada Yunus,
berada di atas seekor onta mereka, memakai jubah dari wol, dan tali
kekang ontanya adalah sabut tengah melewati lembah ini
seraya bertalbiyah.
Oleh karena itulah, ini adalah satu dalil pasti, dari kitab-kitab kami yang
memberikan faidah bahwa para Nabi telah berhaji ke baitullah. Dan
sebagaimana Anda meminta kami yang demikian, maka sesungguhnya
kami meminta dari Anda satu dalil yang menunjukkan bahwa para Nabi
tidak berhaji ke baitullah dari kitab-kitab kalian.*
_

Bagian 7
Syubhat: Kami setuju bahwa tidak ada kesalahan dalam sejarah dan
ilmu pengetahuan, akan tetapi, marilah kita melihat berbagai kesalahan
dalam al-Quran baik dalam sejarah, atau ilmu pengetahuan.
-Al-Qur`an surat al-Kahfi ayat 83-89 menyebutkan seorang tokoh
Zul-Qarnayn yang adalah muslim. Menurut tokoh Islam Ibn Hisham dan
Al-Tabari Zul-Qarnayn adalah Aleksander Agung. Ironisnya, Aleksander
Agung adalah seorang polytheis (musyrik).
Jawab: Sungguh disayangkan, Anda sekalian adalah korban para
pendeta dan misionaris yang telah menyampaikan syubhat ini dengan
memanfaatkan ketidaktahuan Anda. Pertama kali Anda wajib mengetahui
metode ulama ahli tafsir dan selain mereka dalam memberikan
keterangan. Pada saat seorang ahli tafsir meriwayatkan satu ucapan dari
berbagai ucapan, maka maksudnya tidak lain adalah menukil semua yang
dia dengar kemudian setelah itu memilah dan memilih dari ucapanucapan tersebut mana yang rajih dan shahih. Kemudian membantah dan
menjelaskan kelemahan yang dhaif (lemah) dan yang tidak shahih.
Kemudian menampakkan apa yang shahih darinya agar manusia

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

36 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

mengetahuinya.
Alasan keshahihan dari tidaknya kembali kepada kesesuaian atau
ketidaksesuaiannya dengan apa yang disebutkan oleh al-Quran dan
sunnah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, serta apa yang disepakati oleh
jumhur ulama kaum muslimin.
Pada saat seorang ulama tafsir berkata, Dikatakan/katanya
/diriwayatkan/ atau dikisahkan maka ini berarti bahwa yang berkata
adalah orang yang tidak dikenal (majhul), dan sumber ucapan tersebut
tidak dikenal. Oleh karena itulah fiil (kata kerjanya) dibuat majhul
(pasif), yaitu qiila (dikatakan). Oleh karena dasar ini, maka ucapan itu
tidak bernilai jika tidak dikuatkan oleh satu berita dari al-Quran atau
Sunnah yang shahih. Dan perkara aqidah tidak akan dibangun di atas
sesuatu yang tidak diketahui. Maka ucapan apapun yang diikuti atau yang
datang setelah kata kerja bentuk pasif qiila (dikatakan), maka ucapan itu
digugurkan dari derajat shahih dan yakin kepada kedudukan
mengandung kebenaran atau kedustaan sesuai dengan kesesuaiannya
atau jauhnya dari apa yang disebutkan oleh al-Quran dan Sunnah yang
shahih.
Pada kisah Dzulqarnain, gugurlah kandungan itu kepada makna dusta.
Dikarenakan secara yakin Dzulqarnain yang dimaksud bukanlah
Dzulkarnain Agung dari Macedonia Yunani yang telah membangun kota
Iskandariyah. Dzulqarnain ini mati pada usia 33 tahun, sebagaimana
disebutkan dalam buku-buku Kristen. Dan dia hidup 323 tahun sebelum
kelahiran al-Masih Alaihi Sallam.
Adapun Dzulqarnain yang disebutkan dalam al-Quran, maka dia ada
pada masa Ibrahim Alaihi Sallam. Dikatakan bahwa dia telah masuk
Islam di hadapan Ibrahim Alaihi Sallam, dan berhaji ke Kabah dengan
berjalan kaki. Kemudian manusia telah berbeda pendapat tentangnya,
apakah dia itu seorang nabi ataukah seorang hamba shalih dan seorang
raja yang adil. Dan perselisihan itu juga bersamaan dengan kesepakatan
mereka bahwa dia adalah seorang muslim, yang mengesakan serta taat
kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Yang benar dalam hal ini menurut kami adalah tawaqquf (diam tidak
berkomentar) tentangnya, karena sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam:

Aku tidak tahu, apakah dia mengikuti seorang nabi ataukah tidak, dan
aku tidak tahu Dzulqornain seorang nabi ataukah tidak. (HR. al-Hakim,
al-Baihaqiy, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami (5524))
Sekalipun kita tidak tahu, dia itu seorang Nabi ataukah tidak, maka yang
jelas bagi kami dari sela-sela perkataan al-Quran tentangnya bahwa dia
adalah seorang mukmin yang berada di atas ilmu dan kebaikan. Allah
Subhanahu wa Taala berikan dia kekuasaan, kemudian dia berjalan
berjihad untuk menebarkan kebenaran dan keadilan.
Kemudian perbedaan antara hamba shalih ini dengan Alexander
Macedonia yang kafir itu adalah satu perkara yang dikenal oleh para
ulama kaum muslimin. Seorang ahli tafsir, Ibnu Katsir Rahimahullah

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

37 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

berkata dalam al-Bidayah wan Nihayah (1/493): Dari Qatadah, dia


berkata Iskandar (Alexander) adalah Dzulqarnain, dan bapaknya adalah
Kaisar pertama, dan termasuk putra dari Sam bin Nuh Alaihi Sallam.
Adapun Dzulqarnain yang kedua, maka dia adalah Iskandar (Alexander)
putra Philips Macedonia Yunani Mesir. Pendiri kota Iskandariyah
yang menoreh sejarah Romawi. Dia lebih terakhir dari yang pertama
dengan jarak masa yang panjang Kami mengingatkannya, karena
banyak dari manusia berkeyakinan bahwa keduanya adalah satu, dan
bahwa yang disebutkan dalam al-Quran adalah dia yang menterinya
adalah Aristoteles. Yang karenanya terjadilah kesalahan besar, serta
kerusakan yang panjang lagi banyak. Sesungguhnya yang pertama
adalah seorang hamba beriman, shalih, lagi seorang raja yang adil.
Adapun yang kedua adalah seorang musyrik, dan menterinya adalah
orang-orang filsafat. Kemudian jarak masa di antara keduanya lebih dari
dua ribu tahun. Maka keduanya tidak sama dan tidak serupa, kecuali atas
orang bodoh yang tidak tahu hakikat berbagai perkara. Selesai
perkataan Ibnu Katsir Rahimahullah.
Maka mengapa Anda mengesampingkan ucapan ahli tafsir yang jelas ini
lalu berpegang dengan dalil-dalil lemah para pendeta tersebut?!
Akan tetapi yang aneh dari Anda sekalian adalah bahwa tidak ada dalam
kitab-kitab suci Anda keterangan-keterangan yang mencukupi akan
Alexander yang kedua, lebih-lebih lagi yang pertama. Puncak dari apa
yang ada pada sisi Anda sekalian adalah mimpi Daniel, serta menganggap
bahwa di dalam mimpi tersebut terdapat satu isyarat kekuasaan
Alexander yang kafir ini, serta terpecahnya kerajaannya setelah itu.
Keanehan ini dari Anda ataukah yang aneh itu adalah bahwa Anda tidak
mengetahui satu sanad pun yang bersambung bagi kitab-kitab yang Anda
imani? Tidak juga terdapat pengetahuan akan kondisi orang-orang yang
melakukan penerjemahannya, bersamaan dengan puluhan tema yang
saling kontradiksi dan berselisih yang menghilangkan klaim
ishmah (terjaga dari kesalahan), dan bahwa ditulis berdasarkan ilham
dari Roh Kudus. Dan cukuplah perselisihan kalian terhadap nasab Isa
Alaihi Sallam. Sekalipun demikian, Anda memiliki kenekatan untuk
mengkritik al-Quran mulia yang sampai dengan sanad yang bersambung
secara mutawatir?!
Maka apakah masuk akal, seorang manusia yang memiliki sedikit akal
datang lalu menjadikan apa yang ada di dalam sebuah kitab yang telah
diubah-ubah sebagai hakim atas al-Quran agung yang terjaga dengan
penjagaan Allah Subhanahu wa Taala?!*
_
Syubhat: Dalam surah yang sama disebutkan matahari terbenam di
lumpur.




Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia
melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia
mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: Hai Dzulkarnain,
kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

38 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

mereka. (QS. al-Kahfi: 86)


Jawab: Sekali lagi, sebagaimana biasa, para pendeta telah
mempermainkan Anda. Sebelum saya menjawab, saya akan menjelaskan
kepada Anda akan makna [] , maka itu adalah air yang memiliki
lumpur hitam. Dan saat al-Quran menyebut Hingga apabila dia telah
sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di
dalam laut yang berlumpur hitam maka itu adalah penyebutan sifat
fenomena yang dilihat oleh Dzulqarnain, bukan penyebutan sifat yang
dibuat oleh Allah Subhanahu wa Taala. Maka siapakah yang mengatakan
bahwa Allah Subhanahu wa Taala berfirman bahwa matahari tenggelam
dalam lumpur hitam?
Saya akan membuat satu contoh agar kerancuan ini hilang. Jika Anda
duduk di tepi pantai pada saat matahari tenggelam, lalu Anda melihat
kepada bulatan matahari, maka apa yang akan Anda lihat? Dengan
sederhana, Anda akan melihat bahwa bulatan matahari akan tenggelam
ke dalam lautan. Maka apakah berarti bahwa matahari itu menghilang di
dalam lautan? Tidak diragukan lagi bahwa hilangnya matahari di dalam
lautan adalah apa yang dilihat oleh mata Anda, tetapi hakikatnya tidak
benar seperti itu. Jadi, jika Anda mensifati apa yang terjadi pada
matahari karena hilangnya di dalam lautan saat Anda berdiri di tepi
pantai, maka Anda tidak dusta dan tidak salah.
Demikian pula seandainya Anda menghadap ke arah barat, sementara di
depan Anda ada sebuah gunung. Maka Anda akan mendapati bahwa
matahari akan tenggelam di belakang gunung. Tentu saja tidak akan
pernah difahami oleh seorang pun bahwa matahari tersembunyi di balik
gunung secara hakiki.
Jika di depan Anda adalah sebuah danau, maka Anda akan mendapati
bahwa matahari akan tenggelam di dalam danau. Dan inilah yang terjadi
pada Dzulqornain yang telah sampai pada laut yang mengandung lumpur
hitam pada saat terbenamnya matahari. Maka dia mendapati matahari itu
tenggelam dalam lumpur hitam itu. Saat kita katakan dia mendapatinya
tenggelam di balik gunung atau mendapatinya tenggelam di dalam air,
maka itu adalah perkara yang sesuai dengan penisbatan untuknya. Ayat
tersebut tidak bermakna mutlak, akan tetapi terikat dengan pribadi
Dzulqarnain.
Demikian pula kita dapati dalam kisah Musa Alaihi Sallam, saat Allah
Subhanahu wa Taala memerintahkannya untuk melemparkan tongkat:




Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular
dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti Dia seekor ular yang gesit,
larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. Hai Musa, janganlah kamu
takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di
hadapan-Ku. (QS. an-Naml: 10)
Menjadi jelaslah bagi semuanya bahwa Musa Alaihi Salam saat
mendapati tongkatnya bergerak-gerak, dia merasa takut dan menyangka
bahwa tongkatnya telah berubah menjadi seekor ular besar. Di sinilah
kita bertanya, apakah tongkat itu ular?

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

39 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

Jawabannya adalah tidak. Akan tetapi ini adalah apa yang dilihat oleh
Musa Alaihi Salam, maka sebagaimana tongkat tersebut bukanlah ular,
maka matahari tersebut tidak tenggelam dalam lumpur hitam. Dan kedua
ayat tersebut menceritakan apa yang dilihat oleh Dzulqarnain dan Musa
Alaihi Salam.
Sesungguhnya para pendeta, misionaris dan orang-orang batil selain
mereka, saat menyebarkan syubhat seperti ini, menjadi jelaslah bagi
kami bahwa mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengerti Bibel
mereka. Karena Bibel telah menggunakan metode yang sama.
Disebutkan dalam Hakim-Hakim (Judge) 19: 14 versi bahasa Arab [
:[19:14 Maka mereka pun

lewat dan pergi, kemudian mataharipun menghilang untuk mereka pada
Gibea milik Bunyamin [footnote: Ayat ini terdapat di Naskah berbahasa
Arab, sementara terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris
disebutkan dengan teks yang berbeda, yang didalamnya jelas-jelas
terdapat perubahan. Dan perlu diketahui bahwa naskah berbahasa Arab
lebih dahulu daripada naskah berbahasa Indonesia dan Inggris. Maka
orang-orang Nasrani tatkala mendapati apa yang mereka anggap sebagai
satu musibah dalam Kitab mereka, merekapun mengubah-ubah
penerjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris, juga barangkali
bahasa-bahasa lain. Kemudian mereka menerjemahkan ayat itu dengan:
(19:14) Lalu berjalanlah mereka melanjutkan perjalanannya, dan
matahari terbenam, ketika mereka dekat Gibea kepunyaan suku
Benyamin. Ini adalah dalil bahwa perubahan dalam Bible masih terus
berlanjut, dan campur tangan manusia tidak pernah berhenti hingga hari
ini. sekalipun demikian masih saja ada keyakinan bahwa Bible adalah
kitab suci!]
Dengan teks ini, jadilah matahari meninggi di langit kemudian turun dan
menghilang di kota Gibea. Maka apakah matahari tidak di langit, karena
dia menghilang di kota Gibea? Ataukah bahkan ungkapan itu bermakna
bahwa matahari telah terbenam saat mereka sampai di kota Gibea?
Barangkali sekarang menjadi jelas bahwa mereka belum membaca kitab
mereka dengan teliti.
Kesalahan besar yang terdapat dalam Bibel adalah disebutkannya dalam
Wahyu (12:1): Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang
perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya
dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Maka kami bertanya kepada orang-orang Nasrani, bahwa seorang wanita
berselubung matahari, sementara matahari lebih besar 1.030.000 kali
dari bumi?
Maka bandingkanlah wahai orang-orang berakal, apa hujjah mereka atas
kami dan hujjah kami atas mereka!*
_
Syubhat: Demikian juga telah disebutkan dalam al-Bukhari bahwa
matahari itu bergerak, jadi kesimpulannya, bahwa matahari bergerak
hingga terbenam di dalam lumpur.
Jawab: al-Bukhari sama sekali tidak mengatakan bahwa matahari

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

40 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

tenggelam di dalam lumpur, akan tetapi dia meriwayatkan sebuah hadits


sekitar firman Allah Subhanahu wa Taala:

Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS. Yasin: 38)
Jika yang dianggap aneh itu adalah bahwa matahari bergerak dan
berotasi maka ini adalah suatu pendapat yang dikuatkan oleh ilmu falak.
Matahari bergerak dan berputar sebagaimana bumi bergerak dan
berputar. Rotasi bumi tidak bertentangan dengan gerakan dan
perputaran matahari. Lalu Imam al-Bukhari rahimahullah tidak pernah
meriwayatkan dalam hadits bahwa matahari menghilang. Akan tetapi dia
meriwayatkan bahwa matahari sujud di bawah Arsy Allah Yang Maha
Pengasih. Dan sujudnya matahari di bawah Arsy ini tidak berarti lama
dalam diam dan sujud hingga bisa diperhatikan oleh orang-orang yang
melihat kepadanya. Sujudnya matahari di bawah Arsy tidak berarti dia
menghilang dari pendangan seluruh manusia, karena Arsy ada di atas
langit dan bumi, serta matahari. Tidak juga menunjukkan bahwa
matahari meninggi hingga di atas langit lalu sujud di bawah Arsy. Akan
tetapi matahari terbenam dari mata-mata kita, sementara dia terus
dalam garis edar yang dia berada di dalamnya. Maka jika dia beranjak di
dalamnya hingga mencapai pertengahan, maka inilah tempat sujudnya.
Sesungguhnya ilmu modern telah memastikan kebenaran ayat-ayat
al-Qur`an dalam masalah perjalanan dan gerakan matahari. Demikian
juga tentang masalah rotasi bumi. Sementara kita mendapati bahwa
Bibel bersikukuh atas pendapat bahwa mataharilah yang bergerak
mengelilingi bumi, bukan sebaliknya. Bahkan sesungguhnya Bibel sama
sekali tidak pernah menyebutkan di dalamnya bahwa malam dan siang
adalah buah dari rotasi bumi.
Telah disebutkan dalam Pengkhotbah (1:5): Matahari terbit, matahari
terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.
Teks ini menetapkan satu masalah berbahaya, dimana dia berkata bahwa
matahari pada saat terbenam, dia bergerak cepat menuju tempat
terbitnya untuk terbit lagi (?!) Ini, dengan sederhana bermakna bahwa
matahari berputar mengelilingi bumi!
Cukuplah bahwa orang-orang Nasrani telah menyiksa, membakar dan
membunuh mati para ilmuwan astronomi yang meyakini rotasi bumi yang
kemudian menjadi jelas kebenarannya setelah itu. Dan perkara ini
ternyata telah bersesuaian dengan kemajuan ilmu yang telah dicapai
pada hari ini, yang itu telah bersesuaian dengan al-Qur`an yang mulia.
Seluruh kesalahan ini ditanggung oleh Bibel, kemudian mereka tidak
mengambil pusing tentangnya atau merasa bodoh terhadapnya. Lalu
mereka mendatangi al-Quran seraya berusaha dengan segala cara untuk
mencari kesalahan di dalamnya. Dan mereka tidak bisa menetapkan satu
kesalahan pun padanya hingga hari ini, dan bahkan hingga hari kiamat
nanti.
Jika terdapat satu kesalahan di dalam al-Quran yang mulia, maka kami
katakan kepada para pendeta dan misionaris, Medan sudah ada diantara

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

41 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

kami dan Anda, silakan berdialog, maka pastilah umat ini akan melihat
perbandingan yang hakiki antara al-Qur`an Mulia, yang merupakan
firman Allah, dan antara Kitab yang kalian anggap sebagai Kitab suci,
padahal tidaklah demikian, karena kitab itu adalah bikinan manusia.
_
Syubhat: Tersebar di Youtube bahwa Dai Ahmad Dedat rahimahullah
wafat dalam kondisi buruk, maka ini adalah bukti bahwa dia berada di
atas kebatilan, dan Nasrani berada di atas kebenaran. (Mahasiswa
nasrani S2 di India)
Jawab: Pertama, kita berdoa memohonkan rahmat dan ampunan dari
Allah Subhanahu wa Taala untuk Syaikh Ahmad Deedat atas apa yang
telah dia persembahkan demi menolong agama Islam dan kaum
muslimin. Sungguh, karena sebabnya telah banyak dari orang-orang
Nasrani yang beriman, dia telah mengeluarkan mereka dari kegelapan
kekufuran dan kesyirikan kepada cahaya Islam. Dan sesungguhnya saya,
dengan segala ilmu saya tentang Nasrani (kristologi) hanyalah seorang
murid kecil di hadapan sebuah gunung besar yang saya banyak
mengambil faidah darinya, maka kami pun meneruskan jalan
perjuangannya. Demikian pula kami akan meninggalkannya untuk
orang-orang setelah kami dengan izin Allah, agar cahaya Allah terus
bersinar hingga hari kiamat.
Berkenaan dengan kondisi wafat ulama besar ini rahimahullah, maka
saya menjawab orang-orang Nasarni, dengan mengatakan:
sesungguhnya hujjah kalian saya dapati selalu lebih rapuh daripada
sarang laba-laba. Saya berharap pada kesempatan yang akan datang,
Anda memberikan kepada kami minimal satu syubhat yang setara
dengan kekuatan sarang laba-laba (bukan kurang dari itu), dan itu
mustahil Anda lakukan. Oleh karena itulah, saya akan menjawab Anda
sekalian atas syubhat ini dari berbagai sisi:
Pertama, kondisi yang diderita oleh Syaikh Ahmad Deedat sebelum
wafatnya adalah sebuah kondisi biasa yang dilalui oleh banyak manusia
pada hari ini. Sebelum wafatnya, dia mengalami kelumpuhan otak yang
setelah itu dia wafat pada tahun 2005 M. Akan tetapi apakah Anda
sekalian mengetahui, wahai orang-orang Nasrani tentang usia pada saat
beliau wafat? Dia wafat pada usia 87 tahun. Artinya, Allah Subhanahu wa
Taala telah memanjangkan usianya, dan ini adalah sebuah nikmat, lalu
mengapa Anda sekalian melupakannya.
Jika kalian menganggap penderitaannya dengan sakit sebelum wafatnya,
yang menyababkannya terduduk di ranjang sebagai bukti akan
kebatilannya. Maka bagaimanapula anggapan Anda dengan orang yang
kondisinya lebih hina, disiksa dan disalib sebelum kematiannya?!
Bukankah dengan logika Anda yang sama menjadi dalil akan kebatilan
agama yang dibawanya? Jika kondisi Syaikh Deedat sebelum
kematiannya adalah sebuah isyarat akan kesesatannya, maka apakah hal
itu tidak menjadikan kita berkeyakinan juga akan kebatilan agama
Nasrani dari orang-orang yang tertimpa penyakit yang sama, dan jumlah
mereka jutaan, sama saja apakah mereka yang sudah mati atau yang
berada di atas ranjang hari ini?! Terutama, seharusnya mereka tidak
sampai pada kondisi yang dialami Syaikh Deedat karena keberadaan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

42 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

al-Masih Alaihi Sallam yang telah menjadi juru selamat mereka dari
kesalahan sesuai dengan keyakinan Anda? Sementara Syaikh Deedat,
tidak ada seorang pun yang menjadi juru selamat baginya dari segala
kesalahan?! Maka seharusnya yang tertimpa penyakit itu hanya dia saja
dan yang setara dengannya bukan malah banyak orang-orang Nasrani.
Kedua, sakit itu dari Allah, yang kemudian datang sebagai buah dari
bentukan Allah terhadap tubuh manusia. Sang Pencipta Subhanahu wa
Taala menciptakan manusia berbeda-beda dalam tabiat tubuh-tubuh
mereka. Dia jadikan sebagian mereka, system kekebalan tubuhnya lebih
kuat dari yang lain, sementara yang lain Dia jadikan tugas-tugas anggota
tubuhnya menjadi kendur sebelum yang lain demikian seterusnya.
Masing-masing mereka berbeda-beda akhir kematian mereka; sama saja
mereka yang mati dengan kesehatan buruk atau dengan kesehatan baik.
Maka tidaklah kondisi kematian seseorang itu merupakan bukti akan
kebenaran atau kesalahan keyakinan manusia. Jika tidak, maka pastilah
al-Masih Alaihi Sallam (menurut Nasrani), dengan logika ini, menjadi
manusia yang paling sesat waliyadzu billah, dimana dilakukan
penyiksaan yang menakutkan terhadapnya, lalu dia mati dengan
kematian yang sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Bibel kalian,
yaitu dengan kematian buruk yang telah disodorkan padanya bentuk
penyiksaan menakutkan yang terburuk yang Syaikh Deedat tidak
megalami hal itu. Bahkan Syaikh Deedat, saat wafat tidak mengalami
peludahan sebagaimana yang dialami oleh al-Masih Alaihi Salam dengan
pengakuan injil Matius (26:67) Lalu mereka meludahi muka-Nya dan
meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia.
Lalu penyiksaan terhadapnya terus berlangsung hingga setelah
kematiannya. Maka jadilah kematian al-Masih Alaihi Sallam,
sebagaimana yang diceritakan oleh Bibel kalian, lebih buruk dari
kematian Syaikh Deedat yang wafat dalam keadaan mulia tanpa ada satu
penghinaan pun terhadap kemuliaanya, atau yang menyentuh sisi
kemanusiaannya.
Ketiga, bagaimana Anda sekalian mengharuskan kami, dengan logika
kalian terhadap kematian seorang muslim yang memiliki agama selain
agama Anda sekalian? Karena kematian dalam agama Islam adalah satu
tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah Dia tetapkan terhadap
hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS. al-Anbiya: 35)


Allah Subhanahu wa Taala telah menutup terhadap hamba-hamba-Nya
akan pengetahuan waktu kematian, demikian juga tempat yang di
dalamnya dia mati, demikian juga jalan yang menghantarkan kepadanya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:


dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan
mati. (QS. Luqman: 34)
Kematian adalah sebuah rahmat bagi seorang mukmin, dan azab bagi
orang-orang kafir, karena kematian adalah sebuah tabir yang dengan

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

43 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

hilangnya tabir itu sampailah seorang mukmin kepada sorga dan


keridhaan-Nya, dan yang kafir sampai kepada azab Allah dan neraka
Jahim selamanya. Dan bukanlah cara kematian, apapun bentuknya
adalah sebuah dalil akan buruknya kematian, kecuali orang yang mati di
atas maksiat dan tercabut rohnya di atasnya. Sementara Syaikh Ahmad
Deedat wafat di atas kebaikan agung yang telah kami kenal, dan dikenal
oleh orang-orang yang dekat dengannya. Mudah-mudahan Allah
merahmati ulama besar ini dengan rahmat yang luas.
***
_
Bantahan diambil dari http://en.qiblati.com/kategori/dakwah-kepadanashrani/syubhat-nasrani
_
Baca juga artikel Islam lainnya:
Dzikir Pagi dan Petang
Dibalik Kesulitan ada Kemudahan
Nasrani
About these ads

You May Like


1.

Sebarkan ini di:

Be the first to like this.

Jawaban TuduhanTuduhan Buruk


Kaum Nasrani dan
Orang-Orang Kafir
Terhadap Islam
(Bag 2)

Mengembalikan
Kejayaan Umat
Islam Atas Umat
yang Lain

Beberapa Tanya
Jawab Penting
dalam Islam (Bag
1)

4/24/2014 4:23 AM

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafi...

44 of 44

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan...

This entry was posted on 23 Januari 2012 at 09:27 and is filed under Aqidah
with tags debat islam kristen, dialog agama, injil, kristenisasi, nasrani, yahudi.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can
leave a response, or trackback from your own site.

Satu Tanggapan to Jawaban Tuduhan-Tuduhan


Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kar
Terhadap Islam (Bag 1)
radita Berkata
19 Okto ber 2013 pada 23:05

Maaf Ustaz bolehkan kalau nambahin


tentang babi. Hurrimat alaikumul maitatu waddamu walahmul khinziir
(alquran.)
Artinya diharamkan oleh kalian semua (Muslim) Bangkai dan darah dan
daging babi. dalam ayat ini allah swt secara explisit dan tegas melarang dan
mengharamkan daging babi.
Balas

Tinggalkan Balasan

Blog pada WordPress.com. The Black-LetterHead Theme.

4/24/2014 4:23 AM

Anda mungkin juga menyukai