Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS DATA DAN TEKNIK PEMBUATAN CATATAN LAPANGAN

A. Pendahuluan

Analisis data dilakukan dengan cara mencari dan mengatur secara sistematis transkrip
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Kegiatan
analsis dilakukan dengan menelaah data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat
dikelola, mensintesis, mencari pola, menemukan apa yang bermakna, dan apa yang diteliti dan
dilaporkan secara sistematis (Bogdan dan Biklen, 1982).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu
terdiri dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi/kesimpulan. Hal ini mengacu kepada
pendapat Miles & Huberman (1984), agar dapat menfasirkan dan menginterpretasi data secara
baik dibutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran, dan kreativitas yang tinggi peneliti sehingga
mampu memberikan makna pada setiap fenomena atau data yang ada.

B. Analisis Data dan Teknik Pembuatan Catatan Lapangan


Pengumpulan data yang dijelaskan dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga teknik,
yaitu wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan cara mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Kegiatan analsis dilakukan dengan
menelaah data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesis,
mencari pola, menemukan apa yang bermakna, dan apa yang diteliti dan dilaporkan secara
sistematis (Bogdan dan Biklen, 1982).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Hal
ini mengacu kepada pendapat Miles & Huberman (1984), agar dapat menfasirkan dan
menginterpretasi data secara baik dibutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran, dan kreativitas
yang tinggi peneliti sehingga mampu memberikan makna pada setiap fenomena atau data yang
ada.
Dalam penelitian ini digunakan analisis data dalam kasus tunggal (individual case) (Yin,
1987). Adapun dalam pembahasan ini lebih ditekankan analisis data kasus individu. Analisis data
kasus individu dilakukan pada obyek penelitian. Dalam menganalisis, peneliti melakukan
interpretasi terhadap data yang berupa kata-kata, sehingga diperoleh makna. Karena itu analisis
dilakukan bersama-sama dengan proses pengumpulan data, serta setelah data terkumpul.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti pola yang dikembangkan
Bafadal (1994), Kusmintardjo (2003), Ali (2008) dan juga pernah dianjurkan oleh Bogdan &
Biklen (1982), Miles & Huberman (1984) yang dimulai sejak berbarengan dengan pengumpulan
datanya, yaitu setelah empat atau lima kali dilakukan pengumpulan data. Kegiatan analisis data
meliputi: (a) penetapan fokus penelitian; (b) penyusunan temuan-temuan penelitian; (c)
pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan dari pengumpulan
data sebelumnya; (d) pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik untuk mengumpulkan data
berikutnya; dan (e) penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya. Tujuan dilakukan
kegiatan-kegiatan ini adalah untuk memahami seluruh data yang telah dikumpulkan dan
memikirkan peluang- peluang pengumpulan data dan menguji gagasan-gagasan yang muncul
selama pengumpulan data (Ali, 2008:154).
Langkah-langkah analisis selama pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: (1) setiap
selesai pengumpulan data, semua catatan lapangan dibaca, dipahami, dan dibuatkan
ringkasannya. Format ringkasan catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti
pola yang dikembangkan Sonhadji (2006); (2) semua catatan-catatan lapangan dan semua
ringkasan yang telah dibuat, dibaca lagi dan dibuatkan ringkasan-ringkasan sementara, yaitu
ringkasan hasil sementara yang mensintesiskan apa yang telah diketahui tentang kasus yang
dijadikan latar penelitian, dan menunjukkan apa yang masih harus diteliti. Pembuatan ringkasan
ini bertujuan untuk memperoleh catatan yang terpadu mengenai kasus yang menjadi latar
penelitian (Ali, 2008:154); (3) setelah seluruh data yang diperlukan telah selesai dikumpulkan
dan peneliti meninggalkan lapangan penelitian, maka catatan lapangan yang telah dibuat selama
selama pengumpulan data dianalisis lebih lanjut secara intensif. Langkah ini disebut dengan
analisis setelah pengumpulan data (Bogdan & Biklen, 1982)
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis setelah pengumpulan data adalah
sebagai berikut. Pertama, pengembangan sistem kategori pengkodean. Pengkodean dalam
penelitian ini dibuat berdasakan kasus latar penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data,
fokus penelitian, waktu kegiatan penelitian dan nomor halaman catatan lapangan. Pengkodean
yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 1: Sistem Pengkodean Analisis Data

N ASPEK PENGKODEAN KODE


O
1. Kasus Latar Penelitian
a. SMA Negeri X I

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara WOD
b. Observasi
c. Dokumentasi

3. Sumber Data
a. Kepala Sekolah KS WKKR
b. Waka Kurikulum WKKEUS
c. Waka Keuangan dan Sar-Pras WKSIS GFA
d. Waka Kesiswaan/Pamong GKIM GKOM
e. Guru Fisika OTS
f. Guru Kimia ALS KON KDPK
g. Guru Komputer KDIN KPMDK
h. Orang Tua Siswa
i. Alumni Siswa KSPMP
j. Konsultan Sekolah
k. Ketua Dewan Pendidikan Kota
l. Kepala Dinas Pendidikan Kota KPY KPS PS
m. Kasubdin Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota KDPP PP
n. Kasubdin Pendidikan Menengah
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi
o. Ketua Pengurus Yayasan
p. Koordinator Pengawas Sekolah di SMA
q. Pengawas Sekolah di SMA
r. Ketua Dewan Pendidikan Propinsi
s. Pakar Pendidikan.
4. Fokus Penelitian
a. Keunggulan Pembelajaran KEUPEM
b. ............................................ .................
c. .............................................. ......................
5 Waktu Kegiatan: tanggal-bulan-tahun 04-03-06

6 Nomor Halaman Catatan Lapangan :4


Pengkodean ini digunakan dalam rangka kegiatan analisis data. Kode fokus penelitian
digunakan untuk mengelompokkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Kemudian pada bagian akhir catatan lapangan atau transkrip
wawancara dicantumkan: (a) kode kasus latar penelitian, (b) teknik pengumpulan data yang
digunakan, (c) sumber data yang dijadikan informan penelitian; (d) topik atau tema fokus
penelitian, (e) tanggal, bulan dan tahun diadakan kegiatan penelitian dan (f) nomor halaman
catatan lapangan. Berikut ini disajikan contoh penerapan kode dan cara membacanya.
Contoh penerapan kode: (I.W.KS.KEUPEM.04-03-06:4).

Tabel 2 : Contoh Penerapan Kode dan Cara Membacanya

Kode Cara Membaca


I Menunjukkan kode kasus latar penelitian pada kasus I yaitu SMA Negeri X

W Menunjukkan jenis teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu


teknik wawancara mendalam.
KS Menunjukkan identitas informan/ sumber data yang dijadikan informan
penelitian, yaitu kepala sekolah, disingkat KS
KEUPEM Menunjukkan topik atau tema fokus penelitian yaitu keunggulan pembelajaran
04-03-06 Menunjukkan tanggal, bulan dan tahun dilakukan kegiatan penelitian
:4 Menunjukkan nomor halaman catatan lapangan

Kedua, penyortiran data. Setelah kode-kode tersebut dibuat lengkap dengan pembatasan
operasionalnya, masing-masing catatan lapangan dibaca kembali, dan setiap satuan data yang
tertera di dalamnya diberi kode yang sesuai. Yang dimaksud satuan data disini adalah potongan-
potongan catatan lapangan yang berupa kalimat, paragraf atau urutan alinea. Kode-kode tersebut
dituliskan pada bagian tepi lembar catatan lapangan. Kemudian semua catatan lapangannya di
fotocopy. Hasil copynya dipotong-potong berdasarkan satuan data, sementara catatan lapangan
yang asli disimpan sebagai arsip. Potongan-potongan catatan lapangan tersebut dipilah-pilah atau
dikelompok-kelompokkan berdasarkan kodenya masing-masing sebagaimana tercantum pada
bagian tepi kirinya. Untuk memudahkan pelacakannya pada catatan lapangan yang asli, maka
pada bagian bawah setiap satuan data tersebut diberi notasi. Salah satu contoh satuan data
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ada beberapa langkah yang dilakukan : (1) pembelajaran berbasis ICT, kita bisa belajar
menggunakan perpustakaan ke mana saja; (2) adanya digital-library yaitu mencari soft copy dari
setiap buku sehingga bisa diakses anak-anak dimana saja atau dapat digunakan diruang kelas; (3)
akan disiapkan multimedia, anak-anak cukup bawa flash disk saja; (4) mengelola kelas jangan
sampai kosong, caranya dengan menggunakan team teacing. Sebagai mahluk sosial guru
sewaktu-waktu meninggalkan kelas karena beberapa hal misalnya ta‟ziah, menengok
orang sakit, keperluan keluarga dan lain-lain, sehingga dengan adanya team teaching, anak-
anak tetap belajar dan seorang guru harus bekerjasama dengan MGMP; (5) setiap guru
hendaknya menambah layanan yang baik kepada masyarakat (I.W.KS.KEUPEM.04-03-06:4).
Dengan membaca kode liputan data: I.W.KS.KEUPEM.04-03-06: 4, maka dapat
diketahui bahwa satuan data tersebut dikumpulkan di latar pertama, yaitu SMA Negeri X,
melalui teknik wawancara mendalam. Informannya adalah kepala sekolah dengan tema atau
topik keunggulan pembelajaran, yang dilakukan pada tanggal 04 Maret 2006. Contoh satuan data
tersebut dicuplikkan dari catatan lapangan halaman 4.
Ketiga, perumusan kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan-temuan sementara pada
setiap kasus tunggal dilakukan dengan cara mensintesiskan semua data yang terkumpul (Ali,
2008:156-7). Untuk kepentingan itu terlebih dahulu dibuatkan beberapa bagan konteks yang
dimaksudkan untuk menggambarkan fokus penelitian yang diteliti. Bagan konteks tersebut dapat
dilihat pada bab IV paparan data dan temuan penelitian.
CONTOH TRANSKRIP WAWANCARA

CATATAN LAPANGAN DI SMA NEGERI “X”

Cuplikan Catatan Lapangan


Hasil Wawancara dengan Kepala SMA “X”

Catatan Lapangan (CL. 01) Hasil Wawancara

Kode : I.W.KS. 04-03-06.

Situs : I. (SMA Negeri „X”)


Teknik : W (Wawancara)
Informan : KS. (Kepala Sekolah)
Nama : Drs. Soedjono, M.Si. (SOE)
Tanggal : 04-03-06

Hari : Sabtu
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Jam : 10.00 s.d 11. 30 WIB.

Gambaran Situasi dan Peristiwa:

Pak Soedjono adalah Kepala SMA Negeri “X”, yang dijadikan informan dalam penelitian.
Sebelum mengadakan wawancara, peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan
tujuan peneliti kepada informan. Peneliti datang ke sekolah pada hari rabu tanggal 1 maret 2006
dengan membawa proposal penelitian dan surat ijin penelitian dari Perguruan Tinggi serta
meminta waktu kepada kepala sekolah. Berdasarkan kesepakatan wawancara akhirnya dilakukan
pada tanggal 4 Maret 2006 di ruang kepala sekolah. Berikut petikan wawancara peneliti dengan
kepala sekolah.

Hasil Wawancara:

P : Bagaimana menyeleksi siswa disini?


SOE : Seleksinya sama dengan SMA sekota Semarang, penerimaan siswa sama, semua
peraturan diterbitkan dari kepala Dinas yaitu berdasarkan 3 (tiga) nilai UAN. Aspek
kepribadian juga dinilai. Di lembaga ini ada kelas akselerasi dan ada kelas olimpiade.
Kelas akselerasi diambil dari anak-anak yang memiliki IQ tinggi, prestasinya bagus,
kemampuan orang tua memadai. Kemudian selanjutnya wawancara dengan orang tua
siswa, setelah orang tua setuju anaknya masuk kelas akselerasi, maka anak tersebut
dimasukan kelas akselerasi. Sebaliknya, jika orang tua tidak setuju anak tidak
dimasukan ke kelas akselerasi. Untuk kelas akselerasi seorang peserta didik belajar di
SMA 3 hanya dua tahun, dimulai dengan kelas X. Dalam kelas akselerasi ini adanya
pola keseimbangan, sehingga anak-anak tidak merasa berat dan tidak merasa terbebani.
Potensi IQ dan potensi sosial perlu adanya keseimbangan. Pada kondisi tertentu anak-
anak diajak out-bond, refreshing. Hal itu dilakukan sebagai penyeimbang. Sedangkan
untuk kelas Olimpiade, baru efektif tahun 2006. Pada jangka panjang lembaga ini ingin
meningkatkan kualitas proses kegiatan belajar mengajar (KBM), pembinaan siswa
(dengan cara kegiatan ekstra kurikuler, dan membentuk kelompok-kelompok), dengan
maksud untuk meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
P : Bagaimana bapak memimpin sekolah ini?
SOE : Di era global ini memang perubahan merupakan suatu hal yang positif dan tidak dapat
dipungkiri pengelolaannya, antara lain dengan memberdayakan dan melaksanakan
MPMBS (manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah). Agar organisasi ini menjadi
dinamis, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: (a) proses pembuatan
kebijakan; (b) implementasi kebijakan; dan (c) kontribusi kebijakan.
P : Bagiamana kiat-kiat bapak mempertahankan kualitas pendidikan di SMAN 3?
SOE : Ada beberapa hal yang dilakukan antara lain: (1) manajemen; (2) efektivitas
pembelajaran; (3) variasi metode dan media; (4) diversifikasi kurikulum; dan (5)
pemberdayaan fasilitas-fasilitas dan kemampuan- kemampuan siswa. Hal ini dituangkan
dalam bentuk kegiatan-kegiatan kurikuler, dan pembentukan kelompok-kelompok
(seperti kelas olimpiade dan kegiatan ilmiah remaja). Dalam melaksanakan kegiatan
tersebut perlu adanya keseimbangan IQ, EQ, dan SQ, dan hal yang perlu dicatat disini
peserta didik merupakan mahluk sosial, yang perlu berinteraksi dengan yang lain.
P : Bagaimana dengan keunikan pembelajaran disini?
SOE : Ada beberapa faktor pendukung mengenai keunikan pembelajaran disini yaitu: (a)
kami memiliki kualitas input yang memadai. Dengan kondisi input yang memadai kami
memiliki harapan, dengan sedikit motivasi saja yang diberikan kepada anak,
pembelajaran akan berjalan secara optimal; (b) pembelajaran kedepan bukan mengubah
kulturnya, tetapi mengedepankan pembelajaran yang orientasinya tidak banyak
verbalnya, dan terus diupayakan kedepan, sehingga ada model kurikulum berbasis
kompetensi, bahwa guru sebagai fasilitator lama kelamaan akan dituju sampai kesana;
(c) tersedianya fasilitas-fasilitas pembelajaran, dan pemanfaatan multimedia kedepan
sebagai kerangka berpikir perlu dipersiapkan.
P : Bagaiamana dengan penerapan contextual teaching and learning (CTL) di lembaga ini?
SOE : Penerapan contextual teaching and learning, modelnya lebih banyak pada bentuk-
bentuk penugasan. Untuk mata pelajaran fisika, kimia dan biologi itu sudah memiliki
pemanfaatan laboratorium dan sudah bias dilaksanakan. Pada pelajaran biologi
misalnya, siswa datang di lapangan, membuat populasi-populasi dalam mengamati
binatang- binatang yang ada disekitar lapangan. Pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial
(IPS), siswa pergi ke dewan, untuk bisa belajar masalah tata perundang-undangan. Pada
pelajaran geografi, siswa datang ke daerah gombel (suatu daerah puncak/ daerah yang
agak tinggi dari pusat kota semarang, sehingga dari tempat itu kota semarang akan
terlihat indah), dengan memfoto dari atas, bagaimana foto dari atas untuk daerah
gombel. Hal ini dilakukan untuk mengurangi verbalnya.
P : Bagaimana dengan moving class?
SOE : Di lembaga ini tidak ada moving class. Karena membutuhkan suatu perubahan tingkah
laku/budaya sehingga harus disertai disiplin yang tinggi, membutuhkan waktu
perjalanan anak dari kelas yang satu ke kelas yang lain mengingat di SMA ini
gedungnya lantai dua. Hal yang perlu dicatat disini adalah kedisiplinan untuk pindah
kelas perlu perubahan tingkah laku dan membutuhkan waktu penyesuaian. Disisi lain
kalau moving class diterapkan pihak sekolah harus menyediakan sarana dimana anak
mempunyai bass camp untuk meletakkan buku.
P : Bagaimana dengan penerapan quantum teaching and learning (QTL) ?
SOE : Awal semester 2006, sudah mencoba diversifikasi metode untuk memberikan nuansa
pada beberapa metode yang berkembang selama ini, sehingga perlu diadakan IHT (in-
house training), dan supervise kelas hal ini butuh waktu. Diversifikasi metode dalam
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) seperti CTL, inquiry dan discovery,
quantum teaching and learning. Hal yang perlu dilakukan disini adalah bagaimana kita
mencoba memberikan suatu penghargaan kepada anak, sehingga menghasilkan suatu
motivasi yang pada akhirnya menghasilkan prestasi yang cukup tinggi.
P : Bagaimana merintisnya sehingga menjadi unggul?
SOE : Karena di SMA 3 ini dibekali budaya keunggulan. Langkah selanjutnya adalah
bagaimana memenej (mengelola) budaya keunggulan tersebut.
P : Berkaitan dengan guru, bagaimana memotivasinya?
SOE : Caranya adalah memotivasi dengan perubahan. Mereka harus meninggalkan
kemapanan. Perubahan harus direspon secara positif, bagaimana pendidikan ke depan,
bagaimana kesejahteraan- kesejahteraannya.
P : Bagaimana memotivasi siswa supaya prestasi meningkat?
SOE : Dengan cara mencoba anak-anak diberi fasilitas-fasilitas. Dibentuk kelompok-
kelompok, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, fasilitas-fasilitas lain, adanya
keseimbangan antara IQ,EQ dan SQ sehingga bisa dijadikan motivasi kedepan untuk
berprestasi
P : SMA negeri 3 termasuk SNBI (sekolah nasional berstandar internasional) betul tidak
Pak?
SOE : Betul, karena ditunjuk atas dasar prestasi yang sudah diraih. Ada beberapa SMA yang
ada dijawa tengah yang dijadikan sekolah nasional berstandar internasional, yaitu SMA
Negeri 03 semarang, SMA Negeri 01 salatiga, SMA Negeri surakarta, dan SMA Negeri
01 purwokerto.
P : Keterampilan-keterampilan apa saja yang dimiliki bapak dalam meningkatkan
keunggulan pembelajaran?
SOE : Yang pertama, mencari perubahan-perubahan kearah yang lebih baik, pembelajaran ke
depan berorientasi pada ICT (terkait dengan media pembelajaran berbasis komputer dan
internet). Kedua, peningkatan layanan kepada publik.
P : Bagaimana pengembangan pembelajaran ke depan?
SOE : Ada beberapa langkah yang dilakukan : (1) pembelajaran berbasis ICT, kita bisa belajar
menggunakan perpustakaan ke mana saja; (2) adanya digital-library yaitu mencari soft
copy dari setiap buku sehingga bisa diakses anak-anak dimana saja atau dapat
digunakan diruang kelas; (3) akan disiapkan multimedia, anak-anak cukup bawa flash
disk saja; (4) mengelola kelas jangan sampai kosong, caranya dengan menggunakan
team teacing. Sebagai mahluk sosial guru sewaktu-waktu meninggalkan kelas karena
beberapa hal misalnya ta‟ziah, menengok orang sakit, keperluan keluarga dan lain-
lain, sehingga dengan adanya team teaching, anak-anak tetap belajar dan seorang guru
harus bekerjasama dengan MGMP; (5) setiap guru hendaknya menambah layanan yang
baik kepada masyarakat.
P : Bagaimana karakteristik SMA negeri 3 semarang dalam hal pembelajaran?
SOE : Pertama, kami dibekali siswa-siswa yang memadai; kedua, lebih memberikan aksentuasi
(penekanan-penekanan) pada pembelajaran yang berbasis pada multimedia sehingga
menjadi keunggulan kedepan.
P : Matur nuwun Pak, pareng. (peneliti mengakhiri wawancara dan meninggalkan ruang
kepala sekolah).
CONTOH RINGKASAN

HASIL WAWANCARA , OBSERVASI DAN STUDI DOKUMENTASI

CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA

Kode : I.W.KS.04-03-06.
Sumber Data : Drs. Soedjono, M.Si, Kepala SMA Negeri 3 Semarang Tanggal
: 04-03-2006
Hari : Sabtu
Jam : 10.00 s.d. 11. 30 WIB.
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Peringkas : Karwanto

Kode Kode Data Kode


Isi Ringkasan Data
Masalah Teknik
Isi Sifat
KEUPEM S F W  Ada beberapa faktor pendukung mengenai keunikan
pembelajaran disini yaitu: (a) kami memiliki
kualitas input yang memadai. Dengan kondisi input
yang memadai kami memiliki harapan, dengan
sedikit motivasi saja yang diberikan kepada anak,
pembelajaran akan berjalan secara optimal;
 Pembelajaran kedepan bukan mengubah kulturnya,
tetapi mengedepankan pembelajaran yang
orientasinya tidak banyak verbalnya, dan terus
diupayakan kedepan, sehingga ada model
kurikulum berbasis kompetensi, bahwa guru
sebagai fasilitator lama kelamaan akan dituju
sampai kesana;
 Tersedianya fasilitas-fasilitas pembelajaran, dan
pemanfaatan multimedia kedepan sebagai kerangka
berpikir perlu dipersiapkan.

Penerapan contextual teaching and learning,


modelnya lebih banyak pada bentuk-bentuk penugasan.
Untuk mata pelajaran fisika, kimia dan biologi itu
sudah memiliki pemanfaatan laboratorium dan sudah
bias dilaksanakan. Pada pelajaran biologi misalnya,
siswa datang di lapangan, membuat populasi-populasi
dalam mengamati binatang-binatang yang ada disekitar
lapangan. Pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial
(IPS), siswa pergi ke dewan, untuk bisa belajar masalah
tata perundang-undangan. Pada pelajaran geografi,
siswa datang ke daerah gombel (suatu daerah puncak/
daerah yang agak tinggi dari pusat kota semarang,
sehingga dari tempat itu kota semarang akan terlihat
indah), dengan memfoto dari atas, bagaimana foto dari
atas untuk daerah gombel. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi verbalnya.
Di lembaga ini tidak ada moving class. Karena
membutuhkan suatu perubahan tingkah laku/budaya
sehingga harus disertai disiplin yang tinggi,
membutuhkan waktu perjalanan anak dari kelas yang
satu ke kelas yang lain mengingat di SMA ini
gedungnya lantai dua. Hal yang perlu dicatat disini
adalah kedisiplinan untuk pindah kelas perlu perubahan
tingkah laku dan membutuhkan waktu penyesuaian.
Disis lain kalau moving class diterapkan pihak sekolah
harus menyediakan sarana dimana anak mempunyai
bass camp untuk meletakkan buku.
Awal semester 2006, sudah mencoba diversifikasi
metode untuk memberikan nuansa pada beberapa
metode yang berkembang selama ini, sehingga perlu
diadakan IHT (in-house training), dan supervise kelas
hal ini butuh waktu. Diversifikasi metode dalam
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
seperti CTL, inquiry dan discovery, quantum teaching
and learning. Hal yang perlu dilakukan disini adalah
bagaimana kita mencoba memberikan suatu
penghargaan kepada anak, sehingga menghasilkan
suatu motivasi yang pada akhirnya menghasilkan
prestasi yang cukup tinggi.
Karena di SMA 3 ini dibekali budaya keunggulan.
Langkah selanjutnya adalah bagaimana memenej
(mengelola) budaya keunggulan tersebut.
Ada beberapa langkah yang dilakukan : (1)
pembelajaran berbasis ICT, kita bisa belajar
menggunakan perpustakaan ke mana saja; (2) adanya
digital-library yaitu mencari soft copy dari setiap buku
sehingga bisa diakses anak- anak dimana saja atau
dapat digunakan diruang kelas; (3) akan disiapkan
multimedia, anak-anak cukup bawa flash disk saja; (4)
mengelola kelas jangan sampai kosong, caranya dengan
menggunakan team teacing. Sebagai mahluk sosial
guru sewaktu-waktu meninggalkan kelas karena
beberapa hal misalnya ta‟ziah, menengok orang sakit,
keperluan keluarga dan lain-lain, sehingga dengan
adanya team teaching, anak- anak tetap belajar dan
seorang guru harus bekerjasama dengan MGMP; (5)
setiap guru hendaknya menambah layanan yang baik
kepada masyarakat.
Pertama, kami dibekali siswa-siswa yang memadai;
kedua, lebih memberikan aksentuasi (penekanan-
penekanan) pada pembelajaran yang berbasis pada
multimedia sehingga menjadi keunggulan kedepan.
KKSPER S F W  Di era global ini memang perubahan merupakan
suatu hal yang positif dan tidak dapat dipungkiri
pengelolaannya, antara lain dengan memberdayakan dan
melaksanakan MPMBS (manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah). Agar organisasi ini menjadi dinamis,
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
(a) proses pembuatan kebijakan; (b) implementasi
kebijakan; dan (c) kontribusi kebijakan.
 Caranya adalah memotivasi dengan perubahan.
Mereka harus meninggalkan kemapanan. Perubahan
harus direspon secara positif, bagaimana pendidikan ke
depan, bagaimana kesejahteraan-kesejahteraannya.
 Yang pertama, mencari perubahan-perubahan
kearah yang lebih baik, pembelajaran ke depan
berorientasi pada ICT (terkait dengan media
pembelajaran berbasis komputer dan internet). Kedua,
peningkatan layanan kepada publik.

STRKKS S F W Ada beberapa hal yang dilakukan antara lain : (1)


manajemen; (2) efektivitas pembelajaran; (3) variasi
metode dan media; (4) diversifikasi kurikulum; dan (5)
pemberdayaan fasilitas-fasilitas dan kemampuan-
kemampuan siswa. Hal ini dituangkan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan kurikuler, dan pembentukan
kelompok- kelompok (seperti kelas olimpiade dan
kegiatan ilmiah remaja). Dalam melaksanakan kegiatan
tersebut perlu adanya keseimbangan IQ, EQ, dan SQ,
dan hal yang perlu dicatat disini peserta didik
merupakan mahluk sosial, yang perlu berinteraksi
dengan yang lain.
Keterangan:
Pak Soedjono adalah Kepala SMA ”X”, yang dijadikan informan dalam penelitian.
Sebelum mengadakan wawancara, peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan
tujuan peneliti kepada informan. Peneliti datang ke sekolah pada hari rabu tanggal 1 maret
2006 dengan membawa proposal penelitian dan surat ijin penelitian dari Perguruan Tinggi serta
meminta waktu kepada kepala sekolah.
Berdasarkan kesepakatan wawancara akhirnya dilakukan pada tanggal 4 Maret 2006 di
ruang kepala sekolah
REDUKSI DATA PENELITIAN KUALITATIF

A. KASUS I: SMA NEGERI “X”

1. Keunggulan Pembelajaran di SMA Negeri „X”

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah

Kode Teknik Isi Ringkasan Data Tema


W Ada beberapa faktor pendukung mengenai keunikan KEUPEM
pembelajaran disini yaitu: (a) kami memiliki kualitas input yang
memadai. Dengan kondisi input yang memadai kami memiliki
harapan, dengan sedikit motivasi saja yang diberikan kepada
anak, pembelajaran akan berjalan secara optimal; (b)
pembelajaran kedepan bukan mengubah kulturnya, tetapi
mengedepankan pembelajaran yang orientasinya tidak banyak
verbalnya, dan terus diupayakan kedepan, sehingga ada model
kurikulum berbasis kompetensi, bahwa guru sebagai fasilitator
lama kelamaan akan dituju sampai kesana; (c) tersedianya
fasilitas-fasilitas pembelajaran, dan pemanfaatan multimedia
kedepan sebagai kerangka berpikir perlu dipersiapkan
(I.W.KS.KEUPEM.04-03-06: 2-3).

Hasil wawancara dengan Koordinator Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kota Semarang

Kode Teknik Isi Ringkasan Data Tema

W Keunggulan pembelajaran di SMA Negeri 3 Semarang adalah: KEUPEM


(1) mempunyai input yang unggul. Siswa-siswa di SMA Negeri 3
Semarang, mempunyai IQ yang pinter, motivasi belajar tinggi,
dan kesiapan belajar OK; (2) sarana dan prasarana yang
memadai; (3) kinerja guru dan kepala sekolah baik; dan (4)
dukungan dari orang tua optimal (III. W. KPS. KEUPEM.08-02-
08: 124).

Hasil wawancara dengan kepala sekolah

Kode Teknik Isi Ringkasan Data Tema

W Ada beberapa langkah yang dilakukan : (1) pembelajaran berbasis KEUPEM


ICT, kita bisa belajar menggunakan perpustakaan ke mana saja;
(2) adanya digital-library yaitu mencari soft copy dari setiap buku
sehingga bisa diakses anak-anak dimana saja atau dapat
digunakan diruang kelas; (3) akan disiapkan multimedia, anak-
anak cukup bawa flash disk saja; (4) mengelola kelas jangan
sampai kosong, caranya dengan menggunakan team teacing.
Sebagai mahluk sosial guru sewaktu-waktu meninggalkan kelas
karena beberapa hal misalnya ta‟ziah, menengok orang sakit,
keperluan keluarga dan lain-lain, sehingga dengan adanya team
teaching, anak-anak tetap belajar dan seorang guru harus
bekerjasama dengan MGMP; (5) setiap guru hendaknya
menambah layanan yang baik kepada masyarakat
(I.W.KS.KEUPEM.04-03-06:4).
HASIL OBSERVASI

Kode : II.O.PBMKOM.08-03-06.
Lokasi : Ruang Laboratorium Komputer SMA “X”
Jenis Obyek : Proses Belajar Mengajar di Kelas Komputer
Tanggal : 08-03-2006
Jam : 08.40. s.d. 10.00 WIB. (Pelajaran III dan IV).
Pengamat : Karwanto

Koding Data/Hasil Pengamatan

II.O.PBMKOM Sebelum masuk kelas komputer, peneliti minta ijin dulu kepada kepala
. sekolah untuk mengadakan observasi (pengamatan) di kelas. Selanjutnya
08-03-06. peneliti meminta salah seorang satpam untuk mengantar peneliti masuk ke
salah satu ruangan, setelah mendapat petunjuk dari kepala sekolah. Ruangan
tersebut adalah ruang komputer. Kebetulan ruang kelas itu, menurut jadwal
pelajaran, adalah pelajaran komputer. Lalu peneliti masuk ke kelas. Setelah
masuk kelas, peneliti meminta ijin kepada guru mata pelajaran komputer
untuk mengadakan observasi mata pelajaran komputer, akhirnya peneliti
diijinkan. Setelah diijinkan peneliti langsung memperkenalkan diri kepada
murid-murid yang ada di kelas dan juga kepada guru mata pelajaran
komputer. Untuk pembelajaran komputer dilihat dari sarana prasarana sudah
memadai. Di sekolah siswa belajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam proses belajar mengajar, keberagaman siswa perlu dipahami sebagai
suatu realitas sekaligus tantangan bagi guru dalam menciptakan suasana
belajar yang bermakna dan menyenangkan. Untuk pembelajaran sekaligus
menguak dunia, pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran bebasis
ICT atau pembelajaran berbasis teknologi informasi atau disebut dengan ICT.
Para siswa tersebut, terlihat sudah mahir menggunakan komputer dan
internet. Bahkan mereka juga mahir membuat website dan program lainnya.
Dengan komputer, mereka juga bisa berkomunikasi dengan teman- teman
pelajar sedunia. Mereka tak lagi gagap teknologi. Yang menarik, para siswa
tersebut sudah bisa membuat artikel atau riset mengenai budaya, teknologi,
politik, keuangan, dan keamanan dengan bahasa Inggris. Artikel atau riset
yang mereka buat itu kemudian di upload ke situs masing-masing.
Dengan demikian, apa yang mereka lakukan bisa dibaca atau diketahui
oleh pelajar dan masyarakat dunia. Dengan fasilitas dan keterampilan soal
teknologi informasi, setiap siswa bisa melihat kehidupan jagat raya dengan mudah
dan lebih transparan. Sebab teknologi informasi (TI) merupakan jendela dunia.
Karena itu, mau tak mau TI harus dikuasai. Lebih-lebih oleh siswa/pelajar di semua
jenjang pendidikan.
CATATAN LAPANGAN HASIL DOKUMENTASI

CL. Nomor : 002


Kode : I.D.SKLH.KKSPER.08-02-08
Dokumen : Program Peningkatan Kualitas Sekolah
Diringkas : 8 Februari 2006.

Isi Dokumen Keterangan


Program peningkatan kualitas sekolah, baik program akademik maupun
akademik yaitu:
1. Pengembangan proses belajar mengajar, serta pembuatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) yang berorientasi pada kurikulum setingkat
internasional.
2. Kelas X, XI, XII setiap semester selain mendapat program ulangan harian
dari guru pengajar juga mendapat ulangan harian terprogram secara pararel
dalam bentuk cetak dari sekolah sebanyak dua kali dengan alokasi waktu
setiap mata pelajaran 45 menit dan dilaksanakan secara serentak dimulai
pada jam pertama, dengan catatan pelajaran tetap berlangsung sesuai jadwal
dengan alokasi waktu menyesuaikan.
3. Pemberian praktikum siang hari bagi kelas X, XI dan XII.
4. Pengembangan alat evaluasi berbasis ICT untuk kelas X, XI, dan XII.
5. Pemberian program Mastery Learning bagi kelas X, XI, dan XII agar
mencapai SKBM 75 khususnya untuk kelas X.
6. Kelas X, XI akan mendapatkan program percepatan pencapaian target
kurikulum/ pendalaman materi/ perluasan materi selama 4 sampai dengan 5
minggu sebelum ulangan dimulai.
7. Kelas XII akan mendapatkan program percepatan pencapaian target
kurikulum/ perluasan materi/ pedalaman materi sejak pertengahan semester
sampai menjelang dilaksanakan Ujian Sekolah/Ujian Nasional Tahun
Pelajaran 2007/2008. Pelaksanaan program percepatan pencapaian target
kurikulum/ pendalaman materi kelas XII dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran diatur dengan kesepakatan guru dan siswa dapat mengambil waktu
jam ke 0 sehingga pencapaian kelulusan 100% dengan rata-rata minimal 75,
diutamakan untuk mata pelajaran yang di UN/US kan.
8. Multiple Intelligent Test bagi siswa kelas X.
9. Program layanan psikologi (kelas X, XI, XII).
10. Penggunaan metode wajib (quantum teaching) kelas X, XI, XII.
11. Pemberian matrikulasi bagi kelas XI.
12. Standar test bagi kelas XII.
13. Pada tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 3 Semarang
menyelenggarakan kelas khusus/olimpiade, yang mana pada kelas ini peserta
didik diberikan materi pembelajaran seperti kelas regular plus tambahan
pembelajaran khusus persiapan olimpiade.
14. Pada tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 3 Semarang melaksanakan
program SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Dengan program ini
diharapkan siswa akan dapat memperoleh kualitas pendidikan dengan taraf
internasional.

Komentar Peneliti:

Berdasarkan dokumen program peningkatan kualitas sekolah ini diperoleh informasi


sebagai berikut: Pertama, program kerja dalam perencanaan peningkatan keunggulan
pembelajaran ditetapkan dalam program peningkatan kualitas sekolah, baik akademik dan non-
akademik. Kedua, program peningkatan kualitas sekolah yang berkaitan dengan keunggulan
pembelajaran meliputi 14 hal pokok yaitu: (1) pengembangan proses belajar mengajar, serta
pembuatan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang berorientasi pada kurikulum
setingkat internasional; (2) program ulangan harian dan ulangan terprogram; (3) pemberian
praktikum siang hari; (4) pengembangan alat evaluasi berbasis ICT; (5) pemberian program
mastery learning; (6) program percepatan pencapaian target kurikulum/ pendalaman
materi/perluasan materi bagi kelas X, XI ; (7) program percepatan pencapaian target kurikulum/
pendalaman materi/perluasan materi bagi kelas XII, sejak pertengahan semester sampai
menjelang dilaksanakannya ujian sekolah/ujian nasional; (8) multiple intelligent test bagi siswa;
(9) program layanan psikologi; (10) penggunaan metode wajib (quantum teaching); (11)
pemberian matrikulasi bagi kelas XI; (12) standar test bagi kelas XII; (13) penyelenggaraan kelas
khusus/olimpiade; dan (14) pelaksanaan program Sekolah Berstandar Internasional (SBI).
Ketiga, tujuan dari program peningkatan kualitas sekolah tersebut adalah (a) meningkatkan
pencapaian prestasi akademik dalam berbagai ujian; (b) meningkatkan prestasi akademik di
berbagai event lokal, nasional dan internasional; (c) memperluas pengetahuan dasar yang perlu
diperoleh siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi; (d) siswa mampu
berkompetisi masuk perguruan tinggi yang diinginkan; (e) siswa memperoleh kualitas
pendidikan yang bertaraf internasional. Keempat, target dari program peningkatan kualitas
sekolah yaitu: (1) tercapainya kelulusan 100% pada ujian baik ujian sekolah maupun ujian
nasional dengan perolehan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)/Rata-rata minimal;
dan (2) meraih prestasi/ juara dalam berbagai kegiatan lomba baik akademis maupun non
akademis di tingkat nasional maupun internasional seperti target juara pada lomba MOSI
maupun OSN serta even lain.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pengembangan pembelajaran ke depan perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan


keunggulan pembelajaran di sekolah ini, terutama dalam hal keunggulan akademik dan non
akademik. Mengenai bagaimana pengembangan pembelajaran ke depan di sekolah ini. Berikut
penuturan kepala sekolah di lembaga ini.
Ada beberapa langkah yang dilakukan : (1) pembelajaran berbasis ICT, kita bisa belajar
menggunakan perpustakaan ke mana saja; (2) adanya digital-library yaitu mencari soft copy dari
setiap buku sehingga bisa diakses anak-anak dimana saja atau dapat digunakan diruang kelas; (3)
akan disiapkan multimedia, anak-anak cukup bawa flash disk saja; (4) mengelola kelas jangan
sampai kosong, caranya dengan menggunakan team teacing. Sebagai mahluk sosial guru
sewaktu-waktu meninggalkan kelas karena beberapa hal misalnya ta‟ziah, menengok orang sakit,
keperluan keluarga dan lain-lain, sehingga dengan adanya team teaching, anak- anak tetap
belajar dan seorang guru harus bekerjasama dengan MGMP; (5) setiap guru hendaknya
menambah layanan yang baik kepada masyarakat (I.W.KS.KEUPEM.04-03-06:4).
Pembelajaran berbasis ICT; adanya digital library yaitu mencari soft copy dari setiap
buku sehingga bisa diakses anak-anak kemana saja dan dapat digunakan di ruang kelas; anak-
anak perlu mempersiapkan flah disk; mengelola kelas jangan sampai kosong, caranya dengan
menggunakan team teaching; seorang guru harus bekerjasama dengan MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran); dan setiap guru perlu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
merupakan keunggulan pembelajaran di sekolah ini.
Dari paparan data empiris tentang keunggulan pembelajaran tersebut di atas, maka dapat
disusun simpulan-simpulan/temuan-temuan penelitian sebagai berikut:
1. Keunggulan pembelajaran diawali dari disiplin sekolah.
2. Keunggulan pembelajaran didukung motivasi belajar dan kesiapan belajar siswa baik serta
dukungan dari orang tua optimal; perluasan orientasi pada perkembangan siswa dengan
optimalisasi peran bimbingan konseling;
3. Keunggulan pembelajaran merupakan proses yang dikembangkan dengan menekankan pada:
materi pembelajaran lebih mendalam dan adanya proses belajar mengajar yang baik di
sekolah membuat siswa memahami pelajaran yang disampaikan guru; dalam proses
pembelajaran guru menggunkan pendekatan kontekstual, dapat memberdayakan lingkungan,
dan menggunakan berbagai metode pembelajaran terkini.
4. Keunggulan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan menimbulkan rasa senang dan
menuntut guru untuk kreatif dan inovatif dalam menyediakan alat-alat pembelajaran.
5. Keunggulan pembelajaran menekankan pada strategi pembelajaran dan mengembangkan
metode pembelajaran melalui metode quantum teaching and learning (QTL), contextual
teaching and learning (CTL), proses belajar mengajar dengan media film atau video, dan
pembelajaran di luar kelas (field trip) dan live-in.
6. Keunggulan pembelajaran dilakukan dengan cara: penerapan program bilingual, yaitu
berpengantar bahasa Inggris untuk mata pelajaran matematika, kimia, fisika, biologi
(MIPA), komputer, geografi dan ekonomi; penerapan kelas akselerasi, sehingga anak- anak
yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat menyelesaikan sekolahnya kurang dari 3
tahun; dan penerapan budaya akademik yang baik, sehingga mutunya lebih bagus dan
lulusannya lebih mudah diterima di perguruan tinggi (PT).
7. Keunggulan pembelajaran dilihat dari kualitas input yang unggul, dimana anak-anak yang
masuk mempunyai prestasi yang bagus, baik dalam prestasi akademik maupun prestasi non
akademik.
8. Keunggulan pembelajaran melibatkan keterampilan kepala sekolah dan didukung oleh
sumber daya yang mempunyai unjuk kerja yang bagus dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah.
9. Keunggulan pembelajaran didukung oleh kepala sekolah yang mampu memberdayakan
SDM yang ada di sekolah secara totalitas dan sunguh-sungguh supaya anak menguasai
pelajaran dan keterlibatan orang tua/stake holders terhadap pendidikan anak-anaknya.
10. Peningkatan keunggulan pembelajaran dapat dilakukan melalui penerapan digitial library,
yaitu mencari soft copy dari setiap buku sehingga bisa diakses anak-anak ke mana saja dan
dapat digunakan di ruang kelas, sehingga anak-anak perlu mempersiapkan flashdisk;
pengelolaan kelas dilakukan dengan menggunakan team teaching dan adanya kerjasama
dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata pelajaran), sehingga kelas tidak kosong.
11. Peningkatan keunggulan pembelajaran juga dapat dilakukan melalui guru-guru yang sudah
berpengalaman dalam mengajar memberikan informasi kepada guru yang belum memiliki
pengalaman mengajar mengenai bagaimana cara mengajar yang baik.
12. Penerapan pelayanan prima kepada masyarakat dapat menjadi keunggulan pembelajaran di
sekolah sehingga menjadikan sekolah tetap diminati sampai sekarang.

FORMAT CATATAN LAPANGAN

HASIL WAWANCARA

Kode :
Sumber Data :
Tanggal :
Hari :
Jam :
Tempat :
Peringkas :

Kode Kode Data Kode Isi Ringkasan Data


Masalah Teknik
Isi Sifat

HASIL OBSERVASI

Kode :
Lokasi :
Jenis Obyek :
Tanggal :
Jam :
Pengamat :

Koding Data/Hasil Pengamatan


HASIL DOKUMENTASI

RINGKASAN DOKUMEN

CL. Nomor :
Dokumen :
Diringkas :

Isi Dokumen Keterangan

Anda mungkin juga menyukai