Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KUIL SHRI MARIAMMAN

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

CINTA ELVINA HASSAN

LIDIDA KARTIKA

DANA PELANGI

IRMA AFRIANI

SMA DHARMAWANGSA MEDAN


T.A. 2017 - 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KUIL SHRI
MARIAMMAN” ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas
Mata Pelajaran Sejarah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa
kekurangan, karena terbatasnya kemampuan yang saya miliki. Sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.

Medan, Februari 2018

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdiri, Fungsi dan Tradisi yang dilakukan di Kuil
Shri Mariamman ......................................................................... 3
B. Ornamen pada Kuil Shri Mariamman ............................................... 4
C. Alkultirasi Budaya Tamil dan Budaya Melayu di Provinsi Sumatera
Utara .................................................................................................. 7
D. Struktur Pengurus dan Upaya yang Dilakukan dalam Melestarikan
Kuil Shri Mariamman ........................................................................ 9
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan
agama, contohnya pada masyarakat Tamil sebagai salah satu etnis di negara Indonesia yang
menganut agama Hindu. Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di
Indonesia. Penyebaran agama Hindu pada masyarakat Tamil ke Indonesia melewati pantai
timur Sumatera dan pantai barat Sumatera Utara sebelum Masehi.
Dalam ajaran agama umat Hindu terdapat 19 para dewa dan 3 dewa khusus agama
Hindu yang disebut dengan Trimurti yakni Brahma, Wisnu, Syiwa untuk dipuja dan
disembah. Oleh karena ajaran agama menganjurkan untuk beribadah di kuil, maka
masyarakat Hindu membangun kuil sebagai tempat beribadah atau sembahyang untuk
memuja Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Kuil Shri Mariamman merupakan salah
satu tempat beribadah atau sembah yang tertua di kota Medan bagi masyarakat Hindu.
Pengertian dari kuil Shri Mariamman berasal dari 2 kata yaitu Shri berarti “ibu atau seorang
perempuan” dan Mariamman adalah “nama dari ibu Dewa Wisnu.” Kuil Shri Mariamman
berdiri pada tahun 1884 dengan jumlah jemaat sekitar 1000 jemaat.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Kuil Shri
Mariamman dan menuangkannya dalam bentuk makalah yang berjudul “Kuil Shri
Mariamman”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kuil Shri Mariamman dan apa fungsi dan tradisi yang
dilakukan di Kuil Shri Mariamman?
2. Apa saja ornamen yang terdapat di dalam Kuil Shri Mariamman?
3. Bagaimana alkultirasi budaya Tamil dan budaya Melayu di provinsi Sumatera Utara?
4. Siapa saja pengurus Kuil Shri Mariamman dan Bagaimana upaya pengurus dan
masyarakat dalam melestarikan bangunannya?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan penulisa maupun para pembaca makalah ini tentang sejarah hindu dan rumah
ibadahnya, sejarah Suku Tamil di Sumatera Utara dan akulturasi budaya suku melayu dengan
suku tamil yang ada di Sumatera Utara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdiri, Fungsi dan Tradisi yang dilakukan di Kuil Shri Mariamman
Hubungan masyarakat India dengan Sumatera Utara sudah terjalin sejak abad ke-3
Masehi. Etnis Indiamembawa agama Hindu dan terakhir membawa agama Budha mereka
biasa datang dari India ke Barus pada bulan November dan Desember. Transportasi
perdangan di pegang oleh orang Cola.
Kedatangan orang-orang India dalam jumlah besar dan hingga sekarang menetap dan
membentuk komunitas di berbagai wilayah Sumatera Timur dan khususnya Medan terjadi
sejak pertengahan abad ke-18, yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di tanah Deli.
Mereka ingin mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan.
Pada tahun 1873 rombongan pertama orang Tamil yang datang ke Medan sebanyak
25 orang, yang kemudian meningkat menjadi 459 orang setahun setelahnya. Mereka
dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang keturunan Belanda sebagai pengusaha perkebunan
tembakau yang dikenal sebagai tembakau Deli. Tembakau inilah yang membuat tanah Deli
menjadi termasyur di kawasan Eropa yang mana pada akhirnya dikenal sebagai “Tanah
Sejuta Dollar”. Oleh sebab itu, semakin banyak saja buruh dan tenaga-tenaga kerja yang
didatangkan dari India untuk bekerja di tanah Deli, baik sebagai buruh perkebunan, supir,
penjaga malam serta buruh-buruh bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta
lembu.
Mereka ditempatkan di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Madras
yang letaknya di sekitar kawasan Jalan Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcuta). Pada
awalnya, Kampung Madras dikenal dengan nama Kampung Kubur karena memang dulunya
adalah sebuah lokasi pekuburan yang menjadi tanah wakaf atau tanah pemberian pemerintah
Hindia Belanda bagi orang-orang India tersebut. Sebelum menjadi Kampung Madras,
kampung ini sempat dikenal sebagai Kampung Keling karena kebetulan orang-orang India
yang dimukimkan di situ banyak yang berkulit hitam atau keling.
Untuk memenuhi kebutuhan beribadah dibagunlah kuil Shri Mariamman pada tahun
1884 oleh masyarakat tamil yang ada di Kota Medan. Kuil yang diberi nama Shri
Mariamman dikarenakan Shri Mariamman digambarkan sebagai Ibu atau Dewi Pelindung.
Kuil Hindu ini terletak di Jalan Teuku Umar No. 18 Kampung Madras, Kelurahan Petisah
Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi kuil tepat

3
berada di pojok jalan yang merupakan pertemuan antara Jalan Teuku Umar dengan Jalan
Zainul Arifin dan begitu jauh dari pusat perbelanjaan SUN Plaza.
Kuil ini dibangun awalnya adalah untuk melakukan ibadah atau upacara ritual Agama
Hindu. Upacara ritual pada masyarakat Hindu Tamil terdiri dari Niscchayam, Parisam,
Thirumanam, Walai Kappu, Patinaru, Deepawali, Thai Ponggel, Thaipussam Maha
Sivarattri, Pangguni Uttiram, Tamil Varudapirappu, Navarattri Arambam, Tirukartigai dan
Maha Siwa Ratri. Pada pembagian upacara diatas yang terdapat dalam pembahasan adalah
Upacara Thai Ponggel
Sampai pada saat ini Kuil Shri Mariamman ini masih digunakan setiap harinya oleh
masyarakat beragama Hindu untuk bersembahyang. Namun sekarang, selain tempat
beribadah kuil ini kini menjadi tempat Wisata Bersejarah di Kota Medan. Kuil ini dibuka
pada jam-jam tertentu saja yaitu Pagi pukul 06.00-12.00 dan Sore pukul 16.00-20.00 Wib.
Bagi pengunjung yang ingin berkunjung harus menghormati adab dan peraturan yang
diterapkan didalam kuil Shri Mariamman ini dan tidak dipungut biaya.

B. Ornamen pada Kuil Shri Mariamman


Kuil Shri Mariaman dibagun pada tahun 1884
oleh masyarakat Tamil yang tinggal di Medan dan di
kepalai oleh Rangga Sami Naiher yang juga sebagai
donatur untuk pembangunan Kuil ini. Kuil ini dikelilingi
tembok, dengan ketinggian 2,5 meter.
Dibagian depan pintu masuk ke Kuil terdapat Arca
Tuwarasakti dan Relif patung Dewa Siwa di atas
lambang pintu masuk. Tuwarasakti digambarkan sebagai
seorang wanita, karena merupakan penjaga dewi Shri
Mariaman yang seorang wanita juga. Mempunyai wajah
yang sangat cantik, bertangan empat yang membawa
trisula, gada dan pasa serta sikap tangan memeberi
peringatan.
Dibagian depan dinding sebelah kanan terdapat
patung yang mengambarkan pekawinan Sri Laxmi.
Patung yang di tengah adalah patung pendeta yang
menikahkan mereka, digambarkan memekai surban,

4
berkumis tebal, tipologi dari orang tamil. Dibagian depan
dinding sebelah kiri terdapat patung pernikahan Shri
Parvathi. Patung Parvathi digambarkan bertangan dua
dengan sikap tangan salah satunya, yang sebelah kiri
menampung air.
Dibagian dalam terdapat tiga buah bilik yang
memfokuskan pemujaan. Didalam ruangan tersebut
terdapat patung-patung yang masing- masing adalah Shri
Maha Wisnu, Siwa dan Brahmana. dari ketiga dewa
tersebut merupakan fokus pemujana. Di dalam kuil juga
banyak terdapat patung-patung yang menghiasi kuil dan
menambah keindahan kuil Shri Mariamman.
Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu adalah Dewa
yang bergelar sebagi Shititi (pemelihara) yang bertugas
memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (
Tuhan Yang Maha Esa). Dalam filsafat Adwaita
Wedanta ia di pandang sebagai roh suci sekaligus dewa
yang tertinggi.
Menurut ajaran agama Hidu, Brahma adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Adwaita,
ia di pandang sebagai salah satu menifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep
Hinduisme) yang bergelar sebagi dewa pencipta. Dewa Brahma sering di sebut dalam Kitab
Upanishad dan Bhagawadgita.
Layout bangunan Kuil Shri Mariamman terdiri dari :
1. Garbha Griha
Garbha Griha yang ada pada Kuil Shri Mariamman
terletak pada bagian atas bangunan dan merupakan salah satu
tempat paling suci. Garbha griha pada Kuil Shri Mariamman
sering disebut juga dengan “Vimana”. Bentuk Garbha griha pada
kuil ini semakin keatas semakin mengecil, seperti bentuk sebuah
pyramid. Pada umumnya Garbha Griha lebih sering dibangun
dalam bentuk persegi di atas teras atau landasan. Tetapi untuk
kuil-kuil yang dibangun bagi dewi-dewi, garbagriha berbentuk
persegi panjang. Seperti di Kuil Shri Mariamman yang di
gambarkan sebagai ibu pelindung.
5
Garbha griha pada kuil Shri Mariamman Medan berwarna kuning keemasan dan
terdiri atas 2 tingkatan. Pada Garbha griha ini terdapat banyak ornament khas india, seperti
ornament gajah, singa dan juga berbagai macam Dewa.

2. Pelataran Depan / Mandapa


Halaman pada Kuil Shri Mariamman berbentuk
persegi dan berada pada sekeliling kuil, yang dimana biasa
disebut dengan Mandapa. Mandapa terletak tepat pada
belakang gerbang masuk utama kuil. Mandapa dikelilingi
oleh dinding-dinding dan pada dinding-dinding tersebut
terdapat 2 buah pintu.
Pada dinding pembatas Mandapa terdapat ornamen
dan gambar Dewa-Dewa yang menghiasi dinding tersebut.
Penutup lantai pada Mandapa terbuat dari pavling block
berwarna merah bata. Pada Mandapa terdapat 2 buah tempat
seserahan. Salah satunya fungsi Mandapa ini,sering di
lakukan upacara upacara di dalam Mandapa,seperti tari tarian
persembahan, dan sembahyang bagi agama Hindu.

3. Gopura
Gopura atau di sebut juga dengan Gerbang, yaitu
merupakan sebuah penghubung atau jalan menuju ke dalam
Kuil. Gopura berbentuk persegi yang berada pada depan
bangunan Vimana atau Garbha Griha. Pada Kuil Shri
Mariamman hanya terdapat satu buah Gopura. Pintu gerbang
atau Gopura yang ada di Kuil Shri Mariamman Medan di
hiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya
dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India
Selatan atau semacam gapura.
Gopura yang ada di Kuil Shri Mariamman berwarna orange dengan hiasan ornamen
yang berwarna kuning dan merah. Sebelum di renovasi warna gopura di Kuil Shri
Mariamman Medan berwarna abu-abu, Pintu gerbang merupakan pintu berdaun empat. Pada
bagian bawah Gopura terdapat dua buah anak tangga yang terbuat dari ubin berwarna merah
bata.

6
Selain patung-patung, pemandangan ruangan utama untuk berdoa dengan lukisan
warni bunga yang ditoreh pada bagian atas pilar-pilar penyangga. Karpet hijau diperuntukkan
bagi pengunjung Kuil Shri Mariamman untuk berdoa sebelum maju mendekat ke bagian
depan, mungkin untuk melakukan doa yang lebih khusus. Hiasan berupa bunga teratai cukup
menonjol di dalam ruangan ini, sebuah ornamen yang juga ditemukan di banyak kelenteng.
Sebuah lampu kristal cantik menggantung di bawah langit-langit berdekor indah.

C. Alkultirasi Budaya Tamil dan Budaya Melayu di Provinsi Sumatera Utara


Kedatangan berbagai etnis India ke pantai timur Sumatera dan pantai Barat Sumatera
Utara sudah jauh sekali sebelum Masehi, yaitu membawa agama Hindu dan terakhir
kemudian juga agama Budha terutama masa arus angin dari India ke Barus pada bulan
Nopember dan Desember. Prof. Coomalaswamy* menulis bahwa Sumatera yang mula-mula
sekali dari sejak sebelum Masehi menerima pendatang Hindu-India. Mereka membawa
aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Abad ke-V Masehi gelombang dari India Selatan membawa agama Budha ke
Sumatera dan memperkenalkan aksara Nagari yang menjadi cikal bakal aksara Melayu
Kuno, Batak dan lain-lain. Dari Prasasti Lobu Tua itu kita ketahui bagaimana eratnya
hubungan perdagangan dan budaya “benua” India dengan Sumatera. Prasasti Lobu Tua itu
berisi tentang aktivitas perdagangan kumpulan konglomerat Tamil yang dikenal dengan nama
“MUPAKAT DEWAN 1500”. Anggotanya terdiri dari berbagai sekte Brahmana, Wisnu,
Mulabhadra dan lain-lain. Memasuki abad ke-16 dari catatan Portugis misalnya orang
“Benggali” (dari Prop.Bengal), “Kling” (dari kerajaan Kalingga=Tamil) dan Gujarat ramai
sekali berdagang ke Sumatera dan kawin mengawin dengan penduduk Sumatera. Didalam
prasasti TANJORE ada ditulis negeri-negeri yang ditaklukkan Indra Coladewa-I tercatat
Kerajaan PANAI (Pannai) di Padang Lawas. Negeri itu dicatat sebagai “water in its bathing
gats” (Bah. Tamil “pannai” artinya lapangan yang diairi sungai-sungai).
Dari berbagai riwayat kerajaan Melayu di pantai timur Sumatera dan Malaya banyak
sekali menceritakan mengenai hubungan dengan India Selatan (Malabar) seperti dalam
“Hikayat Raja-Raja Pasai”, “Sejarah Melayu” dan lain-lain. Rakyat Pasai sebagian besar
keturunan dari Bengal. Raja Islam pertama mereka adalah keturunan dari Bengal. Pedagang
di Pasai banyak dari Gujarat, Kling dan Bengali. Asal dari Raja Deli (Tuanku Sri Paduka
Gocah Pahlawan), juga panglima Sultan Iskandar Muda Aceh asal dari India (1630).***
Didalam bahasa Melayu dan budaya Melayu umumnya, banyak sekali terdapat kata-kata asal
Tamil dan makanan asal Tamil.
7
Bahasa Tamil adalah bahagian yang terpenting dari bahasa-bahasa Dravidia. Bahasa
Tamil ini diucapkan dibeberapa kilometer di utara Madras; di dataran Ghats; dari Pulicat
sampai ke Tanjung Comorin; di Teluk Benggala dan juga dipakai di Selatan Travancore
dan didekat Trivandrum dan juga di Utara Srilangka. Sebahagian besar apa yang dulu sering
disebut “ORANG KLING” (The Klings, Klingalezen) baik sebagai buruh di Pegu, di
Malaysia, Singapura di Suriname dan di Sumatera Timur dan di Kepulauan Mauritius adalah
mereka ini.
Bahasa Tamil memberikan banyak pengaruh kepada Bahasa sesetempat. Hubungan
orang Tamil dengan masyarakat Melayu sudah lama sekali, lebih 1000 tahun. Bahkan banyak
orang Tamil yang keturunannya sudah Islam, menjadi Raja Melayu atau menjadi Orang
Besar Melayu seperti MANIPURINDAM yang menjadi Bendahara Kerajaan Melaka
(turunannya antara lain ialah Bendahara TUN SRI LANANG, editor “Sejarah Melayu”). Juga
nenek moyang SULTAN DELI dan SULTAN SERDANG dan beberapa dinasti Raja Pasai.
Asal India. Orang Tamil yang Islam di Malaysia disebut “Orang Mamak”. Nenek dari mantan
Perdana Menteri Malaysia, TUN DR. MAHATHIR, juga keturunan Tamil ini.
Sebagai contoh bahasa Tamil yang sudah menjadi bahagian Bahasa Melayu adalah
sebagai berikut antara lain :
1. APAM, semacam kueh dari tepung
2. ONDE (bah. Tamil “undi”)
3. UPAM (Tamil “oppam”)
4. BATIL (Tamil “pattiram”)
5. BADAI (Tamil “badai” = angin)
6. BAGAI (Tamil “bagai”)
7. BELENGGU (Tamil “wilanggu”)
8. BESI (Tamil “wesi”)
9. TALAM (Tamil “talam”)
10. TAMBI, sdr. Bungsu (Tamil “tambi”)
11. TEMBAGA (Tamil “tambigaram”)
12. TANDIL, opsir kapal (Tamil “tandal”)
13. TOLAN (handai tolan), (Tamil “tauran”)
14. TIRAI (Tamil “tirai”),
15. BERNIAGA (Tamil “veniaga”), dll.

8
Masyarakat Tamil Islam di Sumatera Timur banyak berkawin dengan wanita
Indonesia Islam sesetempat sehingga di Absorps (mencernakan diri) menjadi masyarakat
Melayu atau etnis Indonesia Islam lainnya di Sumatera. Banyak berasal dari Utar Pradesh,
dan dari Madras. Mesjid tua yang ada di Medan ialah Mesjid Jl. Zainul Arifin Kampung
Keling dan di Jl. Gajah di Medan.

D. Struktur Pengurus dan Upaya yang Dilakukan dalam Melestarikan Kuil Shri
Mariamman
1. Struktur Pengurus
Struktur Pengurus Kuil Shri Mariamman adalah sebagai berikut :
a. Nama : Pandita M. Chandra Bose, S.Sos
Jabatan : Ketua Perhimpunan Shri Mariamman
b. Nama : Dharma Silen
Jabatan : Ketua Pendeta
c. Nama : Raghuman
Jabatan : Pemain Musik
d. Nama : Khana Grain
Jabatan : Humas Pradah Sumur

2. Upaya yang dilakukan dalam Melestarikan Kuil Shri Mariamman


Upaya yang dilakukan dalam melestarikan Kuil Shri Mariamman adalah merenovasi
atau memperbaiki bagian-bagian bangunan, patung maupun alat-alat sembahyang lainnya
yang telah rusak maupun kurang menarik. Selain itu, pengurus juga membuat kotak
sumbangan sukarela pada pintu masuk kuil yang nantinya dana yang diberikan pengunjung
akan digunakan untuk perbaikan/ perawatan kuil.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian di atas tergambar dengan jelas, bahwa etnik Tamil telah memiliki
kontak kebudayaan sengan suku-suku di Sumatera Utara. Mereka membawa agama Hindu ke
Sumatera Utara. Tinggalan budaya dalam bentuk bahasa, ritual, konsep atau dan lainnya. Bahwa
Sumatera juga adalah tempat tujuan migrasi etnik Tamil ketika terjadinya gelombang penaklukan
India oleh raja Aleksander Zulkarnain dan juga serangan bangsa Aria kepada bangsa Dravida yang
terdesak ke selatan India dan lari sampai ke Nusantara. Gelombang migrasi yang masif orang
Tamil ke Sumatera Utara (dahulu Sumatera Timur) terjadi ketika dibukanya tembakau Deli,
terutama yang diprakarsai oleh Nienhuys di abad ke-19. Orang Tamil dipekerjakan sebagai buruh
di pabrik-pabrik tembakau Deli bersama etnik Jawa dan Hokkian. Ini terus berlangsung sampai
datangnya masa kemerdekaan, orang Tamil menjadi warga negara Indonesia dengan berbagai
macam pekerjaannya.
Dari segi budaya, orang Tamil tetap memelihara kebudayaan yang berasal dari India,
seperti upacara kelahiran, perkawinan, kematian, bahasa dan aksara Tamil. Mereka juga tetap
menggunakan seni budaya Ind ia, termasuk di dalam bidang musik. Dengan melihat polarisasi
sosial yang seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa etnik Tamil adalah bahagian integral dari
bangsa Indonesia. Perlu menerima mereka sebagai bahagian yang tidak terpisahkan dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Saran
Untuk mencapai harmoni, integrasi social dan pelestarian budaya perlu ditumbuhkan sikap
persatuan sosial, toleransi, menghargai perbedaan, dan bekerja bersama untuk membangun negara
bangsa tercinta ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bakker, Anton (1995). Kosmologi dan Ekologi Kanisius, Yogyakarta.

Moleong, Lexy J (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosda


Karya.

Julaihi, Wahid (2013). Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat dan Timur.
Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

Santoso, Imam (2008). Pengaruh Religi Terhadap Perkembangan Arsitektur (India, Cina,
dan Jepang). Malang : PT. Graha Ilmu.

www.wikipedia.com

www.http://ms.wikipedia.org/wiki/Kuil

www.http://www.scribd.com

www.http://tempasuci.weebly.com/

http://siwa -kumar.blogspot.com/2011/01/pluralitas -tamil-di-kota-medan.html

11

Anda mungkin juga menyukai