Anda di halaman 1dari 3

TIK MASUK PESANTREN: Sepercik Hikmah dari KH. HASYIM SHOLEH http://ghoffarik.blogspot.com/2012/10/kh-hasyim-sholeh_12.

html

SANTRI SALAFI POLA PIKIR MODERNI

२०१२ १० १२
AHLAN BIK HAI SHOBAT AYO
LANJUTKAN PERJUANGAN PARA
PENDAHULU & MENATAP MASA
DEPAN YANG CERAH

▼ 2012 (4)
▼ October (4)
Segenggam Garam

Dawuh Sakeng KH. HASYIM


SHOLEH

TIK Masuk Pesantren Choyyy

Sepercik Hikmah dari KH.


HASYIM SHOLEH

Sepercik Hikmah dari


KH. HASYIM SHOLEH
Sigit Budianto, 4-12-09
(15.45-23.00) -
“Dele kreweng nek
diwor dele apik didol
yo podho-podho regane”, diantara
kata-ka...

Dawuh Sakeng KH.


HASYIM SHOLEH
Kasmuji, 28-11-09
(11.00-12.00) - Suatu
ketika pengurus
mengumumkan kalau
ada roan di madrasah belakang (4
lantai). Mendengar pengumum...

TIK Masuk Pesantren


Choyyy
Lindungi jati dirimu TIK
(Teknologi Informatika)
adalah sebuah wacana
baru yang digunakan
orang untuk berkomunikasi. teknologi
dalam...

Segenggam Garam
Suatu ketika, hiduplah seorang tua
yang bijak. Pada suatu pagi,
datanglah seorang anak muda yang
sedang di rundung banyak masalah,
tanp...

ghoffar el madani

माझे पू ण ोफाइल पहा.

1 of 3 5/3/2014 1:20 PM
TIK MASUK PESANTREN: Sepercik Hikmah dari KH. HASYIM SHOLEH http://ghoffarik.blogspot.com/2012/10/kh-hasyim-sholeh_12.html

- Ketika sumur milik P. Rohani tidak mengeluarkan air, maka P. Rohani menirakatinya dengan amalan Dzikrul Ghofilin.
Setelah mengamalkan Dzikrul Ghofilin sumur tadi akhirnya bisa mengeluarkan sumbernya.
Mengetahui apa yang telah diperbuat P. Rohani MH memarahi P. Rohani tadi, MH menjelaskan, kalau Dzikrul Ghofilin tidak
untuk tujuan-tujuan sepele seperti itu.
- Sebagai santri Gus Miek, MH didik oleh GM dengan praktek-praktek langsung. Awalnya MH disuruh mengumpulkan orang
200 untuk acara ijazah Dzikrul Ghofilin, tetapi ketika orang-orang sudah berkumpul, justru GM tidak hadir. Jumlah pun
ditambah menjadi 400 orang, akan tetapi lagi-lagi GM juga tidak jadi hadir. Di tengah-tengah perasaan bingung tersebut,
free counters
justru GM memberi isyarat jumpa, sambil melambai-lambaikan tangan kepada MH. Ini bukanlah suatu ejekan kepada MH,
tetapi sebagai sebuah cobaan bagi MH.
Pernah di tengah-tengah perasaan bingung karena diuji GM, tadi MH berjalan-jalan di jalan Ngepos. Tiba-tiba muncul GM
dengan mengendarai mobil membunyikan klakson, “thin” yang ditujukan kepada MH.
- Suatu ketika MH diundang menjadi muballigh pada suatu acara pengajian di tempat P. Slamet, Bancangan, Sambit.
Ketika memberikan ceramah, MH terkenal dengan gaya bicaranya yang berbobot dan lucu, sehingga banyak orang yang
merasa senang mendengarkan ceramah dari MH seperti biasanya, sehabis memberikan ceramah oleh panitia MH diberi
amplop berisi uang sebagai tanda bisyaroh. Tetapi, sebelum MH pulang, beliau justru balik memberikan uang kepada panitia
sebagai sumbangan. Ternyata jumlah uang pemberian MH tadi lebih banyak daripada jumlah uang yang diberikan panitia
kepada MH. Jadi, panitia diberi lebih banyak.
- Karena barokahe pondok, pernah suatu ketika Gus Sami’ membeli kayu untuk keperluan pondok seharga Rp. 20 juta. Kayu
yang masih utuh tadi diolah (digergaji) untuk diambil bagian yang bisa digunakan untuk keperluan bangunan pondok.
Sebitan-sebitan sisa dari penggergajian tadi dijual kembali kepada orang lain. Anehnya, sebitan-sebitan kayu tadi justru
berhasil terjual dengan harga Rp. 20 juta lebih.
- Ketika Kang Sigit sowan kepada G. Sami’ mengutarakan tentang masalah-masalah yang membuat ati rupek, Gus Sami’
memberi saran kepada kang Sigit agar melakukan amalan Dzikrul Ghofilin tiap malam selasa dan malam Jum’at, kemudian,
agar kang Sigit menghadiri simaan al-Qur’an dimanapun tempatnya di Ponorogo ini, walaupun hanya sesaat. Kemudian Gus
Sami’ menyuruh ke dhalem lagi lain waktu, untuk diberi ijazah doa. Sayangnya entah karena apa kang Sigit tidak mendapat
ijazah doa tersebut.

P. Qomari, 4/12/09 (21.00-22.45)


- Saat memberi sambutan pada acara Dzikrul Ghofilin di Bungkal (pertama kali diadakan), MH mengatakan kalau Dzikrul
Ghofilin bisa diikuti oleh siapa saja kaum santri, orang awam, maupun orang yang tanpa pengetahuan agama bisa
mengamalkan Dzikrul Ghofilin.
“Sing judi yo oleh melu DG, nek kumat judine yo judi, nek kumat Dzikrul Ghofilin yo melu Dzikrul Ghofilin”, begitu ucap
MH di depan warga yang mengikuti Dzikrul Ghofilin di balai desa pada malam itu. Saat itu MH juga mengatakan kalau orang
yang pekerjaannya judi itu juga punya sisi kebaikan, yaitu sifat lumonya. Biasanya, kalau menyumbang orang yang
pekerjaannya judi itu tanggung-tanggung jumlahnya, “Wong judi iku lumo. Nek kon nyumbang ora gemen-gemen”, begitu
ucap beliau.
- Selain mengembangkan Dzikrul Ghofilin pada setiap kecamatan secara rutin tiap malam jum’at kliwon, MH mengadakan
mujahadah Dzikrul Ghofilin di makam Tegalsari. Masyarakat Ponorogo banyak banyak yang mengikuti mujahadah tersebut.
Saat itu jumlah jamaahnya tidak sebanyak sekarang ini, sehingga tempatnya masih agak longgar.
Orang-orang/warga masyarakat merasa senang ketika mengamini doa MH. Saat itu MH berdoa dengan penuh khusuknya,
sampai-sampai menangis. Tidak hanya di makam Tegalsari, ketika beliau mengimami Dzikrul Ghofilin di balai desa Bungkal,
beliau juga berdoa dengan penuh khusyu’, disertai rintihan tangisan.
- Dahulu, marak sekali orang-orang mengikuti program Amalillah (program pengumpulan dana masyarakat dengan
iming-iming keuntungan berlipat). Tetapi, suatu ketika program yang dipimpin P. Mudzakkir mengalami kebangkrutan. Ada
informasi kalau dana yang terkumpul tadi diselewengkan. Akibatnya, sudah barang tentu banyak orang yang menjadi
korbannya. Pada suatu acara MH menyinggung tentang bangkrutnya program Amalilah tersebut. …. Tak sunati kabeh. MH
menyesalkan, kenapa masih saja orang-orang percaya pada program-program yang tidak ada jaminan serta kejelasannya
seperti Amalillah.
- “Krikil, nek pengen okeh rego, yo kudu melu dele”, begitu ucap MH.

Bu Mirah, Jum’at, 4/12/09 (14.30-15.00)


- Dahulu, Bu Mirah pernah mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan ekonominya, usahanya tidak bertambah maju, justru
semakin surut.
Suatu ketika Bu Mirah sowan kepada MH, menyampaikan permasalahannya tadi. MH menjawab segala permasalahan Bu
Mirah tadi dengan nasehat agar Bu Mirah mengeluarkan zakat dan shodaqoh.
“Wong iku nek shodaqoh, ora bakal sudo, malah tambah, ibarate nek shodaqoh sewu, maka mbalekke pirang-pirang ewu”,
begitulah nasehat MH.
Bu Mirah ternyata merasakan dan membuktikan apa-apa yang pernah diucapkan MH. Ketika Bu Mirah mengeluarkan
shodaqoh kepada orang-orang, belum beberapa hari, sudah kembali gantinya, bahkan melebihi jumlah uang yang telah
dikeluarkan saat bersedekah.
- Bagi Bu Mirah, diseneni MH itu justru merasakan marem (tentram/puas).
- MH termasuk sering berkunjung untuk silaturrahmi ke rumah Bu Mirah. Biasanya MH datang ke rumah Bu Mirah setelah
shubuh (sehingga membuat Bu Mirah terkejut, karena waktu sepagi tersebut jarang orang yang pergi bertamu).
- Kepada Bu Mirah, MH pernah mengajak untuk amal ibadah, dengan mengeluarkan wakaf tanah untuk pondok. MH
menawarkan kepada Bu Mirah, kalau mau, bisa ikut urun (menyumbang) untuk pondok, dengan ikut menanggung biaya
pembelian tanah. MH mempersilakan kepada Bu Mirah ikut menyumbangkan dana pembelian tanah semampunya. Bahkan,
MH mempersilahkan, kalau hanya ikut membantu 1 meter tanah tidak apa-apa.
Sigit Budianto, Sabtu, 5/12/09 (05.00-06.00)
- Saat muda, Gus Farid sowan kepada Gus Miek sambil menyodorkan 3 nama wanita untuk dipilih menjadi jodohnya. G. Farid
meminta kepada Gus Miek pendapatnya dan memilihkan diantara 3 nama wanita tadi yang paling sesuai sebagaimana ajaran
agama (yang paling sholihah). Kepada Gus Miek, Gus Farid mengatakan kalau ketiga wanita tadi semuanya sholihah.
Kemudian Gus Miek membukakan hijab yang menutupi pandangan Gus Farid, sehingga Gus Farid sosok sesungguhnya
ketiga wanita tadi. Gus Farid akhirnya mengetahui kalau ketiga wanita belum memenuhi kriteria sholihah sebagaimana yang
dibayangkan sebelumnya. “Sholeh ngendi ….”, begitu komentar Gus Miek.
Menyadari telah melakukan kesalahan menilai seseorang, lalu Gus Farid mempasrahkan kepada Gus Miek untuk urusan
jodohnya. “Mpun jenengan golekne jodho, pelacur mboten nopo-nopo”, begitu ucap Gus Farid kepada Gus Miek. Gus Farid
mengatakan hal ini karena takut, kembali salah dalam menilai seseorang yang akan dijadikan pendamping hidupnya.
(keterangan dr Ivan K.)
-

2 of 3 5/3/2014 1:20 PM
TIK MASUK PESANTREN: Sepercik Hikmah dari KH. HASYIM SHOLEH http://ghoffarik.blogspot.com/2012/10/kh-hasyim-sholeh_12.html

वर याची शफारस करा

नवीनतम पो ट मु यपृ ठ

Watermark टे लेट. Blogger वारा सम थत.

3 of 3 5/3/2014 1:20 PM

Anda mungkin juga menyukai