D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
LIDIDA KARTIKA
DANA PELANGI
IRMA AFRIANI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KUIL SHRI
MARIAMMAN” ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas
Mata Pelajaran Sejarah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa
kekurangan, karena terbatasnya kemampuan yang saya miliki. Sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kuil Shri Mariamman dan apa fungsi dan tradisi yang
dilakukan di Kuil Shri Mariamman?
2. Apa saja ornamen yang terdapat di dalam Kuil Shri Mariamman?
3. Bagaimana alkultirasi budaya Tamil dan budaya Melayu di provinsi Sumatera Utara?
4. Siapa saja pengurus Kuil Shri Mariamman dan Bagaimana upaya pengurus dan
masyarakat dalam melestarikan bangunannya?
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan penulisa maupun para pembaca makalah ini tentang sejarah hindu dan rumah
ibadahnya, sejarah Suku Tamil di Sumatera Utara dan akulturasi budaya suku melayu dengan
suku tamil yang ada di Sumatera Utara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdiri, Fungsi dan Tradisi yang dilakukan di Kuil Shri Mariamman
Hubungan masyarakat India dengan Sumatera Utara sudah terjalin sejak abad ke-3
Masehi. Etnis Indiamembawa agama Hindu dan terakhir membawa agama Budha mereka
biasa datang dari India ke Barus pada bulan November dan Desember. Transportasi
perdangan di pegang oleh orang Cola.
Kedatangan orang-orang India dalam jumlah besar dan hingga sekarang menetap dan
membentuk komunitas di berbagai wilayah Sumatera Timur dan khususnya Medan terjadi
sejak pertengahan abad ke-18, yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di tanah Deli.
Mereka ingin mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan.
Pada tahun 1873 rombongan pertama orang Tamil yang datang ke Medan sebanyak
25 orang, yang kemudian meningkat menjadi 459 orang setahun setelahnya. Mereka
dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang keturunan Belanda sebagai pengusaha perkebunan
tembakau yang dikenal sebagai tembakau Deli. Tembakau inilah yang membuat tanah Deli
menjadi termasyur di kawasan Eropa yang mana pada akhirnya dikenal sebagai “Tanah
Sejuta Dollar”. Oleh sebab itu, semakin banyak saja buruh dan tenaga-tenaga kerja yang
didatangkan dari India untuk bekerja di tanah Deli, baik sebagai buruh perkebunan, supir,
penjaga malam serta buruh-buruh bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta
lembu.
Mereka ditempatkan di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Madras
yang letaknya di sekitar kawasan Jalan Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcuta). Pada
awalnya, Kampung Madras dikenal dengan nama Kampung Kubur karena memang dulunya
adalah sebuah lokasi pekuburan yang menjadi tanah wakaf atau tanah pemberian pemerintah
Hindia Belanda bagi orang-orang India tersebut. Sebelum menjadi Kampung Madras,
kampung ini sempat dikenal sebagai Kampung Keling karena kebetulan orang-orang India
yang dimukimkan di situ banyak yang berkulit hitam atau keling.
Untuk memenuhi kebutuhan beribadah dibagunlah kuil Shri Mariamman pada tahun
1884 oleh masyarakat tamil yang ada di Kota Medan. Kuil yang diberi nama Shri
Mariamman dikarenakan Shri Mariamman digambarkan sebagai Ibu atau Dewi Pelindung.
Kuil Hindu ini terletak di Jalan Teuku Umar No. 18 Kampung Madras, Kelurahan Petisah
Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi kuil tepat
3
berada di pojok jalan yang merupakan pertemuan antara Jalan Teuku Umar dengan Jalan
Zainul Arifin dan begitu jauh dari pusat perbelanjaan SUN Plaza.
Kuil ini dibangun awalnya adalah untuk melakukan ibadah atau upacara ritual Agama
Hindu. Upacara ritual pada masyarakat Hindu Tamil terdiri dari Niscchayam, Parisam,
Thirumanam, Walai Kappu, Patinaru, Deepawali, Thai Ponggel, Thaipussam Maha
Sivarattri, Pangguni Uttiram, Tamil Varudapirappu, Navarattri Arambam, Tirukartigai dan
Maha Siwa Ratri. Pada pembagian upacara diatas yang terdapat dalam pembahasan adalah
Upacara Thai Ponggel
Sampai pada saat ini Kuil Shri Mariamman ini masih digunakan setiap harinya oleh
masyarakat beragama Hindu untuk bersembahyang. Namun sekarang, selain tempat
beribadah kuil ini kini menjadi tempat Wisata Bersejarah di Kota Medan. Kuil ini dibuka
pada jam-jam tertentu saja yaitu Pagi pukul 06.00-12.00 dan Sore pukul 16.00-20.00 Wib.
Bagi pengunjung yang ingin berkunjung harus menghormati adab dan peraturan yang
diterapkan didalam kuil Shri Mariamman ini dan tidak dipungut biaya.
4
berkumis tebal, tipologi dari orang tamil. Dibagian depan
dinding sebelah kiri terdapat patung pernikahan Shri
Parvathi. Patung Parvathi digambarkan bertangan dua
dengan sikap tangan salah satunya, yang sebelah kiri
menampung air.
Dibagian dalam terdapat tiga buah bilik yang
memfokuskan pemujaan. Didalam ruangan tersebut
terdapat patung-patung yang masing- masing adalah Shri
Maha Wisnu, Siwa dan Brahmana. dari ketiga dewa
tersebut merupakan fokus pemujana. Di dalam kuil juga
banyak terdapat patung-patung yang menghiasi kuil dan
menambah keindahan kuil Shri Mariamman.
Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu adalah Dewa
yang bergelar sebagi Shititi (pemelihara) yang bertugas
memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (
Tuhan Yang Maha Esa). Dalam filsafat Adwaita
Wedanta ia di pandang sebagai roh suci sekaligus dewa
yang tertinggi.
Menurut ajaran agama Hidu, Brahma adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Adwaita,
ia di pandang sebagai salah satu menifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep
Hinduisme) yang bergelar sebagi dewa pencipta. Dewa Brahma sering di sebut dalam Kitab
Upanishad dan Bhagawadgita.
Layout bangunan Kuil Shri Mariamman terdiri dari :
1. Garbha Griha
Garbha Griha yang ada pada Kuil Shri Mariamman
terletak pada bagian atas bangunan dan merupakan salah satu
tempat paling suci. Garbha griha pada Kuil Shri Mariamman
sering disebut juga dengan “Vimana”. Bentuk Garbha griha pada
kuil ini semakin keatas semakin mengecil, seperti bentuk sebuah
pyramid. Pada umumnya Garbha Griha lebih sering dibangun
dalam bentuk persegi di atas teras atau landasan. Tetapi untuk
kuil-kuil yang dibangun bagi dewi-dewi, garbagriha berbentuk
persegi panjang. Seperti di Kuil Shri Mariamman yang di
gambarkan sebagai ibu pelindung.
5
Garbha griha pada kuil Shri Mariamman Medan berwarna kuning keemasan dan
terdiri atas 2 tingkatan. Pada Garbha griha ini terdapat banyak ornament khas india, seperti
ornament gajah, singa dan juga berbagai macam Dewa.
3. Gopura
Gopura atau di sebut juga dengan Gerbang, yaitu
merupakan sebuah penghubung atau jalan menuju ke dalam
Kuil. Gopura berbentuk persegi yang berada pada depan
bangunan Vimana atau Garbha Griha. Pada Kuil Shri
Mariamman hanya terdapat satu buah Gopura. Pintu gerbang
atau Gopura yang ada di Kuil Shri Mariamman Medan di
hiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya
dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India
Selatan atau semacam gapura.
Gopura yang ada di Kuil Shri Mariamman berwarna orange dengan hiasan ornamen
yang berwarna kuning dan merah. Sebelum di renovasi warna gopura di Kuil Shri
Mariamman Medan berwarna abu-abu, Pintu gerbang merupakan pintu berdaun empat. Pada
bagian bawah Gopura terdapat dua buah anak tangga yang terbuat dari ubin berwarna merah
bata.
6
Selain patung-patung, pemandangan ruangan utama untuk berdoa dengan lukisan
warni bunga yang ditoreh pada bagian atas pilar-pilar penyangga. Karpet hijau diperuntukkan
bagi pengunjung Kuil Shri Mariamman untuk berdoa sebelum maju mendekat ke bagian
depan, mungkin untuk melakukan doa yang lebih khusus. Hiasan berupa bunga teratai cukup
menonjol di dalam ruangan ini, sebuah ornamen yang juga ditemukan di banyak kelenteng.
Sebuah lampu kristal cantik menggantung di bawah langit-langit berdekor indah.
8
Masyarakat Tamil Islam di Sumatera Timur banyak berkawin dengan wanita
Indonesia Islam sesetempat sehingga di Absorps (mencernakan diri) menjadi masyarakat
Melayu atau etnis Indonesia Islam lainnya di Sumatera. Banyak berasal dari Utar Pradesh,
dan dari Madras. Mesjid tua yang ada di Medan ialah Mesjid Jl. Zainul Arifin Kampung
Keling dan di Jl. Gajah di Medan.
D. Struktur Pengurus dan Upaya yang Dilakukan dalam Melestarikan Kuil Shri
Mariamman
1. Struktur Pengurus
Struktur Pengurus Kuil Shri Mariamman adalah sebagai berikut :
a. Nama : Pandita M. Chandra Bose, S.Sos
Jabatan : Ketua Perhimpunan Shri Mariamman
b. Nama : Dharma Silen
Jabatan : Ketua Pendeta
c. Nama : Raghuman
Jabatan : Pemain Musik
d. Nama : Khana Grain
Jabatan : Humas Pradah Sumur
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian di atas tergambar dengan jelas, bahwa etnik Tamil telah memiliki
kontak kebudayaan sengan suku-suku di Sumatera Utara. Mereka membawa agama Hindu ke
Sumatera Utara. Tinggalan budaya dalam bentuk bahasa, ritual, konsep atau dan lainnya. Bahwa
Sumatera juga adalah tempat tujuan migrasi etnik Tamil ketika terjadinya gelombang penaklukan
India oleh raja Aleksander Zulkarnain dan juga serangan bangsa Aria kepada bangsa Dravida yang
terdesak ke selatan India dan lari sampai ke Nusantara. Gelombang migrasi yang masif orang
Tamil ke Sumatera Utara (dahulu Sumatera Timur) terjadi ketika dibukanya tembakau Deli,
terutama yang diprakarsai oleh Nienhuys di abad ke-19. Orang Tamil dipekerjakan sebagai buruh
di pabrik-pabrik tembakau Deli bersama etnik Jawa dan Hokkian. Ini terus berlangsung sampai
datangnya masa kemerdekaan, orang Tamil menjadi warga negara Indonesia dengan berbagai
macam pekerjaannya.
Dari segi budaya, orang Tamil tetap memelihara kebudayaan yang berasal dari India,
seperti upacara kelahiran, perkawinan, kematian, bahasa dan aksara Tamil. Mereka juga tetap
menggunakan seni budaya Ind ia, termasuk di dalam bidang musik. Dengan melihat polarisasi
sosial yang seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa etnik Tamil adalah bahagian integral dari
bangsa Indonesia. Perlu menerima mereka sebagai bahagian yang tidak terpisahkan dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Saran
Untuk mencapai harmoni, integrasi social dan pelestarian budaya perlu ditumbuhkan sikap
persatuan sosial, toleransi, menghargai perbedaan, dan bekerja bersama untuk membangun negara
bangsa tercinta ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Julaihi, Wahid (2013). Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat dan Timur.
Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
Santoso, Imam (2008). Pengaruh Religi Terhadap Perkembangan Arsitektur (India, Cina,
dan Jepang). Malang : PT. Graha Ilmu.
www.wikipedia.com
www.http://ms.wikipedia.org/wiki/Kuil
www.http://www.scribd.com
www.http://tempasuci.weebly.com/
11