Anda di halaman 1dari 5

Sembilan

Kiai Paling Nyentrik

ALIYULLAH sebenarnya tak W bisa dideteksi. Bahkan dalam ajaran yang sufi disebutkan bahwa bisa
mengetahui wali ke- tak ada cuali sesama wali. Namun kebanyakan para nya. wali dapat dikenali
tanda-tanda- Bahkan setelah mereka wafat.

Salah satu tanda yang kerap dijadi- kan alamat adalah prilaku-prilakuknya yang di luar kebiasaan atau
khariqul adat. Namun selalu ada rahasia dan manfaat yang tersimpan. Karena tin- dakannya sering di
luar nalar manusia, banyak orang awam atau yang belum sampai ke maqamnya sering menilai- nya
sebagai orang aneh, nyeleneh atau bahkan (maaf) "kurang waras". Berikut adalah sembilan kiai
paling nyentrik versi Aula, terutama yang hidup di era tahun 1900-an.

1. MBAH JOGORESO

Mbah jogoreso hidup sezaman den- gan KH Dalhar Watucongol, Magelang. Beliau salah satu ulama
yang sangat alim pada zamanya dan tersohor seba- gai seorang wali nyentrik. Beliau sangat banyak
didatangi para kiai. Gus Miek di antaranya.

adalah sembilan kiai paling nyentrik versi Aula, terutama yang hidup di era tahun 1900-an.

1. MBAH JOGORESO

Mbah jogoreso hidup sezaman den- gan KH Dalhar Watucongol, Magelang. Beliau salah satu ulama
yang sangat alim pada zamanya dan tersohor seba- gai seorang wali nyentrik. Beliau sangat banyak
didatangi para kiai. Gus Miek di antaranya.

Suatu hari Gus Miek sowan ke tempat beliau dan menemui Mbah Jogoreso. Gus Miek ditempeleng
dengan sangat keras sehingga pipinya tampak memerah. Gus Miek kemudian mundur agak menjauh.
Tetapi istri Mbah Jogoreso menyuruh Gus Miek maju lagi. Gus Miek pun maju lagi lebih dekat. Tetapi
kembali ditempe- leng lebih keras lagi sehingga matanya tampak berkaca-kaca menahan sakit.
Kejadian itu berturut-turut sampai tiga kali sehingga wajahnya tampak semakin merah dan akhirnya
Nyai Jogoreso me- nyuruh Gus Miek untuk mundur. Ketika akan berpamitan pulang Mbah Jogoreso
memeluk Gus Miek cukup lama.

2. GUS MIEK
Nama lengkapnya adalah KH Hamim Jazuli. Putra KH Jazuli Us- man (pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso
Kediri) ini biasa dipanggil Gus Miek. Gus Miek merintis jamaah Semaan Al- Quran Mantab dan
jamaah rul Ghafilin yang terus berkembang hingga sekarang.

Kenyelenehan Gus Miek sangat kondang. Kiai yang hafidz Al-Quran ini lebih menyukai dakwah di
kerumu- nan orang yang melakukan maksiat seperti diskotik, tempat pelacuran, dan pusat perjudian
dibandingkan dengan menjadi seorang kiai yang tinggal di pesantren dan mengajarkan santrinya
kitab kuning atau ceramah dari panggug ke panggung. Hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-
jalan di berbagai daerah di Jawa Timur untuk memberikan sedikit pencera- han kepada mere- ka
yang sedang dalam kegela- pan. Banyak kisah kenyelenehan beliau vang diceritakan. Di antaranya
beliaudaerah di Jawa Timur untuk memberikan sedikit pencera- han kepada mere- ka yang sedang
dalam kegela- pan. Banyak kisah kenyelenehan beliau yang diceritakan. Di antaranya beliau sering
mengenakan kaca mata hitam lantaran sering menangis jika melihat seseorang yang "masa
depannya" suram dan tak beruntung di akhirat kelak.

3. MBAH UD

Nama lengkapnya adalah KH Ali Mas'ud. Tapi lebih sering dikenal dengan sebutan Mbah Ud
Pagerwojo karena makamnya terletak di Pagerwojo, Sido- arjo. Makam ini makin ramai dikunjun- gi
para peziarah setelah Almarhum Gus Dur ketika menjadi Presiden berziarah ke makam Mbah Ud.

Sampai wafat, Mbah Ud tidak meninggalkan pesantren atau lem- baga pendidikan lainnya. Beliau
lebih suka datang ke rumah-rumah masyarakat un- tuk memberikan siraman rohani. Karena itulah,
Mbah Ud dike- nal sebagai kiaisuka datang ke rumah-rumah masyarakat un- tuk memberikan siraman
rohani. Karena itulah, Mbah Ud dike- nal sebagai kiai kendi, bukan kiai sumur.

Semasahidupnya, banyak kisah unik yang tersebar. Di antara kenyelenehan Mbah Ud adalah suka
mengambil uang dari saku baju tamunya. Orang yang tidak mengenal Mbah Ud akan menuduhnya
yang macam-macam. Tapi orang yang sudah mengenalnya akan menganggap bahwa Mbah Ud
sedang mengambil ba- gian rezeki yang kotor. Sehingga setelah "dibersihkan" biasanya rezekinya
akan semakin lancar. Kalau sudah begitu, justru makin banyak tamu yang datang dan mengisi
sakunya dengan uang.

4. ABAH THOYIB

Tidak seperti kebanyakan kiai yang menekuni jalur tasawuf, Abah Tho- yib Sumengko, Wringinanom,
Gresik, adalah salah satu sufi yang kaya. Tapi, uang itu ditebar kepada orang-orang yang
membutuhkan. Sementara Abah Thoyib tetap hidup sederhana dan tidur beralaskan tikar daun
pandan dengan bantal gulungan sarung.

Konon salah satu wujud keder- mawanan Abah Thoyib adalah pembangunan dan renovasi makam
Syaikh Asmorokondi (ayah dari Sunan(ayah dari Sunan Ampel) yang ter- letak di Tuban. Santri-
santrinya juga tidak hanya diajarkan belajar ilmu agama. tapi mereka dididik untuk men- jalini hidup
dengan bekerja keras, mene- rima keadaan, banyak sodakoh dan jujur.

5. MBAH HAMID

KH Abdul Hamid lahir di Lasem, Rambang, Jawa Tengah tahun 1333 H bertepatan dengan tahun 1914
M. Mbah Hamid yang kemudian diambil menantu Kiai Qusyairi dari Pasuruan adalah sosok yang
halus pembawaan- nya. Meski sebagai orang alim dan men- jadi menantu kiai, beliau tetap tawadlu'
(rendah hati). Suaranya sangat lembut. Beliau juga mudah sekali menangis. Apabila ada anaknya
yang membandel dan akan memarahinya, beliau menan- gis dulu, akhirnya tidak jadi marah.

Di antara kisah nyentrik beliau adalah ketika ada seseorang meminta nomertogel padanya. Namun
Mbah Hamid ti dak marah. Beliau malah memberi- nya dengan syarat jika dapat uang. nya harus
dibawa ke hadapan Mbah Hamid. Kemudian dipasanglah no- mer tersebut dan menang. Uangnya
dibawa ke hada- pan Mbah Hamid. Lantas Mbah Hamid memasukkan uang itu ke dalam bejana dan
orang tersebut disuruh melihat apa isinya. Ternyata terlihat isinya darah dan belatung. Mbah Hamid
berkata: "Tegakah saudara memberi makan anak dan istri saudara dengan darah dan belatung?"
Orang tersebut menangis dan pulang ke- mudian bertobat.

6. GUS DUR

Beragam cerita tentang KH Abdur- rahman Wahid tentu masih lekat dengan kita Presiden RI keempat
ini memang kerap memiliki prilaku yang dianggap nyeleneh dan kontroversial. Di antara yang
kontroversial itu adalah ketika me nyuarakan gagasan Pribumisasi Islam dengan mengganti
Assalamu'alaikum dengan selamat pagi, mengatakan go- yang Inul tidak haram dan sebagainya

Dalam kesehariannya, cerita-cerita keanehan Gus Dur juga bertebaran. Di antaranya adalah
kepercayaan bahwa Gus Dur bisa memprediksi masa depan de- ngan tepat, mam- pu berkomunikasi
dengan penghunialam kubur dan kecermatan menemu- kan makam-makam keramat.

7. MBAH LIEM

"Bodong ki... Bodong ki..." adalah


kalimat yang sangat sering keluar dari lisan KH Rifai Muslim Imampuro atau Mbah Liem ini. Entah apa
maksudnya Kenyelnehan beliau sudah tampak dari cara berpakaian. Beliau senang me- makai topi
saja atau topi dikalung sor- ban macam petani di desa-desa. Kadang juga memakai topi mirip dengan
sera- gam Banser. Gaya bicaranya ceplas- ceplos dengan menggunakan bahasaJawa dan kadang-
kadang terdengar kurang jelas.

Itulah sekilas sosok Mbah Liem. Kiai nyentrik ini konon menjadi salah satu guru spiritual Soeharto.
Beberapa kali setiap keruwetan politik terjadi di negeri ini, Pak Harto kerap sowan kepada Mbah
Liem. Bahkan setiap ke Solo, Pak Harto selalu berusaha mam- pir ke Klaten, ke pesantrennya Mbah
Liem. Beliau juga dikenal dekat de- ngan Gus Dur.

Kecintaan Mbah Liem terhadap NU dan NKRI adalah harga mati. Itu juga tergambar dari dekorasi
rumah. Di ru- ang tamu Mbah Lim, terdapat ben- dera Merah Putih panjang yang tidak pernah
dilepas. Hampir setiap tamu yang datang ke rumahnya se- lalu mendapat titi- pan NU dan NKRI.
Bahkan nama pesantrennya diberi nama Ponpes Al- Muttaqien Pancasila Sakti. 8. MBAH DULLAH

KH Abdullah Salam atau Mbah Dullah adalah putra dari KH Salam bin KH Mutamakkin Kajen, Pati.
Beliau berperawakan gagah. Hidung mancung. Mata menyorot tajam. Kumis dan jeng gotnya yang
putih perak, menambah wibawanya. Hampir selalu tampil de- ngan pakaian putih-putih bersih.

Ketika masih hidup, melihat pe- nampilan dan rumahnya yang tidak lebih baik dari gotakan tempat
tinggal santri-santrinya, mungkin orang akan menganggapnya miskin atau minimal tidak kaya. Tapi
setiap pekan sekali pengajiannya diikuti oleh ribuan orang dari berbagai penjuru dan semuanya
disuguhi makan. Suatu ketika ada orang kaya yang ikut mengaji, ber- bisik-bisik: "Orang sekian
banyaknya yang mengaji kok dikasih makan semua, kan ka- sihan kiai." Dan orang ini pun se- habis
mengaji menyalami Mbah Dullah

dengan salam tempel, bersalaman de-ngan menyelipkan uang. Spontan mbah Dullah minta untuk
diumumkan, agar jamaah yang mengaji tidak usah bersala man dengan beliau sehabis mengaji. "Cu
kup bersalaman dalam hati saja!" kata beliau. Konon orang kaya itu kemudian diajak beliau ke
rumahnya yang seder- hana dan diperlihatkan tumpukan ka rung beras yang nyaris menyentuh atap
rumah, "Lihatlah, saya ini kaya!" kata beliau kepada tamunya itu.

9. LORA LILUR

Di antara sembilan kiai yang ditulis di sini, hanya KH Kholilurrohman yang masih hidup dan kini
tinggal di Bangka- lan, Madura. Beliau adalah putra dari Raden KH Zahrowi dan Nyai Hj Rom lah, cucu
dari Syaikhona Mohammad Cholil (Mbah Cholil) Bangkalan.
Bagi masyarakat Madura, kiai yang akrab disapa Lora Lilur atau Ra Lalur ini sangat masyhur.
Penampilannya ala kadarnya. Seakan-akan beliau tidak lagi "menghargai dirinya" di hadapan manusia
sesamanya dan tak perduli lagi dengan gemerlap duniawi.

Di antara kenyelenehannya adalah suka berendam di air laut sampai saat ini. Konon, be- berapa
nelayan ada vang mene. mukan Ra Lilur di dalam jaring ikannya. Setelah itu, si nelayan se lalu
mendapat- kan ikan dalam jumlah banyak. Banyak pula yang menilai itu bagian dari ritual untuk
bertemu den- gan Nabi Khidlir. Wallahu Alam ***

Waba'du, KH A Musthofa Bisri per- nah berpesan agar jangan hanya me- nganggap dan memuja
mereka sebagai wali yang memiliki keistimewaan. Lalu karenanya, memperlakukan orang mu- lia itu
sekedar semacam dukun saja. Kewalian mereka justru karena sepan- jang hidupnya, mereka
berusaha dan membuktikan sejauh mungkin melak- sanakan ajaran dan keteladanan pe- mimpin
agungnya, Muhammad SAW. terutama dalam sikap, perilaku, dan kegiatan-kegiatan mereka, baik
yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama hambaNya.Qatif

Anda mungkin juga menyukai