Bagi Para Pecintaku Agar Senantiasa Dapat Memandangku
Inilah Ketika Mahakuasa Mentakdirkan Perpisahan
Siapa Yang Tidak Mendapat Air, Dengan Tanah Ia Bertayamum
Beliau adalah Cahaya Rasulullah yang di takdirkan oleh Allah untuk
melanjutkan perjuangan seorang Ulama dari tanah Minang untuk
mengajarkan Islam kepada suku Kaili yang berdiam di Lembah Palu.
Sebelumnya sudah ada seoran Ulama yang pertama-tama mengajarkan
Islam kepada masyarakat lembah Palu yaitu Datokaramah ( semoga
Rahmat Allah selalu tercurahkan kepada Beliau ). Namun disini penulis
mencoba untuk membahas Guru Tua saja.
Nama Beliau adalah SAYYID IDRUS BIN SALIM AL-JUFRI lahir pada hari
Senin 14 Syaban tahun 1309 Hijriah/ 14 Maret 1892 Miladiah. Mendengar
atau melihat namanya
di awali dengan kata SAYYID menandakan bahwa Beliau adalah seorang
bangsawan dari keturunan dari AHLUL BAIT yaitu keturunan dari Imam
Husain bin Ali Bin Abi Thalib yang merupakan suami dari anak perempuan
Nabi Muhammad shallahu alahi wasalam yaitu Fatimah Az-Zahra ( semoga
barakah dan ridha Allah tercurahkan kepadanya dan segenap
keturunannya beriman serta orang-orang yang mengikutinya ).
Di tanah Kaili Beliau lebih akrab di sebutan dengan GUTU TUA karena
pada saat itu dalam madrasah yang di pimpinnya Beliau-lah yang paling
tua. Guru Tua yang lahir di kota Taris, sebuah daerah yang berada 5 Km
dari kota Seiyun di lembah Hadramaut yang merupakan wilayah resmi
Negara Yaman Arabia Selatan. Tersebut di dalam Kitab Al Kaukabul Alawy
Fie Manaqib Watarjamati Sayyidil Imam Al Bahrul Allamah Alwy Bin Saqqaf
Al Jufri karya historien terkenal Syekh Salim Bin Hamied, bahwa Sayyid
Idrus Bin Salim Al Jufri, Sang Pendidik Agung Alkhairaat, dari garis
ayahnya mempunyai silsilah sebagai berikut :
Allah sudah mentakdirkan sosok Guru Tua untuk menjadi Cahaya di Tanah
Kaili karena Ayah dari Guru Tua dalam pernikahannya yang ketiga
mempersunting Syarifah Nour, seorang perempuan shalehah keturunan
Arab-Bugis yang menurut khabar masih kerabat dekat dengan Arung
Matoa ( Raja Yang Dituakan ) di Wajo-Sengkang, Sulawesi Selatan. Guru
Tua adalah anak kedua dari 6 bersaudara dari pernikahan Ayah Beliau
dengan Syarifah Nour.
Dalam usia 18 tahun Guru Tua sudah bisa menghafal 30 Juz segaligus
mengetahui dan memahami seluk beluk Ashabul Nuzul-nya. Hal ini di
karenakan Guru Tua berguru dengan para Ulama Besar sambil belajar
secara otodidak. Di antara ulama yang menjadi Guru Guru Tua adalah
sebagai berikut Sayyid Muhsin Bin Alwy As Saqqaf, Abdurrahman Bin Ali
Bin Umar Bin Saqqaf As Saqqaf, Muhammad Bin Ibrahim Balfaqih,
Abdullah Bin Husain Shaleh Al Bahar, Idrus Bin Umar Al Habasy, Abdullah
Bin Umar Asy-Syathary, Muhammad Ba Katsir, Sayyid Ahmad Bin Hamid,
Syekh Abu Bakar Bin Ahmad Al Bakry, dan Alhabibularifubillah Ali bin
Muhammad Al Habasy. Selain itu Beliau juga pernah belajar di Makkah
selama setengah tahun sehingga dalam perantauannya di Makkah Beliau
memperoleh keterampilan Administrasi/Menegement, Leadership dan
kemimpinan serta ketata negaraan dalam Islam.
Mula-mula Guru Tua datang di desa Vani untuk tujuan Bisnis namun
setelah datang disana Beliau melihat ketaatan masyarakat Vani yang taat
terhadap ajaran Islam. Akhirnya Beliau berhajat untuk mendirikan
Madrasah di daerah ini dan masyarakat pun menerima dengan lapang
dada tetapi hajat tersebut tidak kesampaian karena Beliau di tawarkan
oleh masyarakat Lembah Palu untuk mendirikan Madarasah di Lembah
Palu. Akhirnya di putuskan pendirian madrasah di alihkan di Lembah Palu
dan keputusan ini pun di restui oleh kedua belah pihak yaitu Masyarakat
Vani dengan Masyarakat yang ada di Lembah Palu.
Guru Tua adalah seorang Wali yang sedejarad dengan para Wali yang ada
di Pulau Jawa yang di kenal dengan Wali Songo. Guru Tua dapat mengenal
pribadinya sendiri sehingga beliau pun dapat mengenal Tuhannya dengan
pengenalan yang sempurna. Dengan pengetahuan pengenalan diri
kepada Sang Pencipta itulah Beliau mempunyai Karamah yang merupakan
indentitasnya sebagai seorang Wali Allah atas umat Muhammad
Shalallahu Alaihi Wasalam. Karamah adalah sebuah anugerah yang di
miliki oleh seorang Wali yang tidak ada tabir antara Wali tersebut dengan
Allah Azza Wa Jalla. Karamah ini di dapatkan karena seseorang yang
mengambil apa yang dia kehendaki seperti dia kehendaki dan dari tempat
yang dia kehendaki. Maksudnya adalah cahaya Iman yang di aplikasikan
dalam kehidupan lahir dan bathin seperti seseorang yang ingin
mengambil buku di hadapannya, dia percaya karena Allah Azza Wa Jalla
kalau dia bisa mengambil buku tersebut.
- ) (
Behold! verily on the friends of Allah there is no fear, nor shall they grieve;
Those who believe and (constantly) guard against evil;- (Jonah/Ynus 62-
63 )
Setiap yang berjiwa akan merasakan Maut, seperti halnya Guru Tua
adalah mahkluk ciptaan Allah dan harus kembali kepada Allah, begitulah
adanya manusia di dunia ini yaitu hidup untuk kembali kepada Tuhan.
Tugas Guru Tua belumlah usai, Guru Tua hanyalah seorang yang memberi
Cahaya kecil di Al-Khairaat ini sehingga tanah Tadulako orang Kaili
mendapat Cahaya Ilahi yang begitu terang. Setelah kepergian Guru Tua,
murid-murid Beliau dan masyarakat Palu yang mencitai Beliaulah yang
harus memelihara Cahaya tersebut agar tetap menjadi Cahaya bagi Palu
dan sekitarnya.
Bagi kami masyarakat Lembah Palu dan sekitarnya yang mencintai Guru
Tua seperti kami mencintai Orang Tua kami sendiri. Beliau adalah cahaya
Allah yang terdapat di rumah-rumah orang yang mencintai Beliau, Beliau
adalah salah satu pewaris tugas Nabi Muhammad shalallahu alaihi
wasalam untuk menyampaikan khabar gembira berupa jalan lurus yaitu
jalan Islam yang mengajarkan tentang ketauhidan Tuhan.
1. Komiu = Kamu
- Kamu ( jamak )
- Kamu ( panggilan kehormatan kepada orang yang baru pertama kali
Bertemu atau kepada orang yang di hormati karena umur, pangkat atau
kewibaannnya.
2. Navulesa = Gelisah
DAFTAR PUSTAKA
Refrensi :
2. Mengenal Sosok Sayyid Idrus Bin Salim Al-Jufri, Pendidik Agung Al-
Khairaat
http://isim-hikmah.blogspot.com/2011/09/menegnal-sosok-sayyid-
idrus-bin-salim.html oleh Abi Nadyah Zaky Alhikam.Sang Bintang
dari Timur, Sayyid Idrus Al-Jufri, Sosok Ulama dan Sastrawan oleh Dr.
Ahmad Bachmid, Lc
Laporan Individu
10 DESEMBER 2012